Anda di halaman 1dari 1

IMPLEMENTASI UU KEPALANGMERAHAN PADA MASA (KAMPANYE) PILPRES DAN PILEG

UU nomor 1 tahun 2018 tentang Kepalangmerahan telah mengatur sedemikian rupa


ketentuan mengenai Penyelenggaraan Kepalangmerahan yang disertai larangan dan
sanksi pidana.

Mengacu kepada UU tersebut terutama Pasal 4 tentang Prinsip Penyelenggaraan


Kepalangmerahan, khususnya Prinsip Kenetralan, dengan penjelasan sebagai berikut:
“Yang dimaksud dengan "prinsip kenetralan" adalah prinsip yang menekankan Kegiatan
Kemanusiaan dalam rangka menjaga kepercayaan para pihak dengan tidak berpihak di
dalam perselisihan atau terlibat dalam kontroversi yang bersifat politis, rasial,
keagamaan, atau ideologis”;
maka kepada setiap komponen PMI (Pengurus, Pegawai, Anggota, dan Relawan)
diharuskan untuk netralitas diri maupun organisasi.

Sehubungan dengan maksud di atas dan sesuai Surat Edaran dari Pengurus Pusat PMI
nomor 1271/ORG/VIII/2018 tanggal 21 Agustus 2018 perihal Cuti Bagi Pengurus,
Anggota, Relawan, dan Pegawai Palang Merah Indonesia dalam Pemilihan Umum Tahun
2019, serta untuk menghindari larangan dan ketentuan pidana sebagaimana diatur
dalam UU tentang Kepalangmerahan, berikut disampaikan beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh segenap komponen PMI, yaitu:

1. Komponen PMI yang menjadi calon anggota DPR/DPD atau calon anggota DPRD
Provinsi/Kabupaten/Kota wajib mengajukan cuti (yang dibuktikan dalam bentuk
surat cuti), terhitung sejak penetapan oleh KPU, sampai dengan berakhirnya masa
pemilihan;
2. Hak dan kewenangan sebagai komponen PMI dinyatakan tidak berlaku, selama masa
cuti berlangsung;
3. Komponen PMI yang turut sebagai sebagai calon dalam pemilihan legislatif maupun
sebagai tim sukses dan/atau tim kampanye, dilarang menggunakan aset, akses,
fasilitas, seragam dan atribut PMI, serta menggunakan kata atau ucapan, kiasan
atau ungkapan, dan tulisan yang membawa nama Palang Merah Indonesia atau PMI,
maupun dalam bahasa asing “Indonesian Red Cross”, guna kepentingan kampanye
atau kegiatan lain yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan
aktivitas kampanye;
4. Pelanggaran atas himbauan di atas dapat mengakibatkan pengenaan sanksi seberat-
beratnya berupa pidana penjara 5 (lima) tahun dan pidana denda Rp
5.000.000.000 (lima miliar rupiah) sesuai dengan yang diatur dalam Pasal 38 UU
tentang Kepalangmerahan;
5. Apabila menemukan pelanggaran sebagaimana maksud di atas, dapat melaporkan
melalui hastag #PMINetral di media sosial yang akan ditindaklanjuti sesuai dengan
ketentuan Kode Perilaku PMI dan/atau melaporkan langsung kepada pihak yang
berwenang;

Berkenaan beberapa hal tersebut di atas, kepada setiap komponen PMI secara umum,
untuk:
1. saling mengingatkan agar menaati dan mengaplikasikan Prinsip Penyelenggaraan
Kepalangmerahan sebagaimana yang diatur di dalam UU tentang
Kepalangmerahan.
2. Dilarang mempublikasikan foto atau video dalam situasi atau dengan latar
belakang yang mengandung unsur-unsur atau simbol-simbol partai politik, figur
Calon Legislatif/Calon Kepala Daerah/Calon Presiden/Calon Wakil Presiden serta
kegiatan politik lainnya.
3. Dilarang mengemukakan pendapat/argument/opini yang mengandung konten
keberpihakan politik komponen Palang Merah Indonesia

Anda mungkin juga menyukai