Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Intensive Care Unit (ICU) merupakan bagian mandiri dari rumah skit

atau ruangan khusus yang disediakan oleh rumah sakit dengan staf khusus

dan peralatan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan

prognosis dubia (Rudini, 2018). Pasien yang layak dirawat di ruang ICU yaitu

pasien yang memerlukan intervensi medis segera, pemantauan kontinyu serta

pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi oleh tim intensive

care. Hal tersebut dilakukan supaya pasien terhindar dari dekompensasi

fisiologis serta dapat dilakukan pengawasan yang konstan, terus menerus dan

pemberian terapi titrasi dengan tepat (Kemenkes RI, 2012).

Pada pasien di ICU sebagian besar mengalami penurunan kesadaran.

Penurunan kesadaran merupakan masalah kedaruratan yang dapat

menunjukkan gangguan yang berat pada fungsi serebral. Banyak penyebab

dari penurunan kesadaran antara lain infeksi (meningitis bakteri) atau

inflamasi (sepsis), struktural (traumatik, neoplasma, infark cerebri, abses,

hedrosefalus), metabolik (hipoglikemia), nutrisi (defisiensi thiamin) dan

toksik (keracunan) (Goysal, 2016 dalam Anasulfalah et al., 2020).

Penilaian kesadaran penting dilakukan pada pasien yang mengalami

penurunan kesadaran di ICU, hal ini bertujuan untuk mendeteksi prognosis

awal pada seorang pasien (Morton et al., 2012). Penentuan prognosis pasien
di ICU merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan. Jika terjadi kesalahan

dalam menentukan prognosis maka dapat mengakibatkan kesalahan dalam

pemberian terapi, khususnya yang berkaitan dengan pengobatan penyakit.

Dengan mengetahui prediksi dari suatu prognosis maka penanganan pada

pasien akan menjadi lebih optimal dan dapat memotivasi tenaga kesehatan

untuk memberikan penanganan yang lebih baik. Selain itu ketika seseorang

mengalami penurunan kesadaran dan tidak dilakukan pemantauan serta

penanganan segera maka hal ini akan berdampak buruk pada pasien, pasien

dapat tiba-tiba jatuh pada keadaan koma, dan keadaan koma yang tidak

mengalami perbaikan dapat berlanjut pada keadaan mati batang otak. Oleh

karena itu diperlukan observasi dan alat ukur observasi yang tepat untuk

dipakai di ruang ICU (Schnakers dalam Rudini, 2018).

Guna mendeteksi prognosis awal yang tepat pada pasien yang dirawat

di ICU, salah satunya dengan mengukur tingkat kesadaran pasien itu sendiri.

Penilaian tingkat kesadaran merupakan salah satu pemeriksaan neurologis

yang sangat penting untuk menilai kondisi pasien secara komprehensif,

sehingga ketrampilan mengukur tingkat kesadaran dianggap salah satu

kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh tenaga medis khususnya dokter

dan perawat.

Menilai tingkat kesadaran atau gangguan secara fisiologis di ruangan

ICU bukanlah sesuatu yang mudah. Karenanya dibutuhkan sebuah alat ukur

untuk menilai tingkat kesadaran yang dapat membantu menentukan prognosis

pasien, salah satu metode pengukuran kesadaran adalah Glasgow Coma Scale
(GCS). Glasgow Coma Scale merupakan metode yang paling sering dan luas

untuk mengukur tingkat kesadaran (Jamal et al., 2017). GCS sendiri

dikembangkan pada tahun 1974 dan telah menjadi gold standart untuk

mengukur tingkat kesadaran (Ramazani & Hosseini, 2019). GCS dapat

digunakan untuk menentukan prognosis seorang pasien, mengukur disfungsi

serebral, dan dapat mengevaluasi tingkat kesadaran pasien. Selain itu GCS

dapat melakukan pengukuran dalam waktu yang relatif singkat dan mudah

digunakan. Akan tetapi GCS memiliki beberapa keterbatasan salah satunya

adalah GCS kurang efektif dalam mengukur respon verbal pada pasien

dengan keadaan koma dan terpasang alat bantu napas seperti pasien

terintubasi ataupun pada pasien yang terpasang ventilator yang biasa

terpasang pada pasien yang di rawat di ruang ICU (Rudini, 2018).

Pada tahun 2005 Mayo Clinic mengembangkan metode yang

mengadaptasi GCS dalam penilaian tingkat kesadaran, bernama Full Outline

of UnResponsiveness (FOUR) Score (Peng et al., 2015). FOUR Score

memiliki empat komponen penilaian yaitu : penilaian refleks batang otak,

penilaian mata, respon motorik, serta ada penilaian pola nafas yang abnormal

dan usaha nafas, dengan skala penilaian pada tiap komponen 1-4. FOUR

Score memiliki beberapa keunggulan yaitu terdapat penilaian refleks batang

otak dengan penilaian refleks pupil dan kornea, ketika refleks tersebut tidak

dapat digunakan maka dapat menggunakan refleks batuk. Selain itu FOUR

Score juga memiliki komponen penilaian nafas abnormal dan usaha nafas

(respirasi), pada komponen ini untuk pasien yang tidak terpasang intubasi
dapat dinilai pola nafas spontan dari pasien, untuk pasien yang terpasang

ventilator mekanik dapat dinilai gelombang tekanan dari pola pernafasan

spontan yang ada pada monitor ventilator. FOUR Score menunjukkan

validitas dan reliabilitas yang baik dalam menilai tingkat kesadaran (Rudini,

2018).

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan studi literature

tentang perbandingan metode GCS dan FOUR Score dalam mengukur tingkat

kesadaran. Tujuan dari penulisan literature review ini adalah untuk

mengetahui perbandingan metode GCS dan FOUR Score dalam mengukur

tingkat kesadaran pasien kritis di ICU.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah

yaitu “Bagaimana perbandingan antara Glasgow Coma Scale (GCS) dan Full

Outline of UnResponsiveness (FOUR) Score dalam pemeriksaan tingkat

kesadaran pasien kritis di ICU?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Literature review ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

perbandingan antara Glasgow Coma Scale (GCS) dan Full Outline of

UnResponsiveness (FOUR) Score dalam pemeriksaan tingkat kesadaran

pasien kritis di ICU.


2. Tujuan Khusus

a. Menganalisa artikel dan jurnal yang berhubungan dengan

perbandingan antara Glasgow Coma Scale (GCS) dan Full Outline of

UnResponsiveness (FOUR) Score dalam pemeriksaan tingkat

kesadaran pasien kritis di ICU.

b. Membuat rekomendasi berdasarkan studi literatur tentang

perbandingan antara Glasgow Coma Scale (GCS) dan Full Outline of

UnResponsiveness (FOUR) Score dalam pemeriksaan tingkat

kesadaran pasien kritis di ICU.

D. Manfaat

Manfaat dari penyusunan Literature Review ini dalah sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

a. Pelayanan Kesehatan

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi

pelayanan kesehatan dalam melakukan pemeriksaan tingkat kesadaran

pada pasien kritis di ICU.

b. Profesi Perawat

Sebagai bahan evaluasi bagi profesi keperawatan dalam meningkatkan

pengetahuan tentang pemeriksaan tingkat kesadaran pasien kritis di

ICU.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai tambahan wawasan dan informasi pengetahuan tentang

pemeriksaan tingkat kesadaran pada pasien kritis di ICU.


b. Sebagai bahan kajian yang lebih mendalam bagi pengembangan teori

tentang pemeriksaan tingkat kesadaran pada pasien kritis di ICU.


BAB II

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian literature

review. Literature review adalah ikhtisar komprehensif tentang penelitian

yang sudah dilakukan mengenai perbandingan antara Glasgow Coma Scale

(GCS) dan Full Outline of UnResponsiveness (FOUR) Score dalam

pemeriksaan tingkat kesadaran pasien kritis di ICU dan apa yang belum

diketahui untuk mencari rasional dari penelitian yang sudah dilakukan atau

untuk ide penelitian selanjutnya (Wee & Banister, 2016). Literature review

merupakan sebuah metodologi penelitian dengan cara mengumpulkan dan

mengambil intisari dari penelitian sebelumnya serta menganalisis gambaran-

gambaran dari para ahli yang tertulis didalam teks (Snyder, 2019).

B. Metode Pengumpulan Data

1. Database Pencarian

Pencarian literatur dilakukan pada bulan Mei 2022. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang tidak diperoleh

dari pengamatan langsung, namun diperoleh dari hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder

yang berupa artikel jurnal, baik internasional maupun nasional dengan

tema yang telah ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review ini

menggunakan 4 (empat) database yaitu PubMed, Wiley, Research Gate,

dan Google Scholar


2. Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keywords dan Boolean

operator (AND, OR, and NOT) yang digunakan untuk memperluas atau

menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam menentukan

artikel atau jurnal yang akan digunakan. Kata kunci dalam literature

review ini disesuaikan dengan Medical Subject Heading (MeSH) seperti

berikut :

Tabel 2. 1 Kata Kunci Literature Review

GCS FOUR Score Tingkat Ruang Intensif


Kesadaran
OR OR OR OR
Glasgow Coma Full Outline of Kesadaran Intensive Care
Scale UnResponsiveness Unit (ICU)
Score
OR
Consciousness

3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOT

framework, yang terdiri dari :

a. Population/ problem yaitu populasi atau masalah yang akan

dianalisais sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature

review

b. Intervention yaitu suatu tindakan atau penatalaksaan terhadap kasus

perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan

studi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature

review
c. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang

digunakan sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan

kelompok kontrol dalam studi yang terpilih

d. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu

yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature

review

e. Time yaitu waktu pelaksanaan studi yang dilakukan

Tabel 2. 2 Kriteria Inkusi dan Ekslusi

Kriteria Inklusi Eksklusi


(PICOT)
Population Pasien kritis yang Selain pasien kritis
dirawat di ICU yang dirawat di ICU
Intervention Pemeriksaan tingkat Tidak dilakukan atau
kesadaran selain pemeriksaan
tingkat kesadaran
Comparison Kelompok intervensi Tidak ada kelompok
dan kelompok kontrol intervensi dan kontrol
Outcome Analisis perbandingan Analisis perbandingan
GCS dan FOUR Score selain GCS dan FOUR
dalam pemeriksaan Score dalam
tingkat kesadaran pemeriksaan tingkat
kesadaran
Time Post 2017 Pre 2017
Study Design and Quasy-experimental Systematic review,
Publication Type studies, randomized Literature review
control and trial, cross
sectional studies,
comparative studies,
prospective study
Language Bahasa Indonesia dan Selain Bahasa
Bahasa Inggris Indonesia dan Bahasa
Inggris
4. Pencarian Artikel

Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

selanjutnya diekstraksi dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :

Pencarian menggunakan keywords melalui database


PubMed, Wiley, Research Gate, dan Google Scholar

Hasil
PubMed : 72
Wiley : 11
Research Gate : 10
Google Scholar : 103
(n = 196)
Studies excluded (∑n = 84)

- Judul sama (n = 5)
- Judul tidak sesuai (n = 79)

Jumlah skrinning Studies excluded (∑n = 81)


melalui judul
(n = 112) - Population : Tidak berfokus pada pasien
kritis di ICU (n = 18)
- Intervention : Tidak membandingkan
GCS dan FOUR Score (n = 37)
- Outcome : Tidak membahas perbandingan
GCS dan FOUR Score
Jumlah skrinning (n = 23)
melalui abstrak - Study design : Tidak sesuai kriteria
(n = 28) inklusi (n =16 )

Studies excluded (∑n = 19)

- Intervention : Tidak membandingkan


Jumlah skrinning GCS dan FOUR Score (n = 3)
berdasarkan fulltext - Outcome : Tidak membahas perbandingan
(n = 9) GCS dan FOUR Score
(n = 7)
- Artikel tidak tersedia fulltext (n =9)

Jumlah artikel yang


sesuai dan bisa
digunakan
(n = 9)

Gambar 2. 1 Skema Pemilihan Artikel


5. Strategi Penelusuran Publikasi

Strategi penelusuran publikasi dalam literature review ini adalah

semua jenis penelitian yang relevan dengan tema penelitian review

literatur. Semua jenis sampel yang terkait sesuai kriteria inklusi

dimasukkan sebagai sampel yang diamati dalam literature review.

Jurnal atau artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi,

kemudian diambil dan dianalisis. Literature review ini menggunakan

literature terbitan dari tahun 2017- April 2022. Penelusuran publikasi

yang dilakukan peneliti pada database Pubmed, Wiley, Research Gate,

dan Google Scholar didapatkan 196 artikel. Selanjutnya dilakukan

skrinning dengan memperhatikan judul, kata kunci, abstrak, dan hasil

penelitian yang dilakukan. Pemilahan artikel juga meliputi artikel yang

tidak dapat diakses, teks tidak lengkap atau tidak fulltext, serta publikasi

abstrak saja. Kemudian dari proses tersebut didapatkan hasil 10 artikel.

Tabel 2. 3 Strategi Pencarian pada Database

Strategi Pencarian pada Database


Langkah pencarian artikel melalui database
1. Glasgow Coma Scale OR GCS
2. Full Outline of UnResponsiveness Score OR FOUR Score
3. Tingkat Kesadaran OR Kesadaran OR Consciousness
4. Ruang Intensif OR Intensive Care Unit (ICU)
5. #1 AND #2 AND #3 AND #4 (Boolean operator (AND,
OR, and NOT))
C. Merangkum dalam Tabel Ringkasan Pustaka

Sebelum artikel dirangkum dalam ringkasan pustaka, peneliti terlebih

dahulu menbaca abstrak setiap jurnal untuk memberikan penilaian apakah

permasalahan yang dibahas sesuai dengan tujuan penelitian. Mencatat poin-

poin penting dan relevansinya dengan permasalahan penelitian, untuk

menjaga agar tidak terdapat unsur plagiarisme, peneliti hendaknya juga

mencatat sumber informasi dan mencantumkan daftar pustaka yang dikuti.

Membuat catatan, kutipan, atau informasi yang disusun serta sistematis

sehingga peneliti dengan mudah dapat mencari kembali jika sewaktu-waktu

diperlukan (Nursalam, 2016).

Metode yang digunakan dalam membuat ringkasan pustaka dalam

literature review ini menggunakan teori Evidence Based Practice (EBP)

dengan menggunakan metode PICOT. Metode PICOT ini terdiri dari P

(Population, problem yang ada dalam penelitian), I (Intervention yang

diberikan), C (Comparation/ pembanding dalam penelitian), O (Outcome/

hasil yang diperoleh dalam penelitian), dan T (Time/ waktu dalam melakukan

penelitian) (Notoatmodjo, 2014).

Artikel yang sudah dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

kemudian disimpulkan dalam sebuah tabel. Tabel yang dibuat berisi nama

peneliti, tahun penelitian, judul penelitian, metode dan hasil penelitian.

Setelah hasil penulisan dari beberapa literature sudah dikumpulkan, penulis

akan menganalisa hasil dari perbandingan antara Glasgow Coma Scale (GCS)
dan Full Outline of UnResponsiveness (FOUR) Score dalam pemeriksaan

tingkat kesadaran pasien kritis di ICU.

D. Analisis dan Sintesis

Analisis adalah suatu bentuk untuk mengurai suatu masalah atau fokus

kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan atau tatanan

bentuk sesuatu yang diurai itu tampak lebih jelas maknanya atau lebih mudah

dimengerti. Analisis adalah sebuah kegiatan untuk mencari pola (Sugiyono,

2015).

Literature review ini disintesis menggunakan metode naratif dengan

pengelompokan data-data hasil ekstraksi yang sesuai dengan kriteria inklusi.

Dalam penelitian ini penulis melakukan analisa sintesa dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

Studi Literature

Pengumpulan data

Konsep yang diteliti

Analisa data

Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar 2. 2 Diagram Alur Konsep yang Diteliti


Artikel atau jurnal pada literature review ini, dianalisis berdasarkan level

Evidence Based Practice dan dikategorikan berdasarkan piramida penelitian

seperti dibawah ini :

Gambar 2. 3 Piramida Level Evidence Based Practice


Sumber : (Grove & Gray, 2019)

Anda mungkin juga menyukai