Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bimatama Arif Raharjanto

NIM : 170710101224

Matakuliah : Perbandingan Hukum Tata Negara

Kelas :F

1. Menemukan problematik pengaturan dan hierarki peraturan perundang-


undangan Indonesia berdasarkan UU No.12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Peraturan Perundang-


undangan ini mengganti peraturan sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2004. Namun demikian Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
pada kenyataannya masih memunculkan beberapa problematika hukum,
antara lain

a. Masuknya Ketetapan MPR dalam tata urutan perundang-udangan,


dimana tata letak Ketetapan MPR di bawah UUD 1945 yaitu urutan ke 2.
Ketetapan MPR merupakan staatsgrundgesetz atau Aturan Dasar Negara/
Aturan Pokok Negara, yang berisi garis-garis besar atau pokok-pokok
kebijaksanaan negara, sifat norma hukumnya masih secara garis besar,
dan merupakan norma hukum tunggal dan tidak dilekati oleh norma
hukum sekunder. Sifat-sifat norma yang ada dalam Ketetapan MPR ini
sebenarnya sama dengan yang ada dalam Pasal-Pasal UUD, itu sebabnya
norma dalam Ketetapan MPR dapat mengisi atau melengkapi norma
UUD.Dengan tidak diaturnya mengenai mekanisme pengujian tersebut
jelas dalam kehidupan bernegara terjadi adanya ketidak pastian
hukumnya terkait dengan pengujian terhadap Ketetapan MPR maupun
UU yang bertentang dengan Ketetapan MPR.

b. Kedudukannya lebih tinggi yang mana antara Peraturan Perundangan-


undangan yang dibentuk oleh lembaga negara tersebut jika
dipersandingkan dengan jenis Peraturan Perundangan-undangan
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011,
misalkan sebagai dasar hukum lebih tinggi mana kedudukannya antara
Peraturan Bank Indonesia dengan Peraturan Pemerintah, karena dalam
praktek sering terjadi hal yang demikian, sedangkan dalam UU No. 12
Tahun 2011 belum ada penjelasannya lebih lanjut. Sebagai contoh di
dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1999, mengatur dengan
memperbolehkan pihak asing dapat membeli maksimal 99% saham di
bank Lokal, sementara dalam Peraturan Bank Indonesia No.
14/8/PBI/2012 mengatur bahwa pihak asing dapat membeli maksimal
hanya 40%, dari kedua peraturan tersebut mana yang lebih tinggi
kedudukannya.

c. Kedudukan Peraturan Menteri. Terkait dengan Peraturan Menteri secara


hukum diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan (Pasal 8 UU
No.12 Tahun 2011). Namun dalam prakteknya banyak daerah dalam
membentuk perda tidak mengacu pada Peraturan Menteri bahkan
cenderung diabaikan dengan alasan tidak masuknya jenis Peraturan
Menteri dalam jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di
Indonesia.

2. Menemukan Kelebihan Pengaturan jenis dan hierarki peraturan Perundang-


undangan Prancis dibandingkan pengaturan jenis dan hierarki peraturan
peraturan perundang-undangan Indonesia.

Di Indonesia Hierarki Perundang-undangan di atur dalam UU No,12 Tahun


2011 dalam pasal 7 ayat 1 yang di urutkan menjadi 8 urutan. Berbeda dengan
Prancis peraturan perundang-undangan di prancis hanya ada 4 urutan

a. Konstitusi dan Hukum yang mengubahnya, dalam aturan tertinggi Negara


Prancis dapat di ketahui bahwa sesuatu Konstitusi dan hukum yang baru
dapat mengubah sebuah konstitusi dan Hukum yang lama.

b. Perjanjian Internasional yang diratifikasi, dipublikasi, dan dilaksanakan


oleh pihak lain dalam perjanjian internasional tersebut, Dalam urutan
nomer 2 Perjanjian prancis ini tidak ada dalam Hierarki Perundang-
undangan Indonesia. Ini lah kelebihan dari Hierarki Perundang-undangan
prancis dimana perjanjian internasional masuk ke dalam hierarki
perundang undangannya.

c. Lois (le pouzoir legislate) yaitu kekuasaan membentuk peraturan


perundang-undangan yang di berikan secara jelas oleh konstitusi kepada
parlemen, dalam perundang-undangan ini secara jelas dan terperinci
bahwa undang-undang seperti apa dan terbagi menjadi 2 yaitu Lois
Organiques dan Lois Ordinance. Perbedaannya di Indonesia adalah hanya
Undang-undang dan bahkan ada peraturan yang secara dengan Undang-
undang, tidak di jelaskan secara rinci.

d. Kekuasaan membentuk peraturan perundang-undangan oleh pemerintah


yang dalam hal ini adalah perdana Menteri dan Menteri-menterinya,
berbeda dengan Indonesia. Ini adalah urutan terakhir di Hierarki
Perundang-undangan prancis.

3. Menemukan pembaharuan hukum pengaturan jenis dan hierarki peraturan


perundang-undangan Indonesia dengan bahan dari pengaturan jenis dan
hierarki peraturan perundang-undangan Prancis.

a. Pembentuk Undang-Undang segera melakukan pengaturan mengenai


mekanisme pengujian terhadap Ketetapan MPR, memasukkan Peraturan
Menteri dalam hierarki peraturan perundangundangan, dan memberikan
penjelasan lebih lanjut tentang kedudukan peraturan selain dalam
hierarki peraturan perundangundangan.

b. Pengaturan dan penjelasan tersebut bisa dilakukan dengan cara


melakukan perubahan atau amandemen terhadap UU No. 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai