PENDAHULUAN
Lagu akan selalu berkaitan dengan lirik dan musik yang mengiringinya.
Dapat dikatakan bahwa kekuatan dari sebuah lagu terletak pada hadirnya kedua
aspek tersebut. Lirik merupakan pemikiran atau gagasan seseorang terhadap suatu
hal yang dituangkan dalam rangkaian kata dengan musik sebagai media
musik instrumental, begitu pula dengan sebuah lagu tanpa musik tidak akan
membedakannya dengan sebuah puisi atau sajak sehingga dapat pula dikatakan
lagu merupakan perpaduan antara dinamisme musik dan keindahan bahasa sastra
meskipun tentu saja tidak semua lagu dapat digeneralisasi demikian. Lalu, apa
melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap
kehidupan manusia (kemanusiaan). Jenis karya sastra yang hampir serupa dengan
lirik lagu adalah puisi. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001: 820),
lirik merupakan karangan (sastra) prosa tetapi berirama puisi sehingga lebih indah
dari prosa biasa. Hal ini sejalan dengan beberapa definisi puisi yang dikemukakan
oleh para penyair romantik Inggris. Carlyle (via Pradopo, 2010: 6) berpendapat
1
2
menciptakan puisi itu memikirkan bunyi yang merdu seperti musik dalam
puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian
bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan menggunakan orkestra bunyi.
emosional serta berirama, misalnya dengan kiasan, citra-citra, dan disusun secara
artistik dan bahasanya penuh perasaan serta berirama seperti musik. Dari beberapa
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa puisi dan lirik lagu sebenarnya
dengan cara dinyanyikan dengan iringan musik. Pada penelitian ini, yang
digunakan sebagai objek material penelitian adalah lirik lagu dari sebuah grup
Gensou gakudan1 Sound Horizon atau lebih dikenal dengan sebutan Sound
Horizon adalah salah satu grup musik dari Jepang. Meskipun dinamakan grup
musik akan tetapi anggota tetap dari Sound Horizon hanya satu orang yaitu Revo.
Revo merupakan pemimpin grup sekaligus sebagai pengarang lagu, penata musik,
dan pengaransemen untuk semua karya dari Sound Horizon. Revo kemudian
bekerja sama dengan para musisi dan penyanyi lain pada setiap karya musik dari
Sound Horizon.
1
Gensou gakudan (幻想楽団) – grup musik fantasi
3
gakudan karena konsep musik mereka yang merupakan musikal cerita fantasi.
Karya musik dari Sound Horizon hampir selalu merepresentasikan cerita fiksi
mengangkat aspek kontradiksi antara dua hal yang bertentangan tetapi tidak dapat
dan kegelapan, cinta dan kebencian, dan lain sebagainya. Sound Horizon memiliki
seorang ilustrator bernama yokoyan yang bertugas menangani ilustrasi pada setiap
pendengar terhadap dunia yang ada di dalam cerita pada setiap karya musik dari
Sound Horizon. Selain itu, Sound Horizon juga menghadirkan peran narator serta
karyanya.
menyebutnya sebagai CD cerita), tiga album orisinal, satu best album, dan empat
maxi single3 hingga saat ini. Seperti yang telah ditulis sebelumnya, hampir seluruh
album dan maxi single dari Sound Horizon merepresentasikan sebuah cerita
2
Seiyuu (声優) pada dasarnya sama seperti penyulih suara. Penulis memutuskan untuk
tetap menggunakan istilah seiyuu dikarenakan tingkat profesinya di Jepang berbeda dengan di
Indonesia.
3
Merupakan sebutan untuk rilisan sebuah single yang berisi lebih dari dua lagu di
dalamnya. Sebuah maxi single biasanya berisi antara tiga hingga lima lagu, sebagai perbandingan
untuk sebuah single yang umumnya hanya berisi dua lagu saja.
4
menggunakan istilah CD cerita) dari Sound Horizon yang akan diteliti pada
skripsi ini adalah CD cerita ketujuh yang berjudul Märchen (dilafalkan: mĕr'khən).
Märchen merupakan kata yang berasal dari bahasa Jerman dan dalam
ketujuh tersebut mengangkat tujuh dongeng yang diambil dari kumpulan dongeng
terkenal dari Jerman4 sebagai cerita utamanya. Sepertinya hal itulah yang menjadi
cerita ketujuhnya.
lirik lagu yang terdapat pada CD cerita tersebut. Lagu pertama memiliki peran
sebagai lagu pembuka cerita yang kurang lebih menjelaskan mengenai situasi
yang melatarbelakangi cerita. Kemudian tujuh lagu setelahnya (lagu kedua hingga
menjadi fondasi CD cerita Märchen. Dan lagu kesembilan yang merupakan lagu
elemen-elemen layaknya cerita fiksi pada umumnya seperti karakter atau tokoh,
alur, latar, tema, serta sudut pandang meskipun tidak sedetail cerita fiksi pada
4
Kumpulan dongeng yang dimaksud adalah Kinder und Hausmärchen (Dongeng Anak-
anak dan Rumah Tangga) atau lebih dikenal dengan nama Grimms Elfenmärchen (Dongeng
Grimm) karya Jacob dan Wilhelm Grimm, kakak-beradik penulis dongeng berkebangsaan Jerman.
Kumpulan dongeng ini dipublikasikan pertama kali pada tahun 1812. Edisi ketujuh kumpulan
dongeng ini merupakan edisi final yang diterbitkan pada tahun 1857, memuat 200 dongeng dan
sepuluh cerita legenda anak-anak. Dongeng-dongeng terkenal seperti Hansel & Gretel, Putri Salju
dan Tujuh Kurcaci, serta Rapunzel merupakan contoh beberapa dongeng karya Grimm (Heidi
Anne Heiner. “The Quest for The Earliest Fairy Tales”. Diakses pada 6 Maret 2014, Pukul 14.38
WIB dari http://www.surlalunefairytales.com/introduction/earliesttales.html)
5
von Friedhof yang terbangun di dasar sumur dengan sebuah boneka perempuan
yang dapat berbicara bernama Elise. Elise yang dikuasai oleh rasa dendam lalu
itulah yang menjadi dasar cerita ketujuh wanita ini. Ketujuh dongeng tersebut
tragis yang dialami ketujuh wanita tersebut. Dalam hal ini penulis melihat adanya
paradoks antara dongeng yang diangkat pada CD cerita Märchen dengan fungsi
dongeng pada umumnya. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001: 355),
yang tidak masuk akal atau tidak dapat ditemukan dalam kenyataan hidup sehari-
umum pengertian dongeng adalah cerita yang dituturkan atau dituliskan yang
Dongeng merupakan suatu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar
terjadi/fiktif yang bersifat menghibur dan terdapat ajaran moral yang terkandung
5
Pada naskah lirik asli CD cerita Märchen tertulis sebagai kyoukai (境界) namun tidak
dijelaskan dengan pasti tentang ‘batas’ apa yang dimaksud pada CD cerita tersebut. Berdasarkan
apa yang penulis pahami dari situasi pemakaian kata tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
‘batas’ yang dimaksud pada CD cerita Märchen merupakan batas antara kehidupan dan kematian.
6
dalam cerita dongeng tersebut. Hal senada juga dikatakan oleh Trianto (2007:
46) yakni dongeng adalah cerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi
Selain itu melalui dongeng, nilai, kepercayaan, dan adat masyarakat juga dapat
tercermin. Kisah ketujuh wanita tersebut selain diangkat dari tujuh dongeng
Berdasarkan hal-hal yang dijelaskan di atas, penulis ingin mengetahui makna yang
sembilan lirik lagu yang terdapat pada CD cerita Märchen karya Sound Horizon.
dengan konsep seven deadly sins. Adapun rumusan masalah penelitian dijabarkan
sebagai berikut:
cerita Märchen?
6
Dalam teologi Kristen, terdapat dosa-dosa yang tergolong ke dalam dosa yang
mematikan. Disebut mematikan karena dosa-dosa tersebut dapat mengecualikan manusia dari
keadaan rahmat (state of grace) jika tidak benar-benar bertobat dan dihilangkan dari nurani
manusia. S. Paulus mengatakan: “Dari kemurkaan terpenuhilah kehendak raga maupun jiwa.”
sehingga dari ketujuh dosa mematikan tersebut terdapat tiga dosa yang tergolong ke dalam dosa
raga karena beroperasi melalui indulgensi indera manusia yakni nafsu birahi (lust), kehilangan
kuasa diri (intemperance), dan kemalasan (sloth). Sementara empat dosa lainnya diklasifikasikan
sebagai dosa jiwa karena lebih tersalurkan di dalam pikiran manusia dibandingkan raga yakni
kebanggaan (pride), iri hati (envy), amarah (wrath), dan ketamakan (covetousness) (Liddle, 1858:
2)
7
Penelitian ini memiliki tujuan teoritis dan tujuan praktis. Tujuan teoritis
pada penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang terkandung dalam lirik
karya-karya Sound Horizon yang terkait dengan lirik-lirik lagu yang dibuatnya
Indranesya dalam skripsinya yang berjudul Lirik Lagu Kanjani Eito Bertema
teori semiotika Riffaterre untuk menganalisis empat lirik lagu bertema Osaka dari
sebuah grup musik dari Jepang bernama Kanjani Eito. Dari hasil analisis yang
dilakukan oleh Indranesya, diketahui makna keempat lirik bertema Osaka tersebut
yakni menceritakan prinsip hidup yang dimiliki orang-orang Osaka yang tidak
untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Sedangkan pada penelitian ini,
penulis menggunakan lirik lagu dari grup musik yang berbeda dari penelitian yang
Penelitian oleh Noor Sa’idah dalam skripsinya yang berjudul Diksi, Gaya
Bahasa, dan Kata Konkret dalam Lirik Lagu Karya Ninomiya Kazunari pada
tahun 2014 juga merupakan penelitian terhadap lirik lagu. Sa’idah meneliti diksi,
gaya bahasa, kata konkret, serta ketidaklangsungan ekspresi pada tiga lirik lagu
karya Ninomiya Kazunari. Dari hasil analisis yang dilakukan oleh Sa’idah,
diketahui makna dari ketiga lagu yang dianalisis yakni lagu pertama Niji adalah
kenangan sepasang kekasih yang sudah menikah saat mereka masih berpacaran,
lagu kedua Gimmick Game adalah kebohongan dan pengkhianatan yang dilakukan
oleh sepasang kekasih, dan lagu ketiga 1992*4##111 adalah penyampaian rasa
Penelitian yang dilakukan oleh Dinar Kinanthi Hanggoro Kasih pada tahun
2012 yang berjudul Puisi Remon Aika dalam Antologi Chiekosho Karya
sebuah puisi berjudul Remon Aika karya Takamura Kotaro dan menyimpulkan
bahwa puisi tersebut merupakan refleksi cinta dan kasih sayang dari seorang
menggunakan lirik lagu. Meskipun pada penelitian Indranesya dan Sa’idah juga
9
menggunakan lirik lagu sebagai objek material penelitiannya, tetapi sembilan lirik
lagu dari CD cerita Märchen karya Sound Horizon yang digunakan pada
penelitian ini memiliki hubungan pada setiap liriknya yang pada akhirnya
membentuk sebuah cerita yang padu, sedangkan empat lirik lagu dari Kanjani Eito
pada penelitian Indranesya dan tiga lirik lagu pada penelitian Sa’idah merupakan
lirik lagu yang berdiri sendiri dan tidak memiliki hubungan satu sama lain.
Teori utama yang dipakai pada penelitian ini adalah teori semiotika. Teori
semiotika pada dasarnya merupakan teori mengenai tanda. Menurut Paul Cobley
dan Litza Janz, secara definitif semiotika berasal dari kata seme dari bahasa
Yunani yang berarti penafsir tanda. Literatur lain menjelaskan bahwa semiotika
berasal dari kata semeion yang berarti tanda. Dalam pengertian yang lebih luas,
sebagai teori, semiotika berarti studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi
keseluruhan tanda dalam kehidupan manusia, baik tanda verbal maupun nonverbal.
Menurut Eco (via Ratna, 2004: 105), semiotika berhubungan dengan segala
sesuatu yang berhubungan dengan tanda. Sebuah tanda adalah segala sesuatu yang
secara signifikan dapat menggantikan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lain tidak
Dalam bentuk teks, baik berupa narasi maupun notasi, musik dapat
yang sejajar dengan para subjek kreator dalam karya sastra. Dengan menentukan
Hadirnya musik dan lagu-lagu populer, sebagaimana novel populer yang selalu
dihindarkan dalam karya sastra dengan alasan bermutu rendah, melalui sudut
2004: 108-109)
Teori semiotika dari Michael Riffaterre yang ditulisnya dalam buku yang
deskripsi yang koheren dan relatif sederhana terhadap struktur makna dari puisi
(Riffaterre, 1978:1)
yang berkaitan dengan pemaknaan karya sastra khususnya puisi. Pertama adalah
ekspresi tidak langsung, yaitu menyatakan suatu hal dengan arti yang lain.
yang memiliki makna lebih dari satu (polyinterpretable) yang dapat ditafsirkan
penggunaan ironi, paradoks, dan antitesis), dan nonsense (“kata-kata” yang tidak
memiliki arti, tetapi mempunyai makna gaib, atau juga mempunyai makna lain
sesuai dengan konteks, berupa deretan bunyi tanpa arti, juga dapat bermakna lucu
dalam sajak, membuat intensitas arti atau perhatian pada kata akhir, atau kata
makna liris, pencurahan pada sajak yang berpola sajak itu), tipografi (tata huruf),
dan homologue (persejajaran bentuk atau persejajaran baris) (Pradopo, 1999: 77-
80)
pembacaan menurut sistem tata bahasa normatif. Kata-kata yang tidak berawalan
dan berakhiran diberi awalan dan akhiran, dapat pula ditambahkan kata-kata atau
diubah menjadi susunan tata bahasa normatif, baik kata maupun kalimatnya dapat
diganti dengan sinonimnya atau yang memiliki arti sama. Pembacaan retroaktif
karya sastra dibaca secara berulang (retroaktif) dan diberi tafsirannya berdasarkan
80-81)
12
diabstraksikan dari karya sastra yang dianalisis. Matriks dapat berupa satu kata,
gabungan kata, bagian kalimat, atau kalimat sederhana (Pradopo, 1999: 81)
(via Pradopo, 1999: 83) mengatakan untuk memberikan makna yang lebih penuh
dalam pemaknaan sastra, sebuah karya sastra perlu dijajarkan dengan karya sastra
merupakan latar penciptaan karya sastra. Latar penciptaan ini dapat berupa
masyarakat, peristiwa dalam sejarah, atau alam dan kehidupan. Selain itu, juga
terdapat hipogram yang berupa karya sastra tertentu yang menjadi latar sebuah
Seluruh lirik lagu pada CD cerita Märchen karya Sound Horizon yang
akan digunakan sebagai sumber data utama penelitian ini merujuk pada lirik lagu
yang tertulis di buku lirik lagu yang terdapat di dalam album tersebut yakni Das
Märchen des Lichts & Dunkels ~Siebte Märchen~, karena seringkali ditemukan
perbedaan antara lirik lagu yang tertulis di buku lirik lagu dengan lirik lagu yang
dinyanyikan oleh Sound Horizon. Meskipun judul dari buku lirik lagu tersebut
tertulis dalam bahasa Jerman, tetapi lirik lagu yang tertulis di dalamnya
kerja yang dilakukan untuk mengkaji makna yang terkandung pada lirik lagu
tersebut:
digunakan dalam penelitian dan mencari sumber bacaan lain yang relevan
semiotika Riffaterre.
Penelitian ini terdiri atas empat bab yang ditulis secara sistematis. Bab I
penelitian yakni berisi uraian butir-butir masalah yang akan diteliti; tujuan
penelitian yaitu uraian mengenai tujuan dari penelitian ini; tinjauan pustaka
sudah ada; landasan teori penelitian berupa uraian mengenai teori yang digunakan
penulis dalam penelitian ini; sumber data dan metode penelitian merupakan
penjelasan mengenai hal yang dijadikan sebagai sumber data utama dalam
penelitian serta metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini; dan
diskografi dari Sound Horizon. Pada sub-bab biografi Sound Horizon merupakan
hingga saat ini dan pada sub-bab diskografi Sound Horizon merupakan kumpulan
Analisis makna lirik lagu dalam CD cerita Märchen diuraikan pada bab III.
Pada bab ini dilakukan empat tahapan analisis sesuai dengan teori semiotika
yang terdapat pada CD cerita ketujuh Sound Horizon, Märchen. Empat tahapan
jawaban dari hasil analisis penelitian sembilan lirik lagu dalam CD cerita