Anda di halaman 1dari 6

MAKNA LIRIK LAGU RAKYAT JEPANG SHIMA UTA

Putu Ira Krisanti1), Marco Antonio Barrera2), Muhammad Gavin Fat Hussangga3), Margaretta
Putri Nainggolan4) , Ni Komang Sri Ayu Andini5)

Program Studi Sastra Jepang Universitas Udayana, Fakultas Ilmu Budaya, Denpasar, Indonesia
1
[irakrisanti10@gmail.com] 2[marcoantoniobarrera25s@gmail.com] 3[gavinfath@gmail.com]
4
[rettanainggolan407@gmail.com ] 5[kmsriay23@gmail.com ]

Abstract
Shima Uta (島唄) or better known as Island Song is a song popularized by the Japanese band "The Boom" in
1992 and written by the lead singer, Kazufumi Miyazawa, based on impressions from his trip to Okinawa. The
song is viral throughout Japan because each of the lyrics represents a public image of Okinawa. Uniquely,
Shima Uta's songs use a mix of modern and pop rock and min'yo styles. The Okinawan musical instruments
and vocabulary have also been incorporated into the song. The lyrics data for this song is taken from
http://shima-uta-island-song.html. The purpose of this research is to analyze what meaning is actually
contained in the lyrics of the song Shima Uta by using Pierce's theory of semiotics, hermeneutic reading, and
qualitative methods. Until the result is obtained, the meaning contained in the lyrics of this song is sadness.

Keywords : Semiotics, Hermeneutic

Abstrak
Shima Uta (島唄) atau yang lebih dikenal dengan Island Song merupakan lagu yang dipopulerkan oleh
band asal Jepang, yaitu “The Boom” pada tahun 1992 dan ditulis oleh penyanyi utamanya,
Kazufumi Miyazawa, berdasarkan impresi dari perjalanannya ke Okinawa. Lagu tersebut sangat
populer di seluruh Jepang karena dalam tiap liriknya merepresentasikan gambaran umum tentang
Okinawa. Uniknya, lagu Shima Uta menggunakan campuran modern dan gaya pop rock serta
min’yo. Instrumen musik dan kosa kata Okinawa juga telah tergabung menjadi satu dalam lagu
tersebut. Data lirik lagu ini diambil dari http://shima-uta-island-song.html. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis makna apa yang sebenarnya terkandung dalam lirik lagu Shima
Uta dengan menggunakan teori semiotika milik Pierce, pembacaan hermeneutik, dan metode
kualitatif. Hingga diperoleh hasil bahwa makna yang terkandung dalam lirik lagu ini adalah
kesedihan.

Kata kunci: Semiotika, Hermeneutika

1. PENDAHULUAN

Kata yang sering terdengar ketika berbicara tentang min'yo adalah Ondo, Bushi, Bon uta, dan
Komori uta. Ondo merupakan sebuah gambaran umum setiap lagu rakyat dengan ayunan khas yang
dapat didengar sebagai 2/4 irama (meskipun biasanya tidak mengelompokkan ketukan). Lagu rakyat
khas yang kerap terdengar pada tarian festival Obon kemungkinan besar merupakan sebuah Ondo.
Fushi adalah lagu dengan melodi khas dan dikenal dengan sebutan “Bushi” , yang berarti “ritme”
atau “melodi”. Kata ini jarang dipakai, tetapi biasanya diawali oleh sebuah istilah yang mengacu
pada pekerjaan, lokasi, nama pribadi atau sejenisnya. Bon uta, sesuai deskripsi namanya adalah lagu
untuk Obon, festival lentera orang mati. Komori Uta adalah lagu pengantar tidur anak-anak.
Nama-nama lagu min'yo sering memiliki istilah deskriptif dan umumnya ditempatkan di akhir.
Sebagai contoh: Tokyo Ondo, Kushimoto Bushi, Hokkai Bon Uta, dan Itsuki no Komoriuta.
Salah satu dari beberapa nama-nama lagu min’yo yang akan dibahas dalam artikel ini adalah
Shima Uta. Shima Uta merupakan lagu yang dipopulerkan oleh band asal Jepang, “The Boom” pada
tahun 1992 dan ditulis oleh penyanyi utamanya, yaitu Kazufumi Miyazawa berdasarkan impresi
perjalanannya ke Okinawa. Lagu bergenre rock-min’yo ini menceritakan tentang bagaimana kondisi
ketika orang-orang Okinawa diinvasi oleh para tentara Amerika Serikat selama masa perang dunia
II. Dalam lagu tersebut juga, Miyazawa menjelaskan jika dirinya baru pertama kali mengetahui
sejarah kelam dari Okinawa. Representasi dirinya terhadap Okinawa adalah ketika mengunjungi
Museum Perdamaian dan Peringatan Himeyuri, Miyazawa melihat beberapa sisa perang dan
mengetahui fakta jika para siswi perempuan Okinawa pada masa itu secara sukarela membantu
merawat para tentara Amerika Serikat yang terluka. Tidak ada tempat bagi mereka untuk melarikan
diri dari tentara AS, hingga mereka harus memutar otak dengan cara pindah dari satu tempat ke
tempat lainnya secara sembunyi-sembunyi hanya untuk melindungi diri mereka sendiri dari serangan
para tentara AS. Beberapa diantara mereka ada yang selamat namun ada pula yang meninggal di
dalam tempat persembunyian mereka. Salah satu orang yang selamat itu kemudian menceritakan
pengalamannya selama berada di tempat persembunyian kepada Miyazawa.
Selama menulis lagu Shima Uta, Miyazawa mendapatkan sebuah fakta lain jika sebagian
besar korban Okinawa meninggal bukan disebabkan oleh pasukan Amerika, tetapi atas instruksi
Jepang untuk membunuh diri mereka sendiri daripada menyerah. Atas instruksi tersebut, banyak
orang Okinawa yang melakukan aksi bunuh diri massal di dalam tempat persembunyian mereka dan
yang paling banyak ditemukan di bawah tanah. Oleh karena itu, Miyazawa dalam lagunya
memberikan sebuah pesan, meskipun ada kegelapan dan kesedihan di bawah tanah, ada dunia yang
indah di luar. Lagu ini juga sudah menjadi lagu rakyat Okinawa untuk mengenang kejadian yang
terjadi selama perang dunia II berlangsung di wilayah mereka.

2. METODE DAN TEORI

Metode penelitian adalah cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara teliti
dan cermat serta terstruktur dengan maksud supaya tujuan penelitian tercapai serta memahami
maksud dari apa yang akan diteliti. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif, yaitu kualitatif deskriptif. Metode kualitatif deskriptif digunakan karena sumber data akan
diperoleh dari lirik lagu yang nantinya akan dideskripsikan temuan-temuannya tidak diperoleh dari
prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Adapun data yang digunakan adalah lirik lagu
jepang yang berjudul Shima Uta yang inti dari lagu tersebut mengenai perjalanan ke Okinawa serta
rasa sedih akan perpisahan.

2.1 Lirik

Lirik lagu menggambarkan ekspresi pengalaman seseorang terhadap apa yang dilihat,
didengar, dan dialami. Penyair menggunakan permainan kata-kata dan bahasa untuk
menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya. Lirik lagu mengandung
pesan yang berupa kata-kata untuk menciptakan suasana, imajinasi, dan berbagai makna
tertentu kepada pendengar. Di dalam lirik lagu terdapat imajinasi, keindahan, dan perasaan
yang dapat membangun persepsi kepada pendengar. Persepsi tersebut dapat digambarkan
pada tanda-tanda lagu yang ada di dalamnya.

2.2 Semiotik

Dalam pandangan penulis pemaknaan karya sastra, terutama puisi, sajak, ataupun
lirik lagu akan sangat tepat jika menggunakan ancangan semiotik. Semiotik adalah ilmu yang
digunakan dalam mengkaji tanda (Hoed, 2011, p.3). Tanda merupakan sesuatu yang mewakili
sesuatu yang berupa pengalaman, pikiran, perasaan, dan lain-lain. De Saussure menggunakan
istilah signifiant (penanda) untuk segi bentuk dan signified (petanda) untuk segi makna.
Charles Sanders Pierce melihat bahwa tanda bukanlah suatu struktur, melainkan suatu proses
kognitif yang berasal dari apa yang ditangkap panca indera. Hubungan antara penanda dan
petanda adalah hubungan bentuk dan makna. Tanda-tanda ini menurut Pierce memungkinkan
kita berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan
oleh alam semesta. Dalam hal ini manusia mempunyai keanekaragaman akan tanda-tanda
dalam berbagai aspek di kehidupannya. Tanda sebagai suatu alat komunikasi merupakan hal
yang teramat penting dalam berbagai kondisi serta dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek
komunikasi.

2.3 Hermeneutika

Hermeneutika adalah bagian ilmu filsafat yang sejak permulaannya di zaman klasik
dianggap bertujuan “menerangkan” atau “menerjemahkan” berita atau teks lama atau yang
berasal dari kebudayaan lain. Menurut pengertian ini, hermeneutika adalah “cara memahami
teks’. Kata hermeneutika secara etimologis berasal dan kata hermeneuein (bahasa Yunani)
yang berarti “seni menerangkan makna”. Hermeneutika cocok untuk membaca karya sastra
karena dalam kajian sastra, apapun bentuknya, berkaitan dengan suatu aktivitas yakni
interpretasi (penafsiran). Karya sastra yang terwujud dalam bentuk teks memiliki sejumlah
tanda atau kode, seperti tanda atau kode bahasa, tanda atau kode sastra, dan tanda atau kode
budaya. Tanda atau kode tersebut kadang ditampilkan dalam bentuk simbolik, sehingga
diperlukan usaha untuk menafsirkan dan memahami maknanya.

3. KAJIAN PUSTAKA
Penelitian tentang semiotika dan hermeneutika terdapat penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Alifah (2020) pada penelitiannya yang berjudul “Makna Lirik Dan Nilai Budaya
Pada Lagu Tradisional Jepang Momiji”. Penelitian ini mengkaji pemaknaan lirik dari semiotika
sebagai tanda dan hermeneutika dalam menggambarkan pemahaman yang mendalam akan lirik lagu.
Hasil penelitian menunjukkan lirik lagu momiji menggambarkan suasana saat musim gugur di
Jepang, terlihat bahwa suasana di Jepang saat musim gugur memiliki banyak warna. Daun-daun
yang berguguran tersebut akan hilang diterpa angin dan ombak sungai yang memberi tanda bahwa
musim dingin yang sunyi dan sepi akan segera datang. Musim gugur dikatakan berasal dari barat dan
dikaitkan dengan senja, bahwa matahari terbenam di barat. Makna budaya yang muncul pada lirik ini
terlihat pada kata susumoyou dan nishiki. Susumoyou adalah pola yang terdapat di kimono yang
memiliki bagian atas yang polos, sehingga pola tersebut sangat jelas terlihat indah. Nishiki adalah
kain sutra yang ditenun dengan indah menggunakan benang yang berwarna-warni.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Lirik Arti

でいごの花が咲き 風を呼び 嵐が来た Bunga Deigo telah bersemi, dan telah dipanggil
oleh angin, dan badai telah tiba.

でいごが咲き乱れ 風を呼び 嵐が来た Bunga-bunga Deigo berada di mekar penuh, dan


mereka telah disebut angin, dan badai telah
datang.

くり返す悲しみは 島渡る波のよう Pengulangan dari kesedihan, seperti ombak


yang melintasi pulau.

ウージの森であなたと出会い Aku bertemu di hutan Uji.

ウージの下で千代にさよなら Di hutan Uji juga saya mengucapkan selamat


tinggal pada Chiyo.

島唄よ 風に乗り鳥とともに 海を渡れ Nyanyian pulau, angin berhembus naik dengan


burung-burung yang menyeberangi laut.

島唄よ 風に乗り届けておくれ 私の涙 Nyanyian pulau, angin berhembus naik


membawa air mata saya dengan kamu.

でいごの花も散り さざ波がゆれるだけ Bunga-bunga Deigo telah jatuh, gelombang laut


yang lembut bergetar.

ささやかな幸せはうたかたの波の花 Sekilas sukacita, seperti bunga yang dibawa


oleh gelombang.

ウージの森で歌った友よ ウージの下で八千代 Untuk teman saya yang bernyanyi di hutan Uji.


の別れ Di hutan Uji juga saya mengucapkan selamat
tinggal pada Yachiyo.

島唄よ 風に乗り鳥とともに 海を渡れ Nyanyian pulau, angin berhembus naik dengan


burung-burung yang menyeberangi laut.

島唄よ 風に乗り届けておくれ 私の愛を Nyanyian pulau, angin berhembus naik,


membawa cinta saya dengan Anda.

海よ 宇宙よ神よいのちよ このまま永遠に夕凪 Untuk laut, alam semesta, kepada sang pencipta,


を untuk hidup, membawa angin senja yang kekal
ini.

島唄よ 風に乗り鳥とともに 海を渡れ Nyanyian pulau, angin berhembus naik dengan


burung-burung yang menyeberangi laut.

島唄よ 風に乗り届けておくれ 私の涙 Nyanyian pulau, angin berhembus naik


membawa air mataku denganmu.
島唄よ 風に乗り鳥とともに 海を渡れ Nyanyian pulau, angin berhembus naik dengan
burung-burung yang menyeberangi laut.

島唄よ 風に乗り届けておくれ 私の愛を Nyanyian pulau, angin berhembus naik,


membawa cintaku denganmu.

Lirik lagu Shima Uta (島唄) terdiri sebanyak 17 dan pengulangan lirik “島唄よ 風に乗り鳥とともに
海を渡れ” sebanyak 4 kali, “島唄よ 風に乗り届けておくれ 私の愛を” sebanyak 2 kali, dan “島唄よ
風に乗り届けておくれ 私の涙” sebanyak 2 kali.

1. Pembacaan secara Semiotika


Semiotika disini digunakan untuk mengklasifikasikan tanda-tanda di lagu Shima Uta yang
mengandung makna dan telah diterima oleh panca indera manusia baik dari segi visual maupun
auditori. Berikut merupakan lirik yang telah diklasifikasikan sebagai aspek penanda dan aspek
petanda dari lagu Shima Uta;

Aspek Penanda Aspek Petanda

でいごの花が咲き 風を呼び 嵐が来たBunga Bunga-bunga Deigo yang biasanya terletak pada


deigo telah bersemi, dan telah dipanggil oleh prefektur Okinawa, telah bermekaran.
angin, dan badai telah tiba.
Prefektur okinawa yang terletak di pulau kecil,
でいごが咲き乱れ 風を呼び 嵐が来た yang dikelilingi oleh laut, juga menjelaskan
Bunga-bunga deigo berada di mekar penuh, situasi bahwa angin kencang “memanggil”,
dan mereka telah disebut angin, dan badai telah lokasi prefektur okinawa tersebut juga
datang. menjelaskan kalimat “seperti ombak yang
melintasi pulau”
くり返す悲しみは 島渡る波のようPengulangan
dari kesedihan, seperti ombak yang melintasi
pulau.

2. Pembacaan secara Hermeneutika


Hermeneutika digunakan untuk mengklasifikasikan dan juga menjelaskan makna dari lirik-lirik di
lagu Shima Uta. Hermeneutika disini juga digunakan untuk menginterpretasikan lirik lagu Shima
Uta menjadi bahasa yang lebih mudah dipahami dan tidak terlalu puitis. Berikut lirik yang telah
diteliti dan ditafsirkan menjadi sebuah makna yang lebih sederhana;

Lirik Makna

でいごが咲き乱れ 風を呼び 嵐が来た Menggambarkan suatu hubungan percintaan


Bunga-bunga deigo berada di mekar penuh, yang sudah berjalan dengan sangat baik,
dan mereka telah disebut angin, dan badai namun salah satu dari mereka meninggalkan
telah datang. hubungan tersebut.

ささやかな幸せはうたかたの波の花 yang menggambarkan perasaan suka cita


Sekilas sukacita, seperti bunga yang dibawa namun tiba-tiba melayang pergi begitu saja.
oleh gelombang.

島唄よ 風に乗り鳥とともに 海を渡れ Menggambarkan sebuah campuran perasaan


Nyanyian pulau, angin berhembus naik yang telah dibawa pergi jauh dari seorang
dengan burung-burung yang menyeberangi manusia, juga menggambarkan perasaan cinta
laut. yang telah dibawa oleh pasangannya yang
島唄よ 風に乗り届けておくれ 私の愛を telah meninggalkan hubungannya.
Nyanyian pulau, angin berhembus naik,
membawa cinta saya dengan Anda.

5. SIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas penulis menyimpulkan bahwa lagu Shima no Uta dapat dianalisa
menggunakan dua teori yaitu semiotika dan hermeneutika. Menggunakan pembacaan secara
semiotika penulis menyimpulkan beberapa aspek penanda dan aspek petanda dari lagu yang
mengandung makna dan telah diterima oleh panca indera manusia baik dari segi visual maupun
auditori. Pembacaan menggunakan teori ini menandakan bahwa prefektur Okinawa merupakan pulau
yang kecil di mana banyak bunga deigo bermekaran dan dikelilingi oleh lautan.
Lagu shima no uta juga bisa dibaca secara hermeneutika yaitu, digunakan untuk
menginterpretasikan lirik lagu Shima no Uta menjadi bahasa yang lebih mudah dipahami dan tidak
terlalu puitis. Pembacaan menggunakan hermeneutika dari lagu ini bermakna ada sebuah pasangan
yang mempunyai perasaan yang sangat kuat tetapi perasaan dari salah satunya lambat laun
menghilang.

6. DAFTAR PUSTAKA

Alifah, Rahma Fitri.2020. Makna Lirik Dan Budaya Pada Lagu Tradisional Jepang Momiji. Jurnal.
Bandung : Universitas Padjajaran.

Oemiati, Sri & Pipiet, Furisari. 2022. Pembacaan Heuristik Dan Hermeneutik Lagu For You. Jurnal.
Semarang : Universitas Dian Nuswantoro.

Anda mungkin juga menyukai