Anda di halaman 1dari 21

E-SOSIOMETRI : PROGRAM ANALISIS SOSIOMETRI UNTUK

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Eko Susanto, M.Pd., Kons.


Email : ekobkunila@gmail.com
HP : +6281369149853

Abstrak: Sosiometri merupakan salah satu prosedur non tes yang dapat
digunakan oleh konselor/guru BK untuk mengetahui dinamika hubungan sosial
siswa di kelas. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui suasana kelas yang
dapat mendukung dalam pengembangan kehidupan efektif sehari-hari (KES)
siswa. Data hasil analisis sosiometri dapat digunakan oleh konselor/guru BK
dalam merencakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang tepat
sasaran.
Fenomena di lapangan ditemukan kesulitan dalam pengolahan data
sosiometri bila dilakukan secara manual. Makalah ini menyajikan : (1) instrumen
sosiometri dengan 12 kriteria pilihan (pertanyaan/pernyataan) untuk tingkat
perkembangan siswa SLTP dan SLTA dan (2) program analisis untuk pengolahan
data sosiometri dengan memanfaatkan fasilitas microsoft excel.
E-Sosiometri telah teruji efektif dan mudah diaplikasikan oleh
konselor/guru BK di sekolah dalam mengolah data sosiometri dan membuat
laporan analisis hasil sosiometri. E-Sosiometri sangat direkomendasikan bagi
konselor/guru BK di sekolah.

Kata kunci : e-sosiometri, kriteria pilihan, microsoft excel, konselor/guru BK


A. Latar Belakang
Tren penggunaan ICT pun pada gilirannya merambah pada pelayanan
bimbingan dan konseling, hal ini dapat diketahui dengan munculnya banyak
istilah-istilah terkait dengan penggunaan ICT dalam dunia bimbingan dan
konseling seperti; cybercounseling, e-counseling, telecounseling, distance
counseling, e-therapy, counseling based computer dan masih banyak istilah
lain yang digunakan terkait dengan pelayanan konseling (Edil Torres-Rivera
et. all; 1999, Katherine Cabaniss; 1999). Segala upaya yang dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi dalam pelayanan konseling diharapkan dapat
meningkatkan keterandalan konselor dalam menjalankan tugasnya. Hal ini
dipandang penting karena secara langsung terkait dengan kepercayaan
masyarakat (public trust) dan akuntabilitas profesi.
Berbekal keterampilan di bidang ICT diharapkan dapat meringankan
tugas konselor/guru BK khususnya dalam kegiatan need assessment yang
menjadi dasar pertimbangan dalam perencanaan pelayanan konseling. Need
assessment merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan oleh
konselor/guru BK, yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dari sasaran
layanan. Rumusan pada Permendiknas No. 27/2008 (SKAKK), menegaskan
konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor terkait dengan assessment,
dijabarkan bahwa seorang konselor diharapkan mampu menyusun dan
mengembangkan instrumen assessment untuk keperluan bimbingan dan
konseling. Kata assessment sendiri dapat diartikan sebagai suatu prosedur
pengumpulan informasi tentang orang, program, suatu objek atau attribut
(A.Muri Yusuf, 2005). Dengan demikian konselor dituntut untuk memiliki
keterampilan dan pemahaman yang mantap berkenaan dengan assessment dan
memanfaatkan ICT untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerjanya.
Dengan menggunakan perangkat ICT, kegiatan pengolahan data,
pengarsipan, analisis dan interpretasi hasil assessment dapat dilakukan
dengan sistem komputerisasi. Perangkat lunak (software) semacam microsoft
office dapat membantu konselor/guru BK dalam pengolahan data,
pengarsipan, analisis dan interpretasi data hasil need assessment. Walaupun
demikian software semacam microsoft office masih memiliki keterbatasan
fungsi. Oleh sebab itu yang diharapkan saat ini adalah hadirnya software atau
program aplikasi yang dikembangkan secara khusus untuk membantu
konselor/guru BK terkait dengan penyelenggaraan assessment.
Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan terkait dengan
pengembangan program aplikasi atau software, pengembang harus
memperhatikan karakteristik umum dari sebuah program aplikasi atau
software. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
program aplikasi adalah; (1) siapa penggunanya, (2) rekomendasi skill
(pemula, menengah, mahir), (3) navigasi program, (4) tutorial yang mudah
dipahami dan (5) security. Dengan memperhatikan kelima hal tersebut maka
pengembangan program aplikasi dapat dikatakan berorientasi pengguna (user
oriented).
Salah satu software yang diperlukan oleh konselor/guru BK adalah
software untuk mengolah data sosiometri. Saat ini sudah banyak software
yang dapat digunakan untuk mengolah data sosiometri yang dibuat oleh orang
Barat dan berbahasa asing yang sulit dipahami oleh pengguna pemula.
Program ini dijual via situs-situs di internet dengan harga jika dirupiahkan
berkisar antara Rp. 250.000,- sampai Rp 500.000,-. Transaksi untuk membeli
software ini pun relatif sulit dilakukan bagi orang awam. Peneliti telah
mengunduh (download) dan mempelajari beberapa software sosiometri versi
percobaan (trial) yang digratiskan oleh pengembang program, setelah masa
trial habis maka program tidak dapat digunakan lagi dan harus segera
membeli software aslinya.
Perkembangan saat ini sudah banyak ditemui software komputer yang
dapat digunakan untuk mengolah data sosiometri. Pada umumnya
konselor/guru BK cenderung tertarik pada analisis sosiogram yakni
visualisasi hubungan antar individu berupa icon dan tanda panah yang
menunjukkan arah pilihan individu. Padahal di dalam sosiometri dikenal
beberapa jenis analisis, peneliti mengklasifikasikan bentuk analisis sosiometri
menjadi tiga, yaitu (1) analisis gram (sosiogram); analisis ini yang sangat
dikenal oleh konselor/guru BK karena bentuknya yang menarik, (2) analisis
matrik (sosiometrik); juga dikenal dengan tabulasi bentuknya berupa tabel
yang mengidentifikasi banyaknya jumlah pilihan dengan tampilan yang
demikian mempermudah untuk mengetahui jumlah pilihan setiap siswa dan
(3) analisis indeks (sosioindeks); perhitungan indeks pilihan dengan
menggunakan formula tertentu.
Dalam analisis sosiogram peneliti merekomendasikan hanya untuk
jumlah kelompok yang terbatas, yakni kurang dari 50 orang, semakin besar
jumlah anggota kelompok maka akan semakin sulit membaca sosiogramnya.
Untuk jumlah kelompok yang lebih besar analisis yang direkomedasikan
adalah analisis matrik dan analisis indeks yang cenderung bersifat kualitatif
dan terstruktur. Selain memahami jenis analisisnya konselor/guru BK juga
harus memahami model-model sosiometri. Ada beberapa model yang dapat
digunakan dalam sosiometri yakni; (1) model nominasi (nomination model),
(2) model skala bertingkat (rating scale model) dan model paragraf (who’s
who model) (A. Muri Yusuf, 2005a).
Penggunaan jenis analisis dan model dari sosiometri perlu disesuaikan
dengan tujuan diadministrasikannya sosiometri. Yang lebih penting untuk
dilakukan berdasarkan hasil sosiometri adalah menentukan intervensi; yaitu
tindakan yang diberlakukan terhadap kelompok atau anggota kelompok
sebagai tindak lanjut (follow up). Intervensi ini dilakukan agar hubungan
sosial antar anggota di dalam kelompok cenderung pada kondisi yang
diharapkan. Intervensi dapat dilakukan dalam format kelompok atau format
individu, dan dilakukan dengan memperhatikan etika dasar konseling, yaitu
(1) kerahasiaan, (2) kesukarelaan, (3) keputusan oleh klien sendiri, (4) nilai
dan norma (Manrihu, 1994). Semua penjelasan di atas merupakan tinjauan
empiris dari metode sosiometri, yang hendaknya konselor/guru BK
memahami hal tersebut sebagai tanggung jawab profesional dari setiap
tindakan yang dilakukan.
Software sosiometri yang ditemukan di lapangan pada umumnya
dibuat oleh para ahli dibidang sosiologi dengan tujuan untuk mengukur
tingkat hubungan antar individu, tidak hanya itu software sejenis ini pun
digunakan oleh para ahli pemerhati hewan pada lembaga konservasi hewan
untuk mengukur tingkat hubungan diantara sekelompok hewan. Bentuk
analisis yang sering digunakan pada software jenis ini cenderung bersifat
kuantitatif. Dari berbagai jenis software sosiometri yang pernah peneliti temui
di lapangan, setelah ditelusuri, banyak berasal dari luar negeri yang banyak
dikembangkan oleh pakar sosiologi. Perkembangan sosiometri di Indonesia
sampai dengan September 2010, baru dua orang praktisi BK yang
memperkenalkan software sosiometri dengan report sosiogram. Sekarang
(September, 2010) sudah ada software sosiometri dengan report sosiogram
yang berlisensi freeware dan dilengkapi dengan buku tutorial cara
menggunakannya. Software ini diperkenalkan oleh Konseling Center
Indonesia pada blognya dengan alamat
http://eko13.wordpress.com/2010/10/02/software-sosiometri-2010-
fullversion.
Walaupun sudah ada software yang dapat digunakan untuk membuat
sosiogram sampai saat ini peneliti belum menemukan bentuk software
sosiometri yang direkomendasikan khusus untuk bimbingan dan konseling
dengan harga terjangkau. Hadirnya berbagai software sosiometri sedikit
membantu kerja konselor/guru BK dalam mengolah data sosiometri. Masalah
yang muncul berikutnya adalah menyusun laporan analisis sosiometri yang
dilengkapi dengan analisis deskriptif, pada kenyataannya tidak semua
konselor/guru BK dapat melakukan hal yang demikian. Pada penelitian ini
akan dikembangkan sebuah program analisis sosimetri yang dilengkapi
dengan lembar laporan baik dalam bentuk gambar, grafik dan uraian
deskriptif, yang dapat segera digunakan serta mudah untuk dipahami oleh
konselor/guru BK. Sedangkan untuk instrumen sosiometri pada umumnya
konselor/guru BK membuat instrumen sosiometri dengan cara sederhana dan
hanya terbatas pada pernyataan suka dan tidak suka. Pada penelitian ini selain
mengembangkan program analisis juga dilengkapi dengan instrumen
sosiometri yang dirancang sederhana dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari program analisis yang dikembangkan. Berdasarkan latar
belakang di atas maka penelitian ini perlu dilakukan dalam mengembangakn
instrumen sosiometri dan program analisisnya. Dalam proses pengembangan
instrumen sosiometri dan program analisisnya akan dilakukan dengan
berorientasi pada pengguna tingkat pemula, sehingga lebih mudah dipahami
dan diaplikasikan. Diharapkan upaya pengembangan instrumen sosiometri
dan program analisisnya pada penelitian ini dapat menjawab permasalahan di
lapangan berkenaan dengan aplikasi instrumen sosiometri.

B. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai bahan informasi dan pengenalan
program E-Sosiometri sebagai program pengolah data sosiometri yang
dikembangkan menggunakan microsoft excel.

C. Metodologi
Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini menggunakan pendekatan
Research and Development. Sugiyono (2008 : 407) mengatakan Research
and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut.
Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan adalah menguji performance program
E-Sosiometri, kemudian membuatkan video tutorial serta manual guide dari
program yang dikembangkan sebagai panduan penggunaan program.

D. Landasan Teori
Begitu pentingnya peranan asesmen dalam pelayanan konseling
menuntut konselor/guru BK tidak hanya mengenal instrumen pengumpul
data, lebih jauh lagi konselor/guru BK mampu mengembangkan instrumen
khususnya non tes dan sepenuhnya menggunakan data hasil asesmen untuk
membantu klien mengenal diri dan lingkungannya serta membantu klien
membuat rencana masa depannya. Dengan adanya keterbatasan kewenangan
berkenaan dengan tes, maka konselor/guru BK dapat berkolaborasi dengan
profesi lain berkenaan dengan instrumentasi tes.
Keterbatasan informasi dari hasil tes dapat dilengkapi dengan
berbagai macam prosedur non tes untuk melengkapi kekurangan tersebut.
Sosiometri merupakan prosedur non tes yang dapat digunakan oleh
konselor/guru BK untuk mengetahui hubungan sosial siswa di dalam kelas.
Untuk memahami pentingnya sosiometri dalam pelayanan konseling berikut
ini dijelaskan berbagai kajian kepustakaan tentang sosiometri.
1. Sejarah Sosiometri
Sosiometri merupakan salah satu metode psikologi sosial yang
dikembangkan oleh Jacob Lewi Moreno, MD (1889 - 1974), seorang
dokter yang beralih profesi sebagai psikiater, dibesarkan di Vienna,
kemudian pindah ke Amerika Serikat pada 1925, dan bekerja di bagian
utara negara bagian New York pada 1930-an. Moreno mengembangkan
metode ini untuk menganalisa hubungan antar emosi dalam suatu
kelompok. Metode ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi pemimpin
informal, peringkat sosial dan individu yang terisolir. Moreno juga
dikenal sebagai penemu dari metode terapi bermain peran yang disebut
psychodrama, selain itu Moreno merupakan inovator cerdas sebagai
pioneer group psychotherapy, teori peran sosial, improvisational theater,
dan aplikasi dari bermain peran dalam bisnis, pendidikan dan lain
sebagainya (Hoffman, 2001).

2. Definisi Sosiometri
Dari berbagai literatur berkaitan dengan sosiometri telah banyak
dirumuskan mengenai definisi sosiometri agar dapat dipahami dan lebih
berguna. Kata sosiometri berasal dari bahasa Latin "socius", yang berarti
sosial dan "metrum", yang berarti mengukur. Dengan mengartikan kedua
kata tersebut tersirat bahwa, sosiometri adalah salah satu cara untuk
mengukur tingkat hubungan sosial antar individu. Sosiometri mengukur
pemilihan antar personal di dalam sebuah kelompok yang mengacu pada
kriteria tertentu. Namun dalam pengertian yang luas, sosiometri
merupakan bentuk pendekatan multidimensi dimana tidak hanya meliputi
teknik pengukuran, namun juga metode-metode dan prinsip-prinsip yang
dapat diikuti untuk membuat kelompok yang lebih efektif dalam
mencapai tujuan mereka dan lebih bersifat pribadi yang memuaskan
anggotanya (Hoffman, 2001).
Sosiometri dapat pula diartikan sebagai suatu metode atau teknik
untuk memahami individu terutama untuk memperoleh data tentang
jaringan hubungan sosial antar-individu dalam suatu kelompok,
berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok.
Preferensi pribadi dapat dinyatakan dalam bentuk kesukaan untuk
berada bersama dalam melakukan kegiatan tertentu, atau dinyatakan
dalam ungkapan perasaan terhadap anggota-anggota kelompok untuk
melakukan suatu kegiatan tertentu. Dalam hal ini sering terjadi bahwa
dalam kegiatan yang berbeda individu memilih teman yang berbeda pula
(Susilo Raharjo, 2005). Moreno sendiri mendefinisikan sosiometri
sebagai “the mathematical study of psychological properties of
populations, the experimental technique of and the results obtained by
application of quantitative methods” (Hoffman, 2001). Berikut ini
beberapa definisi sosiometri;
Sosiometri merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan yang ada di
antara anggota dalam satu kelompok, guru dapat
menggunakan teknik ini untuk mengetahui struktur sosial
kelas, pemilihan bintang kelas, teman belajar kelompok
dan sebagainya (A. Muri Yusuf, 2005a)

Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh


data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok,
yang berukuran kecil sampai sedang (10-50 orang),
berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota
kelompok (WS. Winkel, 1997 )

Dari beberapa definisi sosiometri di atas dapat disimpulkan


bahwa sosiometri merupakan salah satu metode psikologi sosial untuk
mengetahui tingkat hubungan sosial antar individu di dalam sebuah
kelompok yang mengacu pada kriteria tertentu, kriteria ini terkait dengan
pengalaman individu di dalam berinteraksi dengan individu lain di dalam
sebuah kelompok, yang hasilnya dapat dijelaskan secara kuantitatif.
Ukuran hubungan antar individu dapat bermanfaat tidak hanya penilaian
perilaku di dalam kelompok, tetapi juga menjadi salah satu pertimbangan
melakukan bentuk intervensi yang dapat membawa perubahan ke arah
positif sesuai dengan yang diharapkan. Untuk membangun suasana
sebuah kelompok dalam bekerja, sosiometri dapat menjadi perangkat
canggih untuk mengurangi konflik dan meningkatkan komunikasi,
karena memungkinkan anggota kelompok untuk melihat diri secara
obyektif dan menganalisis dinamika sendiri.

3. Tujuan Sosiometri
Tujuan metode sosiometri adalah untuk mengukur nilai stimulus
sosial individu atau dengan kata lain, nilai sosial individu atau nilai
pribadi individu menurut teman sejawatnya (Shertzer and Stone,
1981:289). Namun demikian, banyak diasumsikan, bahwa sosiometri
hanya mengukur popularitas seseorang di dalam sebuah kelompok,
mengapa demikian karena banyak tergantung pada kriteria pilihan khusus
yang digunakan. Tujuan utama penggunaan teknik sosiometri adalah
untuk menilai hubungan antar orang, yang dipercaya ikut menjalankan
fungsi kepribadian. Sosiometri dapat pula digunakan sebagai metode dan
model analisis persahabatan dalam setting kelompok. Barclay (1966,
Shertzer and Stone, 1981:289) yang menyatakan bahwa sosiometri dapat
digunakan sebagai alat screening untuk mendeteksi individu yang
perilakunya dalam setting sosial tidak kongruen. Kennedy (1971, dalam
Shertzer and Stone, 1981:289) hasil penelitiannya mendukung
digunakannya teknik sosiometri untuk tujuan asesmen sekolah berkenaan
dengan penyesuaian diri siswa di sekolah.
Sosiometri didasarkan pada kenyataan bahwa setiap orang
membuat pilihan dalam hubungan antar pribadi. Kapanpun orang
berkumpul, hampir dapat dipastikan individu membuat pilihan --- tempat
duduk atau berdiri; pilihan tentang siapa yang dianggap ramah, siapa
yang menjadi idola dalam kelompok, siapa yang dipercaya untuk
menjaga rahasia, siapa yang dapat membantu mengatasi kesulitan dan
lain sebagainya. Pilihan adalah fakta mendasar yang sedang berlangsung
dalam setiap hubungan manusia, baik pilihan terhadap orang atau pilihan
terhadap sesuatu. Terlepas dari motivasi itu diketahui atau tidak oleh
pemilih, apakah pilihannya rasional atau tidak rasional. Pemilih tidak
memerlukan dasar kebenaran khusus selama mereka spontan dan benar
menurut pemilih (Hoffman, 2001).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan digunakannya
teknik sosiometri adalah sebagai alat penyaringan untuk mengidentifikasi
pola hubungan antar individu pada suatu kelompok, terkait dengan
penyesuaian diri, ketertarikan, penolakan, popularitas, konflik dan
potensi kelompok yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk
menciptakan iklim kelompok yang positif dan mendukung
pengembangan diri individu.

4. Sosiometri dalam Perspektif Psikologi Sosial


Berbicara tentang objek psikologi sosial tidak lepas dari objek
psikologi pada umumnya, sebagaimana diketahui psikologi sosial
merupakan salah satu cabang ilmu dari psikologi pada umumnya.
Diketahui bawa objek psikologi pada umumnya adalah manusia dan
kegiatan-kegiatanya, sedangkan objek psikologi sosial adalah kegiatan-
kegiatan sosial atau gejala-gejala sosial (Abu Ahmadi, 2007). Lebih rinci
lagi dijelaskan bahwa psikologi sosial adalah salah satu ilmu
pengetahuan yang mempelajari dan menyelidiki pengalaman dan tingkah
laku manusia yang dipengaruhi atau ditimbulkan oleh situasi-situasi
sosial (W. A. Gerungan, 1991).
Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya,
sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dalam wujud yang
sempurna, dan hanya manusia yang memiliki akal. Baik ilmu psikologi
dan ilmu sosial lainnnya berpendapat bahwa manusia itu dapat dipandang
sebagai (1) makhluk individu, (2) makhluk sosial, dan (3) makhluk ber-
ke-Tuhanan (Abu Ahmadi, 2007). Sebagai makhluk sosial manusia tidak
dapat hidup sendiri pasti membutuhkan orang lain untuk memenuhi
segala kebutuhannya. Manusia sejak lahir sampai mati selalu hidup di
dalam masyarakat, tidak mungkin manusia itu dapat hidup sebagai
manusia normal apabila ia hidup di luar masyarakat. Para ahli ilmu sosial
sepakat bahwa manusia tidak mungkin dapat hidup dengan baik tanpa
mengadakan hubungan dengan manusia lain, baik hubungan dalam
keluarga, teman sebaya, atau kelompok sosial lainnya.
Dengan demikian interaksi sosial dapat dipahami sebagai bentuk
antarhubungan dari individu dengan individu lain atau individu dengan
kelompok masyarakat yang bersifat timbal balik dan saling
mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari individu tidak lepas dari
hubungan dengan individu lain. Mereka selalu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan selalu memilih dengan siapa mereka akan
berhubungan. Misalnya seorang siswa yang baru masuk sekolah dan
bertemu dengan teman baru, secara tidak langsung dia akan memilih
dengan siapa dia akan berteman, dengan siapa dia akan duduk di dalam
kelas dan dengan siapa dia merasa nyaman untuk bergaul atau
bekerjasama.
Pilihan-pilihan yang demikian selalu muncul dalam diri individu
di dalam interaksi sosialnya. Interaksi sosial yang terjadi meliputi
pengertian (1) individu dapat bertentangan dengan lingkungan, (2)
individu dapat menggunakan lingkungan , (3) individu dapat
berpartisipasi --- ikut serta dengan lingkungan, (4) individu dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan (Abu Ahmadi, 2007). Begitu
pentingnya makna setiap pilihan yang dibuat oleh individu dalam
kehidupannya yang dipercaya ikut menjalankan fungsi kepribadian
seseorang. Dimana kepribadian merupakan organisasi dinamis dari
sistem-sistem psiko-fisik dalam diri individu yang turut menentukan
cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (W.A. Gerungan, 1991).
Dinamika antarhubungan individu di dalam kelompok yang
didasarkan pada pilihan-pilihan semacam ini dapat dianalisis
menggunakan sosiometri. Pada dasarnya secara sederhana metode
sosiometri menggunakan prinsip nominasi yakni memilah, menunjuk,
mencalonkan individu di dalam sebuah kelompok yang mengacu pada
kriteria tertentu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana tingkat
hubungan individu di dalam kelompok. Hasil yang didapat kemudian
menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan intervensi terhadap
kelompok. Intervensi dilakukan untuk meningkatkan partisipasi individu
di dalam kelompok dan mengurangi terjadinya konflik di dalam
kelompok tersebut.

5. Sosiometri dalam Perspektif Konseling


Dalam praktiknya konselor/guru BK sangat memerlukan data
terkait dengan sasaran layanan sebagai dasar pertimbangan
pengembangan program pelayanan konseling. Dengan data yang
kompleks konselor dapat berasumsi dan membuat hubungan-hubungan
yang menjadi informasi penting sebagai dasar dalam memberikan
bantuan. Seorang dokter bekerja tidak hanya mengandalkan keilmuannya
sebagai seorang dokter, tetap memerlukan alat bantu diagnosis yang
umumnya berteknologi canggih yang ikut menentukan keberhasilan
seorang dokter dalam mengobati pasiennya. Begitu pula dengan konselor
apabila ingin memiliki kesetaraan profesi dengan dokter atau profesi lain,
maka dalam praktiknya sangat dianjurkan menggunakan alat bantu
diagnosis berteknologi canggih dalam membantu kliennya.
Raharjo (2005) menjelaskan bahwa sosiometri dapat diartikan
sebagai suatu metode atau teknik untuk memahami individu terutama
untuk memperoleh data tentang jaringan hubungan sosial antarindividu
(antarpribadi) dalam suatu kelompok, berdasarkan preferensi pribadi
antara anggota-anggota kelompok. Preferensi pribadi dinyatakan dalam
kesukaan untuk berada bersama dalam melakukan kegiatan tertentu, atau
dinyatakan dalam ungkapan perasaan terhadap anggota-anggota
kelompok untuk melakukan suatu kegiatan tertentu. Dalam hal ini sering
terjadi bahwa dalam kegiatan yang berbeda, individu memilih teman
yang berbeda pula. Sedangkan Warters (1960:93) menyatakan sosiometri
merupakan sebuah prosedur pemberian bantuan untuk memberikan
pemahaman dan memperkuat proses kelompok, membimbing individu
dalam setting kelompok, dan sebagai pendidikan untuk memperbaiki
hubungan antar individu. Dengan demikian kegiatan sosiometri akan
sangat membantu konselor/guru BK untuk memperoleh data berkenaan
dengan hubungan sosial seorang individu dengan anggota kelompoknya.
Pada kondisi tertentu data-data lain mungkin tidak diperoleh dari
individu yang bersangkutan tetapi dapat diperoleh dari teman akrabnya.
Berdasarkan hasil analisis data sosiometri konselor/guru BK juga dapat
memberikan layanan konseling perorangan segera setelah kegiatan
sosiometri dilakukan.
Berdasarkan hasil sosiometri konselor juga dapat melakukan
intervensi melalui kegiatan kelompok seperti layanan bimbingan
kelompok dan konseling kelompok. Pentingnya penilaian yang tepat
terhadap individu tergantung pada tafsiran kehidupan secara mendalam
pada aspek kognitif, afektif, perilaku dan dorongan-dorongan dalam diri
seseorang, serta aspek-aspek lain seperti faktor karateristik masyarakat,
kemampuan, minat dan kemampuan sosialisasi. Tak dapat disangkal
bahwa metode terbaik untuk penilaian semacam ini adalah dengan
memanfaatkan berbagai teknik baik tes maupun non tes. Sebagian besar
teknik memberikan gambaran tentang individu dan dapat dilengkapi
dengan teknik lain dalam setting kelompok yang menjadi informasi
penting yang memberikan kontribusi positif.
Banyak individu yang menunjukkan fisik yang sempurna namun
ternyata memiliki sikap, mental dan perilaku yang tidak sesuai dengan
harapan. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa individu bukan
merupakan suatu obyek tunggal yang dapat dipahami dari satu sudut
pandang sebab seorang manusia menjalankan fungsinya sebagai makhluk
individual, sosial dan berke-Tuhan-an. Analisis individual selalu menjadi
faktor terpenting dalam program pelayanan konseling. Faktor ini akan
terus mendapat penekanan, karena (1) analisis membantu siswa untuk
lebih bisa memahami dirinya sendiri, yang mana ini merupakan tujuan
dasar dalam konseling; (2) analisis sistematis tentang sifat-sifat siswa
memungkinkan siswa, guru, konselor, dan orang tua untuk membantu
siswa tersebut. Kedua tujuan itu hanya dapat diwujudkan melalui teknik-
teknik pengumpulan, pengorganisasian, penilaian, penafsiran, dan
penggunaan informasi yang relevan. Seperti yang disebutkan sebelumnya
bahwa instrumen tes telah memberikan sumbangan penting terhadap
penilaian dengan menekankan pada dimensi penilaian kuantitatif tentang
perilaku siswa. Namun, kekurangan dan keterbatasan tes membuka
kemungkinan digunakannya teknik-teknik non-tes.

6. Terminologi dalam Sosiometri


Pada kajian terminologi ini menjelaskan beberapa istilah yang
sering digunakan dalam sosiometri, dengan mengetahui berbagai istilah
yang digunakan maka akan mempermudah dalam membuat sebuah
penafsiran dari sebuah sosiogram. Secara garis besar istilah dalam
sosiometri dibagi dalam dua kategori yakni fenomena individual dan
fenomena kelompok. Sosiogram yang menampilkan individu sebagai
bintang, terisolasi (isolate), dan misterius (ghost) merupakan istilah-
istilah yang menggambarkan fenomena individual. Sosiogram yang
menampilkan bentuk-bentuk seperti rantai (chains) dan gaps/kelompok
kecil (islands, chain, triangles, circles) merupakan atribut interaksi sosial
dalam suatu kelompok yang disebut fenomena kelompok. Berikut
dirangkum beberapa istilah yang umum digunakan dalam sosiometri
menurut Sherman (2001) dan Shertzer and Stone (1981:289), sebagai
berikut:
a. Istilah umum
1) Sosiometri ; metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
struktur kelompok.
2) Kriteria ; pernyataan/pertanyaan sosiometri.
3) Sosiogram ; istilah yang digunakan pada diagram yang secara
visual menunjukkan struktur sosiometri.
4) Sosiomatriks ; visualisasi deretan kode yang menunjukkan arah
pilihan yang dihubungan secara vertikal dan horizontal, biasanya
dibuat dalam bentuk tabel, tampilan ini juga disebut tabulasi.
b. Istilah yang digunakan untuk menunjukkan fenomena individual
5) Bintang (Star); disebut juga individu populer yang menerima
jumlah pilihan yang besar pada sosiometri. Ketika sosiogram
menunjukkan banyak individu yang secara positif memilih orang
yang sama, sehingga banyak panah yang semuanya mengarah
kepada individu tertentu, induvidu yang demikian disebut
bintang (stars). Mereka menjadi pusat atau pusat tarik-menarik
(hub of attraction ). Dalam beberapa kasus dengan kriteria
negatif mungkin kita akan menemukan individu yang terpilih
sebagai bintang negatif (negative star).
6) Isolate; jumlah individu yang tersisihkan/terisolasi dari anggota
kelompok yang lain, mereka adalah individu yang belum pernah
mendapatkan pilihan positif dari siapapun di dalam sebuah
kelompok yang demikian biasanya didefinisikan sebagai isolate.
Dalam visualisasi sosiogram biasanya diletakkan diluar
pinggiran atau tepi untuk menandai isolate dalam sebuah
kelompok. Istilah terisolasi (isolate), biasanya tidak digunakan
untuk menggambarkan individu yang tidak menerima nominsasi
negatif. Individu yang tidak menerima nominasi positif atau
negatif disebut misterius (ghost). Tentu saja, jika tidak mencari
informasi dengan menggunakan nominasi negatif, maka tidak
akan ada perbedaan antara misterius (ghost) dan terisolasi
(isolate).
7) Misterius (ghost); seperti dijelaskan di atas bahwa individu yang
misterius (ghost) adalah seseorang yang bahkan tidak diakui
sama sekali di dalam sebuah kelompok. Tak seorang pun yang
memilih mereka pada nominasi positif dan mereka tidak pula
menerima pilihan pada nominasi negatif. Bagaimanapun, mereka
telah membuat nominasi. Akibatnya, mereka mungkin juga tidak
dikenal atau tidak diakui keberadaannya di dalam kelompok.
8) Neglectee ; individu yang menerima pilihan relatif kecil pada
sosiometri.
9) Rejectee ; individu yang menerima pilihan negatif/penolakan.
10) Mutual ; pilihan bolak-balik, atau pasangan; dua individu yang
saling memilih satu sama lain pada kriteria sosiometri yang
sama. Pasangan ini terdiri dari anak-anak yang memilih satu
sama lain. Kondisi seperti ini merupakan fenomena yang
diharapkan dalam suasana kelompok. Semakin banyak hubungan
yang menyenangkan di dalam kelompok dengan demikian
memungkinkan akan tercipta iklim sosial positif yang lebih besar
ke dalam kelompok. Dengan demikian jelas bahwa, fenomena
pilihan negatif akan membawa situasi berbahaya di dalam
kelompok dan harus dihindari, dalam kondisi tersebut
memungkinkan untuk dievaluasi dengan intervensi sosial yang
dilakukan oleh konselor, atau setidaknya digunakan sebagai
pengetahuan yang bermanfaat ketika mereka berada pada satu
kelompok dengan kelompok yang lain.
c. Istilah yang digunakan untuk menunjukkan fenomena kelompok
11) Rantai (Chain); pilihan berurutan seperti A-B-C-D, ketika satu
individu menominasikan individu lain dan pada gilirannya ia
menominasikan individu yang lain begitu seterusnya. Istilah ini
biasanya digunakan untuk menggambarkan pilihan pertama dari
nominasi yang diajukan.
12) Gaps ; kelompok kecil --- kesenjangan dalam kelompok yakni
situasi dimana sejumlah individu saling memilih pada kriteria
sosiometri yang sama, namun memberikan pilihan yang relatif
kecil pada individu diluar kelompok, seperti pulau (island),
segitiga (triangels) dan lingkaran (circle).
a. Kepulauan (Islands); ketika pasangan saling memilih (mutual
choice) sehingga membentuk kelompok-kelompok kecil yang
terpisah dari pola-pola yang lebih besar, dan anggota dari
kelompok ini tidak dinominasikan oleh siapa pun dalam pola-
pola lain, kondisi ini menggambarkan kelompok tersebut
sebagai kepulauan (islands). Perlu dipahami bahwa istilah ini
biasanya digunakan untuk menggambarkan pilihan pertama
dari nominasi yang diajukan.
b. Segitiga dan Lingkaran (Triangles and Circles); ketika sebuah
rantai datang kembali pada dirinya sendiri oleh karena orang
terakhir yang mencalonkan orang pertama, kondisi ini disebut
sebagai SEGITIGA jika hanya melibatkan tiga orang. Jika
terdapat lebih dari tiga orang dengan pola demikian disebut
sebagai LINGKARAN.

Dalam prakteknya tidak semua fenomena akan muncul pada


kelompok yang dikenai sosiometri. Fenomena yang muncul amat
tergantung pada dinamika yang terjadi di dalam kelompok. Fenomena di
dalam kelompok akan dapat diungkap menggunakan kriteria yang dibuat
dengan baik mengikuti prinsip-prinsip dalam memilih kriteria.
Sosiometri pada dasarnya secara sederhana bekerja dengan cara
menominasi anggota kelompok melalui perhitungan frekuensi pilihan,
baik pilihan dengan kriteria positif maupun pilihan dengan kriteria
negatif. Pada penelitian ini dikembangkan instrumen sosiometri yang
hanya menggunakan kriteria positif.
Sosiometri dalam pelayanan konseling akan sangat bermakna dan
berguna jika dilakukan dengan prosedur yang sesuai. Dengan
menggunakan metode sosiometri, hasil analisisnya akan dapat dilakukan
untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan kelompok maupun
individual. Sebagai contoh misalnya sosiometri dengan kriteria “Saya
mengenal dia sebagai siswa yang pintar, saya senang belajar dengan dia,
saya pernah berkunjung kerumahnya, saya percaya kalau dia tidak suka
mencontek”. Dari kriteria di atas hasilnya dapat digunakan untuk; (1)
mengidentifikasi tempat tinggal individu yang dapat digunakan untuk
keperluan kunjungan rumah, (2) membentuk kelompok kerja atau
kelompok belajar, dan masih banyak lagi identifikasi lain yang dapat
diungkap dengan melakukan pengembangan kriteria.
Fenomena kelompok dan fenomena individual yang terjadi secara
sederhana digunakan sebagai pertimbangan dalam pemberian intervensi
atau perlakuan. Misalnya fenomena individual ; terisolasi (isolate),
konselor/guru BK dapat menelusuri apa yang menjadi penyebabnya, ini
dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan layanan konseling
individual atau konseling kelompok. Untuk fenomena kelompok;
kesenjangan (gaps), konselor/guru BK dapat menyelenggarakan layanan
informasi atau layanan bimbingan kelompok dengan tema misalnya
“persahabatan”. Dari semua bentuk intervensi yang dilakukan oleh
konselor/guru BK bertujuan untuk mengurangi konflik dan menciptakan
iklim kelompok yang kondusif. Kondisi kelompok yang kompak dan
memiliki nilai kebersamaan yang kuat juga berkontribusi positif untuk
mendukung perkembangan kepribadian anggota kelompok.

E. Hasil dan Pembahasan


1. Karakteristik Produk Penelitian
Need assessment merupakan prosedur yang penting dilakukan oleh
konselor/guru BK sebagai upaya untuk mengumpulkan informasi tentang
keadaan diri, lingkungan dan kebutuhan siswa di sekolah. Semakin banyak
melakukan asesmen, maka semakin banyak informasi diperoleh yang
dapat digunakan untuk membantu siswa mencapai perkembangan yang
optimal. Sosiometri sebagai salah satu instrumen non-tes yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat hubungan sosial antar individu di
dalam sebuah kelompok, merupakan instrumen yang sering digunakan dan
sangat dikenal oleh konselor/guru BK di sekolah.
Saat ini masih jarang ditemukan instrumen sosiometri dengan
kriteria pilihan yang didesain khusus untuk tujuan tertentu yang disertai
program analisisnya (software). Pada penelitian ini akan dikembangkan
produk berupa tools dalam bentuk instrumen sosiometri dan program
analisisnya. Berikut dijelaskan karakteristik dari produk penelitian:
a. Instrumen sosiometri pada penelitian ini akan disusun dengan
jumlah sebanyak 12 pertanyaan/pernyataan pilihan. Setiap
pertanyaan/pernyataan pilihan disusun dengan mengacu pada tujuan
bidang pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang di
ambil dari buku seri pemandu pelaksanaan BK di SMP dan SMA.
Untuk setiap bidang pengembangan dibuat 3 pertanyaan/pernyataan
pilihan, dengan demikian jumlah keseluruhan pertanyaan/pernyataan
pilihan sebanyak 12 butir pertanyaan/pernyataan pilihan. Instrumen
sosiometri dibuat untuk tingkat perkembangan siswa SMP dan SMA.
Untuk validitas isi dan kesesuaian instrumen akan divalidasi oleh
lima orang ahli isi dalam bidang bimbingan dan konseling.
b. Program analisis sosiometri dibuat menggunakan paket software
microsoft office dengan memanfaatkan fasilitas microsoft excel.
Tampilan program didesain sesuai dengan kemampuan microsoft
excel. Cara menjalankannya dibuat dengan navigasi sederhana sesuai
dengan kemampuan microsoft excel. Keterbatasan program yang
dikembangkan adalah hanya dapat menampilkan sosiogram dalam
bentuk yang sederhana. Kelebihan program yang dikembangkan
adalah; (1) memiliki tampilan laporan dalam bentuk profil individual
dan profil kelompok yang pada umumnya tidak dimiliki oleh
program analisis sosiometri yang peneliti temukan, (2) program
analisis yang dikembangkan memungkinkan untuk dipadukan
dengan scanner dan lembar jawaban komputer.
Dengan karakteristik sebagaimana disebut di atas untuk
mempermudah penggunaannya peneliti juga melengkapi dengan manual
guide dan video tutorial sebagai panduan dalam mengadministrasikan
instrumen sosiometri dan mengoperasikan program analisisnya. Hal ini
mengingat ada sebagian kecil konselor/guru BK yang belum mahir
mengoperasikan komputer. Kondisi di lapangan yang peneliti temukan
sebagian besar konselor/guru BK pada umumnya sudah dapat
mengoperasikan komputer termasuk konselor/guru BK didaerah terpencil.
Untuk daerah terpencil kendala yang ditemui adalah terbatasnya perangkat
komputer dan aliran listrik di daerah tersebut.
Namun demikian, dengan kondisi keterbatasan pengadaaan
perangkat komputer dan aliran listrik khususnya didaerah terpencil tidak
menjadi kendala besar untuk dapat mengoperasikan program analisis
sosiometri, karena dikembangkan dengan microsoft office program analisis
bersifat portable tanpa proses instalasi, maka pengolahan data dapat
dilakukan ditempat rental komputer cukup dengan spesifikasi komputer
windows xp, 512 ram, ms.office 2007. Pengelolaan data hasil analisis pun
cukup mudah, tidak jauh beda dengan pengelolaan file ms. Excel pada
umumnya.
Program analisis yang dikembangkan berorientasi user sehingga
identitas user pada program analisis tidak dapat dirubah hanya dapat
digunakan oleh user yang namanya telah direkomendasikan oleh
pengembangan program. Program analisis sosiometri juga dapat digunakan
pada beberapa komputer (lebih dari satu) secara bersamaan. Dengan
demikian dapat pengolahan data dilakukan disemua perangkat komputer
dengan spesifikasi yang disesuaikan.

F. Simpulan, Implikasi, dan Saran


1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah
disajikan pada Bab. IV, dengan demikian secara umum dapat disimpulkan
bahwa produk penelitian yang dihasilkan dinyatakan layak digunakan oleh
konselor/guru BK di SMP dan SMA. Beberapa kesimpulan yang lebih
khusus diuraikan sebagai berikut:
a. Instrumen Sosiometri yang disusun dapat digunakan untuk
mengidentifikasi hubungan sosial siswa pada empat bidang
pengembangan bimbigan dan konseling.
b. Program E-Sosiometri yang dikembangkan dapat digunakan untuk
mengolah data sosiometri dari instrumen sosiometri yang telah
disusun. Hasil analisisnya dapat dicetak dan dijadikan himpunan data
berkenaan dengan hubungan sosial siswa. Data hasil analisis yang
diformulasikan dapat digunakan oleh konselor/guru BK dalam
membuat perencanaan layanan bantuan kepada siswa.
Untuk mempermudah penggunaan produk penelitian yang
dihasilkan peneliti juga melengkapi produk penelitian dengan Manual
Guide. Manual Guide merupakan buku panduan yang memberikan
penjelasan tentang cara membaca hasil analisis, cara menggunakan
program dan gambaran perencanaan layanan bantuan bagi konselor/guru
BK.
Berdasarkan ketiga rumusan simpulan penelitian ini dinyatakan
bahwa produk penelitian yang dihasilkan sangat bermanfaat dan berguna
dalam membantu kerja konselor/guru BK di sekolah. Dengan ketersediaan
alat bantu ini konselor/guru BK dapat diharapkan dapat meningkatkan
kinerja dan eksistensinya dalam menjalankan tugas sebagai konselor/guru
BK yang profesional.

2. Implikasi
Produk penelitian yang dihasilkan pada penelitian ini dapat
digunakan oleh konselor/guru BK untuk mengidentifikasi hubungan sosial
siswa. Hadirnya program e-sosiometri ikut memperkaya perangkat
instrumentasi bimbingan dan konseling di sekolah. Konselor/guru BK
semakin dipermudah dalam mengolah data sosiometri dan membuat
laporan hasil analisis sosiometri dalam waktu yang relatif singkat.
Program e-sosiometri cukup ringan dan mudah untuk diaplikasikan serta
menggunakan petunjuk dalam bahasa Indonesia.
Program e-sosiometri merupakan produk lokal yang dikembangkan
untuk kebutuhan konselor/guru BK di Indonesia. Program e-sosiometri
diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja konselor/guru BK di
sekolah dalam menjalankan tugasnya. Program e-sosiometri dapat pula
digunakan dalam penelitian yang berkenaan dengan hubungan sosial siswa
di kelas. Program e-sosiometri dapat pula digunakan dalam perkuliahan
instrumentasi non tes pada jurusan/program studi bimbingan dan konseling
di perguruan tinggi.

G. Saran
Berdasarkan pada proses pengembangan yang dilakukan, serangkaian
uji coba, dan revisi produk penelitian serta kesimpulan yang dikemukakan di
atas, dipandang perlu untuk memberikan saran berkenaan dengan produk
hasil penelitian. Adapun saran-saran berkenaan dengan produk penelitian
yaitu: saran untuk keperluan pemanfaatan produk, saran untuk diseminasi
produk untuk digunakan secara luas, dan saran untuk keperluan
pengembangan lebih lanjut.
1. Saran untuk Keperluan Pemanfaatan Produk
Beberapa hal yang perlu disarankan untuk pemanfaatan produk
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Untuk memudahkan kerja guru BK/konselor dalam mengaplikasikan
program analisis sosiometri, maka perlu memahami buku manual
guide yang disertakan pada paket produk penelitian.
b. Demi kelancaran proses pengolahan data sosiometri, maka perlu
memperhatikan spesifikasi perangkat komputer yang digunakan,
yakni harus sesuai dengan anjuran yang direkomendasikan pada
manual guide.

2. Saran untuk Diseminasi Produk pada Penggunaan Produk Secara Luas


Beberapa hal yang perlu disarankan untuk diseminasi produk
penelitian untuk penggunaan secara luas adalah sebagai berikut:
a. Untuk kebaikan bersama dalam penggunaan produk penelitian secara
luas, sebaiknya melakukan izin kepada pengembang produk.
b. Produk hasil penelitian dapat digunakan oleh guru BK/konselor di
sekolah untuk tingkat perkembangan siswa SLTP dan SLTA.
c. Karena produk penelitian telah melalui proses kajian, penilaian, dan
uji coba, semoga produk penelitian ini dapat dijadikan sebagai bagian
dari modul perkuliahan di perguruan tinggi.

3. Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut


Beberapa hal yang perlu disarankan untuk keperluan
pengembangan lebih lanjut adalah sebagai berikut:
a. Perlu dilakukan pengembangan produk sejenis dengan dasar bahasa
pemrograman yang lebih canggih seperti program Flash, VB, Java,
C++ atau yang lainnya sehingga tampilan program dan tampilan
cetak laporan lebih menarik.
b. Perlu dikembangkan program sejenis untuk instrumen asesmen
lainnya, yang diharapkan akan membantu kerja guru BK/konselor
dalam menjalankan tugasnya secara profesional.
Referensi & sumber untuk informasi lebih lanjut:

A. Muri Yusuf. 2005a. Dasar-dasar dan Teknik Evaluasi Pendidikan. Padang.


UNP Press.

___________ . 2005b. “Riset, Evaluasi dan Akuntabilitas dalam Bimbingan dan


Konseling”. Makalah disajikan dalam Workshop Konvensi Nasional XIV
dan Kongres Nasional X Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
(ABKIN), Pengurus Besar ABKIN, Semarang, 13 s.d. 16 April.

___________ . 2007. Metodologi Penelitian. Padang. UNP Press.

Abu Ahmadi. 2007. Psikologi Sosial (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta

Association of Counselor Educators and Supervisors, Technology Interest


Network (1999). Technical competencies for counselor education
students: recommended guidelines for program development (Online),
(http://www.acesonline.net/, diakses 13 Juli 2009).

Blatner, Adam, MD. 2006. Sociometry : Dynamic Network (Online),


(http://www.blatner.com/adam/pdntbk/sociomnotes.htm, diakses
20 Juli 2009).

Edil Torres-Rivera, Cleborne D. Maddux, Loan Phan. 1999. An Evaluation of


Style and Design Elements of Counseling World Wide Web Sites,(Online),
Vol. 1.1,( http://jtc.colstate.edu/vol1_1/multicultural.htm, diakses 24 April
2009).
Eko Susanto. 2009. “Pengolahan Sosiometri dengan Aplikasi Komputer”.
Makalah disajikan dalam Workshop Konvensi Nasional XVI dan Kongres
Nasional XI Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN),
Pengurus Besar ABKIN, Surabaya, 14 s.d. 17 November.

Enros, Philip C. 2010. The Canadian Encyclopedia : Scientific Research and


Development,(Online), (http://www.thecanadianencyclopedia.com/
index.cfm?PgNm=TCE&Params=A1ARTA0007217,
diakses 30 Desember 2010).

Farrah Dina Yusop, Hamidah Sulaiman, Siti Salina Abdullah. 1999. Information
Communication Technology (ICT) Competencies for Counselors, (Online),
Vol. 5.1, (http://jtc.colstate.edu/Vol5_1/Yusop.htm, diakses 13 September
2009)
Fransisca Mudjijanti. 2006. Modul Mata Kuliah Pemahaman Individu I. Prodi
Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Unika Widya
Mandala Madiun.

Grotberg, E. (1995). A Guide to Promoting Resilience in Children : Strengthening


the Human Spirit. The Series Early Childhood Development : Practice and
Reflections. Number 8. The Hague : Bernard van Leer Foundation.

Hale, Ann E. 1985. Conducting Clinical Sociometric Explorations: A Manual .


Roanoke, Virginia: Royal Publishing Company.

Hoffman, Chris. 2001. Introduction to Sociometry. (Online),


(http://www.hoopandtree.org/sociometry.htm, diakses 2 Agustus 2009)

Hoffman, Chris, Wilcox, L., Gomez, E. & Hollander, C. 1992. Sociometric


Applications in a Corporate Environment, Journal of Group
Psychotherapy, Psychodrama & Sociometry, 45, 3-16.

Hollander, Carl E. 1978. An Introduction to Sociogram Construction. Denver,


Colorado: Snow Lion Press, Inc. Available at the Colorado Psychodrama
Center, 350 South Garfield, Denver CO, 303-322.

Katherine Cabaniss. 1999. Computer-Related Technology Use By Counselor in


the New Millennium, (Online), Vol. 2.2, (http://jtc.colstate.edu/vol2_2
/cabaniss/cabaniss.htm, diakses 24 April 2009).

Moreno, Jacob Levy. 1934, Revised edition 1953. Who Shall Survive? Beacon,
NY: Beacon House.

_______. 1960. The Sociometry Reader . Glencoe, Illinois: The Free Press.

Shapiro, S. Edward. 1996. Academic Skill Problems. Direct Assessment and


Intervention. Second Edition. New York: The Guilford Press.

Shertzer, Bruce and Stone, Shelley C. 1981. Fundamentalisme Of Guidance


(Forth Edition). United States: Publisher: Houghton Mifflin Harcourt
(HMH).

Sherman, Lawrence W. 2001. Sociometry in The Classroom : How to do it,


(Online), (http://www.users.muohio.edu/shermalw/sociometryfiles/socio_
introduction.html, diakses 29 April 2010).

Slameto. 2005. “Mengembangkan Instrumen Pengukuran Penilaian Aspek


Afektif”. Makalah disajikan dalam Workshop Konvensi Nasional XIV dan
Kongres Nasional X Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
(ABKIN), Pengurus Besar ABKIN, Semarang, 13 s.d. 16 April.

Soli Abimanyu dan Thayeb Manrihu. 1991. Teknik dan Laboratorium Konseling.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Susilo Raharjo. 2005. “Analisis Sosiometri (Implikasinya dalam Bimbingan dan


Konseling)”. Makalah disajikan dalam Workshop Konvensi Nasional XIV
dan Kongres Nasional X Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
(ABKIN), Pengurus Besar ABKIN, Semarang, 13 s.d. 16 April.

Suwarjo. 2005. “Konseling Sebaya dan Pengembangan Daya Lentur (Resilience)


Anak-anak Jalanan”. Makalah disajikan dalam Konvensi Nasional XIV
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), Pengurus Besar
ABKIN, Semarang, 13 s.d. 16 April.

W.A. Gerungan. 1991. Psikologi Sosial. Bandung : PT. Eresco.

W.S. Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi


Revisi). Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Warters. 1960. Group Guidance. USA: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Anda mungkin juga menyukai