Anda di halaman 1dari 10

EDUKOM 2 (2) (2015)

Edu Komputika Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edukom

IMPLEMENTASI E-KONSELING PADA SOCIAL LEARNING NETWORK

Rizal Yugo Prasetyo dan Djuniadi

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Ada berbagai jenis perangkat lunak e-learning, salah satunya adalah social learning network.
Diterima September 2015 Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan satu faktor penting dalam
Disetujui September 2015 pengembangan e-learning yang belum dikaji yaitu tentang pengembangan fitur konseling online dalam
Dipublikasikan Desember e-learning sehingga dalam penelitian ini akan diimplentasikan fitur-fitur konseling online (e-konseling)
2015 pada social learning network. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat aplikasi social learning
________________ network dengan fitur e-konseling, mengetahui fitur-fitur e-konseling yang dapat diimplementasikan
Keywords: pada e-learning dan untuk menguji kualitas sistem yang dikembangkan. Metode yang digunakan dalam
social learning network, pengembangan sistem ini adalah metode waterfall yang dimulai dari proses analisis kebutuhan, desain,
e-konseling, e-learning pengkodean, dan diakhiri dengan pengujian perangkat lunak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
____________________ didapatkan hasil (1) telah dihasilkan aplikasi social learning network dengan fitur e-konseling yang
memiliki kelebihan antara lain konselor mendapatkan data pembelajaran siswa sebagai pendukung
konseling, konselor dapat berkolaborasi dengan guru dan orangtua, (2) ada beberapa fitur layanan
bimbingan dan konseling yang dapat diterapkan pada aplikasi social learning network yang terintegrasi
dengan e-konseling yaitu layanan informasi, layanan pengumpulan data, konseling individual dan
kolaborasi dengan guru maupun orangtua, (3) hasil pengujian alpha, pengujian ahli, pengujian beta
menunjukan sistem yang dikembangkan masuk pada kategori sangat baik.

Abstract
___________________________________________________________________
There are different types of e-learning software, one of which is social learning network. Based on the results of research that
has been done, obtained an important factor in the development of e-learning that has not been studied, namely on feature
development of online counseling in e-learning so that in this study will be implemented many features of online counseling (e-
counseling) on social learning network. The purpose of this research is to make an application of social learning network using
the features of e-counseling, to know the features of e-counseling that can be implemented in e-learning and to test the quality of
the developed system. The method used in the development of this system is the waterfall method that starts from the needs
analysis, design, coding, and ending with testing software. Based on the research conducted, the results (1) has been produced
an application of social learning network with the features of e-counseling which hassome advantages such as a counselor can
get the data of student learning achievement for supporting the counseling, the counselor can collaborate with teachers and
parents,
(2)there are some features of the guidance and counseling servicethat can be applied on the application of social
learning network that is integrated with e-counseling is service information, service data collection, individual
counseling and collaboration with teachers and parents, (3) the results of alpha testing, experts testing, beta testing
showed the system developed in this study achieves very good results.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6811
Gedung E6 Lantai 2 FT Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: ptik.rizalyugo@gmail.com

9
Rizal Yugo Prasetyo & Djuniadi / Edu Komputika 2 (2) (2015)
PENDAHULUAN secara fisik mengikuti pelajaran di ruang kelas.

(Lahinta, 2010).
Semenjak social network menjadi bagian Menurut Subiyantoro dkk (2013:178)
dari gaya hidup baru, internet menjadi media secara umum dikenal dua jenis aplikasi e-learning
yang efektif bagi guru dan siswa untuk yaitu Learning Management System (LMS) dan
berkomunikasi. Hubungan dalam bingkai Learning Content Management System (LCMS).
akademis dan konseling yang sebelumnya Namun, seiring dengan popularitas Social
melalui tatap muka juga telah terbawa ke dunia Network (SN) khususnya Facebook, muncullah
maya seperti melalui facebook, email dan media aplikasi Social Learning Network (SLN).
pendukung lainya yang dapat digunakan untuk LMS dan LCMS merupakan perangkat
proses komunikasi antar siswa dan guru maupun lunak yang telah banyak digunakan dan terbukti
konsultasi dengan konselor. Namun, hal tersebut handal dalam penerapan sistem e-learning, namun
belum dilakukan dalam sebuah sistem dan media sistem ini juga memiliki kekurangan seperti apa
yang dibangun secara sengaja, sehingga kegiatan yang disebutkan oleh Subiyantoro dkk (2013:179)
tersebut seolah-olah hanya kegiatan “curhat” bahwa LMS dan LCMS memiliki kelemahan
rutin sehari-hari antara siswa dengan konselor pada sistem yang kurang memperhatikan daya
secara online, tanpa dibingkai dengan aspek suai (adaptability), fleksibilitas, dan hubungan
etika yang mencerminkan profesionalitas sosial. Oleh karena itu, dalam perkembangan
konselor maupun aspek akademis yang teknologi saat ini, konsep hubungan sosial dan
membangun budaya ilmiah akademis yang baik. kepedulian sosial mulai diterapkan dan
Salah satu alternatif pemecahan masalah memberikan pengaruh terhadap kolaborasi dan
tersebut adalah dengan membuat e-konseling pembelajaran. Oleh karena itu, muncullah
sebagai media yang dapat mewadahi layanan konsep baru dalam pembelajaran online, yaitu
konseling secara profesional melalui internet konsep penambahan dimensi sosial pada proses
yang sesuai dengan kaidah etika profesionalitas pembelajaran yang berbasis social network, konsep
kerja konselor. Dengan adanya e-konseling juga ini disebut social learning network yang bertujuan
memberikan kemudahan bagi konselor dalam untuk mendorong penggunanya memiliki
pengarsipan data dan menyimpan seluruh pengalaman baru dalam belajar menggunakan
rekaman konseling. jejaring sosial (social network) yang telah
Dalam penelitian ini e-konseling ini akan dilengkapi dengan konsep kepedulian sosial
diintegrasikan dengan salah satu jenis platform e- (Halimi, 2011).
learning yaitu social learning network sehingga Menurut Kordesh (dalam Subiyantoro
konselor akan memperoleh data aktivitas dan dkk, 2013) Social Learning Network (SLN) atau
hasil pembelajaran yang dilakukan sehingga jejaring sosial untuk pembelajaran merujuk pada
dapat mendukung konselor dalam mendapatkan koneksi interpersonal melalui interaksi dengan
data terkait dengan klienya (siswa). tujuan utama untuk pengembangan
E-learning merupakan inovasi baru dalam pengetahuan. Dari penjelasan diatas, dapat
proses pembelajaran yang memanfaatkan media disimpulkan bahwa Social Learning Network
elektronik khususnya internet sebagai sistem merupakan penggabungan antara komponen
pembelajarannya. Dengan e-learning, proses social network dengan komponen e-learning
pendidikan tidak lagi mengharuskan untuk untuk proses pembelajaran dengan tujuan agar
adanya tatap muka secara langsung. interaksi interpersonal menjadi lebih dekat dan
Pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dapat mengembangkan pengetahuan.
komputer, jaringan komputer dan internet ini Penelitian tentang e-learning sudah
juga memungkinkan pengembangan ilmu dilakukan banyak orang dari awal tahun 1990
pengetahuan kepada peserta didik dapat sampai sekarang. Hal ini ditandai dengan
dilakukan dengan mudah melalui komputer berdirinya berbagai badan atau lembaga yang
ditempat mereka masing-masing tanpa harus melakukan penelitian tentang e-learning antara
10
Rizal Yugo Prasetyo & Djuniadi / Edu Komputika 2 (2) (2015)

lain AICC, W3C, Dublin Core, dengan adanya fitur e-konseling juga merupakan
ARIADNE, dukungan dari institusi (sekolah) dalam
IEEE LTSC, IMS, MERLOT, ADL, CEN/ISSS menjalankan bidang pelayanan yang ada di
WS -LT, JTC1 SC36, ALIC, OKI, CanCore sekolah.
(Robson dalam Djuniadi, 2012:42). Dari uraian diatas, maka mengintegrasikan
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah social learning network dan e-konseling menarik
dilakukan, didapatkan satu faktor penting dalam untuk diteliti. Oleh karena itu penambahan fitur e-
pengembangan e-learning yang belum konseling pada social learning network ini menjadi
dikaji yaitu tentang pengembangan fitur konseling topik utama dalam penelitian ini.
online dalam e-learning.
Selain itu, alasan yang mendasari E-Konseling
diintegrasikanya e-konseling dengan e-learning Seiring dengan perkembangan teknologi
adalah menggabungkan 2 komponen pelayanan di informasi dan komunikasi, ada cara baru yang
sekolah sebagaiamana disebutkan oleh Prayitno dapat membantu proses konseling, yaitu dengan
(2004:240) pada gambar 1. memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi
melaui format jarak jauh yang dikenal dengan
istilah e-konseling. Istilah e-konseling berasal dari
bahasa inggris yaitu e-counseling (electronic
counseling) yang secara singkat dapat diartikan
yaitu proses penyenggaraan konseling secara
elektronik. Selain istilah e-konseling ada pula yang
menyebut dengan istilah cybercounseling, virtual
counseling, internet counseling dan sebagainya.
Namun secara khusus pelayanan e-konseling ini
diperkenalkan pada tahun 2009 di Indonesia. (Ifdil,
Gambar 1. Bidang-Bidang Pelayanan di Sekolah
2009).
Nabilah (2010:5) menyatakan bahwa yang
Dengan menggabungkan e-learning dengan
dimaksud dengan konseling melalui internet adalah
e-konseling diharapkan akan menambah
layanan konseling profesional antara konselor dengan
fungsionalitas dan pelayanan dalam pelaksanaan
klien yang terpisah jarak dan waktu dengan
pembelajaran di sekolah.
memanfaatkan teknologi internet baik interaktif
Ada beberapa permasalahan dalam
maupun tidak interaktif, baik secara langsung
penerapan pembelajaran online seperti yang
maupun tidak langsung, dengan menggunakan situs
disebutkan oleh Djuniadi (2008) dan Lahinta
yang aman dan berisi
(2010) berikut ini:
informasi-informasi yang senantiasa diperbaharui,
1) Peserta didik merasa terisolasi,
dimana layanan konselingnya bisa diberikan
2) Dis-orientasi,
melalui email, chat, maupun video conferencing
3) Tidak ada dukungan institusi dengan dengan aman.
kurangnya keterampilan teknologi atau
ketersediaanya terknologi yang
Bentuk Layanan E-Konseling
dibutuhkan,
Ifdil (2011) menyebutkan beberapa media
4) Mengurangi interaksi sosial, dan
yang bisa digunakan untuk melakukan konseling
5) Memerlukan tingkat disiplin diri,
online antara lain website, telephone/hand phone,
manajemen waktu dan motivasi yang
email, chat, instant messaging, jejaring sosial, dan
tinggi. video conferencing.
Maka dengan diterapkanya social learning
network yang diintegrasikan dengan fitur konseling
online, siswa diharapkan tidak merasa terisolasi,
interaksi siswa dapat ditingkatkan dan

11
Rizal Yugo Prasetyo & Djuniadi / Edu Komputika 2 (2) (2015)
Marthin (dalam Nabilah, 2010) membagi Tahap ini akan menerjemahkan hasil dari analisis

dua jenis layanan dalam konseling melalui kebutuhan ke dalam sebuah perancangan
internet menjadi lebih spesifik, yaitu : perangkat lunak sebelum dibuat. Dalam
1. Non Interaktif, berupa situs yang berisi penelitian ini tahap desain disajikan dalam
informasi dan narasumber self help atau bentuk Unified Modeling Language (UML)
pertolongan mandiri; beberapa langkah berikut:
2. Interaktif (synchronous dan asynchronous). a. Perancangan Arsitektural Sistem
Interaktif synchronous adalah pelayanan Pada penilitan ini perancangan arsitektur
konseling secara langsung seperti chat sistem menggunakan use case diagram yang
atau instant messaging, dan video digunakan untuk menggambarkan hubungan
conferenc Interaktif asyncronous yang antara pihak-pihak yang terlibat dalam sistem
e.
secara tidak langsung berupa email dengan lebih detail.
therapy dan Bulletin Boards Counseling b. Pemodelan Data
Interaktif: konseling yang berjenis Pemodelan Data merupakan suatu teknik
interaktif adalah situs yang untuk mengorganisasi dan mendokumentasikan
menawarkan alternatif bentuk terapi data sistem. Dalam pengembangan sistem e-
melalui internet, dimana terdapat learning ini, untuk menggambarkan model data
interksi antara konseli dan konselor digunakan relational database kemudian
baik secara langsung maupun tidak diimplementasikan ke dalam bentuk physical
langsung. database.
c. Perancangan Antar Muka
METODE Perancangan antar muka berfungsi untuk
merencanakan bagaimana perangkat lunak
Penelitian ini menggunakan metode berkomunikasi dengan pengguna. Perancangan
sekuensial linier (waterfall). Menurut Pressman antar muka sistem dengan pengguna akan
(2002: 37) menyatakan bahwa sekuensial linier menggunakan desain layout. Desain layout
merupakan sebuah pendekatan perangkat lunak berfungsi sebagai dasar pembuatan interface setiap
yang dimulai pada proses analisis perangkat modul dan halaman e-learning.
lunak, dilanjutkan desain perangkat lunak d. Perancangan Prosedural Sistem
kemudian kode pembuatan perangkat lunak dan Dalam merancang prosedural sistem akan
diakhiri dengan pengujian perangkat lunak. menggunakan activity diagram. Activity diagram
Gambar 1 adalah model sekuensial linier. digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang
dapat dilakukan oleh sistem pada setiap use case.
Tahap selanjutnya adalah implementasi,
yaitu tahap dimana hasil desain sistem
diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman.
Pada tahap ini, perancangan arsitektural sistem
Gambar 2. Model Sekuensial Linier diimplementasikan menggunakan model-view-
controller (MVC) menggunakan framework
Tahap pertama adalah analisis kebutuhan, CodeIgniter. Hasil perancangan antar muka
pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan user pengguna (user interface) diimplementasikan
untuk aplikasi e-learning dan analisis fitur menjadi tampilan sistem menggunakan HTML,
konseling online yang akan diterapkan pada e- CSS, dan Jquery. Sedangkan perancangan
learning. Dalam analisis kebutuhan, metode komponen prosedural diimplementasikan
yang digunakan adalah wawancara dan studi menjadi prosedur atau alur sistem menggunakan
literatur. bahasa PHP.
Setelah melakukan analisis kebutuhan, Pada tahap pengujian, sistem ini diuji
tahap selanjutnya adalah tapah desain sistem. dengan tiga tahap yaitu pengujian alpha,
12
Rizal Yugo Prasetyo & Djuniadi / Edu Komputika 2 (2) (2015)

pengujian ahli dan pengujian beta. Dalam 2. Konseling interaktif. Konseling


melakukan pengujian alpha, teknik yang digunakan interaktif terdiri dari 2 jenis yaitu
adalah blackbox. Pengujian blackbox terfokus pada synchronous (langsung) dan
persyaratan fungsionalitas perangkat lunak. asynchronous (tidak langsung). Interaktif
Sedangkan pengujian ahli merupakan synchronous contohnya adalah chat dan
pengujian yang ditujukan kepada ahli di bidang video
media dan konseling. Pengujian ahli media conference. Interaktif asynchronous
dilakukan oleh para ahli yang sudah contohnya adalah email therapy dan
berpengalaman dalam menilai produk e-learning bulletin boards counseling.
Atau dapat digambarkan seperti gambar 4.
yang telah dirancang. Sedangkan pengujian ahli Non Interaktif Informasi

konseling dilakukan oleh konselor untuk


memeriksa apakah produk e-konseling sudah
sesuai dengan proses konseling atau belum. Konseling Online
Chat

Tahap selanjutnya adalah pengujian beta, Synchronous


Video
pengujian ini bertujuan untuk mengetahui faktor Conference

kualitas usability perangkat lunak dan untuk Interaktif


Email Therapy
mengetahui tanggapan dari pengguna sistem. Asynchronous

Pada pengujian ini digunakan kuesioner. Bulleting Boards


Counseling

Kuesioner merupakan instrumen yang Gambar 4. Bentuk Layanan Konseling Online


digunakan untuk mengetahui pendapat responden.
Dari sisi penyelenggaraan bimbingan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN konseling di sekolah, terdapat 4 komponen
program bimbingan dan konseling, yaitu: (1)
A. Analisis Kebutuhan Sistem Pelayanan Dasar; (2) Pelayanan Responsif; (3)
1. Analisis User Pelayanan Perencanaan Individual; (4) Dukungan
Ada 4 user pada e-learning ini, yaitu guru, Sistem. (Depdiknas, 2008). Atau dapat
siswa, konselor dan orangtua dengan komunikasi digambarkan pada gambar 5.
yang dapat digambarkan seperti gambar 3.

guru siswa

orangtua konselor Gambar 5. Komponen Program Bimbingan dan


Konseling (Depdiknas, 2008)

Gambar 3. Komunikasi User Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan


konseling dibutuhkan strategi agar program
2. Analisis Fitur E-Konseling Ada 2 berjalan secara optimal. Berikut ini strategi dalam
jenis konseling online, yaitu: implementasi pelayanan bimbingan dan konseling:
1. Konseling non interaktif. Konseling non
interaktif berisi informasi dari
narasumber, yaitu konselor.

13
Rizal Yugo Prasetyo & Djuniadi / Edu Komputika 2 (2) (2015)
Tabel 1. Strategi Pelayanan Bimbingan dan menentukan arah tujuan yang dikehendaki

Konseling (Prayitno dam Amti, 1994:260).


Komponen Strategi Pelayanan BK Menurut Prayitno dan Amti (1994:269)
Program BK ada 5 metode pelayanan informasi yaitu
Pelayanan Dasar Bimbingan Klasikal ceramah, diskusi, karyawisata, buku panduan
Pelayanan Orientasi dan konferensi karir. Pada penelitian ini akan
Pelayanan Informasi dikembangkan layanan informasi dengan
Bimbingan Kelompok diskusi.
Pelayanan Pengumpulan b. Pelayanan Pengumpulan Data
Data. Pelayanan pengumpulan data merupakan
Pelayanan Konseling Individual proses yang dilakukan oleh konselor untuk
Reponsif mendapatkan data terkait dengan konselinya
Konseling Kelompok
untuk mendukung proses konseling. Menurut
Referal (Rujukan atau
Alih Tangan) Walgito (2010:61), ada 6tekni pengumpulan
data, yaitu: observasi, kuesioner, wawancara,
Kolaborasi dengan Guru
Mata Pelajaran atau Wali sosiometri, tes dan case study. Pelayanan
Kelas pengumpulan data yang dapat diterapkan dalam
e- ini adalah data belajar yang meliputi
Kolaborasi dengan Orang learning
aktivitas dan hasil belajar siswa di e-learning serta
tua
data profil siswa yang dapat diterapkan sebagai
Kolaborasi dengan pihak-
kartu pribadi siswa.
pihak terkait di luar
c. Konseling Individual
Sekolah/Madrasah
Konseling Individual adalah pertemuan
Konsultasi, antara konselor dengan klien secara individual,
Bimbingan Teman Sebaya dimana terjadi hubungan konseling yang
(Peer Guidance/Peer
bernuansa rapport (hubungan yang harmonis)
Facilitation)
dan konselor berupaya memberikan bantuan
Konferensi Kasus dan untuk pengembangan pribadi klien dan
Kunjungan Rumah
membantu mengatasi masalah yang dihadapi
Pelayaanan Penilaian individual atau klien (Wiliis, 2004:159).
Perencanaan kelompok,
Konseling individual merupakan inti dari
Individual Individual or small-group pelayanan konseling online, sehingga layanan ini
advicement
dapat menggunakan fitur email therapy, bulletin
Pelayanan Pengembangan Profesi board counseling, chat dan video
Dukungan conference.
Manajemen Program d. Kolaborasi dengan Guru Mata
Sistem Pelajaran
Dari strategi layanan bimbingan dan Kolaborasi dengan guru mata pelajaran
merupakan kolaborasi yang dilakukan untuk
konseling diatas dapat dipetakan beberapa mendukung proses konseling. Layanan ini dapat
layanan konseling online yang dapat diterapkan menggunakan fitur komunikasi yang disediakan
dalam e-learning yang akan dikembangkan, pada e-learning yaitu chat.
yaitu: e. Kolaborasi dengan Orangtua
a. Pelayanan Informasi Kolaborasi dengan orangtua merupakan
Pelayanan Informasi merupakan layanan kolaborasi yang dilakukan untuk mendukung
yang bertujuan untuk memberikan pemahaman proses konseling. Layanan ini dapat
kepada individu-individu yang berkepentingan menggunakan fitur komunikasi yang disediakan
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk pada e-learning yaitu chat.
menjalani tugas atau kegiatan atau untuk

14
Rizal Yugo Prasetyo & Djuniadi / Edu Komputika 2 (2) (2015)

Dari analisis diatas, maka fitur e-konseling Dalam pengembangan sistem e-learning ini,
yang dapat diterapkan dalam social learning network untuk menggambarkan model data digunakan
ini dapat digambarkan seperti gambar 6. relational database, gambar 8 rancangan database
yang akan dibuat.
Layanan Informasi tb_siswa tb_konselor tb_sekolah tb_orangtua tb_guru
PK id_siswa PK id_konselor PK id_sekolah PK id_ortu PK id_guru

id_sekolah id_sekolah nama_sekolah id_sekolah id_sekolah


Pelayanan Dasar
kode_ortu nama alamat id_siswa nama
Kartu Pribadi nama username nama_kepsek nama username
Layanan username email username email
email password email password
Pengumpulan Data password dst... password dst...
Data Pembelajaran dst.. dst...
tb_kelas tb_posting tb_kerjakan_tugas tb_tugas tb_komentar

E-Konseling
PK id_kelas PK id_posting PK id_kerjakan_tugas PK id_tugas PK id_komentar

Email Therapy id_guru username id_tugas id_guru id_posting

nama_kelas id_kelas id_kelas id_kelas username


Konseling Individual deskripsi isi_posting id_siswa judul_tugas komentar
Bulletin Board gambar dst... jawaban soal dst..
Counseling status dst... dst...
Pelayanan Responsif tb_kuis tb_kerjakan_kuis tb_soal_kuis tb_nilai tb_kegiatan

Video Conference

PK id_kuis
PK id_kerjakan_kuis PK id_soal PK id_siswa PK id_kegiatan
Chat
id_kelas id_kuis id_kuis id_kelas id_kelas
id_guru id_siswa soal id_tugas
judul_kuis id_kelas dst... nilai nama_kegiatan
soal jawaban dst..
Guru Mapel dst..
tb_email_therapy tb_respon_email tb_pesan tb_percakapan

Kolaborasi
Orangtua PK id_email_therapy PK id_respon PK id_pesan PK id_percakapan

id_siswa id_email_therapy id_guru id_pesan

Gambar 6. Fitur E-Konseling pada Social id_konselor

topik
pertanyaan
respon
dst..
id_siswa
id_konselor
id_ortu
username
pesan
dst..

Learning Network
dst...

tb_self_help

tb_komentar_sh
PK id_self_help

PK id_komentar_sh

Dari fitur-fitur layanan konseling diatas,


id_konselor
judul id_self_help
isi_posting komentar
dst...

layanan konseling individual yang akan diterapkan


adalah layanan email therapy dan chat. Gambar 8. Relasi Tabel

B. Desain Sistem 3. Perancangan Antarmuka


Perancangan antarmuka menggunakan
1. Perancangan Arsitektural Sistem Berikut
ini arsitektural sistem yang akan desain layout, gambar 9 menunjukkan adalah
dikembangkan: rancangan antarmuka pada halaman kelas.
Yuk Belajar Masukkan kata kunci Cari Nama
foto Nama online notifikasi
Memberikan Materi Melihat Materi
Diskusi Diskusi

Beranda Nama Kelas


Memberikan Tugas Melihat dan «uses»
Tambah Kelas Home Tugas Kegiatan Perkembangan Kuis Kegiatan Terkini

Menilai Tugas Mengerjakan Tugas


«uses» Mengikuti Kelas Kelas Materi

Memberikan Kuis >> Nama Kelas


Melihat Hasil Kuis Mengerjakan Kuis
Membuat Kelas
Post Kegiatan
>> Nama Kelas Siswa

Melihat Kegiatan >> Nama Kelas Jenis Posting


Melihat Log
>> Nama Kelas Tambah File

Aktivitas Siswa Siswaku Tambah Video Youtube


Melihat Siswa

Guru Komunikasi dengan «uses» Nilai Kirim


Siswa Input Kartu Pribadi
Komunikasi dengan
Konselor
Konselor Materi
«uses» Melihat Log

Orangtua
Melihat Rekap Nilai Aktivitas
Melihat Rekap Nilai
Materi 1
Pesan Materi 2
Komunikasi dengan «uses» Siswa
Guru Orangtua
Melihat Layanan Materi 3
Informasi
Melakukan Pencarian Posting
«uses»

Konseling Email Nama


Konseling Chat Konseling Chat

Isi Posting………...
Melihat Kartu
Komentar

Konseling Email Pribadi Komunikasi dengan


Guru
Melihat Log

Aktivitas Komunikasi dengan


Posting Layanan Orangtua
Informasi
Konselor Melihat Riwayat Melakukan Pencarian

Konseling Gambar 9. Rancangan Halaman Kelas


Gambar 7. Use Case Socia Learning Network
l
4.
Perancagan Prosedural Sistem
dengan Fitur E-Konseling
Perancanganproseduralsistem
2. Pemodelan Data
menggunakan activity diagram, berikut ini activity
diagram untuk proses bergabung ke dalam kelas
ditunjukkan gambar 10.
15
Rizal Yugo Prasetyo & Djuniadi / Edu Komputika 2 (2) (2015)
Siswa Sistem Guru

Login

gagal
sukses Tampil Halaman Siswa

Ijin Bergabung ke Kelas

Tampilan Kelas

Public Private Notifikasi Persetujuan

Gambar 12. Fitur Layanan Informasi


Setuju Tolak
Notifikasi kelas diterima

Pilih Kelas Tampil Halaman Kelas

Melakukan

Aktivitas Pembelajaran

Gambar 10. Activity Diagram

Bergabung/Mengikuti Kelas

Gambar 13. Tampilan Diskusi pada Layanan


C. Implementasi
Informasi
1. Implementasi Antarmuka
Implementasiantarmukadilakukan
b) Kartu Pribadi
dengan cara membuat template pada bagian view
Kartu pribadi diimplementasikan dalam
dengan bantuan bahasa pemrograman PHP,
profil siswa yang harus diisi siswa setelah selesai
HTML, CSS, Javascript dan Jquery. Salah satu
mendaftar e-learning, dengan konsep kartu pribadi
implementasi antarmuka halaman kelas
maka profil siswa menjadi lebih lengkap.
ditunjukkan pada gambar 11.

Gambar 14. Tampilan Kartu Pribadi

c) Data Pembelajaran
Gambar 11. Halaman Kelas Data pembelajaran yang dapat dilihat pada
aplikasi ini meliputi kelas yang diikuti, posting
2. Implementasi Fitur E-Konseling pada yang pernah dilakukan, tugas yang dikerjakan,
Social Learning Network tugas yang terlambat, kuis yang dikerjakan, kuis
a) Layanan Informasi yang terlambat, nilai tugas dan nilai kuis. Data
Layanan Informasi diberikan dengan cara pembelajaran ini dapat dilihat oleh guru dan
konselor memposting informasi yang dibutuhkan konselor.
siswa. Setelah informasi diberikan, siswa dapat
memberikan respon pada informasi yang diberikan.

Gambar 15. Tampilan Data Pembelajaran

16
Rizal Yugo Prasetyo & Djuniadi / Edu Komputika 2 (2) (2015)

d) Email Therapy diharapkan. Sedangkan pengujian error trapping


Konseling email dapat dilakukan dengan bertujuan untuk melihat reaksi program jika
cara konseli mengisi form konsultasi kemudian dilakukan pengisian data secara acak dan
konselor memberikan respon setelah melihat pesan menyalahi aturan
dari siswa, setelah proses konseling berakhir maka Pengujian test case dilakukan dengan 9
konselor memberikan tindakan sesuai dengan hasil kelas uji, 67 butir pengujian dengan hasil 100%
dari konseling. sukses. Pengujian error trapping dilakukan dengan
2 kelas uji, 7 kelas pengujian dengan hasil 5 sukses
dan 2 perbaikan.

2. Pengujian Ahli
Pengujian ahli media dilakukan oleh 4
responden dengan hasil seperti ditunjukkan pada
gambar 18.

Gambar 16. Tampilan Email Therapy

e) Chat
Konseling chat ini hampir sama dengan
konseling email, namun pesan yang disampaikan
melalui chat dapat ditanggapi langsung pada chat
box.
Gambar 18. Hasil Pengujian Ahli Media

Setelah dilakukan pengkategorian maka


penilaian ahli media masuk pada kategori sangat
baik.

3. Pengujian Ahli Konseling


Pengujian ahli konseling dilakukan oleh 3
responden dengan hasil ditunjukkan pada gambar
Gambar 17. Tampilan Email Therapy
19.

f) Kolaborasi dengan Guru Mapel


Kolaborasi dengan Guru Mapel dilakukan
dengan komunikasi melalui chat.
g)Kolaborasi dengan Orangtua Kolaborasi
dengan orangtua dilakukan
dengan komunikasi melalui chat.

D. Pengujian
1. Pengujian Alpha Gambar 18. Hasil Pengujian Ahli Konseling
Pengujian alpha dilakukan dengan metode
blackbox dengan 2 cara yaitu (1) test case, (2) Setelah dilakukan pengkategorian maka
pengujian erro trapping Test case adalah penilaian ahli konseling masuk pada kategori
r . sangat baik.
serangkaian pengujian yang berisi input,
kondisi saat dieksekusi, dan hasil yang

17
Rizal Yugo Prasetyo & Djuniadi / Edu Komputika 2 (2) (2015)

4. Pengujian Beta Muhammad Harlanu, M.Pd., Drs. Suryono,


Pengujian beta yang dilakukan oleh M.T., Dr. Djuniadi, M.T., serta seluruh dosen
pengguna melibatkan 43 responden, yaitu 34 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika
siswa, 5 orangtua, 3 guru dan 1 konselor dengan dan Komputer Jurusan Teknik Elektro Fakultas
hasil 85,67%. Teknik Unnes.

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Depdiknas. 2008. Rambu-Rambu Penyelenggaraan


didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
Pendidikan Formal.
1. Telah dihasilkan aplikasi social
Djuniadi. 2012. Fitur Motivasi Pembelajaran Online
learning network dengan fitur e-
dengan Pendekatan Pre-Defined Set. Jurnal
konseling yang memiliki kelebihan
Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 1, Februari
antara lain konselor mendapatkan 2012. Hal 41-52.
data pembelajaran siswa sebagai Halimi, K., Seridi, H., Zucker, C.F. 2011. Solearn :
pendukung konseling, konselor dapat Social Learning Network. International
berkolaborasi dengan guru dan Conference and Computational Aspects of Social
orangtua. Network (CASoN). 130-135.
2. Ada beberapa fitur layanan Ifdil. 2013. Konseling Online Sebagai Salah Satu
bimbingan dan konseling yang dapat Bentuk Pelayanan E-Konseling. Jurnal Konseling
dan Pendidikan Vol 1, No 1, Februari 2013, Hlm
diterapkan pada aplikasi social
15-21.
learning network yang terintegrasi
Lahinta, A. 2010. Berbagai Model Inovasi Pembelajaran
dengan e-konseling yaitu layanan dengan dukungan Teknologi Informasi.
informasi, layanan pengumpulan Prosiding, Seminar Internasional
data, konseling individual dan Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan
kolaborasi dengan guru maupun Vokasi di Indonesia yang diselenggarakan oleh
orangtua. FTK UNDIKSHA, tanggal 29 April 2010.
3. Hasil pengujian alpha, pengujian ahli, Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha.
pengujian beta menunjukan sistem National Board for Certified Counselors. 2001. The
yang dikembangkan masuk pada practice of online counseling.
Nabilah. 2010. Pengembangan Media Layanan
kategori sangat baik.
Konseling Melalui Internet di Perguruan Tinggi
(Studi Keterbacaan Media Layanan Konseling
SARAN Melalui Internet di Universitas Negeri Jakarta).
Universitas Negeri Jakarta.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Prayitno, Amti, E. 2004. Dasar-dasar bimbingan dan
berikut beberapa saran untuk penelitian konseling. Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional
selanjutnya: dan PT Rineka Cipta.
1. Dapat dikembangkan user kepala sekolah Subiyantoro, E., Nugraha, H.C., Ratih, C.K., dan
Nosyrafil, R.R. 2013. Simulasi Digital Jilid 1.
agar dapat memantau kegiatan yang
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
berjalan pada e-learning.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian
2. Dapat dikembangkan fitur-fitur e- Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
konseling yang lain, seperti video Walgito, B. 2010. Bimbingan dan Konseling (Studi dan
conference dan bulletin board counseling Karir). Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wiliis, S.S. 2004. Konseling Individual Teori dan
UCAPAN TERIMA KASIH Praktek. Bandung : Penerbit Alfabeta Bandung.

Ucapan terimakasih ditujukan kepada Prof.


Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Drs. H,
18

Anda mungkin juga menyukai