Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN SCHOOLOGY SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT

SYSTEM DALAM PERKULIAHAN KIMIA


Oleh Anita Fibonacci, M.Pd

disampaikan dalam diskusi rutin diskusi dosen kimia-pendidikan kimia Fakultas Saintek UIN
Walisongo

A. PENDAHULUAN

Dewasa ini, peserta didik belajar secara berbeda dengan peserta didik satu dekade

yang lalu saat perkembangan teknologi informasi belum berkembang seperti sekarang.

Pembelajaran abad 21 dituntut untuk menyesuaikan perkembangan IT agar peserta didik

lebih terlibat dalam pembelajaran. Peserta didik saat ini bisa dikatakan sebagai masyarakat

digital, kehidupan peserta didik dipenuhi dengan media sosial, kegiatan browsing, texting,

dan berbagai kemudahan akses internet yang lain. Hal ini sepadan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ahuja (2013) yang menyatakan bahwa remaja menghabiskan waktu 7,5 jam

perhari untuk menggunakan fasilitas IT termasuk menonton televisi, bermain game,

searching dan mendengarkan musik. Disisi lain, untuk membekali mahasiswa dengan

kemampuan mengaplikasikan teknologi di dalam pembelajaran, agar kelak dapat memenuhi

tuntutan kebutuhan sebagai dosen yang mampu menerapkan pembelajaran kimia berbasis IT

tertuang dalam dokumen naskah akademik kurikulum pendidikan kimia berorientasi kkni

berbasis pada kesatuan ilmu pengetahuan (2015) dimana kurikulum pendidikan kimia

berorientasi kkni berbasis pada kesatuan ilmu pengetahuan mengharapkan lulusan pendidikan

kimia S1 salah satunya adalah memiliki kualifikasi untuk mampu mengaplikasikan bidang

keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya

dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi. Hal

tersebut menunjukkan pentingnya menerapkan pembelajaran berbasis e-learning menjadi

dalam perkuliahan kimia. Salah satu cara untuk menerapkan e-learning dalam pembelajaran
adalah menggunakan aplikasi Schoology yang merupakan learning management system

gratis yang memiliki banyak fitur menarik.

B. ISI

Perkembangan IT yang cukup pesat, menuntut para stakeholder pendidikan untuk

mulai mengikuti perkembangan jaman. Teknologi informasi seperti dua mata sisi pedang,

jika dapat mengendalikan pedang dengan benar maka kita akan selamat, sementara ketika

kita tidak bisa mengendalikan pedang tersebut, bisa jadi pedang akan menimbulkan luka. E-

learning dapat diterjemahkan sebagai pembelajaran yang menggunakan perangkat eletronik

sebagai medianya. E-learning merupakan seperangkat aplikasi dan proses yang dibuat untuk

kegiatan pembelajaran. E-learning lebih mengarah kepada kelas virtual (Virtual Classroom).

Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan

dihantarkan melalui media internet, intranet, tape, audio maupun video, satelit, televisi

interaktif, ataupun media penyimpanan seperti CD-ROM. Definisi ini menjelaskan bahwa

tidak ada nilai mutlak bahwa e-learning harus terhubung dengan internet. Namun, secara

spesifik, definisi e-learning adalah bergantung dari penyelenggara kegiatan e-learning

tersebut, cara penggunaan, serta tujuan penggunaanya (Rusman, 2013). Menurut Rosenberg

dalam Rahmasati & Rismiati (2013), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi

internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga

kriteria, yaitu : e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan memperbaharui,

menyimpan, mendistribusikan dan membagi materi ajar atau informasi, pengiriman sampai

ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang

standar. Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik

paradigma pembelajaran tradisional.


Pernyataan di atas menjelaskan bahwa e-learning memiliki fleksibilitas dalam

pengolahannya, meskipun terbatas dengan kemampuan dari keberadaan jaringan internet itu

sendiri. Proses pembelajaran di dalam e-learning sangat tergantung kepada keberadaan

komputer sebagai media utamanya. Meskipun begitu, dengan komputer proses belajar bisa

menjadi lebih dinamis karena komputer memiliki beragam fitur, sehingga proses

pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Beberapa keuntungan dari pembelajaran dengan basis e-learning antara lain bisa

mengurangi penggunaan kertas. Aunurrahman (2009) menguraikan beberapa ciri dari

pembelajaran e-learning :

a. E-learning merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memberi penekanan pada

penyampaian informasi,komunikasi, pendidikan pada penyampaian informasi,

komunikasi, pendidika, pelatihan secara online.

b. E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar

tradisional (model belajar klasikal, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan

berbasis komputer) sehingga dapat menjawab perkembangan global.

c. E-learning tidak berarti menggantikan sistem belajar klasikal yang dipraktikkan, tetapi

memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan informasi tentang substansi

(content) dan mengembangkan teknologi pendidikan.

d. Kapasitas pembelajaran sangat bervariasi. Hal ini tergantung pada bentuk konten serta

alat penyampaian informasi pesan-pesan pembelajaran dan gaya belajar. Bilamana

konten dikemas dengan baik dan didukung dengan alat penyampai informasi dan gaya

belajar secara serasi, maka kapasitas belajar ini akan lebih baik yang pada gilirannya

akan memberikan hasil yang baik.


Seorang pengajar yang baik hendaknya mampu menjembatani perubahan kebutuhan

dari pembelajaran tradisional menuju ke pembelajaran berbasis IT. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara menerapkan blended learning. Blended learning merupakan harmonisasi anatara

pembelajaran berbasis teknologi dengan pembelajaran face to face Sharma and Barett (2007).

Sepadan dengan hal tersebut, Tang and Pan (2008) menyatakan bahwa blended learning

melibatkan kombinasi dari beberapa elemen yang berbeda seperti cara penyampaian, model

pengajaran, dan gaya belajar yang transparan selama di kelas. Salah satu program yang dapat

digunakan untuk menerapkan blended learning adalah menggunakan Learning management

system.

Learning management system (LMS) adalah aplikasi sofware atau teknologi berbasis

web yang digunakan untuk merencanakan, mengimplementasikan dan menilai proses

pembelajaran (Sicat, 2015). Salah satu learning management system yang dapat digunakan

adalah schoology. Schoology adalah salah satu LMS yang gratis, memungkinkan kolaborasi

(secara online) antara siswa vs siswa, dosen vs siswa, bahkan dengan orang tua (Farmington,

2014). Sepadan dengan hal tersebut, hasil penelitian Sicat (2015) menunjukkan bahwa

Schoology efektif digunakan untuk menerapkan blended learning. Beberapa kelebihan

Schoology antara lain:

Banyak fitur menarik yang dapat diakses mahasiswa akan membuat siswa termotivasi

untuk terlibat dalam pembelajaran, sepadan dengan hal tersebut Joshua (2015) membuktikan

terdapat peningkatan dalam kategori tinggi untuk aspek motivasi mahasiswa yang diberikan

pengajaran menggunakan Schoology karena banyak fitur yang menarik. Sebelum dapat

menikmati berbagai fitur menarik dalam schoology, dosen harus membuat akun Schoology

terlebih dahulu.
Langkah-langkah untuk membuat akun sebagai berikut:

1. Buka site www.schoology.com

2. Klik Sign Up sehingga muncul pilihan Instructor dan Student, pilih salah satu, disini saya

akan pilih Student.

3. Lalu masukan kode akses yang telah diberikan oleh dosen untuk akses pembelajaran,

klik Continue.

4. Jika kode akses yang dimasukan benar, maka akan muncul form Register, silakan isi

dengan nama anda, email, dan password.

5. Setelah selesai mengisi form register sukses, maka akan dilanjutkan untuk mengikuti tur

klik Next dan jika tidak Close.

6. Selanjutnya siswa akan dihadapkan dengan explorasi Course dideretan menu bagian atas

silakan pilih berdasarkan Kode Akses

Jika dosen/mahasiswa sudah masuk dan memiliki akun, maka dosen/mahasiswa dapat

menikmati beberapa fitur menarik dalam schoology. Beberapa fitur yang terdapat dalam

Schoology ditampilkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Beberapa Fitur dalam Schoology


Fitur Courses (Kursus), yaitu fasilitas untuk membuat kelas mata kuliah seperti kimia

organik, perencanaan pembelajaran, praktikum biokimia dan beberapa jenis mata kuliah yang

lain. Dalam fitur courses kita bisa menambahkan berbagai macam pilihan lain seperti add

materials, yang di dalamnya terdapat beberapa fitur yang bisa ditambahkan. Beberapa item

pilihan dalam fitur courses disajikan dalam Gambar 2. Dosen diberikan keleluasaan untuk

menambahkan file materi kuliah. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi mahasiswa,

karena mahasiswa dapat mempersiapkan perkuliahan selanjutnya dengan mempelajari

terlebih dahulu materi perkuliahan yang dikirimkan oleh dosen.

Gambar 2. Item yang Bisa Ditambahkan dalam Course

Schoology membantu dosen dalam membuka kesempatan komunikasi yang luas

kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat lebih mudah untuk mengambil peran/bagian dalam

diskusi dan kerja sama dalam tim. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka fitur add

discussion. Melalui fitur ini dosen bisa menilai diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa, serta

melihat tingkat keaktifan siswa selama proses diskusi. Proses diskusi juga lebih bisa

diobservasi oleh dosen. Dosen juga dapat menambahkan quiz dengan cara menambahkan

fitur add test/quiz. Dosen diberikan beberapa variasi soal, sehingga tidak terkesan monoton.

Beberapa variasi soal yang disediakan oleh Schoology disajikan dalam Gambar 3.
Gambar 3. Variasi Soal yang disediakan dalam Schoology

Di dalam menu Course kita juga bisa membuat kuis/soal (ini yang tidak dimiliki oleh

facebook) yang jenisnya banyak yaitu pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, isian singkat,

dll. Bagusnya lagi kita bisa mengimport soal. Kelebihan soal online yang dimiliki oleh

Schoolgy adalah kita tidak perlu memeriksa pekerjaan siswa. Dan soal-soal itu (biasanya

berbentuk tugas) bisa dikerjakan di rumah, dosen tinggal mengontrol dari jarak jauh. Dalam

Schoology dilengkapi dengan Symbol, Equation, dan Latex. Jadi semua jenis soal yang

mengandung gambar, simbol, dan equation dapat ditulis di Schoology.


C. PENUTUP

Dapat disimpulkan bahwa Schoology adalah platform media sosial bagi dosen dan

siswa atau dosen dan mahasiswa yang berfungsi untuk berbagi ide, file, agenda kegiatan dan

penugasan yang dapat menciptakan interaksi dosen dan siswa. Sehingga Schoology dapat

digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran berbasis e-learning, dengan berbagai

fitur menarik dan mudah digunakan.


DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, M. (2013). Teens are spending more time consuming media, on mobile devices. The
Washington Post. Retrieved from : http://www.articles.washingtonpost.com

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sharma, P, & Barett, B. (2007). Blended Learning: Using Technology In And Beyond The
Language Classroom. Oxford: Macmillan

Sicat, A. S., & Ed, M. A. (2015). Enhancing College Students ’ Proficiency in Business
Writing Via Schoology, 3(1), 159–178.

Tang, X., & Pan, Q. (2008). Study on the Application of Blended Learning in the College
English Course. In Future Information Technology and Management Engineering.
Prosiding International Seminar on (pp. 133-136). IEE

Tim Penyusun Kurikulum Pendidikan Kimia.(2005). Naskah Akademik Kurikulum


Pendidikan Kimia Berorientasi Kkni Berbasis Pada Kesatuan Ilmu Pengetahuan. UIN
Walisongo: Semarang

Anda mungkin juga menyukai