Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Abortus merupakan berakhirnya kehamilan yang dintandai dengan keluarnya janin


(fetus) atau embrio sebelum memiliki kamampuan untuk bertahan hidup di dalam kandungan
(Wikipedia)

Abortus merupakan kejadian dimana produk konsepsi yang keluar pada saat usia
kehamilan belum mencapai 20 minggu. Sedangkan abortus spontan merupakan abortus yang
terjadi secara spontan tanpa diikuti oleh unsur kesengajaan. (M.Nojomi, 2012)

World Healt Organization atau lebih dikenal WHO mendeskripsikan pada wilayah
Asia Tenggara, diperkirakan kejadian abortus sekitar 4,2 juta setiap tahunya dengan 750.000
sampai 1.5 juta terjadi di Indonesia. Frekuensi yang didapat sekitar 10-15%. Frekuensi ini
dapat bertambah mencapai 50% apabila banyaknya terdapat wanita yang hamil pada usia
muda., terlambatnya haid beberapa hari, sehingga mereka tidak menyadari bahwa mereka
hamil. Dapat diperkitakan dari 5 juta kehamilan yang terjadi pertahunya di Indonesia terdapat
500.000 – 750.000 terjadinya abortus spontan. (Sukroani dan Sulistyaningsih, 2010)

Pada Sumatera Barat data yang ditemukan angka kejadian abortus sekitar 307 (1,7%)
(Dinas Kesehatan Kota Padang, 2015). Pada daerah Padang berdasarkan data yang diambil
dari salah satu RS yaitu RSUP Dr.M. Djamil Padang pada tahun 2011 dilaorkan terdapat 113
kasus kejadian abortus. Sedangkan pada data rekam medis untuk kejadian kasusu abortus
pada tahun 2014 terjadinya banyak peningkatan yaitu sekitar 125 kasus abortus. (Lily Fajria,
2014)

Survey Demografi dan Kesehatan atau (SDKI) meyebutkan angka kematian ibu yang
terjadi di Indonesia mencapai 288 per 100.000 kelahiran yang hidup. Terdapat tiga faktor
yang menyebabkan terjadinya aborsi yaitu preeklamsia, infeksi, pendarahan dan abortus yang
dinyatakan (SDKI,2012)

Abortus dapat disebabkan oleh infeksi akut dari virus, infeksi kronik dari sifilis yang
bisanya menyabakan aborutus pada trimester kedua. Penyakit kronik yang dapat disebabkan
oleh anemia akut, taruma fisik dan hipertensi. Pada umunya abortus juga dapat disebabkan
oleh hunbungan seksual yang berlebihan selama kehamilan, kelainan kandungan dan
kamatian janin sebabkan oleh bawaan dan kalainan kandungan (Mufdlilah, 2010)
Abortus spontan merupakan abortus yang terjadi tidak disebabkan oleh mekanis atau
medis, yang benar – benar hanya disebabkan oleh faktro alami. Sekitar 15% - 20% terminasi
kahamilan termasuk abortus spontan ( Joseph dan Nugroho, 2010). Pada abortus spontan
faktor yang dapat menjadi penyebabnya yaitu kelainan pada pertumbuhan hasil konsepsi,
terjadinya kelainan pada plasenta, ibu yang memiliki penyakit dan dapat juga disebabkan
oleh kelaianan traktus genetalis. Faktor lain yang dapat memicu abortus adalah paritas, usia
ibu pada saat hamil, kelainan endokrin, malnutrisi, umur kehamilan, anemia, faktor
lingkungan seperti mengonsumsi tembakau, alkohol, kafein dan pemakaian obat. (Sukriani
dan Sulistyaningsih, 2011).

Salah satu faktor terjadinya abortus adalah usia, ibu yang mengalami kehamilan
dengan usia lebih dari 35 tahun dan grande multipara dapat menjadi resiko tinggi terjadinya
abortus. Pada ibu hamil yang berusia 20 tahun kejadian abortus sekitar 10% , sedangkan pada
ibu hamil yang berusia lebih dari 45 tahun terjadinya abortus akan meningkat lebih menjadi
90% (Heffner, 2010)

Berdasarkan hasil studi pada pendahuluan terlihat setiap tahunya kejadian abortus
pada ibu hamil semakin meningkat. Kejadian abortus tidak hanya dapat membunuh bayi
tetapi juga dapat membunuh ibu yang mengandung. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti
Faktor Usia Terhadap Angka Kejadian Abortus karena pada kejadian abortus tidak hanya
benyak terjadi pada usia diatas 45 tahun tetapi juga ada terjadi pada usia 20 tahun. Untuk
mengatahui apa faktor penyebab yang mendasari terjadinya abortus pada usia lanjut dan juga
pada usia yang masih muda.

Anda mungkin juga menyukai