PEMBEL A J A R A N
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
[ PKn ]
Tidak diperkenankan memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini dalam
bentuk dan dengan cara apapun tanpa seizin tertulis dari Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
ISBN, 978-602-7774-18-6
Bismillahirrahmanirrahim
dan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah melalui Dual Mode System—
selanjutnya ditulis Program DMS—merupakan ikhtiar Direktorat Jenderal Pendidikan
jabatan di bawah binaannya. Program ini diselenggarakan sejak tahun 2009 dan masih
berlangsung hingga tahun ini, dengan sasaran 10.000 orang guru yang berlatar belakang
guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
Sekolah.
Program DMS dilatari oleh banyaknya guru-guru di bawah binaan Direktorat Jenderal
terlebih di daerah pelosok pedesaan. Sementara pada saat yang bersamaan, konstitusi
pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2007, dan PP No. 74 Tahun
2008) menetapkan agar sampai tahun 2014 seluruh guru di semua jenjang pendidikan
secara individual melalui perkuliahan regular. Selain karena faktor biaya mandiri yang
relatif membebani guru, juga ada konsekuensi meninggalkan tanggungjawabnya dalam
menjalankan proses pembelajaran di kelas.
Dalam situasi demikian, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam berupaya melakukan
terobosan dalam bentuk Program DMS—sebuah program akselerasi (crash program)
di jenjang pendidikan tinggi yang memungkinkan guru-guru sebagai peserta program
pembelajaran tatap muka (TM) dan pembelajaran mandiri (BM). Untuk BM inilah proses
pembelajaran memanfaatkan media modular dan perangkat pembelajaran online (e-
learning).
dilakukan dengan melibatkan para pakar/ahli yang tersebar di LPTK se-Indonesia, dan
selanjutya hasil review diserahkan kepada penulis untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.
Dengan keberadaan modul ini, para pendidik yang saat ini sedang menjadi mahasiswa
agar membaca dan mempelajarinya, begitu pula bagi para dosen yang mengampunya.
Pendek kata, kami mengharapkan agar buku ini mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan secara lengkap. Kami tentu menyadari, sebagai sebuah modul, buku ini masih
membutuhkan penyempurnaan dan pendalaman lebih lanjut. Untuk itulah, masukan dan
kritik konstruktif dari para pembaca sangat kami harapkan.
Semoga upaya yang telah dilakukan ini mampu menambah makna bagi peningkatan
mutu pendidikan Islam di Indonesia, dan tercatat sebagai amal saleh di hadapan Allah
swt. Akhirnya, hanya kepada-Nya kita semua memohon petunjuk dan pertolongan agar
upaya-upaya kecil kita bernilai guna bagi pembangunan sumberdaya manusia secara
nasional dan peningkatan mutu umat Islam di Indonesia. Amin
Wassalamu’alaikum wr. wb.
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
SILABUS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PKn .......................................................... 1
TINJAUAN MATA KULIAH........................................................................................ 7
GLOSARIUM........................................................................................................ 369
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 375
TENTANG PENULIS.............................................................................................. 379
B. SKMK :
Meningkatkan kemampuan profesional guru kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam pembelajaran PKn melalui penguasaan teori dan model
pembelajaran PKn sebagai substansi kajian pedagogik (pedagogically content knowledge) untuk mendukung meningkatkan kualitas pembelajaran
PKn yang berorientasi pada pengembangan kecerdasan baik kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, maupun sosial mahasiswa serta
C. Deskripsi MK :
Mata kuliah ini membahas tentang dimensi teori dan proses pembelajaran PKn di MI yang berorientasi pada pengembangan kecerdasan dan
partisipasi warga negara, serta memfasilitasi guru kelas MI untuk mampu membelajarkan PKn berlandaskan pada pendekatan kemampuan dasar
kewarganegaraan (civic competence). Sesuai dengan itu, maka cakupan materi dalam mata kuliah ini meliputi: (1) Paradigma baru PKn ; (2)
Pengembangan Materi Pembelajaran PKn ; (3) Pengembangan Desain dan Model Pembelajaran PKn ; (4) Pengembangan Pendekatan dan Metode
Pembelajaran; (5) Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran; (6) Pengembangan Desain dan Model Pembelajaran PKn Kelas Rendah ; (7)
Pengembangan Desain dan Model Pembelajaran PKn MI Kelas Tinggi ; (8) Pengembangan desain dan model pembelajaran konsep globalisasi dan
kerjasama antarbangsa; (8) Penilaian Pembelajaran PKn; (9) Pengembangan Kurikulum PKn dalam KTSP.
Estimasi No.
No. KD Indikator PB/SPB Kegiatan Pembelajaran Bentuk Waktu Rujukan
Asesmen
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Mahasiswa 1. Menjelaskan pengertian, Paradigma Baru PKn Menguraikan konsep, teori,
memahami tujuan, dan dimensi PKn 1.1 Pengertian, tujuan, dan dimensi percontohan, ilustrasi, latihan
paradigma baru PKn 2. Mengembangkan Konsep, PKn tentang pengertian, tujuan, dan Tertulis
Nilai, Moral dan Norma 1.2 Pengembangan Konsep, Nilai, dimensi PKn, pengembangan pilihan
PKn Moral dan Norma PKn Konsep, Nilai, Moral dan Norma ganda
3. Menjelaskan dimensi 1.3 Dimensi Pembelajaran PKn serta
pembelajaran PKn dimensi pembelajaran PKn
2 Mahasiswa 1. Mengidentifikasi Pengembangan Materi Pembelajaran Menguraikan konsep, contoh, dan
menguasai prinsip karakteristik materi PKn PKn latihan tentang pengembangan Tertulis
pengembangan 2. Mengembangkan materi 2.1 Karakteristik materi PKn materi pembelajaran PKn pilihan
materi pembelajaran pembelajaran PKn MI 2.2 Pengembangan Materi ganda
PKn Pembelajaran PKn MI
3 Mahasiswa 1. Mengembangkan desain Pengembangan Desain dan Model Menguraikan desain dan model
menguasai prinsip pembelajaran PKn Pembelajaran PKn pembelajaran PKn dengan
pengembangan 2. Mengembangkan model 3.1 Pengembangan desain pembelajaran merujuk pada prinsip KTSP dan Tertulis
Desain dan Model pembelajaran PKn PKn Standar Isi (Permendiknas Nomor pilihan
Pembelajaran PKn 3.2 Pengembangan model 22 tahun 2006. ganda
pembelajaran PKn
5 Mahasiswa 1. Mengembangkan media Pengembangan Media dan Sumber Menguraikan jenis, prinsip, dan Tertulis
menguasai prinsip pembelajaran PKn Pembelajaran karakteristik media dna sumber pilihan
pengembangan media 2. Mengembangkan sumber 5.1 Pengembangan Media pembelajaran pembelajaran PKn untuk MI. ganda
dan sumber pembelajaran PKn PKn
pembelajaran PKn 5.2 Pengembangan Sumber
pembelajaran PKn
6 Mahasiswa 1. Mengembangkan desain Pengembangan Desain dan Model Menguraikan desain dan model
menguasai prinsip pembelajaran PKn MI Pembelajaran PKn Kelas Rendah pembelajaran PKn untuk MI pada
pengembangan Kelas Rendah 6.1 Pengembangan desain pembelajaran jenjang kelas rendah. Tertulis
Desain dan Model 2. Mengembangkan model PKn MI Kelas Rendah pilihan
Pembelajaran PKn pembelajaran PKn MI 6.2 Pengembangan model ganda
MI Kelas Rendah Kelas Rendah pembelajaran PKn MI Kelas
Rendah
7 Mahasiswa 1. Mengembangkan desain Pengembangan Desain dan Model Menguraikan desain dan model
menguasai prinsip pembelajaran PKn MI Pembelajaran PKn MI Kelas Tinggi pembelajaran PKn untuk MI pada
Tertulis
pengembangan Kelas Tinggi 7.1 Pengembangan desain pembelajaran jenjang kelas tinggi.
pilihan
Desain dan Model 2. Mengembangkan model PKn MI Kelas Tinggi
ganda
Pembelajaran PKn pembelajaran PKn MI 7.2 Pengembangan model
MI Kelas Tinggi Kelas Tinggi pembelajaran PKn MI Kelas Tinggi
8 Mahasiswa 1. Menjelaskan Standar Penilaian Pembelajaran PKn Menguraikan konsep, contoh, dan
menguasai prinsip Penilaian kelompok mata 8.1 Standar Penilaian kelompok mata latihan tentang pengembangan
Meningkatkan kemampuan profesional guru kelas MI dalam pembelajaran PKn melalui penguasaan teori dan model pembelajaran PKn
sebagai substansi kajian pedagogik (pedagogically content knowledge) untuk mendukung meningkatkan kualitas pembelajaran PKn yang
berorientasi pada pengembangan kecerdasan baik kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, maupun sosial mahasiswa serta partisipasi
warga negara yang bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Demikianlah tinjauan matakuliah yang akan Anda pelajari melalui kegiatan belajar
pada setiap Bahan Belajar Mandiri. Selanjutnya agar Anda berhasil mempelajari materi
yang tersaji pada mata kuliah ini perhatikan beberapa anjuran di bawah ini.
1. Pelajarilah setiap bahan belajar mandiri secara bertahap dan berulang-ulang sampai
pada tingkat penguasaan paling sedikit 80%.
2. Kerjakan setiap latihan dengan tertib dan sungguh-sungguh.
3. Diskusikan bagian-bagian yang sulit Anda pahami dengan kawan sekelas.
4. Tanyakan penyelesaian masalah yang sulit kepada orang lain yang lebih mengetahui
atau kepada Tutor Anda pada saat tutorial.
5. Selamat belajar.
1
KEWARGANEGARAAN
PENDAHULUAN
Semua kemampuan di atas sangat penting bagi semua guru dan atau calon guru
profesional khususnya untuk menganalisis dan menerapkan konsep-konsep PKn MI
secara terintegrasi dalam pembelajaran. Pentingnya calon sarjana maupun calon guru
profesional memahami atau punya kemampuan seperti ini karena seringkali para guru
pemula mengalami kesulitan dalam menentukan, memilih dan mempertimbangkan
Pada bagian pendahuluan di atas dalam modul ini, Anda telah mengenal dan
memahami tentang arah pengembangan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) khususnya
dalam penguasaan kompetensi dalam pembelajaran PKn. Pada kegiatan belajar ini, akan
dibahas tentang pengertian, tujuan, dan dimensi pendidikan kewarganegaraan di MI.
Pada kegiatan belajar ini, Anda diharapkan akan punya pemahaman tentang apa PKn itu,
mengapa perlu ada pembelajaran PKn, dan apa dimensi PKn. Oleh karena itu, apabila
Anda sudah menguasai pembahasan materi pada kegiatan belajar 1, maka Anda akan
sangat terbantu untuk menguasai materi pada kegiatan belajar berikutnya.
Apa pendidikan kewarganegaraan (PKn) untuk MI itu?
Pendidikan Kewarganegaraan atau disingkat PKn merupakan bidang kajian yang
bersifat multifaset yang bidang keilmuannya bersifat interdisipliner, multidisipliner
bahkan multidimensional. Namun, menurut seorang hali ilmu politik yang bernama
Chreshore (1886), secara filsafat keilmuan ia berasal dari ilmu politik khususnya dari
konsep “political democracy” untuk aspek “duties and rights of citizen”. Dari ontologi
pokok inilah berkembang konsep “Civics”, yang secara harfiah diambil dari bahasa Latin
“civicus” yang artinya warga negara pada jaman Yunani kuno, yang kemudian diakui secara
akademis sebagai embrionya “civic education”, yang selanjutnya di Indonesia diadaptasi
menjadi “pendidikan kewarganegaraan” (PKn). Dari sudut pandang epistemologis,
menurut Barr, Barrt, dan Shermis (1978), PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi “social studies” yakni “citizenship
transmission”. Saat ini tradisi itu sudah berkembang pesat menjadi suatu “body of
knowledge” yang dikenal dan memiliki paradigma sistemik yang didalamnya terdapat
tiga domain “citizenship education” yakni: domain akademis, domain kurikuler, dan
domain sosial kultural” (Winataputra:2001)
Ketiga domain itu satu sama lain memiliki saling keterkaitan struktural dan fungsional
yang menurut Center for Civic Education (1998) di Amerika Serikat diikat oleh konsepsi
PKn untuk persekolahan sangat erat kaitannya dengan dua disiplin ilmu yang erat
dengan kenegaraan, yakni Ilmu Politik dan Hukum yang terintegrasi dengan humaniora
dan dimensi keilmuan lainnya yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk
kepentingan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, PKn di tingkat persekolahan
bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang cerdas
dan baik (to be smart dan good citizen). Warga negara yang dimaksud adalah warga
negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai
(attitudes and values) yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa kebsangsaan
dan cinta tanah air.
Di Madrasah Ibtidaiyah, PKn lebih dititikberatkan pada penghayatan dan pembiasaan
diri untuk berperan sebagai warga negara yang demokratis dalam konteks Indonesia.
Untuk itu guru PKn harus menjadi model warga negara yang demokratis sehingga menjadi
teladan bagi peserta didiknya. Dalam program PGMI di LPTK, PKn sebagai matakuliah
Rangkuman
Pendidikan Kewarganegaraan atau PKn merupakan bidang kajian yang bersifat
multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuan. Namun secara filsafat keilmuan ia
memiliki ontologi pokok ilmu politik khususnya konsep “political democracy” untuk aspek
“duties and rights of citizen”. Dari ontologi pokok inilah berkembang konsep “Civics”, yang
secara harfiah diambil dari bahasa Latin “Civicus” yang artinya warga negara pada jaman
Yunani kuno, yang kemudian diakui secara akademis sebagai embrionya “civic education”,
yang selanjutnya di Indonesia diadaptasi menjadi “pendidikan kewarganegaraan”
(PKn).
Secara epistemologis, PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan pengembangan
dari salah satu dari lima tradisi “social studies” yakni “citizenship transmission”. Saat ini
3. Pendekatan atau strategi pembelajaran yang cocok karena sesuai dengan karakteristik
anak usia SD/MI adalah …
A. structural
B. integrated
C. separated
D. correlated
4. Pendekatan pembelajaran PKn tersebut sesuai dengan ciri anak SD/MI yang memiliki
kemampuan berpikir yang bersifat …
A. abstrak
B. preoperasional
C. holistik
D. deduktif
7. Salah satu kontribusi ilmu politik terhadap pembelajaran PKn adalah kemampuan
(skill) dalam ....
A. membuat kesimpulan
B. membuat keputusan
C. pemecahan masalah krusial
D. menciptakan masalah aktual
9. Kemampuan yang perlu diterapkan dalam pembelajaran PKn untuk siswa SD/MI
kelas rendah terutama dalam masalah afektif adalah aspek …
A. mengklarifikasi isu-isu untuk pengambilan keputusan
B. pengumpulan data empiris dan data yang berkaitan dengan nilai
C. mempertimbangkan alternatif tindakan dan akibat-akibatnya
D. kemampuan membiasakan diri dalam bersikap peka
10. Dengan memperhatikan karakteristik siswa SD/MI, maka pembelajaran PKn untuk
siswa kelas rendah perlu disampaikan secara ... kecuali:
A. terpadu
B. tematik
C. disipliner
D. kontekstual
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100 %
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Pada kegiatan belajar pertama dalam modul ini, Anda telah mengenal dan memahami
paradigma pendidikan kewarganegaraan di tingkat pendidikan dasar, khususnya Madrasah
Ibtidaiyah (MI). Pada kegiatan belajar ini, akan dibahas pengembangan konsep, nilai,
moral dan norma dalam pembelajaran PKn untuk Madrasah Ibtidaiyah. Pembahasan atas
istilah-istilah serta persoalan ini perlu diangkat dan dideskripsikan secara jelas mengingat
PKn sebagai pembelajaran yang multidimensional meliputi pendidikan nilai, moral, dan
norma disamping pendidikan karakter, konstitusi, politik, dan hukum. Secara akademik,
pemilahan ini diperlukan terutama untuk kepentingan analisis, namun secara praksis,
maksudnya dalam proses pembelajaran, semua dimensi itu pada dasarnya terintegrasi
dan seringkali sulit dipisahkan.
Istilah konsep, nilai, moral, dan norma dalam PKn merupakan istilah dasar yang
perlu dipahami secara benar. Istilah-istilah ini sangat terkait langsung baik pada tataran
teoritis maupun praksis-operasional bahkan praktik. Agar para mahasiswa memiliki
pemahaman dan persepsi yang sama terhadap istilah tersebut, maka berikut ini akan
diuraikan pengertian-pengertian dan karakteristik istilah-istilah tersebut menurut para
ahli.
Pengertian Konsep
Konsep merupakan pokok pengertian yang bersifat abstrak yang menghubungkan
orang dengan kelompok benda, peristiwa, atau pemikiran (ide). Lahirnya konsep
disebabkan oleh adanya kesadaran atas atribut kelas yang ditunjukkan oleh simbol.
Konsep “rakyat” merupakan sebutan umum untuk sekelompok penghuni wilayah suatu
negara yang ada dalam pemerintahan negara tertentu. Konsep ”demokrasi” merupakan
sebutan abstrak tentang sistem kekuasaan pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
Adi, seorang anak, yang telah lama ditinggal sang ayah tercinta. Ia hidup dengan
ibu yang sangat ia cintai. Adi yang drop out dari bangku SMP ketika masih di kelas dua
setiap hari bekerja mengumpulkan barang bekas untuk menghidupi dirinya dan ibunya
yang sudah lama berjuang melawan penyakit kanker yang dideritanya. Setiap hari, Adi
berangkat dari rumah untuk bekerja dengan penuh harap demi mencari sesuap nasi
agar dapat menyambung hidup dirinya. Ia bekerja keras mengumpulkan barang bekas
dengan semangat dan berbekal cita-cita bila uang telah cukup segera akan mengobati
ibunya yang telah lama tersiksa oleh penyakit kanker.
Suatu hari, Adi mendengar ucapan ibunya, Nak... tampaknya ibu sudah tidak lama
lagi akan meninggalkan dunia ini. Jagalah baik-baik dirimu Nak! Tidak Ibu, Ibu tidak
boleh meninggalkan Adi. Adi mau mencari obat sekarang”. Adi pergi untuk mencari
obat. Menurut dokter, Ibunya masih dapat ditolong dengan obat namun karena ia tidak
punya uang maka satu-satunya jalan adalah mencuri uang untuk membeli obat. Adi
menghadapi dilema, bila tidak mencuri maka Ibunya mungkin meninggal, tetapi bila
ia mencuri maka ia akan berdosa bahkan mungkin ia berurusan dengan polisi yang
akhirnya masuk penjara. Apa yang harus Adi lakukan?
Cerita
Sudahkah Anda membaca cerita di atas? Adakah nilai yang terkandung dalam
cerita di atas? Nilai apa saja?
Apabila kita identifikasi, maka ada sejumlah yang disebut benar, indah, baik, dan
religius.
Sesuatu yang dianggap benar disebut nilai kebenaran. Sesuatu yang dianggap indah
disebut nilai estetika. Sesuatu yang dianggap baik disebut nilai moral/etika. Sesuatu
yang dianggap berpahala dan berdosa bila dilakukan disebut nilai religius.
Ahli lain, sepertti Rokeah (dalam Kosasih Djahiri, 1985:20) mengatakan bahwa
“Nilai adalah suatu kepercayaan/keyakinan (belief) yang bersumber pada sistem nilai
seseorang, mengenai apa yang patut atau tidak patut dilakukan seseorang atau mengenai
apa yang berharga dan apa yang tidak berharga”.
Ada beberapa ciri norma hukum yang berbeda dari tiga norma lainnya, misalnya :
(1) Adanya paksaan dari luar yang berwujud ancaman hukum bagi mereka yang
melanggarnya. Ancaman hukum tersebut pada umumnya berupa sanksi fisik yang
dapat dipaksakan oleh aparatur Negara.
(2) Bersifat umum, yaitu berlaku bagi semua orang.
Dengan kata lain, sanksi yang diterima oleh orang yang melangggar norma hukum
lebih pasti atau tegas, jelas, dan nyata. Lebih pasti yang dimaksud bahwa sanksi hukum
sudah ditentukan berapa lama hukuman yang harus dijalani oleh pelanggar hukum
karena telah ada kitab undang-undang yang mengatur. Tegas berarti norma hukum dapat
memaksa siapa saja yang melanggarnya melalui aparatur penegak hukum.
Bagaimana keterkaitan norma dengan nilai? Di atas telah dikemukakan bahwa norma
hidup di masyarakat, diperlukan oleh masyarakat sehingga setiap anggota masyarakat
berupaya untuk menjaga, mentaati/mematuhinya. Pada umumnya, setiap warga
masyarakat berupaya untuk menghindar dari pelanggaran terhadap norma yang berlaku
di masyarakat. Kenyataan ini mengandung arti bahwa norma diperlukan oleh setiap
warga masyarakat. Dengan demikian, norma mengandung nilai atau harga. Meskipun
demikian, pelaksanaan, penegakan, dan penjabaran nilai dalam norma sangat tergantung
pada masyarakatnya.
Oleh karena itu, implikasi dari keberadaan nilai dalam norma dapat berubah dan
berkembang. Artinya, penjabaran nilai atau prinsip yang bersifat universal ke dalam
norma dapat berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya.
Nilai bersifat universal, sedangkan norma berlaku bagi masyarakat tertentu. Misalnya
rasa hormat merupakan suatu nilai yang umum, namun cara menghormat akan berbeda
pada masyarakat Indonesia. Misalnya, cara menghormat antara suku Sunda dan suku
Batak, atau bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat India, Jepang, Cina dan lain-lain
dapat berbeda-beda.
Pengertian Moral
Istilah moral berasal dari bahasa Latin, mores, yaitu adat kebiasaan. Istilah ini
erat dengan proses pembentukan kata, ialah: mos, moris, manner, manners, morals.
Dalam bahasa Indonesia kata moral hampir sama dengan akhlak atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau hati nurani yang dapat menjadi pembimbing
tingkah laku lahir dan batin manusia dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Oleh
karena itu, moral erat kaitannya dengan ajaran tentang sesuatu yang baik dan buruk yang
menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Dalam konteks etika, setiap orang akan memiliki perasaan apakah yang dilakukan
itu benar atau salah, baik atau jelek? Pertimbangan ini dinamakan pertimbangan nilai
moral (moral values). Pertimbangan nilai moral merupakan aspek yang sangat penting
khususnya dalam pembentukan warga negara yang baik sebagai tujuan pendidikan
kewarganegaraan.
Tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianut dan ditampilkan
Rangkuman
Istilah konsep, nilai, moral, dan norma dalam PKn merupakan istilah dasar yang
perlu dipahami secara benar. Istilah-istilah ini sangat terkait langsung baik pada tataran
teoritis maupun praksis-operasional bahkan praktik.
Konsep merupakan pokok pengertian yang bersifat abstrak yang menghubungkan
orang dengan kelompok benda, peristiwa, atau pemikiran (ide). Lahirnya konsep karena
adanya kesadaran atas atribut kelas yang ditunjukkan oleh simbol. Konsep bukanlah
verbalisasi melainkan kesadaran yang bersifat abstrak tentang atribut umum dari suatu
kelas. Konsep merupakan kesadaran mental internal yang mempengaruhi perilaku yang
tampak.
4. Berikut ini adalah termasuk contoh nilai etika dalam kehidupan sehari-hari...kecuali:
A. mengendarai kemdaraan di sebelah kiri
B. mengagumi keindahan bunga
C. membayar pajak tepat waktu
D. tidak melakukan perbuatan mencuri
5. Raths mengidentifikasi tiga aspek kriteria untuk melakukan penilaian, yakni perlu
ada
A. persetujuan (agreement)
B. pilihan (chooses),
C. penghargaan (prizes),
D. tindakan (acts).
6. Menurut Prof. Dr. Notonegoro, segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani
manusia disebut ....
7. Sesuatu yang dianggap berpahala dan berdosa bila dilakukan disebut ....
A. niai kebenaran
B. nilai estetika
C. nilai moral/etika
D. nilai religius
8. Norma yang dimaksudkan untuk menjaga kebaikan hidup pribadi atau kebersihan
hati nurani serta ahklak disebut norma ....
A. norma kesopanan
B. norma kesusilaan
C. norma agama
D. norma hukum
9. Ciri norma hukum yang membedakan dari norma lainnya adalah ....
A. mengatur perilaku
B. memaksa untuk tidak melakukan
C. sanksi tegas dan nyata
D. menertibkan perilaku
10. Dalam konteks etika, setiap orang akan memiliki perasaan apakah yang dilakukan itu
benar atau salah, baik atau jelek. Pertimbangan ini dinamakan pertimbangan ....
A. nilai moral
B. nilai kesusilaan
C. nilai hukum
D. nilai idea
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100 %
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Pada kegiatan belajar pertama dan kedua dalam modul ini, Anda telah mengenal
dan memahami paradigma pendidikan kewarganegaraan di Madrasah Ibtidaiyah. Pada
kegiatan belajar ini, akan dibahas dimensi pembelajaran PKn. Persoalan ini perlu
diangkat mengingat fokus utama dari pendidikan kewarganegaraan adalah yakni warga
negara yang cerdas dan baik. Profil warga negara ini merupakan syarat bagi terwujudnya
masyarakat yang demokratis dalam menuju masyarakat madani. Dengan demikian,
dimensi pembelajaran yang diperlukan adalah pembelajaran yang dapat mempersiapkan
warga negara yang mampu hidup dalam masyarakat demokratis. Dengan kata lain, perlu
ada sejumlah alternatif model pembelajaran PKn yang mampu mengantarkan dan mengisi
masyarakat demokratis.
Dalam masa transisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madani (civil
society), pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dan
mata kuliah di perguruan tinggi perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman
sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. Tuntutan
dan tantangan masyarakat yang selalu berubah ini tidak dapat dipisahkan dari pengaruh
lingkungan sekitar yang pada gilirannya berpengaruh pula terhadap kehidupan bangsa
dalam konteks yang lebih luas.
Proses pembangunan karakter bangsa (national character building) yang sejak
proklamasi kemerdekaan RI telah mendapat prioritas tidak steril pula dari pengaruh
perubahan ini sehingga perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan Konstitusi
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada hakekatnya proses pembentukan
karakter bangsa diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat Indonesia
yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai titik
sentral. Dalam proses itulah, pembangunan karakter bangsa kembali dirasakan sebagai
kebutuhan yang sangat mendesak yang harus dijawab oleh pendidikan kewarganegaraan
dengan paradigma barunya.
Tugas PKn dengan paradigma yang direvitalisasi adalah mengembangkan pendidikan
Standar
No. Kompetensi Dasar Indikator
Kompetensi
Dengan demikian, portofolio merupakan karya terpilih kelas siswa secara keseluruhan
Dalam usaha mencapai tugas-tugas pembelajaran ini ditempuh melalui enam tahap
kegiatan sebagai berikut:
Dalam pembelajaran PKn yang berbasis portofolio, kelas dibagi ke dalam empat
kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio
kelas.
Apa saja tugas dari keempat kelompok portofolio tersebut?
Setiap kelompok memiliki tugas yang berbeda namun mulai kelompok pertama
sampai keempat harus saling terkait (sekuensial) dan merupakan satu kesatuan. Adapun
tugas mereka dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kelompok portofolio Satu: Menjelaskan Masalah. Kelompok portofolio satu ini
bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah yang telah dipilih untuk dikaji oleh
kelas. Kelompok ini pun harus menjelaskan mengapa masalah tersebut penting dan
mengapa lembaga pemerintahan tersebut harus menangani masalah tersebut.
b. Kelompok Portofolio Dua: Menilai kebijakan alternatif yang diusulkan untuk
memecahkan masalah. Kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan kebijakan
saat ini dan/atau kebijakan alternatif yang dirancang untuk memecahkan masalah.
c. Kelompok Portofolio Tiga: Membuat satu kebijakan publik yang akan didukung oleh
kelas. Kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat satu kebijakan publik tertentu
yang disepakati untuk didukung oleh mayoritas kelas serta melakukan justifikasi
terhadap kebijakan tersebut.
d. Kelompok Portofolio Empat: Membuat suatu rencana tindakan agar pemerintah mau
menerima kebijakan kelas. Kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat suatu
rencana tindakan yang menunjukkan bagaimana warga negara dapat mempengaruhi
pemerintah untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas.
Rangkuman
Revitalisasi paradigma PKn mensyaratkan materi pembelajaran yang memuat
komponen-komponen pengetahuan, keterampilan, dan disposisi kepribadian warganegara
yang fungsional bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara
melainkan juga dalam masyarakat di era global.
Keterampilan intelektual yang penting bagi terbentuknya warga negara yang
berwawasan luas, efektif, dan bertanggung jawab, antara lain adalah keterampilan berpikir
kritis, yang meliputi keterampilan mengidentifikasi dan mendeskripsikan; menjelaskan
dan menganalisis; mengevaluasi, menentukan dan mempertahankan sikap atau pendapat
berkenaan dengan persoalan-persoalan publik.
Untuk mencapai tujuan PKn dengan paradigma baru perlu disusun materi dan model
pembelajaran yang sejalan dengan tuntutan dan harapan PKn yakni mengembangkan
kecerdasan warga negara (civic intelligence) dalam dimensi spiritual, rasional, emosional
dan sosial, mengembangkan tanggung jawab warga negara (civic responsibility), serta
mengembangkan anak didik berpartisipasi sebagi warga negara (civic participation) guna
menopang tumbuh dan berkembangnya warga negara yang baik.
Pembelajaran PPKn selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan
dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki
kompetensi dan efektivitas dalam berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu
mendapat perhatian guru atau calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn
di kelas, yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan
pembelajaran.
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan
mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang digunakan dalam
proses politik. Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa
terhadap kewarganegaraannya dan pemerintahannya.
2. Kecerdasan warga negara yang perlu dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran
PKn dengan paradigma baru hendaknya meliputi aspek:
A. Afektif, emosional, pemikiran dan sikap
B. Rasional, intelektual, pemikiran dan emosional
C. Spiritual, rasional, emosional dan sosial
D. Spiritual, sikap, intelektual, dan sosial
4. Penjabaran materi pembelajaran PKn dengan paradigma baru yang paling operasional
terdapat pada kolom:
A. Kemampuan dasar
B. Kemampuan
C. Standar materi kewarganegaraan
D. Standar pencapaian
10. Untuk menilai portofolio yang dibuat oleh siswa, juri dapat melihat portofolio dari
sudut … kecuali:
A. kelengkapan
B. kejelasan
C. estetika
D. dukungan
Tes Formatif 1
1. B political democracy
2. A bahan pembelajaran
3. B integrated
4. C. holistik
5. B. program kurikuler
6. A Social Studies as citizenship transmission
7. B. membuat keputusan
8. D pembelajaran disiplin ilmu (disciplinary learning)
9. D kemampuan membiasakan diri dalam bersikap peka
10. C disipliner
Tes Formatif 2
1. B Konsep
2. D kursi
3. C empati
4. B. mengagumi keindahan bunga
5. A. persetujuan (agreement)
6. A Nilai material
7. D. nilai religius
8. B. norma kesusilaan
9. C. sanksi tegas dan nyata
10. A. nilai moral
Tes Formatif 3
1. D pemecahan masalah warganegara
2. C spiritual, rasional, emosional, dan sosial
3. D rambu-rambu umum pembelajaran
4. D Standar pencapaian
5. A Kumpulan informasi yang disusun dengan baik
6. B mengandung informasi yang terkait dengan masalah
7. B memberikan doktrin dalam hidup berkewarganegaraan
8. C membuat rencana tindakan
9. A menjelaskan masalah
10. C estetika
2
PENDIDIKAN
KEWARGANERAAN
Pendahuluan
Modul ini akan membahas materi pembelajaran PKn sebagai bahan ajar untuk
para mahasiswa calon guru, yakni para mahasiswa yang sedang mendalami mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI). Ada dua konsep
kemampuan yang akan dibahas dalam modul ini, ialah pertama, materi yang berkaitan
dengan substansi atau isi PKn (disciplinary content knowledge) dan kedua, aspek yang
berkaitan dengan cara membelajarkan isi PKn (pedagogical content knowledge). Dua hal
ini merupakan aspek yang sangat penting untuk dikuasai oleh guru maupun calon guru
MI khususnya dalam pembelajaran PKn karena merupakan salah satu kompetensi guru
profesional, yakni penguasaan bidang studi. Karena itu, diharapkan Anda dapat membaca
dan mengkaji isi modul ini dengan seksama.
Berbicara tentang materi PKn, sebenarnya bukanlah hal yang asing bagi Anda.
Mungkin Anda banyak faham tentang sejumlah konsep PKn. Misalnya, ketika Anda ditanya
apakah demokrasi itu? Dengan tanpa berpikir panjang pasti Anda menjawab bahwa
demokrasi adalah “Suatu pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat.” Jawaban ini sudah sangat terkenal dan banyak dijadikan sebagai definisi umum.
Namun, materi tentang demokrasi terkadang mengalami pembiasan apalagi apabila
sudah sampai pada tahap pelaksanaan di suatu negara padahal demokrasi merupakan
konsep universal dan diperkirakan sesuai dengan kebutuhan hakiki manusia.
Bagaimana demokrasi dalam proses pembelajaran atau singkatnya mengajarkan
demokrasi kepada anak didik? Pertanyaan ini merupakan permasalahan yang tidak
mudah dijawab apalagi mempraktekkannya dalam proses belajar mengajar di kelas.
Namun demikian, dalam modul ini Anda akan mendapat alternatif jawaban yang dapat
Anda kembangkan lebih lanjut.
Oleh karena itu, modul ini mengajak Anda memahami materi pembelajaran PKn dan
mengembangkannya untuk kepentingan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah. Sehingga
Semua kemampuan di atas sangat penting bagi semua mahasiswa calon sarjana dan
atau calon guru profesional khususnya dalam mempersiapkan kemampuan untuk kegiatan
belajar mengajar di kelas PKn. Lebih jauh lagi, mengembangkan materi pembelajaran
PKn ini penting bagi calon guru dan atau guru-guru pemula yang sering mengalami
kesulitan dalam penguasaan materi dan mengembangkannya. Khusus bagi calon guru
dan guru pemula PKn di MI diharapkan agar sedapat mungkin memperbanyak latihan
dalam mengembangkan materi pembelajaran ini. Dengan memahami dan menguasai
materi ini diharapkan Anda akan terbantu dan tidak mengalami kesulitan lagi dalam
mengembangkan materi pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kemampuan Anda
dalam membelajarkan PKn menjadi semakin kaya. Implikasi lebih lanjut, para siswa akan
semakin menyenangi belajar PKn karena gurunya memiliki kemampuan dalam memilih
dan mengembangkan pembelajaran yang menarik dan beragam sesuai dengan kebutuhan
para siswa. Dengan kata lain, para siswa pun akan sangat terbantu dalam proses belajarnya
sehingga Anda akan mendapat sambutan yang positif dari para peserta didik.
Agar semua harapan di atas dapat terwujud, maka di dalam modul ini disajikan
pembahasan dan latihan dengan butir uraian sebagai berikut:
1. Karakeristik Materi PKn.
2. Pengembangan Materi Pembelajaran PKn SD.
Agar Anda dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini ikutilah petunjuk
belajar sebagai berikut:
1. Bacalah dengan seksama bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami
untuk apa dan bagaimana mempelajari modul ini.
2. Bacalah secara sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata yang Anda anggap
penting. Carilah dan baca pengertian dari kata-kata kunci dalam daftar kata-kata sulit
yang terdapat dalam modul ini atau dalam kamus yang Anda miliki.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri
dan tukar pikiran dengan teman Anda atau guru lain dan dengan tutor Anda.
4. Terapkan prinsip, konsep, dan prosedur yang dituntut oleh kurikulum tentang
karakteristik materi PKn dan pembelajarannya.
5. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi dengan teman dalam kelompok atau
kelas.
Demikian beberapa contoh fakta yang dapat diangkat oleh guru sebagai materi
pembelajaran PKn.
Mengapa demikian?
Konsep kewarganegaraan yang berasal dari kata “warga negara” pada hakikatnya,
membahas tentang hubungan warga negara dengan negara atau pemerintah dalam arti
yang luas. Dalam hubungan tersebut sudah pasti terkait dengan masalah kepentingan,
hak dan kewajiban, kekuasaan, peraturan hukum, dan konsep-konsep kenegaraan lainnya.
Sementara itu, Center for Civic Education (CCE) dalam National Standards for Civics
and Government (1997) mengembangkan sejumlah bahan ajar yang berkaitan dengan
pendidikan hukum yang dapat disampaikan melalui PKn, antara lain meliputi: (1) fungsi
dan tujuan dari peraturan dan hukum, (2) kedudukan hukum dalam sistem pemerintahan
konstitusional, (3) perlindungan hukum terhadap hak-hak individu, (4) kriteria untuk
mengevaluasi peraturan dan hukum, (5) hak warga negara, dan (6) tanggung jawab warga
negara.
Pada sisi lainnya, sumbangan ilmu politik terhadap PKn sangat signifikan karena
sebagian besar materi PKn terkait dengan politik. Dapatkah mengemukakan konsep-
konsep PKn apa saja yang berasal dari ilmu politik? Benar, banyak sekali konsep ilmu
politik dalam PKn, seperti konsep negara, pemerintah, kekuasaan, DPR, MPR, presiden,
pembagian kekuasaan, rakyat, masyarakat, bangsa, dan sebagainya.
Rangkuman
Secara harfiah, istilah materi berarti (1) substansi yang dapat menghasilkan sesuatu;
(2) sesuatu yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tertentu; sedangkan konten berarti
“the things that are contained in something” (hal-hal yang ada di dalam sesuatu). Dalam
konteks pembelajaran PKn istilah materi dan “content” dimaksudkan untuk membangun
2. Misi utama PKn yang berbeda dari mata pelajaran lainnya adalah bahwa PKn
menekankan pada ....
A. pembentukan warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
B. pembentukan warga masyarakat yang demokratis
C. pembentukan warga yang berjiwa toleran dan peduli terhadap orang lain
D. pembentukan warga yang mampu menganalisis masalah sosial kemasyarakatan
3. Sumber materi pelajaran PKn yang diperoleh dari surat kabar tentang aktivitas
anggota parlemen atau lembaga negara, dapat dikategorikan sebagai...
A. formal content
B. respon siswa
C. informal content
D. upaya guru
4. Sumber materi pelajaran PKn yang diperoleh dari teori ilmu politik, dapat dikategorikan
sebagai...
A. formal content
B. respon siswa
C. informal content
D. upaya guru
5. Para siswa hendaknya belajar menjadi warga negara yang produktif di daerahnya,
berguna (useful) bagi bangsanya, dan berpikir kewarganegaraan (civic-minded)
ketika hidup dalam konteks global. Untuk mencapai itu semua, maka pendekatan
yang paling tepat diterapkan adalah ....
A. ekspositori
B. kontekstual
C. lingkungan
D. simulasi
7. Pernyataan: ”UUD 1945 disahkan pertama kali oleh PPKI dalam sidangnya pada
tanggal 18 Agustus 1945” merupakan .....
A. teori
B. generalisasi
C. konsep
D. fakta
9. Konsep itu berguna untuk membantu mengatasi kerumitan lingkungan dan melakukan
efisiensi dan efektivitas bagi manusia. Hal ini dikemukakan oleh....
A. Kagan
B. Schwab
C. Fraenkel
D. Banks
10. Kehidupan yang tertib, aman, dan damai merupakan bentuk kehidupan yang dicita-
citakan oleh umat manusia, dan ini menjadi bagian dari PKn sebagai ...
A. pendidikan hukum
B. pendidikan nilai
C. pendidikan karakter
D. pendidikan konstitusi
Rumus:
Pengembangan Materi
Pembelajaran PKn
Pada kegiatan belajar pertama dalam modul ini, Anda telah diperkenalkan dengan
karakteristik materi PKn, meliputi pengertian, klasifikasi, dan jenis, serta contoh. Apakah
Anda mendapat informasi baru tentang karakteristik materi PKn? Untuk kepentingan
pembelajaran di kelas, sesuai dengan kedudukan Anda sebagai mahasiswa guru, maka
pertanyaannya adalah bagaimana cara membelajarkan materi PKn kepada peserta didik
di Madrasah Ibtidaiyah? Sebenarnya, kegiatan mengajar atau pembelajaran bagi Anda
tidak terlalu banyak masalah karena mungkin Anda telah berpengalaman, namun agar
kemampuan Anda semakin mahir, khususnya dalam pembelajaran PKn, maka Anda perlu
terus berlatih untuk membelajarkan fakta dan konsep-konsep tersebut. Selanjutnya, Anda
pun dituntut untuk secara terus menerus mengembangkan fakta dan konsep pendidikan
kewarganegaraan lainnya agar pengetahuan dan penguasaan Anda terhadap konsep-
konsep dasar PKn semakin kaya dan cara membelajarkannya semakin mantap.
Pada kegiatan belajar 2 ini akan diuraikan tentang pengembangan pembelajaran PKn
di Madrasah Ibtidaiyah. Masalah ini sangat penting bagi Anda calon guru kelas di MI
mengingat sampai saat ini masih banyak guru yang belum mahir dalam mengembangkan
materi pembelajaran secara layak, yakni sesuai dangan tuntutan perkembangan jaman
dan kebutuhan siswa.
Pendidikan kewarganegaraan adalah bidang kajian yang bersifat multifaset
dengan konteks lintas bidang keilmuan yang bersifat interdisipliner/ multidisipliner/
multidimensional. Namun secara filsafat keilmuan bidang studi ini memiliki objek
kajian pokok ilmu politik, khususnya konsep demokrasi politik (political democracy)
untuk aspek hak dan kewajiban (duties and rights of citizen). Dari objek kajian pokok
inilah berkembang konsep Civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin civicus,
yang artinya warga negara pada jaman Yunani kuno. Kemudian secara akademis diakui
sebagai embrionya civic education. Selanjutnya di Indonesia hal ini diadaptasi menjadi
“pendidikan kewarganegaraan” (PKn). Secara metodologis PKn sebagai suatu bidang
keilmuan merupakan pengembangan salah satu dari lima tradisi social studies yakni
transmisi kewarganegaraan (citizenship transmission).
Kelas I, Semester 1
2. Membiasakan tertib di rumah dan 2.1 Menjelaskan pentingnya tata tertib di rumah dan di sekolah
di sekolah 2.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
Kelas I, Semester 2
4. Menerapkan kewajiban anak di 4.1 Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah
rumah dan di sekolah 4.2 Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat
Kelas V, Semester 1
Kelas V, Semester 2
Rangkuman
Tujuan PKn hendaknya disesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan zaman,
artinya bukan hanya membangun warga negara yang baik (good citizen) semata melainkan
warga negara yang cerdas (smart citizen) dalam menghadapi lingkungan kehidupannya.
Hal ini perlu mendapat perhatian mengingat tantangan kehidupan saat ini tidak cukup dan
dapat diselesaikan hanya oleh warga negara yang baik melainkan perlu pula oleh warga
negara yang memiliki kecerdasan. Kecerdasan yang perlu dimiliki oleh seorang warga
negara adalah kecerdasan dalam berbagai aspek, yakni kecerdasan dalam intelektual,
emosional, sosial, dan bahkan spiritual. Kecerdasan yang dimiliki oleh seorang warga
negara diharapkan dapat dimanfaatkan untuk berpikir dalam menganalisis berbagai
1. Secara filsafat keilmuan bidang studi PKn memiliki objek kajian pokok ilmu politik,
khususnya konsep....
A. demokrasi politik
B. demokrasi terpimpin
C. demokrasi konstitusional
D. demokrasi liberal
3. PKn memfokuskan pada pembelajaran untuk warga negara, khususnya tentang ....
A. tanggung jawab
B. peran dan fungsi
C. hak dan kewajiban
D. kesejahteraan
4. Unsur pokok negara dalam pengertian modern yang sesuai dengan hasil kesepakatan
internasional meliputi, kecuali:
A. rakyat
B. wilayah
C. pemerintah
D. pengakua
7. Domain PKn sebagai program kurikuler adalah program PKn yang ada di lingkungan
A. masyarakat
B. pemerintah
C. sekolah
D. organisasi kemasyarakatan
8. Materi PKn yang lebih menekankan pada aspek moral terdapat dalam Kurikulum ...
A. Tahun 1968
B. Tahun 1975
C. Tahun 1994
D. Tahun 2006
9. Berikut ini adalah materi pokok PKn dalam Standar Isi berdasarkan Pemendiknas
No.22/2006, kecuali:
A. Persatuan dan kesatuan
B. Globalisasi
C. Demokrasi
D. Hak asasi manusia
10. Rumusan tujuan PKn dalam Standar Isi yang pertama adalah .....
A. berpikir secara kritis
B. berpartisipasi secara aktif
C. berkembang secara positif
D. berinteraksi dengan bangsa lain
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100 %
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Tes Formatif 1
1. B. substansi yang dapat menghasilkan sesuatu
2. A pembentukan warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
3. C. informal content
4. A. formal content
5. A ekspositori
6. B fakta
7. D fakta
8. D pemusatan dimensi (centrality of dimensions)
9. C Fraenkel
10. A. pendidikan hukum
Tes Formatif 2
1. A. demokrasi politik
2. B perilaku warga negara
3. C. hak dan kewajiban
4. D pengakuan
5. B Batang Tubuh UUD 1945
6. D emosional
7. C sekolah
8. B Tahun 1975
9. C Demokrasi
10. A. berpikir secara kritis
3
PEMBELAJARAN PKn
Pendahuluan
Semua kemampuan di atas sangat penting bagi semua guru dan atau calon guru
profesional khususnya dalam mempersiapkan pembelajaran PKn MI yang layak sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik siswa MI. Pentingnya calon sarjana maupun calon
guru profesional memahami atau punya kemampuan seperti ini karena seringkali para
guru pemula mengalami kesulitan dalam menentukan, memilih dan mempertimbangkan
model pembelajaran PKn dalam proses belajar mengajar. Kenyataan ini diasumsikan
pula karena rendahnya kemampuan analisis dan dangkalnya pengalaman maupun
penguasaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik untuk pembelajaran PKn.
Sementara di pihak lain, zaman terus berkembang, kemajuan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi juga kian sulit diimbangi oleh kemampuan umat manusia pada umumnya
sehingga akibatnya muncullah masalah-masalah di masyarakat. Demikian pula di bidang
pendidikan khususnya para guru PKn dihadapkan pada sejumlah masalah dalam proses
Pada bagian pendahuluan di atas dalam modul ini, Anda telah mengenal dan
memahami tentang arah pengembangan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) khususnya
dalam penguasaan kompetensi dalam pembelajaran PKn. Pada kegiatan belajar ini,
akan dibahas tentang pengertian, tujuan, dan dimensi pendidikan kewarganegaraan
di MI. Pada kegiatan belajar ini, Anda diharapkan akan punya pemahaman tentang apa
disain pembelajaran PKn dan bagaimana mengembangkan disain pembelajaran PKn
itu. Oleh karena itu, apabila Anda sudah menguasai pembahasan materi pada kegiatan
belajar 1, maka Anda akan sangat terbantu dalam tugas merencanakan mengembangkan
pembelajaran serta melanjutkan penguasaan materi pada kegiatan belajar berikutnya.
Dari saran-saran yang dikemukakan oleh Sockett di atas, jelaslah bahwa guru dituntut
untuk selalu menyesuaikan program pembelajarannya dengan situasi yang sedang terjadi
(berlangsung) di sekitar siswa atau kehidupan sekolah.
Namun perlu Anda ingat bahwa dua faktor bahan analisis situasi di atas memiliki
kaitan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam kehidupan. Dua faktor ini
saling mengisi, saling berpengaruh dan saling menentukan keberhasilan guru mengajar
dan siswa belajar. Dengan kata lain, tugas guru yang cukup strategis bagi keberhasilan
mengelola proses belajar mengajar akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam
mempertimbangkan, meramu, mengemas, merancang atau mendesain faktor-faktor di
atas dalam suatu model program pembelajaran.
Agar Anda dapat memahami lebih jauh lagi masing-masing lima faktor (eksternal
dan internal) tersebut marilah sekarang kita membahasnya satu persatu. Pembahasan
pertama akan dimulai dengan faktor-faktor eksternal.
Faktor eksternal pertama: Perubahan sosial-budaya dan harapan masyarakat,
seperti harapan orang tua siswa, tuntutan dunia kerja, anggapan dan nilai masyarakat,
perubahan hubungan antara orang tua dan anak. Faktor sosial-budaya dan harapan
masyarakat sebagai lingkungan belajar siswa dan sekitar sekolah sangatlah penting
untuk diperhatikan oleh guru sebagai pengembang kurikulum (curriculum developer).
Laurie Brady (1990) menyatakan ‘Apabila sekolah ingin berfungsi sebagai cermin
masyarakat maka sekolah-sekolah harus memperhatikan perubahan sosial-budaya pada
saat menyusun kurikulum. Perubahan di bidang sosial budaya ini meliputi perubahan
penduduk, perubahan fungsi keluarga, perubahan fungsi/peran wanita (misalnya
emansipasi), perubahan dalam struktur ekonomi, perubahan teknologi dan informasi,
dan sebagainya. Apabila kita perhatikan, misalnya dalam aspek teknologi informasi
setelah merebaknya penggunaan saluran internet, dari hari ke hari bahkan dari detik
ke detik kita dapat menyaksikan betapa cepatnya perubahan yang terjadi dalam segala
aspek kehidupan. Semua aspek dan implikasi-implikasinya ini perlu diprediksi oleh guru
sehingga menjadi bahan dalam proses pengembangan kurikulum.
Salah satu faktor sosial budaya yang sedang melanda bangsa Indonesia sebagai
akibat dari krisis moneter adalah banyaknya anak yang terpaksa keluar meninggalkan
sekolah (drop out) karena tidak mampu membayar biaya sekolah. Apabila kejadian ini
tidak segera ditanggulangi maka dikhawatirkan bangsa Indonesia akan mengalami suatu
generasi yang hilang (lost generation). Hal ini merupakan contoh prediksi yang dapat
diangkat oleh guru sebagai hasil analisis faktor eksternal dari aspek sosial budaya yang
cukup realistis dan aktual.
Faktor eksternal ketiga: Perubahan mata pelajaran yang akan diajarkan. Kurikulum
yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan atau tuntutan masyarakat.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kebutuhan dan tuntutan masyarakat
(sosial-budaya) selalu mengalami perubahan. Perubahan dalam mata pelajaran yang
Demikianlah beberapa aspek internal yang berkaitan dengan guru. Karena guru
lah yang berperan atau pelaksana pembelajaran maka semua aspek di atas akan sangat
berpengaruh terhadap kualitas hasil desain pembelajaran.
Faktor internal ketiga: Ethos sekolah. Istilah ‘ethos’ sering digunakan untuk
menggambarkan iklim, atmosfir, sifat sekolah sebagai suatu organisasi. Bagaimana
persepsi orang atau masyarakat terhadap sekolah, bagaimana perasaan seseorang yang
mengunjungi sekolah, apakah suasana lingkungan sekolah tersebut cukup bersahabat
atau menunjukkan sikap tidak bersahabat (hostile). Perasaan-perasaan ini hanya dapat
diungkapkan oleh setiap orang yang pernah berkunjung ke sekolah tersebut. Ethos sekolah
akan banyak mempengaruhi guru dalam proses penyusunan desain pembelajaran. Apakah
iklim atau atmosfir organisasi sekolah cukup kondusif bagi guru dalam melaksanakan
tugas-tugasnya sebagai pengembang kurikulum.
Dari sejumlah faktor iklim organisasi sekolah yang menentukan kualitas desain
pembelajaran buatan guru antara lain: Apakah kepala sekolah banyak terlibat dalam
kegiatan guru pada waktu penyusunan desain pembelajaran? Adakah kerjasama dan
kedekatan antar guru dalam melakukan tugas-tugas guru sehari-hari? Indikator-indikator
inilah yang sedikit banyak akan mempengaruhi dan perlu mendapat perhatian dari guru
dalam menyusun desain pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai perencana perlu
melakukan evaluasi terhadap iklim organisasi sekolah sebagai salah satu aspek analisis
situasi.
Namun demikian, ada peluang terjadinya dilema bagi guru apabila iklim organisasi
sekolah tersebut tidak kondusif bagi guru dalam mengembangkan desain pembelajaran.
Untuk mengatasi hal ini, Miles (1975) menyarankan sejumlah pendekatan dalam
menciptakan iklim organisasi yang sehat antara lain dengan cara mengkaji diri (self-
study) dan menekankan saling hubungan dalam suasana kelompok daripada suasana
individual yang terisolir. Dengan cara/pendekatan ini maka diharapkan ethos sekolah
yang dipertimbangkan selama proses penyusunan desain pembelajaran akan memberikan
masukan positif terhadap peningkatan kualitas analisis situasi.
Faktor internal keempat: Sumber-sumber bahan pembelajaran. Pekerjaan guru
dalam penyusunan desain pembelajaran perlu juga mempertimbangkan bahan-bahan
pelajaran, peralatan peralatan dan semua fasilitas yang ada di sekolah. Kelangkaan
sumber-sumber belajar ini sering menjadi penghambat dalam proses penyusunan
Dengan adanya temuan ini, guru sebagai perencana haruslah menyadari dan
memaklumi tentang kondisi yang umumnya terjadi dalam sistem pendidikan khususnya
dalam lingkup mikro atau persekolahan. Untuk mengatasi sejumlah masalah dan
kekurangan yang ada dalam lingkungan persekolahan khususnya pada kemampuan guru,
maka upaya inovasi dalam proses perencanaan pembelajaran perlu dilakukan secara
menyeluruh. Dalam hal ini upaya yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh
Kelas I, Semester 1
Kelas I, Semester 2
1. Analisis situasi oleh guru sebagai perencana hendaknya dilakukan pada .......
A. proses belajar mengajar
B. awal proses penyusunan desain pembelajaran
C. akhir proses penyusunan desain pembelajaran
D. kegiatan evaluasi belajar
2. Di bawah ini adalah saran yang dikemukakan oleh Sockett tentang pentingnya analisis
situasi dalam pengembangan kurikulum, kecuali:
A. Guru seyogyanya melakukan suatu transaksi dengan siswa
B. Guru hendaknya terus-menerus mengevaluasi suasana belajar di kelas
C. Guru hendaknya mendekatkan proses belajar kearah situasi nyata
D. Guru hendaknya mendahulukan kebutuhan siswa
3. Situasi sebagai bahan analisis guru dibagi atas dua bagian, ialah faktor eksternal
(external factors) dan faktor internal (internal factors). Hal ini dikemukakan oleh:
A. Skillbeck
B. Laurie Brady
C. Sockett
D. Miles
9. Atmosfir sekolah merupakan situasi yang perlu dianalisis oleh guru. Masalah ini dapat
ditinjau dari faktor internal yang erat kaitannya dengan:
A. Sikap dan ketrampilan guru
B. Ethos sekolah
C. Sumber belajar di sekolah
D. Sikap dan kecakapan siswa
10. Berikut ini adalah faktor penyebab terjadinya kegagalan dalam inovasi pendidikan
ari aspek guru:
A. rendahnya tingkat pemahaman terhadap inovasi
B. rendahnya tingkat pemahaman atas peran barunya
C. rendahnya keahlian dalam memenuhi peran barunya
D. rendahnya sumber-sumber pelajaran yang diperlukan
Rumus:
Ada tiga klasifikasi model pembelajaran interaktif, meliputi: (1) model berbagi
informasi; (2) model belajar melalui pengalaman; dan (3) model pemecahan masalah.
Tiga klasifikasi model pembelajaran interaktif ini terdiri atas:
Tugas guru:
o Menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar.
o Mendemonstrasikan keterampilan yang benar, atau menyajikan informasi tahap demi
tahap.
o Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
o Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan.
o Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus
pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari – hari.
Tugas guru:
v Menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran dan memotivasi
siswa belajar.
v Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
v Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
v Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
v Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari/ meminta kelompok
mempresentasikan hasil kerja.
v Menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Tugas guru:
o Menjelaskan tujuan, logistik yg dibutuhkan.
o Memotivasi siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah yg dipilih.
o Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungandengan masalah tersbeut.
o Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
o Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yg sesuai seperti
laporan, model, dan berbagi tugas dengan teman.
Veldhuis (1998) mengemukakan bahwa kemampuan dasar yang sering disebut pula
“minimal package” ditentukan oleh: (1) kebutuhan individu untuk memecahkan isu-isu
dan masalah-masalah sosial dan politik yang mereka sedang dan akan hadapi; dan (2)
q Disiplin pribadi
q Loyalitas
q Toleransi dan mengenali prasangka sendiri
q Menghormati orang lain
q Menghagai peradaban bangsa
q Nilai-nilai perjuangan bangsa
Kemampuan dasar yang diuraikan oleh Veldhuis di atas, tentu saja berupa kemampuan
yang bersifat umum sesuai dengan tuntutan struktur keilmuan dan tidak semuanya
II. Karakteristik sosial, ekonomi dan budaya peserta didik yang meliputi:
• Karakteristik individu, seperti usia dan jenis kelamin
• Karakteristik sosial individu, status sosial ekonomi (pendapatan, pekerjaan),
tempat tinggal (perkotaan/ perdesaan)
• Karakteristik budaya: tingkat pendidikan, nasionalitas, sejarah, agama, etnis.
Dengan memperhatikan dimensi isi atau materi dan faktor pengaruh lain dalam
pembelajaran, seperti lingkungan dan karakteristik siswa, maka proses pembelajaran
demokrasi dapat disusun menurut model yang layak. Berikut ini akan disajikan salah
satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru di kelas.
Langkah-langkah yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan proses
pembelajaran demokrasi, sebagai berikut:
Pertama, Merumuskan tujuan
Kedua, Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui
Ketiga, Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
Keempat, Memecahkan masalah
Kelima, Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
Kewajiban Kebiasaan
Tanggung jawab Pinsip-prinsip moral
Tugas Pekerjaan
Prinsip-prinsip berkewarganegaraan
Tanggung jawab: kewajiban untuk melakukan sesuatu atau berperilaku menurut cara
tertentu.
Apa tanggung jawab kamu sebagai pelajar?
Janji: Ketika kamu membuat janji kepada orang lain, kamu biasanya bertanggung jawab,
berbuat sesuai dengan kata-kata yang telah diucapkan.
Janji apa yang telah kamu buat dan apa tanggung jawab kamu?
Aturan dan hukum: Aturan dan hukum menempatkan tanggung jawab pada seseorang.
Apakah peraturan lalulintas yang mengakibatkan tanggung jawab pada anda?
Kebiasaan: Kebiasaan adalah sejumlah cara berprilaku yang diharapkan dari seseorang
di masyarakat. Kebiasaan menuntut tanggung jawab pada seseorang.
Apa saja tanggung jawab yang kamu peroleh dari kebiasaan?
Prinsip kewarganegaraan: Menjadi warga negara dari suatu negara, dan bangsa
menimbulkan tanggung jawab tertentu.
Apakah tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang warga negara?
Kamu akan menemukan bahwa banyak tanggung jawab yang diperoleh dari satu sumber.
Sebagai contoh, orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memelihara anak-anaknya.
Tanggung jawab ini berasal dari perjanjian, hukum, kebiasaan, dan prinsip-prinsip
moral.
Apakah hikmah yang dapat diperoleh ketika kamu melaksanakan tanggung jawab?
Biasanya ada saja hikmah yang dapat diperoleh ketika kita melaksanakan tanggung
jawab. Apabila kamu menjalankan tugas di rumah, kamu mungkin memperoleh uang
jajan dari orang tua. Apabila kamu hadir di kelas setiap hari tanpa absen dalam setahun
mungkin kamu mendapat hadiah atau nilai bagus dari guru. Bentuk hikmah lain yang
kamu rasakan adalah bahwa kamu percaya diri sebagai orang yang baik.
Untuk memberikan latihan kepada peserta didik, guru dapat menyajikan tabel isian
seperti di bawah ini.
Terkadang kita gagal melaksanakan tanggung jawab. Manakala hal ini terjadi, kita
mungkin menerima hukuman. Apabila kamu tidak mengerjakan pekerjaan rumah, maka
kamu tidak akan memperoleh nilai tugas. Apabila sopir bis tidak mentaati peraturan
(rambu-rambu lalulintas) ia dapat dikenai denda. Jenis hukuman lain adalah bagaimana
kita memikirkan diri sendiri, atau bagaimana orang lain memikirkan kita, apabila kita
tidak melaksanakan tanggung jawab.
Untuk memperkuat pemahamanmu tentang tanggung jawab ini, perhatikan lagi
contoh di bawah ini!
1. Setelah selesai belajar di sekolah pada hari Sabtu, Tati bergegas pulang ke rumah untuk
Cerita
1 2 3 4 5 6
1. Siapa yang bertanggung jawab?
Tugas di atas dapat disampaikan kepada para siswa Anda, setelah semua siswa belajar
tentang hal-hal atau aspek-aspek serta contoh-contoh yang berkaitan dengan masalah
tanggung jawab. Bagaimana menurut pendapat anda, apakah proses pembelajaran
tersebut memungkinkan untuk dilaksanakan di kelas Anda?
Baiklah, sebagai latihan, Anda dipersilakan memilih salah satu pokok bahasan dari
GBPP PKn. Untuk latihan tersebut berikut ini telah ditentukan pokok bahasan yang harus
dikembangkan adalah Otoritas. Silakan Anda bekerja bersama teman mahasiswa lain.
Bentuklah kelompok agar Anda dapat bertukar pikiran.
Baiklah, untuk memandu dan mempermudah pekerjaanmu, berikut ini disajikan
panduan inkuiri untuk pengerjaan latihan.
1. Tentukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah otoritas itu?
• Apakah perbedaan antara otoritas dan kekuasaan?
2. Rumuskan tujuan
3. Tentukan dan jelaskan kata-kata kunci.
4. Pecahkan masalah berikut, misalnya:
• Dapatkah anda mengidentifikasi, siapakah yang menggunakan kekuasaan?
• Kemukakan beberapa kasus yang mengandung aspek kekuasaan dan siapa?
Apabila Anda telah selesai mengerjakan petunjuk di atas, maka tugas selanjutnya
adalah menentukan jenis inkuiri untuk pekerjaan rumah.
10. Dibawah ini yang termasuk indikator pendekatan inkuiri menurut John Dewey adalah
.....
A. Berpikir kritis
B. Berpikir kreatif
C. Berpikir induktif
D. Berpikir deduktif
Rumus:
Tes Formatif 1 :
1. B awal proses penyusunan desain pembelajaran
2. D guru hendaknya mendahulukan siswa
3. A Skilbeck
4. D sumber-sumber bahan pelajaran
5. A tuntutan dan tantangan sistem pendidikan
6. B perubahan prestasi belajar siswa
7. C siswa
8. C kesejahteraan guru
9. B ethos sekolah
10. D rendahnya sumber pelajaran yang diperlukan
Tes Formatif 2
1. D kepribadian
2. D adanya variasi kegiatan klasikal, kelompok, dan perorangan
3. B menggunakan satu metode secara berulang
4. C model pemecahan masalah
5. B model belajar melalui pengalaman
6. A model berbagi informasi
7. A Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
8. D Memberikan penghargaan
9. B Orientasi siswa pada masalah.
10. B Berpikir kreatif
4
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
PENDAHULUAN
Modul tentang metode pembelajaran PKn ini merupakan bagian dari pengembangan
kurikulum pembelajaran PKn untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pada modul sebelumnya,
tentu Anda telah memahami bagaimana mengembangkan desain pembelajaran PKn. Anda
pun telah mengenal apa saja unsur-unsur kurikulum sebagai bagian dari pengembangan
desain pembelajaran. Masih ingatkah, apa saja unsur-unsur kurikulum itu? Tepat sekali,
bahwa sedikitnya ada empat unsur kurikulum, yakni tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
Empat unsur ini seyogianya dipahami oleh guru kelas di jenjang MI dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Dengan memahami unsur-unsur kurikulum
dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran PKn, diharapkan Anda sebagai
calon guru atau guru Madrasah Ibtidaiyah mampu melaksanakan proses pembelajaran
PKn secara benar sesuai dengan tuntutan standar nasional pendidikan.
Modul ini memfokuskan pada pengembangan metode pembelajaran sebagai salah
satu unsur kurikulum dalam pembelajaran PKn Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan salah satu
kompetensi guru kelas di MI. Pada modul mata kuliah yang lain, tentu Anda telah mengenal
tentang kompetensi guru kelas SD/MI. Dalam modul ini Anda akan diajak menganalisis
dan mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran
PKn yang layak dan perkembangan masyarakat era sekarang dan masa yang akan datang.
Dengan mempelajari materi dalam modul ini Anda diharapkan memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1. memahami metode pembelajaran PKn
2. memahami perbedaan antara pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran PKn
3. mengembangkan metode pembelajaran afektif dalam PKn
Semua kemampuan di atas sangat penting bagi semua guru dan/atau calon guru
profesional khususnya dalam mempersiapkan pembelajaran PKn MI yang layak dan sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik siswa MI. Pentingnya calon sarjana maupun calon
Pada bagian pendahuluan di atas dalam modul ini, Anda telah memahami pentingnya
penguasaan metode pembelajaran PKn bagi guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) khususnya
dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran PKn. Pada kegiatan belajar
ini, akan dibahas tentang pengertian, ruang lingkup, tujuan, penerapan, dan penyesuaian
metode pembelajaran dengan kebutuhan, karakteristik, dan konteks kehidupan peserta
didik di MI. Pada kegiatan belajar ini, Anda diharapkan akan punya pemahaman tentang
apa saja metode pembelajaran PKn dan bagaimana mengembangkannya. Oleh karena itu,
apabila Anda sudah menguasai pembahasan materi pada kegiatan belajar 1, maka Anda
akan sangat terbantu dalam melaksanakan tugas merencanakan pembelajaran serta
melanjutkan penguasaan materi pada kegiatan belajar berikutnya.
5. Pendekatan Debat
Debat merupakan cara pengungkapan atau pembahasan atau pertukaran pendapat
mengenai sesuatu hal dengan saling memberi argumen untuk mempertahankan argumen
masing-maisng yang telah berlangsung selama berabad-abad. Sebagai pendekatan
pembelajaran, debat merupakan cara klasik bagi guru untuk mendorong siswa agar
memiliki kemampuan berargumen sesuai dengan posisinya. Peserta debat dalam proses
pembelajaran di kelas dapat memilih posisi dan topik debat. Tujuan peserta debat
adalah untuk meyakinkan lawannnya bahwa posisi dirinya yang benar atau yang paling
meyakinkan. Oleh karena itu, seorang pendebat berupaya mengembangkan argumen-
argumen dan pernyataan sesuai posisinya dengan melawan argumen-argumen dari lawan
baik secara perseorangan maupun tim/kelompok.
Pendekatan pembelajaran debat memberi kesempatan kepada siswa untuk meneliti
dan mengartikulasikan argumen secara jelas dan logis agar tercapai simpulan yang
rasional. Debat yang baik memerlukan kemampuan dan pengetahuan yang luas hasil
kajian reflektif, berpikir kritis, dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Para siswa
yang tidak terlibat langsung dalam proses debat masih dapat berpartisipasi dalam proses
belajar seperti mendengarkan informasi (mungkin) baru/aktual, menilai argumen-
argumen yang dikemukakan peserta debat, menilai kualitas penyajiannya, dan membuat
keputusan atau simpulan alternatif.
Sebagai latihan, coba Anda pilih salah satu kelas latihan. Perhatikan
karakteristik siswa, lingkungan belajar, kondisi sekolah. Kemudian
pikirkan dan pertimbangkan, pendekatan apa yang dapat digunakan
dalam pembelajaran tersebut. Sebaiknya Anda bekerja secara
kelompok agar Anda dapat berdiskusi.
Selanjutnya, mari kita kaji bersama uraian tentang strategi dan metode pembelajaran
PKn. Ada beberapa jenis strategi dan metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran
PKn sebagai berikut.
a. Debat
Apakah debat itu?
Debat adalah beradu argumen secara terstruktur antara dua pihak (individu atau tim
atau kelompok) yang berlawanan dengan cara mempertahankan dan/atau menyerang
dalil atau pendapat yang dikemukakan. Langkah dan aturan main debat bermacam-
macam tergantung pada tempat dan peserta. Proses debat dipimpin dan pemenangnya
ditentukan oleh wasit atau hakim. Debat merupakan aspek yang fundamental dari
masyarakat demokratis. Oleh karena itu, metode ini snagat cocok dikembangkan dalam
mata pelajaran PKn.
a. Pemecahan masalah
Apakah metode pemecahan masalah itu?
Ada dua jenis metode pemecahan masalah, ialah pemecahan masalah yang bersifat
reflektif dan pemecahan masalah kreatif. Bagaimanapun jenis pemecahan masalah
yang digunakan oleh kelas, pemecahan masalah memfokuskan pada upaya mengetahui
persoalan dengan mempertimbangkan semua faktor kemungkinan untuk menemukan
solusi. Karena semua gagasan awalnya diterima, pemecahan masalah memungkinkan
dapat menemukan solusi terbaik bukan solusi yang paling mudah atau usulan solusi
pertama.
Metode pemecahan masalah digunakan untuk membantu siswa berpikir tentang
masalah tanpa menerapkan gagasan yang dimiliki sebelumnya. Merumuskan masalah yang
dihadapi berbeda dengan akibat dari masalah untuk mencegah pendapat yang gegabah.
Sebagai metode pembelajaran, pemecahan masalah merupakan bentuk seni berpikir yang
paling murni. Di kelas, pemecahan masalah untuk membantu siswa memahami masalah
etika yang dilematis, membantu merencanakan strategi masa depan.
b. Metode Inkuiri
Apa inkuiri itu?
Metode pembelajaran inkuiri memberi kesempatan kepada siswa memperoleh
pengalaman mengumpulkan informasi. Hal ini tentu memerlukan kemampuan
berinteraksi yang intensif diantara peserta didik dengan guru, bidang studi, sumber
belajar, dan lingkungan belajar. Secara aktif, siswa terlibat dalam proses belajar, seperti:
• bertindak secara antusias dan penuh perhatian;
• mengembangkan pertanyaan;
• menganalisis masalah kontroversial dan dilematis;
• memeriksa dugaan awal dan informasi yang sudah diketahui sebelumnya;
• mengembangkan, mengungkapkan, dan menguji hipotesis; dan,
• menyimpulkan dan menghasilkan solusi.
c. Peta konsep
Apa peta konsep itu?
Peta konsep adalah bentuk khusus dari diagram jaring untuk mengeksplorasi
pengetahuan dan mengumpulkan dan berbagi informasi. Peta konsep adalah strategi
untuk mengembangkan konsep yang terdiri atas sejumlah sel yang didalamnya ada
konsep, pertanyaan yang terkait dengan sel konsep atau pertanyaan lain. Keterkaitan
antar sel konsep dihubungkan oleh tanda panah yang diberi label. Label ini menjelaskan
hubungan antar sel konsep. Tanda panah menunjukkan arah keterkaitan antar sel konsep
dan bila dibaca dapat membentuk kalimat.
Contoh peta konsep sebagai berikut.
Hak Asasi
Manusia
Perundang
Semua an HAM Piagam
manusia HAM
tercantum dalam
mengatur mengatur
a. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya ini digunakan oleh guru terutama untuk memantapkan
penguasaan konsep atau pemahaman siswa terhadap apa yang telah disimulasikan. Ada
sejumlah teknik bertanya, seperti mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas terlebih
dahulu, tidak menyebut nama sebelum pertanyaan diajukan.
b. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan ini penting dikuasai oleh guru ketika memperkenalkan
apa simulasi, tema apa yang dipilih, aturan main. Penjelasan yang baik adalah penjelasan
yang mudah dipahami oleh siswa, misalnya penjelasan yang disertai oleh uraian ilustrasi,
contoh, pemodelan, bahkan memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting dikuasai.
Kemampuan menjelaskan menjadi sangat penting karena bila salah menjelaskan maka
tujuan simulasi tidak akan tercapai.
Rangkuman
Istilah pendekatan diartikan sebagai cara memandang sesuatu (a way of viewing), cara
mendekati suatu persoalan/fenomena/proses. Dalam konteks pembelajaran, pendekatan
berarti cara mendekati suatu persoalan, objek, dan unsur-unsur pembelajaran, antara
lain siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi dapat diartikan sebagai cara
untuk mencapai suatu target (a way of achieving target).
Dalam konteks pembelajaran, strategi berarti cara mencapai suatu target
pembelajaran. Metode pembelajaran berarti cara untuk mengatasi masalah dalam
mencapai tager (a way of handling). Sedangkan teknik berarti cara melakukan sesuatu
secara lebih khusus lagi (a way of tackling). Misalnya, bagaimana agar perhatian siswa
dalam proses pembelajaran tetap terjaga, maka ketika guru bertanya, sampaikanlah
pertanyaan tersebut kepada seluruh kelas terlebih dahulu, kemudian bila tidak ada yang
menjawab, barulah guru menyebut nama siswa untuk menjawab pertanyaan guru. Teknik
bertanya yang baik tidak diawali dengan menyebut dahulu nama siswa.
Inovasi pembelajaran PKn dalam komponen pendekatan harus selalu dilakukan oleh
semua praktisi pendidikan khususnya guru. Salah satu tindakan inovasi itu adalah upaya
melakukan pergeseran dalam penerapan pendekatan pembelajaran PKn dari pendekatan
yang berorientasi pada tujuan dan isi (content based curriculum) ke arah yang lebih
menekankan pada proses (process based curriculum) bahkan sekarang telah bergeser
pada inovasi yang lebih terkini, yakni pendekatan yang berorientasi pada kompetensi
(competency based curriculum).
Ada sejumlah pendekatan pembelajaran PKn yang dapat dipilih oleh guru dalam
pembelajaran sebagai berikut: (1) Pendekatan sumber belajar audiovisual (audio-visual
2. Berikut ini adalah metode yang termasuk kedalam strategi pembelajaran langsung,
kecuali:
A. tinjauan terstruktur (structured overview),
B. ceramah (lecture),
C. simulasi (simulation)
D. membandingkan dan mempertentangkan (compare and contrast).
4. Berikut ini adalah strategi dan metode yang termasuk ke dalam jenis pembelajarn
interaktif, kecuali:
A. bermain peran (role playing)
B. curah pendapat (brainstorming)
C. kelompok belajar kooperatif (cooperative learning groups)
D. demonstrasi (demonstration)
5. Metode pembelajaran yang melibatkan kelompok besar atau kecil yang mendorong
para siswa untuk memecahkan masalah tertentu disebut ...
A. bermain peran (role playing)
B. curah pendapat (brainstorming)
C. kelompok belajar kooperatif (cooperative learning groups)
D. demonstrasi (demonstration)
7. Berikut ini adalah strategi/ metode yang termasuk ke dalam jenis pembelajarn tidak
langsung, kecuali:
A. pemecahan masalah
B. studi kasus
C. ceramah
D. pemetaan konsep
8. Peta konsep dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran PKn dengan tujuan
untuk .... kecuali:
A. Mengumpulkan pengetahuan dan informasi
B. Mengembangkan pemahaman tentang batang tubuh ilmu pengetahuan
C. Menumbuhkan minat belajar secara deduktif
D. Mencari informasi baru dan keterkaitannya
9. Keterampilan dasar yang dapat digunakan oleh guru terutama untuk memantapkan
penguasaan konsep atau pemahaman siswa terhadap apa yang telah disimulasikan
disebut keterampilan ....
A. bertanya
B. memberi penguatan
C. menjelaskan
D. mengajar kelompk kecil
Rumus:
Setelah Anda mempelajari strategi dan metode pembelajaran PKn pada Kegiatan
Belajar 1 dalam modul ini, Anda telah mengenal metode apa saja yang cocok sehingga
perlu dipertimbangkan untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn. Mengapa demikian?
Anda tentu telah mengenal pula bahwa misi pembelajaran PKn cukup khas dibandingkan
dengan pembelajaran lain. Apakah Anda masih ingat, apa karakteristik pembelajaran
PKn khususnya di SD/MI? Baiklah, apabila Anda ragu coba buka kembali Kegiatan Belajar
1 Modul 1. Secara singkat, pembelajaran PKn di SD/MI adalah pengembangan kualitas
warga negara secara utuh, dalam aspek-aspek: (1) kemelek-wacanaan kewarganegaraan
(civic literacy), (2) komunikasi sosial kultural kewarganegaraan (civic engagement),
(3) pemecahan masalah kewarganegaraan (civic skill and participation), (4) penalaran
kewarganegaraan (civic knowledge), dan (5) partisipasi kewarganegaraan secara
bertanggung jawab ( civic participation and civic responsibility).
Apabila dikaji, maka misi PKn di atas pada hakikatnya mengarah pada pembentukan
warga negara yang cerdas dan baik, yakni warga negara yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap/nilai dan bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat yang
demokratis.
Melalui proses pembelajaran seperti inilah, pembelajaran afektif akan lebih mencapai
sasaran/harapan, yakni menjadi siswa yang cerdas, terampil, memiliki tanggung jawab
sebagai siswa dan warga negara, dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Terwujudnya harapan tersebut tentu harus Anda upayakan
melalui pembelajaran di sekolah. Dalam rumusan tujuan lain, sebagaimana dikemukakan
Branson (1999), adalah siswa yang memiliki kemampuan kewarganegaraan, yakni
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic
skill), dan watak/karakter kewarganegaraan (civic disposition). Untuk mengembangkan
ketiga hal tersebut, tentu Anda harus mahir menggunakan berbagai jenis metode.
Penguasaan metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang
harus Anda miliki. Kemampuan Anda dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran
akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek kognitif,
maupun aspek afektif dan psikomotor. Ketidaktepatan memilih dan menggunakan metode
pembelajaran akan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pada bagian terdahulu telah dikemukakan bahwa pembelajaran domain afektif
adalah domain yang paling sulit khususnya pembelajaran yang terkait dengan aspek nilai.
Artinya, untuk pembelajaran nilai diperlukan strategi dan metode khusus. Mengapa
pembelajaran aspek itu sulit? Seperti sudha dijelaskan bahwa nilai merupakan dimensi
yang abstrak yang seringkali bersifat tertutup.
Langkah Pembelajaran
a. Guru menjelaskan aturan main game ini:
1) Setiap siswa menyimak isi cerita
2) Hayati betul keadaan masing-masing pelaku dalam cerita
3) Tuliskan dalam secarik kertas keputusan siapa yang harus diselamatkan dalam
perahu (maksimal 5 orang sebab kalau lebih perahu akan karam)
4) Tuliskan dengan singkat alasan (satu persatu) mengapa mereka harus
diselamatkan
a. Lontarkan cerita game ini.
b. Kegiatan individual siswa mengisi tugas
c. Teruskan dengan kegiatan kelompok
d. Laporan klasikal dan diskusi singkat dengan komentar dari guru
e. Simpulan dan pengarahan guru
a. Persiapan
Pertama, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
dasar atau konsep yang akan dibelajarkan.
Kedua, menetapkan bagian mana dari materi/substansi yang ada dalam kompetensi
dasar yang akan disajikan melalui analisis nilai.
Ketiga, menyusun skenario kegiatan sehingga jelas langkah-langkah yang akan
ditempuh.
Keempat, menyiapkan media stimulus untuk ber-VCT, seperti cerita, guntingan berita
Koran, gambar, film dan sebagainya.
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah kegiatan VCT analisis nilai sama dengan VCT permainan sebagaimana
telah Anda pelajari pada uraian di atas. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut.
Pertama, setelah membuka pelajaran Anda menjelaskan kepada siswa bahwa mereka
akan ber-VCT.
Kedua, pelontaran/pembagian media stimulus oleh guru atau siswa berupa cerita
atau gambar/photo.
Ketiga, guru memperhatikan aksi dan reaksi spontan siswa terhadap cerita tersebut.
Keempat, melaksanakan dialog terpimpin melalui pertanyaan guru, baik secara
individual, kelompok maupun klasikal. Pertanyaan yang diajukan hendaknya berisi
analisis siswa terhadap nilai-moral yang terdapat dalam cerita itu.
Latihan:
Pilihlah satu Kompetensi dasar yang paling Anda kuasai dari Standar isi PKn SD/MI.
Kemudian, kembangkan kompetensi dasar tersebut ke dalam model pembelajaran VCT
sesuai dengan isi-pesan materi tersebut. Dalam model pembelajaran tersebut hendaknya
mencantumkan tujuan dan target pembelajaran.
Rangkuman
Dalam pembelajaran PKn guru hendaknya mampu mengembangkan dimensi
pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge), keterampilan kewarganegaraan (Civic
Skill), dan Watak kewarganegaraan (Civic Disposition). Ciri utama PKn (baru) tidak lagi
menekankan pada mengajar tentang PKn, tetapi lebih berorientasi pada membelajarkan
1) Proses pembelajaran PKn diorientasikan pada ciri utama PKn baru, yaitu ….
A. membelajarkan PKn
B. mengajarkan PKn sesuai kebutuhan siswa
C. meningkatkan penalaran siswa
D. mencerdaskan pemaPancasila dan UUD 1945an siswa
4) Di bawah ini merupakan model pembelajaran VCT, yang tidak termasuk VCT Daftar,
yaitu daftar ....
A. analisis nilai/kasus
B. tingkat urutan
C. skala prioritas
D. penilaian diri
5) Model pembelajaran VCT dianggap cocok diterapkan dalam PKn karena PKn ….
A. merupakan pendidikan budi pekerti yang menekankan pada kecerdasan siswa
B. merupakan mata pelajaran wajib bagi setiap jenis dan jenjang pendidikan
C. lebih mengutamakan kecerdasan dan keterampilan bermasyarakat
D. mengemban misi membina nilai, moral, sikap, perilaku dan kecerdasan siswa
7) Media stimulus berupa cerita atau kasus dalam pembelajaran PKn merupakan .…
A. stimulus yang paling tepat digunakan dalam model pembelajaran VCT
B. salah satu media stimulus dalam model pembelajaran VCT
C. media yang paling mudah dipaPancasila dan UUD 1945i dan diamati siswa
D. media yang paling mudah dibuat oleh guru
9) Di bawah ini yang tidak termasuk jenis tes (penilaian), yaitu tes .…
A. lisan
B. uraian
C. objektif
D. pengamatan
10) Kemampuan (dimensi) siswa yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran PKn
adalah .... kecuali:
A. civic knowledge
B. civic skill
C. civic education
D. civic disposition
Rumus:
Tes Formatif 1
1. B a way of achieving target
2. C simulasi (simulation)
3. D a way of handling
4. D demonstrasi (demonstration)
5. B curah pendapat (brainstorming)
6. A membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat
7. C ceramah
8. C Menumbuhkan minat belajar secara deduktif
9. A bertanya
10. A guru menciptakan situasi atau membuat pemodelan
Tes Formatif 2
1. A Membelajarkan PKn.
2. D Belajar melaksanakan PKn.
3. C Learning to be.
4. A Daftar analisis nilai/kasus.
5. D PKn punya misi membina nilai, moral, sikap, perilaku dan kecerdasan siswa.
6. C Memuat konsep-konsep yang kontras sesuai dengan kebutuhan siswa.
7. B Salah satu media stimulus dalam model pembelajaran VCT.
8. C Keterampilan memberi penguatan.
9. D Tes pengamatan.
10. C Civic education.
5
PEMBELAJARAN PKN
Pendahuluan
Modul ini akan membahas media dan sumber pembelajaran PKn untuk peserta didik
di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Mengapa kita harus mengembangkan media dan sumber
pembelajaran? Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya Anda membuka kembali
apakah hakikat pembelajaran PKn itu. Masih ingatkah anda, apakah tujuan pembelajaran
PKn di MI itu? Baiklah, coba Anda perhatikan rumusan tujuan pembelajaran PKn menurut
standar isi. Salah satu tujuan PKn adalah berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan. Agar peserta didik memiliki kemampuan seperti
ini, banyak upaya yang harus dilakukan oleh guru. Kita menyadari bahwa kemampuan
berpikir anak SD/MI masih terbatas. Umumnya mereka baru mampu berpikir secara
konkret, jadi belum dapat berpikir abstrak. Kemampuan berpikir anak SD/MI umumnya
bersifat holistik, belum mampu berpikir secara parsial. Oleh karena itu, pembelajaran
PKn di tingkat Madrasah Ibtidaiyah memerlukan bantuan yang lebih bervariasi. Guru
perlu mengupayakan agar pembelajaran betul-betul dapat mempermudah peserta didik
belajar. Untuk itulah guru perlu menggunakan media dan sumber pembelajaran yang
bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik.
Dalam modul ini Anda akan diajak menganalisis dan mengembangkan media dan
sumber pembelajaran yang tepat untuk peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah. Sehingga
dengan mempelajari materi dalam modul ini Anda diharapkan memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Dapat mengembangkan dan menerapkan media pembelajaran PKn yang relevan
untuk MI.
2. Dapat memilih, mengembangkan, dan menerapkan sumber pembelajaran PKn yang
relavan untuk MI.
Pada bagian pendahuluan telah dikemukakan bahwa kemampuan guru dalam memilih
dan mengembangkan media dan sumber pembelajaran sangatlah penting. Dengam media
pembelajaran, guru dapat membantu siswa menyederhanakan materi yang abstrak
menjadi konkret, sehingga pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan semakin
cepat meningkat. Sejalan dengan semakin mudahnya belajar dan adanya kesadaran
terhadap pemahaman apa yang sedang dipelajari maka semakin penting mememilih dan
mengembangkan media pembelajaran.
Penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman merupakan proses yang sejalan dengan tingkat perkembangan. Artinya
semakin muda usia siswa maka semakin tinggi tingkat kebutuhan terhadap media
pembelajaran. Hal ini ada kaitannya dengan tingkat perkembangan prilaku kognitif dari
Piaget dan kawan-kawannya yang telah melakukan penelitian mulai tahun 1920 sampai
1964. Masih ingatkah anda dengan teori-teori tentang perkembangan prilaku kognitif
tersebut? Baiklah, sekedar untuk mengingatkan saja bahwa perkembangan prilaku
kognitif menurut Piaget terdiri atas empat fase, yakni: fase pertama, sensorimotor period
(0,0 - 2,0); fase kedua, preoperational period (2,0 - 7,0); fase ketiga, concrete operational
period (7,0 - 11 or 12,0); dan fase keempat, formal operational period (11,0 or 12,0 - 14,0
or 15,0). Pada hakekatnya dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia anak semakin
tinggi kemampuan berpikir abstrak dan semakin mudah usia anak maka semakin
konkret kemampuan berpikirnya sehingga semakin memerlukan media dalam proses
pembelajarannya.
Pengertian Media
Tujuan
Evaluasi Materi
Pembelajaran
Media Metode
PembelajaranPembelajaran
merupakan merupakan proses antara
proses komunikasi komunikasi antara fasilitator
guru sebagai guru sebagai fasilitator
dengan
siswa sebagai pembelajar. Dalam komunikasi ada proses penyampaian pesan (message)
dengan siswa sebagai pembelajar. Dalam komunikasi ada proses penyampaian pesan
dari komunikator kepada komunikan. Dalam penyampaian pesan dari komunikator
kepada(message)
komunikandari komunikator
diperlukan saluran kepada
(media), komunikan. Dalam penyampaian
agar message tersebut pesan dari
tersalurkan secara
dan efisien. kepada komunikan diperlukan saluran (media), agar message tersebut
efektifkomunikator
tersalurkan
Media berasalsecara efektif dan
dari bahasa Latinefisien.
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium,
yang berarti perantara atau pengantar. Dengan kata lain, media adalah perantara atau
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium,
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.
yang berarti perantara atau pengantar. Dengan kata lain, media adalah perantara atau
Media yang dirancang dengan baik dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
pengantar
dan kemauan pesan didik
peserta dari pengirim
sehinggakepada penerima. terjadinya proses belajar pada
dapat mendorong
Media
diri peserta didik. yang
Media dirancang
sebagai dengan
alat bantu baik dapat merangsang pikiran, perasaan,
visual dapat:
perhatianmotivasi
1) mendorong dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
belajar
2) memperjelas dan mempermudah
pada diri peserta konsep yang
didik. Media sebagai abstrak
alat bantu visual dapat:
3) mempertinggi daya serap atau retensi belajar
1) mendorong motivasi belajar
2) memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak
Beberapa pengertian media pembelajaran:
• Menurut3) istilah,
mempertinggi daya serap
media adalah segalaatau retensi
bentuk belajar
atau saluran yang dipergunakan untuk
proses penyaluran informasi.
• Schram (1977) menyatakan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang
Beberapa pengertian media pembelajaran:
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran
x Menurut
• NEA (1969) istilah,
menyatakan media
bahwa adalah
media segala
adalah bentuk
sarana atau saluran
komunikasi yang dipergunakan
dalam bentuk cetak
maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.
untuk proses penyaluran informasi.
• Aect (1977) menyatakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang
x Schram
dipergunakan (1977)
untuk prosesmenyatakan
penyaluranbahwa
pesan.media adalah teknologi pembawa pesan yang
• Miarso (1989)
dapat dimanfaatkan
menyatakan bahwauntuk keperluan pembelajaran
media adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk menyalurkan pesan yg dapat merangsang pikiran, perasaan,
Media pembelajaran yang disusun dengan baik, memiliki manfaat atau nilai praktis
yaitu:
a) Memvisualkan yang abstrak (animasi peredaran darah)
b) Membawa objek yang sukar didapat (binatang buas/berbahaya)
c) Membawa objek yang terlalu besar (gunung, pasar)
d) Menampilkan objek yang tidak dapat diamati mata (mikro organisme)
e) Mengamati gerakan yang terlalu cepat (jalannya peluru)
f) Memungkinkan berinteraksi dengan lingkungannya
g) Memungkinkan Keseragaman pengalaman
h) Mengurangi resiko apabila objek berbahaya
i) Menyajikan informasi yang konsisten dan diulang sesuai dengan kebutuhan
j) Membangkitkan motivasi belajar
k) Dapat disajikan dengan menarik dan variatif
l) Mengontrol arah maupun kecepatan peserta didik
m) Menyajikan informasi belajar secara serempak dan dapat diulang maupun disimpan
menurut kebutuhan
n) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dll
Kriteria tersebut hampir sejalan dengan pandangan ahli lain bahwa hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran adalah:
a. Tidak ada satu-satunya media yang paling baik untuk semua siswa dan semua tujuan
pembelajaran
b. Penggunaan harus relevan dan konsisten dengan tujuan pem-belajaran
c. Media yang digunakan hendaknya cukup dikenal siswa
d. Media hendaknya sesuai dengan sifat pelajaran
e. Media harus sesuai dengan kemampuan dan pola belajar audience
f. Media hendaknya dipilih secara obyektif, bukan didasarkan oleh karena kesukaan
subyektif.
Movie Pictures
Television
E x i h i b it ion
f i e l d t r i p s
D e m o n s t r a t i o n
D r a m a t i z a t i o n
Contrived Experiences
a. Gambar
Gambar yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
disesuaikan dengan tujuan pembelajarannnya. Gambar yang berwarna akan lebih menarik
daripada yang tidak berwarna. Ukuran gambar juga harus dipertimbangkan supaya sesuai
dengan benda aslinya dan memungkinkan untuk dilihat dari seluruh kelas. Mutu gambar
juga harus mendapat perhatian, jangan sampai gambar yang ditampilkan tidak mempunyai
mutu yang bagus sehingga mengaburkan maknanya. Judul dan penjelasan gambar perlu
juga dipertimbangkan dengan matang Pemeliharaan gambar dilakukan dengan melapisi
gambar dengan laminating / plastik, dan diberi bingkai agar tidak kusut.
Gambar adalah media umum yang paling banyak digunakan, oleh karena itu
seharusnya setiap pengajar atau sekolah memiliki koleksi gambar-gambar, baik diambil
dari guntingan koran atau majalah, fotografi, slide, fotocopy, atau pun gambar sket.
Gambar‑gambar tersebut dapat disimpan dalam map, atau filing kabinet yang mudah
dicari. Gambar yang diperagakan disusun di muka kelas atau pada dinding di sekeliling
kelas. Gambar harus cukup jelas dipandang oleh siswa yang duduk di muka. Gambar yang
kurang jelas akan mempersulit siswa dalam mengamati. Gambar yang baik akan banyak
membantu siswa dalarn mengembangkan diskusi di kelas. Gambar‑ gambar yang kecil dari
buku teks atau buku PKn dapat direproduksi melalui film slide yang peragaannya melalui
proyektor slide, atau yang berada dalam buku dapat diproyeksikan dengan pertolongan
episcope atau epdiscope. Gambar‑gambar dapat dipasang permanen baik di dalam kelas,
di ruang perpustakaan sekolah, atau pada papan peraga yang disediakan.
Contoh
ContohMedia
MediaFoto
Foto
Contoh
ContohMedia OHP Projector (OHP)
Overhead
Media OHP memiliki fungsi untuk memudahkan guru dalam menyajikan pokok-
Langkah-Langkah Pembuatannya:
pokok atau garis besar materi pelajaran. Selain itu OHP dapat meningkatkan daya tarik
1) Analisis tujuan Pokok Bahasan yang akan diajarkan
siswa materi
2) Analisis untuk belajar sehingga
pelajaran perhatian siswa
untuk menentukan meningkat,
jenis media lebih-lebih jika bagan atau
yang diperlukan.
butiran materi ditulis/ ditik dengan warna yang bervariasi.
Kekurangan media transparasi antara lain:
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan [PKn] 183
a) Memerlukan listrik
f. Kliping
Guntingan/potongan gambar atau tulisan yang diperoleh dari barbagai sumber
seperti dari majalah, surat kabar, buku, kalender, katalog, iklan dan poster disebut dengan
kliping. Kliping dapat membantu guru dan siswa dalam mencari informasi sehubungan
dengan topik-topik tertentu. Misalnya kliping tentang pembatasan kekuasaan, pemilu
pasca reformasi, maraknya korupsi, dan sebagainya.
g. Poster
Poster pada dasarnya bersifat simbolik dan dirancang untuk memberi pesan dengan
cepat dan ringkas. Poster yang baik biasanya berwarna, menyajikan ide tunggal, tulisan
jelas, kaya dengan variasi, lugas, dan terkadang mengandung pernyataan yang berlebihan.
Poster dibuat di atas kertas, kain, batang dan bahan lain yang memungkinkan, sedangkan
ukurannya biasanya relatif besar disesuaikan dengan tempat yang akan dipasangi. Guru
dapat menggunakan media ini untuk menyimpulkan suatu unit bahasan tertentu ataupun
pembahasan unit tertentu. Misalnya poster tentang dampak pelanggaran HAM, ajakan
memilih calon partai politik tertentu, dan sebagainya.
i. Flif Chart
Tujuan penggunaan flif chart adalah membantu dan mempermudah siswa dalam
memahami inti pelajaran, dan membantu guru dalam mengemukakan rangkaian ide atau
informasi dengan menggunakan rangkaian gambar atau bagan yang telah disusun dengan
rapi. Pembuatan flif chart dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah pembuatan
sebagai berikut.
1) Analisis Materi pelajaran sesuai dengan materi pokok yang akan disampaikan
2) Mempersiapkan dan merumuskan konsep inti materi pelajaran yang akan
disampaikan
3) Mengembangkan konsep inti dalam bentuk bagan, gambar, atau pernyataan ke dalam
kertas manila karton dengan jumlah lembaran sesuai kebutuhan. Besar hurup dan
spasi harus diatur supaya terbaca oleh seluruh siswa.
4) Kemudian dibundel dan dijepiT rapi
5) Setelah itu tempelkan pada standar khusus untuk itu atau standar papan tulis.
2. Media Audio
Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber ke penerima
pesan. Pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang verbal, non verbal
atau kombinasi keduanya. Media audio ini berkaitan erat dengan indera pendengaran.
Pidato-pidato asli para pemimpin negara dan tokoh masyarakat, tokoh LSM, tukang
becak, tukang bakso dan sebagainya dapat direkam dan dapat digunakan sebagai sumber
belajar (misalnya: pembacaan RAPBN oleh presiden).
a. Radio
Siaran audio dapat membantu siswa untuk meningkatkan komunikasi audio, membuat
suasana belajar lebih hidup dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi
kejadian yang disiarkan. Apabila jadwal siaran acara radio sesuai dengan jadwal jam
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, acara tersebut dapat langsung dimanfaatkan.
Kerangka dan ikhtisar dilengkapi dengan pertanyaan yang dicarikan jawabannya dari
siaran radio. Dengan melibatkan radio seperti ini anak-anak dilatih untuk membuat
cacatan. Misalnya pembacaan tentang prosentase perolehan suara dalam pemilu atau
pemilihan kepala daerah secara langsung, nama-nama menteri yang baru dilantik, jnama-
nama partai politik peserta pemilu, dsb.
Jika acara siaran waktunya tertentu sehingga kemungkinan tidak cocok dengan
jadwal pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka dalam hal seperti ini siaran dapat
direkam. Selanjutnya penyajian hasil rekaman dilakukan seperti telah diuraikan dalam
pemanfaatan audio kaset.
a. Siaran Televisi
Televisi di Indonesia sudah digunakan untuk pendidikan. Tinggal memilih acara yang
relevan dengan Pendidikan Kewarganegaraan. Seperti halnya dengan film, televisi adalah
kombinasi visual dan audio.Televisi merupakan media yang menyampaikan pesan melalui
gambar gerak dan dilengkapi dengan suara. Pada saat ini guru dihadapkan pada berbagai
pilihan stasiun televisi yang masing-masing mempunyai jenis acara yang berbeda-beda,
yaitu: TVRI, TV swasta, dan jaringan TV luar negeri. Dengan demikian guru mempunyai
kesempatan sekaligus tantangan untuk dapat memilih dan memanfaatkan program siaran
yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
b. Film
Film memberikan sumbangan yang besar bagi pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Film memberikan kepada siswa pengalaman belajar dan dapat
membantu menampilkan waktu berabad-abad (film sejarah atau peristiwa bersejarah)
dan tempat yang berjarak ribuan kilometer di mana siswa dapat melihat tempat, orang,
peristiwa yang tidak mungkin dilihatnya dengan cara lain.
Nara Sumber
Nara sumber memberikan kesempatan kepada para siswa memperoleh pengalaman
lain yang tidak kalah dari kunjungan studi. Dalam studi lapangan para siswa mengenal
lingkungan seutuhnya. Sedangkan dengan nara sumber mereka mendapat kesempatan
untuk mendapatkan isi lingkungan.
Apakah Saudara sudah memahami dan dapat membuat media tersebut? Penulis
percaya bahwa Saudara mampu merancang dan membuat media pembelajaran dengan
baik, selamat mencoba. Baiklah, mari kita singgung sedikit tentang media lain yang sering
digunakan dan merupakan ciri khas dalam pembelajaran PKn. Pembelajaran materi PKn
sebagai pendidikan nilai moral memerlukan media tertentu yang dapat berperan sebagai
stimulus (perangsang) bagi potensi afektual siswa. Untuk keperluan tersebut, kualifikasi
media stimulus hendaknya: a) terjangkau oleh pengetahuan dan potensi afektual siswa;
b) memuat nilai/moral yang dilematis; c) diambil dari kehidupan atau peristiwa nyata,
dan d) menarik perhatian dan minat siswa untuk melibatkan diri.
Kosasih Djahiri (1992) mengemukan ada dua pertimbangan yang dijadikan landasan
bahwa media stimulus sangat penting dalam pengajaran PPKn sebagai pendidikan
nilai, moral, norma yaitu pertama, dunia dan potensi serta proses afektual peserta
didik hanya dapat bergetar dan terlibatkan apabila ada media stimulus (perangsang)
yang menggetarkan. Kedua, proses afektual sukar terjadi melalui bahan ajatr yang
konsepsional, teoritik dan normatif. Bahan ajar ini masih harus diolah dan dimanipulasi
oleh guru menjadi media stimulus afektif berkadar tinggi.
Salah satu media stimulus yang sering digunakan dalam pembelajaran materi
pendidikan nilai adalah lembaran VCT daftar dan lembaran cerita kasus baik kisah
nyata maupun fiktif yang direkayasa oleh guru. Contoh cerita kasus (fiktif) “tabrak lari”.
Ceritera tersebut dapat Saudara buat sendiri atau mengutif dari media massa. Contoh
ceritera (fiktif) untuk stimulus:
Suatu pagi Mas’an seorang tukang sayur yang biasa berkeliling di desa Malabar
menyeberang jalan raya tanpa memperhatikan kendaran yang melintas jalan tersebut,
tiba-tiba muncul sebuah minibus dengan kecepatan tinggi dan menabrak tukang sayur
tersebut. Kaki Mas’an tergilas kendaran itu dan mengalami patah kaki. Supir minibus
yang bernama Teddy sedang dalam keadaan mabuk melarikan diri tanpa meperhatikan
Mas’an. Masyarakat yang kebetulan mengetahui kejadian tersebut mengejar Teddy dan
tertangkap sekitar 3 kilometer dari tempat kejadian. Kemudian beberapa pemuda ramai-
ramai memukuli Teddy hingga pingsan dan baru mereka berhenti setelah datang anggota
polisi lalu lintas melindungi Teddy dan kelompok pemuda itu sendiri kabur.
Sedangkan Irwan dan Yandi siswa salah satu SLTP di daerah itu memberi pertolongan
kepada Mas’an dan membawanya ke Puskesmas terdekat. Istri Mas’an yang sedang hamil
tua yang datang ke Puskesmas beberapa jam setelah kejadian menangis melihat suaminya
terbaring tak berdaya. Padahal biaya hidup dan sekolah anaknya hanya mengandalkan
dari hasil jual sayuran yang tidak seberapa. Mas’an sendiri pasrah dan akan memaafkan
kelalaian Teddy.
Langkah pembuatan dan penggunaan media stimulus cerita kasus sebagai berikut.
1) Menganalisis materi pokok yang akan dijarakan, kemudian tentukan pencapaian
target nilai-moral yang diharapkan
2) Membuat ceritera suatu peristiwa yang pernah atau sering terjadi. Cerita tersebut
mengandung nilai-moral dilematis dan sesuai dengan target nilai-moral harapan
3) Usahakan ceritera yang telah disiapkan itu diperbanyak sejumlah siswa, sehingga
semua siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mempelajari ceritera
tersebut.
4) Pada saat pelaksanaan beri kesempatan kepada siswa untuk membaca ceritera itu
sekitar 3- 5 menit, kemudian beberapa siswa diminta komentarnya terhadap materi
ceritera itu. Atau bisa saja diberikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
semua siswa, misalnya :
• Bagaimana perasaan kalian terhadap kejadian tersebut?
• Apa yang akan kalian lakukan jika menjadi saudara atau isitri tukang sayur? Apa
yang aknan dilakukan jika menjadi Teddy?
• Perbuatan-perbuatan apa yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila?
• Perbuatan-perbuatan apa yang dianggap sesuai dengan nilai-nilia Pancasila? dan
sebagainya.
• Ajak siswa mendiskusikan cerita tersebut dan arahkan pada nilai moral yang
diharapan
• Menyimpulkan materi pembelajaran.
1. Media sebagai alat bantu visual dalam proses pembelajaran dapat digunakan untuk,
kecuali:
A. mendorong motivasi belajar
B. memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak
C. mempertinggi daya serap atau retensi belajar
D. penentu keberhasilan belajar PKn
2. Media pembelajaran yang disusun dengan baik, memiliki manfaat atau nilai praktis
yaitu...
A. Memvisualkan yang abstrak
B. Membawa objek yang sukar didapat
C. Menampilkan objek yang mudah diamati mata
D. Membawa objek yang terlalu besar
3. Sebelum memilih media pembelajaran, hal yang perlu dipertimbangkan oleh seorang
guru adalah....
A. tujuan instruksional yang ingin dicapai
B. tingkat usia dan kematangan siswa
C. kemampuan baca siswa
D. tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran tersebut
9. Media audio memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan media Audio antara lain...,
kecuali:
A. Materi tak akan berubah
B. Biaya produksi relatif murah
C. Peralatan paling murah dibanding dengan media lainnya
D. Memerlukan listrik
Rumus:
Pada kegiatan belajar pertama dalam modul ini, Anda telah mengenal dan diharapkan
telah memahami dan mampu mengembangkan media pembelajaran PKn. Pada kegiatan
belajar ini, Anda akan diajak untuk mengenal dan berlatih dalam mengembangkan
sumber pembelajaran PKn. Dalam pembelajaran PKn, sumber materi pembelajaran
sangat penting karena masalah kewarganegaraan merupakan masalah yang dinamis dan
sangat cepat berubah dan berkembang sejalan dengan perubahan dan perkembangan
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Di pihak lain, untuk mencapai tujuan pembelajaran PKn, guru perlu mengikuti
perkembangan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara sehingga materi pembelajaran
PKn akan selalu aktual, kontekstual, dan sesuai dengan dunia peserta didik di jenjang
Madrasah Ibtidaiyah. Oleh karena itu, untuk menyajikan materi pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan pembelajaran PKn, guru perlu mengenal, memahami, dan menyeleksi
sumber belajar yang tepat.
Kekeliruan yang sering dilakukan guru di lapangan adalah hanya menggunakan buku
teks atau paket yang dijadikan satu-satunya sumber bahan ajar. Padahal realita kehidupan
di masyarakat dan berita media cetak dan elektronik merupakan sumber belajar yang
lebih aktual dibandingkan dengan isi buku teks atau paket. Buku teks atau paket akan
mudah ketinggalan perkembangan informasi baru khususnya yang berkenaan dengan
informasi politik dan ketatanegaraan yang saat ini sedang mengalami perubahan yang
sangat mendasar. Oleh karena itu, Anda dituntut untuk aktif dan kreatif mencari informasi
baru yang diperoleh dari berbagai media massa baik media cetak maupun elektronik
yang relevan dengan pokok bahasan yang akan disampaikan. Misalnya, ketika akan
membahas materi pokok kedaulatan rakyat dan sistem politik khususnya yang berkaitan
dengan contoh-contoh penyimpangan ketatanegaraan yang sedang terjadi, Anda dapat
mengkaji dari berita surat kabar dan siaran atau diskusi dalam televisi. Demikian pula
dalam membahas budaya demokrasi dapat diperkaya dengan mengambil sumber dari
kehidupan riil di masyarakat .
Dengan demikian, sumber belajar tidak cukup hanya dari buku teks atau paket, tetapi
harus di lengkapi dengan sumber-sumber lain. Bahkan Nasution (1992) mengemukakan
bahwa sumber-sumber belajar bisa diperoleh dari masyarakat dan lingkungan berupa
manusia, museum, organisasi, dan lain-lain, bahan cetakan, perpustakaan, alat audio-
visual, dan sebagainya.
Nara Sumber
Nara sumber memberikan kesempatan kepada para siswa memperoleh pengalaman
lain yang tidak kalah dari kunjungan studi. Dalam studi lapangan para siswa mengenal
lingkungan seutuhnya. Sedangkan dengan nara sumber mereka mendapat kesempatan
untuk mendapatkan isi lingkungan.
Mereka yang dapat menjadi nara sumber adalah yang mempunyai pengalaman luas
atau pejabat khusus yang dapat memberi informasi yang autentik. Tokoh-tokoh masyarakat
1. Dimana? Pada halaman bagian 1. Pada bagian depan 1. Pada bagian belakang
depan atau belakang
2. Mengapa? Untuk menunjukkan 2. Untuk menunjukkan lokasi bab 2. Menunjukkan nama dan
urutan atau lokasi bab. topik menurut susunan
3. Kapan ? Digunakan ketika ingin 3. Ketika ingin mencari judul bab alpabetis.
mencari judul bab atau cerita. 3. Untuk temukan kata kunci
dari topik.
4. Bagaimana? Lihat daftar bab dan 4. Lihat daftar bab 4. Catat halaman dimana
bergeser ke sebelah kanan, lihat topik itu berada.
halaman bab.
Apabila para siswa telah mahir dalam menggunakan buku sebagai sumber bacaan,
maka Anda dapat memperkenalkan atau mencoba melatih para siswa memanfaatkan
perpustakaan dimana terdapat berbagai jenis ragam buku. Perpustakaan merupakan
sumber yang sangat diperlukan oleh guru PKn maupun guru mata pelajaran lainnya untuk
memberi kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan keterampilan menghimpun
informasi. Oleh karena itu, guru PKn dan petugas perpustakaan (librarian) perlu bekerja
sama dalam membuat kesepakatan untuk keperluan proses belajar mengajar, khususnya
dalam menggunakan katalog dan bahan rujukan lain guna mendapatkan bahan-bahan
informasi, aturan penggunaan perpustakaan, dan sebagainya.
Di dalam perpustakaan, kita dapat mendapat informasi bukan hanya dari buku-
buku teks, melainkan dari beragam jenis majalah dan surat kabar (periodicals). Karena
kompetensi kewarganegaraan merupakan tujuan utama pembelajaran PKn, maka majalah
dan surat kabar yang berkaitan dengan isu-isu dan masalah-masalah kewarganegaraan
merupakan sumber informasi yang penting. Setiap siswa sekolah menengah hendaknya
Publikasi pemerintah dapat pula digunakan sebagai sumber informasi dari bahan
bacaan. Dalam hal ini, guru PKn hendaknya memberikan bahan-bahan pilihan dari
badan-badan pemerintahan daerah dan pemerintah pusat untuk para siswa di Madrasah
Ibtidaiyah. Sumber informasi dari badan pemerintah ini dapat berupa buletin, liflet,
pamplet, peta, dsb. Perolehan sumber melalui surat menyurat dan kunjungan langsung
oleh siswa dan guru ke berbagai badan pemerintahan dan departemen merupakan cara
yang efektif untuk mendaaptkan publikasi negara dan pemerintah.
Demikianlah beberapa bahan bacaan sebagai sumber informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan dan meningkatkan kompetensi kewarganegaraan. Untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap berbagai jenis sumber informasi bacaan
tersebut, kerjakan latihan berikut ini.
Pada setiap kolom kosong yang sejajar dengan setiap pernyataan Kolom A, tulislah
nomor kata atau konsep pada Kolom B yang menurut anda paling cocok!
__________ Pada bagian muka buku dan memberikan pengarang, 1. Katalog kartu
judul, dan penerbit buku. 2. Buku petunjuk telepon
__________ Daftar bab buku. 3. Biografi
Sebuah buku map. 4. Indeks
__________ Membantu anda menemukan buku pada rak. 5. Kamus
__________ Ditemukan pada bagian belakang buku. 6. Nomor buku
__________ Disusun pada rak secara alpabetis dengan nama orang 7. Atlas
tentang oleh siapa buku ditulis. 8. Halaman judul buku
__________ Memberikan nama orang yang tersusun secara alpabetis. 9. Daftar isi
Memberikan makna kata-kata. 10. Punggung buku
__________ Daftar judul buku secara alpabetis.
__________ Daftar semua buku di perpustakaan.
__________
Kedua, masyarakat sebagai salah satu sumber informasi mencakup: file sumber
masyarakat, hasil wawancara dan pembicara tamu, catatan perjalanan lapangan, dan
laporan survey masyarakat. Masyarakat di kawasan tertentu merupakan laboratorium
berharga yang memberikan pengalaman kepada siswa dalam mendapatkan informasi
tentang lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi. Selain itu, sumber informasi
masyarakat ini memberikan makna bagi kehidupan kelompok dan kontribusi penting
untuk mengidentifikasi dan memahami kesamaan dan perbedaan dalam budaya.
Pemanfaatan masyarakat secara efisien dan efektif sebagai laboratorium proses
belajar mengajar dalam memperoleh informasi berkaitan dengan unit kajian dalam PKn.
File sumber masyarakat menjadi instrumen baik bagi guru maupun siswa. Di lingkungan
sekolah yang belum mengembangkan file sumber masyarakat, guru PKn perlu mempunyai
file sendiri dan melibatkan siswa dalam kegiatan. Pengelompokan dan pengorganisasian
sumber dari masyarakat meliputi: bisnis, komunikasi, budaya, pemerintahan, sejarah,
perindustrian, transportasi, rekreasi dan permainan. Sedangkan lembaga dan instansi
yang dapat dijadikan sumber informasi di masyarakat meliputi: Pusat Kota, Balai Kota,
Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Umum, Perdesaan, Ibu Kota Negara, Kantor Pos,
Pengadilan, Biro Cuaca, Perumahan, Kehutanan, dsb.
Selain perolehan informasi melalui sumber di atas, para siswa dapat dibelajarkan pula
melalui pelatihan mewawancarai narasumber dan hasilnya dilaporkan kepada seluruh
kelas. Atau guru dan siswa secara bersama mendatangkan narasumber ke kelas untuk
mendiskusikan suatu tema, menunjukkan keahlian atau menunjukkan bahan-bahan PKn
yang tidak pernah diperoleh di sekolah. Namun, apabila narasumber itu tidak dapat
hadir di kelas maka beberapa siswa dapat mewawancarainya dan mencatatnya bahkan
dapat dibantu dengan alat rekaman. Catatan ini dapat digunakan sebagai laporan di kelas
untuk memberikan rasa kontak langsung dengan orang yang diwawancarainya.
Catatan perjalanan terhadap tempat-tempat yang dikunjungi dan bentuk perjalanan
Rangkuman
Salah satu tugas guru yang tidak kalah pentingnya adalah mencari dan menentukan
sumber belajar. Dalam PKn, mencari dan menentukan sumber belajar sangat penting
sebab bahan ajarnya sangat dinamis sesuai dinamika dan perkembangan kehidupan
sosial politik yang terjadi saat ini.
Masyarakat dan aktivitas aparatur pemerintah merupakan sumber dan media utama
dalam pembelajaran PKn, karena pembelajaran ini bertitik tolak dari masyarakat dan
berorientasi pada masyarakat. Dalam menggunakan masyarakat dan perilaku pemerintah
sebagai media belajar, guru memerlukan informasi yang akurat dan memadai mengenai
orang-orang, lembaga, peristiwa, keadaan yang ada di dalam masyarakat. Dalam
pemanfaatan ini terdapat tiga sarana: (a) tempat, orang, organisasi yang dapat dijadikan
sumber belajar atau untuk meningkatkan belajar termasuk sumber masyarakat, (b)
kunjungan studi, dan (c) nara sumber.
2. Berikut ini adalah sumber informasi yang berasal dari bahan bacaan kecuali:
A. film
B. ensiklopedi
C. majalah
D. kamus
10. Survey masyarakat yang baik hendaknya memuat hal-hal berikut... kecuali:
A. membedakan antara fakta yang relevan dengan yang tidak
B. merumuskan generalisasi
C. melaporkan data secara akurat
D. mendapat imbalan materi
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100 %
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Tes Formatif 1 :
1. D. penentu keberhasilan belajar PKn
2. C. Menampilkan objek yang mudah diamati mata
3. A. tujuan instruksional yang ingin dicapai
4. B. Media yang digunakan hendaknya belum dikenal siswa
5. C. audio-visual
6. B. pameran
7. C. diagram
8. A. Tidak memerlukan ruang gelap
9. D. Memerlukan listrik
10. C. Nara sumber perlu melawak memberikan suguhan hiburan.
Tes Formatif 2
1. C edukatif
2. A film
3. D buku teks
4. B daftar isi
5. D mencari masalah baru
6. B indeks
7. D mengkaji daftar isi
8. C perindustrian
9. A untuk laporan kelas
10. D mendapat imbalan materi
6
PEMBELAJARAN PKN
MI KELAS RENDAH
Pendahuluan
Modul ini membahas tentang keterkaitan mata pelajaran PKn dengan mata pelajaran
lainnya yang ada di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Secara khusus modul ini akan membahas
model pembelajaran tematis dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Madrasah Ibtidaiyah kelas rendah, yakni Kelas I, II, dan III, sebagai bahan ajar untuk para
mahasiswa guru, yakni para mahasiswa yang sedang mendalami mata kuliah pembelajaran
PKn.
Dengan mengkaji modul ini, diharapkan guru dan/atau calon guru MI memiliki
pemahaman dan wawasan yang luas dan komprehensif tentang desain pembelajaran
tematis PKn dan model pembelajaran tematis PKn di MI Kelas I, II, dan III. Perlunya
pengembangan model pembelajaran tematis ini didasarkan pada kebijakan tentang
pembelajaran di kelas rendah SD/MI yang dianjurkan agar mnerapkan pendekatan
tematis. Hal ini berlandaskan pula pada kondisi/karakteristik siswa SD/MI untuk Kelas I,
II, dan III yang umumnya ada pada tahap perkembangan operasi konkrit dan kemampuan
berpikir holistik.
Secara umum, setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda memiliki kemampuan
merancang pembelajaran kreatif dan partisipatif untuk PKn MI Kelas I, II, dan III.
Sedangkan secara khusus, diharapkan Anda mampu:
1. Menjelaskan pengembangan desain pembelajaran tematis PKn MI
2. Mengembangkan model pembelajaran tematis PKn MI Kelas I, II, dan III
Semua kemampuan di atas sangat penting bagi semua mahasiswa calon sarjana
dan atau calon guru profesional khususnya dalam mempersiapkan kemampuan untuk
kegiatan belajar mengajar di kelas PKn Madrasah Ibtidaiyah.
Pada kegiatan belajar 1 modul ini, akan dibahas tentang pengembangan desain
pembelajaran PKn di MI Kelas Rendah. Bahasan tentang desain pembelajaran di MI kelas
rendah ini snagat penting karena siswa MI kelas rendah memiliki karakteristik unik yang
berbeda dari karakteristik siswa MI kelas tinggi. Namun, sebelum membahas tentang hal
tersebut, perlu ada kejelasan tentang pembelajaran tematik.
Dalam pembelajaran tematik terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
yaitu:
1) pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan utuh;
2) dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan antara lain
alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada
di lingkungan;
3) usahakan pilihan tema yang terdekat dengan anak;
4) lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema (Ahman,
Dkk, 2004).
Hasil studi yang dilaporkan Pappas dan Kiefer (1995) bahwa model pembelajaran
tematik sangat cocok diberikan kepada anak didik pada kelas rendah. Pembelajaran
tematik memadukan berbagai mata pelajaran dalam kurikulum dan menghubungkannya
melalui jaringan topik atau tema. Hal ini mengandung arti bahwa pembelajaran tematik
tidak hanya sebagai kerangka bahan ajar dan konstruk penmgetahuan bagi peserta didik,
namun juga dapat dipandang sebagai alat untuk mengkaji berbagai kajian budaya bagi
anak didik usia dini.
Pada uraian di atas ditegaskan bahwa tema dalam pembelajaran tematis merupakan
Perhatikan pula bahwa tema drumuskan oleh guru dan pilihan tema hendaknya
yang terdekat dengan anak.
Contoh tema Kelas 1 semester 1 :
® diri sendiri;
® keluarga;
® lingkungan;
Semester 2:
® pengalaman;
® kegemaran;
® kebersihan, kesehatan, dan keamanan.
Kompetensi
Hasil Belajar Indikator
Dasar
Contoh Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas 1 mata pelajaran PKn dalam
Standar Isi (2006):
Semester 1
Semester 2
JARINGAN INDIKATOR
JARINGAN INDIKATOR
Bahasa Indonesia:
Tuliskan Indikator-indikatornya PKn:
Tuliskan Indikator-indikatornya
Matematika: Kertakes:
Tuliskan Indikator-indikatornya T Tuliskan Indikator-indikatornya
E
M
A
Penjas:
Tuliskan Indikator-indikatornya
5.5. Melakukan
Melakukan penyusunan silabus
penyusunan silabus
Bentuk silabus yang digunakan guru bersifat fleksibel. Guru dapat menggunakan
Bentuk silabus yang digunakan guru bersifat fleksibel. Guru dapat menggunakan
bentuk format ke samping (matrik) atau bentuk deskripsi (urutan ke bawah). Pemilihan
bentuk silabus
bentuk format ke samping (matrik)
didasarkan atau bentuk
pada tingkat deskripsi
kemudahan (urutan ke bawah).
penggunaannya, Pemilihan
keterbacaannya
bagi
bentukgurusilabus
serta efektifitas
didasarkandan
padaefisiensinya.
tingkat kemudahan penggunaannya, keterbacaannya bagi
guru serta efektifitas dan efisiensinya.
Komponen silabus meliputi :
(1) Identitassilabus meliputi :
Komponen
§ Nama Sekolah
(1) Identitas
§ Kelas
§ Semester
§ Tema
(2) Komponen Format
§ Kompetensi Dasar (memindahkan dari Kurikulum 2004)
Kompetensi
Mata Pengalaman Alokasi Sumber
Dasar dan Hasil Belajar Penilaian
Pelajaran Belajar Waktu Bahan
Indikator
II. Indikator
A. . ……… (Agama)
B. . ……… (PKn)
C. .............. (IPS)
D. . ……… (Bahasa Indonesia)
E. . ……… (Kertakes)
F. . ……… (Pengetahuan Alam)
G. . ……… (Matematika)
H. . ……… (Penjas)
VI. Penilaian
§ Tes ……..
§ Non Tes …….
Rencana Pembelajaran
Tema : ……………..
Sekolah : ……………..
Kelas/ Semester : ……………..
Alokasi Waktu : …………( ….. Pertemuan)
Matematika sda
PKn sda
IPS sda
V. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Proses:
Tanya Jawab, tugas, lembar pengamatan diskusi
2. Penilaian Hasil
Paper & Pencil Assessment
Agar hasil pekerjaan atau diskusi Anda dapat diketahui tingkat kebenarannya,
sekarang cermati pokok-pokok jawaban di bawah ini.
1. Pertimbang perkembangan psikologis dan lingkup interaksi sosial budaya peserta
didik, sehingga diadakan pemenggalan atas kelas-kelas rendah (I, II dan III), dan
kelas-kelas yang lebih tinggi (IV, V dan VI). Untuk kelas-kelas rendah kegiatan
kurikuler diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran tematis, sedangkan untuk
kelas-kelas yang lebih tinggi diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran berbasis
mata pelajaran.
2. Pembelajaran tematik adalah aplikasi pendekatan pembelajaran terpadu yang
dikembangkan melalui suatu “tema” yang di dalamnya terkandung kompetensi dasar
dan materi yang saling berkaitan antarmata pelajaran berdasarkan hasil analisis
kompetensi dasar dari masing-masing mata pelajaran.
Setelah Anda mencocokan hasil diskusi dengan rambu-rambu kunci jawaban di atas,
cermati dengan baik rangkuman materi kegiatan belajar 9.1 sebagai berikut.
Rangkuman
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu
sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi
dasar yang harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran.
Sedangkan pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran yang mengkaitkan
atau menghubungkan tema atau topik yang berkaitan dalam satu mata pelajaran atau
antarmata pelajaran pada suatu kurikulum sekolah.
Karakteristik model pembelajaran terpadu adalah holistik, bermakna, otentik, dan
aktif. Oleh karena itu, pembelajaran terpadu sangat diperlukan terutama untuk Sekolah
Dasar, karena pada jenjang ini siswa dalam menghayati pengalamannya masih secara
totalitas serta masih sulit menghadapi pemilahan yang artificial
Pemaduan dalam pembelajaran terpadu didasarkan pada pertimbangan rasional
antara lain: 1) kebanyakan masalah dan pengalaman termasuk di dalamnya pengalaman
belajar bersifat interdisipliner; 2) untuk memahami, mempelajari, dan memecahkannya
diperlukan multiskill; 3) adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam
pemecahan masalah; 4) memudahkan siswa membuat hubungan antarskematika dan
transfer pemahaman antarkonteks; 5) demi efisiensi; 6) adanya tuntutan keterlibatan
siswa yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran.
1. Siswa MI dengan rentang usia 6-12 tahun berada pada tingkat operasi konkrit dan
operasi formal, dikemukakan oleh ..
A. R. Hanna
B. Piaget
C. Bredekamp
D. Richmond
10. Menurut Richmond untuk siswa MI lebih tepat menggunakan pembelajaran terpadu/
tematik karena...
A. Wawasan siswa masih bersifat konkrit
B. Pengalaman siswa masih bersifat sederhana
C. Penghayatan siswa terhadap pengalaman bersifat totalitas
D. Siswa MI sudah mampu mengadakan pemilihan yang artificial
Jika tingkat penguasaan Anda 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan
belajar selanjutnya. Namun apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80 %, Anda
harus mengulangi kegiatan belajar 1, terutama bagian-bagian yang belum Anda kuasai
sampai benar-benar dikuasai, dan barulah Anda diperbolehkan mempelajari kegiatan
belajar berikutnya.
a. Model Webbed
Model “webbed” sering disebut jaring laba-laba, adalah model pembelajaran
yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecendrungan dapat
disampaikan melalui beberapa mata pelajaran. Tema dalam model ini dapat dijadikan
pengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata
pelajaran. Oleh karena itu, model ini pada dasarnya merupakan bentuk perpaduan yang
bertolak dari pendekatan tematis inter atau antarmata pelajaran dalam mengintegrasikan
bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema sebagai sentral dijadikan sebagai landas tumpu
penyampaian isi pembelajaran interdisipliner maupun antardisipliner.
Memahami dan memilih tema esensial yang memiliki keterkaitan materi yang dapat
dipadukan. Sebenarnya bagi guru sekolah dasar (terutama guru kelas) tidak akan banyak
menemui kendala karena sudah terbiasa mengajar berbagai mata pelajaran sehingga
sudah paham betul tentang butir-butir materi setiap mata pelajaran. Pemahaman Anda
tentang butir-butir setiap mata pelajaran tentu saja akan memudahkan dalam membuat
tema yang bisa dipadukan dan dikaji dari beberapa mata pelajaran.
Sekali lagi dalam model webbed, tema dapat dijadikan sebagai pengikat pembelajaran
dalam satu mata pelajaran atau antarmata pelajaran. Model yang dikembangkan dalam
kurikulum 2006 adalah pembelajaran tematis antarmata pelajaran dengan tumpuannya
mata pelajaran bahasa Indonesia karena siswa kelas awal (khususnya kelas 1) masih
belajar membaca dan menulis. Pada kesempatan ini paduan antarmata pelajaran akan
mengambil tema yang berasal dari mata pelajaran PKPS khususnya materi Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam kurikulum 2004 pembelajaran tematis dipergunakan untuk
kelas I dan II, namun dalam kurikulum 2006 untuk kelas I, II, dan III.
Bagaimana langkah-langkah pembelajarannya? pada kegiatan belajar 1 modul ini
telah dipaparkan langkah-langkah pembelajaran tematik. Untuk itu Anda dipersilakan
untuk mempelajari kembali beberapa pandangan tentang langkah-langkah tersebut.
Setelah Anda menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan, kemudian pelajarilah
Seandainya Anda mengambil tema ”bangga bertanah air Indonesia”, maka dapat
dikembangkan jaringan indikatornya seperti berikut.
PKn
Bahasa Indonesia: mencintai kekayaan alam
menceritakan peristiwa Indonesia
alam yang pernah bangga memiliki alam
dilihat,dialami, di dengar Indonesia
Menjelaskan isi gambar bangga sebagai anak Indonesia
seri tentang peristiwa alam
Matematika: Kertakes:
BANGGA menyanyikan lagu-lagu
Memecahkan masalah sehari-
hari yang melibatkan pen- BERTANAH kecintaan pada tanah air dengan
jumlahan dan pengurangan AIR benar
INDONESIA membuat kolase dari berbagai
Pengetahuan Alam: objek dan bahan dari alam
membedakan lingkungan
sehat dan tidak sehat PAI
mengidentifikasi penyebab Membaca Dalil “Kebersihan
pencemaran lingkungan Sebagian Dari Iman”
menjelaskan pengaruh ling- Menjelaskan Maknanya Yang
kungan terhadap kesehatan Lebih Luas.
Cinta Tanah Air Sebagian Dari
Mata pelajaran lainnya Iman
Gambar/
Gambar/ matrik
matrik di atas
di atas menunjukkan
menunjukkan contoh
contoh hubungan
hubungan tema
tema dari
dari mata
mata pelajaranPKn
pelajaran
PKn dengan
dengan indikator-indikator
indikator-indikator mata pelajaran
mata pelajaran bahasabahasa Indonesia,
Indonesia, matematika,
matematika, IPA,
IPA, Kertakes,
dan PKn. Haldan
Kertakes, iniPKn.
tidakHal
berarti temaberarti
ini tidak tersebut
tematidak berhubungan
tersebut dengan dengan
tidak berhubungan mata pelajaran
mata
lain seperti Agama, pengetahuan sosial (materi geografi), dan pendidikan jasmani. Oleh
pelajaran lain seperti Agama, pengetahuan sosial (materi geografi), dan pendidikan
karena itu, Anda sebagai guru kelas dipersilakan untuk mengembangkan hubungan tema
jasmani.
tersebut Oleh karena
dengan itu,indikator
jaringan Anda sebagai
mataguru kelas dipersilakan
pelajaran lainnya. untuk mengembangkan
hubungan tema tersebut dengan jaringan indikator mata pelajaran lainnya.
Setelah membuat jaringan Indikator, kemudian buatlah pemetaan pembelajaran
tematik Setelah membuatjaringan
dalam bentuk jaringantema
Indikator,
modelkemudian buatlah pemetaan
jaring laba-laba (webbed)pembelajaran
sesuai dengan
jaringan
tematikindikator tersebut
dalam bentuk tema model jaring laba-laba (webbed) sesuai dengan
di atas.
jaringan
jaringan indikator tersebut di atas.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan [PKn] 233
menyimak
membuat
Sikap
menyimak
membuat
Sikap
melukis
alam
Menjumlah/
B Mengurang Bangga
Bertanah Karya
air seni
rupa
Gunung, Dst Indonesia
D
pantai membuat
i E kolase
Dst
Dst
Menjelaskan Baca Dalil
C Pence-
maran Dst
D
Cinta
Penyebab
Dampak
Kompetensi
Mata Alokasi Sumber
Dasar dan Materi Pokok Hasil Belajar
Pelajaran Waktu Bahan
Indikator
PKn Mengenal kekhas-an Bangga Mampu menjelaskan Disesuai- Buku,
bangsa Indone-sia, sebagai keka-yaan dan kelebihan kan majalah,
seperti kebhi- bangsa alam Indonesia, media
nekaan, kekayaan Indonesia menunjukan sikap dan elektro
alam, keramah- perilaku bangga sebagai nik
tamahan anak Indonesia dan
·Mencintai kekayaan bangga memiliki alam
alam Indonesia Indonesia
· bangga memiliki
alam Indonesia
· bangga sebagai anak
Indonesia
Bahasa - Menentukan Peristiwa Mampu menyimak, Disesuai- Media
Indonesia Peristiwa alam alam yang meng-amati peritiwa kan cetak,
· menceritakan pe- sering terjadi alam dan menceritakan media
ristiwa alam yang di sekitar kembali peris-tiwa alam elektronik
pernah dilihat, yang pernah dialami,
dialami, di dengar dilihat, dan didengar
· Menjelaskan isi
gambar seri tentang
peristiwa alam
Silabus di atas merupakan contoh yang dapat dikembangkan lebih lanjut baik materi
maupun format silabus. Pengembangan silabus merupakan kewenangan guru sehingga
guru dapat leluasa mengembangkannya dengan memperhatikan komponen-komponen
sebagaimana diungkapkan pada kegiatan belajar 1.
Tugas guru berikutnya adalah membuat Rencana Pembelajaran sesuai dengan jaringan
tema dan silabus di atas. Penulis yakin Anda sudah memahami dan mahir membuat
rencana pembelajaran karena ini merupakan pekerjaan rutin guru profesional.
Pengetahuan Alam Mendefinisikan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat serta
pengaruhnya terhadap kesehatan
·membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat
· mengidentifikasi penyebab pencemaran lingkungan
·menjelaskan pengaruh ling-kungan terhadap kesehatan
2. Bahasa Indonesia:
· Peristiwa alam yang pernah dilihat, dialami, di dengar
· Gambar seri tentang peristiwa alam
· Menulis dan membaca kalimat
4. Pengetahuan Alam:
· Ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat
· Faktor penyebab dan dampak pencemaran
5. Kertakes:
· Syair Lagu yang berkaitan dengan kekayaan alam dan kecintaan pada tanah air
2. Kegiatan Pembukaan
· Melakukan kegiatan apersepsi menyanyikan lagu rayuan pulau kelapa
bersama sama siswa;
· Mengungkapkan gambaran materi yang akan dibahas
· Mengungkapkan kompetensi atau tujuan yang diharapkan dicapai dalam
pembelajaran;
· Menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan ditempuh dan jenis tugas
yang harus dikerjakan siswa
· Membagi kelompok siswa dengan anggota 5-6 orang.
VI. Penilaian
· Penilaian proses dan akhir pembelajaran
· Tes tertulis dan lisan
· Pengamatan, tugas-tugas
· Portofolio
Dengan merujuk pada kurikulum 2004, banyak guru atau kelompok guru yang
mengembangkan tema-tema pembelajaran yang mengambil tema utamanya dari mata
pelajaran lain (bukan dari mata pelajaran PKn). Tema-tema antarmata pelajaran yang
dikembangkan untuk kelas 1 antara lain diri sendiri; keluarga; lingkungan; pengalaman;
kegemaran; dan kebersihan, kesehatan, dan keamanan.
Anda sebagai guru yang mengajarkan mata pelajaran PKn dapat juga membuat tema
yang diambil dari konsep-konsep PKn seperti tertib/disiplin, hak dan kewajiban anak,
dan hidp hemat. Dapat juga tema yang sudah ada kemudian dimodifikasi dari konsep-
konsep PKn seperti tema ”lingkungan” dimodifikasi jadi ”rukun dalam kemajemukan”
(Bhinneka Tunggal Ika), tema ”keluarga” menjadi ”kasih sayang”, dan sebagainya. Tema-
tema PKn tersebut kemudian dipadukan dengan mata pelajaran lain.
Ketiga kompetensi dasar tersebut dapat diikat dalam satu tema misalnya ”norma
masyarakat”. Dari tema tersebut kemudian dirumuskan anak tema, dan dari anak tema
dapat dibuat anak tema lagi. Persoalannya, bagaimana merumuskan anak tema? dalam
suatu norma selalu ada muatan langsung atau tidak langsung tentang hak dan kewajiban
individu dari norma tersebut. Misalnya aturan tidak boleh merokok, maka ada kewajiban
individu untuk tidak merokok dan sekaligus hak individu menikmati udara bersih.
Selanjutnya dilihat dari ruang lingkupnya, muatan materi mata pelajaran PKn meliputi
antara lain kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya, sehingga tema di atas dapat
dilihat dari bidang-bidang kehidupan tersebut.
Berdasarkan argumentasi tersebut, tema norma masyarakat bisa dibagi menjadi
anak tema norma dalam kehidupan politik, kehidupan sosial, kehidupan budaya, dan
kehidupan ekonomi. Masing-masing norma bidang kehidupan tersebut meliputi hak dan
kewajiban. Jika divisualkan dapat dirumuskan dalam jaringan tema/topik di bawah ini.
Kehidupan
Budaya
Kewajiban Kewajiban
Norma Kehidupan
Kehidupan Politik
Masyarakat
ekonomi
Hak
Hak
Kehidupan
Sosial
Kewajiban Hak
b. Model Connected
14
c. Model Integrated
Berisi lingkaran-lingkaran
yang berkaitan
sejumlah tema (topik) pembelajaran dari mata pelajaran yang berbeda tetapi esensinya
sama dalam sebuah tema /topik tertentu. Model ini berangkat dari adanya tumpang tindih
beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang dituntut dalam pembelajaran sehingga
perlu adanya pengintegrasian multi didiplin. Dalam model ini butir-butir pembelajaran
perlu ditata sedemikian rupa hingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai
butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran berbeda. Oleh karena itu perlu adanya
tema sentral dalam pemecahan suatu masalah yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin
ilmu.
Agar hasil pekerjaan atau diskusi Anda dapat diketahui tingkat kebenarannya,
sekarang cermati rambu-rambu atau pokok-pokok jawaban di bawah ini.
1. Terdapat beberapa cara pengembangan materi pembelajaran diantaranya dengan
cara membuat jaringan topik, membuat bagan arus kegiatan, dan mengembangkan
jaringan lintas kurikulum.
2. Siswa MI kelas rendah pada umumnya masih melihat segala sesuatu sebagai satu
keutuhan, perkembangan fisiknya tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan
mental, sosial, dan emosional.
3. Mata-mata pelajaran yang ditematikan harus pada kelas dan semester sama, rumuskan
tema yang menarik dan bermanfaat bagi kehidupan siswa. Ikuti langkah-langkah
perencanaan pembelajaran tematik yang ada pada kegiatan belajar 1 modul ini.
Setelah Anda mencocokan hasil diskusi dengan rambu-rambu kunci jawaban di atas,
cermati dengan baik rangkuman materi kegiatan belajar 9.2 sebagai berikut.
Rangkuman
Pembelajaran tematis merupakan salah satu model pembelajaran terpadu.
Karakteristik model pembelajaran terpadu adalah holistik, bermakna, otentik, dan
aktif Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa
mata pelajaran atau materi pokok yang terkait secara harmonis untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Dilihat dari cara memadukan konsep/
materi, keterampilan, topik, dan unit tematiknya, terdapat sepuluh model atau cara
merencanakan pembelajaran terpadu.
Dari kesepuluh cara tersebut ada beberapa cara atau model yang dapat dan sering
digunakan dalam pembelajaran di Sekolah dasar yaitu antara lain webbed, connected,
dan integrated. Diantara ketiga model tersebut, yang paling cocok diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah dasar kelas rendah adalah model Webbed. Model “webbed”
4. Di bawah ini merupakan model pembelajaran terpadu yang sering digunakan di SD,
Kecuali
A. Fragmented
B. Webbed
C. Connected
D. Integrated
5. Suatu tema tertentu disampaikan melalui beberapa mata pelajaran yang berkaitan
erat. Hal ini merupakan model..
A. Webbed
B. Sequented
C. Connected
D. Fragmented
9. Manakah kegiatan di bawah ini yang bukan merupakan kewenangan atau tugas
guru?
A. Merumuskan indikator
B. Membuat silabus dan rencana pembelajaran
C. Membuat kompetensi dasar
D. Menyiapkan alat pembelajaran
10. Tema ”disiplin” yang dilihat atau dijaringkan dengan disiplin diri sendiri, disiplin di
rumah, disiplin di sekolah, dan disiplin di masyarakat, merupakan jaring laba-laba ...
A. Antara mata pelajaran PKn dengan lingkungan kehidupan siswa
B. Intra mata pelajaran PKn
C. Antara mata pelajaran lain dengan PKn
D. Antara mata pelajaran PKn dengan IPS
Jika tingkat penguasaan Anda 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan
belajar selanjutnya. Namun apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80 %, Anda
harus mengulangi kegiatan belajar 2, terutama bagian-bagian yang belum Anda kuasai
sampai benar-benar dikuasai, dan barulah Anda diperbolehkan mempelajari kegiatan
belajar berikutnya.
Tes Formatif 1
1. B Piaget
2. A Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran integrated
3. C Holistik, bermakna, otentik, aktif adalah karakteristik pembelajaran terpadu
4. D Banyaknya mata pelajaran bukan merupakan pertimbangan rasional
5. D Tema harus merujuk pada kompetensi dasar
6. B Kompetensi dasar dibuat oleh pusat
7. B Indikator
8. B Merumuskan skenario pembelajaran dalam tematik lebih sulit
9. A Tema hendaknya yang menarik dan terjangkau siswa
10. C Siswa masih sulit terhadap yang artificial
Tes Formatif 2
1. D Keterpaduan dalam pembelajaran tematis bertumpu pada tema
2. A Melalui pembelaran tepadu kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa
3. D Pengembangan silabus merupakan kegiatan dalam merencakan pembejaran
4. A Fragmented = terpisah-pisah, sedangkan di SD lebih terpadu
5. A Webbed merupakan jaringan tema
6. B Sebelum merumuskan tema perlu menetapkan mata pelajaran yang dipadukan
7. C Perumusan tema merupakan salah satu langkah dalam perencanaan
8. D Pelaksnaan pembelajaran meliputi persiapan, pembukaan,inti, penilaian
9. C Kompenetensi dasar dibuat oleh pusat
10. B Masih dalam ruang lingkup kajian PKn
7
PEMBELAJARAN PKn MI
KELAS TINGGI
Pendahuluan
Modul ini akan membahas tentang desain dan model pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas tinggi. Bahasan
khusus tentang desain dan model pembelajaran untuk kelas tinggi yang dimaksud adalah
Kelas 4, 5, 6 Madrasah Ibtidaiyah. Mengapa perlu ada bahasan khusus untuk jenjang
kelas ini? Untuk menjawab pertanyaan ini, dianjurkan agar Anda membuka kembali teori
perkembangan kognitif dari Piaget dan/atau teori perkembangan moral dari Kohlberg.
Secara singkat, dapat dinyatakan bahwa karakteristik anak SD/MI kelas rendah (Kelas
1, 2, 3) dan kelas tinggi (Kelas 4, 5, 6) berbeda baik secara fisik maupun psikhis dan
kemampuan berpikirnya. Oleh karena itu, perbedaan inilah yang menjadi latar belakang
mengapa perlu ada desain dan model pembelajaran khusus untuk jenjang SD/MI Kelas
Tingggi.
Sejalan dengan dinamika perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
ditandai oleh semakin terbukanya persaingan antarbangsa yang semakin ketat, maka
bangsa Indonesia mulai memasuki era reformasi di berbagai bidang menuju kehidupan
masyarakat yang lebih demokratis. Dalam masa transisi atau proses perjalanan bangsa
menuju masyarakat madani (civil society), pendidikan kewarganegaraan sebagai salah
atau mata pelajaran di persekolahan perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan
dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. Proses pembangunan karakter bangsa
(national character building) yang sejak proklamasi kemerdekaan RI telah mendapat
prioritas, perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan konstitusi Negara RI.
Pada hakikatnya proses pembentukan karakter bangsa diharapkan mengarah pada
penciptaan suatu masyarakat Indonesia yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagai titik sentral. Dalam proses itulah, pembangunan
karakter bangsa kembali dirasakan sebagai kebutuhan yang sangat mendesak dan
tentunya memerlukan pola pemikiran atau paradigma baru.
Siswa MI khususnya pada jenjang Kelas tinggi perlu diperkenalkan pada konsep, nilai,
moral dan cara berperilaku dalam memasuki kehidupan masyarakat demokratis. Secara
umum, warga negara pada tahap hipotetis ini perlu ada pengembangan pendidikan
demokrasi, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence),
membina tanggung jawab warga negara (civic responsibility) dan mendorong partisipasi
warga negara (civic participation). Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk
Semua kemampuan di atas sangat penting bagi semua mahasiswa calon sarjana dan
atau calon guru profesional khususnya dalam mempersiapkan dan membelajarkan PKn
di kelas MI. Selain itu, menguasai desain dan model pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas warga negara yang demokratis sangat penting bagi calon guru dan atau guru-
guru pemula yang sering mengalami kesulitan dalam mendesain dan memilih model
pembelajaran yang cocok untuk kompetensi dasar tertentu. Arah dari paradigma baru
PKn dengan model pembelajarannya tak dapat disangkal lagi dipandang dari pemikiran
pendekatan pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan belajar siswa aktif (active
students’ learning) dan pendekatan inkuiri (inquiry approach). Model pembelajaran
PKn dengan paradigma baru memiliki karakteristik sebagai berikut: membelajarkan
dan melatih siswa berpikir kritis, membawa siswa mengenal, memilih dan memecahkan
masalah, melatih siswa dalam berpikir sesuai dengan metode ilmiah dan keterampilan
sosial lain yang sejalan dengan pendekatan inkuiri.
Agar semua harapan di atas dapat terwujud, maka di dalam modul ini disajikan
pembahasan dan latihan dengan butir uraian sebagai berikut:
1. Desain pembelajaran PKn MI Kelas Tinggi
2. Model pembelajaran PKn MI Kelas Tinggi
Pada bagian pendahuluan modul ini, Anda telah mengenal arah pembelajaran PKn
dengan paradigma baru. Bagaimana pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan? Untuk
menjawab pertanyaan ini tentunya Anda sudah paham karena Anda semua adalah kaum
pendidik yang sehari-hari menjalankan kegiatan pembelajaran atau calon pendidik yang
sedang dipersiapkan. Meskipun demikian, Anda akan diajak untuk merenungkan dan
mempertanyakan apakah cara membelajarkan PKn itu sudah sesuai dengan hakekat
pembelajaran PKn? Sudahkah hasil belajar itu diserap oleh anak didik sehingga menjadi
salah satu kemampuan yang dimilikinya? Lebih jauh lagi apakah hasil belajar itu telah
mempribadi? Bagaimana cara medesain dan membelajarkannya? Dan pertanyaan paling
penting adalah: Sudahkah kita membelajarkan anak didik dengan cara mengembangkan
kecerdasan warga negara (civic intelligence) dalam dimensi spiritual, rasional, emosional
dan sosial, mengembangkan tanggung jawab warga negara (civic responsibility), serta
mengembangkan anak didik berpartisipasi sebagi warga negara (civic participation) guna
menopang tumbuh dan berkembangnya warga negara yang baik? Semua pertanyaan ini
hanya perlu dijawab cukup dalam hati saja.
Kita mewarisi pemerintahan demokratis, yaitu pemerintahan yang “berasal
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Dalam prinsip pemerintahan demokratis
terkandung hak berpartisipasi dari setiap warga negara, seperti hak untuk meningkatkan
kesejahteraan umum dan hak untuk melindungi hak azasi manusia. Hak berpartisipasi ini
membebankan tanggung jawab tertentu kepada setiap warga negara. Di antara tanggung
jawab ini adalah tanggung jawab untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan
berpartisipasi secara cerdas, dan tanggung jawab untuk berkehendak meningkatkan
kesejahteraan sosial berdasarkan prinsip-prinsip keadilan.
Agar warga negara dapat berpartisipasi secara efektif, diperlukan bekal pengetahuan
dan keterampilan, pengalaman praktis, dan pemahaman tentang pentingnya partisipasi
warga negara. Menyiapkan warga negara yang memiliki kualitas seperti ini merupakan
tugas pokok kependidikan, baik pendidikan lingkungan persekolahan dan madrasah
Kelas V, Semester 1
Standar
No Kompetensi dasar Substansi Materi Indikator
kompetensi
1. Memahami a. Mendeskripsikan • Pengertian NKRI • Menjelaskan
pentingnya Negara Kesatuan • Unsur-unsur NKRI pengertian NKRI
keutuhan Republik Indonesia • Batas NKRI • Mengidentifikasi
Negara unsur-unsur NKRI
Kesatuan • Menunjukkan batas
Republik NKRI
Indonesia
(NKRI)
b. Menjelaskan • Makna keutuhan NKRI • Menjelaskan makna
pentingnya • Kriteria dan ciri-ciri keutuhan NKRI
keutuhan Negara NKRI yang utuh • Mengidentifikasi
Kesatuan Republik kriteria NKRI yang
Indonesia utuh
• Mengidentifikasi ciri-
ciri NKRI yang utuh
Baiklah apabila Anda sudah mencoba dan merumuskan pengertiannya, marilah kita
bandingkan jawaban Anda dengan uraian berikut ini.
Dalam buku Panduan Siswa tentang We the People ... Project Citizen yang diterbitkan
oleh CCE (1998) dialihbahasakan oleh Sapriya (2000), Kami Bangsa Indonesia ... Proyek
Belajar Kewarganegaraan, portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan
maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.
Panduan-panduan ini beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian
portofolio.
Portofolio dalam pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun
dengan baik yang menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan dengan suatu isu
kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji mereka, baik dalam kelompok
kecil maupun kelas secara keseluruhan. Portofolio kelas berisi bahan-bahan seperti
pernyataan-pernyataan tertulis, peta, grafik, photografi, dan karya seni asli. Bahan-bahan
ini menggambarkan:
1) hal-hal yang telah dipelajari siswa berkenaan dengan suatu masalah yang telah
mereka pilih.
2) hal-hal yang telah dipelajari siswa berkenaan dengan alternatif-alternatif pemecahan
terhadap masalah tersebut.
3) kebijakan publik yang telah dipilih atau dibuat oleh siswa untuk mengatasi masalah
tersebut.
4) rencana tindakan yang telah dibuat siswa untuk digunakan dalam mengusahakan
agar pemerintah menerima kebijakan yang mereka usulkan.
Dalam usaha mencapai tugas-tugas pembelajaran ini ditempuh melalui enam tahap
kegiatan sebagai berikut:
Dalam pembelajaran PKn yang berbasis portofolio, kelas dibagi ke dalam empat
kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio
kelas.
Apa saja tugas dari keempat kelompok portofolio tersebut? Setiap kelompok
memiliki tugas yang berbeda namun mulai kelompok pertama sampai keempat harus
saling terkait (sekuensial) dan merupakan satu kesatuan. Adapun tugas mereka dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Kelompok portofolio Satu: Menjelaskan Masalah. Kelompok portofolio satu ini
bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah yang telah dipilih untuk dikaji oleh
kelas. Kelompok ini pun harus menjelaskan mengapa masalah tersebut penting dan
mengapa lembaga pemerintahan tersebut harus menangani masalah tersebut.
b. Kelompok Portofolio Dua: Menilai kebijakan alternatif yang diusulkan untuk
memecahkan masalah. Kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan
kebijakan saat ini dan/atau kebijakan alternatif yang dirancang untuk memecahkan
masalah.
c. Kelompok Portofolio Tiga: Membuat satu kebijakan publik yang akan didukung
oleh kelas. Kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat satu kebijakan publik
tertentu yang disepakati untuk didukung oleh mayoritas kelas serta melakukan
justifikasi terhadap kebijakan tersebut.
d. Kelompok Portofolio Empat: Membuat suatu rencana tindakan agar pemerintah
mau menerima kebijakan kelas. Kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat
suatu rencana tindakan yang menunjukkan bagaimana warga negara dapat
mempengaruhi pemerintah untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas.
Dokumen dan laporan panjang hendaknya diwakili oleh lembar photocopy halaman
judul, daftar isi, dan satu halaman rangkuman dari dokumen itu sendiri maupun yang
disalin oleh kelompok. Siapkan daftar isi untuk seksi ini.
Kelompok Dua:
Mengkaji kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah
Kelompok dua bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah dan menilai kebijakan
saat ini dan/atau kebijakan alternatif yang dirancang untuk mengatasi masalah tersebut.
Temuan kelompok ini disajikan pada seksi penayangan dan dokumentasi yang kedua dari
portofolio kelas.
Dokumen dan laporan yang panjang hendaknya diwakili oleh lembar photocopy
halaman judul, daftar isi, dan satu halaman rangkuman dari dokumen itu sendiri maupun
hasil salinan yang ditulis oleh kelompok siswa sendiri. Buatkan daftar isi untuk seksi ini.
b. Penyajian kebijakan yang diusulkan melalui grafik. Penyajian ini dapat meliputi
peta, grafik, photo, lukisan, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik,
dan ilustrasi lainnya yang berkaitan dengan kebijakan dan masalah yang akan
dipecahkan oleh kebijakan tersebut. Ilustrasi dapat saja berasal dari sumber-
sumber cetak, atau dapat juga karya asli kalian. Setiap ilustrasi hendaknya
memiliki judul halaman atau bab.
c. Identifikasi sumber-sumber informasi. Identifikasi sumber-sumber yang telah
digunakan oleh kelas kalian untuk mengumpulkan informasi pada satu atau lebih
halaman ketik
2. Seksi dokumentasi portofolio kelompok tiga
Masukkan ke dalam Bagian 3 dari map jepit kelas, lembar photocopy informasi
terbaik yang telah dikumpulkan dan digunakan kelas kalian dalam mengkaji dan
menilai kebijakan saat ini dan alternatif untuk mengatasi masalah. Misalnya, kalian
dapat memasukkan bahan-bahan terpilih berupa:
- kliping surat kabar dan majalah;
Dokumentasi dan laporan yang panjang hendaknya diwakili oleh lembar photocopy
halaman judul, daftar isi, dan satu halaman rangkuman dari dokumen itu sendiri maupun
dari salinan yang ditulis oleh kelompok. Siapkan daftar isi untuk seksi ini.
Walaupun setiap kelompok mempunyai tugas khusus, mereka perlu saling
berkomunikasi satu dengan yang lainnya untuk berbagi pemikiran dan informasi. Setiap
kelompok hendaknya menjaga agar seluruh kelas mengetahui betul kemajuannya dan
bekerja sama dengan kelompok-kelompok lainnya sehingga kelas tersebut dapat membuat
portofolio terbaiknya.
Kelompok-kelompok portofolio hendaknya bekerjasama sejak mereka memutuskan
item-item khusus apa yang harus termasuk dalam seksi tayangan dan seksi dokumentasi
portofolio. Kerja sama ini akan menghindarkan penayangan ulang informasi yang sama
dan menjamin peliputan bukti-bukti yang terbaik.
Rangkuman
Untuk mencapai tujuan PKn dengan paradigma baru perlu disusun materi dan model
pembelajaran yang sejalan dengan tuntutan dan harapan PKn yakni mengembangkan
kecerdasan warga negara (civic intelligence) dalam dimensi spiritual, rasional, emosional
dan sosial, mengembangkan tanggung jawab warga negara (civic responsibility), serta
mengembangkan anak didik berpartisipasi sebagi warga negara (civic participation) guna
menopang tumbuh dan berkembangnya warga negara yang baik.
Pembelajaran PKn selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan
keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki
kompetensi dan efektivitas dalam berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu
mendapat perhatian guru atau calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn
di kelas, yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan
pembelajaran.
Materi PKn dengan paradigma baru dikembangkan dalam bentuk standar nasional
PKn yang pelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi.
Dalam mengembangkan desain pembelajaran PKn, ada empat komponen yang perlu
dikembangkan, yakni: (1) Standar kompetensi; (2) kompetensi dasar; (3) Substansi
materi; (4) Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi.
PKn dengan paradigma baru bertumpu pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar kewarganegaraan (civic competence) untuk semua jenjang. Sedangkan pembelajaran
partisipatif yang berbasis portofolio (Portfolio-based learning) merupakan alternatif
utama guna mencapai tujuan PKn tersebut.
Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan
terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Portofolio dalam
pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang
menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang
telah diputuskan untuk dikaji mereka, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara
keseluruhan. hal-hal yang telah dipelajari siswa berkenaan dengan suatu masalah yang
telah mereka pilih.
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan
mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang digunakan dalam
2. Kecerdasan warga negara yang perlu dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran
PKn dengan paradigma baru hendaknya meliputi aspek:
A. Afektif, emosional, pemikiran dan sikap
B. Rasional, intelektual, pemikiran dan emosional
C. Spiritual, rasional, emosional dan sosial
D. Spiritual, sikap, intelektual, dan sosial
4. Penjabaran materi pembelajaran PKn dengan paradigma baru yang paling operasional
terdapat pada kolom:
A. Kemampuan dasar
B. Kemampuan
C. Standar materi kewarganegaraan
D. Standar pencapaian
10. Untuk menilai portofolio yang dibuat oleh siswa, juri dapat melihat portofolio dari
sudut … kecuali:
A. kelengkapan
B. kejelasan
C. estetika
D. dukungan
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100 %
10
Pada kegiatan belajar pertama dalam modul ini, Anda telah mengenal cara mendesain
pembelajaran PKn dengan model pembelajaran PKn berbasis portofolio. Berikut ini
Anda akan diajak untuk mengkaji model pembelajaran PKn yang lain dengan fokus pada
pembelajaran tentang hak asasi manusia (HAM). Tema ini dipandang penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam sistem pemerintahan demokratis karena
kehidupan berdemokrasi hampir tidak dapat terpisahkan dengan prinsip-prinsip HAM.
Untuk kepentingan pembelajaran di kelas, sesuai dengan kedudukan Anda sebagai
mahasiswa guru, maka pertanyaannya adalah bagaimana cara mengajarkan konsep
HAM itu kepada para anak didik di Madrasah Ibtidaiyah (MI)? Sebenarnya, kegiatan
mengajar atau pembelajaran bagi Anda tidak terlalu banyak masalah karena Anda
telah berpengalaman, namun agar kemampuan Anda semakin mahir, khususnya dalam
pembelajaran HAM dalam PKn, maka pada kegiatan belajar ini, Anda akan diajak untuk
mengenal dan berlatih dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran HAM dalam
PKn. Keterampilan ini sangat penting baik bagi mahasiswa guru maupun calon guru MI.
Bagaimana cara mempersiapkan pembelajaran HAM untuk siswa MI? Sedikitnya,
ada empat hal yang harus dipersiapkan untuk mengadakan proses pembelajaran,
yakni menetapkan tujuan, merumuskan materi pelajaran, menetapkan metode,
dan merencanakan evaluasi. Pada kegiatan belajar ini proses pembelajaran akan
ditekankan pada perumusan dan pemilihan materi dan sekilas tentang langkah-langkah
pembelajarannya. Tekanan pada materi dalam kegiatan pembelajaran dilakukan
mengingat materi pembelajaran HAM sangat luas dan meliputi dimensi yang perlu
pertimbangan psikologis atau perkembangan jiwa anak.
Materi HAM penuh dengan nilai dan moral yang perlu diperkenalkan kepada para
siswa sejak dini khususnya di jenjang MI. Hak asasi yang dimiliki manusia sebagaimana
yang tertuang dalam berbagai konvensi dan peraturan perundangan ditujukan kepada
kelompok atau perorangan tertentu. Selain Undang-Undang No.39/1999 tentang
HAM yang berlaku di Indonesia, terdapat pula sejumlah konvensi yang perlu pula
Apabila dikaji, terutama untuk item 1–5, isi dari hak-hak anak di atas banyak yang
berkaitan dengan nilai persamaan dan keadilan. Guru dapat menerapkan tentang isi
materi HAM di atas dalam substansi kajian/kompetensi dasar tentang salah satu nilai
juang,yakni nilai keadilan dalam standar isi SD/MI Kelas VI semester 1, ialah kompetensi
dasar 1.3 Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran ini, guru dapat menggunakan pendekatan inkuiri yang sederhana
disesuaikan dengan tingkat perkembangan kemampuan siswa di Madrasah Ibtidaiyah.
Suatu model langkah-langkah pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru
untuk mengadakan inkuri dalam proses pembelajaran HAM, sbb.:
Pertama, Merumuskan tujuan
Kedua, Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui
Ketiga, Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
Keempat, Memecahkan masalah
Kelima, Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
Model pembelajaran kedua disebut proses inkuiri menurut Welton & Mallan (1988)
memiliki langkah-langkah sbb.
Pertama, menyadari adanya peristiwa yang kontroversial yang selanjutnya menjadi
masalah yang harus dipecahkan
Kedua, Mengidentifikasi hipotesis (berupa penjelasan atau jawaban tentatif)
Ketiga, Menguji hipotesis sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh
a. Apabila hipotesis ditolak, maka masalah dapat dirumuskan kembali dan inkuiri
Model ketiga pembelajaran inkuiri disebut juga inkuiri dasar sebagaimana disarankan
oleh Dewey (Armstrong, 1996) memiliki langkah-langkah sbb.
Pertama, Menggambarkan krakteristik masalah atau situasi yang penting;
Kedua, Mengajukan kemungkinan simpulan atau penjelasan;
Ketiga, Mengumpulkan bukti yang dapat digunakan untuk menguji akurasi simpulan atau
penjelasan;
Keempat, Menguji simpulan atau penjelasan berdasarkan bukti yang ada;
Kelima, Mengembangkan simpulan yang didukung oleh bukti yang tepat.
Menurut Armstrong (1996), model di atas dapat digunakan oleh guru untuk
pembelajaran inkuiri pada semua kelas di jenjang SD/MI. Meskipun demikian, tidak
tertutup kemungkinan untuk melakukan modifikasi disesuaikan dengan Standar Isi
(SI) atau Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar (SKKD) yang ada dalam kurikulum
formal (Intended Curriculum) bahkan yang penting lagi hendaknya disesuaikan dengan
karakteristik siswa dan lingkungan belajarnya, terutama sosial budaya setempat (Hidden
Curriculum).
Baiklah, apabila Anda telah mendiskusikannya, mari kita lihat dan bandingkan hasil
pekerjaan kelompok Anda dengan uraian di bawah ini.
Dalam SKKD di atas, salah satu nilai yang perlu diteladani adalah nilai “Keadilan”
Kelas : 5 ; Semester 1
Kata-kata kunci:
Ø Keadilan korektif
Ø Keadilan distributif
Ø Keadilan prosedural
Memecahkan masalah:
Dapatkah Anda mengidentifikasi tiga jenis keadilan dalam cerita dibawah ini?
“Saya bukanlah orang yang sempurna”, Burhan menjawab. “Tidak mudah membuat
keputusan ini. Saya akan mengubah sikap. Saya ingin menjadi polisi yang paling adil di
wilayah ini”, Selanjutnya Burhan memutuskan untuk belajar apa arti keadilan itu.
Perhatikan:
Apakah tiga jenis masalah keadilan?
Dalam cerita Burhan Belajar Bertindak Adil, kalian melihat ada tiga jenis masalah
keadilan. Pertama, Burhan memiliki masalah keadilan ketika ia mengumumkan bahwa
hanya perempuan yang boleh mendaftar menjadi sekretaris. Ketika ada masalah
dalam mendistribusikan sesuatu, misalnya dalam memberi kesempatan kepada warga
masyarakat, kita menyebut hal ini sebagai masalah keadilan distributif.
Dalam ceritera di atas, Burhan pun punya masalah dengan tindakan yang tidak adil
ketika ia menjebloskan anak usia 10 tahun yang mencuri permen (gula-gula) ke dalam
penjara orang dewasa. Ketika ada masalah keadilan tentang sesuatu untuk memperbaiki
kesalahan, maka masalah tersebut dinamakan masalah keadilan korektif.
Bagaimana kemungkinan masalah keadilan korektif ini terjadi dalam situasi berikut ini:
1. Seseorang yang ingkar janji
2. Seorang siswa yang menyontek ketika ujian
3. Seseorang yang merusak milik orang lain
4. Seseorang melukai orang lain
Dalam ceritera di atas, Burhan pun punya masalah dengan tindakan yang tidak adil
ketika ia menggencet ibu jari kaki tersangka oleh kaki kursi yang didudukinya untuk
memperoleh informasi atau pengakuan bahwa orang tersebut telah mencopet di kereta
api. Burhan pun punya masalah ketika menangkap seseorang karena ia berpendapat
bahwa orang yang ditangkap itu mirip seperti wajah kriminal (penjahat). Apabila ada
masalah tentang cara-cara ketidakadilan untuk memperoleh informasi dan cara-cara
dalam membuat keputusan, maka kita menyebutnya masalah keadilan prosedural.
Bagaimana kemungkinan masalah keadilan prosedural terjadi dalam situasi berikut ini:
1. Guru berusaha mencari siapa yang memulai perkelahian di tempat bermain.
2. Polisi berusaha menemukan siapa pelaku yang memecahkan jendela.
3. Kelas mencoba memutuskan permainan apakah yang akan dilakukan ketika istirahat.
4. Hakim memutuskan apakah seseorang bersalah/melakukan kejahatan
Kelas kalian memiliki 12 spidol berwarna. Ada 20 siswa yang ingin menggunakan
spidol tersebut.
Keadilan: ……………………………………………………………….
Alasan: …………………………………………………………………..
Latihan 2:
Latihan 3:
Latihan 4:
Kelas kalian harus memutuskan berapa rupiah setiap siswa harus membayar iuran
berdarma wisata.
Keadilan: ……………………………………………………………….
Alasan: …………………………………………………………………..
Latihan 5:
Latihan 6:
Coba kalian terapkan pengetahuanmu tentang keadilan pada proyek berikut ini.
a. Dengarkan acara/program/siaran berita pada televisi atau radio. Kemudian
identifikasi tiga jenis masalah keadilan yang dilaporkan. Kalian dapat bertukar
informasi/pikiran dan bekerjasama dengan teman sekelas.
b. Buatlah gambar/lukisan tentang situasi dalam kehidupan kalian yang menunjukkan
suatu masalah tentang keadilan. Kalian dapat membuat gambar secara bersama-
sama dengan teman kalian.
c. Tulislah suatu syair lagu tentang bagaimana masalah keadilan dalam kehidupan
kalian dipecahkan. Kalian dapat bekerjasama dengan teman sekelas.
d. Bacalah cerita singkat dari buku perpustakaan yang berkaitan dengan keadilan.
Tulislah laporan tentang isu-isu yang diungkapkan dalam cerita dan bagaimana
solusinya.
Demikianlah sebuah model pembelajaran tentang hak asasi manusia yang difokuskan
pada suatu kompetensi dengan tema keadilan. Anda dapat membuat secara lebih kreatif
lagi untuk menerapkan model di atas. Sesuaikan model inkuiri tersebut dengan kondisi,
situasi dan tingkat perkembangan para siswa di sekolah dasar. Tentu saja, model inkuiri
untuk siswa sekolah dasar pada kelas yang lebih rendah, langkah-langkah inkuiri akan
lebih sederhana lagi.
Ada empat hal yang harus dipersiapkan untuk mengadakan proses pembelajaran,
yakni menetapkan tujuan, merumuskan materi pelajaran, menetapkan metode dan
evaluasi.
Materi hak asasi manusia untuk bahan pembelajaran dapat diseleksi dari berbagai
konvensi dan peraturan perundangan dan apabila ada kesepakatan perlunya materi atau
konsep-konsep HAM diajarkan di sekolah, sebaiknya dilakukan penjenjangan dalam
konsep atau materi yang diajarkan atas dasar berbagai pertimbangan termasuk utamanya
memperhatikan tingkat usia dan perkembangan anak.
Rujukan yang dapat digunakan untuk menentukan materi pembelajaran mengacu pada
pertimbangan: (1) terjadinya keseimbangan antara pribadi dan negara, (2) kehidupan
moral yang menjunjung tinggi martabat manusia, (3) semangat yang universal, dan (4)
kepekaan terhadap sesama dan lingkungan.
Untuk menerapkan konsep HAM dalam pembelajaran, guru dapat memodifikasi konten
HAM dalam kompetensi yang dapat dipilih dari Standar Isi. Untuk menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran ini, guru dapat menggunakan pendekatan inkuiri yang sederhana
disesuaikan dengan tingkat perkembangan kemampuan siswa di sekolah dasar.
Banyak model langkah-langkah pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh
guru untuk mengadakan inkuri dalam proses pembelajaran HAM, antara lain: Pertama,
Merumuskan tujuan; Kedua, Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui; Ketiga,
Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari; Keempat, Memecahkan masalah; dan Kelima,
Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
3. Syarat awal dan utama menyelenggarakan model pembelajaran inkuiri yang punya
peluang mencapai keberhasilan adalah:
A. Materi pelajarannya mudah diserap
B. Sikap guru yang serius dan tegas
C. Pertanyaan/rumusan masalah yang merangsang
D. Guru memberi jawaban setiap pertanyaan yang diajukan
7. Perumusan tujuan dalam model pembelajaran inkuiri tentang cerita “Burhan Belajar
Berlaku Adil” dimaksudkan untuk:
A. agar siswa menyadari permasalahan
B. agar siswa mengetahui target hasil belajar
C. agar siswa dapat memecahkan masalah
D. agar siswa punya minat belajar
8. Setelah menyajikan masalah dalam bentuk cerita atau penyajian gambar, grafik, atau
informasi lainnya, tugas guru adalah:
A. mengajukan pertanyaan
B. mengemukakan masalah pokok
C. memecahkan masalah
D. menarik kesimpulan
9. Analisis masalah dilakukan oleh siswa sebagai pemeran utama dengan maksud agar
siswa dapat melakukan… kecuali:
A. latihan berargumen
B. latihan berpikir
C. latihan menemukan masalah
D. latihan menghafal konsep
10. Salah satu tujuan pembelajaran inkuiri adalah melatih kemampuan siswa berpikir
kritis khususnya dalam:
A. melaporkan data secara akurat
B. merumuskan generalisasi
C. membedakan antara fakta dan pendapat
D. mendapat imbalan materi
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100 %
10
Tes Formatif 1 :
1. D pemecahan masalah warganegara
2. C spiritual, rasional, emosional, dan sosial
3. D rambu-rambu umum pembelajaran
4. D Standar pencapaian
5. A Kumpulan informasi yang disusun dengan baik
6. B mengandung informasi yang terkait dengan masalah
7. B memberikan doktrin dalam hidup berkewarganegaraan
8. C membuat rencana tindakan
9. A menjelaskan masalah
10. C estetika
Tes Formatif 2
1. D melakukan evaluasi akhir
2. B materi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
3. C pertanyaan/masalah yang merangsang
4. A karakteristik siswa
5. D rencana pembelajaran guru lain
6. A perumusan masalah
7. B agar siswa mengetahui target hasil belajar
8. A mengajukan pertanyaan
9. D latihan menghafal konsep
10. C membedakan antara fakta dan pendapat
8
PEMBELAJARAN PKn
PENDAHULUAN
Modul tentang penilaian pembelajaran PKn ini merupakan bagian atau kelanjutan
dari materi modul pembelajaran PKn untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pada modul
sebelumnya, tentu Anda telah mengenal sejumlah konsep, hakikat, prinsip pembelajaran
PKn yang seyogianya dilaksanakan oleh guru kelas di jenjang MI. Dengan memahami
materi penilaian pembelajaran PKn yang akan diuraikan dalam modul ini, diharapkan
Anda sebagai calon guru atau guru Madrasah Ibtidaiyah mampu melakukan penilaian
dalam proses pembelajaran PKn secara benar sesuai dengan tuntutan standar penilaian
sebagaimana yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang
Standar Penilaian kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaran dan Kepribadian.
Dalam modul ini Anda akan diajak mengkaji standar penilaian, prinsip-prinsip
penilaian, dan pengembangan instrumen penilaian. Dengan mempelajari materi dalam
modul ini Anda diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami Standar Penilaian kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan
Kepribadian
2. Menjelaskan prinsip penilaian pembelajaran PKn
3. Mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran PKn
Semua kemampuan di atas sangat penting bagi semua guru dan atau calon guru
profesional khususnya untuk menganalisis dan menerapkan prinsip-prinsip penilaian
dalam pembelajaran PKn. Pentingnya calon sarjana maupun calon guru profesional
memahami atau punya kemampuan seperti ini karena seringkali para guru pemula
mengalami kesulitan dalam menentukan, memilih dan mempertimbangkan jenis, bentuk,
dan alat penilaian serta cara mengembangkan instrumen penilaian dalam pembelajaran
PKn. Kenyataan ini diasumsikan pula karena rendahnya kemampuan analisis dan
dangkalnya pengalaman maupun penguasaan atas prinsip-prinsip penilaian. Oleh karena
itu, dengan memahami dan menguasai materi ini diharapkan Anda akan terbantu dan
tidak mengalami kesulitan lagi dalam menentukan, memilih, mempertimbangkan,
Pada kegiatan belajar dalam modul sebelumnya, Anda tentu telah mengenal dan
memahami berbagai strategi pengembangan metode dan materi pembelajaran PKn
untuk kelas di Madrasah Ibtidaiyah baik pada jenjang kelas rendah maupun kelas tinggi.
Agar Anda memiliki kemampuan yang utuh dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran PKn maka kemampuan menilai proses dan hasil pembelajaran menjadi
syarat penting untuk menjadi guru PKn di Madrasah Ibtidaiyah. Sejak tahun 2007,
Kementerian Pendidikan Nasional telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan untuk sejumlah
kelompok mata pelajaran. Salah satunya adalah Standar Penilaian Kelompok Mata
Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian.
Pada kegiatan belajar pertama modul ini, Anda akan diajak untuk mengkaji standar
penilaian kelompok mata pelajaran tersebut sehingga diharapkan setelah mempelajari
modul ini, Anda memahami apa hakikat penilaian itu, jenis penilaian, pembelajaran,
prinsip umum penilaian sesuai standar nasional, dan masalah kewenangan penilaian.
Prinsip Penilaian
Dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian, guru perlu mengacu pada
sejumlah prinsip penilaian. Apa prinsip penilaian yang sesuai dengan standar?
Dalam Standar Penilaian dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut.
a. Sahih, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disusun melalui
prosedur sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti kesahihan dan
keandalan.
b. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai. Oleh karena itu, pendidik menggunakan rubrik
atau pedoman dalam memberikan skor terhadap jawaban peserta didik atas butir
soal uraian dan tes praktik atau kinerja sehingga dapat meminimalkan subjektivitas
pendidik.
c. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Faktor-faktor tersebut tidak relevan di
dalam penilaian, oleh karena itu perlu dihindari agar tidak berpengaruh terhadap
hasil penilaian.
d. Terpadu, yakni penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika
hasil penilaian menunjukkan banyak peserta didik yang gagal, sementara instrumen
yang digunakan sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses
pembelajaran kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana
dan/atau pelaksanaan pembelajarannya.
e. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, pendidik
Dalam Standar Penilaian dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik
menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan
atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik. Adapun teknik penilaian yang dimaksud meliputi:
1. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
2. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/
atau di luar kegiatan pembelajaran.
3. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas
rumah dan/atau proyek.
Sedangkan instrumen penilaian hasil belajar dapat dibagi atas tiga bagian, ialah
instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik, oleh satuan pendidikan, dan oleh
pemerintah.
Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan
(a) substansi, yakni merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, yakni
Ketiga bentuk hasil belajar tersebut berada pada domain yang berbeda. Pemahaman
berada pada domain kognitif, berbagai aspek kepribadian berada pada domain afektif,
sedangkan perilaku berkepribadian berada dalam domain keperilakuan. Perbedaan
domain tersebut menuntut perbedaan dalam metode dan cara pengukurannya.
Latihan
Kerjakan dan diskusikanlah latihan di bawah ini.
1. Dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian pembelajaran, perlu
mempertimbangkan prinsip-prinsip penilaian. Kemukakan prinsip penilaian yang
relevan dan rasionalnya untuk menilai pembelajaran PKn dengan teknik non tes?
2. Pilihlah salah satu pendekatan atau lebih dari satu pendekatan yang cocok dengan PKn
Rangkuman
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi. Dalam pendidikan,
penilaian berarti proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik. Sedangkan ulangan, dapat dimaknai sebagai
penilaian yang lebih khusus dalam konteks pembelajaran dan berkaitan dengan proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur ketercapaian kompetensi.
Dalam Permendiknas Nomor 20/2007 tentang Standar Penilaian dikemukakan ada
beberapa jenis ulangan untuk mengukur proses dan hasil pembelajaran, seperti ulangan
harian, ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhir semester (UAS), dan ulangan
kenaikan kelas. Ada dua jenis ujian yang diatur dalam standar penilaian, ialah ujian
sekolah/madrasah dan ujian nasional (UN).
Dalam Standar Penilaian dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut: Sahih, Objektif, Adil, Terpadu, Terbuka, Menyeluruh dan berkesinambungan,
Sistematis, Beracuan kriteria, Akuntabel.
Penilaian mata pelajaran PKn adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang
prestasi atau kinerja peserta didik dalam mata pelajaran PKn. Hasil penilaian digunakan
untuk melakukan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas
proses pembelajaran PKn.
Fokus penilaian PKn adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai
standar kompetensi PKn yang ditentukan dalam Permendiknas Nomor 22/2005 tentang
Standar Isi (SI). Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa
Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi
2. Ulangan dapat dimaknai sebagai penilaian yang lebih khusus dalam konteks
pembelajaran dan berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur.....
A. kemampuan kognitif
B. ketercapaian kompetensi
C. aspek sikap dan nilai
D. perilaku moral sehari-hari
4. Kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah
satu persyaratan kelulusan dinamakan ....
A. ujian sekolah
B. ujian nasional
C. ulangan akhir semester
D. ulangan kenaikan kelas
5. Penilaian harus didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
Prinsip penilaian ini dinamakan ....
A. adil
B. sahih
6. Penilaian harus didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai. Prinsip penilaian ini dinamakan ....
A. terbuka
B. sahih
C. objektif
D. sistematis
9. Suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di
luar kegiatan pembelajaran di kelas adalah ...
A. penugasan
B. observasi
C. portofolio
D. jurnal
10. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
yang memfokuskan pada penguasaan materi tentang hak dna kewajiban warga negara
merupakan penilaian aspek....
A. sikap kepribadian
B. perilaku berkepribadian
C. pemahaman
D. nilai dan moral
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100 %
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Pengembangan Instrumen
Penilaian Pembelajaran PKn
Pada kegiatan belajar pertama dalam modul ini, Anda tentu telah mengenal dan
memahami pengertian penilaian, jenis, prinsip serta teknik penilaian secara umum
dalam pembelajaran. Pada kegiatan belajar ini, akan dibahas pengembangan instrumen
penilaian untuk mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di Madrasah Ibtidaiyah
(MI). Pengembangan instrumen penilaian bagi guru sangat penting karena penilaian
merupakan salah satu syarat kemampuan profesional guru sebagai agen pembelajaran
(Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih meyakinkan tentang peran dan fungsi guru, lihat
UU Sisdiknas Nomor 20/2003). Oleh karena itu, persoalan ini perlu diangkat dan diuraikan
dalam modul ini agar Anda sebagai calon guru profesional akan menjadi kenyataan.
Melalui kegiatan belajar kedua ini, Anda akan diajak mengkaji langkah-langkah
pengembangan instrumen penilaian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan
sekaligus komponen kepribadian baik aspek sikap maupun perilakunya.
Prosedur Penilaian
Pernahkah Anda mendengar keluhan guru tentang sulitnya melakukan penilaian
untuk mata pelajaran PKn? Pada umumnya, kesultan yang dihadapi adalah ketika akan
menilai hasil belajar PKn dalam aspek (domain) afektif. Memang hal ini telah menjadi
masalah umum yang dihadapi oleh para guru. Tidak dapat disangkal bahwa aspek afektif
merupakan bidang tertutup (close area) atau tersembunyi (hidden) yang ada dalam diri
manusia. Tidak seperti aspek kognitif yang dapat diketahui dengan cara penilaian tes.
Menilai aspek afektif merupakan tugas yang tidak mudah dilaksanakan secara sederhana.
Oleh karena itu, panduan penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian sebagai salah satu panduan dalam standar penilaian (Permendiknas Nomor
20 tahun 2007) telah menguraikan hal ini. Salah satu prinsip dalam pengembangan
instrumen penilaian adalah diperolehnya instrumen yang mampu menggali informasi
Standar Bobot
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
mpetensi (%)
4.2 Mematuhi 0
keputusan bersama
Total 100%
Setiap KD disarankan agar diuraikan paling tidak berisi dua indikator pencapaian,
tergantung keluasan cakupan materi masing-masing kompetensi. Guru kelas PKn di
MI seyogianya juga menetapkan bobot masing-masing KD sesuai dengan keluasan dan
kedalamannya. Bobot masing-masing KD ini dapat tercermin dalam bobot atau jumlah
butir soal dalam tes.
Dalam satu periode pembelajaran, guru dapat melakukan beberapa kali tes. Tes
diberikan dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
dan ulangan kenaikan kelas. Perhatikan keluasan materi pada masing-masing bentuk
penilaian tersebut agar disesuaikan dengan cakupan KD. Artinya, substansi kajian atau isi
materi pembelajaran setiap KD hendaknya dirinci menjadi butiran materi pembelajaran
yang akan menjadi bahan untuk penyusunan butir soal .
Untuk menentukan bentuk soal tes tertulis hendaknya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah. Butir soal bentuk pilihan-ganda,
melengkapi, dan jawaban singkat tidak digunakan untuk kelas rendah, yaitu Kelas 1
Waktu
Bentuk Soal Jumlah soal
(menit)
45 30
Pilihan ganda
120 60
20 30
Benar-Salah
50 60
20 20
Menjodohkan
50 40
20 20
Melengkapi
50 40
30 5
Uraian
90 10
Tabel di atas tidak dimaksudkan sebagai patokan namun lebih merupakan perkiraan
kasar tentang waktu dan jumlah butir soal. Guru dapat menentukan lama waktu tes yang
sesuai dengan tingkat kesulitan soal dan karakteristik peserta didik yang ada di satuan
pendidikan masing-masing. Di samping itu, pendidik juga dapat menggunakan kombinasi
beberapa bentuk soal dalam suatu tes. Tes lisan dapat digunakan apabila jumlah peserta
didik tidak terlalu banyak.
2. Aspek-aspek Kepribadian
Dalam Panduan Penilaian kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan
Kepribadian dikemukakan bahwa penilaian terhadap perkembangan aspek atau ciri
kepribadian peserta didik dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai beberapa
Untuk menjaga reliabilitas hasil pengukuran, maka jumlah soal dalam masing-masing
aspek skala kepribadian ini hendaknya berjumlah tidak kurang dari 10 butir, meskipun
indikator pada setiap aspek jumlahnya tidak sama. Dengan demikian, bila terdapat lima
aspek, maka keseluruhan butir dalam skala (instrumen) minimal berjumlah 50.
Skor Pencapaian
KRITERIA PERILAKU
0 1 2 3
Terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah
Mematuhi tata tata tertib kelas
Memanfaatkan fasilitas sekolah
Mengembangkan diri secara optimal
Memanfaatkan fasilitas teknologi informasi
Memberdayakan diri dengan belajar
Gemar membaca dan menulis
Menjaga kesehatan jasmani
Menghargai karya diri sendiri dan orang lain
Rangkuman
Aspek penilaian untuk kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dibuat klasifikasi sebagai berikut: (1) aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diri
sebagai warga negara diukur dengan menggunakan tes hasil belajar, (2) aspek atau ciri
kepribadian diungkap dengan menggunakan skala kepribadian, dan (3) aspek perilaku
berkepribadian diungkap lewat panduan pengamatan dengan menggunakan rubrik
penilaian.
Instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur aspek pemahaman akan
hak dan kewajiban diri sebagai warga negara berupa tes-tulis kognitif (paper and pencil
test) guna mengungkap tingkat penguasaan peserta didik sebagai hasil belajar mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan pada kisi-kisi tes yang memuat
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sesuai dengan jenjang pendidikan
yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
Aspek kepribadian peserta didik dapat diungkap melalui pengamatan dan pengukuran
dalam bentuk skala kepribadian. Karena pengembangan skala kepribadian tidak mudah,
maka satuan pendidikan secara bertahap dapat membentuk tim khusus yang bertugas
mengembangkan skala seperti ini dan meminta bantuan ahli dari perguruan tinggi dan
tidak menjadikannya sebagai tugas individual guru kelas di SD/MI.
Penilaian terhadap perilaku berkepribadian menghendaki adanya rumusan
standar perilaku sebagaimana yang dimaksudkan oleh Permendiknas Nomor 23 Tahun
2006 tentang SKL untuk Satuan Pendidikan SD/MI. Rumusan standar perilaku bagi
masing-masing jenjang pendidikan ini dijadikan indikator perilaku yang dapat dinilai
menggunakan rubrik.
1. Berikut ini adalah aspek penilaian dalam kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian menurut panduan standar penilaian, kecuali:
A. aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara.
B. aspek atau ciri kepribadian.
C. aspek perilaku berkepribadian.
D. aspek nilai kepribadian
2. Aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diukur dengan menggunakan ....
A. tes hasil belajar
B. pengamatan
C. skala sikap
D. non tes
3. Indikator tes untuk aspek pemahaman akan hak dan kewajiban warga negara dalam
kisi-kisi dikembangkan dari ...
A. Indikator pembelajaran
B. Tujuan pembelajaran
C. SK dan KD
D. Substansi materi pembelajaran
7. Tes tipe uraian hanya digunakan di SD/MI untuk jenjang paling rendah Kelas ....
A. Kelas V
B. Kelas IV
C. Kelas III
D. Kelas II
8. Perkiraan waktu pengerjaan soal pilihan ganda yang benar adalah .....
A. Jumlah soal 60 waktu pengerjaan 120 menit
B. Jumlah soal 30 waktu pengerjaan 20 menit
C. Jumlah soal 20 waktu pengerjaan 20 menit
D. Jumlah soal 40 waktu pengerjaan 50 menit
9. Untuk menjaga reliabilitas hasil pengukuran, maka jumlah soal dalam masing-masing
aspek skala kepribadian ini hendaknya berjumlah …
A. Minimal 50 butir
B. Maksimal 50 butir
C. Minimal 10 butir
D. Maksimal 10 butir
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100 %
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Pada kegiatan belajar terdahulu dalam modul ini, Anda telah mengenal bagaimana
langkah-langkah dan proses pengolahan penilaian hasil belajar. Dalam kegiatan belajar
ketiga atau terakhir ini, akan dibahas tentang bagaimana cara melakukan pelaporan
penilaian hasil belajar. Untuk mempermudah pemahaman Anda dalam mengkaji
pembahasan kegiatan belajar ini, dianjurkan agar Anda telah menguasai materi bahasan
pada kegiatan belajar di atas. Apabila Anda ragu dengan tingkat penguasaan kegiatan
belajar tersebut, dipersilakan agar Anda membuka kembali materi kegiatan belajar
terdahulu.
1.1
1.2
1.3
Kedua, pemanfaatan laporan hasil belajar untuk orang tua dimaksudkan agar orang
tua dapat memotivasi anaknya untuk belajar lebih baik lagi dan ada input baginya untuk
menentukan strategi dalam membantu anaknya belajar. Dalam hal ini, laporan untuk
Ketiga, pemanfaatan laporan hasil belajar peserta didik untuk guru dan sekolah
dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam satu kelas,
satu sekolah, untuk semua mata pelajaran. Dengan adanya informasi dari laporan hasil
belajar ini, maka diharapkan guru akan memiliki sejumlah data tentang peserta didik
guna meningkatkan kinerjanya. Diharapkan guru akan berupaya memperbaiki strategi
pembelajaran yang lebih tepat sedangkan sekolah dapat meningkatkan pelayanan serta
melengkapi fasilitas pembelajaran. Semuanya berupaya untuk meningkatkan mutu serta
2. dst
Ranah Perilaku:
2. dst
Rangkuman
Sedikitnya ada dua tujuan diselenggarakannya ujian atau penilaian. Pertama, untuk
mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik, dan kedua untuk mengetahui hasil
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam hal ini, informasi tentang hasil belajar
peserta didik akan bermanfaat bagi peserta didik dan guru apabila mereka mampu
memanfaatkan informasi tersebut. Untuk tercapainya target/tujuan penilaian maka
pemanfaatan informasi hasil penilaian perlu mendapat dukungan dari peserta didik,
guru, kepala sekolah, dan orang tua.
Penyusunan laporan untuk orang tua dan siswa hendaknya dibuat selengkap
mungkin agar mereka mendapat informasi yang cukup dan dapat memanfaatkannya
bagi peningkatan prestasi belajar. Laporan yang lengkap dapat membantu orang tua
lebih memahami tentang kondisi anaknya, perubahan yang terjadi pada diri anak baik
menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun perilaku. Namun demikian, pembuatan
laporan yang lengkap tidaklah mudah.
Pembuatan laporan hasil belajar peserta didik dimaksudkan untuk dimanfaatkan
oleh pihak yang berkepentingan demi meningkatkan prestasi hasil belajar dan perbaikan
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Laporan hasil belajar peserta didik dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru dan kepala sekolah.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, batas kelulusan untuk ranah kognitif dan
perilaku adalah minimum 75, demikian pula skor angket untuk ranah afektif atau sikap.
Namun angket untuk skala sikap dan minat bukan untuk menilai benar atau salah, oleh
karena itu penilaian untuk minat lebih tepat dilakukan secara deskriptif dan penafsiran
kualitatif sebagai informasi tambahan bagi peserta didik dalam menentukan kelulusan.
2. Agar laporan hasil belajar itu dapat bermanfaat, maka informasi harus lengkap dan
akurat, artinya …
A. dibuat khusus untuk pihak tertentu
B. mengandung aspek-aspek penting
C. disusun secara sistematis
D. mengandung target yang telah dicapai
3. Laporan yang lengkap dan akurat bagi orang tua pada hakikatnya mengandung unsur
pokok sebagai berikut …
A. mengandung informasi tentang kondisi anaknya
B. ada penjelasan tentang minat dan potensinya
C. ada keterangan tentang kebiasaan di rumah
D. ada keterangan tentang perubahan yang terjadi pada anak
4. Laporan hasil belajar untuk orang tua yang layak disampaikan oleh guru adalah …
kecuali:
A. setiap hari
B. setiap catur wulan
C. setiap semester
D. setiap tahun
5. Laporan untuk sekolah hendaknya dibuat oleh guru selengkap mungkin menyangkut
peserta didik. Aspek yang paling umum dari laporan hasil belajar peserta didik untuk
sekolah (kepala sekolah) adalah ...
A. kompetensi peserta didik
B. jumlah peserta didik
C. sikap peserta didik
D. minat dan bakat peserta didik
9. Kriteria untuk menentukan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) dapat dilihat
dari aspek …. kecuali:
A. kurikulum
B. kompleksitas
C. sarana pendukung
D. esensial
10. Penilaian untuk ranah afektif tidak dalam bentuk angka melainkan berupa deskriptif
atau penafsiran kualitatif. Oleh karena itu penilaian untuk ranah afektif dinyatakan
sebagai penilaian ...
A. informasi esensial
B. informasi tambahan
C. penafsiran kuantitatif
D. penentu prestasi
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100 %
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Tes Formatif 2:
1. D aspek nilai kepribadian
2. A tes hasil belajar
3. C SK dan KD
4. B hanya ranah kognitif yang diukur dengan tes
5. A substansi kajian setiap KD
6. D Benar salah
7. B Kelas IV
8. A Jumlah soal 60 waktu pengerjaan 120 menit
9. C Minimal 10 butir
10. D sesuai kebutuhan
Tes Formatif 3:
1. D penulis buku
2. A dibuat khusus untuk pihak tertentu
3. C ada keterangan tentang kebiasaan di rumah
4. A setiap hari
5. B jumlah peserta didik
6. D masyarakat
7. D mengubah kurikulum yang sedang diterapkan
8. C wawancara
9. A kurikulum
10. B informasi tambahan
9
KURIKULUM
MATA PELAJARAN PKn
Pendahuluan
Semua kemampuan di atas sangat penting bagi semua guru dan atau calon guru
profesional khususnya untuk menganalisis dan melaksanakan pembelajaran PKn
di Madrasah Ibtidaiyah. Pentingnya calon sarjana maupun calon guru profesional
memahami atau punya kemampuan seperti ini karena seringkali para guru pemula
mengalami kesulitan dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran PKn.
Kenyataan ini diasumsikan pula karena rendahnya pemahaman, kemampuan analisis dan
dangkalnya pengalaman maupun penguasaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik
untuk pembelajaran PKn dengan sistem KTSP. Oleh karena itu, dengan memahami dan
menguasai materi dalam modul ini diharapkan Anda akan terbantu dan tidak mengalami
kesulitan lagi dalam mengembangkan kurikulum berdasarkan KTSP. Apabila Anda
memiliki kemampuan dalam mengembangkan kurikulum dalam pembelajaran PKn maka
Anda layak menjadi guru profesional, yakni seorang guru yang dapat memenuhi harapan
dan kebutuhan siswa, orang tua dan masyarakat serta bangsa dan negara. Lebih jauh
lagi, para siswa pun akan sangat terbantu dalam proses belajarnya sehingga Anda akan
mendapat sambutan yang positif dari para peserta didik.
Agar semua harapan di atas dapat terwujud, maka di dalam modul ini disajikan
pembahasan dan latihan dengan butir uraian sebagai berikut:
1. Mata pelajaran PKn dalam sistem kurikulum berdasarkan Permendiknas
2. Pengembangan silabus dan RPP PKn
Pada bagian pendahuluan di atas dalam modul ini, Anda telah mengenal dan
memahami bahwa salah satu tugas guru dalam sistem kurikulum saat ini adalah sebagai
pengembang kurikulum. Kegiatan belajar 1 modul ini memfokuskan pembahasan pada
upaya memberikan pemahaman guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) tentang pengembangan
kurikulum PKn. Oleh karena itu, untuk memahami bahasan ini para guru perlu mengenal
juga paradigma baru kurikulum dan landasannya, struktur, serta ruang lingkupnya secara
umum dan khusus guna pengembangan pembelajaran pada tingkat mikro. Apabila Anda
sudah menguasai pembahasan materi pada kegiatan belajar 1, maka Anda akan sangat
terbantu untuk menguasai materi pada kegiatan belajar berikutnya.
Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
2. Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
Kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan
kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa
dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada
hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka
dasar kurikulum, perlu dikemukakan prinsip pengembangan kurikulum. Kurikulum
tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh
Demikianlah ruang lingkup materi mata pelajaran PKn berdasarkan Standar Isi
sebagaimana diatur dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006.
4. Ruang lingkup materi Norma, hukum dan peraturan dalam standar isi merupakan
penjabaran drai standar kompetensi lulusan ....
A. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya
B. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
C. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
D. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
10. Materi pelajaran “Budaya demokrasi menuju masyarakat madani” merupakan ruang
lingkup materi PKn:
A. Kekuasan dan Politik
B. HAM
C. Pancasila
D. Konstitusi Negara
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100 %
10
Pada kegiatan belajar pertama dalam modul ini, Anda telah diperkenalkan dengan
landasan, struktur dan materi pembelajaran PKn. Apakah Anda mendapat informasi baru
tentang pengembangan dan perkembangan kurikulum PKn khusus di Indonesia? Untuk
kepentingan pembelajaran di kelas, sesuai dengan kedudukan Anda sebagai mahasiswa
guru, maka pertanyaannya adalah bagaimana cara mengembangkan kurikulum pada
tingkat mikro atau pembelajaran di kelas khususnya untuk peserta didik di Madrasah
Ibtidaiyah? Sebenarnya, kegiatan mengajar atau pembelajaran bagi Anda tidak terlalu
banyak masalah karena mungkin Anda telah berpengalaman, namun agar kemampuan
Anda semakin mahir, khususnya dalam mengembangkan kurikulum pembelajaran PKn,
maka Anda perlu terus berlatih untuk mengembangkan komponen-komponen kurikulum
ini agar pengetahuan dan penguasaan Anda terhadap pembelajaran PKn semakin kaya
dan cara membelajarkannya semakin mantap.
Pada kegiatan belajar 2 ini akan diuraikan tentang pengembangan kurikulum
pembelajaran PKn di Madrasah Ibtidaiyah, yakni pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Masalah ini sangat penting bagi Anda calon guru
kelas di MI mengingat sampai saat ini masih banyak guru yang belum mahir dalam
mengembangkan kurikulum pembelajaran secara layak, yakni sesuai dangan tuntutan
perkembangan jaman dan kebutuhan siswa.
Untuk menghasilkan silabus yang baik dan aplikatif, maka para pengembang
(guru) perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus sebagaimana yang
ditentukan dalam buku Panduan KTSP sebagai berikut.
• Ilmiah
Artinya, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
• Relevan
Artinya, cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik.
• Sistematis
Artinya, komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
• Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
• Memadai
Artinya, cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi
dasar.
• Aktual dan Kontekstual
Artinya, cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
• Fleksibel
Artinya, keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
• Menyeluruh
Artinya, komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).
Dalam mengkaji kompetensi dasar mata pelajaran guru perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi,
tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam SI;
b. keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Dalam mengidentifikasi materi pokok, ada sejumlah aspek yang perlu dipertimbangkan
oleh guru sebagai berikut:
1. potensi peserta didik;
2. relevansi dengan karakteristik daerah;
3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik;
4. kebermanfaatan bagi peserta didik;
5. struktur keilmuan;
6. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
Kegiatan
Kompetensi Materi Pokok/ Alokasi Sumber
No. Pembelaja- Indikator Penilaian
Dasar Pembelaja-ran Waktu Belajar
ran
Demikianlah contoh silabus mata pelajaran PKn yang tentu saja masih perlu ada
penyesuaian dengan konteks dimana satuan pendidikan itu berada. Selanjutnya,
guru perlu lebih mengoperasionalkan lagi silabus ini ke dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Perlu diingat bahwa: (1) RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar; (2) Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh
SD/MI : ...................................
Mata Pelajaran : ...................................
Kelas/Semester : ...................................
Standar Kompetensi : ...................................
Kompetensi Dasar : ...................................
Indikator : ...................................
Alokasi Waktu : ..... x 35 menit (… pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
B. Materi Pembelajaran
C. Metode Pembelajaran
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 2
dst
E. Sumber Belajar
F. Penilaian
SD/MI : ..............................................
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : V (Lima)/1 (Satu)
Standar Kompetensi : Memahami pentingnya keutuhan NKRI.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Indikator :
1) Menjelaskan makna NKRI.
) Menjelaskan makna Bhinneka Tunggal Ika.
3) Menceritakan kesatuan wilayah negara Indonesia.
4) Menganalisis usaha-usaha untuk menjaga keutuhan NKRI.
5) Menjelaskan tujuan menjaga keutuhan NKRI.
Materi Pembelajaran :
1. Makna NKRI dengan benar.
2. Makna Bhinneka Tunggal Ika dengan contoh nyata.
3. Kesatuan wilayah negara Indonesia.
4. Usaha-usaha menjaga keutuhan NKRI.
5. Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Metode Pembelajaran
Pengamatan, diskusi, tanya jawab, penugasan, praktik.
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kompetensi dan indikator yang
akan dicapai dalam proses pembelajaran.
b. Siswa mengelompok menurut kelompok diskusi yang telah ditentukan.
Pertemuan II
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Siswa memerhatikan penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai dalam
kegiatan
b. pembelajaran.
a. Siswa mengelompok sesuai dengan kelompok diskusinya.
b. Siswa menyiapkan materi pelajaran yang akan dipelajari bersama.
Penilaian:
Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan setelah akhir pertemuan II.
Bagian I
Berilah tanda cek (✔) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu!
Keterangan:
SS : Sangat Setuju (bobot skor 5 kalau pernyataan positif dan 1 kalau pernyataan negatif )
S : Setuju ( bobot skor 4 kalau pernyataan positif dan 1 kalau pernyataan negatif).
N : Netral/tidak berpendapat (skor 3)
TS : Tidak Setuju (bobot skor 2 kalau pernyataan positif dan 4 kalau penyataan negatif).
STS: Sangat Tidak Setuju (bobot skor 5 kalau pernyataan positif dan 1 kalau pernyataan
negatif).
Bagian II
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa makna dari Negara Kesatuan Republik Indonesia itu?
2. Apa makna dari Bhinneka Tunggal Ika itu?
3. Apa makna dari bulu yang ada pada lambang negara Republik Indonesia?
4. Apa sajakah yang termasuk kesatuan wilayah negara Indonesia?
5. Apa tujuan kita ikut menjaga keutuhan NKRI?
Perlu diperhatikan bahwa RPP yang diharapkan adalah RPP yang dilengkapi oleh
daftar lampiran seperti materi pembelajaran (hand out, buku siswa), peta konsep, bagan,
gambar yang relevan dan menarik bagi siswa, kisi-kisi soal, butir soal, lembar kerja siswa
(LKS), dan sebagainya yang mendukung proses pembelajaran untuk mencapai target
kompetensi.
Rangkuman
Dalam pengertian kamus, istilah silabus berarti ikhtisar suatu pelajaran. Dalam konteks
pembelajaran, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/
alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar
ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
Penggunaan istilah silabus dalam pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan
nasional saat ini cukup resmi karena diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Silabus sebagai bagian dari kurikulum yang ada pada tingkat satuan pendidikan
dikembangkan oleh: (1) guru kelas/mata pelajaran, atau (2) kelompok guru kelas/
mata pelajaran, atau (3) kelompok kerja guru (PKG/MGMP), atau (4) Dinas Pendidikan.
Kegiatan pengembangannya dapat dilakukan secara bersama-sama dalam satu waktu,
artinya semua unsur guru hadir sedangkan unsur dari dinas dapat berperan sebagai
pembimbing/pengawas.
Untuk menghasilkan silabus yang baik dan aplikatif, maka para pengembang (guru)
perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus sebagai berikut: (1) Ilmiah;
(2) Relevan; (3) Sistematis; (4) Konsisten; (5) Memadai; (6) Aktual dan Kontekstual; (7)
Fleksibel; dan (8) Menyeluruh.
Dalam mengembangkan silabus, guru pun perlu memperhatikan langkah-langkah
pengembangan silabus sebagai berikut: (1) Mengkaji dan Menentukan Standar Kompetensi;
(2) Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar; (3) Mengidentifikasi Materi Pokok/
Pembelajaran; (4) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran; (5) Merumuskan Indikator
Pencapaian Kompetensi; (6) Menentukan Jenis Penilaian; (7) Menentukan Alokasi Waktu;
dan (8) Menentukan Sumber Belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pegangan guru dalam
melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan yang
dikembangkan untuk setiap kompetensi dasar. RPP memuat hal-hal yang langsung berkait
dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu KD.
4. Secara operasional, silabus sebagai bagian dari kurikulum yang ada pada tingkat
satuan pendidikan dikembangkan oleh.....kecuali:
A. guru kelas/mata pelajaran
B. kelompok guru kelas/mata pelajaran
C. kelompok kerja guru (PKG/MGMP),
D. kepala sekolah dan dinas pendidikan
7. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru dalam mengembangkan silabus
adalah ....
A. Mengkaji dan Menentukan SKKD
B. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
C. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
D. Mengembangkan media dan sumber pembelajaran
8. Dalam mengidentifikasi materi pokok, aspek yang perlu dipertimbangkan oleh guru
adalah .... kecuali:
A. potensi peserta didik;
B. kebermanfaatan bagi peserta didik
C. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
D. relevansi dengan kebutuhan guru
10. Dalam satu RPP dimungkinkan lebih dari satu pertemuan tergantung pada... kecuali:
A. keluasan materi pembelajaran
B. jumlah tujuan yang akan dicapai
C. kedalaman kompetensi dasar
D. jumlah media pembelajaran
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ---------------------------------------------- x 100 %
10
Tes Formatif 1 :
1. B. PP Nomor 19/2005
2. C. Standar Isi
3. C. Indikator pencapaian
4. A. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya
5. D. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
6. A. pembangunan karakter bangsa
7. B. moral kewarganegaraan
8. A. nilai kewarganegaraan
9. D. kompetensi kewarganegaraan
10. A. Kekuasan dan Politik
Tes Formatif 2:
1. A. rencana pembelajaran
2. C. tujuan pembelajaran
3. A. Sekolah/Madrasah dan Komite Sekolah/Madrasah
4. D. kepala sekolah dan dinas pendidikan
5. D. Menyeluruh
6. A. sistematis
7. A. Mengkaji dan Menentukan SKKD
8. D. relevansi dengan kebutuhan guru
9. B. satu kompetensi dasar
10. D. jumlah media pembelajaran
Demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung
maupun tidak langsung (melalui perwakilan) setelah adanya
proses pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil, sering disebut “luber dan jurdil”.
Disposisi kewarganegaraan menunjuk pada ciri-ciri watak pribadi dan watak
kemasyarakatan yang diperlukan bagi pemeliharaan dan
perbaikan demokrasi konstitusional.
Ilmu politik pada hakekatnya adalah studi yang mengkaji tentang negara dan
pemerintahan dalam arti yang dinamis karena meliputi seluruh
aktivitas pemerintahan yakni masalah kekuasaan, system
pemerintahan, proses pengambilan keputusan, membuat
dan melaksanakan kebijakan umum dan pembagian untuk
kepentingan umum dan masyarakat.
Kemampuan dasar adalah paket minimal yang dimiliki oleh siswa mencakup
kebutuhan individu untuk memecahkan masalah-masalah sosial
politik yang mereka sedang dan akan hadapi serta isu-isu yang
telah menjadi topik dan agenda publik.
Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan
terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang
ditentukan.
Portofolio dalam pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun
dengan baik yang menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan
dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk
dikaji mereka, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara
keseluruhan.
Demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung
maupun tidak langsung (melalui perwakilan) setelah adanya
proses pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil, sering disebut “luber dan jurdil”.
Disposisi kewarganegaraan menunjuk pada ciri-ciri watak pribadi dan watak
kemasyarakatan yang diperlukan bagi pemeliharaan dan