Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROFESIONALISME GURU DALAM MENGELOLA


ADMINISTRASI PENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH : 1. ROHQIYATUN NAIMAH

NPM : 201784204013

2. Marselinus I. Hidayat

NPM : 201784204010

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEJURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan bimbingannya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah tentang
“Profesionalisme Guru Dalam Mengelola Administrasi Pendidikan”.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata
kuliah profesi keguruan dan selain itu tujuan dibuatnya makalah ini juga bertujuan
agar para pembaca dapat memahami bagaimana profesionalisme guru dalam
mengelola administrasi pendidikan.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bila ada banyak kekurangan
dalam makalah ini kami mohon maaf.

Merauke, 21 Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Admistrasi Pendidikan .................................................... 3


B. Konsep Administrasi Pendidikan ....................................................... 3
C. Peran Guru Dalam Mengelola Administrasi Pendidikan ................ 5

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 11

A. Rancangan Penelitian ........................................................................ 11


B. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 11

BAB IV TEMUAN HASIL OBSERVASI ....................................................... 12

A. Profil sekolah ..................................................................................... 12


B. Sejarah singkat .................................................................................. 12
C. Visi misi .............................................................................................. 13
D. Struktur Organisasi .......................................................................... 14
E. Sarana dan prasaranan ................................................................... 14

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 16

A. Kesimpulan ........................................................................................ 16
B. Saran .................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika berbicara mengenai profesi kependidikan, maka hal tersebut tentunya
tidak lepas dari hal-hal yang ada di sekolah seperti guru, kepala sekolah, anak
didik serta proses belajar mengajar yang terjadi di dalamnya. Di lain hal, dalam
dunia pendidikan, administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses
belajar mengajar. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang
menguasai administrasi dalam sekolah termasuk peran serta guru.
Pada kenyataannya, apabila administrasi tersebut dihandle oleh orang-orang
yang kurang terampil, maka administrasi tersebut tentu akan berantakan. Orang
yang memegang administrasi adalah orang yang sudah terlatih dalam bidangnya
(orang yang sudah mendapat ilmu atau pelatihan). Administrasi tidak hanya
dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam keteraturan dalam pembukuan. Tidak
hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara sistematis.
Keberhasilan pendidikan di sekolah harus ditunjang oleh pelayanan administrasi
sekolah yang teratur, terarah dan terencana. Di mana dalam pelaksanaannya harus
mengikuti arah jaman yang semakin bersaing dan semakin modern. Untuk itu,
perlu adanya pembagian tugas ketatausahaan yang jelas dan terprogram di setiap
sekolah.
Pada umumnya tugas kewajiban guru hampir seluruhnya hanya mengenai
kegiatan mengajar dalam arti menyampaikan keterangan-keterangan dan fakta-
fakta dari buku kepada murid, memberi tugas-tugas dan memeriksanya. Sekarang,
guru harus juga memperhatikan kepentingan-kepentingan sekolah, ikut serta
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah, yang kadang-kadang
sangat kompleks sifatnya. Dalam banyak hal, pekerjaannya berhubungan erat
sekali dengan pekerjaan seorang pengawas, kepala sekolah, pegawai tata usaha
sekolah, dan berbagai pejabat lainnya. Secara berangsur-angsur tekanan makin
diberikan kepada partisipasi guru dalam administrasi pendidikan atau sekolah,
yakni penyelenggaraan dan management sekolah.

1
Dalam makalah ini, kami menyajikan beberapa hal yang menyangkut
administrasi pendidikan serta peran guru dalam administrasi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi pendidikan?
2. Apa saja konsep administrasi pendidikan?
3. Bagaimana peranan guru dalam mengelola administrasi pendidikan?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian administrasi pendidikan.
2. Menjelaskan konsep administrasi pendidikan.
3. Untuk mengetahui peranan guru dalam mengelola administrasi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan


Administrasi sering kali dimaknai sebagai kegiatan penataan sumber daya
manusia dan sumber daya material, termasuk pengelolaan informasi dan kegiatan
ketatausahaan. Menurut The Liang Gie (1983), administrasi adalah segenap
rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh
sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.
Administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama
dalam bidang pendidikan yang meliputi : perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, dengan menggunakan atau
memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personel, materil, maupun spiritual,
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Atau secara lebih
singkat dapat juga dikatakan “administrasi pendidikan ialah pembinaan,
pengawasan, dan pelaksanaan segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan-
urusan sekolah.
B. Konsep Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai berikut :
1. Kerja Sama Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan
Untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah, yaitu ketuntasan belajar
para anak didik, diperlukan suatu kerja sama diantara semua personel sekolah
(kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa) dan semua orang lain yang
memiliki keterkaitan dengan sekolah (orang tua atau wali, komite sekolah,
Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran, Dokter Puskesmas, dll.). Kerja sama
dalam menyelenggarakan sekolah harus dibina sehingga semua yang terlibat
dalam urusan sekolah dapat memberikan sumbangsihnya secara maksimal.
2. Proses Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan
a. Perencanaan (planning), merujuk pada keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan
datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3
b. Pengorganisasian (organizing), memungkinkan semua kegiatan organisasi
dapat terlaksana dengan baik. Secara sederhana kegiatan pengorganisasian
diartikan sebagai penetapan: (1) susunan organisasi; (2) tugas dan fungsi
dari setiap bagian yang ada di dalam organisasi; (3) kedudukan dan sifat
hubungan antara masing-masing bagian yang ada di dalam organisasi
tersebut. Esensi dari fungsi pengorganisasian adalah pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab.
c. Pelaksanaan (actuating), merujuk kepada upaya manajemen untuk
mengerahkan dan memanfaatkan semua sumber daya organisasi secara
efektif dan efisien demi tercapainya tujuan organisasi.
d. Pengarahan (directing), justru dirancang untuk memberikan orientasi
kepada para guru dan tenaga kependidikan lainnya agar tidak
menyimpangkan tujuan sekolah kepada pemenuhan kepentingan pribadi dari
masing-masing guru dan tenaga kependidikan lainnya.
e. Pengawasan atau pengendalian (controlling), kegiatan pengawasan
dilaksanakan dengan tujuan: (1) perilaku personalia organisasi mengarah
kepada tujuan organisasi dan bukan semata-semata kepada tujuan dan
kepentingan individual anggota organisasi dan; (2) agar tidak terjadi
penyimpangan yang berarti antara perencanaan dan pelaksanaan. Prinsip-
prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengawasan: (1)
tertuju pada strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan;
(2) pengawasan menjadi umpan balik untuk melakukan berbagai perbaikan
atau revisi dalam rangka mencapai tujuan; (3) fleksibel dan reponsif
terhadap perubahan kondisi dan lingkungan; (4) cocok dengan organisasi
yang memiliki sistem terbuka; (5) merupakan kontrol diri sendiri; (6)
bersifat langsung yaitu pelaksanaan kontrol di tempat kerja dan; (7)
memperhatikan hakikat manusia. Fungsi pengawasan tidak hanya
dimaksudkan agar para guru melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu
kegiatan tertentu, tetapi juga agar tidak melaksanakan suatu kegiatan dan
berbagai unsur atau unit sekolah dapat terkoordinasi dengan baik demi
tercapainya tujuan pendidikan.

4
C. Peranan Guru dalam Mengelola Administrasi Pendidikan
Menurut Usman (2006), peranan seorang guru dalam hubungannya dengan
kegiatan pengadministrasian adalah sebagai berikut:
1. Pengambil insiatif, pengarah, dan penilai kegiatan-kegiatan. Hal ini
mengandung makna bahwa guru berperan serta secara aktiv dalam memikirkan
kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan.
2. Wakil masyarakat, yang berarti bahwa guru merupakan bagian integral yang
tidak terpisahkan dari suatu kelompok masyarakat.
3. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Artinya, guru bertanggung jawab untuk
mewariskan kebudayaan berupa pengetahuan dan keterampilan kepada
generasi muda.
4. Penegak disiplin. Artinya, guru harus mampu mendisiplinkan dini dan anak
didik untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah, yaitu ketuntasan belajar
para anak didik.
5. Pelaksana administrasi pendidikan.
6. Pemimpin generasi muda.
7. Penerjemah kepada masyarakat. Yang hendak digaris bawahi di sini adalah
bahwa guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan kemajuan
dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan masalah-
masalah pendidikan.

Soetjipto dan kosasi (2009) meruntut beberapa kegiatan administrasi


pendidikan dan peranan guru dalam mengelola administrasi pendidikan tersebut
sebagai berikut:

1. Administrasi Kurikulum
Secara etimologis, kata kurikulum berasal dan kata bahasa Latin currere
yang berarti berlari. Dari kata ini kemudian muncul kata curricula yang berarti
jarak yang harusdi tempuh dalam suatu perlombaan. Berdasarkan arti
etimologis ini, kata kurikulum kemudian diartikan sebagai “sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik”.
Perencanaan dan pengembangan kurikulum ditingkat sekolah antara lain:
(a) penyusunan kalender pendidikan untuk tingkat sekolah berdasarkan

5
kalender pendidikan yang sudah disusun pada tingkat dinas atau kanwil; (b)
penyusunan jadwal pelajaran untuk sekolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan jadwal, yaitu: (a) mata pelajaran yang dianggap berat dan
banyak memerlukan tenaga berpikir hendaknya diberikan di pagi hari pada saat
siswa masih segar; (b) kegiatan belajar mengajar di suatu kelas hendaknya
jangan mengganggu kelas lain yang bersebelahan; (c) pembelajaran yang
memerlukan penalaran yang lebih berat hendaknya diselingi dengan
pembelajaran yang bersifat keterampilan; (d) memberikan waktu istirahat
setiap dua-tiga jam pembelajaran agar anak didik tidak kelelahan.
2. Administrasi Kesiswaan
Siswa merupakan salah satu sub-sistem yang penting dalam sistem
pengelolaan pendidikan. Tugas kepala sekolah dan para guru adalah
memberikan layanan kepada siswa dengan memenuhi kebutuhan mereka sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Administrasi siswa merupakan proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan siswa di suatu sekolah, mulai dan perencanaan penerimaan
siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa
menamatkan pendidikannya. Kegiatan dalam administrasi kesiswaan dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian besar, yaitu:
 Kegiatan penerimaan siswa.
 Kegiatan pembinaan siswa yang dimaksud adalah pemberian layanan
kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar
jam belajarnya di kelas. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka
pembinaan siswa adalah sebagai berikut: (a) memberikan orientasi kepada
siswa baru, (b) mengatur dan mencatat kehadiran siswa, (c) mencatat
prestasi dan kegiatan siswa, (d) mengatur disiplin siswa di sekolah.
 Tamat belajar, apabila siswa telah menyelesaikan semua mata pelajaran atau
telah menempuh kurikulum di sekolah dengan memuaskan, maka siswa
berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah.

6
Keterlibatan guru dalam administrasi kesiswaan tidak sebanyak
keterlibatan guru dalam mengajar. Beberapa peran guru dalam administrasi
kesiswaan diantaranya:
 Guru-guru dapat dilibatkan sebagai panitia dalam penerimaan siswa baru.
 Guru-guru juga dapat dilibatkan dalam masa orientasi siswa baru, dengan
tugas utama yaitu membuat para siswa baru cepat beradaptasi dengan
lingkungan sekolahnya.
 Guru diharapkan mampu merekam kehadiran siswa dengan baik. Data
kehadiran ini dimungkinkan untuk menjadi bahan pertimbangan penilaian
terhadap siswa.
 Peranan guru juga sangat penting dalam menciptakan disiplin kelas dan
sekolah.
 Guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang mendukung dan
sekaligus memotivasi siswa untuk senaniasa berprestasi tinggi.
3. Adminstrasi Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak dan yang
tidak bergerak yang diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan dalam administrasi sarana
dan prasarana pendidikan meliputi:
 Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana, didasarkan atas pertimbangan
sebagai berikut: (a) pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana karena
berkembangnya kebutuhan sekolah; (b) pengadaan sarana dan prasarana
untuk pergantian barang-barang yang rusak, dihapuskan, atau hilang; (c)
pengadaan sarana dan prasarana untuk persedian barang.
 Pengadaan sarana dan prasarana adalah kegiatan mendatangkan sarana dan
prasarana pendidikan untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas sekolah.
 Penyimpanan sarana dan prasarana, yang di maksudkan kegiatan
pengurusan, penyerelengaraan, dan pengaturan persediaan sarana dan pra
sarana di dalam gudang atau ruang penyimpanan.
 Inventarisasi sarana dan prasarana adalah kegitan penyelenggaraan,
pengaturan, dan pencatatan barang barang yang menjadi milik sekolah
dalam daftar inventaris barang.

7
 Pemeliharaan sarana dan prasarana.
 Penghapusan sarana dan prasarana yang dimaksudkan adalah kegiatan
meniadakan barang barang milik sekolah dan daftar inventaris karna barang
barang itu di anggap sudah tidak mempunyai nilai guna atau sudah tidak
berfungsi sebagai mana yang di harapkan atau karna biaya pemeliharaannya
sudah terlalu mahal.
 Pengawasan sarana dan prasarana,hal ini di maksudkan untuk menghindari
penyimpanan, penggelapan atau penyalahgunaan.
4. Administrasi Ruangan Sekolah
Administrasi keuangan mencakup kegiatan perencanaan, penggunaan,
pecatatan, pelaporan, dan pertanggungjawaban dana yang dialokasikan untuk
penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi keuangan adalah untuk
mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan, sehingga pengurusannya dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam administrasi keuangan terdapat pemisahan tugas dan fungsi antara
otorisator, ordonator, dan bendaharawan. Dengan otorisator dimaksudkan
pejabat yang diberi kewenangan untuk mengambil tindakan yang
mengakibatkan penerimaan atau pengeluaran uang. Ordonator adalah pejabat
yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas
segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otoritas yang ditetapkan.
5. Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi
antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat akan pentingnya pendidikan dan mendorong peran serta
masyarakat dalam mengembangkan sekolah. Kindred, dkk. (1976) memaknai
hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai usaha kooperatif untuk menjaga
dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien, dan untuk
membangun rasa saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dan
masyarakat.
Dalam kerangka hubungan antara sekolah dengan masyarakat, sekolah
menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu: (a) menjaga kelestarian nilai-nilai
positif yang ada dalam masyarakat agar pewarisan nilai-nilai budaya dapat

8
berlangsung dengan baik; (b) mendorong perubahan nilai-nilai dan tradisi
budaya sesuai dengan kemajuan pembangunan dan tuntutan kehidupan.
Tujuan utama yang hendak dicapai melalui pengembangan hubungan antar
sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
 Peningkatan pemahaman masyarakat tentang tujuan dan sasaran yang ingin
direalisasikan sekolah.
 Peningkatan pemahaman sekolah tentang harapan masyarakat terhadap
sekolah.
 Peningkatan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi
kebutuhan anak didik, serta meningkatkan kuantitas dan kualitas bantuan
orang tua siswa dalam kegiatan pendidikan di sekolah.
 Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran serta mereka
dalam memajukan pendidikan di sekolah dalam era pembangunan ini.
 Terpilihnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah dan semua hal yang
dilakukan oleh sekolah.
 Dukungan serta bantuan masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber
yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan progam sekolah.
Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan acuan ataupun pedoman dalam
usaha membangun dan mengembangkan hubungan sekolah dengan
masyarakat, yaitu:
 Prinsip otoritas, ini dibangun atas dasar pengetahuan dan tanggung
jawabnya terhadap penyelenggaraan sekolah.
 Prinsip kesederhanaan adalah program-program hubungan sekolah dan
masyarakat harus sederhana dan jelas, sehingga mudah dimengerti dan
direalisasikan oleh semua pihak yang berkepentingan.
 Prinsip sensivitas, sekolah harus sensitif terhadap apa yang menjadi harapan
dan kebutuhan masyarakat. Dalam kerangka berpikir ini, apa yang dianggap
biasa oleh sekolah, bisa saja menjadi hal yang sangat menyinggung perasaan
masyarakat.
 Prinsip kejujuran, apapun yang hendak disampaikan kepada masyarakat
haruslah jujur dan apa adanya.

9
 Prinsip ketetapan, apa yang disampaikan sekolah kepada masyarakat
haruslah tepat, baik dilihat dari segi isi, waktu, dan media yang digunakan
serta tujuan yang akan dicapai.
6. Administrasi Layanan Khusus
Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan
dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi yang secara khusus diberikan
sekolah kepada para anak didik agar dapat lebih optimal dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.

10
BAB III

Metode Penelitian
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Penelitian
kualitatif menekankan pada kedalaman data yang didapatkan oleh peneliti.
Semakin dalam dan detail data yang didapatkan, maka semakin baik kualitas dari
penelitian kualitatif ini. Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam peristiwa
atau kondisi yang sedang diteliti. Secara umum, penelitian kualitatif dilakukan
dengan metode wawancara dan observasi. Melalui metode ini peneliti akan
menganalisis data yang didapatkan dari lapangan dengan detail. Sehingga metode
ini sesuai dengan tujuan yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi administrasi
di sekolah.
B. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
dalam pengumpulan data adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai instrumen
atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa
tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya,
menyalaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia
dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan
arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan
data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai
balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan.

11
BAB IV
TEMUAN HASIL OBSERVASI

A. Profil Sekolah
1. Nama sekolah : SMA YPPK Yohanes XXIII Merauke
2. Alamat Sekolah : Jalan Kimaam No. 4 Merauke
Desa/Kelurahan : Maro
Kecamatan : Merauke
Kabupaten/Kota : Merauke
Provinsi : Papua
No. Telp/Hp : 0971321811/081344058756
Alamat E-mail : smanes23@yahoo.co.id
3. Nama Kepala Sekolah : Ivonne Jane Rengkuan, S.pd
4. Nama Yayasan : Yayasan Persekolahan dan Pendidikan Katolik
Alamat : Jalan Missi Merauke
5. NPSN : 603 005 93
6. NSS : 302250701001
7. Jenjang Akreditas : Terakreditas A
8. Tahun Didirikan : 1963
9. Tahun Beroperasi : 1963
10. Kepemilikan Tanah Swasta : Milik Keruskupun
Status Tanah : Milik Sendiri
Luas Tanah : 10.000 m2
11. Status Bangunan : Yayasan dan Hibah
12. Luas seluruh Bangunan : 2413,6 m2
13. Jumlah Peserta didik : 377 siswa
No. Kelas Jumlah Siswa Keterangan
1. X 138 IPA 3 kelas dan IPS 2 kelas
2. XI 120 IPA 2 kelas, IPB 1 kelas dan IPS 2 kelas
3. XII 119 IPA 2 kelas, IPB 1 Kelas dan IPS 2 kelas
377
14. Jumlah Rombongan Belajar : 15
15. Jumlah Guru : 36 orang, terdiri dari 18 PNS dan 18 honorer
16. Jumlah Tenaga Kependidikan : 5 orang
17. Jumlah Ruang Kelas : 18 ruangan

B. Sejarah Singakat
Didirikan pada tahun 1963 dan beroperasi pada tahun 1963 hingga sekarang.

12
C. Visi-Misi Sekolah
1. Visi Sekolah
Terwujudnya sumber daya manusia yang jujur, adil, cerdas, inovatif,
kreatif, terampil, dan mandiri.
2. Misi Sekolah
 Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
melalui pembinaan iman dan pembaharuan hidup rohani secara kontinyu.
 Mengintregasikan pembelajaran dengan pendidikan budi pekerti dan
pendidikan karakter.
 Meningkatkan pengembangan diri dibidang layanan BP/BK, kesenian,
olahraga prestasi, dan keilmuan (KIR dan olimpiade).
 Meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap pembelajaran Dunia
Remajaku Seru (DAKU).
 Meningkatkan kemampuan untuk menanggapi perkembangan zaman dan
berdialog lintas agama, budaya dan peduli terhadap kaum papa sesuai
semangat hidup Santo Yohanes XXIII.

13
D. Struktur Organisasi

Badan Pengurus YPPK Merauke


(R.Agustinus Kia Widomasi,PR)

Kepala Sekolah
Ivonne Jane Rengkuan, S.pd
(Sr. Stevani Rengkuan, SJMJ)

Tata Usaha
Yohana Watu

Wakasek Kesiswaan
Sebastianus T. Mangelo, S.pd

Wakasek Kurikulum Wakasek Humas & SARPAS


Agnes Ujoto, S.pd Maria Y. Retubun, S.pd

E. Sarana dan Prasana


Suatu instansi sekolah tidak terlepas dari yang namanya sarana dan prasarana
yang merupakan alat/bahan pendukung dalam berlangsungnya proses belajar dan
mengajar di sekolah.
 Ruang belajar seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium IPA dan
ruang laboratorium komputer.
 Ruang kantor seperti ruang kepala sekolah, ruang guru, dan ruang TU (Tata
Usaha).
 Ruang perpustakaan.
 Ruang penunjang lainnya seperti ruang osis, ruang UKS, ruang BP/BK, papan
media, aula, kamar mandi/WC, gudang, ruangan mulok, dan kantin.

14
 Lapangan atau halaman seperti lapangan upacara, lapangan olahraga dan
halaman parkir kedaraan guru dan siswa.

Mohon maaf jika data yang kami berikan tidak sesuai dengan yang diinginkan,
berhubung pihak sekolah sedang sibuk sehingga data yang kami dapatkan dari pihak
sekolah hanya sedikit.

15
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Tugas utama guru adalah mendidik serta mengarahkan peserta didiknya.
Namun, guru bukan hanya berperan dalam menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik. Guru juga dapat berperan sebagai administrator pendidikan.
Sehingga diperlukan guru yang memiliki pemahaman dan pengalaman yang baik
dalam bidang administrasi agar dapat menjadi seorang administrator yang
terampil dan handal. Hal ini merupakan tugas yang tidak kalah pentingnya
dibandingkan tugas pertama guru, karena hal tersebut merupakan penunjang yang
apabila guru melalaikannya maka akan menghambat pencapaian tujuan
pendidikan.
B. Saran
Seorang guru sebaiknya ikut berperan serta dalam menangani administrasi di
sekolah, karena selain pada saat mengajar guru juga dapat memantau
perkembangan peserta didiknya melalui administrasi di sekolah. Selain itu, guru
juga dapat menambah pengetahuan tentang keadministrasian.

16
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Basilius R.Werang,SS,S.Sos.,ICL.2016.ProfesiKeguruan.Malang.Elangmas

17

Anda mungkin juga menyukai