Anda di halaman 1dari 11

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD RASYIID MAULANA


(2017 84204 003)
 RUMUS UMUM ETER
Eter memiliki rumus umum : R–O–R'

 RUMUS STRUKTUR ETER


Rumus struktur ialah rumus kimia yang menggambarkan jenis dan sifat ikatan atom-
atom penyusun molekul suatu bentuk. Contoh rumus struktur eter :
 Tata nama menurut IUPAC
Pada tata nama IUPAC, bila gugus alkilnya bila gugus alkilnya mempunyai jumlah
rantai C yang tidak sama maka alkil yang bertindak sebagai alkoksi (R – O) adalah
alkil dengan jumlah C yang lebih kecil,kemudian diikuti nama rantai alkananya (R).
Bila digambarkan, cara penamaan tersebut adalah sebagai berikut:

CH3 – O – CH3 metoksi metana

CH3 – O – CH2 – CH3 metoksi etana

CH3 – CH2 – O – CH2 – CH2 – CH3 etoksi propana


 Tata nama eter menurut TRIVIAL
Pada tata nama eter secara trivial, nama kedua gugus alkil disebutkan lebih dulu,
kemudian diikuti kata eter. Bila gugus alkilnya berbeda maka nama alkil diurutkan
berdasarkan abjad, tapi bila kedua gugus alkilnya sama maka diberiawalan di-.
Sebagai contoh, perhatikan struktu berikut.
CH3 – O – CH3 dimetil eter
CH3 – O – CH2 – CH3 etil metil eter
C2H5 – O – C3H7 etil propil eter
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya
memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus
umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki
keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.

R – OH R – O – R’
RUMUS UMUM ALKOHOL RUMUS UMUM ETER
 Sifat kimia eter
 Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan aldehida.

 Reaksi dengan asam sulfat


Eter dapat bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan suatu alcohol dan asam alkana sulfonat.

 Reaksi dengan asam iodide


Eter dapat bereaksi dengan asam iodida menghasilkan campuran alkohol dengan alkil halida.

 Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol.

 Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen. Substitusi terjadi pada atom Hα.
 Sifat fisika eter
1. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang
khas.
2. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
3. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter
membentuk campuran yang eksplosif dengan udara.
4. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.
1. Reaksi Oksidasi Eter
Dengan campuran (K2Cr2O7 + H2SO4), eter mengalami oksidasi dengan hasil seperti pada
oksidasi alkohol asalnya. Sebagai contoh, dietil eter (yang dibuat dari etanol) bila direaksikan
dengan (K2Cr2O7 + H2SO4) menghasilkan asetaldehida.
C2H5-O-C2H5 → 2 CH3CHO

2. Reaksi Eter dengan Asam


a. Dengan HI Dingin
Dengan asam iodida dingin, eter menghasilkan alkohol dan alkil iodida. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + HI → C2H5OH + C2H5I

b. Dengan H2SO4 Dingin


Dengan asam sulfat pekat dingin, eter dapat larut. Pemanasan larutan eter dalam asam sulfat
pekat mengakibatkan terbentuknya alkohol dan alkil hidrogensulfat. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + H2SO4 → C2H5OH + C2H5HSO4
3. Reaksi Hidrolisis Eter
Bila eter dididihkan dalam air yang mengandung asam (umumnya H2SO4) terjadilah
hidrolisis yang memberikan hasil alkohol. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + H2O → 2 C2H5OH

4. Reaksi Eter dengan Halogen


Halogen (klor atau brom) dapat mensubstitusi atom H yang terikat pada atom C alfa
(atom C yang berikatan dengan atom O) dalam suatu eter.
C2H5-O-C2H5 + Cl2 → CH3CHCl-O-C2H5 + HCl
 dietil eter
1. Sebagai pelarut senyawa organik untuk ekstraksi senyawa organik dari air atau pelarut lainnya.
Banyak senyawa organik yang lebih mudah larut dalam dietileter dibandingkan dengan air.
Dengan titik didih yang rendah, dietileter dapat dipisahkan kembali dari senyawa – senyawa
organik terlarutnya melalui penyulingan pada suhu rendah.
2. Sebagai obat bius (anestesi). Campuran dietileter dengan air bersifat sangat eksplosif
sehingga sekarang telah diganti dengan zat lain, seperti pentrana (CH3 – O – CF2 – CHCl2) dan
entrana (CHF2 – O – CF2 – CHFCl).

 metil tersier butil eter (MTBE atau 2-metil-2-metoksi propana)


MTBE berperan sebagai zat aditif pada bensin. MTBE bersifat karsinogenik dan kebocoran MTBE
dari tempat penyimpanan bensin di tangki bawah tanah, dapat mencemari air tanah. Penggunaan
MTBE telah dilarang dan kemudian akan digunakan senyawa yang mengandung oksigen, seperti
etanol yang tidak terlalu karsinogenik meski agak mahal.

Anda mungkin juga menyukai