DI SUSUN OLEH:
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan hidayahnya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum B (Magang) yang dilaksanakan di BMT Khairul Amin Martapura Jl.
Keraton No. 12A RT. 06/002 Martapura Kalimantan Selatan, yang mana laporan
ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah “PRAKTIKUM B” pada Fakultas Studi
Islam Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al Banjari Banjarmasin. Laporan ini merupakan hasil dari pengalaman
kegiatan Praktikum B (Magang) selama 2 (dua) bulan di Kantor Utama BMT
Khairul Amin Martapura Jl. Keraton No. 12A RT. 06/002 Martapura Kalimantan
dan di Kantor Cabang BMT Khairul Amin Martapura Jl. Sukaramai, Martapura
Kalimantan Selatan.
Dalam proses magang sampai menyusun laporan kegiatan Praktikum B
(Magang) ini, tentunya kami banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril
maupun materiil. Oleh karena itu kami sebagai penulis tidak lupa mengucap
syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Abdul Malik, S, Pt., MSi. selaku Rektor UNISKA MAAB Banjarmasin
2. Ibu Galuh Nasrullah KMR, S.Ag, M.Ag selaku Dekan Fakultas Studi Islam
UNISKA MAAB Banjarmasin
3. Bapak Iman Setya Budi, SHI., MEI. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
UNISKA MAAB Banjarmasin
4. Bapak Agus Purnomo, SEI., MSI. selaku Dosen Pembimbing Akademis Magang
5. Bapak Adam Petrosia Damisi selaku Manajer BMT Khairul Amin Martapura
6. Karyawan dan karyawati di BMT Khairul Amin Martapura
7. Rekan magang dari STIMIK Banjarbaru dan rekan-rekan mahasiswa/i yang
telah banyak membantu memberikan masukan dan saran yang membangun.
Harapan penulis semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.
Tak lupa kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Pimpinan serta
para karyawan dan karyawati BMT Khairul Amin Martapura Jl. Keraton No. 12A
RT. 06/002 Martapura apabila ada lisan yang tak terjaga, tingkah yang tak terkendali
dan hati yang berprasangka selama penulis melaksanakan praktikum atau magang.
Kami menyadari dalam laporan ini masih banyak terdapat kekurangan atau
kelemahannya, baik dari segi penulisan maupun isi dari laporan ini, karena
keterbatasan kemampuan dan ilmu yang kami miliki. Dan akhir kata, semoga laporan
ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamin
Banjarmasin, 29 September 2018
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Martapura
Banjarmasin ,
Pembimbing I Pembimbing II
NIK. 061.209.625
IDENTITAS PEMAGANG
- Nama :Norliani
NIM :15510044
Program Studi :Ekonomi Syariah
Fakultas :Studi Islam
Universitas :Universitas Islam Kalimantan
Tempat, Tgl.Lahir :Martapura,10 April 1997
Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat Asal :Banjarbaru
NO. HP : 0895-7033-35515
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
IDENTITAS PEMAGANG iii
Daftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Maksud dan Tujuan Penulisan
BAB II PROFIL BMT KHAIRUL AMIN
A. Sejarah Berdirinya BMT Khairul Amin Martapura
B. Visi Dan Misi BMT Khairul Amin Martapura
C. Struktur Organisasi dan Personalia BMT Khairul Amin Martapura
D. Job Description BMT Khairul Amin Martapura
E. Produk dan Jasa BMT Khairul Amin Martapura
F. Kinerja Usaha Terkini BMT Khairul Amin Martapura
BAB III MEKANISME PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT
KHAIRUL AMIN MARTAPURA
A. Pengertian Umum Pembiayaan Murabahah
B. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BMT Khairul Amin Martapura
C. Kebijakan Pembiayaan Murabahah di BMT Khairul Amin Martapura
D. Kendala Pembiayaan Murabahah di BMT Khairul Amin Martapura
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTARPUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
Zainal Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, 2003), Cet. Ke-2, h. 11.
2
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Jakarta: Dharma Bhakti Wakaf, 1999), Jilid
3, h. 337
Lembaga keuangan syariah yang sedang berkembang saat ini seperti Bank Muamalat
(Syariah), Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), dan Baitul Māl Wa Tamwil (BMT)
merupakan pilihan terbaik sebagai alternatif. Hal lain yang menjadi kekuatan lembaga
keuangan syariah ini adalah sistem ekonomi mikro yang lebih menitik beratkan pelayanan
mengutamakan pelayanan dengan skala besar atau lebih banyak melakukan pelayanan
pada perilaku ekonomi makro. Perkembangan lembaga keuangan mikro syariah (LKMS)
di Indonesia mengalami peningkatan yang siginifikan serta memiliki peranan yang sangat
vital dalam kemajuan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya
sektor pertanian sampai dengan akhir tahun 2010, penyaluran kredit di sektor pertanian
sebesar Rp. 91 triliun atau 5,15% dari total kredit perbankan. Dari kredit tersebut, sebesar
Rp. 1,76 triliun atau 1,9% merupakan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah
termasuk Baitul Māl Wa Tamwil (BMT). Baitul Māl Wa Tamwil (BMT) merupakan
lembaga ekonomi atau lembaga keuangan syariah nonperbankan yang sifatnya informal.
Disebut bersifat informal karena lembaga keuangan ini didirikan oleh kelompok swadaya
masyarakat yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan
formal lainnya. 3
3
Andre Sumitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah ( Jakarta : Kencana, 2009 hlm 456
4
Mas Santo, “BMT”, http://susanto-edogawa.blogspot.co.id/2013/05/bmt.html. Diakses pada hari kamis
tanggal 7 Mei 2015
5
Dinas, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Banjar, 28 Oktober 2015.
BMT Khairul Amin Martapura berdiri pada tanggal 18 Agustus 1997 dan mendapatkan
Badan Hukum Nomor: 02/BH/07/KWK-16/II/1997 tanggal 15 Pebruari 1997. T D P
Koperasi No. 16. 01.2. 65.0006. SKTU No. 503/395/BP2T/2012.SIUP No.
510/146/KPTSP/PK/2008.
BMT Khairul Amin Martapura adalah salah satu lembaga keuangan yang berbasis
syariah yang mana didalam pelaksanaannya menerapkan syariat Islam. Salah satunya adalah
meninggalkan sistem riba. BMT Khairul Amin Martapura merupakan salah satu BMT yang
ada di Martapura yang bergerak dalam penyediaan jasa keuangan yang berkonsentrasi kepada
pembinaan dan pengembangan usaha kecil dengan sistem syariah seperti BMT lainnya. BMT
Khairul Amin Martapura sendiri masih mampu bertahan ditengah gejolak persaingan dengan
lembaga keuangan lainnya. Terbukti dengan jumlah nasabah yang sekarang sudah hampir
30.000 orang nasabah/anggota yang dulunya hanya berjumlah 245 orang nasabah/anggota.
Sekarang semakin banyak nasabah yang mempercayai BMT Khairul Amin Martapura dan
juga jumlah asset yang dimiliki oleh BMT Khairul Amin Martapura yang semakin
berkembang yang semula hanya Rp. 12,5 juta dan sekarang sudah lebih dari Rp.
40 Milyar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB III
PROFIL BMT KHAIRUL AMIN MARTAPURA
C. STRUKTUR
D. JOB
E. PRODUK
Produk BMT Khairul Amin Martapura
Simpanan / Tabungan Mudharabah dan Mudharabah Muqayadah.
Pembiayaan Sistem Syariah seperti Murabahah dan Mudharabah serta
Pembiayaan Qardhul Hasan.
Menerima dan Menyalurkan Zakat, Infak dan Shadaqah.
a. Tabungan
- Tabungan Mudharabah
MM. adalah merupakan akad kerja sama usaha antara dua pihak, di
mana pihak pertama (shahibul māl) menyediakan seluruh (100%)
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha
secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama
kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu
diakibatkan karena kecurangan pengelola, maka pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
- Tabungan Wadi’ah yad Dhamanah
dana.7
VY
- Tabungan Mudharabah Muqayyadah (3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12
bulan)
- Murabahah Biasa
- Mudharabah
- Musyarakah
- Ijarah
6
Standar Operasional Prosedur BMT Khairul Amin Martapura Tahun 2017
7
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.81-82
8
Standar Operasional Prosedur BMT Khairul Amin Martapura Tahun 2017
9
Syafi’I Antonio, Islamic Banking Bank syari’ah: Dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta, 2001,
hlm. 102.
3. Rukun, Syarat, dan Bentuk-Bentuk Akad Murabahah
a. Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:
- Pelaku akad, yaitu ba’I (pejual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, dan
musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang.
- Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga).
- Shighah, yaitu ijab dan qabul.
b. Syarat pokok murabahah menurut ustmani (1999), antara lain sebagai berikut:
- Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli ketika penjual seara eksplisit
menyatakan biaya perolehan barang yang akan dijualnya dan menjual kepada orang lain
dengan menambahkan tingkat keuntungan yang diinginkan.
- Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan
bersama dalam bentuk lumpsum atau persentase tertentu dari biaya.
- Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh barang, seperti biaya
pengiriman, pajak, dan sebagainya dimasukkan kedalam biaya perolehan untuk
menemukan harga agregat dan margin keuntungan didasarkan pada harga agregat ini.
- Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya perolehan barang dapat ditentukan
secara pasti. Jika biaya-biaya tidak dapat dipastikan, barang/komoditas tersebut tidak
dapat dijual dengan prinsip murabahah.10
c. Bentuk-bentuk akad murabahah
- Murabahah sederhana
Murabahah sederhana adalah bentuk akad murabahah ketika penjual memasarkan
barangnya kepada pembeli dengan harga sesuai harga perolehan ditambah margin
keuntungan yang diinginkan.
- Murabahah kepada pemesan
Bentuk murabahah ini melibatkan tiga pihak, yaitu pemesan, pembeli dan penjual.
Bentuk murabahah ini juga melibatkan pembeli sebagai perantara karena keahliannya
atau karena kebutuhan pemesanan akan pembiayaan. Bentuk murabahah inilah yang
diterapkan perbankan syari’ah dalam pembiayaan.11
10
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.83-84
11
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.89-90
B. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BMT Khairul Amin Martapura
1. Syarat-Syarat Pembiayaan
Untuk menjaga kedisiplinan dan kepatuhan bagi setiap pengelola pembiayaan maka KJKS
atau UJKS haruslah mengikuti prosedur proses persetujuan pembiayaan meliputi.
a. Permohonan Pembiayaan
1. LKS atau UJKS akan membrikan fasiitas pembiayaan yang disajikan secara tertulis
baik untuk pembiayaan baru, penambahan pembiayaan atau perpanjangan pembiayaan,
syarat pembiayaan dengan menggunakan formulir yang disediakan oleh KJKS atau
UJKS
2. Permohonan Pembiayaan Berisi
- Gambaran umum usaha
- Rencana atau prospek usaha
- Jumlah dan jangka waktu pengguna dana
- Proyeksi pengembalian pembiayaan.
b. Legilitas
- FC KTP/SIM suami-isteri yang masih berlaku
- FC Kartu Keluarga dan Surat Nikah yang masih berlaku
- FC Rekening listrik, telpon, PDAM
- Surat Keterangan Tempat Usaha (kios, toko, lapak)
- Peta lokasi rumah tinggal dan tempat usaha
- Daftar barang atau spesifikasi barang jika pengajuan pembiayaan untuk pembelian
barang
- Apabila memiliki menyerahkan FC (SIUP, TDP, NPWP)
- Menyerahkan SPK apbila pembiayaan yang diajukan untuk pembiayaan modal kerja
proyek
- Menyerahkan keadaan keuangan sederhana (dapat dibuatkan oleh Account Officer).
c. Laporan Keuangan (minimum 3 bulan terakhir)
d. Data jaminan dan hubungan hukum mitra dengan jaminan
e. Persyaratan lainnya yang diperlukan oleh KJKS atau UJKS.
2. Inisiasi
a. Pengumpulan Informasi
Dalam pengumpulan informasi yang harus diperhatiakan melipati calon mitra pembiayaan
yang akan diproses pengajuan pembianyaan terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu :
1. Calon mitra yang datang ke kantor KJKS atau UJKS atau dengan istilah walking client
untuk mendapat fasilitas pembiayaan. Proses awal dan analisis pembiayaan terhadap
calon mitra haruslah ekstra hati-hati.
2. Calon mitra yang kualifikasinya baik haruslah dicari dan di temukan oleh account officer.
Dengan kata lain bahwa satuan kerja marketing haruslah proaktif mencari dan
menemukan mitra potensial agar pembiayaan yang disalurkan aman dan menghasilkan
secara optimal.
b. Teknik Mencari Informasi
1. Intern: deposit besar, penabung besar, mitra yang mempunyai reputasi bagus, calon
mitra sendiri.
2. Ekstren: referensi (surat atau kenalan), pembeli dan produk eksiting calon mitra,
supplier dari produk eksiting calon mitra, jasa seorang terhadap KJKS.
c. Ta,aruf (Perkenalan/wawancaea)
Dalam ta,aruf ini dipersiapakan dan dilakukan hal-hal
1. Cakupan materi penting dalam wawancara
2. Kelengkapan data pemohon
3. Penjelasan data pendukung
4. Pemeriksaan kembali kebenaran dan konsistensi data pemohon
d. Penentuan Calon Mitra Potensial
Dari hasil ta’aruf dapat ditentukan calon mitra potensial menurut standar kualifikasi KJKS
atau UJKS yang tidak membandingkan dengan mitra lain serta kualifikasi tidak dibawah
rata-rata.
3. Sosialisasi
a. Dalam pelaksanaan sosialisasi adalah untuk mengetahui tentang kondisi usaha dan
membicarakan hal-hal khusus yang menjadi perhatian.
b. Langkah-langkah sosialisasi (meminta informasi) meliputi:
1. Eksistensi Usaha
Filososfi usaha, sejarah sasaran, rencana usaha, kepemilikan, prospek, tenaga kerja,
sistem penggajihan dan jaminan sosial
2. Kebutuhan Calon Mitra
Bidang usaha, rekan usaha,bantuan teknologi, bantuan manajemen, dan lain-lain.
3. Kemampuan Membayar
Kondisi dan hasil produksi, pemasaran dan strategi penjualan, kekuatan/kelemahan
manajemen sumber bahan baku, cara pengadaan bahan baku dan sistem pencatatan
keuangan.
4. Risiko
Meliputi usaha, rumah tanggadan lingkungan serta upaya dan cara-cara mengatasinya
5. Jaminan
Apakah jaminan mempunyai market value, tidak bermasalah keberadaannya dan
kemudahan monitor lokasinya.
4. Analisis Pembiayaan
Setiap calon mitra yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen umum
permohonan harus dilakukan analisis secara tertulis dengan mengedepankan
1. Analisis menggambarkan informasi yang berkaitan dengan usaha dan data pemohon,
termasuk (jika diperlukan) hasil penelitian pada pembiayaan bermasalah
2. Analisis menyajikan penilaian yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak
lain yang berkepentingan dengan pemohon pembiayaan
3. Analisi pembiayaan dilakukan secara konsistensi dan professional.
5. Strukturisasi
Dari hasil identifikasi kebutuhan mitra akan pembiayaan dan analisis kelayakan oleh account
officer selanjutkan ditentukan strukturisasi pembiayaan yang sesuai dengan strukturisasi
pembiayaan yang dilakuakan.untuk menetapkan:
1. Bentuk penggunaan pembiayaan untuk menentukan produk dan akad
2. Jangka waktu penggunaan pembiayaan
3. Besarnya plafon sehingga tepat jumlah
4. Sumber dan cara pelunasan pembiayaan
5. Meminimalisasi risiko pembiayaan yang akan menjadi resiko KJKS atau UJKS.
6. Penyususnan Usulan Pembiayaan
Setelah proses analisis pembiayaan, Account Officer membuat ususlan diajukan
kepada komite/panitia untuk direkomendasikan untuk mendapat fasilitas pembiayaan
usulan pembiayaan berisi:
a. Data analisis kualitatif
1. Legalitas usaha, mencangkup analisis yuridis calon mitra dan usahanya
2. Riwaya usaha, uraian singkat mengenai kegiatan usaha yang dijalankan sejak
awal hingga sekarang
3. Permodalan , menjelaskan tentang struktur dan sumber modal yang usaha
4. Strategi pemasaran, melihat strategi yang dijalankan calon mitra dalam
menghadapi persainagn pasar
5. Prospek usaha, menganalisis kemampuan calon mitra untuk menghasilkan
produk dan jasa sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat
dikemudian hari.
b. Data dan analisis kuantitatif
1. Omzet (produksi/penjualan)
2. Laporan keuangan (neraca dan laba/rugi)
3. Kebutuhan pembiayaan
4. Menguraikan jenis pembiayaan yang sesuai dan menentukan porsi dana untuk
seluruh kebutuhan calon mitra
c. Hubungan perbankan
Mengetahui bank koresponden calon mitra baik untuk pendanaan maupun
pembiayaan
d. Analisis Jaminan
Mengetahui kelayakan jaminan baik dari aspek legal maupun materi dihubungkan
dengan pembiayaan yang akan diberikan kepada calon mitra. Penilaian dilakukan
oleh bagian hukum
e. Kesimpulan
Merupakan kesimpulan dari analisis kualitatif, kuantitatif, hubungan perbankan,
analisis jaminan.
f. Rekomendasi
Merupakan usulan Account Officer yang bersangkutan secara professional dan
rasional atas permohonan pembiayaan untuk diajukan kepada komite/panitia
pembiayaan.
9. Akad Pembiayaan
a. Setiap pembiayaan yang disetujui dan disepakati oleh pemohon, maka wajib
dibuatkan akad secara tertulis yang memuat tentang memenuhi keabsahan dan
persyaratan hukum syariah dan hukum positif yang dapat melindungi kepentingan
KJKS.
b. Memuat jumlah, jangka waktu, penggunaan, tata cara pembayaran kembali, serta
persyaratan lainnya.
c. Setiap akad pembiayaan yang dibuat harus di tandatangani di kantor oleh pihak
yang memberikan persetujuan kepada para pemohon beserta para saksi yang salah
satu saksi tersebuat adalah dari pihak pemohon.
5. Account Officer
a. Berdasarkan persetujuan komite sampaikan surat persetujuan kepada mitra
usaha
b. Hubungi supplier dan meminta surat pernyataan sanggup dari supplier untuk
memastikan bahwa supplier sanggup untuk menyediakan barang sesuai kriteria
yang disampaikan account officer pada saat melakukan komfirmasi tersedianya
barang.
6. Mitra Usaha
a. Setelah menerima surat persetujuan murabahah, mitra usaha menyatakan
persetujuan atas semua persyaratan yang diajukan termasuk melengkapi
seluruh dokumen yang diminta KJKS atau UJKS dan mitra usaha setuju
membayar uang muka murabahah apabila diperlukan.
b. Pada saat mitra usaha membayar uang muka maka pihak KJKS atau UJKS
akan mengeluarkan tanda terima uang muka murabahah.
7. Administrasi Pembiayaan
a. Setelah menerima uang muka murabahah, bagian administrasi pembiayaan
dapat menyerahkan surat pemesanan barang kepada supplier, supplier
menerima surat pemesanan dan menyatakan barang tersedia dan siap
dikirimkan kepada mitra usaha.
b. Bagian administrasi pembiayaan mempersiapkan akad murabahah yaitu akad
jual beli antara KJKS atau UJKS dan supplier untuk membeli barang yang
dimaksud. Dilanjutkan dengan akad murabahah antara KJKS atau UJKS
kepada mitra usaha. Pada saat ini dapat sekaligus dilakukan pengikatan
jaminan (apabila perlu) dapat berupa barang yang diperjualbelikan atau
jaminan lainnya.
c. Supplier mengeluarkan surat permohonan realisasi murabahah kepada KJKS
atau UJKS yang meminta pelunasan harga beli barang.
d. Bagian administrasi dapat melakukan instruksi pembayaran harga beli barang
langsung pada rekening supplier atau cek atau instrumen lainnya sesuai
pernyataan supplier dalam surat permohonan realisasi murabahah.
e. Setelah menerima pembayaran supplier akan menyerahkan tanda terima uang
oleh supplier.
f. Supplier mengirimkan barang kepada mitra usaha dengan melampirkan surat
pengiriman barang pada mitra usaha.
g. Setelah barang diterima maka mitra usaha wajib menyerahkan barang kepada
KJKS atau UJKS tanda terima barang oleh mitra usaha.
h. Mitra usaha setelah menerima barang sesuai dengan spesifikasi yang diminta,
selanjutnya sesuai ketentuan dalam persetujuan murabahah pelunasan harga
jual barang kepada KJKS atau UJKS dilaksanakan oleh mitra usaha sesuai
dengan jangka waktu yang disepakati.
i. Pelunasan dapat dilakukan dengan cara sekaligus ataupun diangsur.