Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN MAGANG

BMT KHAIRUL AMIN MARTAPURA

DI SUSUN OLEH:

1. NOR IZZA : 15.51.0005


2. NORLIANI : 15.51. 0044

FAKULTAS STUDI ISLAM PRODI EKONOMI SYARIAH


UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan hidayahnya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum B (Magang) yang dilaksanakan di BMT Khairul Amin Martapura Jl.
Keraton No. 12A RT. 06/002 Martapura Kalimantan Selatan, yang mana laporan
ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah “PRAKTIKUM B” pada Fakultas Studi
Islam Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al Banjari Banjarmasin. Laporan ini merupakan hasil dari pengalaman
kegiatan Praktikum B (Magang) selama 2 (dua) bulan di Kantor Utama BMT
Khairul Amin Martapura Jl. Keraton No. 12A RT. 06/002 Martapura Kalimantan
dan di Kantor Cabang BMT Khairul Amin Martapura Jl. Sukaramai, Martapura
Kalimantan Selatan.
Dalam proses magang sampai menyusun laporan kegiatan Praktikum B
(Magang) ini, tentunya kami banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril
maupun materiil. Oleh karena itu kami sebagai penulis tidak lupa mengucap
syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Abdul Malik, S, Pt., MSi. selaku Rektor UNISKA MAAB Banjarmasin
2. Ibu Galuh Nasrullah KMR, S.Ag, M.Ag selaku Dekan Fakultas Studi Islam
UNISKA MAAB Banjarmasin
3. Bapak Iman Setya Budi, SHI., MEI. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
UNISKA MAAB Banjarmasin
4. Bapak Agus Purnomo, SEI., MSI. selaku Dosen Pembimbing Akademis Magang
5. Bapak Adam Petrosia Damisi selaku Manajer BMT Khairul Amin Martapura
6. Karyawan dan karyawati di BMT Khairul Amin Martapura
7. Rekan magang dari STIMIK Banjarbaru dan rekan-rekan mahasiswa/i yang
telah banyak membantu memberikan masukan dan saran yang membangun.
Harapan penulis semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.
Tak lupa kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Pimpinan serta
para karyawan dan karyawati BMT Khairul Amin Martapura Jl. Keraton No. 12A
RT. 06/002 Martapura apabila ada lisan yang tak terjaga, tingkah yang tak terkendali
dan hati yang berprasangka selama penulis melaksanakan praktikum atau magang.
Kami menyadari dalam laporan ini masih banyak terdapat kekurangan atau
kelemahannya, baik dari segi penulisan maupun isi dari laporan ini, karena
keterbatasan kemampuan dan ilmu yang kami miliki. Dan akhir kata, semoga laporan
ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamin
Banjarmasin, 29 September 2018

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Perihal persetujuan laporan praktikum B (Magang) pada BMT Khairul Amin

Martapura

NO NAMA NPM PROGRAM


STUDI/JURUSAN
1
NOOR IZZA 15.51.0005 EKONOMI SYARIAH
2
NORLIANI 15.51.0044 EKONOMI SYARIAH

Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya , maka laporan Praktikum


Magang ini dapat disetujui untuk memenuhi sebagian tugas dan dapat digandakan
sesuai keperluan akedemik tahun 2018/2019.

Banjarmasin ,

Pembimbing I Pembimbing II

Agus Purnomo, SEI., MSI.

NIK. 061.209.625

IDENTITAS PEMAGANG

- Nama : Nor Izza


NIM :15510005
Program Studi : Ekonomi Syariah
Fakultas : Studi Islam
Universitas : Universitas Islam Kalimantan
Tempat, Tgl.Lahir :Martapura, 13 Februari 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Asal : Jl. Ahmad Yani Antasan Senor RT 05 RW 03
NO. HP : 0856-5255-928

- Nama :Norliani
NIM :15510044
Program Studi :Ekonomi Syariah
Fakultas :Studi Islam
Universitas :Universitas Islam Kalimantan
Tempat, Tgl.Lahir :Martapura,10 April 1997
Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat Asal :Banjarbaru
NO. HP : 0895-7033-35515

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
IDENTITAS PEMAGANG iii
Daftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Maksud dan Tujuan Penulisan
BAB II PROFIL BMT KHAIRUL AMIN
A. Sejarah Berdirinya BMT Khairul Amin Martapura
B. Visi Dan Misi BMT Khairul Amin Martapura
C. Struktur Organisasi dan Personalia BMT Khairul Amin Martapura
D. Job Description BMT Khairul Amin Martapura
E. Produk dan Jasa BMT Khairul Amin Martapura
F. Kinerja Usaha Terkini BMT Khairul Amin Martapura
BAB III MEKANISME PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT
KHAIRUL AMIN MARTAPURA
A. Pengertian Umum Pembiayaan Murabahah
B. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BMT Khairul Amin Martapura
C. Kebijakan Pembiayaan Murabahah di BMT Khairul Amin Martapura
D. Kendala Pembiayaan Murabahah di BMT Khairul Amin Martapura
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTARPUSAKA

PENGESAHAN KETUA JURUSAN


Perihal : Pengesahan Laporan Praktikum B (Magang ) di BMT Khairul
Amin Martapura

Banjarmasin ,25 September 2015

Ketua Jurusan Ekonomi Syariah FSI Uniska

Banjarmasin Kalimantan Selatan


Bapak Iman Setya Budi, SHI., MEI.
NIK. 061.310.626

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam adalah satu-satunya agama yang di ridhai Allah SWT. dan mengajarkan segala
yang baik dan bermanfaat bagi manusia. Selain itu, Islam adalah agama fitrah (suci), yang
sesuai dengan sifat dasar manusia (human nature). Dalam aktivitas perekonomian misalnya
aktivitas keuangan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk
membawa mereka kepada prinsip saling membantu dan saling bekerja sama diantara anggota
masyarakat untuk kebaikan.1
Lembaga keuangan merupakan bagian integral sistem perekonomian modern. Tidak
diragukan lagi bahwa lembaga keuangan memberikan pelayanan sangat penting dan
bermanfaat bagi masyarakat modern dan tidak ada sistem ekonomi yang dapat mencapai
kemajuannya tanpa bantuan lembaga keuangan misalnya perbankan dan lembaga keuangan
mikro lainnya2

1
Zainal Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, 2003), Cet. Ke-2, h. 11.
2
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Jakarta: Dharma Bhakti Wakaf, 1999), Jilid
3, h. 337
Lembaga keuangan syariah yang sedang berkembang saat ini seperti Bank Muamalat

(Syariah), Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), dan Baitul Māl Wa Tamwil (BMT)

merupakan pilihan terbaik sebagai alternatif. Hal lain yang menjadi kekuatan lembaga

keuangan syariah ini adalah sistem ekonomi mikro yang lebih menitik beratkan pelayanan

pada masyarakat menengah kebawah. Berbeda dengan bank konvensional yang

mengutamakan pelayanan dengan skala besar atau lebih banyak melakukan pelayanan

pada perilaku ekonomi makro. Perkembangan lembaga keuangan mikro syariah (LKMS)

di Indonesia mengalami peningkatan yang siginifikan serta memiliki peranan yang sangat

vital dalam kemajuan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya

pembiayaan lembaga keuangan mikro syariah di sektor pertanian. Pembiayaan LKMS di

sektor pertanian sampai dengan akhir tahun 2010, penyaluran kredit di sektor pertanian

sebesar Rp. 91 triliun atau 5,15% dari total kredit perbankan. Dari kredit tersebut, sebesar

Rp. 1,76 triliun atau 1,9% merupakan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah

termasuk Baitul Māl Wa Tamwil (BMT). Baitul Māl Wa Tamwil (BMT) merupakan

lembaga ekonomi atau lembaga keuangan syariah nonperbankan yang sifatnya informal.

Disebut bersifat informal karena lembaga keuangan ini didirikan oleh kelompok swadaya

masyarakat yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan

formal lainnya. 3

Adapun perkembangan BMT di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat.


Pada tahun 2010 ada sekitar 4000 BMT yang beroperasi di Indonesia.14 Pada tahun 2012 ada
sekitar 5000 unit BMT.4 Sekarang dengan begitu banyaknya BMT yang berdiri di Indonesia,
namun tidak banyak juga BMT yang sudah gulung tikar. Menurut data dari Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) Kabupaten Banjar jumlah BMT atau Lembaga Keuangan Mikro
yang berada dibawah mitra binaan Dinas Koperasi, UMKM Kabupaten Banjar ada 15
Lembaga Keuangan Mikro (LKM), namun yang aktif hingga sekarang hanya 5 (lima) BMT
atau LKM sedangkan yang 10 (sepuluh) nya tidak aktif lagi.5

3
Andre Sumitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah ( Jakarta : Kencana, 2009 hlm 456
4
Mas Santo, “BMT”, http://susanto-edogawa.blogspot.co.id/2013/05/bmt.html. Diakses pada hari kamis
tanggal 7 Mei 2015
5
Dinas, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Banjar, 28 Oktober 2015.
BMT Khairul Amin Martapura berdiri pada tanggal 18 Agustus 1997 dan mendapatkan
Badan Hukum Nomor: 02/BH/07/KWK-16/II/1997 tanggal 15 Pebruari 1997. T D P
Koperasi No. 16. 01.2. 65.0006. SKTU No. 503/395/BP2T/2012.SIUP No.
510/146/KPTSP/PK/2008.
BMT Khairul Amin Martapura adalah salah satu lembaga keuangan yang berbasis
syariah yang mana didalam pelaksanaannya menerapkan syariat Islam. Salah satunya adalah
meninggalkan sistem riba. BMT Khairul Amin Martapura merupakan salah satu BMT yang
ada di Martapura yang bergerak dalam penyediaan jasa keuangan yang berkonsentrasi kepada
pembinaan dan pengembangan usaha kecil dengan sistem syariah seperti BMT lainnya. BMT
Khairul Amin Martapura sendiri masih mampu bertahan ditengah gejolak persaingan dengan
lembaga keuangan lainnya. Terbukti dengan jumlah nasabah yang sekarang sudah hampir
30.000 orang nasabah/anggota yang dulunya hanya berjumlah 245 orang nasabah/anggota.
Sekarang semakin banyak nasabah yang mempercayai BMT Khairul Amin Martapura dan
juga jumlah asset yang dimiliki oleh BMT Khairul Amin Martapura yang semakin
berkembang yang semula hanya Rp. 12,5 juta dan sekarang sudah lebih dari Rp.
40 Milyar.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB III
PROFIL BMT KHAIRUL AMIN MARTAPURA

A. Sejarah Berdirinya BMT Khairul Amin Martapura


Meskipun masyarakat Kabupaten banjar didominiasi oleh umat islam , namun
pengetahuan mereka tentang ekonomi islam khususnya Lembaga keuangan Syariah pada
umumnya masih sedikit. Karena, masyarakat sudah terbiasa dengan sistem ekonomi yang
telah ada yaitu sistem ekonomi Liberal dan kapitalis.
Pada tanggal 18 Agustus 1997 didirikan sebuah Lembaga Keuangan Syariah di
martapura yang bernama BMT Khairul Amin Martapura. Dengan adanya BMT Khairul
Amin ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian
masyarakat lapisan bawah. Terutama dalam membangun perkembangan usaha mikro
yang secara tidak langsung dapat menopang perekonomian secara nasional.
BMT Khairul Amin Martapura mendapatkan Badan Hukum
No.02/BH/KWK.16/II/1997 Tanggal 15 Februari 1997.T D P Koperasi
No.16.01.2.65.0006.sktu No.503/395/BP2T/2012. SIUP No.510/146/KPTSP/PK/2008.
Asal mula pendirian BMT Khairul Amin Martapura adalah diadakannya
Muktamar Rabitah di Pondok Pesantren K.H.Renggong Pasuruan, Jawa Timur oleh
pengurus Nahdatul Ulama . Tujuan Muktamar ini bukan hanya sekedar bertemu antara
pengurus Nahdatul Ulama di seluruh Indonesia juga membahas sistem ekonomi Islam
yang telah berkembang di masyarakat Indonesia. Muktamar ini juga dihadiri oleh
Presiden Soeharto, K.H.Abdurrahman Wahid (Gusdur) dan juga 14 menteri Indonesia
diantara salah satunya yaitu Menteri Koperasi yang memberikan dana bantuan kepada
pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia termasuk pondok pesantren Al-Amin
Martapura.
Setelah mengikuti Muktamar pengurus pondok pesantren Al-Amin Martapura
berkeinginan untuk mendirikan suatu lembaga keuangan syariah yang menghimpun dana
masyarakat dengan melakukan pendekatan kepada yayasan-yayasan, para guru Madrasah
di Martapura serta muridnya.
Setelah melakukan pendekatan-pendekatan tersebut maka jalan untuk mendirikan
sebuah lembaga keuangan syariah semakin dekat, Pengurus kemudian memberikan nama
yaitu Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) Al Amin yang memiliki Unit Otonom
Simpan Pinjam/USPS. Modal awal pendirian lembaga ini ± Rp. 8.000.000 untuk
mendapatkan legalitas atau badan hukum dari Dinas Koperasi yang kemudian para
pendiri BMT Khairul Amin Martapura menghimpun dana sebagai modal awal sebesar
Rp. 15.000.000 dengan anggota awal 15 orang. Namun pada kenyataannya hanya Rp.
12.000.000 saja dana yang terkumpul. Ditambah dengan sumbangan sukarela dari
sebagian anggota sebesar Rp. 500.000.
Hadirnya BMT Khairul Amin Martapura diharapkan dapat membantu usaha
masyarakat terutama Usaha Kecil Mikro (UKM) yang ingin meminjam uang untuk
menambah modal ataupun untuk membuka usaha baru. BMT Khairul Amin Martapura
sendiri merupakan salah satu Lembaga Keungan Mikro Syariah yang mampu bertahan di
tengah gejolak persaingan dengan lembaga keuangan lainnya.
B. VISI DAN MISI BMT KHAIRUL AMIN
a. Visi BMT Khairul Amin
Visi BMT Khairul Amin adalah mewujudkan kualitas masyarakat yang selamat
duniawi, sejahtera yang berorientasi pada syariat Islamiah.
b. Misi BMT Khairul Amin mengembangkan usaha masyarakat dan lembaga yang lebih
maju, berkembang terpercaya, dengan nyaman transparan dan kehati-hatian dengan
sistem syariah.
c. Tujuan BMT Khairul Amin
Tujuan dari BMT Khairul Amin sebagai berikut:
1) Mengembangkan sistem simpan pinjam prinsip bagi hasil.
2) Mengembangkan lembaga dan bisnis.
3) Mengembangkan jaringan kerja.

C. STRUKTUR
D. JOB
E. PRODUK
Produk BMT Khairul Amin Martapura
 Simpanan / Tabungan Mudharabah dan Mudharabah Muqayadah.

 Pembiayaan Sistem Syariah seperti Murabahah dan Mudharabah serta
Pembiayaan Qardhul Hasan.

 Menerima dan Menyalurkan Zakat, Infak dan Shadaqah.

Adapun produk yang ada di BMT Khairul Amin Martapura sebagai


berikut:

a. Tabungan

- Tabungan Mudharabah

Tabungan mudharabah menurut Dr. H. Didiek Ahmad Supadie,

MM. adalah merupakan akad kerja sama usaha antara dua pihak, di
mana pihak pertama (shahibul māl) menyediakan seluruh (100%)
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha
secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama
kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu
diakibatkan karena kecurangan pengelola, maka pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
- Tabungan Wadi’ah yad Dhamanah

Tabungan Wadi’ah yad Dhamanah adalah tabungan yang


menggunakan akad titipan dimana pihak penerimaan titipan (BMT)
diperbolehkan menggunakan dan memanfaatkan uang yang dititipkan.
Tentu, pihak BMT dalam hal ini mendapatkan hasil dari penggunaan

dana.7
VY
- Tabungan Mudharabah Muqayyadah (3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12
bulan)

Tabungan mudharabah muqayyadah (simpanan berjangka) adalah


simpanan dari nasabah pada BMT yang dapat diambil sesuai dengan
jangka waktu yang telah disepakati dan mendapatkan bagi hasil sesuai
dengan prosentase yang telah disepakati seperti:

 1-3 bulan, 40% deposan 60% BMT



 1-5 bulan, 45% deposan 55% BMT

 1-12 bulan, 50% deposan 50% BMT b.
Pembiayaan

- Qardhul Hasan

Qardhul Hasan adalah pembiayaan kebajikan berasal dari BMT


dimana anggota yang menerimanya hanya membayar pokoknya dan
dianjurkan untuk memberikan zakat, infaq, shadaqah (ZIS)
57

- Murabahah Muqayyadah (khusus finance kendaraan)

Murabahah muqayyadah adalah penjualan barang oleh BMT


(shahibul maal) kepada nasabah (mudharib) dengan pengaturan bahwa
penjual berkewajiban untuk mengungkapkan kepada pembeli harga
pokok dari barang dan marjin yang dimasukkan ke dalam harga jual
barang tersebut.

Murabahah muqayyadah merupakan pembiayaan khusus dari BMT


berupa pembelian kendaraan. Anggota/nasabah mengajukan
pembiayaan kendaraan kepada BMT dan pihak BMT di wajibkan untuk
mengungkapkan harga pokok barang (kendaraan) tersebut dan marjin
yang di inginkan oleh pihak BMT kepada anggota/nasabah.

- Murabahah Biasa

Murabahah adalah penjualan barang oleh BMT (shahibul maal)


kepada nasabah (mudharib) dengan pengaturan bahwa penjual
berkewajiban untuk mengungkapkan kepada pembeli harga pokok dari
barang dan marjin yang dimasukkan ke dalam harga jual barang
tersebut.

- Mudharabah

Mudharabah merupakan suatu perjanjian antara pemilik dana BMT


(shahibul maal) dengan pengelola dana anggota (mudharib) yang
keuntungannya dibagi menurut rasio/nisbah yang telah disepakati
bersama di muka. Bila terjadi kerugian, maka shahibul
58

maal menanggung kerugian dana, sedangkan mudharib menanggung

kerugian pelayanan material dan kehilangan imbalan kerja.10

- Musyarakah

Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih


untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (bisa juga expertise) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.

Musyarakah merupakan perjanjian kerjasama antara anggota dengan


BMT di mana modal kerja dari kedua belah pihak digabungkan untuk
usaha tertentu yang akan dijalankan oleh angota. Keuntungan dan
dirugikan ditanggung bersama sesuai kesepakatan di muka.

- Ijarah

Ijarah merupakan akad pembiayaan yang merupakan talangan dana


untuk pengadaan barang tertentu ditambah dengan keuntungan yang
disepakati dengan sistem sewa tanpa diakhiri dengan kepemilikan.
BAB III
MEKANISME PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT KHAIRUL
AMIN MARTAPURA

A. Pengertian Umum Pembiayaan Murabahah


1. Pembiayaan
Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan
antara lembaga keuangan syariah dengan calon nasabah/anggota yang mewajibkan penerima
pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak lembaga
keuangan syariah sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dari
pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.6
2. Murabahah
Murabahah merupakan salah satu konsep islam dalam melakukan perjanjian jual beli. Konsep
ini telah banyak digunakan oleh bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan islam untuk
pembiayaan modal usaha, dan pembiayaan perdagangan para nasabahnya.
Murabahah adalah istilah dalam fikih islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika
penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang
diinginkan sesuai kesepakatan.7
Menurut SOP BMT Khairul Amin murabahah adalah tagihan atas transaksi penjualan barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati pihak penjual
dan pembeli yang mewajibkan untuk melunasi kewajiban tersebut sesuai jangka waktu
tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa margin keuntungan yang disepakati
dimuka sesuai dengan akad.8
Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “tiga hal yang didalmnya
terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, nuqaradhah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah).9

6
Standar Operasional Prosedur BMT Khairul Amin Martapura Tahun 2017
7
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.81-82
8
Standar Operasional Prosedur BMT Khairul Amin Martapura Tahun 2017
9
Syafi’I Antonio, Islamic Banking Bank syari’ah: Dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta, 2001,
hlm. 102.
3. Rukun, Syarat, dan Bentuk-Bentuk Akad Murabahah
a. Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:
- Pelaku akad, yaitu ba’I (pejual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, dan
musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang.
- Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga).
- Shighah, yaitu ijab dan qabul.
b. Syarat pokok murabahah menurut ustmani (1999), antara lain sebagai berikut:
- Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli ketika penjual seara eksplisit
menyatakan biaya perolehan barang yang akan dijualnya dan menjual kepada orang lain
dengan menambahkan tingkat keuntungan yang diinginkan.
- Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan
bersama dalam bentuk lumpsum atau persentase tertentu dari biaya.
- Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh barang, seperti biaya
pengiriman, pajak, dan sebagainya dimasukkan kedalam biaya perolehan untuk
menemukan harga agregat dan margin keuntungan didasarkan pada harga agregat ini.
- Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya perolehan barang dapat ditentukan
secara pasti. Jika biaya-biaya tidak dapat dipastikan, barang/komoditas tersebut tidak
dapat dijual dengan prinsip murabahah.10
c. Bentuk-bentuk akad murabahah
- Murabahah sederhana
Murabahah sederhana adalah bentuk akad murabahah ketika penjual memasarkan
barangnya kepada pembeli dengan harga sesuai harga perolehan ditambah margin
keuntungan yang diinginkan.
- Murabahah kepada pemesan
Bentuk murabahah ini melibatkan tiga pihak, yaitu pemesan, pembeli dan penjual.
Bentuk murabahah ini juga melibatkan pembeli sebagai perantara karena keahliannya
atau karena kebutuhan pemesanan akan pembiayaan. Bentuk murabahah inilah yang
diterapkan perbankan syari’ah dalam pembiayaan.11

10
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.83-84

11
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.89-90
B. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BMT Khairul Amin Martapura
1. Syarat-Syarat Pembiayaan
Untuk menjaga kedisiplinan dan kepatuhan bagi setiap pengelola pembiayaan maka KJKS
atau UJKS haruslah mengikuti prosedur proses persetujuan pembiayaan meliputi.
a. Permohonan Pembiayaan
1. LKS atau UJKS akan membrikan fasiitas pembiayaan yang disajikan secara tertulis
baik untuk pembiayaan baru, penambahan pembiayaan atau perpanjangan pembiayaan,
syarat pembiayaan dengan menggunakan formulir yang disediakan oleh KJKS atau
UJKS
2. Permohonan Pembiayaan Berisi
- Gambaran umum usaha
- Rencana atau prospek usaha
- Jumlah dan jangka waktu pengguna dana
- Proyeksi pengembalian pembiayaan.
b. Legilitas
- FC KTP/SIM suami-isteri yang masih berlaku
- FC Kartu Keluarga dan Surat Nikah yang masih berlaku
- FC Rekening listrik, telpon, PDAM
- Surat Keterangan Tempat Usaha (kios, toko, lapak)
- Peta lokasi rumah tinggal dan tempat usaha
- Daftar barang atau spesifikasi barang jika pengajuan pembiayaan untuk pembelian
barang
- Apabila memiliki menyerahkan FC (SIUP, TDP, NPWP)
- Menyerahkan SPK apbila pembiayaan yang diajukan untuk pembiayaan modal kerja
proyek
- Menyerahkan keadaan keuangan sederhana (dapat dibuatkan oleh Account Officer).
c. Laporan Keuangan (minimum 3 bulan terakhir)
d. Data jaminan dan hubungan hukum mitra dengan jaminan
e. Persyaratan lainnya yang diperlukan oleh KJKS atau UJKS.
2. Inisiasi
a. Pengumpulan Informasi
Dalam pengumpulan informasi yang harus diperhatiakan melipati calon mitra pembiayaan
yang akan diproses pengajuan pembianyaan terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu :
1. Calon mitra yang datang ke kantor KJKS atau UJKS atau dengan istilah walking client
untuk mendapat fasilitas pembiayaan. Proses awal dan analisis pembiayaan terhadap
calon mitra haruslah ekstra hati-hati.
2. Calon mitra yang kualifikasinya baik haruslah dicari dan di temukan oleh account officer.
Dengan kata lain bahwa satuan kerja marketing haruslah proaktif mencari dan
menemukan mitra potensial agar pembiayaan yang disalurkan aman dan menghasilkan
secara optimal.
b. Teknik Mencari Informasi
1. Intern: deposit besar, penabung besar, mitra yang mempunyai reputasi bagus, calon
mitra sendiri.
2. Ekstren: referensi (surat atau kenalan), pembeli dan produk eksiting calon mitra,
supplier dari produk eksiting calon mitra, jasa seorang terhadap KJKS.
c. Ta,aruf (Perkenalan/wawancaea)
Dalam ta,aruf ini dipersiapakan dan dilakukan hal-hal
1. Cakupan materi penting dalam wawancara
2. Kelengkapan data pemohon
3. Penjelasan data pendukung
4. Pemeriksaan kembali kebenaran dan konsistensi data pemohon
d. Penentuan Calon Mitra Potensial
Dari hasil ta’aruf dapat ditentukan calon mitra potensial menurut standar kualifikasi KJKS
atau UJKS yang tidak membandingkan dengan mitra lain serta kualifikasi tidak dibawah
rata-rata.

3. Sosialisasi
a. Dalam pelaksanaan sosialisasi adalah untuk mengetahui tentang kondisi usaha dan
membicarakan hal-hal khusus yang menjadi perhatian.
b. Langkah-langkah sosialisasi (meminta informasi) meliputi:
1. Eksistensi Usaha
Filososfi usaha, sejarah sasaran, rencana usaha, kepemilikan, prospek, tenaga kerja,
sistem penggajihan dan jaminan sosial
2. Kebutuhan Calon Mitra
Bidang usaha, rekan usaha,bantuan teknologi, bantuan manajemen, dan lain-lain.
3. Kemampuan Membayar
Kondisi dan hasil produksi, pemasaran dan strategi penjualan, kekuatan/kelemahan
manajemen sumber bahan baku, cara pengadaan bahan baku dan sistem pencatatan
keuangan.
4. Risiko
Meliputi usaha, rumah tanggadan lingkungan serta upaya dan cara-cara mengatasinya
5. Jaminan
Apakah jaminan mempunyai market value, tidak bermasalah keberadaannya dan
kemudahan monitor lokasinya.

4. Analisis Pembiayaan
Setiap calon mitra yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen umum
permohonan harus dilakukan analisis secara tertulis dengan mengedepankan
1. Analisis menggambarkan informasi yang berkaitan dengan usaha dan data pemohon,
termasuk (jika diperlukan) hasil penelitian pada pembiayaan bermasalah
2. Analisis menyajikan penilaian yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak
lain yang berkepentingan dengan pemohon pembiayaan
3. Analisi pembiayaan dilakukan secara konsistensi dan professional.

5. Strukturisasi
Dari hasil identifikasi kebutuhan mitra akan pembiayaan dan analisis kelayakan oleh account
officer selanjutkan ditentukan strukturisasi pembiayaan yang sesuai dengan strukturisasi
pembiayaan yang dilakuakan.untuk menetapkan:
1. Bentuk penggunaan pembiayaan untuk menentukan produk dan akad
2. Jangka waktu penggunaan pembiayaan
3. Besarnya plafon sehingga tepat jumlah
4. Sumber dan cara pelunasan pembiayaan
5. Meminimalisasi risiko pembiayaan yang akan menjadi resiko KJKS atau UJKS.
6. Penyususnan Usulan Pembiayaan
Setelah proses analisis pembiayaan, Account Officer membuat ususlan diajukan
kepada komite/panitia untuk direkomendasikan untuk mendapat fasilitas pembiayaan
usulan pembiayaan berisi:
a. Data analisis kualitatif
1. Legalitas usaha, mencangkup analisis yuridis calon mitra dan usahanya
2. Riwaya usaha, uraian singkat mengenai kegiatan usaha yang dijalankan sejak
awal hingga sekarang
3. Permodalan , menjelaskan tentang struktur dan sumber modal yang usaha
4. Strategi pemasaran, melihat strategi yang dijalankan calon mitra dalam
menghadapi persainagn pasar
5. Prospek usaha, menganalisis kemampuan calon mitra untuk menghasilkan
produk dan jasa sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat
dikemudian hari.
b. Data dan analisis kuantitatif
1. Omzet (produksi/penjualan)
2. Laporan keuangan (neraca dan laba/rugi)
3. Kebutuhan pembiayaan
4. Menguraikan jenis pembiayaan yang sesuai dan menentukan porsi dana untuk
seluruh kebutuhan calon mitra
c. Hubungan perbankan
Mengetahui bank koresponden calon mitra baik untuk pendanaan maupun
pembiayaan
d. Analisis Jaminan
Mengetahui kelayakan jaminan baik dari aspek legal maupun materi dihubungkan
dengan pembiayaan yang akan diberikan kepada calon mitra. Penilaian dilakukan
oleh bagian hukum
e. Kesimpulan
Merupakan kesimpulan dari analisis kualitatif, kuantitatif, hubungan perbankan,
analisis jaminan.
f. Rekomendasi
Merupakan usulan Account Officer yang bersangkutan secara professional dan
rasional atas permohonan pembiayaan untuk diajukan kepada komite/panitia
pembiayaan.

7. Rapat Komite Pembiayaan


a. Rapat komite pembiayaan diselenggarakan untuk membahas menganalisis dan
memutuskan ususlan pembiayaan yang diajuakan oleh Account Officer yang
diikuti oleh anggota komite pembiayaan. Komite/panitita pembiayaan
beranggotakan kepala bagian marketing, kepala bagian operasional, account
officer, ADMP.
b. Komite pembiayaan diberikan wewenang oleh manajer KJKS atau UJKS untuk
menganalisis, menilai dan perekomendasi persetujuan dan atau penolakan usulan
pembiayaan. Besarnya plafond ditentukan oleh kebijakan pengurus dan
persetujuan pembiayaan tetap ditentukan oleh manajer KJKS atau UJKS.
8. Prinsip Pemberian Persetujuan Pembiayaan
a. Setiap pemberian persetujuan pembiayaan harus berdasarkan pada analisis dan
rekomendasi tertulis persetujuan usulan pembiayaan
b. Dalam hal keputusan pemberian persetujuan pembiayaan tidak sejalan dengan
rekomendasi tertulis maka harus dijelaskan secara tertulis dan alas an apa yang
mempertimbangkan dan meyakinkan pejabat pemutus pembiayaan yang
bersangkutan
c. Keputusan akhir pembiayaan berada pada komite pembiayaan.

9. Akad Pembiayaan
a. Setiap pembiayaan yang disetujui dan disepakati oleh pemohon, maka wajib
dibuatkan akad secara tertulis yang memuat tentang memenuhi keabsahan dan
persyaratan hukum syariah dan hukum positif yang dapat melindungi kepentingan
KJKS.
b. Memuat jumlah, jangka waktu, penggunaan, tata cara pembayaran kembali, serta
persyaratan lainnya.
c. Setiap akad pembiayaan yang dibuat harus di tandatangani di kantor oleh pihak
yang memberikan persetujuan kepada para pemohon beserta para saksi yang salah
satu saksi tersebuat adalah dari pihak pemohon.

10. Prosedur Pembiayaan Murabahah


1. Mitra anggota/mitra usaha
a. Mitra anggota/mitra usaha menyampaiakan tujuan meminta bantuan KJKS atau
UJKS untuk membelikan barang /alat produksi/mesin yang dibutuhkan, kegunaan
barang tersebut untuk usaha bisnisnya serta sumber dana dan cara untuk melunasi
pembelian barang tersebut.
b. Meneybutkan data-data: legalitas, laporan keuangan( minimal 3 bulan terakhir),
data jaminan dan hubungan hukum dengan jaminan, serta persyaratan lain yang
diperlukan KJKS atau UJKS.
c. Melampirkan informasi terhadap barang/alat produksi/mesin yang dibutuhkan
yaitu tipe, jumlah, warna, ukuran serta penjual barang tersebut.
2. Account Officer
a. Menganalisis kelayakan bisnis mitra usaha, histori usaha dari segi kualitatif
dan kuantitatif.
b. Jika mitra usaha tidak mempunyai usulan makan pihak account officer berhak
mencarikan supplier
3. Unit Support (Administrasi Pembiayaan Legal)
a. Menganalisis dari segi yuridis, kelengkapan dokumentasi usaha dalam bidang
hukum dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh mitra usaha
b. Hasil analisis disampaikan kepada account officer, selanjutnya berdasarkan
informasi tersebut dan analisis kualitatif/kuantitatif account officer akan
mempersentasikan kepada komite.
4. Komite Pembiayaan
a. Apabila permintaan mitra usaha dianggap tidak layak, maka seluruh
permintaan ini dianggap tidak layak untuk fasilitas murabahah. Seluruh
dokumen harus dikembaliakan kepada mitra usaha dan account officer
menyampaikan surat penolakan kepada mitra usaha
b. Apabila permintaan mitra usaha dianggap layak serta memenuhi kriteria
komite akan memberikan persetujuan khususnya menyangkut
1. Harga beli barang dari supplier
2. Harga jual kepada mitra usaha
3. Jangka waktu pelunasan barang
4. Besarnya uang muka yang harus diserahkan oleh mitra usaha
5. Penunjukan supplier/penjual barang
6. Jaminan apabila diperlukan
7. Persyaratan lain yang harus dipenuhi mitra usaha

5. Account Officer
a. Berdasarkan persetujuan komite sampaikan surat persetujuan kepada mitra
usaha
b. Hubungi supplier dan meminta surat pernyataan sanggup dari supplier untuk
memastikan bahwa supplier sanggup untuk menyediakan barang sesuai kriteria
yang disampaikan account officer pada saat melakukan komfirmasi tersedianya
barang.
6. Mitra Usaha
a. Setelah menerima surat persetujuan murabahah, mitra usaha menyatakan
persetujuan atas semua persyaratan yang diajukan termasuk melengkapi
seluruh dokumen yang diminta KJKS atau UJKS dan mitra usaha setuju
membayar uang muka murabahah apabila diperlukan.
b. Pada saat mitra usaha membayar uang muka maka pihak KJKS atau UJKS
akan mengeluarkan tanda terima uang muka murabahah.
7. Administrasi Pembiayaan
a. Setelah menerima uang muka murabahah, bagian administrasi pembiayaan
dapat menyerahkan surat pemesanan barang kepada supplier, supplier
menerima surat pemesanan dan menyatakan barang tersedia dan siap
dikirimkan kepada mitra usaha.
b. Bagian administrasi pembiayaan mempersiapkan akad murabahah yaitu akad
jual beli antara KJKS atau UJKS dan supplier untuk membeli barang yang
dimaksud. Dilanjutkan dengan akad murabahah antara KJKS atau UJKS
kepada mitra usaha. Pada saat ini dapat sekaligus dilakukan pengikatan
jaminan (apabila perlu) dapat berupa barang yang diperjualbelikan atau
jaminan lainnya.
c. Supplier mengeluarkan surat permohonan realisasi murabahah kepada KJKS
atau UJKS yang meminta pelunasan harga beli barang.
d. Bagian administrasi dapat melakukan instruksi pembayaran harga beli barang
langsung pada rekening supplier atau cek atau instrumen lainnya sesuai
pernyataan supplier dalam surat permohonan realisasi murabahah.
e. Setelah menerima pembayaran supplier akan menyerahkan tanda terima uang
oleh supplier.
f. Supplier mengirimkan barang kepada mitra usaha dengan melampirkan surat
pengiriman barang pada mitra usaha.
g. Setelah barang diterima maka mitra usaha wajib menyerahkan barang kepada
KJKS atau UJKS tanda terima barang oleh mitra usaha.
h. Mitra usaha setelah menerima barang sesuai dengan spesifikasi yang diminta,
selanjutnya sesuai ketentuan dalam persetujuan murabahah pelunasan harga
jual barang kepada KJKS atau UJKS dilaksanakan oleh mitra usaha sesuai
dengan jangka waktu yang disepakati.
i. Pelunasan dapat dilakukan dengan cara sekaligus ataupun diangsur.

C. Kebijakan Pembiayaan Murabahah di BMT Khairul Amin Martapura


a. Keanggotaan
1. Komite kebijakan pembiayaan KJKS atau UJKS diketuai oleh manajer KJKS atau
UJKS dengan anggota terdiri dari bagian marketing, kepala bagian operasional, dan
bagian hukum/legal ( jika ada)
2. Apabila manajer tidak dapat mengetuai kebijakan pembiaayan, maka sebagai gantinya
ditunjuk salah seorang anggota lainnya dengan persetujuan pengurus
3. Keanggotaan komite kebijakan pembiayaan setiap perubahannya harus disertai dengan
penjelasan tugas dan wewenang yang ditetapkan secara tertulis berdasarkan keputusan
manajer KJKS atau UJKS.
b. Fungsi Kebijakan Pembiayaan
1. Merumuskan kebijakan pembiayaan terutama yang berkenaan dengan perumusan
prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan
2. Mengawai agar KPP dapat diterapkan dan dilaksanakn secara konsekuen dan
konsisten serta merumuskan pemecahan (solusi) apabila terdapat hambatan atau
kendala dalam penerapan KPP
3. Memantau dan mengevaluasi mengenai:
- Perkembangan dan kualitas portofolio pembiayaan secara keseluruhan
- Kebenaran pelaksanaan, kewenangan dalam memutuskan pembiayaan
- Kebenaran proses pemberian perkembangan dan kualitas pembiayaan yang diberikan
kepada pihak terkait dan mitra-mitra besar.
- Ketaatan terhadap ketentuan undang-undang serta peraturan lainnya dalam pelaksaan
pemberian pembiayaan.
c. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pembiayaan
1. Memberikan persetujun atau penolakan pembiayaan sesuai dengan batas wewenang
dan jenis pembiayaan yang ditetapkan oleh manajer KJKS atau UJKS berdasarkan
keahlian secara cermat, jujur dan objektif.
2. Melakukan koordinasi dengan assets and liabilities commitlee (ALCO) dalam aspek
pendanaan pembiayaan
3. Menolak permintaan dan atau pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pemohon pembiayaan untuk memberikan persetujuan pembiayaan yang bertentangan
dengan kebijakan pembiayaan.
D. Kendala Pembiayaan Murabahah di BMT Khairul Amin Martapura
1. Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiayaan di mana terdapat suatu
penyimpanagan dalam pembayaran kembali pembiayaan yang berakibat terjadi
kelambatan dalam pengembalian atau diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian
kemungkinan terjadinya kerugian bagi UJKS atau KJKS.
2. Penanganan Pembiayaan Bermasalah
a. Pencegahan
1. Pemahaman dan pelaksanaan proses pembiayaan yang bena, menyangkut internal
dan eksternal.
2. Pemantauan dan pembinaan pembiayaan
3. Memahami faktor yang menjadi penyebab dan gejala dini pembiayaan.
b. Penyelesaian
Account officer melakukan analisis dan evaluasi ulang mengenai aspek ( manajemen,
pemasaran,produksi, keuangan,yuridis dan agunan).

3. Cara Penyelsaian Pembiayaan Bermasalah


1. Menganalisis/mengkaji ulang penyebab pembiayaan bermaslah
2. Penentuan alternative solusi
3. Monitoring/evaluasi.
4. Penundaan Pembayaran dalam Murabahah
1. Mitra usaha yang memiliki kemampuan tidak dibenarakan menunda penyelesaian
hutangnya.
2. Jika mitra usaha menunda-nunda pembayaran dengan sengaja atau jika salah satu
pihak tidak tidak menunaikan kewajibanny, maka penyelesaiannya melalui Badan
Arbitasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan musyawarah.
5. Bangkrut dalam Murabahah
Jika mitra usaha telah dinyatakan palit dan gagal menyelesaikan hutangnya, maka pihak
KJKS atau UJKS harus menunda dulu tagihan hutangnya sampai menjadi sanggup
kembali atau berdasarkan kesepakatan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai