Anda di halaman 1dari 13

BORE PILE

A. INSTRUKSI KERJA
1. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas
dalam mengendalikan Pelaksanaan dilapangan
agar sesuai dengan Dokumen Sistem Manajemen
Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart
yang digunakan di Bina Marga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan
berlaku.
2. Ruang Lingkup
Instruksi Kerja ini berlaku untuk pengawasan
Pekerjaan Bore Pile di lingkungan Direktorat
Jalan dan Jembatan Wilayah Timur
3. Difinisi
Pekerjaan ini mencakup bore pile yang disediakan
atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini,
dan sedapat mungkin mendekati Gambar menurut
penetrasi atau ke dalaman nya sebagaimana yang
di perintah-kan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian
pembebanan di perlukan untuk menentukan
jumlah dari bored yang akan dilaksanakan
4. Acuan
Spesifikasi seksi 7.6

1
Peralatan Pengeboran

5. Ketentuan Umum
a. Urutan kerja Pelaksanaan Pekerjaan
Pembesian
 Cek persyaratan administrasi pekerjaan yang
telah disetujui oleh Konsultan / Direksi ;
Requset of Work, Shop Drawing, dll.
 Buat daftar potong bengkok besi (dibuat di
form potong bengkok)
 Ajukan daftar potong bengkok tersebut ke Site
Manager.
2
 Buat stake out pada lokasi pemasangan besi.
 Pasang menurut urutan pemasangan dengan
jarak sesuai dengan shop drawing.
 Tentukan As, elevasi dan kedudukan rencana
pekerjaan sesuai dengan shop drawing.

Pengecoran Beton

Corong
Casing
Muka tanah

Tremie
Muka air tanah

Dasar bore pile


Pengecoran dengan trmie
3
Metode Kerja dari Pekerjaan Bore Pile
 Pengeboran dengan casing. Metode ini
diper-gunakan untuk mencegah terjadinya,
Corong
runtuhan tanah (caving) atau deformasi lateral
yang sering terjadi pada tanah mudah longsor
karena adanya pasir lepas atau medium.
Tremie

Pengeboran

b. Prosedure Pengecoran Pekerjaan Bore


Pile secara garis besar adalah sebagai berikut :
 Selesai pengeboran, sebelum dimasukannya besi
tulangan, kondisi dasar lubang bor di bersihkan
dengan cleaning bucket.

4
 Kemudian dilakukan pengukuran ulang
kedalaman, endapan maksimal lumpur adalah
200 mm. ?

Pemasangan tulangan
 Pelaksanaan pengecoran digunakan dengan
metode tremie. Pipa tremie dengan ID = 250
mm akan diturunlkan dekat dengan lapisan
bore pile.
 Sebelum pengecoran, bola karet atau kuantitas
dari butiran vertikulasi kira kira 350 mm di
dalam lubang tremie dengan lubang basah.
 Pengecoran mulai beroperasi melalui pipa
tremie. Pengecoran dengan pipa metode tremie
dilanjutkan sampai tingkatan beton kira kira
0.5 to 1.0 m diatas tingkat cut-off.

5
 Panjang tremie semakin berkurang dalam
pengecoran beton. Untuk memestikan bahwa
beton dengan a slump 180 -200 mm diper-
lambat (minimum untuk 4 jam) diperlukan
dalam prosedur ini.
 Pengecoran beton dilakukan dengan pipa tremie
yang masuk sampai dengan dasar lubang,
panjang pipa adalah 3 m’ dan dapat disambung
dengan drat sehingga pada saat pengecoran air
dan lumpur dapat terdorong ke atas.
 Pengecoran beton harus dilakukan segera setelah
besi tulangan dan pipa tremie telah siap dan
dilakukan secara continue sampai dengan
panjang yang ditetapkan. Hal ini dilakukan agar
tidak terjadi kembali pengendapan lumpur dan
terjadi pengerasan beton. Mengingat pipa
tremie karus digerakakan terus naik turun untuk
menjamin beton masuk kedalam lubang dan
tidak keropos.

6
Selesai pengecoran beton

 Pengecoran menggunakan beton K-300 dengan


slump 16±2 cm, untuk mendapat beton dengan
workabilitas yang tinggi sehingga memudahkan
dalam proses pengecoran, pengecoran dilaku-
kan sampai dengan level atau kedalaman yang
ditentukan.
 Pemindahan Casing Jika casing bagian bawah
diatas cut off pile. Maka casing dapat ditarik
setelah pengecoran beton. Dimana service
crane digunakan untuk pengembilan casing
atau tanpa vibrator maupun digunakan untuk
alat pengeboran yang berputar dengan sendiri
kearah luar. Bila cut off pile didalam casing
maka casing ini akan dipindahkan seketika
setelah pengecoran.

7
Pelepasan casing

 Untuk menjamin pelaksanaan pengecoran


berjalan baik, deilakukan dengan membanding-
kan volume beton minimal harus sama dengan
volume tanah yang yang dibor. Sebelum beton
pertama kali dicor ke dalam pipa corong
tremie, pada corong pipa tremie telah disiapkan
kantong plastik (bisa juga dengan kawat
nyamuk) berisi fresh concrete yang akan
dijatuhkan bersama saat beton dituang buntuk
pertama kalinya pada tiap lubang, tujuannya
agar beton dalam kantung plastk tersebut dapat
mendorong air lumpur keluar dari pipa tremie
dan sehinggga beton tidak tercampur dengan
lumpur. ?
 Jika terjadi kemacetan tremie pada proses
pengecoran, maka tremie akan segera diangkat
sebagai (bagian pipa tremie yang tertanam
dilapisan beton tetap dijaga minimal 150 cm
dengan cara mengkalkulasikan volume beton
yang telah tertuang, ketinggian lapisan beton
yang tertuang dipotong minimal 150 cm adalah
bagian pipa tremia yang terpaksa harus
diangkat keatas seluruhnya maka segera setelah
pengangkatan pipa tremie dibersihkan, untuk
melanjutkan pengecoran tremie dimasukkan
8
kembali dengan cara menutup ujung tremie
dengan plat tipis unpermanen.
 Pemasukan kembali tremie harus mencapai
kedalaman minimal 3.00 m dari muka beton
pada saat terjadinya kemacetan.
 Setiap palaksanaan pengecoran diambil 1 set (2
speciment) untuk setiap truck mixer.
 Setiap sample diberi tanggal pengecoran, nomor
pile dan nomor pengecoran.
 Laporan pembuatan bore pile dibuat dengan
menyatakan :
- nomor dan diameter tiang,
- dalamnya lubang, dalamnya casing,
- panjang, diameter,
- jumlah tulangan,
- panjang pipa tremie,
- tebal endapan lumpur,
- volume beton tiap mixer,
- jam pembongkaran beton,
- jam selesainya pengecoran untuk setiap
truck mixer,
- elevasi beton akhir,
- pengukuran elevasi beton setiap selesai
satu pengecoran dengan truck mixer.

9
c. Gangguan lingkungan berupa lumpur diantisipasi
dengan membuat sistem pengumpulan atau
pengendapan lumpur untuk kemudian air dibuang
ke saluran sekitar. Lumpur yang tercecer pada saat
pembuangan ke luar lokasi dilakukan dengan
membuat sistem pembersihan ban truck
menggunakan semprotan jet pump.
d. Metode yang digunakan untuk pengecoran dilepas
pantai adalah dengan menggunakan Tremix Pipe.
1) Persiapan Pelaksanaan di stock yard meliputi ;
 Persiapan untuk proses pengecoran dimulai dari
pengangkutan raw material dari stock yard
menuju ke dermaga dengan menggunakan
dump truck
 Perakitan rebar (Pemasangan rebar dilakukan
setelah lubang bor dibersihkan). Penyambung-
an antar segmen dilakukan dengan mengguna-
kan mekanikal kopler
 Penyiapan bahan baku untuk beton dan casing
pipa dilakukan di stock yard
 sedangkan untuk semen SBC dilakukan di
dermaga. Raw material dan semen SBC akan
diangkut dengan menggunakan feeder ponton
menuju lokasi pengeboran
2) Diatas ponton (Peralatan bor dipersiapkan)
yang meliputi
10
 peralatan driving casing dan
 drilling.
3) Tahap-tahap pekerjaan yang dilakukan pada
saat driving casing adalah:
 Pemasangan jacking ponton pada saat tiba
dilokasi pengeboran agar tidak terjadi
pergerakan pada saat dilakukan pengeboran dan
pemancangan.
 Pengeboran casing pipa berdiameter 2250 mm
dengan tebal minimum 20 mm, digunakan bore
pile berdiameter 2200 mm dengan tujuan
memberi ruang dan toleransi bagi mesin bor
pada waktu pekerjaan pengeboran.
 Pemasangan vibratory hamer di atas pipa,
dilakukan pada saat casing pipa sudah berada di
posisinya.
 Pemasangan casing pipa sampai pada
kedalaman kurang lebih 30 meter
4) Pekerjaan pengeboran dengan methode RCD
(Reserved Circular Drill), dilakukan setelah
pemancangan casing pipa selesai. Mesin bor
diletakkan di atas casing terpasang.
 Pekerjaan pengeboran dilakukan sampai pada
kedalaman kurang lebih 45 meter dari
permukaan pile.
11
 Persyaratan toleransi yang ditentukan yaitu 20
mm per meter panjang bangbor yang tidak
tertutup casing Ø Lubang dalam segala arah
tidak boleh melebihi 5 persen dari Ø yang
ditentukan.
 Lumpur hasil pengeboran diletakkan di disposal
ponton dan dibuang di tempat yang sudah
ditentukan sejauh 5 km dari lokasi pekerjaan

12
13

Anda mungkin juga menyukai