Oleh:
Pembimbing:
dr. Udi Herunefi, Sp. B, Sp. OT
Pengertian ORIF
2. Mengurangi nyeri.
3. Pasien dapat melakukan activity daily living dengan bantuan yang minimal dan
dalam lingkup keterbatasan klien.
1. Fraktur yang tidak stabil dan jenis fraktur yang apabila ditangani dengan
metode terapi lain, terbukti tidak memberi hasil yang memuaskan.
2. Fraktur leher femoralis, fraktur lengan bawah distal, dan fraktur
intraartikular
disertai pergeseran.
3. Fraktur avulsi mayor yang disertai oleh gangguan signifikan pada
struktur
otot tendon
3. Terdapat infeksi
6. Pasien dengan fraktur yang parah dan belum ada penyatuan tulang
Pengertian OREF
OREF (Open Reduction External Fixation) adalah reduksi terbuka dengan
fiksasi external di mana prinsipnya tulang ditransfiksasikan di atas dan di bawah
fraktur , sekrup atau kawat ditransfiksi di bagian proksimal dan distal kemudian
dihubungkan satu sama lain dengan suatu batang lain.
Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan
kerusakan jaringan lunak . Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk
fraktur kominutif ( hancur atau remuk ) . Pin yang telah terpasang dijaga agar
tetap terjaga posisinya , kemudian dikaitkan pada kerangkanya. Fiksasi ini
memberikan rasa nyaman bagi pasien yang mengalami kerusakan fragmen
tulang.
Indikasi OREF
- Fraktur terbuka grade II dan III
- Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang
yang parah.
- Fraktur yang sangat kominutif ( remuk ) dan tidak stabil.
- Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan
saraf.
- Fraktur pelvis yang tidak bisa diatasi dengan cara lain.
- Fraktur yang terinfeksi dimana fiksasi internal mungkin tidak
cocok. Misal : infeksi pseudoartrosis ( sendi palsu ).
- Non union yang memerlukan kompresi dan perpanjangan.
Keuntungan OREF
Fiksator ini memberikan kenyamanan bagi pasien ,
mobilisasi awal dan latihan awal untuk sendi di sekitarnya
sehingga komplikasi karena disuse dan imobilisasi dapat
diminimalkan
Kerugian OREF
- Infeksi di tempat pen ( osteomyelitis ).
- Kekakuan pembuluh darah dan saraf.
- Kerusakan periostium yang parah sehingga terjadi delayed
union atau non union .
- Emboli lemak.
- Overdistraksi fragmen.
Fasciculus Posterior
Fasciculus posterior akan bercabang menjadi nervus axillaris dan nervus radialis.
Gambar 1. Percabangan Plexus Brachialis menjadi Fasciculus Lateralis, Posterior,
dan Medialis.
Dahulu disebabkan oleh tongkat penopang ketiak (crutches), namun saat ini tipe
trauma ini muncul akibat posisi di OR yang kurang tepat. Gejala lain yang
berhubungan dengan kerusakan pada area Corpus humeri adalah gangguan M.
Triceps dengan penurunan kemampuan siku untuk ekstensi yang terutama muncul
pada lesi proksimal. Hal ini juga mempengaruhi reflex tendo triceps dan
menyebabkan hilang sensasi pada bagian belakang lengan atas.
Disebabkan oleh fraktur Corpus humeri atau crush injuries pada Humerus. Pada
regio siku, dislokasi Radius, atau fraktur proksimal dapat menyebabkan lesi
intermediate dan kompresi oleh arcade of FROSHE. Lesi di Regio Corpus humeri
mengakibatkan wrist drop akibat gangguan semua otot ekstensor lengan bawah
termasuk kelompok radial, dan gangguan ekstensi jari dan ibu jari serta supinasi
lengan yang ekstensi. Selain itu, deficit sensorik dapat terjadi di sisi belakang
lengan bawah, pada ruang interdigitalis pertama (region otonomik) dan di bagian
belakang dua setengah jari sisi radial. Jika hanya R. profundus yang tertekan saat
melewati M. Supinator, tidak terdapat deficit sensorik dan kekurangan inervasi
pergelangan tangan tidak ditemui. Pergelangan tangan yang jatuh atau wrist drop
tidak terjadi karena otot yang terganggu hanya otot ekstensor jari, sedangkan Mm.
extensores carpi radiales sebagai bagian kelompok otot radial yang intak dapat
menstabilisasi pergelangan tangan. Akibat insufisiensi aktif otot-otot fleksor tidak
terkompensasi oleh ekstensi pergelangan tangan, penutupan kepalan tangan yang
kuat tidak dapat dilakukan.
Akibat fraktur radius distal (fraktur paling sering pada manusia): deficit
sensorik terbatas pada ruang interdigitalis pertama dan bagian belakang 2 setengah
jari sisi radial. Tidak ditemukan deficit motorik.
Radiologi pada tulang
Teknik pemotretan bila secara klinis di duga adanya fraktur harus di buar
2 foto, yaitu Anterior pasterior dan lateral (AP/LAT) bila tidak mungkin misalnya
keadaan umum pasien tidak mengizinkan maka di buat 2 proyeksi tegak lurus satu
sama lain. persendian proksimal dan distal harus tampak pada foto Interpretasi
foto X-Ray Periksa adanya benda asing posisi fraktur, Sebatang tulang panjang
terbagi menjadi 3 bagian, (bayangkan tulang panjang di bagi 3 bagian) yaitu :
1) 1/3 Proximal (1/3 bagian atas)
2) 1/3 Medial (1/3 bagian tengah)
3) 1/3 Distal (1/3 bagian bawah)
pada kasus fraktur, hal yang perlu di deskripsikan adalah: EFER
Enveronment(berdasarkan adanya luka/kontak dengan lingkungan):
1) Fraktur Terbuka: Bila terdapat luka dimana fragmen tulang mendesak ke
otot dan kulit sehingga adanya hubungan dengan dunia luar
2) Fraktur Tertutup: Dimana fraktur tidak disertai dengan adanya robekan
jaringan kulit sehingga ujung – ujung fragmen yang patah tidak langsung
berhubungan dengan dunia luar.
Extend(luas frakture)
1) Fraktur In-komplit, meliputi hanya sebagian retakan pada sebelah sisi
tilang,
sebagian lagi biasanya hanya retak.
2) Fraktur Komplit, garis fraktur menyilang atau memotong seluruh tulang
dan
fragmen – fragmen tulangnya biasanya tergeser.