Abstrak
Pendahuluan: Efusi pleura adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada
semua tipe kanker paru, baik stadium terminal atau preterminal. Efusi pleura
maligna sering terjadi pada adenokarsinoma paru. Kanker paru merusak satu
atau lebih mekanisme aliran cairan yang mengakibatkan penumpukan cairain
pada rongga pleura. Diperlukan penatalaksanaan yang baik pada efusi pleura
ini, yaitu pengeluaran cairan dengan segera serta pengobatan terhadap
penyebabnya sehingga hasilnya akan memuaskan.
Laporan kasus: Tn. S, 40 tahun merupakan PBM via UGD RSUD Kabupaten
Rokan Hulu pada tanggal 9 Oktober 2018 dengan keluhan sesak napas yang
semakin memberat sejak 3 hari SMRS. Sesak dirasakan terus-menerus. Pasien
mengeluhkan batuk hilang timbul, tidak berdahak, tidak berdarah. Terdapat nyeri
dada kiri, tidak menjalar, demam hilang timbul, keringat malam disangkal, nafsu
makan menurun, berat badan menurun dalam enam bulan ini, mual dan muntah
disangkal, buang air besar dan kecil tidak ada keluhan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran composmentis, tekanan
darah 140/100 mmHg, pernafasan 44 kali/menit, nadi 121 kali/menit kuat dan
teratur, suhu 36,5°C. Pada pemeriksaan thorax didapatkan pergerekan dinding
dada yang tertinggal pada hemitoraks sinistra, fremitus melemah pada
hemitoraks sinistra, suara ketok redup pada hemitoraks sinistra, suara nafas
menghilang pada hemitoraks sinistra. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan
Hb 11,6 g/dl, eritrosit 4,83 x 106 /µl, leukosit 28.010 /µl, hematokrit 37 %, dan
trombosit 297.000 /µl, GDS 77 mg/dl, SGOT 33 U/L, SGPT 38 U/L, ureum 24
mg/dL, kreatinin 0,4 mg/dL. Pada gambaran radiologi didapatkan gambaran
efusi pleura hemitoraks sinistra. Dari hasil pemeriksaan sitologi diperoleh
gambaran dengan sel tumor ganas jenis adenokarsinoma.
Kesimpulan: Pasien didiagnosis efusi pelura et causa kanker paru jenis
adenokarsinoma. Penatalaksaan pada pasien bersifat simptomatis berupa
pemasangan WSD. Diperlukan penatalaksanaan yang baik untuk efusi pleura ini,
yaitu pengeluaran cairan dengan segera serta pengobatan terhadap penyebabnya
sehingga hasilnya akan memuaskan.
pleura akibat transudasi atau eksudasi merupakan salah satu komplikasi yang
suatu penyakit, akan tetapi merupakan oleh kanker paru dan kanker payudara.
carian yang cukup banyak dalam klinik yang dapat dijumpai pada sekitar
organ mediastinum, termasuk jantung. primer) dapat disertai efusi pleura dan
Di negara-negara barat, efusi yang baik untuk efusi pleura ini, yaitu
pleura terutama disebabkan oleh gagal pengeluaran cairan dengan segera serta
(kavum) pleura yang melebihi batas pada cairan pleura mempunyai kadar
normal. Dalam keadaan normal protein lebih rendah yaitu < 1,5
atau suatu keadaan dimana terdapatnya terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura
berlebihan di dalam rongga pleura, histologis kedua lapisan ini terdiri dari
ingat bahwa pada orang normal rongga parenkim paru disebut pleura viseralis,
pleura ini juga selalu ada cairannya sedangkan membran serosa yang
demikian gerakan paru (mengembang antara paru dan dinding toraks. Rongga
dan mengecil) dapat berjalan dengan pleura dengan lapisan cairan yang tipis
mulus. Dalam keadaan normal, jumlah ini berfungsi sebagai pelumas antara
bersatu pada hilus paru. Dalam hal ini, Jaringan lebih tebal terdiri dari
selapis sel mesotelial yang tipis < 30 banyak reseptor saraf sensoris yang
mm. Diantara celah-celah sel ini peka terhadap rasa sakit dan perbedaan
bawahnya terdapat lapisan tengah dada. Mudah menempel dan lepas dari
mencegah pemisahan toraks dan paru pleura viseralis lebih besar dari pada
buah kaca objek yang akan saling keadaan normal hanya ada beberapa
melekat jika ada air. Kedua kaca objek mililiter cairan di dalam rongga
dipisahkan.1
kelebihan tersebut akan dipompa dua pertiga dari efusi pleura maligna
keluar oleh pembuluh limfatik (yang terjadi pada wanita. Efusi pleura
parietalis.3 Oleh karena itu, ruang juga lebih sering terjadi pada wanita
adalah 320 kasus per 100.000 orang di pembuluh darah pleura viseral dan
pleura adalah sama antara kedua jenis indikator dari suatu penyakit paru atau
non pulmonari, dapat bersifat akut atau gagal jantung kongestif, sindrom
efusi pleura sangat luas, efusi pleura 5. Pengurangan tekanan dalam ruang
b. Sindrom nefrotik
d. Asites pada sirosis hati (asites Kegagalan aliran protein getah bening
eksudat.2
Eksudat merupakan cairan yang
Penyakit yang menyertai
terbentuk melalui membrane kapiler
eksudat, antara lain: 1,2
yang permeabelnya abnormal dan
a. Infeksi (tuberkulosis, pneumonia)
berisi protein berkonsentrasi tinggi
b. Tumor pada pleura
dibandingkan protein transudat. Bila
c. Iinfark paru,
terjadi proses peradangan maka
d. Karsinoma bronkogenik,
permeabilitas kapiler pembuluh darah
e. Radiasi,
pleura meningkat sehingga sel
f. Penyakit dan jaringan ikat/
mesotelial berubah menjadi bulat atau
kolagen/ SLE (Sistemic Lupus
kuboidal dan terjadi pengeluaran
Eritematosis).
cairan ke dalam rongga pleura.
20 kali. Apabila antara produk dan sebagian kecil yang diabsorpsi oleh
antara cairan dan protein dalam rongga rongga pleura disebabkan oleh
pleura. Dalam keadaan normal cairan peradangan dan bila proses radang oleh
penyakit hati dan ginjal bisa Kondisi efusi pleura yang tidak
dari kapiler pleura ke arah rongga menyebabkan gagal nafas. Gagal nafas
keparahan gejala pada beberapa kasus. didapatkan (pada sisi yang sakit).4
menurun seperti pada efusi yang lain. c. Perkusi dull sampai flat.
1,2,3,4,5
d. Bunyi pernafasan menurun sampai
Sesak napas terjadi pada saat yang sehat dapat dilihat atau
Nyeri biasanya dirasakan pada tempat- adanya cairan. Foto rontgen dada juga
posterior dan perifer yang adanya masa tumor, adanya lesi tulang
pada dada dan abdomen. keras pada pneumonia atau abses paru.
efusi pleura antara lain : 4,5,6 rongga pleura. Demikian juga dengan
adanya efusi pleura. Selain itu juga aksilaris media dengan memakai jarum
abses paru atau tumor. Hanya saja Pengeluaran cairan pleura sebaiknya
Penyebab dan jenis dari efusi daripada satu kali aspirasi sekaligus
pleura biasanya dapat diketahui dengan yang dapat menimbulkan pleural shock
iga ke dalam rongga dada di bawah intra pleura yang tinggi dapat
maka dilakukan biopsi dimana contoh Bila agak kemerah-merahan, ini dapat
lapisan pleura sebelah luar untuk terjadi pada trauma, infark paru,
atau beberapa contoh jaringan pleura aneurisma aorta. Bila kuning kehijauan
tumor pleura. Bila ternaya hasil biopsi ini menunjukkan adanya abses karena
pneumotoraks, hemotoraks,
dinding dada. 4
- Kadar LDH dalam < 0,6 > 0,6 infeksi kronik seperti pleuritis
efusi dalam serum
tuberkulosa atau limfoma
- Berat jenis cairan < 1,016 > 1,016
efusi malignum.
- Rivalta negatif positif
- Sel mesotel: Bila jumlahnya
Tabel 1. Perbedaan cairan efusi secara biokimia1
dapat juga dilakukan pemeriksaa pada adanya infark paru. Biasanya juga
yang sering ditemukan dalam cairan pada kasus dengan neoplasma atau
kultur cairan terhadap kuman tahan dengan memakai penghisap dan udara
asam hanya dapat menunjukkan yang dimasukkan supaya bisa melihat kedua
ringannya sesak napas ini ditentukan dari 100 ml tidak akan tampak dan
oleh jumlah cairan efusi. Keluhan yang baru jelas bila jumlah cairan di atas
didapatkan dada yang terkena masif. Pada sisi yang sakit tampak
sehat. Bila tidak ada pendorongan, karena cairan pleura akan menekan
Melalui selang tersebut bisa juga bisa dipasang selang yang lebih besar.
pembedahan. Pirazinamid/Etambutol/Streptomisin)
dilakukan pembedahan atau pemberian efusi dapat diserap kembali, tapi untuk
jangan lebih 1-1,5 liter pada setiap kali hal seperti ini biasanya cairan
tuberkulosis dilakukan atas beberapa baik dipasang selang dada (chest tube),
berat misalnya nyeri dada, perasaan bijaksana mengeluarkan lebih dari 500
Cairan sudah mencapai sela iga ke- diklem selama beberapa jam sebelum
distres pada pasien dan di samping itu nitrat, talk, Corynebacterium parvum
mencegah penumpukan cairan pluera tidak ada lagi cairan yang keluar
untuk efusi pleura yang rekuren seperti mg yang sudah dilarutkan dalam 20-30
selang dada dan paru dalam keadaan fisiologis untuk pencucian selang dada
pada kemampuan untuk menimbulkan jam, ada juga yang melakukan selama
fibrosis dan obliterasi kapiler pleura. 30 menit dan selama itu posisi
ustard, thiotepa, 5 fluro urasil, perak keluar lagi selang dada dicabut. 4
Empiema bening.4
Ligasi duktus torasikus, atau keganasan yang berasal dari paru sendiri
tumor ganas paru primer yang berasal dari ke 3 setelah kanker payudara dan
saluran napas atau epitel bronkus. kanker leher rahim. Secara khusus
Kebanyakan kasus pada saat diagnosa SCLC adalah jenis sel yang kecil-kecil
yaitu sekitar 64,2% pada stadium IV. 13 pertumbuhan yang sangat cepat hingga
Small cell lung cancer (SCLC) dan usus. Kanker menyebar melalui darah,
sistem limpa atau karena kedekatan kecil dengan inti hiperkromatik pekat
sekitar hilus, dan menonjol kedalam segmen bronkus dan kadang dapat
kelenjar getah bening hilus, dinding pembuluh darah dan limfe pada
utama
Unclassified carcinoma
T2: Setiap tumor dengan ukuran atau perluasan
Tabel 2. Penderajatan internasional kanker paru
sebagai berikut:
berdasarkan sistem TNM8
Garis tengah terbesar lebih dari 3 cm
Stage: TNM
Mengenai bronkus utama sejauh 2
occult carcinoma : Tx , N0 , M0
cm atau lebih distal dari karina,
0 :Tis, N0 , M0
dapat mengenai pleura viseral
IA : T1 , N0 , M0
IB :T2 , N0 , M0
Berhubungan dengan ateletaksis atau
IIA : T1 , N1 , M0
pneumonitis obstruktif yang meluas
IIB :T2 , N1 , M0
ke daerah hilus, tetapi belum
: T3 , N0 , M0
mengenai seluruh paru.
IIIA :T1 , N2 , M0
atau tumor satelit nodul ipsilateral pada lobus tumor supressor atau onkogen resesif.
yang sama dengan tumor primer.
Untuk onkogen dominan, terjadi : 8,12
N : Kelenjar getah bening regional (KGB)
Nx :Kelenjar getah bening tak dapat dinilai Point mutation pada regio coding
No : Tak terbukti keterlibatan kelenjar getah
gen ras yaitu H-ras, K-ras, N-ras.
bening
subrkarina
dan hilangnya kendali transkripsi
N3 : Metastasis pada hilus atau mediastinum dari onkogen myc, yaitu c-myc, N-
kontralateral atau KGB skalenus /
M1 : Ditemukan metastasis jauh. Metastatic tumor perubahan pada semua jenis myc
nodule (s) ipsilateral di luar lobus tumor
didapati pada karsinoma paru jenis
primer dianggap sebagai M1
sel kecil.
Patogenesis dan Patofisiologi
Over ekspresi dari bcl-2, Her-
Walaupun kanker paru tidak
2/neu, dan gen telomerase.
diakibatkan oleh kelainan genetik,
Gejala Klinis
namun telah diteliti bahwa penderita
Pada fase awal kebanyakan
kanker paru memiliki lesi genetik yang
kanker paru tidak menunjukkan gejala-
terutama disebabkan oleh paparan
gejala klinis. Bila sudah menampakkan
rokok, dimana terjadi aktivasi dari
gejala berarti pasien dalam stadium
onkogen dominan dan inaktivasi dari
lanjut. Gejala-gejala dapat bersifat: 2
- Batuk baru atau batuk lebih - Pada otak, tulang, hati, adrenal
Batuk disertai dahak yang banyak dan a. Menilai seberapa jauh kerusakan
nafas dengan suara pernafasan nyaring Kerusakan pada paru dapat dinilai
(wheezing), nyeri dada, lemah, berat dengan pemeriksaan faal paru atau
c. Menilai seberapa jauh kerusakan tetapi juga struktur di sekitar lesi serta
hasil yang baik terutama untuk kanker hidup penderita kanker paru dapat
untuk skrining terhadap kanker paru kanker paru dapat dilakukan dengan
dilakukan pada NCLC stadium awal merupakan terapi yang paling umum
atau karena kondisi tertentu tidak dapat diberikan pada SCLC atau pada kanker
tumor terletak pada bronkus utama bermetastasis ke luar paru seperti otak,
diberikan dalam satu seri pengobatan, adalah 1-2 tahun pasca pengobatan.
bulan agar kondisi tubuh penderita harapan hidup 1 tahun untuk kanker
stadium penyakit. Pada kasus kanker semua stadium hanya 15%. Angka
paru jenis NSCLC yang dilakukan ketahanan sebesar 49% untuk kasus
hidup 5 tahun adalah 30%. Pada bersifat lokal, tetapi hanya 16% kanker
stadium III, dan kurang dari 10% pada Efusi pleura adalah komplikasi
stadium IV. Kemungkinan hidup rata- yang paling sering terjadi pada semua
rata tumor metastasis bervariasi dari 6 tipe kanker paru. Efusi pelura adalah
bulan sampai dengan 1 tahun. Hal ini salah satu komplikasi dari stadium
tergantung pada status penderita dan terminal atau preterminal kanker paru.
luasnya tumor. Sedangkan untuk kasus Kanker paru merusak satu atau lebih
dan penuruan absorpsi cairan, atau tersebut, sekitar 50% pasien kanker
efusi tersebut dinamakan efusi pleura sel-sel ganas dalam cairan pleura, efusi
eksudatif. Pasien dapat muncul tanpa sebelumnya, dan sel-sel ganas tidak
gejala atau dengan gejala batuk, ditemukan dalam cairan efusi baik
maligna. Penyebab lain dari efusi Pada pasien usia lebih dari 60
Efusi pleura maligna adalah sering dari efusi pleura eksudatif dan
penumpukan cairan dan sel sel kanker sering menjadi manifestasi klinis
di antara dinding dada dan paru.18 Hal pertama dari suatu penyakit.20
tersering dari efusi pleura masif histopatologi dan sitologi tidak dapat
tanda dari penyakit keganasan stadium Efusi pleura maligna terjadi pada
akhir. Efusi pleura maligna dapat semua tipe sel kanker paru. Insiden
menjadi tanda klinis dari tumor, sering dari efusi pleura maligna pada
pada kanker paru yang tidak terdeteksi adenokarsinoma paru lebih tinggi dari
pada stadium awal penyakit. Pada data pada jenis kanker lainnya. Tiga puluh
langsung maupun tidak langsung. Pada diabsorbsi oleh sistem limfatik dari
rongga pleura dan penurunan aliran dari stomata pleura parietal hingga
pleura akibat invasi langsung dari sel - terjadi karena dua hal. Pertama,
sel tumor, zat-zat vasoaktif dan transport cairan dari rongga pleura
adanya metastasis atau hal lain. sekitar 23% pasien tidak menunjukkan
Obstruksi duktus torakal oleh tumor inflamasi pada pleura parietal. Nyeri
ganas dapat juga menyebabkan efusi tumpul pada dinding dada diduga
masih belum jelas.Dari sel sel ganas dari pleura parietal dan kemungkinan
efusi pleura, memiliki level respiratory gejala dari efusi pleura. Mekanisme
distress yang berbeda, dari ringan dari batuk belum jelas dan mungkin
oavarium atau limfoma. Pada saat pada paru dan dinding bronkus oleh
paling sering dari efusi pleura adalah didapatkan oleh Chernow, Shan dam
dispneu. Dispneu terjadi pada sekitar Baburo, pasien dengan efusi pleura
70% pasien dengan efusi pleura maligna menderita nyeri dada, pada
tidak sesuai dengan luasnya efusi efusi pleura benigna biasanya. Demam
sering adalah penurunan berat badan, rontgen dada ketika pasien berbaring:
dan sulit menelan. Sekitar 40% pasien peningkatan densitas pada bagian paru,
pada lobus bawah dan fisura yang banyak terjadi selama pengulangan
membedakan mereka dari sel sel jenis yang lebih lama diharapkan untuk
lain. Sel sel tersebut bervariasi dari menjalani kemoterapi dan atau
besar daripada misalnya nukleus sel sel memuaskan pada pasien dengan efusi
adalah prosedur terapetik yang harus kanker paru dengan efusi pleura
yang lebih besar memicu gagal nafas yang lebih pendek ditemukan pada
dan gambaran keadaan yang lebih pasien dengan angka serum CRP yang
imun.18
Gambar 3. Algoritma tatalaksana efusi pleura maligna18 pasien dengan kanker paru bertahan
.
lebih lama- beberapa bulan hingga
Prognosis Efusi Pleura Maligna
tahun, tergantung pada respon
Dengan mendiagnosis efusi
kemoterapi.18
pleura, prognosis dapat ditentukan
Prognosis dari efusi maligna
secara simultan.Rata rata angka
bergantung pada stadium penyakit dan
survival pasien kanker paru dengan
faktor-faktor lain yang berhubungan.18
efusi pleura maligna antara 3 hingga 4
PBM via UGD RSUD Rokan Hulu Pasien mengalami penurunan nafsu
aktifitas, suhu, makanan dan emosi. datang ke UGD dengan keluhan batuk.
mengeluhkan sesak napas yang hilang disertai sesak nafas. Sesak nafas terus
timbul. Sesak disertai dengan batuk menerus, nyeri dada kiri dirasakan
tidak disertai dengan bunyi “ngik”, merasa lemas, nafsu makan menurun,
sesak tidak dipicu oleh emosi, cuaca berat badan menurun drastis. Pasien
dipengaruhi oleh aktifitas. Nyeri dada mini WSD didapatkan cairan sekitar
oleh aktivitas, cuaca, suhu dan emosi. +1bungkus sehari. Riwayat konsumsi
Pasien merasa nyeri dada sebelah kiri sakit berat, kesadaran composmentis,
pasien sudah tiga kali mengalami anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada
penyakit paru obstruktif. Riwayat kelenjar getah bening. JVP 5-2 mmHg,
paru, pada inspeksi didapatkan gerakan Pada palpasi, perut teraba supel, tidak
Pada palpasi, vokal fremitus melemah tidak ditemukan. Pada perkusi, timpani
suara nafas vesikuler, suara nafas ditemukan edema, CRT < 2 detik.
ditemukan wheezing dan ronkhi. kanan dan kiri, pulsasi arteri dorsalis
pada perkusi batas jantung kanan linea didapatkan Hb 11,6 g/dl, eritrosit 4,83
sternalis dextra dan batas jantung kiri 1 x 106 /µl, leukosit 28.010 /µl,
pada auskultasi bunyi jantung I dan II 297.000 /µl, MCV 76 fL, MCH 24 pg,
reguler, tidak ditemukan gallop dan MCHC 32 g/dl. Hasil hitung jenis
inspeksi perut tampak datar, tidak ada 1,7%. Dari hasil pemeriksaan fungsi
skar, tidak terdapat venektasi. Pada hati dan ginjal; SGOT 33, SGPT 38,
ureum 24, kreatinin 0,4. Gula darah Rencana dilakukan tindakan mini
mmHg, nadi 80x/ menit, suhu 36,20C bercampur darah dan pernah dilakukan
pulang. adenokarsinoma.
pasien sesak nafas memberat sejak tiga nafas menghilang pada hemitoraks
nafsu makan dan penurunan berat penurunan aliran cairan keluar dari
cairan ke rongga pleura terjadi karena Mekanisme dari batuk belum jelas dan
langsung dari sel -sel tumor, zat-zat kompresi pada paru dan dinding
Pasien kanker paru dengan muncul pada lebih dari 50% pasien
sering dari efusi pleura adalah dispneu. Lebih dari 70% pasien dengan efusi
dari pemyakit primer dibanding sering terjadi pada pasien efusi pleura
Batuk yang hilang timbul juga sering adalah penurunan berat badan,
dan sulit menelan. Sekitar 40% pasien peningkatan densitas pada bagian paru
vokal fremitus melemah, perkusi redup kanker paru serung terjadi pada pasien
dan melemahnya suara nafas pada sisi dengan riwayat PPOK, obstruksi
menumpul, konsolidasi difus dan nodul pasien ini. Infeksi Gejala pada pasien
Kesan efusi pleura et causa karsinoma produktif dan nyeri dada pleuritik.22
rontgen dada ketika pasien berbaring: ditemukannya sel sel ganas pada cairan
mikroskopis, sediaan sitology efusi via kanula. Pada pasien ini diberikan
sel makrofag, sel limfosit dan sel antibakterial yang luas, tersering untuk
Jenis efusi pleura pada pasien ini aeruginosa, dan bakteri anaerob
jaringan saluran pernafasan sangat sitologi, jenis efusi pleura pada pasien
tinggi dan efektif untuk infeksi saluran merupakan efusi pleura maligna.Efusi
pada rongga pleura. Dari pemsangan dokter melakukan terapi hanya pada
WSD didapatkan cairan pleura sekitar pasien pasien stadium akhir sebagai
dipulangkan karena perbaikan lalu dan dengan angka survival yang lebih
Penyakit dalam, Jilid II, edisi ke-3, 9. Drury, Andrea Education : Early
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Ed. Benyamin, Alrasyid Harun Samsul
Emerg Med. 2016; 4(1): 28-32 17. American Cancer Society. Cancer
European RespiratoryJournal.
1997; 10:1907-1913