Anda di halaman 1dari 5

E-LEARNING ICU

1. Filosofi keperawatan kritis


 Falsafah keperawatan kritis berasal dari etika kedokteran yaitu “saya akan senantiasa
mengutamakan kesehatan pasien, tidak merugikan pasien dan berorientasi untuk
dapat secara optimal, memperbaiki kondisi kesehatan pasien”.
 Indikasi yang benar.
 Kerjasama multidisipliner dalam masalah medic kompleks.
 Kebutuhan pelayanan kesehatan pasien
 Peran koordinasi dan interasi dalam kerjasama tim
 Asas pioritas
 System manajemen peningkatan mutu terpadu
 Kemitraan profesi
 Efektivitas, keselamatan dan ekonomis
 Kontinuitas pelayanan
 Filosofi keperawatan kritis mencangkup 8 etika keperawatan yaitu
 Autonomy (otonomi)
 Beneficience (berbuat baik)
 Justice (keadilan)
 Non maleficience (tidak merugikan)
 Veracity (kejujuran)
 Fidelity (menepati janji)
 Confidentiality (menepati janji)
 Accountability (akuntabititas)
 Pelayanan Keperawatan Intensif disediakan dan diberikan kepada pasien dalam
keadaan kegawatan dan perlu diawasi secara ketat, terus menerus serta tindakan
segera ,ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi. Dalam Falsafah
Keperawatan Intensif Tim Keperawatan Intensif menyakini bahwa :
 Setiap Pasien mempunyai kebutuhan individu dan berhak mendapatkan pelayanan
keperawatan terbaik.
 Kepedulian dan perhatian tim keperawatan mendorong rasa percaya diri pasien.
 Kualitas hidup pasien dapat dicapai bila dalam pelayanan keperawatan didukung
oleh lingkungan internal dan eksternal sehingga secara psikologis dapat
memberikan rasa aman dan nyaman.
 Lingkungan kerja yang kondusif.
 Modifikasi tenaga keperawatan di ICU dituntut memiliki sertivikat khusus yang
diakui secara profesional.
 Pelayanan intensif diberikan melalui pendekatan multi disiplin yang bertujuan
memberikan pelayanan yang konfrehensif untuk menaggulangi berbagai masalah
pasien kritis secara cepat dan tepat sehingga menghasilkan pelayanan yang efektif
dan efisien.

2. Ruang lingkup keperawatan kritis


Ruang lingkup keperawatan kritis yag diberikan di ICU adalah sebagai berikut :
 Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam
nyawa dan dapat menimbulka kematian.
 Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
pelaksanaan spesifik problema besar.
 Pemantauan fungsi vital tubuh dan penata laksanaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenic.
 Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat bergantung
pada alat / mesin dan orang lain.

Bidang kerja ICU meliputi :

 Pengelolaan pasien langsung


 Administrasi unit
 Pendidikan, pelatihan dan penelitian
Pelatihan pemantauan (monitoring), pelatihan ventilasi mekanis, pelatihan terapi
cairan, elektrolit dan asam basa, pelatihan penatalaksanaan infeksi, pelatihan
manajemen ICU.

Dari segi fungsinya, ICU dapat dibagi menjadi :


 ICU Medik
 ICU trauma/bedah
 ICU umum
 ICU pediatrik
 ICU neonatus
 ICU respiratorik

Semua jenis ICU tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengelola pasien yang
sakit kritis sampai yang terancam jiwanya. ICU di Indonesia umumnya berbentuk
ICU umum, dengan pemisahan untuk CCU (Jantung), Unit dialisis dan neonatal ICU.
Alasan utama untuk hal ini adalah segi ekonomis dan operasional dengan
menghindari duplikasi peralatan dan pelayanan dibandingkan pemisahan antara ICU
Medik dan Bedah.

3. Standart pelayanan ICU


Pelayanan ICU dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu:
 ICU Primer
Ruang Perawatan Intensif primer memberikan pelayanan pada pasien yang
memerlukan perawatan ketat (high care). Ruang perawatan intensif mampu
melakukan resusitasi jantung paru dan memberikan ventilasi bantu 24-48 jam.
Kekhususan yang dimiliki ICU primer adalah:
 Ruangan tersendiri, letaknya dekat dengan kamar bedah, ruang darurat, dan ruang
rawat pasien lain.
 Memiliki kebijakan/kriteria pasien yang masuk dan yang keluar
 Memiliki seorang anestesiologi sebagai kepala
 Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan resusitasi jantung paru
 Konsulen yang membantu harus siap dipanggil
 Memiliki 25% jumlah perawat yang cukup telah mempunyai sertifikat pelatihan
perawatan intensif, minimal satu orang per shift
 Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, Rontgen untuk
kemudahan diagnostic selama 24 jam dan fisioterapi (Depkes RI, 2006).
 ICU Sekunder
Pelayanan ICU sekunder adalah pelayanan yang khusus mampu memberikan ventilasi
bantu lebih lama, mampu melakukan bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu kompleks.
Kekhususan yang dimiliki ICU sekunder adalah:
 Ruangan tersendiri, berdekatan dengan kamar bedah, ruang darurat dan ruang
rawat lain
 Memiliki kriteria pasien yang masuk, keluar, dan rujukan
 Tersedia dokter spesialis sebagai konsultan yang dapat menanggulangi setiap saat
bila diperlukan
 Memiliki seorang Kepala ICU yaitu seorang dokter konsultan intensif care atau
bila tidak tersedia oleh dokter spesialis anestesiologi, yang bertanggung jawab
secara keseluruhan dan dokter jaga yang minimal mampu melakukan resusitasi
jantung paru (bantuan hidup dasara dan hidup lanjut)
 Memiliki tenaga keperawatan lebih dari 50% bersertifikat ICU dan minimal
berpengalaman kerja di unit penyakit dalam dan bedah selama 3 tahun
 Kemampuan memberikan bantuan ventilasi mekanis beberapa lama dan dalam
batas tertentu, melakukan pemantauan invasif dan usaha-usaha penunjang hidup
 Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, Rontgen untuk
kemudahan diagnostik selama 24 jam dan fisioterapi
 Memiliki ruang isolasi dan mampu melakukan prosedur isolasi (Depkes RI,
2006).
 ICU Tersier
Ruang perawatan ini mampu melaksanakan semua aspek perawatan intensif, mampu
memberikan pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan atau bantuan hidup multi
system yang kompleks dalam jangka waktu yang tidak terbatas serta mampu
melakukan bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskuler invasif
dalam jangka waktu yang terbatas. Kekhususan yang dimiliki ICU tersier adalah:
 Tempat khusus tersendiri di dalam rumah sakit
 Memilik kriteria pasien yang masuk, keluar, dan rujukan
 Memiliki dokter spesialis dan sub spesialis yang dapat dipanggil setiap saat bila
diperlukan
 Dikelola oleh seorang ahli anestesiologi konsultan intensif care atau dokter ahli
konsultan intensif care yang lain, yang bertanggung jawab secara keseluruhan.
Dan dokter jaga yang minimal mampu resusitasi jantung paru (bantuan hidup
dasar dan bantuan hidup lanjut)
 Memiliki lebih dari 75% perawat bersertifikat ICU dan minimal berpengalaman
kerja di unit penyakit dalam dan bedah selama tiga tahun
 Mampu melakukan semua bentuk pemantuan dan perawatan intensif baik
invasive maupun non-invasif
 Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, Rontgen untuk
kemudahan diagnostic selama 24 jam dan fisioterapi
 Memiliki paling sedikit seorang yang mampu mendidik medic dan perawat agar
dapat memberikan pelayanan yang optimal pada pasien
 Memiliki staf tambahan yang lain misalnya tenaga administrasi, tenaga rekam
medic, tenaga untuk kepentingan ilmiah dan penelitian (Depkes RI, 2006).
4. Standart perawatan ICU
5. Lingkungan kerja ICU
6. Prinsip asuhan keperawatan holistic di ICU

Anda mungkin juga menyukai