Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Infeksi menular seksual adalah infeksi yang ditularkan dari satu orang ke
orang lainnya melalui hubungan seksual (Gross &Tyring,2011).
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko apabila melakukan hubungan
seksual dengan berganti – ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal
(Sjaiful, 2007).
Terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba(bakteri, virus, dan parasit) yang dapat
ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah
infeksi gonorrhea, chlamydia, syphilis,trichomoniasis, chancroid, herpes genital,
infeksi human immunodeficiensy virus(HIV) dan hepatitis B, HIV dan syphilis juga
dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan dan kelahiran, dan juga
melalui darah serta jaringan tubuh (WHO,2009).
Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS (Infeksi Menular seksual)
diantaranya yaitu:
 Gonore (kencing nanah)
Gonore mencakup semua penyakit yag disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae
(Daili et al., 2011)
 Syphilis (raja singa)
merupakan penyakit umum dan berbahaya, yang dapat menular dari orang ke
orang lain melalui hubungan seksual Kuman penyebabnya di sebut : Treponema
pallidum,Jenis penyakit yang diderita oleh manusia sangat beragam. Ada penyakit
yang disebabkan dari dalam tubuh manusia maupun dari luar tubuh manusia seperti
kegagalan fungsi organ tubuh, bakteri, kuman, racun, virus, jamur, atau keturunan.
Salah satunya yaitu syphilis. Sifilis dikenal luas karena dianggap penanganannya
sudah cukup terkendali, terutama karena tingkat sosial ekonomi yang semakin
meningkat, angka kejadiannya semakin lama semakin menurun.Sifilis merupakan
salah satu jenis PMS yang klasik (karena sudah ada sejak lama) Adelson,2003)
 Kondiloma Akuminata (KA)
salah satu jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) yang merupakan masalah
kesehatan masyarakat di seluruh negara, termasuk Indonesia, Kondiloma
Akuminata (KA) adalah IMS yang disebabkan oleh Humanpapilloma virus (HPV)
tipe tertentu yang menyebabkan adanya kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit
dan mukosa .KA merupakan faktor predisposing terjadinya kanker serviks,
kehamilan ektopik, kemandulan, transmisi transvertikal pada janin, komplikasi
selama kehamilan dan persalinan serta meningkatkan risiko infeksi HIV (co factor
HIV) http://www.wikipedia.com).
 Trikonomiasis
Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis
 Ulkus Mole (Chancroid)
Disebabkan oleh bakteri Hemophilus ducreyi
 Klamidia
Chlamydia trachomatis adalah mikroorganisme intraseluler obligat dengan
dinding sel yang menyerupai bakteri gram negatif. (Benson, 2009)
 Kutil Kelamin
Disebabkan oleh Human Papiloma Virus.Gejala yang ditimbulkan biasanya
berupa tonjolan kulit seperti kutil besar disekitar alat kelamin (seperti jengger
ayam).
 Skabies (GUDIG)
Merupakan penyakit menular yang salah satu bentuk penularannya adalah
lewat kontak seks, selain kontak secara langsung, misalnya pemakaian selimut,
handuk dll. Penyakit ini disebabkan oleh sejenis parasit yang disebut Sarcopfes
scbiei
 Herpes
Herpes genitalis adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh herpes simplex
virus atau herpes virus hominis. Keluhan biasanya didahului rasa terbakar dan
gatal15 didaerah lesi beberapa jam sebelum timbulnya lesi setelah lesi muncul
dapat disertai gejala seperti malaise, demam dan nyeri otot. Lesi yang timbul
berbentuk vesikel yang berkelompok dengan dasar eritem. Vesikel mudah pecah
dan menimbulkan erosi multipel. Bila ada infeksi sekunder akan terjadi
penyembuhan yang lebih lama dan menimbulkan infeksi parut (Daili et al., 2011)
 Hepatitis B
 HIV dan AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sindrom dengan gejala
penyakit infeksi oportuninistik atau kanker tertentu akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh oleh infeksi Human Immunodefiency Virus (HIV) baik tipe 1
ataupun tipe 2. Human Immunodefiency Virus ditularkan melalui perantara darah,
semen dan sekret vagina baik melalui hubungan seksual atau cara transmisi yang
lainnya. Penyakit IMS lainnya dapat meningkatkan risikotransmisi HIV pada
seseorang.
B. ETIOLOGI
Secara umum ada banyak penyebab PMS. Antara lain bakteri, klamidia, virus,
jamur, protozoa dan parasit seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini :
Penyakit Penyebab
Bacterial
Gonorrhea Neisseria gonorrhoeae
Syphilis Treponema pallidum
Chancroid Hemophilus ducreyi
Granuloma inguenale Calymmatobacterium granulomatis
Enteric diseases Salmonella spp., shigella spp.,
camphylobacter fetus
Campylobacter infection Camphylobacter jejuni
Bacterial vaginosis Gardnerella vaginalis, mycoplasma
hominis, bacteroides spp., mobiluncus
Group B streptococcal infections spp
Group B streptococcus
Chlamydial
Nongonococcal urethritis Chlamydial trachomatis
Lymphogranuloma venereum Chlamydial trachomatis, type L
Viral
Acquiredimmune-deficiency syndrome HIV (Human Immunodeficiency Virus)
(AIDS)
Herpes genitalis Herpes simplex virus, type I dan II
Viral hepatitis Hepatitis A, B, C dan D virus
Condylomata acuminate Human papilloma virus
Molluscum contagiosum Poxvirus
Cytomegalovirus infection Cytomegalovirus
Mycoplasmal
Nongonococcalurethritis Ureaplasma urealyticum
Protozoal
Trichomoniasis Trichomonas vaginalis
Amebiasis Entamoeba histolytica
Giardiasis Giardia lamblia
Fungal
Vaginal candidiasis Candida albicans
Parasit
Scabies Sarcoptes scabiei
Pediculosis pubis Phthirus pubis
Enterobiasis Enterobius vermiculari
(Wells et al., 2009)

C. TANDA DAN GEJALA


Menurut Handoyo (2010) gejala infeksi menular seksual dibedakan menjadi:
a. Perempuan
Luka dengan atau tanpa sakit disekitar alat kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh
yang lain, tonjolan kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit disekitar alat
kelamin.
1) Cairan tidak normal yaitu cairan dari vagina bisa gatal, kekuningan,
kehijauan, berbau, atau berlendir.
2) Sakit pada saat buang air kecil yaitu IMS pada wanita biasanya tidak
menyebabkan sakit atau burning urination.
3) Perubahan warna kulit yaitu terutama dibagian telapak tangan atau kaki,
perubahan bisa menyabar keseluruh bagian tubuh.
4) Tonjolan seperti jengger ayam yaitu tumbuh tonjolan seperti jengger ayam
seperti alat kelamin.
5) Sakit pada bagian bawah perut yaitu rasa sakit yang muncul dan hilang yang
tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran
reproduksi ( infeksi yang telah berpindah kebagian dalam sistem reproduksi,
termasuk tuba falopi dan ovarium).
6) Kemerahan yaitu pada sekitar alat kelamin atau antara kaki
b. Laki-laki
1) Luka dengan atau tanpa rasa sakit disekitar alat kelamin, anus mulut atau
bagian tubuh yang lain, tonjolan kecil-kecil, diikuti luka sangat sakit disekitar
alat kelamin.
2) Cairan tidak normal yaitu cairan bening atau berwarna berasal dari
pembukaan kepala penis atau anus.
3) Sakit pada saat buang air kecil yaitu rasa terbakar atau rasa sakit selama atau
setelah urination.
4) Kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan dan sakit dikantong zakar.

D. PATOFISIOLOGI
Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan
penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanita lebih
beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab mempunyai alat
reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal
tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.
Oleh karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak menonjol, gejala PMS pada
laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan. Sedangkan pada perempuan
sebagian besar gejala yang timbul hampir tak dapat dirasakan.
Cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui hubungan seksual
yang tidak terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara penularan lainnya
secara perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama kehamilan, saat kelahiran
ataupun setelah lahir. Bisa melalui transfuse darah atau kontak langsung dengan
cairan darah atau produk darah. Dan juga bisa melalui penggunaan pakaian dalam
atau handuk yang telah dipakai penderita Penyakit Menular Seksual(PMS).
Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan PMS adalah :
1. Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom).
2. Gonta-ganti pasangan seks.
3. Prostitusi.
4. Melakukan hubungan seks anal (dubur), perilaku ini akan menimbulkan luka atau
radang karena epitel mukosa anus relative tipis dan lebih mudah terluka disbanding
epitel dinding vagina.
5. Penggunaan pakaian dalam atau handunk yang telah dipakai penderita PMS

E. KOMPLIKASI
Sindrom klinis dan komplikasi dari infeksi menular seksual adalah (Handsfield,2011):
1. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)
2. Pelvic inflammatory disease
3. Infertilitas pada wanita dan kehamilan ektopik
4. Infeksi fetus dan neonatus: konjungtivitis, pneumonia, infeksi faring, encefalitis,
defisit neurologis, penurunan fungsi kognitif,imunodefisiensi
5. Komplikasi pada kehamilan dan kelahiran: aborsi spontan,kelahiran prematur,
chorioamnionitis, postpartum endometritis.
Neoplasia: displasia dan karsinoma serviks, Kaposi sarkoma, hepatocellular
karsinoma, squamous cell karsinoma anus, vulva, dan penis
6. Infeksi Human papillomavirus dan genital warts
7. Genital ulcer—inguinal lymphadenopathy
8. Infeksi saluran kemih bawah pada wanita: servicitis, urethritis, infeksi vaginal
9. Urethritis pada laki-laki
10. Hepatitis Viral
11. Neurosyphilis dan sifilis tersier
12. Epididymitis
13. Infeksi gastrointestinal: prostitis, enteritis, colitis
14. Arthritis akut

F. PENGKAJIAN
1. Identitas
Sifilis bisa menyerang pada semua usia dan jenis kelamin.
2. Keluhan Utama
Biasanya klien mengeluh demam, anoreksia dan terdapat lesi pada kulit.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien mengeluh demam, anoreksia dan terdapat lesi pada kulit.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat adanya penyakit sifilis pada anggota keluarga lainnya sangat menentukan.
6. Pengkajian Persistem
a. Sistem integumen
Kulit : biasanya terdapat lesi. Berupa papula, makula, postula.
b. Kepala dan Leher
Kepala : Biasanya terdapat nyeri kepala
Mata : Pada sifilis kongenital terdapat kelainan pada mata (keratitis inter stisial).
Hidung : Pada stadium III dapat merusak tulang rawan pada hidung dan palatum.
Telinga : Pada sifilis kengenital dapat menyebabkan ketulian.
Mulut : Pada sifilis kongenital, gigi hutchinson(incisivus I atas kanan dan kiri
bentuknya seperti obeng).
Leher : Pada stadium II biasanya terdapat nyeri leher.
c. Sistem Pernafasan
d. Sistem kardiovaskuler
Kemungkinan adanya hipertensi, arteriosklerosis dan penyakit jantung reumatik
sebelumnya.
e. Sistem penceranaan
Biasanya terjadi anorexia pada stadium II.
f. Sistem muskuloskeletal
Pada neurosifilis terjadi athaxia.
g. Sistem Neurologis
Biasanya terjadi parathesia.
h. Sistem perkemihan
Biasanya terjadi gangguan pada sistem perkemihan.
i. Sistem Reproduksi
Biasanya terjadi impotensi.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan pria : Pengambilan bahan pemeriksaan, caranya bersihkan meatus


eksterna dg kapas, kemudian masukkan osse/sengkelit atau lidi kapas (kedalaman
2 cm) dan usapkan di dalam uretra. Apuskan bahan pada gelas objek untuk
pewarnaan Gram. Dibaca dengan mikroskop cahaya.

b. Pemeriksaan wanita : pengambilan bahan vagina, untuk sediaan basah dan


pewarnaan Gram, caranya bersihkan dulu mulut serviks dengan kassa steril,
kemudian ambil bahan dari serviks. Apuskan bahan pada gelas objek untuk
pewarnaan Gram. Dibaca dg mikroskop cahaya.

c. Pemeriksaan laboratorium khusus : ulkus ............. mikroskop lap gelap, tes


serologi utk sifilis berupa VDRL kuantitatif dan TPHA, pemeriksaan Una
Ducreyi. Pemeriksaan duh tubuh lanjut (kultur dan sensitivitas), ELISA
(Chlamydia trachomatis) dan Mycoplama (Mycoplast)

 GONORE ( G.O / KENCING NANAH)


PEMERIKSAAN LAB (Preparat Gram, Preparat G.O dan Kultur G.O
 SIFILIS ( RAJA SINGA )
PEMERIKSAAN LAB :
Tes Serologi untuk Sifilis :
 Dikenal sebagai test standar untuk Sifilis.
 Berguna untuk tes skrining dan untuk menilai hasil pengobatan. Hasil
positif sekitar 4 minggu setelah infeksi.
TPHA ( Treponema Pallidum Hemagglutination Assay)
 Untuk pemeriksaan pasien dengan gejala-gejala sifilis lanjut.
 Hasil positif 3 – 4 minggu setelah infeksi.
 Pada sifilis dini dengan pengobatan yang efektif, reaktivitas TPHA
kadang-kadang baru menghilang beberapa tahun sesudahnya.
 Pada penyakit yang tidak diobati, TPHA tetap positif dalam semua
stadium karena kuman yang persisten tetap memberikan rangsangan
antibodi.
 CHLAMYDIA TRACHOMATIS
PEMERIKSAAN LAB :
 IgG Chlamydia
 IgM Chlamydia
 HERPES GENITALIS
PEMERIKSAAN LAB :
 IgG HSV
 IgM HSV

H. PENATALAKSANAAN
 Sifilis
Pengobatan sifilis kongenital terbagi menjadi pengobatan pada ibu hamil dan pada
bayi.Penisilin masih tetap merupakan obat pilihan untuk pengobatan sifilis, baik sifilis
didapat maupun kongenital.Pada wanita hamil, tetrasiklin dan doksisiklin merupakan
kontraindikasi. Pengobatan sifilis pada kehamilan dibagi menjadi 3, yaitu :
 Sifilis Dini ( primer, sekunder, dan laten dini tidak lebih dari 2 tahun)
Benzatine Penisillin 1x / IM, Penisillin G Prokain dalam aquadest 600.000 IU/IM
selama 10 hari.
 Sifilis Lanjut ( lebihan dari 2 tahun )
Benzatine Penisillin G 2.4 juta IU/ IM setiap minggu, selama 3x berturut- turut,
atau dengan Penisilin G Prokain 600.000 UI/ IM setiap hari selama 21 hari
 Neurosifilis
Benzidin penicillin 6 – 9 MU selama 3 sampai 4 minggu. Selanjutnya dianjurkan
pemberian benzyl penicillin 2 -4 MU secara IV setiap 4 jam selama 10 hari.
Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya sebelum hamil
atau pada triwulan 1 untuk mencegah penularan pada janin.Suami harus diperiksa
dengan menggunakan tes reaksi wasserman dan VDRL, bila perlu diobati.
 Gonorroe
Pada ibu hamil tidak dapat diberikan obat golongan kuinolon dan tetraksiklin yang
direkomendasikan adalah golongan sefalosporin ( seftriakson 250 Mg/ IM dosis
tunggal). Jika wanita hamil alergi terhadap penisil atau sefalosporin tidak dapat
ditoleransi sebaiknya diberikana Spektinomisin 2 gr/IM sebagai dosis tunggal.
Pada wanita hamil juga dapat diberikan amoksisilin 2 grm / 3 gram peroral dengan
tambahan probenesid 1 grm oral sebagai dosis tunggal saat isolasi N.Gonorrhoeae
yang sensitive terhadap penisilin. Amoksisilin direkomendasikan untuk pengobatan
jika disertai infeksi C. Trachomatis.
Pencegahan
 Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi
 Pemakaian Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama
sekali risiko penularan penyakit ini
 Hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai
 Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa guna mencegah infeksi lebih
jauh dan mencegah penularan
 Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan meningkatkan keamanan
kontak seks dengan menggunakan upaya pencegahan.
 HIV/ AIDS
Tata cara mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi caranya dengan melakukan
skrining yang baik, cara lainnya dengan pemberian obat antiretroviral pada ibu positif,
selain itu dengan melakukan persalinan yang aman pada saat persalinan, selama
persalinan, setelah persalinan.
Untuk mencegah HIV perlu juga diberikan obat anti HIV pada ibu hamil ysng
diketahui terinfeksi HIV pada TM II dan III, diberikan AZT peroral, sedangkan saat
persalinan diberikan AZT melalui infus, keada bayi baru lahir diberikan selama 6
minggu.
Pada persalinan normal kemungkinan penularan HIV lebih besar sehingga pada ibu
hamil di anjurkan untuk menjalani operasi caesar.
Manajemen ibu hamil penderita AIDS tanpa gejala atau dengan gejala, sebaiknya
mendapatkan langkah- langkah sebagai berikut :
 Identifikasi Resiko Tinggi yaitu pemakai narkotika intravena, pasangan seksualnya
memakai narkotika intravena.
 Dilakukan pemeriksaan darah terhadap HIV.
 Diberikan peningkatan pengetahuan tentang HIV/ AIDS
 Memberikan konseling mengenai masalah HIV/ AIDS
Infeksi HIV/AIDS saat ini belum ditemukan obatnya sehingga disarankan bagi mereka
yang menderita HIV tidak melakukan huhungan badan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi

Anda mungkin juga menyukai