Anda di halaman 1dari 4

TUGAS GERONTIK

RESUME HASIL SEMINAR

Oleh:
Frisca Rinandar
NIM I1F017034

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PURWOKERTO
2017
Materi seminar :

1. Mencegah dan mengenali gangguan psikososial pada lansia


2. Upaya preventif terhadap kelainan fisik geriatric
3. Birrul walidain

Tanggal seminar : 5 November 2017


Tempat seminar :RIK Universitas Indonesia
Pembicara :
1. Dr.Profitasari Kusumaningrum, SpKJ ( RSCM )
2. Prof. Siti Setiati, M.D.,M.Epid,FINASIM,PhD.
3. Ust. Ferry Rukiyanto

Hasil seminar:

Di dunia populasi lansia meningkat 1,4 x sejak tahun 1990, dan diperkirakan
meningkat lebih dari 2x lipat pada tahun 2100. Sedangkan di Indonesia sendiri,
meningkatnya usia harapan hidup sebanding dengan peningkatan populasi lanjut usia.
Hal ini disebabkan meningkatnya pembangunan di bidang kesehatan.
Tantangan usia lanjut antara lain penyakit berat atau disabilitas merupakan krisis
eksistensial lansia, penurunan seksual, ancaman digantikan posisi, kehilanga identitas,
kecemasan tentang kematian dan kurangnya dukungan sosial merupakan faktor resiko
penyakit adan disabilitas yang lebih besar dari merokok. Depresi pada lansia terjadi
sekitar 1-2 %. Kemungkinan depresi meningkat bila lansia mempunyai penyakit fisik
atau disabilitas. Gejala depresi pada lansia antara lain ketidakmampuan mengingat,
ketidakmampuan berinteraksi dengan orang lain, menurunnya selera makan dan berat
badan, sering mengeluh kesakitan, tidak sabar dan sering marah, kurang tidur serta
bisa juga ada penyakit penyerta lainnya seperti diabetes, hipertensi,stroke, arthritis
bahkan kanker. Lansia juga sering mengalami demensia yaitu kehilangan kemampuan
intelektual berupa daya ingat dan kemampuan belajar, konsentrasi, orientasi, atensi,
kalkulasi, bahasa ( pemahaman kosakata ), visuospasial ( orientasi geografis
menggambar ) dan fungsi eksekutif ( kemampuan memecahkan masalah, abstraksi ).
Yang cukup berat hingga mengganggu fungsi sosial dan pekerjaaan. Ada 10 tanda
gejala demensia pada lansia antara lain :
1. Menarik diri dari pergaulan
2. Salah membuat keputusan
3. Perubahan perilaku dan kepribadian
4. Kehilangan daya ingat
5. Menaruh barang tidak pada tempatnya
6. Sulit fokus
7. Sulit melakukan kegiatan familiar
8. Disorientasi
9. Sulit memahami visuospatial
10. Gangguan komuunikasi

Alzheimer merupakan penyebab tersering demensia ( 50-60 % dari seluruh


demensia ). Pada Alzheimer ini terjadi proses degenerative, penumpukan plak dan
kekusutan serabut saraf akibat radikal bebas. Penyebabnya multifactorial dapat
disebabkan interaksi faktor genetik dan lingkungan. Faktor resiko antara lain usia,
wanita, pendidikan rendah, riwayat keluarga, riwayat cedera kepala, penyakit
kardiovaskular.

Prevensi atau usaha mencegah individu terkena penyakit sebelum penyakit


tersebut berkembang bisa kita lakukan antara lain perubahan gaya hidup antara lain :

1. Pola nutrisi
Bisa dengan diet Mediterranean, diet tinggi karbohidrat rendah protein.
2. Mengatur pola tidur
Kurangnya hygiene tidur menyebabkan konsolidasi memori dan fungsi
kognitif.
3. Latihan mengingat
4. Latihan relaksasi
Membantu mengurangi depresi dan meningkatkan kemampuan
menghadapi kecemasan.
5. Humor
Tertawa dapat mengurangi hormon stress, menurunkan ketegangan dan
melepaskan endorphin dalam otak.
6. Berdoa
7. Olahraga
Contohnya senam poco – poco karena dapat mengasah fungsi otak
dengan gerakan tubuhnya. Melatih konsentrasi, daya pikir, daya ingat tiap
gerakan. Mengasah emosi dan kebersamaan.
8. Melakukan aktivitas sosial
Studi menunjukkan bahwa lansia yang berpartisipasi dalam aktivitas
sosial atau aktivitas produktif berusia lebih panjang, merasa lebih sehat
dan bahagia dibandingkan dengan yang tidak melakukan aktivitas.

Tips untuk teman dan keluarga lansia antara lain :


a. Tawarkan bantuan praktis bila mereka kesulitan dengan tugas sehari hari
seperti berbelanja, memasak, atau membersihkan rumah.
b. Bersikap sabar.
c. Jangan paksa mereka untuk berbicara karena terkadang mereka hanya
sekedar ingin ditemani.
d. Jangan memaksa mereka melakukan sesuatu akan lebih baik bila kita
menawarkan untuk menemani mereka melakukan sesuatu yang mereka
sukai.

Bila lansia mengalami gangguan jiwa maka kita perlu melakukan antisipasi.
Lansia yang sedang mengalami gangguan jiwa terkadang mengambil keputusan yang
kurang rasional maka kita jangan menuruti semua perintahnya, ajak untuk berobat,
jangan menghakimi dan tetap bersikap mendukung ( yakinkan bahwa gangguan jiwa
bukanlah kelemahan dan mereka dapat dibantu ), jangan ragu mencari bantuan atau
meminta pergantian giliran karena merawat lansia dengan gangguan jiwa sangatlah
melelahkan.
Bila orangtua memasuki usia senja maka sebaiknya kita harus niatkan untuk
mencari keridhoan Allah SWT, bertutur kata dengan sikap lembut, menemani orangtua
menjalankan kegiatan yang mereka sukai, menyiapkan menu makan sehat, rutin
memeriksakan kondisi kesehatan orangtua, jangan sepelakan orangtua, banyak belajar
dan berlatih, mengingatkan orangtua untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah
serta mengasihi orangtua setulus hati.

Anda mungkin juga menyukai