Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RHEMATHOID ARTHRITIS

Guna memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II (KMB II)

Di susun oleh :
Kelompok IV

1. Bernadeth Yunitasari I1F017026


2. Surianty I1F017027
3. Gus Deriyatno I1F017028
4. Marselina Mole I1F017029
5. Getrudis Wilhelmina G. I1F017030
6. Ari Wibowo I1F017031
7. Sri Asih Diana Fitri I1F017032
8. Atit Prasetya M I1F017033
9. Frisca Rinandar I1F017034

UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami persembahkan kepeda Allah Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya lah Saya dapat menyelesaikan tugas kelompok Makalah Asuhan Keperawatan
Pada Rhemathoid Arthtritis. Makalah ini di susun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah ” Keperawatan Medikal Bedah II” yang dibimbing oleh Bapak Agis Taufik,
M.Kep, Sp.KMB.
Makalah ini juga di harapkan dapat bermanfaat bagi orang yang berkesempatan
membacanya.Makalah ini di susun dengan sebaik mungkin dengan menggunakan beberapa
referensi dari beberapa buku.
Serta mengajak kita semua sebagai perawat agar dapat memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Rhemathoid Arthtritis dengan tepat..Untuk itu Kami sangat
berharap agar makalah yang ini dapat digunakan sabagai acuan,yang positif, serta bermanfaat
bagi semua pembaca.

Purwokerto, Januari 2018

Penyusun
Kelompok IV
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit autoimun adalah kegagalan fungsi system kekebalan tubuh yang
membuat badan menyerang jaringannya sendiri. System imunitas menjaga tubuh
melawan pada apa yang terlihat sebagai bahan asing atau berbahaya bagi tubuh.
Bahan asing tersebut termasuk mikro jasad, parasit, sel kanker, bakteri dan
pencangkokan organ dan jaringan. Bahan yang bisa merangsang imunitas itu disebut
antigen. Antigen adalah molekul yang mungkin terdapat dalam selatau di atas
permukaan sel. Sistem imunitas hanya bereaksi terhadap antigen dari bahan asing
yang berbahaya dan buka terhadap antigen sendiri. Sistem imunitas yang rusak
menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai antigen asing dan menghasilkan
antibody (autoantibodi) atau sel imunitas menyerang jaringan tubuh sendiri. Respon
ini disebut sebagai reaksi autoimun.
Penyakit autoimun terjadi ketika system kekebalan tubuh seseoarang mengalami
gangguan sehingga menyerang jaringan tubuh itu sendiri. Pada hal seharusnya system
imun hanya menyerang organisme atau zat-zat asing yang membahayakantubuh.Dari
segibahasa auto artinyadirisendiri, dan imun artinya system pertahanan tubuh. Jadi
pengertian autoimun adalah system pertahanan tubuh mengalami gangguan sehingga
menyerang sel-sel tubuh itu sendiri.
Makalah kami akan membahas tentang konsep dasar penyakit dan asuhan
keperawatan Rhemathoid arthritis.

B. TujuanPenulisan
1. TujuanUmum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini untuk memahami tentang konsep
dasar asuhan keperawatan dengan Penyakit Rhemathoid Arthritis.
2. TujuanKhusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah:
a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang
ditugaskan oleh dosen pengajar pada kelompok kami,
b. Memahami konsep dasar penyakit pada klien dengan penyakit rhemathoid
arthritis yang terdiri dari definisi, etiologi, anatomi fisiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis penatalaksanaan dan asuhan keperawatannya.
c. Memperoleh nilai tugas yang memuaskan untuk mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II.
BAB II
PENYAKIT ARTHRITIS RHEMATHOID
A. Definisi
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang
berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis
berarti radang sendi. Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit
autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami
peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Engram (1998)
mengatakan bahwa, Reumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung
sistemik dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari
sendi diartroidial.
Pengertian Rhematoid arthritis adalah suatu penyakit inflamasi
sistemik kronik dengan manifestasi utama poliarthtritis progresif dan melibatkan
seluruh organ tubuh.Terlibatnya sendi pada pasien arthritis rheumatoid terjadi
setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresivitasnya (Hidayat,2006).
Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
(Arif Mansjour. 2005 )
Arthritis rheumatoid adalah kumpulan gejala(syndrom) yang berjalan
secara kronik dengan ciri-ciri radang non spesifik sendi perifer(diluar axis
skeletal).Biasanya simetris,mengakibatkan kerusakan yang progresif(makin
lama makin rusak) tergolong penyakit yang tidak diketahui penyebabnya,awal
radang sering disertai stress baik fisik maupun emosi (Suhadi,stephanus. 2000)
Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronik yang paling sering
ditemukan pada sendi. Insiden puncak adalah antara usia 40 hingga 60 tahun,
lebih sering pada wanita daripada pria dengan perbandingan 3 : 1. Penyakit ini
menyerang sendi-sendi kecil pada tangan, pergelangan kaki dan sendi-sendi
besar dilutut, panggul serta pergelangan tangan. (Muttaqin, 2006).
B. Klasifikasi Rhemathoid Arthritis
Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Reumatoid arthritis klasik
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2. Reumatoid arthritis defisit
Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.

Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :


1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat,
bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga
pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

C. Etiologi
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa
hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan
faktor Reumatoid
2. Gangguan Metabolisme
3. Genetik
4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun
faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor
metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).

Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis
reumatoid adalah;
1. Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya
adalah 2-3:1.
2. Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun.
Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak
(artritis reumatoid juvenil)
3. Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis
Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
4. Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.

D. Tanda dan Gejala


1. Morning Stiffness
Kaku pada pagi hari, pasien merasa kaku pada persendian dan
disekitarnya sejak bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 1 jam sebelum
perbaikan maksimal.
2. Artritis Pada 3 Daerah
Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau persendian bukan pembesaran
tulang (hyperostosis) sekurang-kurangnya 3 sendi secara bersamaan dalam
observasi seorang dokter terdapat 14 persendirian yang memenuhi
kriteria,yaitu interfalang proksimal, metakarpofalang, pergelangan
tangan,siku,pergelangan kaki,dan metatarsofalang kiri dan kanan.
3. Artritis pada persendian tangan.
Artritis simetris atau tidak mutlak bersifat simetris pada kedua sisi secara
serentak
4. Nodul Reumatoid
Nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan eksentor atau
daerah jukstaartikular dalam observasi seorang dokter.
5. Faktor rheumatoid serum positif.
Terdapat perubahan gambaran radiologis yang khas pada pemeriksaan sinar
rontgen tangan posteroanterior atau pergelangan tangan yang harus
menunjukkan adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada
sendi atau daerah yang berdekatan dengan sendi
6. Gejala-gejala konstitusional
Misalnya lelah,anorexia,berat badan menurun dan demam.Terkadang
kelelahan dapat demikian hebatnya.
7. Manifestasi ekstra artikular
Artrhitis rheumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain diluar
sendi.Jantung (perikarditis), paru –paru (pleuritis ),mata dan pembuluh darah
dapat rusak
E. Prevalensi
Penyakit ini lebih banyak mengenai wanita daripada pria,terutama pada usia
subur.

F. Patofisiologi
Dari penelitian mutakhir diketahui bahwa pathogenesis arteritis
rheumatoid terjadi akbat rantai peristiwa imunologis sebagai berikut: Suatu anti
gen penyebab arteritis reuatoid yang berada pada embran sinofial, akan diproses
oleh anti gen presenting cells (APC). Antigen yang telah diproses akan dikenali
dan diikat oleh sel CD4+ bersama dengan determinan HLA-DR yang terdapat
pada permukaan mebran APC tersebut dan membentuk suatu komplek
trimolekular. Pada tahap selanjutnya komplek anti gen trimolekular tersebut
akan mengekspresikan reseptor interleukin -2(IL-2) pada permukaan CD4+ . IL-2
yang disekresi oleh CD4+ akan mengikatkan diri pada reseptor spesifik pada
permukaannya sendiri dan akan mengakibatkan terjadinya mitosis dan
proliferasi sel. Selain IL-2, CD4+ yang telah teraktifasi juga mengsekresi
berbagai limfokin seperti gamma-interferon, tumor nekrosis β(TNF-
b,interleukin 3 ( IL-3 ), interleukin 4 ( IL -4 ), granulocyte- makrofag colony
stimulating factor ( GM – CSF ) serta beberapa mediator lain yang bekerja
merangsang makrofag untuk meningkatkanaktivasi fagositosisnya dan
merangsang proliferasi dan aktivasi sel β untuk memproduksi antibody. Setelah
berkaitan dengan antigen yang sesuai dengan antibody yang dihasilkan akan
membentuk kompleks imun yang akan berdifusi secara bebas kedalam ruang
sendi.( Saefullah, Noer, 1996 ).
Fagositosis komplek imun oleh sel radang akan disertai oleh
pembentukkan dan pembebasan radikal oksigen bebas, produksi protease,
kolagen dan enzim – enzim hidrolitik lainnya. Enzim – enzim ini akan
menyebabkan destruksi jaringan sendi, memacahkan tulang rawan, ligament
tendon dan tulang pada sendi. Proses ini diduga adalah bagian dari respon
autoimun terhadap antigen yang diproduksi secara local. Enzim –enzim tersebut
akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membrane
synovial.Masuknya sel radang kedalam membrane synovial akibat pengendapan
komplek imun yang menyebabkan terbentuknya pannus yang merupakan
elemen paling destruktif dalam pathogenesis arthritis rheumatoid.pannus
merupakan jaringan granulasi yang terdiri dari sel fibrolas yang berproliferasi,
mikrovaskuler dan berbagi jenis sel radang, pannus akan menghancurkan tulang
rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya adalah menghilangnya
permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena
karena serabut otot akan mengalami perubahan timbul rasa nyeri,
pembengkakan, panas, eritema, dan gangguan fungsi pada sendi akibat proses
inflamasi. (Brunner & Suddarth .2001 )
G. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan LED umumnya meningkat
b. Protein C reaktif
c. Sinar X dari sendi yang sakit menunjukkan pembengkakkan pada jaringan
lunak, erosi sendi dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan.
d. Scan radionuclide : identifikasi peradangan sinovium.
e. Artroskopi langsung
f. Aspirasi cairan synovial
g. Adanya kekakuan pagi hari ( sekurangnya 1 jam ),arthritis pada tiga atau
lebih sendi,arthritis sendi- sendi jari – jari tangan, arthritis yang simetris,
nodul rheumatoid dan factor rheumatoid dalam serum, perubahan –
perubahan radiologic ( erosi atau dekalsifikasi tulang ).diagnosis arthritis
rheumatoid dikatakan positif jika sekurang-kurangnya 4 dari 7
terpenuhi.empat kriteria tersebut harus sudah berlangsung sekurang-
kurangnya 6 minggu.
H. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan untuk mengurangi inflamasi,nyeri, menghentikan
kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan kemampuan penderita,yaitu :
a. Pemberian terapi
Pengobatan meliputi pemberian aspirin untuk mengurangi nyeri, NSAIDS
untuk mengurangi inflamasi,kortikosteroid untuk memperlambat destruksi
sendi
b. Pengaturan aktivitas dan istirahat
Untuk mengurangi gejala penyakit dan progresivitas inflamasi.Pembebatan
sendi yang terkena pada saat latihan gerak.
c. Kompres panas dan dingin
d. Diet
Diet asam lemak omega 3.
e. Pembedahan
Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap
akhir. Tindakan arthrodesis untuk menstabilkan sendi, arthroplasti atau total
giant replacement untuk mengganti sendi.
f. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi
yang sering dijumpai yaitu Aspirin, Ibuprofen, Naproksen, Piroksikam,
Diklofenak dan sebagainya.
g. DMARD digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses
destruksi akibat arthritis rematoid,umumnya diberikan segera setelah
diagnosa ditegakkan atau bila respon OAINS tidak baik. Jenis-jenis yang
digunakan adalah klorokuin, sulfasalazin, D-penisilamin, garam emas atau
auro sodium tiomalat,obat imunosupresif atau imunoregulator, kortikosteroid.
h. Rehabilitasi bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien, dengan cara
mengistirahatkan sendi, latihan, pemanasan dan sebagainya. Rehabilitasi
termasuk juga:
 pemakaian alat bidai,tongkat,walking machine, kursi roda, sepatu dan alat.
 Terapi mekanik.
 Pemanasan : baik hidroterapi maupun elektroterapi.
 Occupationaltherapy.
I. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Remathoid Arthritis
 Pengkajian
a. Anamnesis:
 Keluhan utama:
 Nyeri : kapan dan dimana,umumnya pergelangan tangan, jari
tangan, siku, bahu, lutut, dan sendi atlanto-aksial yang terkena.
 Kaku, bengkak, atau deformitas. Umumnya ada kaku dipagi
hari selama lebih dari satu jam.
 Akibat fungsional.Hal-hal yang tidak bisa dilakukan pasien,
misal:jarak berjalan, kemampuan berpakaian, pindah tempat.
 Tanda sistemik: malaise, penurunan berat badan, gejala anemia
 Gangguan system lain : iritis,sesak napas (fibrosis paru),
bengkak pada pergelangan kaki (sindrom nefrotik)
 Riwayat Penyakit :
 Bagaimana pola penyakit? Sendi mana yang terkena?
Bagaimana aktivitas peradangan? Adakah organ lain yang
terkena.
 Pengobatan yang sudah didapat, riwayat operasi penggantian
sendi, latihan fisioterapi, riwayat alergi, efek samping
penggunaan obat.
 Penyakit autoimun dalam keluarga, bagaimana pengaruh
penyakit pada pekerjaan, keluarga, pasangan dan anak. Usaha
untuk memperbaiki mobilitas.
b. Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi
(bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan
pembengkakan.
 Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi
synovial
 Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
 Catat bila ada krepitasi
 Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
 Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
 Catat bila ada atrofi, tonus yang berkurang
 Ukur kekuatan otot
 Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
 Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan


organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya
eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis
lainnya. Pengkajian 11 Pola Gordon
 Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan Kesehatan
Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi?
Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya?
Riwayat keluarga dengan RA
Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll
 Pola Nutrisi Metabolik
Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang banyak
mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)
Riwayat gangguan metabolic
 Pola Eliminasi
Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?
 Pola Aktivitas dan Latihan
Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
Jenis aktivitas yang dilakukan
Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
Tidak mampu melakukan aktifitas berat
 Pola Istirahat dan Tidur
Apakah ada gangguan tidur?
Kebiasaan tidur sehari
Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur
Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
 Pola Persepsi Kognitif
Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?
 Pola Persepsi dan Konsep Diri
Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?

 Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama


Bagaimana hubungan dengan keluarga?
Apakah ada perubahan peran pada klien?
 Pola Reproduksi Seksualitas
Adakah gangguan seksualitas?
 Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?
 Pola Sistem Kepercayaan
Agama yang dianut?
Adakah gangguan beribadah?
Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan
c. Analisa data

Data Fokus Problem Etiologi


DO: Nyeri pada sendi, terjadi Nyeri kronis Agen cedera biologis (
inflamasi, adanya bengkak Infeksi )
dan kaku pada sendi
DO : Pasien kesulitan Hambatan mobilitas fisik Kekakuan sendi
bergerak., pasien dibantu
keluarga saat beraktivitas,
adanya keterbatasan rentang
gerak (ROM)
DO : Adanya deformitas Gangguan citra tubuh Perubahan fungsi tubuh (
sendi, adanya nodul di sendi Deformitas sendi )
DO: Adanya keterbatasan Deficit selfcare Kerusakan musculoskeletal.
gerak, kesulitan bergerak Nyeri pada waktu bergerak
DO : Kurang pengetahuan Defisiensi pengetahuan Kurangnya informasi
d. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis (
infeksi )
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh ( deformitas sendi )
4. Defisit selfcare berhubungan dengan dengan kerusakan
musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, dan nyeri
pada waktu bergerak
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi
e. Intervensi keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis (infeksi )
NOC : control nyeri
 Mengenali kapan nyeri terjadi
 Menggambarkan faktor penyebab
 Mampu menggunakan tindakan pencegahan
 Menggunakan tindakan pengurangan ( nyeri ) tanpa
analgesic

NIC : Manajemen nyeri

 Lakukan pengkajian nyeri komprehensif


 Observasi adanya petunjuk non verbal
 Berikan informasi mengenai nyeri
 Ajarkan prinsip – prinsip manajemen nyeri
 Ajarkan teknik non farmakologi seperti teknik relaksasi
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi
NOC : Pergerakan sendi bebas
 Keseimbangan pergerakan tidak terganggu
 Kinerja transfer tidak terganggu
 Dapat bergerak dengan mudah
NIC : Terapi latihan ambulasi
 Konsulkan pada ahli terapi fisik mengenai rencana
ambulasi
 Bantu pasien untuk perpindahan sesuai kebutuhan
 Sediakan alat bantu( tongkat, walker atau kursi roda )
untuk ambulasi jika pasien tidak stabil
 Bantu pasien dengan ambulasi awal atau jika diperlukan
 Dorong ambulasi independen dalam batas aman
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
( deformitas sendi )
NOC : Citra tubuh positif
 Gambaran internal diri positif
 Kesesuaian antara realita tubuh dan ideal tubuh dengan
penampilan tubuh
 Kepuasaan dengan penampilan tubuh
 Penyesuaian terhadap perubahan penampilan fisik
NIC : Peningkatan citra tubuh
 Tentukan harapan citra diri pasien
 Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan bagian
tubuh disebabakan adanya penyakitnya
 Tentukan persepsi pasien dan keluarga terkait perubahan
citra diri dan realitas
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi tindakan yang akan
meningkatkan penampilan
4. Defisit selfcare berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, dan nyeri pada waktu bergerak
NOC : Self care Activity Daily Living
 Klien terbebas dari bau badan
 Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk
melakukan ADLS
 Dapat melakukan ADLS( makan, memakai baju, mandi, ke
toilet, berpakain, kebersihan mulut ) tanpa bantuan orang
lain ataupun alat
NIC : Bantuan perawatan diri
 Monitor kemampuan perawatan diri pasien secara mandiri
 Monitor kebutuhan pasien terkait dengan alat – alat
kebersihan diri, alat bantu berpakaian, berdandan,
eliaminasi dan makan
 Berikan bantuan sampai pasien mampu melakukan
perawatan diri mandiri
 Bantu pasien menerima kebutuhan ( pasien ) terkait
dengan kondisi ketergantungannya
 Dorong kenandirian pasien tapi bantu ketika pasien tak
mampu melakukannya
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
NOC : Pengetahuan manajemen penyakit arthritis
 Mengetahui faktor penyebab atau yang berkontribusi
terhadap penyakitnya
 Mengetahui tanda dan gejala awal penyakit
 Mengetahui strategi untuk menyeimbangkan aktivitas dan
istirahat
 Mengetahui strategi mengelola nyeri
 Mengetahui pilihan perawatan yang tepat
NIC :Pengajaran proses penyakit
 Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait proses penyakit
 Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakitnya
sesuai kebutuhan pasien
 Identifikasi kemungkinan penyebab sesuai kebutuhan
 Berikan informasi pada pasien mengenai kondisinya sesuai
kebutuhan
 Diskusikan pilihan terapi / penanganan
 Edukasi pasien mengenai tindakan untuk mengontrol/
meminimalkan gejala sesuai kebutuhan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Artritis Reumatoid merupakan suatu penyakit autoimun sistemik menahun yang
proses patologi utamanya terjadi di cairan sinovial. Penderita Artritis Reumatoid
seringkali datang dengan keluhan artritis yang nyata dan tanda-tanda keradangan
sistemik. Baisanya gejala timbul perlahan-lahan seperti lelah, demam, hilangnya nafsu
makan, turunnya berat badan, nyeri, dan kaku sendi. Meskipun penderita artritis
reumatoid jarang yang sampai menimbulkan kematian, namun apabila tidak segera
ditangani dapat menimbulkan gejala deformitas atau cacat yang menetap.
Meskipun prognose untuk kehidupan penderita tidak membahayakan, akan tetapi
kesembuhan penyakit sukar tercapai. Tujuan pengobatan adalah menghasilkan dan
mempertahankan remisi atau sedapat mungkin berusaha menekan aktivitas penyakit
tersebut. Tujuan utama dari program terapi adalah meringankan rasa nyeri dan
peradangan, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah dan/atau memeperbaiki
deformaitas.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah rematoid artritis ini, diharapkan nantinya akan
memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan
bagaimana melakukan sebuah proses asuhan keperawatan terutama pada klien dengan
rematoid artritis.
DAFTAR PUSTAKA

Buffer.2010.Rheumatoid Arthritis.Tersedia http://www.rheumatoid_arthritis.net/dowload.doc


Diakses pada tanggal 22 Januari 2018.
Brunner & Suddarth. 2010.BukuAjar Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 1. Suzanne
C, Smeltzer, Jakarta: EGC.
Corwin, J. Elizabeth. 2003.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC.
Doctherman, Joanne McCloskey, 2008.Nursing Interventions Clasification (NIC), Fifth
Edition. Missouri:Mosby.
Engram, Barbara,.2008.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Edisi Volume
2.Jakarta: EGC.
Gordon, N. F. 2002. Radang Sendi.Jakarta: PT Raja Grafindo.
Hidayat, A. A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
Keliat,Budi Anna.2015.Diagnosis Keperawatan.Jakarta:EGC.
Mansjoer, arif. Dkk.2005.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media aesculapius.
Moorhead, Sue,2013.Nursing Outcomes Classification ( NOC ),Fifth Edition.Missouri:
Mosby.
Muttaqin, arif. 2006.
Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Banjarmasin: Unpublished.
Smeltzer, Susan C, 2015
Keperawatan Medical Bedah (Handbook for Brunner &Suddarth’s Textbook of
Medical surgical Nursing).Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai