Anda di halaman 1dari 21

99

2.3 Nifas

2.3.1 Definisi Nifas

Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil (Vivian Nanny,

2011;1).

Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Winkjosastro,2006;122).

Masa nifas dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6

minggu atau 42 hari setelah itu (Prawirohardjo, 2010;356).

2.3.2 Tahapan Masa Nifas

Adapun tahapan-tahapan masa nifas menurut Vivian Nanny (2011) yaitu :

2.3.2.1 Puerpurium dini

Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta

menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya.

2.3.2.2 Puerpurium intermediet

Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya sekitar

6-8 minggu.

2.3.2.3 Puerpurium remote

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila

ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.


100

2.3.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna berangsur-angsur

kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat

genitalia ini disebut involusi. Menurut Vivian Nanny (2011), perubahan-

perubahan yang terjadi antara lain :

2.3.3.1 Perubahan sitem reproduksi

a) Uterus

Pada uterus terjadi proses kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum

hamil setelah melahirkan (proses involusi).proses ini dimulai segera

setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada tahap

ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm dibawah

umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis.

Pada saat ini, besar uterus kira-kira sama dengan kehamilan 16 minggu.

Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uterus mencapai kurang lebih 1 cm di

atas umbilicus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi

berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24

jam.uterus tidak bisa dipalpasi pada abdomen pada hara ke-9

pascapartum.
101

Table2.5 involusi uterus

Diameter
Berat Bekas Keadaan Servik
involusi Tinggi fundus uterus Melekat
uteri (gr) Plasenta
(cm)

Bayi lahir Setinggi pusat 1000


Uri lahir 2 jari dibawah 750 12,5 Lembek
pusat

Satu minggu Pertengahan 500 7,5 Beberapa hari


pusat-simpisis setelah postpartum
Dua minggu Tak teraba diatas 350 3-4 dapat dilalui 2 jari.
simfisis Akhir minggu
Enam minggu Bertambah kecil 50-60 1-2 pertama dapat
Delapan Sebesar normal 30 dimasuki 1 jari.
minggu

b) involusi tempat plasenta

setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan

kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka

ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada

akhir nifas1-2 cm. penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada

permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah

besar yang tersumbat oleh thrombus.

c) Perubahan ligamen

Ligament-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang meregang

sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur

menciut kembali seperti sediakala.


102

d) Perubahan pada Serviks

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi sangat lembek, kendur dan

terkulai. Beberapa hari setelah persalinan lubang serviks lambat laun

mengecil. Pada 4 minggu postpartum, rongga serviks bagian luar akan

membentuk seperti keadaan sebelum hamil.

e) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai

reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih

cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochea

mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu menyengat dan

volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Pengeluaran lockea dapat

dibagi berdasarkan waktu dan warnanya diantaranya sebagai berikut :

1. Lochea rubra/merah(kruenta)

Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa

postpartum.warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari

perobekan/luka pada plasenta dan serabut dari desidua dan chorion.

Lochea inin terdiri atas sel desidua, vernik caseosa, rambut lanugo,

sisa mekonium, dan sisa darah.

2. Lochea sanguinolenta

Lochea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena

pengaruh plasma darah, pengeluarannyapada hari ke-3-5 hari

postpartum.

3. Lochea serosa
103

Lochea ini muncul pada hari ke-5-9 postpartum. Warnanya biasanya

kekuningan atau kecoklatan. Lochea ini terdiri atas lebih sedikit darah

dan lebih banyak serum, juga terdiri atas leukosit dan robekan laserasi

plasenta.

4. Lochea alba

Lochea ini muncul lebih dari hari ke-10 postpartum. Warnanya lebih

pucat, putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit,

selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.

f) Perubahan pada vagina dan perineum

Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa

vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan

kembali secara bertahap pada ukuran sebelum hamil selama 6-8 minggu

setelah bayi lahir. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan

fungsi ovarium.

2.3.3.2 Perubahan tanda-tanda vital

2.3.3.2.1 Suhu badan

Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5-

38°C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan

dan kelelahan. Apabila keadaan normal, suhu badan menjadi biasa.

Biasanya pada hari ke-3 suhu badan naik lagi karena ada pembentukan

ASI dan payudara menjadi bengkak, berwarna merah karena

banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi

pada endometrium, mastitis, traktus genitalis atau system lain.

2.3.3.2.2 Nadi
104

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis

melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.

2.3.3.2.3 Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah

setelah melahirkan karena ada pendarahan. Tekanan darh tinggi pada

postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi postpartum.

2.3.3.2.4 Pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan

denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernapasan juga akan

mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran

napas.

2.3.3.2.5 Perubahan system kardiovaskuler

a) Volume darah

Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volume darah total

yang cepat, tetapi terbatas. Setelah itu terjadi perpindahan normal

cairan tubuh yang menyebabkan volume darah menurun dengan

lambat. Pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir, volume

darah biasanya menurun sampai mencapai volume darah sebelum

hamil.

b) Curah jantung

Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat

sepanjang masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan

ini meningkat bahkan lebih tinggi selama 30-60 menit karena


105

darah yang biasanya melintas sirkulasi uteroplasenta tiba-tiba

kembali ke sirkulasi umum.

c) Perubahan system hematologi

Selama minggu-minggu kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma,

serta factor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari

pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit

menurun, tetapi darh lebih mengental dengan peningkatan

viskositas sehingga meningkatkan factor pembekuan darah.

2.3.3.3 Sistem pencernaan pada masa nifas

2.3.3.3.1 Nafsu makan

Ibu biasanya merasa lapar segera setelah melahirkan sehingga ia boleh

mengkonsumsi makanan ringan. Seringkali untuk pemulihan nafsu

makan, diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.

2.3.3.3.2 Motilitas

Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama

waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan

anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke

keadaan normal.

2.3.3.3.3 Pengosongan usus

System pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu yang

berangsur-angsur untuk kembali normal. Pola makan ibu nifas tidak

akan seperti biasa dalam beberapa hari dan perineum ibu akan terasa

sakit untuk defekasi. Factor-faktor tersebut mendukung konstipasi

pada ibu nifas dalam minggu pertama. Supositoria dibutuhkan untuk


106

membantu eliminasi pada ibu nifas. Akan tetapi, terjadinya konstipasi

juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu dan

kekhawatiran lukanya akan terbuka bila ibu buang air besar.

2.3.3.4 Perubahan system perkemihan

a) Fungsi system perkemihan

1. Mencapai hemostatis internal

a. Keseimbangan cairan dan elektrolit

b. Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat

gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.

c. Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang

terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak

diganti.

2. Keseimbangan asam basa tubuh

Batas normal pH cairan tubuh adalah 7,35-7,40. Bila pH

>7,4 disebut alkalosis dan jika pH <7,35 disebut asidosis.

3. Mengeluarkan sisa metabolism, racun dan zat toksin

Ginjal mengekskresi hasil akhir metabolisme protein yang

mengandung nitrogen terutama: urea, asam urat dan kreatinin.

b) System urinarius

Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita

melahirkan. Diperlukan kira-kira 2-8 minggu supaya hipotonia pada

kehamilan serta dilatasi ureter dan pelvis ginjal kembali ke keadaan

sebelum hamil. Pada sebagian kecil wanita, dilatasi traktus urinarius

bias menetap selama tiga bulan.


107

c) Komponen urine

Pemecahan kelebihan protein didalam sel otot uterus juga

menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama satu sampai dua hari

setelah wanita melahirkan.

d) Dieresis postpartum

Yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya

peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya

peningkatan volume darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme

tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Kehilangan cairan melalui

keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat

badan sekitar 2,5 kg selama masa postpartum.

e) Uretra dan kandung kemih

Trauma dapat terjadi pada uretra dan kandung kemih selam proses

melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung

kemih dapat mengalami hyperemia dan edema, sering kali disertai di

daerah-daerah hemoragi.hal imi dapat dihindari jika dilakukan asuhan

untuk mendorong terjadinya pengosongan kandung kemih.

2.3.4 Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Winkjosastro (2006;122), tujuan dari pemberian asuhan kebidanan

pada masa nifas adalah:

a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologi.


108

b) Melaksakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya

c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi serta perawatan bayi

sehari-hari.

d) Memberikan pelayanan KB.

2.3.5 Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas

Menurut winkjosastro (2006;123), kunjungan masa nifas dilakukan paling

sedikit 4 kali. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi

baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah-

masalah yang terjadi.

Menurut Winkjosastro (2006;123), frekuensi kunjungan, waktu kunjungan

dan tujuan kunjungan masa nifas yaitu sebagai berikut :

1. Kunjungan pertama

Kunjungan pertama dilakukan 6-8 jam setelah persalinan dengan tujuan

sebagai berikut :

a. Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberikan

rujukan bila perdarahan berlanjut.

c. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga bagaimana cara

pencegahan perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d. Pemberian ASI awal.


109

e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi.

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2. Kunjungan Kedua

Kunjungan kedua dilakukan 6 hari setelah persalinan dengan tujuan sebagai

berikut :

a. Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus berkontraksi, fudus

dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda infeksi atau kelainan pascapersalinan.

c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik tanpa ada tanda-tanda penyulit.

e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi.

3. Kunjungan ketiga

Kunjungan ketiga dilakukan 2 minggu setelah persalinan. Tujuan

kunjungan ketiga ini sama halnya seperti kunjungan kedua.

4. Kunjungan keempat

Kunjungan keempat ini dilakukan 4 minggu setelah persalinan dengan

tujuan untuk menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang

dialami ibu atau bayinya serta memberikan konseling KB secara dini

kepada ibu

2.3.6 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Menurut Vivian Nanny (2011;71), kebutuhan dasar ibu nifas antara lain :

2.3.6.1 Nutrisi dan Cairan


110

Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama

kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat

kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh

kembang bayi. Berikut ini jumlah nutrisi yang cukuo untuk kebutuhan

bayinya.

a. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi

baik adalah 70 kal/100 ml dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu

untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Makanan yang dikonsumsi ibu

berguna untuk melakukan aktivitas, metabolism, cadangan dalam

tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu sendiri yang akan

dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan

yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti: susunannya

harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas

atau berlemak, serta tidak mengandung alcohol, nikotin, bahan

pengawet dan pewarna.

b. Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan normal

ketika menyusui jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang

dianjurkan. Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan penggatian sel-

sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein

hewani dan protein nabati.protein hewani antara lain telur, daging,

ikan, udang, kerang, susu, dan keju. Sementara itu, protein nabati

banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain.

c. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Ibu

menyusui dianjurkan minum 2-3 liter per hari dalam bentuk air putih,
111

susu, dan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).

Mineral, air, dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari

serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolism di dalam

tubuh. Sumber zat pengatur tersebut bisa diperoleh semua jenis

sayurdan buah-buahan segar.

d. Pil zat besi (Fe) harus diminum, untuk menambah zat gizi setidaknya

selama 40 hari pascapersalinan.

e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada 1

jam setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

2.3.6.2 Ambulasis

Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin membimbing

penderita keluar membimbingnya secepat mungkin untuk berjalan. Pada

persalinan normal sebaiknya ambulasi dikerjakan setelah 2 jam (ibu boleh

miring kekiri atau kekanan untuk mencegah adanya trombosit).

Dilakukan secara berangsur-angsur. Keuntungan dari ambulasi adalah

sebagai berikut:

a. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerpurium.

b. Mempercepat involusi uterus.

c. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin.

d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat

fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

e. Ibu merasa lebih sehat dan kuat.

f. Faal usus dan kandung kemih lebih baik.


112

g. Kesempatan yang baik untuk mengajar ibu merawat/memelihara

anaknya

2.3.6.3 Eliminasi

Buang air kecil (BAK). Setelah ibu melahirkan, terutama bagi ibu yang

pertama kali melahirkan akan terasa pedih bila BAK. keadaan ini

kemungkinan disebabkan oleh iritasi pada uretra sebagai akibat

persalinan sehingga penderita takut BAK. Miksi disebut normal bila

dapat BAK sponng detan tiap 3-4 jam. Ibu diusahakan mampu buang air

kecil sendiri, bila tidak, maka dilakukan tindakan berikut ini.

a. Dirangsang dengan mengalirkan air keran di dekat klien.

b. Mengompres air hangat di atas simfisis

c. Saat site bath (berendam air hangat) klien disuruh BAK.

Biasanya 2-3 hari postpartum masih susah BAB, maka sebaiknya

diberikan laksan atau paraffin (1-2 hari postpartum), atau pada hari ke-3

diberi laksan supositoria dan minum air hangat. Berikut adalah cara agar

dapat BAB dengan teratur: Diet teratur, Pemberian cairan yang banyak.,

Ambulasi yang baik,.bila takut buang air besar secara episiotomy, maka

diberikan laksan supposotria.

2.3.6.4 kebersihan diri dan perineum

2.3.6.4.1 Personal hygiene

Bagian yang paling utama dibersihkan adalah putting susu dan mamae.

a. Putting susu

Air susu yang menjadi kering akan menjadi kerak dan dapat

merangsang kulit sehingga timbul enzema. Sebaiknya putting susu


113

dibersihkan dengan air yang telah dimasak, tiap kali sebelum dan

sesudah menyusukan bayi, diobati dengan salep penicillin, lanolin, dan

sebagainya.

b. Perineum

Bila sudah buang air besar atau buang air kecil, perineum harus

dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan dengan sabun yang

lembut minimal sehari sekali. Sesudah dan sebelum mengganti

pembalut harus cucu tangan dengan larutan desinfeksi atau sabun. Ibu

perlu diberitahu cara mengganti pembalut, yaitu bagian dalam jangan

sampai terkontaminasi oleh tangan. Cara memakainya yaitu dari depan

ke belakang. Langkah-langkah penanganan kebersihan diri adalah

sebagai berikut.

a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.

b) Ajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan

sabun dan air hangat. Pastikan bahwa ia mengerti untuk

membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke

belakang, baru kemudian dibersihkan daerah sekitar anus.

Nasehatkan pada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai

buang air kecil/besar.

c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut

setidaknya 2 kali sehari, kain dapat digunakan ulang jika telah

dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari atau

disetrika.
114

d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, sebelum

dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

e) Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan

kepada ibu untuk menghindari untuk menyentuh luka.

Beberapa langkah untuk menjaga kebersihan bayi adalah sebagi

berikut.

1. Memandikan bayi

Tujuan dari memandikan bayi adalah untuk menjaga

kebersihan, memberikan rasa segar, dan memberikan

rangsangan pada kulit. Hal-hal yang harus diperhatikan pada

saat memandikan bayi adalah sebagai berikut.

a. Mencegah kedinginan

b. Mencegah masuknya air kedalam mulut, hidung dan

telinga.

c. Memperhatikan adanya lecet pada pantat, lipatan-lipatan

kulit (ketiak bayi, lipatan paha dan punggung bayi)

2. Memberikan pakaian pada bayi.

Bahan pakaian yang akan dikenakan oleh bayi hendaknya yang

lembut dan mudah menyerap keringat.

3. Personal hygiene pada bayi

Setiap kali buang air kecil dan besar, bersihkan daerah

perinealnya dengan air dan sabun, serta keringkan dengan baik.

Kotoran bayi dapat menyebabkan infeksi sehingga harus

dibersihkan.
115

2.3.6.5 Istirahat dan Tidur

Ibu nifas sangat dianjurkan sekali untuk istirahat yang cukup untuk

mencegah kelelahan yang berlebihan. Kekurangan istirahat pada masa

nifas akan mempengaruhi produksi ASI, memperlambat proses involusi

uterus, memperbanyak perdarahan serta menyebabkan depresi dan

ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

2.3.6.6 Aktivitas Seksual dan KB

Secara fisik, ibu nifas aman untuk memulai hubungan sex begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam

vagina tanpa rasa nyeri. Namun banyak budaya yang mempunyai tradisi

menunda sampai 40 hari pasca melahirkan. Oleh karena itu, bila

senggama tidak mungkin menunggu sampai hari ke-40, suami/istri perlu

melakukan usaha untuk mencegah kehamilan. Pada saat inilah waktu

yang tepat untuk memberikan konseling tentang pelayanan KB.

Kontrasepsi yang cocok untuk ibu pada masa nifas, antara lain Metode

Amenore Laktasi (MAL), pil progestin (mini pil), suntikan progestin,

kontrasepsi implant dan alat kontrasepsi dalam rahim.

2.3.6.7 Latihan dan Senam Nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan

setelah keadaan tubuhnya pulih kembali. Senam nifas bertujuan untuk

mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, serta

memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot-otot dasar panggul

dan otot perut. Gerakan senam nifas ini dilakukan dari gerakan yang

paling sederhana hingga yang tersulit. Sebaiknya dilakukan secara


116

bertahap dan terus menerus. Lakukan pengulangan setiap 5 gerakan dan

tingkatkan setiap hari sampai 10 kali.

Latihan tahap pertama (24 jam setelah bersalin)

a. Latihan kegel (latihan perineal)

Caranya, lakukan gerakan seperti menahan buang air kecil, tahan

kontraksi 8-10 detik, lepaskan. Ulangi beberapa kali.

b. Latihan pernapasan diafragma yang dalam.

Posisi dasar: berbaring telentang, lutut ditekuk dan saling terpisah

dengan jarak 30 cm. Telapak kaki menjejak lantai, kepala dan bahu

didukung bantal. Letakkan tangan diperut sehingga anda bisa

merasakannya terangkat saat menarik napas perlahan melalui hidung.

Kencangkan otot-otot perut saat anda menghembuskan napas perlahan

lewat mulut. Lakukan 2-3 kali bernapas dalam setiap latihan.

Latihan tahap kedua (tiga hari pasca-persalinan)

a. Latihan mengankat pinggul

Posisi dasar: hirup napas sementara anda menekan pinggul kelantai.

Selanjutnya hembuskan napas dan lemaskan. Sebagai permulaan

ulangi 3-4 kali. Secara bertahap, latihan dapat ditambah hingga 12 kali,

lalu 24 kali.

b. Latihan mengangkat kepala

Posisi dasar: Tarik napas dalam-dalam, angkat kepala sedikit sambil

menghembuskan napas. Angkat kepala lebih sedikit setiap hari dan

secara bertahap usahakan mengangkat pundak.

c. Latihan meluncurkan kaki


117

Posisi dasar: Secara perlahan, julurkan kedua tungkai kaki hingga rata

dengan lantai. Geserkan telapak kaki kanan dengan tetap menjejak

lantai, kebelakang kearah bokong. Pertahankan pinggul tetap menekan

lantai. Geserkan tungkai kaki kembali kebawah. Ulangi untuk kaki

kiri. Mulailah dengan 3-4 kali geseran setiap kaki, lalu secara bertahap

tambah sampai anda bias melakukannya 12 kali atau lebih dengan

nyaman.

Latihan tahap ketiga (setelah pemeriksaan pasca-persalinan)

a. Latihan mengencang otot perut.

Posisi dasar: Letakkan tangan diperut. Kencangkan otot dan kendurkan

lagi. Gerakan harus kearah dalam, dada tidak boleh ikut bergerak.

b. Latihan untuk merapatkan otot perut.

Posisi dasar: Tahan otot perut dengan tangan. Angkat kepala dan

pundak dari bantal seolah anda hendak duduk. Ulangi lima kali.

c. Latihan untuk mengencangkan alas panggul.

Tekan pinggang ke bawah. Tarik otot perut kedalam dan kencangkan,

seolah-olah menahan BAK.

d. Latihan untuk merampingkan pinggang kembali.

Letakkan tangan dipinggang dan tekan keras-keras seolah-olah sedang

mengencangkan ikat pinggang. Kendurkan dan ulangi lima kali.

e. Latihan memperbaiki aliran darah dan menguatkan kaki:

1. Berbaring telentang dengan kaki lurus.

2. Gerakkan kaki keatas dan kebawah.

3. Gerakkan telapak kaki seolah membuat lingkaran.


118

4. Telapak kaki tegak lurus, lipat jari-jarinya.

5. Kencangkan tempurung lutut dan tegangkan otot-otot betis.

6. Silangkan tumit, satu paha ditekankan kepaha lain, kencangkan

otot-otot didalamnya.

7. Berlutut.

8. Sikap merangkak bertumpu oada lutut dan telapak tangan. Gerakkan

pinggang keatas, lalu kebawah, sambil kencangkan otot perut.

9. Gerakkan pinggul dan kepala kekiri dan kekanan secara bergantian.

f. Latihan meregangkan badan

1. Berbaring telentang. Kencangkan otot perut. Gerakkan lengan

disamping badan seolah hendak menjangkau mata kaki secara

bergantian. Luruskan kembali. Lakukan masing-masing lengan lima

kali.

2. Berbaring miring. Kencangkan otot perut, gerakkan lengan lurus

keatas kepala dan kaki lurus-lurus kebawah sehingga badan

membentuk garis lurus. Istirahat, ulangi lima kali.

g. Duduk

Tangan diatas kepala, otot perut dikencangkan kedalam, gerakkan

tubuh kedepan untuk memegang jari-jari kaki. Ulangi lima kali.

h. Berdiri

Berdiri tegak, perut dikencangkan kedalam, erat-erat.

i. Berbaring telungkup

Berbaring telungkup selama 20 menit dengan bantal dibawah kepala

dan sebuah lagi dibawah perut. Kencangkan otot perut.


119

Latihan lanjutan

a. Berbaring telentang ditempat tidur. Kencangkan otot perut. Kedua

tangan dilipat didada. Angkat kepala dan perlahan-lahan. Selanjutnya,

angkat kaki lurus-lurus. Letakkan kembali perlahan-lahan pula.

b. Duduk dikursi. Kaki lurus kedepan. Otot perut dikencangkan.

Letakkan tangan dibawah lutut dan tekankan kaki (betis) ketangan

tersebut. Tahan pada posisi ini dan hitung sampai enam hitungan.

c. Duduk dikursi. Letakkan tangan dibawah kursi. Kaki bertumpu kuat

dilantai dan kencangkan semua otot. Bayangkan seolah-olah anda

hendak mengangkat kursi keatas, tahan sampai hitungan enam.

d. Duduk dikursi, tekan kaki ketembok sambil mengencangkan otot perut

kesandaran kursi.

2.4.7 Tanda Bahaya Pada Masa Nifas

Menurut Prawirohardjo (2010;358), Tanda bahaya nifas yaitu suatu tanda

yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya/komplikasi yang

dapat terjadi selama masa nifas. Tanda-tanda bahaya nifas diantaranya :

a. Perdarahan pervaginam.

b. Pengeluaran lochea yang berbau busuk.

c. Sub involusi uteri.

d. Nyeri pada perut dan pelvis.

e. Pusing dan lemas berlebihan.

f. Suhu tubuh ibu >380c.

Anda mungkin juga menyukai