Anda di halaman 1dari 12

120

2.4 Bayi Baru Lahir

2.4.1 Definisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42

minggu dan berat badannya 2500-4000 gram (Dewi, 2010).

Menurut Vivian Nanny (2010;2), ciri-ciri bayi normal adalah sebagai

berikut:

a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.

b. Berat badan 2500-4000 gram.

c. Panjang badan 48-52 cm.

d. Lingkar kepala 33-35 cm.

e. Lingkar dada 30-38 cm.

f. Lingkar lengan 11-12 cm.

g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.

h. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.

i. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tampak sempurna.

j. Kuku agak panjang dan lemas.

k. Nilai APGAR >7.

l. Gerakan aktif.

m. Bayi lahir langsung menangis kuat.

n. Testis sudah turun pada anak laki-laki dan genitalia labia mayora telah

menutupi labia minora pada anak perempuan.

o. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

p. Refleks morrow sudah baik dimana jika bayi dikagetkan akan

memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk.


121

q. Refleks graff sudah baik dimana bila diletakkan suatu benda ke telapak

tangan maka akan menggenggam.

r. Refleks rooting sudah baik dimana dengan rangsang taktil pada

pipi/daerah mulut maka bayi akan mencari sumber rangsangan.

s. Refleks suckling sudah baik dimana bayi dapat menghisap

t. Eliminasi akan keluar dalam 24 jam pertama ditandai dengan keluarnya

mekonium berwarna hitam kecoklatan.

2.4.2 Adaptasi Bayi Baru Lahir

Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam

penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai kehidupan intrauterin

individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke

ekstrauterine dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal

merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan

perkembangan bayi.(Vivian Nanny, 2010;12).

2.4.2.1 Sistem Pernafasan

Berikut adalah Tabel mengenai perkembangan sistem pulmonal sesuai

dengan usia kehamilan

Table 2.6 Perkembangan Sistem Pulmonal

Usia Kehamilan Perkembangan


24 hari Bakal paru-paru terbentuk
26-28 hari Kedua bronkus membesar
6 minggu Segmen bronkus terbentuk
12 minggu Lobus terdiferensiasi
24 minggu Alveolus terbentuk
28 minggu Surfaktan terbentuk
34-36 minggu Struktur paru matang
122

Ketika struktur matang, ranting paru-paru sudah bias mengembangkan

system alveoli. Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari

pertukaran gas melalui plasenta dan setelah bayi lahir, pertukaran gas

harus melalui paru-paru bayi.

Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal

berikut.

a) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi

mekanik).

b) Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang kemoreseptor yang

terletak di sinus karotikus (stimulasi kimiawi).

c) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam uterus

(stimulasi sensorik)

d) Refleks Deflasi Hering Breur

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit

pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan

tekanan alveoli, selain karena adanya surfaktan, juga karena adanya

tarikan napas dan pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara bias

tertahan didalam.

2.4.2.2 Sistem Peredaran darah

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan

tekanan arteriol dalam paru menurun yan diikuti dengan menurunnya

tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanan jantung

kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung kanan, dan hal
123

tersebutlah yang membuat foramen ovale secara fungsional menutup. Hal

ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran.

2.4.2.3 Sistem Pengaturan Tubuh

Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir

kehilangan panas tubuhnya.

a) Konduksi

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak

langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke

objek lain melalui kontak langsung). Sebagai contoh, konduksi bias

terjadi ketika menimbang bayitanpa alas timbangan, memegang

bayi saat tangan dingin dan menggunakan stetoskop dingin untuk

pemeriksaan BBL.

b) Konveksi

Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang

bergerak(jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan

suhu udara). Sebagai contoh, konveksi dapat terjadi ketika

membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela, atau

membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin.

c) Radiasi

Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang

lebih dingin(pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai

suhu berbeda). Sebagai contoh, membiarkan BBL dalam ruangan

AC tanpa diberikan pemanas, membiarkan BBL dalam keadaan


124

telanjang, atau menidurkan BBL berdekatan dengan ruangan yang

dingin (dekat tembok).

d) Evaporasi

Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada

kecepatan dan kelembaban udara (perpindahan panas dengan cara

mengubah cairan menjadi uap). Agar dapat mencegah terjadinya

kehilangan panas pada bayi, maka lakukan hal berikut.

1) Keringkan bayi secara seksama.

2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan

hangat.

3) Tutup bagian kepala bayi.

4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

5) Jangan segera menimbang au memandikan bayi baru lahir.

6) Tempat bayi dilingkunganyang hangat.

2.4.2.4 Metabolisme

Bayi Baru Lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru

sehingga energi dapat diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.

2.4.2.5 Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Tubuh Bayi Baru Lahir mengandung relative banyak air. Fungsi ginjal

belum sempurna karena:

a) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.

b) Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus

proksimal.
125

c) Renal Blood Flow relative kurang bila dibandingkan dengan orang

dewasa.

2.4.2.6 Imunoglobin

Pada Bayi Baru Lahir hanya terdapat gamaglobulin G, sehingga imunologi

dari ibu dapat berpindah melalui plasenta karena berat molukelnya kecil.

2.4.2.7 Traktus Digestivus

Pada neonates, traktus digestivus mengandung zat berwarna hitam

kehijauan yang terdiri atas mukopolisakarida atau disebut juga denagn

mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya pada 10 jam pertama

kehidupan dan dalam 4 hari setelah kelahiran feses sudah berbentuk dan

berwarna biasa.

2.4.2.8 Hati

Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis

yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta

glikogen.

2.4.2.9 Keseimbangan Asam Basa

Tingkat keasaman (pH) darah pada waktu lahir umumnya rendag karena

glokolisis anaerobic. Namun, dalam waktu 24 jam, neonatus telah

mengopensasi asidosis ini.

2.4.3 Penanganan Bayi Baru Lahir

Menurut JNPK-KR (2008;124-140), komponen asuhan bayi baru lahir

meliputi

2.4.3.1 Pencegahan Infeksi


126

Bayi baru lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme

yang terpapar/terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung

maupun beberapa saat setelah lahir. Untuk tidak menambah resiko infeksi,

maka sebelum menangani BBL harus:

a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.

b. Pakai handscoon saat menangani bayi yang belum dimandikan.

c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan telah di

DTT/sterilisasi.

d. Pastikan semua yang digunakan untuk bayi dalam keadaan

bersih.

2.4.3.2 Penilaian Segera Setelah Lahir

Penilaian keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah lahir dengan

penggunaan nilai Apgar. Penilaian ini perlu untuk menilai bayi apakah

bayi menderita asfiksia/tidak. Adapun penilaian meliputi frekuensi

jantung, usaha nafas, tonus otot, warna kulit dan reaksi terhadap

rangsangan. Bayi dikatakan normal jika nilai APGAR 7-10, asfiksia

sedang-ringan dengan nilai APGAR 4-6 dan asfiksia berat dengan nilai

APGAR 0-3. Jika dalam 2 menit nilai APGAR tidak mencapai 7, maka

harus dilakukan resusitasi karena jika bayi menderita asfiksia ≥5 menit

kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologic lanjutan di kemudian hari

akan lebih besar.


127

Tabel 2.7 Nilai Apgar Score

Nilai
Tanda 0 1 2
Frekuensi jantung Tidak ada <100 kali per menit <100 kaliper
menit
Upaya pernapasan Tidak ada Lambat, tidak Baik atau
teratur menangis
Tonus otot Lunglai Fleksi ekstremitas Aktif
Respons reflek Tidak ada Meringis minimal Batuk atau bersin
terhadap rangsang
Warna Biru, Tubuh merah muda, Seluruh tubuh
pucat ekstremitas biru merah muda
Nilai dikaji pada 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran. Kepanjangan

Nilai Apgar adalah:

A( Appearance) : Penampilan bayi (yi, warna kulit)

P(Pulse) : Nadi (frekuensi jantung)

G (Grimace) : Meringis (respons terhadap rangsang)

A (Active) : Aktif (tonus)

R (Respiration) : Pernapasan

( Miles, 2014;695)

2.4.3.3 Pencegahan Kehilangan Panas

Mekanisme pengaturan temperature tubuh bayi baru lahir belum berfungsi

sempurna, untuk itu perlu dilakukan pencegahan kehilangan panas pada

tubuh bayi karena dapat menyebabkan hipotermi. Hipotermi pada bayi

dapat menyebabkan kesakitan berat bahkan kematian. Cara pencegahan

kehilangan panas dapat dilakukan dengan :

a) Keringkan bayi dengan seksama.

b) Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih dan hangat.

c) Selimuti kepala bayi.


128

d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

e) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.

f) Memandikan bayi 6 jam setelah lahir.

2.4.3.4 Asuhan Tali Pusat

Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat terhenti dapat dilakukan pada

bayi normal, sedangkan pada bayi gawat perlu dilakukan pemotongan tali

pusat secepat mungkin agar dapat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya.

Pengikatan tali pusat dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan

alat penjepit plastik, pita dari bahan nilon yang sangat kuat dan disimpan

dalam bungkus steril dan benang katun steril.

2.4.3.5 Inisiasi Menyusui Dini

Bayi normal disusui segera setelah lahir. ASI pertama sangat bermanfaat

bagi bayi karena mengandung kolostrum yang berguna untuk antibody

bayi. Selain itu ASI bermanfaat untuk mencegah gastroenteritis,

mempercepat involusi uterus, menurunkan kejadian kejang pada bayi

karena hipokalsemia serta mempererat hungan antara ibu dan bayi.

2.4.3.6 Pencegahan Infeksi Mata

Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak

kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi ini

mengandung antibiotic tetrasiklin 1%. Salep antibiotika harus tetap

diberikan pada waktu 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi

mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.
129

2.4.3.7 Pemberian Vitamin K

Semua BBL harus diberikan vitamin K1 injeksi 1mg intramuskuler setelah

1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah

perdarahan BBL akibat difisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh

sebagian BBL.

2.4.3.8 Pemberian Imunisasi

Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B

terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi HB pertama

diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K. Selanjutnya Hepatitis B dan

DPT diberikan pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Dianjurkan BCG

dan OPV diberikan pada saat bayi berumur 24 jam atau pada usia 1 bulan.

Selanjutnya OPV diberikan sebanyak 3 kali pada umur 2 bulan, 3 bulan

dan 4 bulan.

2.4.3.9 Pemeriksaan BBL

Pemeriksaan BBL dilakukan pada saat bayi berada di klinik, saat

kunjungan neonatal yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7

hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari.

2.4.4    Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Menurut Varney (2007), selama pemeriksaan bayi baru lahir, dapat

menggunakan 4 teknik dasar yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi dan

perkusi. Pemeriksaan yang lengkap menggunakan 3 jenis evaluasi yaitu

pengukuran antropometri, evaluasi system organ dan neurologis.


130

2.4.5   Pemantauan Bayi Baru Lahir

Menurut Saifudin (2006), tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk

mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah

kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan

penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.

2.4.5.1 Dua jam pertama sesudah kelahiran.

Hal-hal yang perlu dinilai waktu pemantauan bayi pada jam

pertama sesudah kelahiran, meliputi :

a) kemampuan menghisap kuat atau lemah.

b) bayi tampak aktif atau lunglai.

c) bayi kemerahan atau biru.

2.4.5.2 Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayi

Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian

terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak

lanjut seperti :

a) bayi kecil untuk masa kehamilan atau kurang bulan.

b) gangguan pernafasan.

c) hipotermia.

d) infeksi.

e) cacat bawaan atau trauma lahir.

2.4.6    Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Menurut Varney (2007), hubungi dokter atau perwatan segera jika

anak mengalami :
131

a) Bayi menjadi lesu, tidak mau makan atau memperlihatkan perilaku

yang luar biasa.

b) Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama.

c) Bayi tidak defekasi selama 48 jam.

d) Tali pusat mulai mengeluarkan bau tidak enak/mengeluarkan pus.

e) Suhu bayi di bawah 360C atau di atas 370C.

f) Bagian putih mata bayi menjadi kuning dan kulit bayi tampak kuning,

coklat/persik.

Sedangkan menurut JNPK-KR (2008), rujuk bayi ke fasilitas kesehatan

jika ditemukan tanda bahaya berikut ini :

a) Kejang.

b) Tidak dapat menyusu.

c) Mengantuk/tidak sadar.

d) Merintih.

e) Retraksi dinding dada bawah.

f) Sianosis sentral.

g) Nafas cepat > 60x/m.

Anda mungkin juga menyukai