OPERASIONAL TETAP
Ditetapkan
Direktur RSU Theotokos
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
PROSEDUR KERJA Operan dari shift malam ke shitf pagi di Ruang Karu
Operan dibuka oleh kepala ruangan, katim ruangan. Untuk operan
dari malam ke pagi dihadiri seluruh petugas jaga pagi
Hal yang dioperkan meliputi kondisi pasien, masalah, tindakan
yang sudah dilakukan, dan perlu diingat ketertiban dan kebersihan
ruangan secara umum
Dilakukan klarifikasi permasalahan baik pasien ataupun ruangan
secara umum.
Operan dari shift pagi ke shift sore di Ruang Karu
Dibuka oleh kepala ruangan atau Katim dan diikuti oleh
perawat jaga.
Perawat Primer melaporkan kondisi perkembangan pasien,
masalah yang telah teratasi, masalah yang belum teratasi,
maupun masalah baru yang timbul kepenanggung jawab shift
Operan dari shift sore ke shift malam di Ruang Karu
Dibuka oleh perawat penanggung jawab ruangan
Perawat penanggung jawab ruangan mengoperkan kondisi
perkembangan pasien dalam 24 jam sesuai rencana
perawatan yang dibuat oleh perawat primer (PP) dan
masalah baru yang timbul
Operan ke ruang rawat waktu pagi, sore, dan malam
Dimulai dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri
dan memperkenalkan penanggung jawab pasien.
Operan diruangan hanya untuk klarifikasi operan yang sudah
dilakukan di ruang KARU
Bila ada masalah baik ketidak cocokan antara operan dan
kenyataan, kesalahan penulisan catatan keperawatan akan
diklarifikasi bersama-sama. tindakan keperawatan ditanda
tangani oleh yang mengoperkan dan yang menerima operan.
UNIT TERKAIT Semua Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan
INFORMED CONSENT
KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur RSU Theotokos tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU Theotokos tahun
2013
1. Perawat /
bidan mengecek tabung O2 yang habis
2. Perawat /
bidan membuat buku permintaan
3. Perawat /
PROSEDUR KERJA
bidan menghubungi petugas O2
4. Petugas
O2 mengganti tabung O2. Isi dengan tabung kosong
5. Menandata
ngani serah terima O2
PENANGANAN SAMPAH
DI UNIT-UNIT PELAYANAN
1. Menjaga kebersihan
TUJUAN 2. Mencegah infeksi
3. Menghindari kecelakaan
KEBIJAKAN 1. Surat Keputusan Direktur RSU Theotokos tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU Theotokos
tahun 2013
1. Ember tempat sampah dua
warna :
Kuning untuk
sampah medis
PERSIAPAN Hitam untuk sampah
umum
2. Tempat sampah medis
tajam
KETERTIBAN PENUNGGU
DAN PENGUNJUNG PASIEN
PERSIAPAN PASIEN
1. Kartu Identitas
2. Kereta jenazah (Brangkat)
3. Buku expedisi pengiriman jenazah
PASIEN PULANG
MEMANDIKAN
MEMANDIKAN
1
buah
3. Be
ngkok
1
buah
4. 4
Baskom berisi air hangat 1
buah
5. Sa
bun dalam tempatnya
1 buah
6. Si
kat kuku
1 buah
7. Ka
pas
Secukupnya
8. Mi
nyak Kelapa / baby oil
Secukupnya
9. Pe
ngosok Kapalan
1. Informasikan kepada pasien, siapkan pasien, kemudian
perawat mencuci tangan.
2. Rendam tangan ( kuku ) pasien pada baskom yang telah
berisi air hangat kurang lebih 5 menit
3. Bila kuku sangat kotor, harus disikat dengan sabun dan
sikat kuku kemudian bilas hingga bersih dan keringkan
dengan handuk
4. Kemudian potong kuku dengan hati-hati dengan
PROSEDUR KERJA beralaskan bengkok agar kuku tidak berserakan (lakukan
satu persatu hingga kuku terpotong)
5. Bila ada kapalan pada tangan dan kaki pengosokan
6. Balurkan minyak kelapa / baby oil pada ujung jari pasien
dan lakukan massage ringan agar peredaran darah menjadi
lancar
7. Bereskan alat, informasikan kepada pasien bahwa
kegiatan sudah selesai dilaksanakan
8. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Semua Instalasi Rawat inap
MENCUCI RAMBUT
MENCUCI RAMBUT
PROSEDUR KERJA
7. Rambut disisir, kemudian disiram dengan air
selanjutnya rambut dicuci dengan sampho, rambut
beberapa kali dengan air hangat.
8. Kepala diangkat dan diberi alas handuk, selanjutnya di
keringkan
9. Kapas penutup lubang telinga dan Haas penutup mata
diangkat dan diletakan dalam bengkok
10. Rambut dikeringkan dengan handuk
11. Rambut disisir rapi, kepala pasien diletakan pada
bantal yang telah dialasi handuk kering
12. Posisi pasien diatur kembali
13. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan
tempat semula.
MENYISIR RAMBUT
Ditetapkan
Direktur RSU Theotokos
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Alat-alat:
1. Alat tenun bersih ( sprei, perlak, steek laken, selimut,
sarung bantal).
PERSIAPAN 2. Kereta dorong / troley
3. Ember besar tertutup untuk alat tenun kotor
4. Dua buah waskom berisi larutan khlorin 0.5 % dan air
bersih
5. Lap basah dan lap kering
1. Pasien keluarga diberi penjelasan
2. Bantal diletakan diatas troly, selimut kotor ditaruh di
tempat alat tenun.
3. Pasien dimiringkan pada sisi tempat tidur
4. Lepaskan alat tenun yang kotor dengan menggulung
satu persatu sampai bawah punggung pasien, steek
laken dengan larutan khlorin 0.5 % kemudian di gulung
setengah sejauh mungkin.
PROSEDUR KERJA 5. Sprei yang bersih digulung setengah bagian kemudian
gulungannya diletakan dibawah punggung pasien dan
yang setengah bagian diratakan serta dipasangkan
pada kasur.
6. Perlak yang gulung diratakan
7. Steek laken digulung sebagian dan diletakan dibawah
punggung pasien, yang sebagian lagi diletakkan lagi
diatas perlak, lalu dimasukkan kebawah kasur
bersama-sama
PROSEDUR KERJA
8. Pasien dimiringkan kebagian bersih
9. Lepaskan alat ténun yang kotor lalu ditaruh pada
tempat tenun kotor
10. Perlak yang belum dibersihkan separuhnya dibersihkan
dengan larutan khlorin 0.5 % dan dikeringkan
11. Sprei yang separuhnya lagi dipasangkan, begitu juga
steek laken
12. Sarung bantal yang kotor dilepas, isi bantal diratakan
dan bantal diperiksa, kemudian sarung bantal bersih
dipasangkan.
13. Bantal disusun
14. Pasien dibaringkan dalam proses yang nyaman
15. Selimut bersih dipasangkan
16. Tempat tidur dilap dengan khlorin 0.5 % (bagian besi
besinya)
17. Atur posisi pasien sambil memperhatikan keadaan
umumnya.
18. Alat-alat dirapikan, untuk pasien menular, alat-alat
tenun kotor harus direndam dengan khlorin 0.5%
selama 20 menit dalam wadah tertutup.
PENGERTIAN
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan obat
TUJUAN Memberikan reaksi obat yang lebih cepat dan pada per oral
Memberikan obat karena tidak mungkin / tidak bisa oral
1. Surat Keputusan Direktur RSU Theotokos tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU Theotokos tahun
2013
1. Spuit dan jarum sesuai dengan kebutuhan
2. Kapas alcohol
3. Kikir ampul
4. Obat yang akan disuntikan dan Aquabidest
PERSIAPAN
5. Handschoend, bengkok
6. Troly, injeksi, (tempat sampah, tempat ampul, plester
dan tempat jarum)
7. Catatan Medik keperawatan
UNIT TERKAIT Petugas Semua Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan
MEMBERIKAN OBAT – OBAT SUB KUTAN
1. Kapas Injeksi
PERSIAPAN 2. Alat khusus (PEN) dengan obat didalamnya (jarum sangat
kecil dan pendek serta mengandung penghilang rasa sakit)
PROSEDUR KERJA
1. Sebelum menyuntikan obat, tanyakan terlebih dahulu
kepada pasien apakah pasien ada nafsu makan, apakah
mual-mual atau muntah,
2. Bila ada mual-mual muntah tidak ada nafsu makan
konsulkan kembali kepada dokter
3. Bila tidak ada keluhan tentang nafsu makan, mual,
muntah, tanyakan kepada pasien tentang pen yang sering
digunakan
4. Menanyakan kepada pasien lokasi penyuntikan
sebelumnya. Lokasi penyuntikan sebaiknya berpindah-pindah
setiap kali penyuntikan, penyuntikan dapat di lakukan pada:
a. Otot deltoideus (1/3 lengan atas bagian atas)
b. Otot Fastus lateralis (1/3 paha bagian atas)
c. SIAS (Spina Iliaca Anterior Superior) pada
daerah bokong
d. 2-3 jari sekitar umbilicus
5. Desinfeksi dengan kapas alcohol daerah injeksi
6. Mengangkat sedikit daerah suntikan dengan ibu jari dan
telunjuk kiri.
MEMBERIKAN INJEKSI INSULIN DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT KHUSUS (PEN)
PROSEDUR KERJA
1. Hangatkan obat dengan merendam dalam mangkok
berisi air panas
2. Bersihkan dan keringkan kanal telinga luar dengan
kapas lidi
3. Teteskan obat sesuai dengan yang ditentukan
4. Tutup lubang telinga dengan kapas bulat
5. Anjurkan pasien tetap miring dengan telinga yang
diobati menghadap keatas selama ±5 menit
6. Bersihkan sisa obat disekitar telinga
UNIT TERKAIT Dokter , Perawat
1. Obat kulit
2. Sarung tangan
PERSIAPAN
3. Air hangat dengan tempatnya
4. Kasa/kapas
PROSEDUR KERJA
1. Pasien diberi penjelasan tindakan
yang dilakukan
2. Cuci tangan dan gunakan sarung
tangan
3. Bersihkan daerah kulit dengan air
hangat, bila sangat kotor basuh dengan air hangat / air
sabun bila mengeras (kerak)
4. Berikan obat sesuai indikasi dan cara
pemberiannya seperti mengoles atau mengompres
5. Cuci tangan setelah prosedur
dikerjakan
6. Catat prosedur dan respon pasien
Pasien :
Pasien diberi penjelasan hal-hal yang akan dilakukan
Posisi pasien diatur dengan posisi dorsal recumbent
1. Pasang sampiran
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
PROSEDUR KERJA
3. Obat-obatan dihangatkan sesuai suhu tubuh ( 37°C )
dan masukan dalam irigator digantungkan dengan tinggi
30 cm dan permukaan tempat tidur
PROSEDUR KERJA
4. Kanula dipasang pada ujung slang dan cairan
dialirkan, lalu slang diklem diletakan ditempatnya
5. Pasang selimut dan pakaian bawah pasien
dilepaskan
6. Pasang alas bokong dan pispot
7. Vulva dibersihkan dengan kapas savlon , ibu jari dan
telunjuk tangan kiri dibungkus dengan kapas savlon
selanjutnya vulva dibuka , tangan kanan memasukkan
kanula kedalam vagina pasien
8. Klem dibuka, kanula diputar cairan obat dialirkan
secara perlahan sampai habis.
9. Kanula dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam
bengkok yang desinfektan
10. Pispot diangkat setelah cairan tidak keluar lagi
11. Pasien dirapikan dan alat dibereskan
12. Perawat cuci tangan
13. Dokumentasikan pada catatan keperawatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Privasi pasien tetap di jaga
Cegah penularan
Tehnik septik aseptik
Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSU Yoshua
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
KOMPRES HANGAT
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
3. Tahap Kerja
a. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya
b. Menanyakan keluhan klien
c. Menilai wawancara dengan cara yang baik
d. Melakukan wawancara sesuai rencana
PROSEDUR KERJA
4. Tahap terminasi.
a. Mengumpulkan hasil wawancara, evaluasi proses dan
hasil
b. Memberikan reinforcement positif
c. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
d. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik)
e. Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik dan
tersenyum
UNIT TERKAIT
Perawat, Dokter
MELAPORKAN KEADAAN PASIEN DAN MENERIMA
INTRUKSI DOKTER SECARA LISAN/LEWAT TELEPON
Dokter
UNIT TERKAIT
PELAYANAN KONSULTASI
1. Cuci tangan
2. Beri salam, panggil nama secara benar
3. Menjelaskan tujuan dan lama tindakan yang
diberikan kepada klien
4. Menyiapkan klien dalam posisi terlentang
5. Lakukan latihan dengan cara kedua tangan diletakan
diatas dan dibawah sendiri anggota bagian tubuh yang
PROSEDUR KERJA
di latih
6. Lakukan gerakan sebanyak 5 x untuk setiap sendi
7. Meletakan anggota tubuh klien dalam posisi anatomi
8. Menganjurkan klien dan keluarga latihan sendiri
setiap sendi posisi anatomi untuk melakukan latihan
sendiri
1. Cuci tangan
2. Siapkan area yang luas, bersih dan kering untuk
membuka paket sarung tangan
3. Perhatikan tempat menaruhnya (steril atau
dekontaminasi tingkat tinggi)
4. Dapat dipakai sarung tangan yang di sterilkan
5. Buka bungkus sarung tangan bila perlu dapat minta
bantuan ke petugas lain untuk membukanya, letakan
sarung tangan dengan bagian telapak tangan
PROSEDUR KERJA menghadap ke atas
6. Ambil salah satu sarung tangan, upayakan terlebih
dahulu sarung tangan kanan dengan memegang pada
sisi sebelah lipatannya. Bagian atas bersentuhan
dengan kulit tangan saat dipakai
7. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan
mengantungkan ke Iantai sehingga bagian lubang jari-
jari tangannya terbuka, masukan tangan (jaga sarung
tangan supaya tetap tidak bersentuhan dengan
permukaan)
MEMAKAI SARUNG TANGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 2/2
PROSEDUR KERJA
1. Cuci tangan secara efektif sebelum mengambil masker
2. Ambil masker, regangkan tali masker (bila terbuat dari
karet)
3. Bila memasang masker N.95, pegang masker dengan
tangan kiri
4. Tempelkan kehidung, tangan kanan mengatur masker
agar pas pada dagu dan bagian logam berada pada bagian
hidung
5. Dengan kedua jari telunjuk tekuk bagian logam yang
akan mengenai hidung sesuai dengan bentuk hidung
pemakai
6. Selanjutnya dilakukan penekanan pada semua pinggir
masker dengan tujuan tidak ada celah antara masker
dengan daerah muka yang diberi masker ( hidung dan
mulut)
7. Ikatlah tali atas pada bagaian atas belakang kepala dan
pastikan bahwa tali lewat telinga
MENGGUNAKAN MASKER
1. Binatu
UNIT TERKAIT 2. IPSRS (incenerator)
SURVEILENS INFEKSI NOSOKOMIAL
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Perawat
UNIT TERKAIT
KATERISASI URINE
Alat-alat
1. Sampiran
2. Selimut mandi / kain penutup
3. Pengelas
4. Irigator lengkap dengan kanule sesuai umur pasien
PERSIAPAN
5. Cairan Hangat ( NaCI)
6. Bengkok dengan cairan desinfektan hidroklorin 0.5%
7. Pelicin /jelly
8. Pispot 2 buah
9. Klem
PROSEDUR KERJA
IGD
UNIT TERKAIT
Semua Instalasi Rawat Inap
MENOLONG PASIEN PADA WAKTU BAB & BAK
Membantu pasien yang hendak buang air besar atau air kecil
PENGERTIAN diatas tempat tidur
PROSEDUR KERJA
4. Perawat mengajarkan dan menganjurkan pasien
untuk melakukan batuk efektif
Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa
bantal
Letakan tangan dengan jari saling menyisip
diatas perut dengan ibu jari diatas dada
Lakukan nafas perut seperti diatas
Dengan mulut sedikit terbuka tarik nafas
penuh
Lakukan batuk 3 kali dengan bunyi “huck”
Kemudian selagi mulut terbuka tarik nafas
dalam dengan cepat
Lakukan batuk dengan kuat 1-2 kali lagi
5. Perawat menganjurkan dan mengajarkan latihan
tungkai:
Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa
bantal
Luruskan ke dua tungkai
Angkat tungkai degan posisi lurus secara
perlahan kemudian tekuk lutut dan tahan beberapa
menit
Turunkan tungkai secara perlahan dalam
posisi lurus
Lakukan sebanyak lima kali
6. Perawat menganjurkan dan mengajarkan pasien
latihan kaki
Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa
bantal
Luruskan kedua tungkai
Kemudian lakukan gerakan memutar
pergelangan kaki dengan arah yang sama
Lakukan pemutaran dengan dua arah (kiri-
kanan)
Lakukan gerakan ini sebanyak lima kali
7. Selama melakukan latihan, perawat
mengobservasi keadaan pasien
8. Perawat menganjurkan pasien untuk melakukan
latihan terlampir
Alat-alat:
1. Brancard / tempat tidur dorong yang siap pakai sesuai
indikasi
PERSIAPAN
2. Bengkok, tissue
3. Chek lyst pasien pindah
1. Sarung tangan
PERSIAPAN 2. Bayelen 1 liter
3. Air bersih 9 liter
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Siapkan 1 liter bayelen / larutan natrium hipoklorit
PROSEDUR KERJA 4. Campurkan 1 liter bayelen dengan 9 liter air bersih
5. Simpan larutan dalam tempat yang tertutup
6. Buka sarung tangan
7. Cuci tangan
PERAWATAN KOLOSTOMI
Tali pengikat
PERSIAPAN
Cuci tangan
Dokter
UNIT TERKAIT
Perawat
PERAWATAN PASIEN YANG AKAN MENINGGAL
(SAKRATURAL MAUT)
1. Jenasah bersih
TUJUAN 2. Mencegah penularan.
3. Memberi kepuasan kepada keluarga.
1.Kamar Bersalin
UNIT TERKAIT 2.Rawat inap.
3 .Poli Kebidanan
4.IGD
PASIEN DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
(KET)
Ditetapkan
Direktur RSU Theotokos
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
UNIT TERKAIT
PERSALINAN VACUM
a. Kamar bersalin
b. OK
UNIT TERKAIT
c. Rawat Inap
PASIEN DENGAN PARTUS KASEP
I
nstalasi/Unit Pelayanan
UNIT TERKAIT
OK
PASIEN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM
IKB
UNIT TERKAIT
Ruang rawat inap
PASIEN INVERTIO UTERI
Ditetapkan
Direktur RSU Theotokos
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Alat-alat didekatkan
Petugas mencuci tangan
Membersihkan ketiak bayi dengan tisu kering
Menurunkan air raksa termometer tepat pada angka nol.
Memasang termometer tepat pada resevoirnya jepitkan
ditengah-tengah ketiak dan lengan dilipatkan.
PROSEDUR KERJA Mengangkat termometer setelah 5-10 menit langsung dibaca.
Mencuci termometer di air mengalir dengan sabun”kapas
alkohol dikeringkan air raksa kembali diatur ke 0 disimpan.
Merapikan pasien.
Membereskan alat-alat
Petugas mencuci tangan
Lakukan pendokumentasian
UNIT TERKAIT
Ruang bayi
PROSEDUR KERJA
1. Memberikan Posisi pasien trendelenburg ( kepala
lebih rendah dan kaki
2. Bebaskan jalan nafas k/p tracheal intubasi
3. Berikan o2 masker 3 — 5 liter/menit atau sesuai
indikasi
4. Beri IVFD RL/Assering 2 line yaitu 4 — 5 x jumlah
perluaran, cairan keluar sebagai cairan dasar
5. Kolaborasi pemberian darah apabila pasien
pendarahan >20% volume cairan tubuh
6. Monitor cairan keluar
7. Monitoring kebutuhan cairan dengan CVD
PENGERTIAN Suatu keadaan syok akibat reaksi antigen antibodi oleh berbagai
etiologi
TUJUAN Untuk memberikan pertolongan yang cepat dan tepat
1. Surat Keputusan Direktur RSU Theotokos tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan Kebidanan
KEBIJAKAN tahun 2013
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU Theotokos tahun 2013
1. 02
2. Infus set, abocath, plaster
3. Cairan infus, RL, NaCI 0.9 %, Dextran 70
4. Epinephrin (adrenalin) 1: 1000
5. Depenhidramin 50 mg
6. Amynophylin injeksi
PERSIAPAN 7. Spuit
8. Dexamethason
9. Ambubag
10. Set Tracheotomi
11. Set intubasi
12. EKG, Monitor, tensimeter
1. Bebaskan jalan nafas
2. Beri 02 dengan face mask 5-8 liter/menit
3. Pasang infus NaCI 0.9 %/RL atau Dextran 70
4. Bila tidak ada dokter berikan:
- Epinefrin/adrenalin 1:1000 0.3-0.6 mg second/mnt diulang
setiap 15-20 mnt sesuai dengan kebutuhan
- Bila terjadi rejatan anafilatik berikan larutan epinefrin 1:
PROSEDUR KERJA
1000 sebanyak 10 cc IV pelan-pelan selama 5-10 mnt
5. Kolaborasi aminofilin 0.45 mg/kg/jam atau 4-7 mg/kg selama
15-29 mnt
6. Lakukan EKG, elektrolit darah, AGD
7. Monitor vital sign antara 15 menit
8. Pasang monitor EKG, bila ada
9. Melakukan pendokumentasian dengan tepat catatan perawat
1. EKG Monitor
2. Defibrilator
3. Jelly
4. Lead EKG / Eleesonde
PERSIAPAN 5. Ambubag
6. Set intubasi
7. O2 Nasal/mask
8. Adrenalin, SA, Xylocain, Dopamin, Dobutamin,
Noradrinalin, dan trolleyemergency.
Rontgen
UNIT TERKAIT
PENANGANAN INFARK MIOKARD INFARK
Ditetapkan
Direktur RSU Theotokos
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Anamnesia
Pemeriksaan umum
(tekanan darah, nadi respirasi, suhu) inspeksi palpasi,
auskultasi, perkusi
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN SEPSIS
PUERPERALIS
1. laboratorium
2. Penyakit dalam
UNIT TERKAIT
3. Unit radiologi
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN ASPHYXIA
PENGERTIAN Bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
PROSEDUR KERJA 3. Menilai bayi segera setelah lahir ( sebelum pertama nilai
APGAR) dan mengeringkan bayi dengan handuk bersih
hangat.
4. Bila bayi tidak bernafas, tangis lemah, warna kulit
melakukan hal-hal sebagai berikut :
Membaringkan bayi terlentang pada perilaku yang datar
dengan dongak kepala topang dagu
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN ASPHYXIA
Menghisap hidung dan mulut bayi secara hati-hati
Memberikan stimulus taktil dengan lembut
Menilai ulang keadaan bayi dan bila bayi bernafas normal,
lanjutkan perawatan seperti bayi baru lahir normal
Bila bayi tetap tidak bernafas, petugas melakukan
pertolongan dengan ventilasi
PROSEDUR KERJA
Mengamati bayi selama 5 menit dan bila pernafasan normal,
petugas melakukan perawatan seperti bayi baru lahir
5. Mengobservasi warna kulit, pernafasan dan denyut nadi
selama 2 jam
6. Mengukur suhu setiap 1 jam hingga normal (36.5° C —
37.5° C)
7. Menjalankan tindakan delegatif
8. Melakukan pendokumentasian lengkap dan benar
9. Memberi informasi pada keluarga
10. Membereskan alat-alat
11. Mencuci tangan
1. Laboratorium
UNIT TERKAIT 2. Rontgen
3. Anestesi
PENANGANAN PASIEN KEJANG DEMAM
Ditetapkan
Direktur RSU Theotokos
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
PENGERTIAN
Kejang yang terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh
yang disebabkan oleh adanya suatu proses extrakranium
1. Dex5%/10%
2. Glukosa4O%
3. Infus set
4. Abocath
5. O2
6. NaCl
7. Uropharengial tube
PERSIAPAN
8. Infusion purnp
9. Syringe pump
PENATALAKSANAAN KEGAWATAN PASIEN
DIABETES MILLITUS (DM)
1. Laboratorium
UNIT TERKAIT 2. Rontgen
3. Semua Unit/Instalasi Pelayanan
PENATALAKSANAAN PASIEN APNOE
PROSEDUR KERJA
Dekontaminasi
Rendam 10 menit dengan larutan
klorin 5%
RESUSITASI CAIRAN
Perawat dokter
UNIT TERKAIT
RESUSITASI JANTUNG PARU
TINDAKAN INTUBASI
Perawat, dokter
UNIT TERKAIT
PENANGANAN PASIEN DENGAN CEDERA KEPALA
5. Balut tekan
a. Meletakkan kain kasa
steril diatas luka
b. Memasang perban
balut tekan, kemudian letakkan benda keras
(perban atau kayu balut) diatas luka
c. Membalut luka dengan
menggunakan perban balut tekan
6. Memasang torniquit untuk luka
Perawat, dokter
UNIT TERKAIT
MEMBANTU DOKTER MEMASANG WSD
1. Mencegah
pergerakan tulang cervical yang patah
2. Mencegah
TUJUAN
bertambahnya kerusakan tulang cervical dan spinal cord
3. Mengurangi
rasa sakit
1. Surat Keputusan Direktur RSU Theotokos tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU Theotokos
tahun 2013
PERSIAPAN 1. Dilak
ukan pada pasien dengan penurunan kesadaran
2. Dilak
ukan pada pasien dengan jejas daerah klavikula kearah
kranial
3. Dilak
ukan pada pasien dengan multi trauma
4. Dilak
ukan pada pasien dengan trauma biomekanika
5. Dilak
ukan pada pasien dengan patah tulang leher
1. Petugas menggunakan masker handschoen
2. Pegang kepala/lengan cara satu tangan memegang
bagian kanan mulai dan mandibula kearah temporal,
demikian juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang
lain dengan cara yang sama
3. Petugas yang lain memasukkan neck collar secara
PROSEDUR KERJA perlahan kebagian belakang leher dengan sedikit
melewati leher
4. Letakkan bagian neck collar yang berlekuk tepat
pada dagu
5. Rekatkan 2 sisi neck collar sama lain
6. Pasang bantal pasir di kedua sisi kepala pasien
MEMBILAS LAMBUNG
MERAWAT LUKA
1. Mengga
ntung caftan infus pada standar infuse
2. Menemp
elkan manometer CVP pada standar infuse dengan
titik 0 setinggi jantung
3. Mendam
pingi pasien selama pemasangan
4. Tindakan
pemasangan CVP harus oleh dokter
5. Memban
tu dokter selama pemasangan CVP
6. Menyam
PROSEDUR KERJA
bung selang CVP dengan kateter CVP yang telah di
pasang oleh dokter
7. Memberi
zalfdesinfektan pada lubang bekas tusukan CVP
8. Memfiks
asi kateter CVP
9. Menutup
bekas tusukan dengan kateter CVP
10. Memasa
ng plester lebar diatas kain kasa sampai tertutup
seluruhnya
Perawat, dokter
UNIT TERKAIT
Ditetapkan
Direktur RSU Theotokos
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
2. PELANGGARAN SEDANG
Apabila akibat pelanggaran mengancam kesehatan dan
merugikan orang lain, profesi dan rumah sakit, tetapi tidak
fatal.
Contoh :
- Pasien kehabisan infuse,
- Salah prosedur tetapi tidak fatal
3. PELANGGARAN BERAT
Apabila akibat pelanggaran mengancam nyawa dan nama
baik orang lain, profesi dan rumah sakit.
Contoh :
- Membocorkan rahasia pasien, sehingga pasien dipecat
dari pekerjaannya.Pasien menjadi cacat atau meninggal
- Menyalah gunakan profesi atau jabatannya untuk
kepentingan pribadi.
PROSEDUR KERJA
d. Berat
Penyimpangan terhadap satu kali
berakibat fatal merugikan langsung pasien dan
rumah sakit sangat fatal opini masyarakat yang
berdampak buruk, komplin langsung dari pasien,
keluarga, masyarakat instansi yang terlibat.
Komplin berdampak terhadap instansi dan
profesi.
3. Mengelola penyimpangan
a. Penyimpangan Umum:
Sosialisasikan SPO ( Standar
Operasional)
b. Penyimpangan khusus:
Ringan:
Beri teguran lisan maksimal 3 kali
yang dilakukan oleh kepala ruangan
Lakukan pembinaan khusus yang
kesalahan yang dibuat
Mengadakan kesepakatan waktu,
untuk pembinaan yang di evaluasi selama 1
minggu
Bila evaluasi tidak menunjukan
perubahan masukan dalam penyimpangan tingkat
sedang
Sedang:
Beri teguran tertulis yang di tulis pada
buku pembinaan
Beri pembinaan khusus terhadap
maksimal 2 kali yang dilakukan oleh kepala ruang
Melaporkan secara lisan ke Kaseksi
keperawatan
Menyepakati waktu evaluasi selama
satu minggu
Melakukan evaluasi
Melaporkan hasil evaluasi ke Kaseksi
Keperawatan
Bila dalam evaluasi tidak ada
dikatagorikan berat terkait
PROSEDUR KERJA
Berat:
Teguran tertulis dari Kabid
keperawatan
Melakukan pembinaan dengan
menghadapkan yang bersangkutan langsung, Kabid
keperawatan kalau dianggap perlu penyampaian
langsung ke Direktur RSU Theotokos
Memberi sangsi
Bila dalam evaluasi ± 3 bulan masih
tidak ada perbaikan maka dilaporkan secara tertulis
ke Direktur RSU Theotokos .
Direktur RSU Theotokos
menyarankan ke Kasubbag kepegawaian bila tidak
ada perubahan.
Bila yang bersangkutan tenaga
kontrak, dikeluarkan
1. Kepala Ruang,
2. Kaseksi keperawatan
UNIT TERKAIT
3. Kabid keperawatan,
4. Komite Keperawatan
PENDISTRIBUSIAN BARANG
1. Unit Kerja
UNIT TERKAIT 2. Kaunit Gas Medis
1. Kepala ruangan/bagian
UNIT TERKAIT 2. Ka unit Gas Medis
3. Instalasi rawat Jalan
4. Urusan dalam
1. Unit Kerja
UNIT TERKAIT 2. Teknisi
3. Keuangan
TUJUAN
Sebagai acuan bagi setiap petugas di RSU Theotokos dalam
menggunakan telephon
PROSEDUR KERJA
d. Bila telah tersambung, perkenalkan diri dan ucapkan
salam(slamat pagi/siang/sore dll)
e. Pastikan orang yang diajak bicara adalah orang yang
di maksud
f. Lakukan pembicaraan dengan sopan dan jangan
terbawa oleh suasana hati atau emosi yang
berlebihan
g. Hindari pembicaraan yang tidak perlu
h. Ucapkan terima kasih bila akan mengakhiri
pembicaraan
3. Hindari
a. Berteriak-teriak pada waktu memanggil rekan kerja
untuk menerima telephon
b. Mengunyah makanan pada saat telephon
4. Perhatikan
a. Dalam keadaan tergesa-gesa sekalipun, ucapkan
kata-kata penutup pada akhir pembicaraan
b. Jika telephon terputus pada saat pembicaraan dan
anda yang pertama kali menghubungi maka anda
berkewajiban untuk menelphonnya kembali
CUTI TAHUNAN
Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSU Theotokos
OPERASIONAL 25 Nov 2013
PENGERTIAN
Cuti adalah tidak melaksanakan dinas secara syah
selama waktu tertentu atas izin pejabat yang berwenang
CUTI KAWIN
Semua Personel
UNIT TERKAIT
TUJUAN
Untuk memberikan kesempatan personel istirahat kerja
sebagai wujud kesejahteraan personel ybs
Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur RSU Theotokos
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Petugas IKB
UNIT TERKAIT
1. Rekam Medik
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Rawat Jalan
TUJUAN
Untuk mengetahui O2 dalam tubuh / dalam darah.
PEMERIKSAAN E.K.G
PEMERIKSAAN E.K.G
PROSEDUR KERJA
e. Memasang elektroda pada dada untuk rekaman pre cardial
lead :
Warna merah untuk inter costa 3-4 dada kanan
Warna kuning untuk inter costa 3-4 dada kiri
Warna hijau terletak antara lead 2 dan 4
Warna coklat terletak di bawah puting susu sebelah kiri
Warna hitam terletak pada aksilla depan sejajar lead 4
Warna ungu terletak pada tengah aksilla sejajar lead 5
f. Membuat rekaman secara berurutan sesuai dengan pilihan
lead yang terdapat pada mesin EKG
g. Memberikan identitas pasien pada hasil rekaman (nama,
umur, tanggal, jam dan nomor dokumen medik)
1. Rekam Medik
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Gawat Darurat
MENGATUR POSISI
LITHOTOMI
Instalasi Kebidanan
UNIT TERKAIT
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
MENGATUR POSISI
GENUE PECTORAL
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
PENGERTIAN
Persiapan posisi pasien yang akan dilakukan Rectoscopy
sigmadioscopy dan Ibu Hamil dengan letak sungsang
1. Pasien diberitahu
2. Pasien dianjurkan dengan posisi menungging
3. Pakaian bagian bawah dibuka
PROSEDUR KERJA
Perhatian :
1. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malas dan
lelah pada pasien
2. Tetap menjaga kesopanan
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
TUJUAN
1. Melancarkan peredaran darah ke otak
2. Memudahkan jalannya pembedahan pada bagian perut
MENGATUR POSISI
DORSAL RECUMBENT
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
TUJUAN
1. Untuk memudahkan pemeriksaan dan perawatan
2. Untuk memudahkan tindakan keperawatan tertentu
1. Pasien diberitahu
2. Pasien dibaringkan terlentang
3. Pakaian bawah dibuka
4. Kaki ditekuk, paha direnggangkan
5. Telapak kaki pada tempat tidur
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
TUJUAN
1. Untuk menghindarkan terjadinya Dicubitus
2. Untuk memberikan perasaan nyaman/senang pada
pasien.
3. Mengurangi rasa sakit.
4. Memperlancar peredaran darah.
1. Persiapan Alat :
a. Pakaian pasien yang kering dan bersih.
b. Bedak talk
c. Bila perlu Waskom dengan air bersih dan handuk.
2. Pelaksanaan :
a. Pasien diberitahu bila dalam keadaan sadar.
PROSEDUR KERJA
b. Pasien dibaringkan ke posisi kanan / kiri.
c. Apabila berkeringat dibersihkan / dikeringkan terlebih
dahulu dan diberi talk.
d. Bahu dan punggung di ganjal dengan bantal.
e. Memasang bantal dan guling diatas lutut.
f. Pasien diselimuti dan alat-alat dibereskan.
g. Mencuci tangan.
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
1. Pasien diberitahu.
2. Perawat mencuci tangan.
3. Alat dibawa ke dekat pasien.
4. Perban dibuka dengan teknis Septik.
5. Daerah luka operasi diolesi bethadine dengan cara
melingkar dari dalam keluar dengan teknis septic dan
PROSEDUR KERJA
aseptik.
6. Bila ada Pus dikeluarkan.
7. Luka ditutup dengan kompres betadine dan ditutup
kasa steril lalu di plester.
8. Alat dibereskan.
9. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Kamar Bedah, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
PEMBUATAN KASSA
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
25 Nov 2013
OPERASIONAL
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Persiapan kain kassa guna memenuhi kebutuhan perawat
PENGERTIAN pasien yang mengalami luka tubuh
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Membersihkan kamar mandi dan wc dengaqn alat pembersih, saklon,
PENGERTIAN portex, dan larutan desimfectant lisol 2 %.
Mempertahankan kebersihan kamar mandi dan wc dari kotoran
TUJUAN sampah dan bau yang tidak sedap dengan cara membersihkan setiap
saat.
Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam tentang
KEBIJAKAN penerapan Kebersihan RS
1. Peralatan yang diperlukan :
a. Ember berisi larutan saklon
b. Ember berisi larutan desimfectant
c. Sikat kamar mandi
d. Sikat wc
e. Lap bersih
f. Ember berisi air bersih
g. Portex
h. Schort
i. Lawa-lawa
2. Petugas mengenakan skor
PROSEDUR 3. Langit-langit dibersihkan dengan sapu lawa-lawa.
4. Dinding dibersihkan dengan larutan saklon disikat dari arah atas
bawah, porselin digosok dengan air saklon dari arah atas keawah
selanjutnya dilap sampai kering.
5. Kram ditutup, bak dikosongkan disikat dibagian dalam dan luarnya
dengan air saklon dan dibilas dengan air bersih, apabila berkerak
dicuci dengan porstex, bilas lagi dengan air bersih.
6. Wc disikat, dibersihkan bagianluar dan dalamnya dengan air
bersih, bila perlu dengan porstex lantai disikat dengan air saklon
selanjutnya disiram dengan air bersih dengan diberi larutan
desimfectant.
8. Setelah selesai peralatan dibereskan.
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Kamar Bedah
MEMBERSIHKAN KACA
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Membersihkan kaca dengan alat pembersih/ air sehingga kaca
PENGERTIAN tampak bersih.
Umum : Menjaga agar kaca tetap mengkilap dan tak ternoda oleh
jamur yang menempel.
TUJUAN Khusus : Mempertahankan kebersihan kaca dengan alat
memberikan rasa nyaman untuk sejauh mata
memandang.
1. Persiapan Alat :
a. Cairan pembersih kaca
b. Lap Bersih
c. Alat pengering kaca.
2. Caranya :
a. Kaca digosok dengan lap yang sudah dibasahi dengan cairan
PROSEDUR pembersih kaca/clear, dimulai dari sudut kearah tengah
dengan cara memutar.
b. Berkas cat dibersihkan dengan cairan pembersih kaca/clear
dan dikikis dengan pisau atau alat logam lainnya, dibersihkan
dengan lap bersih dan dikeringkan dengan lap kering.
c. Setelah selesai, perlengkapan dibersihkan dan dibereskan
dan dikembalikan ke tempatnya.
MEMBERSIHKAN LANTAI
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Membersihkan lantai dengan cara menyapu lantai hingga
PENGERTIAN
bersih dan mengepel.
Mempertahankan kebersihan lantai dengan menyapu dan
TUJUAN
mengepel.
Surat Keputusan Direktur RSU Yoshua Lubuk Pakam tentang
KEBIJAKAN Kebersihan RS.
1. Persiapan Alat :
a. Sapu lantai
b. Serok sampah
c. Ember berisi air
d. Kain pel
e. Stok pel
f. Obat pembersih lantai
g. Sulak/kain basah.
2. Pelaksanaan :
a. Menyulak meja/kursi dan perabot lainnya.
b. Menyapu lantai
PROSEDUR
c. Menyiapkan larutan obat pembersih lantai dengan air.
d. Lantai dipercik dengan air yang sudah disiapkan
secukupnya.
e. Setelah rata di pel/dislaber diulang-ulang.
Perlu diperhatikan :
1. Sebelum menyapu makanan ditutup.
2. Dilarang menyapu pada waktu
a. Penderita sedang makan
b. Jam berkunjung
c. Penderita diperiksa dokter.
MEMBERSIHKAN LANGIT-LANGIT/PLAFON
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Membersihkan langit-langit/plafon dengan menggunakan
PENGERTIAN
alat lawa-lawa/penyedot debu dengan bersih.
1. Persiapan Alat :
a. Sapu tangkai panjang
b. Sapu lantai
c. Sulak
d. Kain pel
2. Pelaksanaan :
PROSEDUR
Perlu diperhatikan :
1. Sebelum membersihkan langit-langit makanan ditutup.
2. Dilarang membersihkan langit-langit pada waktu
a. Penderita sedang makan
b. Jam berkunjung
c. Penderita diperiksa dokter.
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Melaksanakan penyeterilan alat dari bahan karet dengan
PENGERTIAN
bahan berupa tablet (formalin) dalam waktu 24 jam.
Membebaskan micro organisme beserta sporanya yang
TUJUAN
terdapat pada alat karet.
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN 2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk
Pakam tahun 2013
Alat karet biasa dilakukan untuk :
- Tindakan Pembedahan
- Tindakan perawatan
- Tindakan kebidanan
1. Persiapan Alat :
Formalin tablet 5
Bak/teomal tertutup rapat
Gas 3-4 potong
Peralatan karet dalam keadaan kering dan diberi
PROSEDUR
talek.
2. Pelaksanaan :
Alat karet dicuci bersih dan dikeringkan.
Dimasukkan dalam bak yang berisi 5 biji formalin
tablet.
Bak ditutup rapat.
Beri Label, waktu (jam), tanggal saat memasukkan
bak steril.
Lamanya 24 jam baru bisa dianggap steril.
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
PENGERTIAN Agar tindakan pembedahan tidak terkomtaminasi khususnya
micro organisme beserta sporanya terdapat di alat logam.
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Penderita adalah anak 0 – 12 tahun yang sakit, yang datang pada
PENGERTIAN jam kerja di poliklinik anak untuk berobat
Sebagai acuan dalam tata laksana dan alur pasien berobat ke
TUJUAN poliklinik anak
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan Kebidanan tahun
2013
KEBIJAKAN 2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tahun 2013
1. Pendaftaran penderita
- Penderita mendaftar di loket kartu
- Petugas loket kartu :
Membuatkan berkas rekam medik (bagi pasien baru),
Mencarikan berkas rekam medik sesuai nomor kartu (bagi
pasien lama)
- Perawat poliklinik anak mengambil berkas rekam medik di
loket kartu
2. Penanganan penderita di poliklinik anak
- Perawat poliklinik anak :
Anamnesa, ukur tensi, dan suhu tubuh, Penimbangan berat
badan, Administrasi penderita
- Dokter
PROSEDUR Pemeriksaan dan terapi, memutuskan : Rawat jalan, rawat
inap, perlu konsul ke poliklinik spesialis yang lain/rujuk ke RS
lain, perlu pemeriksaan penunjang, perlu kontrol berikutnya
Alur Penderita
Penderita
Loket Kartu
Poliklinik Anak
PERIKSA KEHAMILAN
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Pemeriksaan ibu hamil minimal 4x selama hamil yang meliputi
anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan
PENGERTIAN
seksama untuk menilai perkembangan janin secara
normal/resiko tinggi
- Untuk dapat mendetekdi kelainan-kelainan pada ibu hamil
TUJUAN - Untuk mendapat kesejahteraan ibu dan janin
- Untuk menurunkan angka kematian ibu dan janin
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan Kebidanan tahun
2013
KEBIJAKAN 2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tahun 2013
1. Timbangandan pengukur tinggi badan
2. Tensi meter + Stesoskop
3. Thermometer + Reflex Hamer
4. Metlin + Tong spatel
PERSIAPAN 5. Vondus Cup/Dopler
6. Tempat cuci tangan + handuk
7. Blangko lab, rontgen, USG, NST
8. Alat perawatan buah dada/putting susu
9. Vacin Imnunisasi TT
1. Melakukan anamnesa sesuai dengan status obstetri
2. Melakukan pemeriksaan meliputi :
Timbang berat badan, tinggi badan, ukur tekanan darah,
vital sign, inspeksi, palpasi DJJ, perkusi
3. Imunisasi TT
4. KIE penderita mengenai diit ibu hamil, kontrol kembali,
perawatan buah dada, senam hamil
PROSEDUR
5. Segera kontrol apabila ada kelainan/keluhan
6. Melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter :
Untuk pemberian therapi dan untuk pemeriksaan
penunjang
7. Administrasi pasien pulang
8. Alat-alat dibereskan petugas cuci tangan
9. Melakukan pendokumentasian lengkap.
UNIT TERKAIT Pol Kebidanan, Kamar Bersalin, Laboratorium
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
25 Nov 2013
OPERASIONAL
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Kelainan letak adalah semua presentasi lain dari janin selain
PENGERTIAN presentasi verteks (posisi abnormal dari verteks). Kepala
janin dengan ubun-ubun kecil sebagai presentasi
- Bidan mampu mengenal kehamilan kelainan letak
- Mampu melaksanakan askeb pada kehamilan kelainan
TUJUAN letak
- Ibu mendapat penanganan yang cepat dan tepat
- Menurunkan angka kesakitan, kematian ibu dan bayi
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan Kebidanan tahun
2013
KEBIJAKAN 2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tahun 2013
- Air mengalir, sabun, handuk
- Alat pemeriksaan vital sign
- Alat pemeriksaan denyut jantung janin
PERSIAPAN - Timbangan, meteran
- Sarung tangan steril, kapas DTT, waskom air bayclin,
ember sampah medis, pispot, bengkok
- Status lengkap
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Lakukan pemeriksaan vital sign
3. Anamnesa
4. Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
5. Kolaborasi dengan dokter
6. KIE keluarga tentang keadaan kehamilan
PROSEDUR
7. Untuk pasien anjurkan ANC yang teratur
8. Anjurkan untuk partus di rumah sakit bila sudah ada
tanda-tanda persalinan (sakit perut hilang timbul, keluar
air, keluar darah+lendir)
9. Bersihkan alat
10. Pendokumentasian
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin, Rawat Inap, Poli Kebidanan, Radiologi
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
PERSALINAN NORMAL
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Asuhan yang diberikan pada persalinan yang dimulai secara spontan
beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama
PENGERTIAN proses persalinan. Bayi dilahirkan secar spontan dalam presentasi
belakang kepala pada usia kehamilan 38 hingga 42 minggu tanpa
komplikasi pada ibu maupun bayi sesuai partograf WHO
- Tercapainya derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayi
TUJUAN - Sebagai pedoman dalam melaksanakan asuhan persalinan
- Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan Kebidanan tahun
2013
KEBIJAKAN 2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk Pakam tahun
2013
- Alat-alat untuk pemeriksaan vital sign, fondus cope, dopler, meteran
- Kupet berisi 1 set alat-alat partus dan heacting
- Obat-obatan untuk persalinan dan benang jahit (Catgut)
- Waskom plastik besar tempat larutan bayclin, waskom sedang
tempat air DTT, waskom kecil tempat kapas steril
PERSIAPAN - Tempat sampah sesuai kebutuhan untuk persalinan tempat placenta,
pispot dan bengkok
- Alat-alat untuk perlindungan dari penolong (APD)
- Air larutan bayclin 0,5 % dan air DTT
- Satu set pakaian bayi dan satu set pakaian ibu
- Air cuci tangan atau larutan pengganti air cuci tangan
1. Menyiapkan pasien dan alat
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
3. Melakukan penatalaksanaan kebidanan dalam pengambilan
keputusan klinik dengan pengumpulan data (subjektif dan objektif),
menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan, melaksanakan
tindakan dan evaluasi
4. Melaksanakan asuhan sayang ibu dan sayang bayi dalam proses
PROSEDUR persalinan dan melakukan pengawasan sampai 2 jam post partum
5. Melaksanakan tindakan pencegahan infeksi
6. Melaksanakan konsultasi dan kolaborasi bila dalam proses
persalinan terjadi hambatan dan kendala
7. Melaksanakan pendokumentasian dengan catatan seluruh hasil dan
proses persalinan pada partograf atau catatan khusus
8. Membereskan alat
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Memberikan identitas yang jelas dan akurat sesuai garis
PENGERTIAN
keturunan
- Mencegah/menghndari bayi tertukar
TUJUAN - Bayi mempunyai identitas yang jelas dan akurat sesuai
garis keturunan
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN 2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk
Pakam tahun 2013
- Bidan dan perawat jaga
- Setiap petugas di kamar bersalin/kamar operasi
PERSIAPAN
mampu memberikan identitas bayi baru lahir
- Ada SK tentang pemberian identitas bayi
1. Bidan dikamar bersalin/kamar operasi mengambil bayi
dan mengisi RM bayi baik lahir spontan ataupun
tindakan
2. RM yang sudah lengkap dimasukkan pada status ibu
3. Memasang gelang identitas yang sudah diisi lengkap
pada kaki bayi dan tangan ibunya (warna sama)
dengan ketentuan sebagai berikut :
4. Mencarikan nomor register RM bayi ke UGD dan
mencatat di buku register bayi
5. Melengkapi surat keterangan lahir yang sudah
PROSEDUR
ditandatangani oleh penolong
6. Memberikan stempel telapak kaku kanan dan kiri bayi
serta sidik jari tangan kanan dan kiri ibu pada surat
keterangan lahir
7. Bidan jaga menyerahkan surat keterangan lahir yang
sudah lengkap pada saat pulang
8. Orangtua/keluarga yang menerima bayi
menandatangani buku serah terima bayi dan surat
keterangan lahir
9. Gelang identtas dibuka sebelum ibu dan bayi pulang
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin , Instalasi/Unit dan Rekam Medik.
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
25 Nov 2013
OPERASIONAL
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Membersihkan tubuh/badan bayi dengan menggunakan kapas
PENGERTIAN hangat dengan cara mengelap
- Membersihkan tubuh bayi dari keringat dan kotoran
TUJUAN - Merangsang peredaran darah
- Memberi rasa segar dan nyaman
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk
Pakam tahun 2013
- Persiapan petugas skrot dan masker
- Persiapan mandi : kapas, kapas mulut, kapas mata, kapas cebok
dalam tempatnya dan baby taple
- Alat perawtan tali pusat
PERSIAPAN - Korentang dan bengkok (1 buah)
- Pakaian lengkap tanpa gurita
- Tempat pakaian kotor tertutup
- Tempat sampah medis
- Alat tulis dan lembar RM untuk dokumentasi
1. Petugas memakai pakaian khusus, pintu jendela ditutup,
petugas cuci tangan, ukur vital sign
2. Buka pakaian bayi, bila bayi BAB cebok sampai bersih, petugas
kembali cuci tangan di baby taple
3. Timbang bayi
4. Selimuti bayi dan buka seperlunya saja
5. Bersihkan mata bayi dari luar ke dalam dengan menggunakan
kapas mata
PROSEDUR 6. Bersihkan mulut bayi
7. Lap bayi mulai dari kepala ke seluruh badan dengan
menggunakan kapas minyak
8. Lakukan perawatan tali pusat
9. Isi perut bayi dengan minyak telon
10. Pakaikan pakaian bayi
11. Tidurkan bayi dalam incubator
12. Alat dibereskan dan petugas cuci tangan
13. Melakukan pendokumentasian
UNIT TERKAIT RBU. RAN
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Memberikan minum ASI kepada bayi dengan cara menyusun
PENGERTIAN
langsung ke Ibu
ASI/PASI PERSENDOK
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
PENGERTIAN Memberikan minum ASI/PASI dengan menggunakan
sendok/dot
FOTO THERAPI
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Suatu tindakan keperawatan dan pengobatan yang diberikan
PENGERTIAN kepada bayi dengan menggunakan sinar biru/lampu foto
therapi
- Untuk memberikan penyinaran pada bayi
TUJUAN
- Menurunkan kadar bilirubin dalam darah
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk
Pakam tahun 2013
- Ada program dari dokter
- Setiap bayi iktrus aterm bilirubin indirek pada hari ke
3>10%
PERSIAPAN - Lampu foto therapy dan formulir foto therapi
- Tempat tidur bayi/incubator
- Kain tidak tembus cahaya/penutup mata
- Termometer
1. Bayi disiapkan dengan memberikan minum terlebih
dahulu/tetekkan
2. Tes alat bisa dipakai atau tidak
3. Lengkapi formulir foto therapi
4. Posisi bayi, tengkurap atau tengadah
5. Petugas cuci tangan
6. Ukur suhu bayi dan timbang berat badan
7. Pasang pengalas pada box bayi/incubator
PROSEDUR
8. Buka pakaian bayi, tutup mata dengan penutup mata dan
tutup kelamin bayi
9. Tidurkan bayi pada box/incubator yang sudah disiapkan
10. Ubah posisi setiap 6 jam dan ukur suhu setiap jam
11. Cek lab 3 x 24 jam untuk HB dan bilirubin
12. Menambahkan minum 15 % dari kebutuhan
13. Lakukan pendokumentasian
BAYI ASFIKSIA
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Memberikan asuhan kepada bayi baru lahir yang tidak bisa bernafas
PENGERTIAN secara spontan segera setelah lahir
- Petugas mengidentifikasi bayi asfiksia
- Memberikan pertolongan pertama dan tindakan kegawatan bayi
TUJUAN - Mencegah terjadinya komplikasi
- Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi
- Petugas mampu memberikan perawatan lanjutan
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk
Pakam tahun 2013
- Ada buku panduan perawatan asfiksia
- Alat perawat BBL dan meja resusitasi
- Alat-alat resusitasi lengkap : ambubag, laringoskop
PERSIAPAN - Obat-obatan : epineprin, slang infus, Dex 5 % - Nacl 0,9 %, Vit K,
Nat Bik, NGT, Spuit 20 cc, Abocat, Wing nedle, Spuit 3/2,5 cc
- Formulir Apgar Skor
- Bengko, sarung tangan (APD)
1. Petugas memakai APD, sarung tangan, baju dan masker
2. Bayi dirawat dimeja resusitasi, keringkan dan hangatkan bayi
3. Kepala ekstensi, bersihkan jalan nafas
4. Tidak/belum menangis melakukan rangsangan taktil, beri nafas
buatan, masker O2 dan ambubag
5. Pijat jantung (3 pijatan 1 x nafas)
PROSEDUR 6. Lakukan tindakan delegasi, untuk pemberian obat-obatan,
infus, periksa laboratorium dan rongent
7. KIE keluarga tentang keadaan bayinya
8. Lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya kelainan
9. Berikan identitas bayi (gelang)
10. Petugas bereskan alat dan cuci tangan
11. Lakukan pendokumentasian dan identitas bayi
UNIT TERKAIT INstalasi Rawat Inap Perinatologi, IKB
IMUNISASI
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Imunisasi adalah pemberian zat kekebalan pada tubuh
PENGERTIAN
untuk mencegah suatu penyakit
TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan imunisasi
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN 2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk
Pakam tahun 2013
1. Pendaftaran penderita
Penderita mendaftar di loket kartu
Petugas loket kartu : membuatkan rekam medik (bagi
pasien baru), mencarikan rekam medik sesuai nomor
kartu (bagi pasien lama)
Perawat poliklinik anak mengambil rekam medik di
loket kartu
PROSEDUR 2. Penanganan penderita di poliklinik anak
Perawat poliklinik anak : Mempersiapkan kartu
imunisasi/KMS, penimbangan berat badan,
administrasi penderita
Dokter : mengisi KMS/Kartu imunisasi, memberikan
imunisasi sesuai jadwal, pesan kapan imunisasi
ulang, penyuluhan kesehatan
PENYULUHAN KESEHATAN
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Penyuluhan kesehatan adalah pemberian penjelasan
PENGERTIAN bermacam hal yang berkaitan dengan kesehatan
anak
Sebagai acuan dalam memberikan penyuluhan
TUJUAN
kesehatan di lingkup ruang anak
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman
Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan di RSU.
Yoshua Lubuk Pakam tahun 2013
1. Poliklinik anak
Penyuluhan kesehatan perorangan diberikan
setiap saat, sesuai kasus yang ditemukan
PROSEDUR Penyuluhan kesehatan kelompok : diberikan pada
orang tua bayi, bersamaan dengan imunisasi I
(pertama),Materi : Imunisasi, perawatan neonatus,
pemberian ASI; diberikan pada orang tua pasien
berobat di poliklinik anak setiap senin, rabu dan
jumat
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Mempersiapkan ruang perawatan dan menerima penderita baru
PENGERTIAN sesuai ketentuan yang berlaku
- Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penderita baru agar
siap pakai
TUJUAN - Menumbuhkan kepercayaan dan kesan-kesan yang baik,
pemberian pelayanan prima kepada pasien dan keluarga
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk
Pakam tahun 2013
PELAKSANA
- Semua pasien yang akan dirawat harus melalui poliklinik anak
atau IGD
- Petugas poliklinik anak dan IGD harus melakukan pengecekan
ulang tempat kosong di ruang rawat inap
NEBULIZER/INHALASI
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara di uap
- Untuk mengencerkan dan mengeluarkan sekret
TUJUAN
- Melonggarkan pernafasan pasien supaya nyaman
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk
Pakam tahun 2013
- Alat inhalasi
- Obat sesuai program dokter (bisolvon, atropin, ventolin)
PERSIAPAN - Cairan Nacl 0,9 % atau Nacl 3 %
- Sungkup (masker) atau oral tube
- Spuit disposible 3 cc
1. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya
tentang yang akan dilakukan
2. Posisi pasien senyaman mungkin (semi fowler)
3. Isi obat sesuai dengan dosis program dokter
4. Sambungkan alat tersebut dengan masker/oral tube
5. Sambungkan ke stop kontak listrik
6. Tekan ON
7. Atur waktu atau timer
PROSEDUR 8. Periksa apakah uap keluar atau tidak
9. Pasang alat tersebut ke mulut pasien
10. Anjurkan untuk menghisap
11. Tunggu sampai timer habis
12. Cabut kabel listrik dan alat kemudian dirapikan
Yang perlu diperhatikan : Bila pasien memakai oksigen
jangan lupa setelah selesai inhalasi diberi oksigen kembali,
observasi tanda-tanda sianosis saat pemberian inhalasi
(khusus pasien payah)
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Unit Rawat Jalan, IGD
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Memberikan/memasukkan kebutuhan darah melalui intravena
PENGERTIAN dengan peralatan infus dalam jumlah tertentu sesuai
dengan program terapi
Melaksanakan tindakan pengobatan dan memenuhi
TUJUAN kebutuhna pasien akan darah sesuai dengan program
pengobatan
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
Kebidanan tahun 2013
KEBIJAKAN
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk
Pakam tahun 2013
- Sama dengan persiapan pemasangan infus
PERSIAPAN
- Darah yang cocok dengan darah penderita
1. Darah PMI dicocokkan (nama, umur, jenis darah yang
diminta) dengan arsip permintaan darah/dokumen rekam
medik
2. Pasien dipasang tranfusi set dengan cairan Nacl (lihat
prosedur pemasangan infus)
3. Darah dihangatkan sampai dengan /sama dengan suhu
tubuh, pasang kantong darah pada tranfusi set
4. Memberikan suntikan diuretika sesuai dengan program
terapi
5. Awasi reaksi pasien misalnya : tanda-tanda alergi,
PROSEDUR
menggigil, panas
6. Bila ada tanda-tanda alergi/panas segera lapor dokter
7. Setelah pemberian darah habis disambung dengan cairan
elektrolit
8. Kontrol ulang HB
9. Bila HB lebih dari 11 gram % (sesuai dengan program
terapi yang dinyatakan cukup)jarum dicabut, bekas
tusukan ditekan dengan kapas alkohol, kemudian diolesi
dengan betadin dan ditutup dengan kasa steril dan
diplester
Ruang Rawat Inap, Kamar Bedah, Ruang Therapi Intensif,
UNIT TERKAIT
Ruang Rawat Kebidanan
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Memberikan tranfusi darah adalah proses memindahkan darah dari
PENGERTIAN orang yang sehat kepada orang yang sakit yang membutuhkan
melalui intravena
- Meningkatkan volume darah
TUJUAN - Menambahkan komponen darah yang kurang
- Mencegah terjadinya kesalahan pemberian tranfusi darah
3. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan Kebidanan tahun
2013
KEBIJAKAN 4. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubu Pakam tahun
2013
- Pemberian tranfusi darah harus sesuai dengan golongan darah
pasien
- Setiap pemberian tranfusi darah dikenakan biaya proses yang
ditagihkan PMI
- Kelengkapan tranfusi set
- Cairan Nacl 0,9 %
- Darah yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
PERSIAPAN - Kapas
- Alkohol
- Has steril
- Gunting
- Plester
- Pengalas
- Bengkok
- Tourniquet
1. Cuci tangan
2. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
dan jelaskan prosedur yang akan dikerjakan
3. Menyiapkan alat ke dekat pasien
4. Ukur tanda vital pasien sebelum melaksanakan tranfusi
5. Menyiapkan area penusukan jarum tranfusi
6. Memeriksa kantong darah dengan teliti, dengan disaksikan oleh
petugas yang lainnya
PROSEDUR KERJA 7. Memerika : nama pasien, golongan darah, nomor darah, jenis
darah, rhesus, tanggal kadaluarsa
8. Memasang infus dengan cairan Nacl 0,9 % sesuai prosedur
pemasangan infus
9. Ganti cairan Nacl 0,9 % dengan kantong darah milik pasien
tersebut
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Menghilangkan/membersihkan lendir di jalan nafas melalui
PENGERTIAN lubang hidung sampai tenggorokan supaya jalan nafas
bersih
Agar pertukaran O2 ke jaringan tubuh lancar dan tidak
TUJUAN
terhambat oleh sekret jalan nafas
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan Kebidanan tahun
2013
KEBIJAKAN 2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tahun 2013
- Satu buah mangkok steril berisi air bersih
- Satu buah mangkok steril berisi alkohol dan savlon
PERSIAPAN
- Selang isap lendir
- Satu set alat isap lendir (slym suction)
1. O2 dinaikkan dulu 1 liter
2. Bersihkan selang yang akan dimasukkan ke dalam
hidung/mulut
3. Sebelum selang dimasukkan ke dalam hidung/mulut,
lubang selang ditutup dengan ibu jari atau selang di tekuk
dulu
4. Masukkan selang melalui hidung/mulut sampai
PROSEDUR tenggorokan
5. Selang segera tarik jangan terlalu lama di dalam
6. Dilakukan berulang-ulang sampai bersih
7. Isap lendir dikerjakan dengan interval ¼ jam sekali
8. Masukkan selang ke dalam air bersih setelah selesai
digunakan, isap sampai lendir dalam selang bersih
9. Masukkan alat slym suction, bersihkan alat dan pasien
RAWAT GABUNG
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Suatu tatanan/sistem pelayanan perawatan RSU Materna
PENGERTIAN Medan,dimana bayi dan ibu yang baru melahirkan dirawat di
tempat yang sama
- Memberikan bantuan emosional
- Meningkatkan penggunaan ASI, laktasi
- Meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI dan perawatan bayi
TUJUAN - Memudahkan pengawasan kesehatan ibu dan bayi
- Mencegah infeksi dan mempercepat involusi
- Memperpendek hari rawat
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam tentang
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan Kebidanan tahun
2013
KEBIJAKAN 2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU Yoshua Lubuk pakam
tahun 2013
Buku bayi pndah dan melengkapi RM pindah
- Bayi lahir seksio cesaria tanpa masalah, BB>2500-4000 gram,
stabil setelah 6 jam, bisa rawat gabung
PERSIAPAN - Bayi yang lahir spontan brach, BB 2500-4000 gram tanpa
masalah 2 jam setelah lahir langsung rawat gabung
- Untuk bayi dengan tindakan sesuai indikasi setelah keadaan
stabil
1. Di kamar bersalin screening dirawat di Ruang
Perinatologi/Rawat Gabung
2. Dalam 30 menit bayi lahir, beri ASI / ditetekkan
3. Bidan cuci tangan
4. Membantu menetek dini
5. Selama di kamar bersalin, KIE Ibu tentang : Manfaat ASI dan
Rawat Gabung, Cara menyusui yang benar dan cara merawat
PROSEDUR bayi, KB
6. Setelah 2 jam post partum mengantar pasien dan bayi ke
ruangan rawat gabung
7. KIE : mobilitas dini, perawtan bayi sehari-hari, imunisasi dasar
8. Memberi kesempatan pada ibu : untuk mempraktekkan
memandikan bayi, mengamati kelainan-kelainan pada bayi,
melaporkan kelainan yang ditemukan secepatnya
9. Melakukan pendokumentasian
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin, Ruang Rawat Gabung
RUJUKAN KE BAWAH
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Suatu upaya agar pasien mendapatkan perawatan
berkelanjutan setelah pasien dinyatakan boleh pulang
PENGERTIAN
oleh dokter yang merawat/tidak memerlukan perawatan
khusus lagi
- Pasien mendapatkan perawatan berkelanjutan
TUJUAN - Meningkatkan mutu pelayanan
- Menurunkan AKI dan AKB
1. Surat Keputusan Direktur RSU. Yoshua Lubuk Pakam
tentang Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dan
KEBIJAKAN Kebidanan tahun 2013
2. Surat Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan di RSU. Yoshua tahun 2013
PERSIAPAN Formulir rujukan/jawaban pasien kiriman
1. Dokter melengkapi formulir rujukan/jawaban pasien
kiriman
2. Perawat arahkan pasien boleh pulang untuk membayar ke
loket kasir rawat inap
3. Mengecek bukti lunas pembayaran
4. Melengkapi/periksa kembali meliputi :
Identitas Lengkap
Tanggal kontrol, diagnose akhir, obat-obatan yang
PROSEDUR
didapat
Poliklinik/puskesmas/RS yang di tuju
Khusus untuk bayi : hasil Lab (WBC, HB, CSF, Bil),
Imunisasi yang diberikan, berat badan bayi yang
prematur
5. Melepaskan gelang bayi atau ibu dimana pasien dirawat
6. Menyerahkan tanda bukti lunas administrasi
7. Melakukan pendokumentasian
Unit Rekam Medik
UNIT TERKAIT
Kasir Rawat Inap
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Suatu upaya dimana rumah sakit membuat asuhan
PENGERTIAN pasien lebih aman, mencegah terjadinya cedera pada
pasien
- Terciptanya keselamatan pasien
- Meningkatkan akuntabilitas RSU Yoshua
Lubuk Pakam terhadap pasien dan masyarakat
TUJUAN
Menurunkan KTD di RSU Yoshua
- Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak
terjadi KTD
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang
KEBIJAKAN
penunjukkan sebagai Tim Keselamatan pasien RS
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Membangun komitmen dan fokus yang jelas tentang
keselamatan pasien
3. Membangun sistem dan proses manajemen resiko
serta melakukan identifikasi dan assesment terhadap
potensial masalah
PROSEDUR 4. Membangun sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan
pasien dengan melakukan analisis akar masalah
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien dengan menggunakan informasi
yang ada
Seluruh unit-unit pelayanan dan tindakan kesehatan di
UNIT TERKAIT
Rumah Sakit
Ditetapkan
Direktur RSU Yoshua
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 25 Nov 2013
Dr. Nico Aurelius Tarigan, MHkes
Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah setiap kejadian yang
tidak disengaja dan tidak diharapkan yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
pada pasien
Kesalahan yang mengakibatkan IKP dapat terjadi pada :
1. Diagnostik : kesalahan atau keterlambatan diagnosis
PENGERTIAN
2. Treatment : kesalahan pada operasi, prosedur dan tes,
pelaksanaan terapi
3. Preventive : tidak memberikan terapi profilaktif, monitoring
atau follow up yang tidak sesuai pada suatu pengobatan
4. Other : gagal melakukan komunikasi, gagal alat atau sistem
lain
- Terlaksananya sistem pencatatan dan pelaporan insiden
keselamatan pasien
- Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai
pada akar masalah
TUJUAN - Untuk memperoleh data/angka insiden keselamatan pasien
- Upaya pencegahan terjadinya kejadian/insiden
keselamatan pasien berikutnya
- Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan
kepada pasien
Surat pengasan oleh Kepala Rumah Sakit tentang
KEBIJAKAN
penunjukkan sebagai Tim Keselamatan pasien RS
1. Siapa yang mengetahui/melihat terjadinya KTD dapat
melaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien
2. Laporan dibuat secara tertulis dengan menggunakan
formulir yang tersedia atau dapat membuat laporan kepada
PROSEDUR
Tim Keselamatan Pasien paling lambat 2x24 jam
3. Laporan tidak boleh difotocopi dan tidak boleh disimpan di
file ruangan perawatan atau di status pasien karena berlaku
rahasia
UNIT TERKAIT Seluruh unit-unit pelayanan dan tindakan kesehatan