(RENSTRA)
TAHUN 2014 – 2018
GRAND STRATEGI
KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA
PEMBANGUNAN OLAHRAGA PRESTASI NASIONAL
2014 - 2018
K
KOOM
MIITTEE O
OLLAAH
HRRAAGGAA N
NAASSIIO
ONNAALL IIN
NDDO
ONNEESSIIAA
Kata Pengantar
Ucapan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rampungnya proses penyusunan, penyempurnaan, dan pemutakhiran
Rencana Strategis (Renstra) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Tahun 2014 – 2018 yang merupakan penjabaran dari Grand Strategi
Pembangunan Olahraga Prestasi Nasional 2014 – 2024. Sebagai Ketua
Umum KONI Pusat saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberi banyak saran dan pemikiran yang amat berharga
dalam proses penyempurnaan Renstra ini, khususnya kepada Tim Pokja
Grand Strategi Pembangunan Olahraga Prestasi Nasional 2014 – 2024
beserta para akademisi dari Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY) dan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS).
BAB I
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Landasan 2
C. Kondisi Umum 3
D. Potensi dan Permasalahan 8
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN 13
A. Visi 13
B. Misi 15
C. Tujuan 15
D. Sasaran Strategis 2014 – 2018 16
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 19
A. Arah Kebijakan dan Strategi 19
B. Program dan Kebijakan 19
1. Pencapaian Standar Nasional Keolahragaan 19
a. Sumber Daya Manusia (SDM) Keolahragaan 20
b. Pendidikan 24
c. Prasarana dan Sarana Olahraga 25
d. Kerjasama Kelembagaan 26
e. Penyelenggaraan Kejuaraan Olahraga 28
f. Standar Pelayanan Minimal Keolahragaan 30
2. Meningkatkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi
dan Seni (IPTEKS) Keolahragaan 31
a. Dasar-dasar IPTEKS keolahragaan 31
b. Penerapan Pelatihan Performa Tinggi 32
c. Seni Keolahragaan 32
3. Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan 33
a. Pola Rekruitmen 33
b. Proses Latihan 37
c. Metodologi Pelatihan 38
d. Prinsip-prinsip Latihan 39
BAB IV
PENUTUP 57
LAMPIRAN
1. Tugas Pokok dan Fungsi Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI)
2. Matrik Renstra Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) 2014
- 2018
a. Meningkatkan Standar Nasional Keolahragaan
b. Meningkatkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi
dan Seni (IPTEKS) Keolahragaan
c. Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan
d. Meningkatkan Dukungan dalam Pembinaan Olahraga
Prestasi
e. Mencapai Prestasi Olahraga Internasional
A. Latar Belakang
B. Landasan
C. Kondisi Umum
TINGKAT KESEGARAN
PERSENTASE
JASMANI
Kurang Sekali 11 %
Kurang 45,8 %
Sedang 36,5 %
Baik 4,1 %
Baik Sekali 0,3 %
1. SEA Games
MEDALI
NO TAHUN TEMPAT PERINGKAT
Emas Perak Perunggu
1. 2005 Philipina 49 79 89 5
Nakhon,
2. 2007 56 64 82 3
Thailand
Vientiane,
3. 2009 43 53 74 3
Laos
Jakarta/Pale
4. 2011 mbang, 182 151 143 1
Indonesia
Nay Phy Taw,
5. 2013 65 84 111 4
Myanmar
6. 2015 Singapore 2
2. Asian Games
MEDALI
NO TAHUN TEMPAT PERINGKAT
Emas Perak Perunggu
1. 2006 Doha, Qatar 2 3 15 22
2. 2010 Guangzhou, 4 9 13 15
China
3. 2014 Incheon, 13
South Korea
4. 2019 10
5. 2022 08
6. 2026 05
2. PRIMA Pratama
Sementara PRIMA Pratama akan membina atlet yunior/remaja
yang dipersiapkan sebagai calon pelapis Atlet Muda dan Utama,
dipersiapkan untuk single event maupun multi event di tingkat
yunior, sekaligus diproyeksikan sukses pada sasaran antara
(Youth Games, School Games) menuju Olimpiade, Asian Games,
dan SEA Games. PRIMA Pratama menganut azas desentralisasi,
yaitu tetap di daerah (sentra dan sub sentra) dan semua atlet
tetap harus sekolah dengan dipantau langsung oleh
orangtuanya, dan mempunyai tugas :
A. VISI
Visi KONI Tahun 2014 – 2028 ini dijabarkan dalam 3 (tiga) tahapan
Renstra dimana masing-masing mempunyai tema atau visi yang
menjadi prioritas utama, yaitu :
Tema dari Visi 2014 – 2018 yaitu Peningkatan Daya Saing Regional
Melalui Harmonisasi Pemangku Kepentingan sangat penting dan
fundamental menjadi utama disebabkan pada rentang waktu
sekarang ini atau sebelumnya, banyak terjadi disharmonisasi antara
pemangku kepentingan di bidang olahraga sehingga mengakibatkan
terpuruknya prestasi olahraga di tingkat regional maupun nasional.
Disharmonisasi pemangku kepentingan bidang olahraga ini
melibatkan banyak pihak, baik pemerintah c.q Kementerian Pemuda
dan Olahraga, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite
Olimpiade Indonesia (KOI), Induk Organisasi Cabang Olahraga
(PB/PP), KONI Daerah, dan pemangku kepentingan lainnya.
Apabila disharmonisasi ini tidak segera ada solusi pemecahannya,
maka membawa dampak makin terpuruknya olahraga prestasi
nasional baik di tingkat senior maupun yunior, lesunya
pengembangan dan pembinaan olahraga prestasi, tidak
berkembangnya IPTEKS keolahragaan, kompetisi-kompetisi senior
maupun yunior oleh Induk Organisasi Cabang Olahraga tidak dapat
bergulir dengan semestinya. Harmonisasi merupakan pintu gerbang
pembuka dan sebagai prasyarat dasar agar kekuatan sinergis
B. MISI
C. TUJUAN