Anda di halaman 1dari 24

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)
TAHUN 2014 – 2018

GRAND STRATEGI
KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA
PEMBANGUNAN OLAHRAGA PRESTASI NASIONAL
2014 - 2018

K
KOOM
MIITTEE O
OLLAAH
HRRAAGGAA N
NAASSIIO
ONNAALL IIN
NDDO
ONNEESSIIAA
Kata Pengantar

Ucapan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rampungnya proses penyusunan, penyempurnaan, dan pemutakhiran
Rencana Strategis (Renstra) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Tahun 2014 – 2018 yang merupakan penjabaran dari Grand Strategi
Pembangunan Olahraga Prestasi Nasional 2014 – 2024. Sebagai Ketua
Umum KONI Pusat saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberi banyak saran dan pemikiran yang amat berharga
dalam proses penyempurnaan Renstra ini, khususnya kepada Tim Pokja
Grand Strategi Pembangunan Olahraga Prestasi Nasional 2014 – 2024
beserta para akademisi dari Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY) dan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebagai organisasi


keolahragaan tertinggi nasional, sesuai pasal 36 Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
mempunyai tugas antara lain : membantu pemerintah dalam membuat
kebijakan nasional dalam bidang pengelolaan, pembinaan, dan
pengembangan olahraga prestasi pada tingkat nasional, dan
mengkoordinasikan induk organisasi cabang olahraga, organisasi
olahraga fungsional serta komite olahraga provinsi/kabupaten/kota.
Selain itu KONI juga memiliki tugas pokok merencanakan,
mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan dan peningkatan
atlet, kinerja wasit, pelatih dan manajer, guna mewujudkan prestasi
keolahragaan nasional menuju prestasi internasional, serta turut
memperkokoh persatuan, kesatuan dan ketahanan nasional dalam
rangka mengangkat harkat dan martabat Indonesia.

Guna terlaksananya tugas tugas tersebut, maka KONI telah menyusun


dan menerbitkan Grand Strategi Pembangunan Olahraga Prestasi
Nasional 2014 – 2024, yang merupakan program jangka menengah
selama kurun waktu 2014 – 2024 (11 tahun) dalam rangka pembinaan
dan pengembangan olahraga prestasi nasional agar dapat mewujudkan
prestasi keolahragaan nasional menuju prestasi internasional. Penjabaran
Grand Strategi Jangka Menengah tersebut disusun dalam tahapan

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


Renstra dari kurun waktu 2014 sampai dengan 2028, yang meliputi 3
(tiga) tahapan Renstra meliputi:
1. Periode Tahun 2014 – 2018 dengan tema Peningkatan Daya Saing
Regional Melalui Harmonisasi Pemangku Kepentingan;
2. Periode Tahun 2019 – 2023 dengan tema Peningkatan Daya Saing
Internasional;
3. Periode Tahun 2024 – 2028 dengan tema Pencapaian Prestasi
Global.
Visi Renstra adalah “Mewujudkan Kejayaan Prestasi Olahraga Indonesia
di Ajang Internasional”, dengan penjabaran dalam Misi sebagai berikut:
1. Pencapaian Standar Nasional Keolahragaan;
2. Meningkatkan Pemanfaatan IPTEKS Keolahragaan;
3. Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan;
4. Meningkatkan Dukungan Dalam Pembinaan Olahraga Prestasi;
5. Mencapai Prestasi Olahraga Internasional.
Pembangunan keolahragaan nasional menuntut dimensi waktu yang
cukup panjang demi mencapai kualitas hasil yang langgeng (sustainable
development) sehingga tercipta interaksi sinergis yang berlangsung
secara sistemis, berjenjang, dan berkelanjutan melalui tahap pemassalan,
pembibitan, dan sentra-sentra olahraga yang membentuk bangunan
Sistem Pembinaan dan Pengembangan Keolahragaan Nasional
sebagaimana yang diharapkan oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
Renstra ini diharapkan sebagai acuan perencanaan, perancangan, dan
pedoman pelaksanaan kebijakan Pembangunan Olahraga Prestasi
Nasional, serta menjangkau semua pemangku kepentingan di bidang
olahraga, meliputi : pemerintah pusat/daerah, BUMN/swasta, KONI
Provinsi/Kabupaten/Kota, Induk Organisasi Cabang Olahraga, dan
sebagainya.
Jakarta, April 2014
Ketua Umum KONI Pusat,

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Landasan 2
C. Kondisi Umum 3
D. Potensi dan Permasalahan 8

BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN 13
A. Visi 13
B. Misi 15
C. Tujuan 15
D. Sasaran Strategis 2014 – 2018 16

BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 19
A. Arah Kebijakan dan Strategi 19
B. Program dan Kebijakan 19
1. Pencapaian Standar Nasional Keolahragaan 19
a. Sumber Daya Manusia (SDM) Keolahragaan 20
b. Pendidikan 24
c. Prasarana dan Sarana Olahraga 25
d. Kerjasama Kelembagaan 26
e. Penyelenggaraan Kejuaraan Olahraga 28
f. Standar Pelayanan Minimal Keolahragaan 30
2. Meningkatkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi
dan Seni (IPTEKS) Keolahragaan 31
a. Dasar-dasar IPTEKS keolahragaan 31
b. Penerapan Pelatihan Performa Tinggi 32
c. Seni Keolahragaan 32
3. Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan 33
a. Pola Rekruitmen 33
b. Proses Latihan 37
c. Metodologi Pelatihan 38
d. Prinsip-prinsip Latihan 39

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


e. Perencanaan Periodisasi Latihan 39
f. Kompetisi 39
g. Monitoring dan Evaluasi 40
4. Meningkatkan Dukungan dalam Pembinaan Olahraga
Prestasi 41
a. Aspek Yuridis 42
b. Political Will 42
c. Dukungan Anggaran 44
d. Kelembagaan 45
e. Budaya Prestasi Olahraga 46
f. Bonus Demografi 47
g. Pembinaan Kehidupan Sosial dan Pola Hidup Atlet 48
h. Pemberian Penghargaan 49
5. Mencapai Prestasi Olahraga Internasional 50
a. Mengikuti Single/multi Event Internasional 50
b. Pencapaian Standar Olimpiade 51
c. Strategi Pemenangan dan Misi Diplomasi 54
d. Sport Intelligence 55
e. Wasit Internasional 55

BAB IV
PENUTUP 57

LAMPIRAN
1. Tugas Pokok dan Fungsi Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI)
2. Matrik Renstra Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) 2014
- 2018
a. Meningkatkan Standar Nasional Keolahragaan
b. Meningkatkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi
dan Seni (IPTEKS) Keolahragaan
c. Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan
d. Meningkatkan Dukungan dalam Pembinaan Olahraga
Prestasi
e. Mencapai Prestasi Olahraga Internasional

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terselenggaranya tata kelola organisasi yang baik merupakan


prasyarat bagi setiap organisasi seperti Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) untuk mewujudkan aspirasi masyarakat olahraga
dalam mencapai prestasi olahraga di ajang internasional
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Dalam rangka itu
diperlukan pengembangan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, transparan, dan legitimate,
sehingga penyelenggaraan organisasi dapat berlangsung secara
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Salah satu tolok ukurnya
adalah perencanaan yang sistematis, sebab saat ini hampir semua
organisasi sudah menerapkan sistem perencanaan yang strategis,
dikenal dengan nama Rencana Strategis (Renstra).

Sejalan dengan itu, penyusunan Renstra dilakukan sebagai tindak


lanjut pasal 71 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional yang mengatakan : 1) Pengelolaan
dana keolahragaan dilakukan berdasarkan pada prinsip keadilan,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik, 2) Dana
keolahragaan yang dialokasikan dari pemerintah dan pemerintah
daerah dapat diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Operasionalisasi kegiatan
kelembagaan selama 5 (lima) tahun yang dituangkan dalam Renstra,
harus diimplementasikan setiap tahun melalui Rencana Kinerja
(Renja). Implementasi Renja dilakukan oleh Pimpinan Lembaga, dan
Renja tersebut harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka grand strategi merupakan


pedoman dalam penyusunan rencana strategis guna
diimplementasikan dalam rangkaian program kegiatan, sebagai
rencana dan implementasi besar pembinaan olahraga yang
bermuara pada prestasi. Sehingga semua misi yang dicanangkan

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018 | 1


dalam renstra ini harus mampu mendukung tercapainya prestasi
olahraga Indonesia pada tingkat dunia pada masa yang telah
ditetapkan. Untuk itu disusunlah sebuah rencana strategis dengan
sistematika yang ditetapkan berdasarkan visi dan misi olahraga
prestasi di Indonesia. Renstra disusun dalam jangka waktu tertentu
sebagai pengendali kegiatan olahraga prestasi nasional dengan tiap
faktor yang ditetapkan secara integral sesuai visi dan misi, sinergis
pada setiap pemangku kepentingan olahraga di Indonesia, dan
menuju pada pencapaian kinerja yang terukur sehingga setiap
tahapan dan periode, dapat dilakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kemajuan-kemajuan menuju misi yang hendak dicapai.

B. Landasan

Dalam penyusunan renstra ini, peraturan perundang-undangan


yang digunakan sebagai landasan, antara lain :
1. Landasan Idiil Pancasila, Landasan Konstitusional Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Landasan Filosofis Bhineka Tunggal Ika, dan Landasan Visional
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Landasan Operasional
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990
tentang Kepariwisataan;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah;
e. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional;
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan;
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan
Kejuaraan Olahraga;
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2007 tentang Pendanaan Keolahragaan;

2 | Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


i. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2010 tentang Program Indonesia Emas;
j. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KONI
Tahun 2013.

C. Kondisi Umum

Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi


bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat. Bahkan melalui olahraga dapat dilakukan national
character building suatu bangsa, sehingga olahraga menjadi sarana
strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas bangsa, dan
kebanggaan nasional. Berbagai kemajuan pembangunan olahraga
yang bermuara pada meningkatnya prestasi olahraga, antara lain
ditunjukkan oleh:
1. Partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga
semakin meningkat yang ditunjukkan dengan peningkatan
partisipasi masyarakat pada Sport Development Index (SDI) atau
Indeks Pembangunan Olahraga dari 0,345 pada tahun 2005
menjadi 0,422 pada tahun 2007, dimana pengukuran SDI
sesungguhnya meliputi perkembangan banyaknya anggota
masyarakat suatu wilayah yang melakukan kegiatan olahraga,
luasnya tempat yang diperuntukkan untuk kegiatan olahraga
bagi masyarakat dalam bentuk lahan, bangunan, atau ruang
yang digunakan untuk kegiatan berolahraga dan dapat diakses
oleh masyarakat luas, kebugaran jasmani yang merujuk pada
kesanggupan tubuh untuk melakukan kegiatan tanpa
mengalami kelelahan yang berarti, serta jumlah pelatih
olahraga, guru pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes),
dan instruktur olahraga dalam suatu wilayah tertentu.

DIMENSI INDEKS DIMENSI SDI NASIONAL


Partisipasi 34,50% 42,20%
Ruang 38,00% 26,60%
Terbuka 34,50% 28,00%
SDM 11,50% 9,90%
Kebugaran 54,00% 33,50%

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018 | 3


2. Sementara itu bila ditinjau dari jalur pelaksanaan kegiatan
olahraga, maka kegiatan utama olahraga ada pada lembaga
pendidikan atau sekolah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
di bawah ini. Dengan demikian maka renstra perlu secara aktif
melibatkan unsur pendidikan sebagai pendukung utama
proses pembinaan prestasi olahraga yang lebih optimal dan
kokoh ke depan.

JALUR PELAKSANAAN OLAHRAGA PENDUDUK


UMUR 10 TAHUN KE ATAS

NO JALUR OLAHRAGA PERSENTASE


1 Sekolah 54,1 %
2 Perkumpulan/Klub 16,5 %
3 Tempat Kerja 6,6 %
4 Dilakukan Sendiri 30,6 %

Ironisnya, kondisi kebugaran siswa di Indonesia saat ini, masih


belum menggembirakan. Pada tabel di bawah ini, tingkat
kebugaran para siswa sebagian besar masih di level kategori
kurang. Dengan demikian program peningkatan kualitas
kebugaran siswa menjadi salah satu faktor penting yang harus
ditingkatkan.

STATUS KESEGARAN JASMANI SISWA

TINGKAT KESEGARAN
PERSENTASE
JASMANI
Kurang Sekali 11 %
Kurang 45,8 %
Sedang 36,5 %
Baik 4,1 %
Baik Sekali 0,3 %

4 | Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


Kondisi di atas menunjukkan bahwa program peningkatan
kualitas kesegaran jasmani pada siswa menjadi salah satu
faktor yang perlu digarap dalam rangka mencapai pondasi
keolahragaan prestasi nasional.
3. Peningkatan prestasi olahraga yang antara lain ditunjukkan
oleh perolehan medali emas pada beberapa multi event baik
senior, yunior, dan paralympia, seperti: Asian Games/2010 di
Guangzhou China, SEA Games/2011 di Jakarta/Palembang
Indonesia, dan Olympic Games/2012 London Inggris, maupun
multi event tingkat yunior seperti ASEAN School Games/2012
Surabaya Indonesia, Asian Youth Games/2013 Nanjing China.
ROAD MAP MULTI EVENT

1. SEA Games
MEDALI
NO TAHUN TEMPAT PERINGKAT
Emas Perak Perunggu
1. 2005 Philipina 49 79 89 5
Nakhon,
2. 2007 56 64 82 3
Thailand
Vientiane,
3. 2009 43 53 74 3
Laos
Jakarta/Pale
4. 2011 mbang, 182 151 143 1
Indonesia
Nay Phy Taw,
5. 2013 65 84 111 4
Myanmar
6. 2015 Singapore 2

2. Asian Games
MEDALI
NO TAHUN TEMPAT PERINGKAT
Emas Perak Perunggu
1. 2006 Doha, Qatar 2 3 15 22
2. 2010 Guangzhou, 4 9 13 15
China
3. 2014 Incheon, 13
South Korea
4. 2019 10
5. 2022 08
6. 2026 05

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018 | 5


3. Olympic Games
MEDALI
NO TAHUN TEMPAT PERINGKAT
Emas Perak Perunggu
Beijing,
1. 2008 42
China
London,
2. 2012 63
Inggris
Rio de
3. 2016 Janeiro, 30
Brasil
4. 2020 25
5. 2024 20

4. Asian Youth Games


MEDALI
NO TAHUN TEMPAT PERINGKAT
Emas Perak Perunggu
1. 2009 Singapore 0 0 1 22
2. 2013 Nanjing, 1 2 2 15
China
3. 2017 Colombo, 12
Srilangka
4. 2021 10

5. Summer Youth Olympic Games


MEDALI
NO TAHUN TEMPAT
Emas Perak Perunggu PERINGKAT
1. 2010 Singapore 0 0 1 84
Nanjing,
2. 2014 50
China
3. 2018 40
4. 2022 30

6 | Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


6. ASEAN Para Games
MEDALI
NO
TAHUN TEMPAT PERINGKAT
Emas Perak Perunggu
Nakhon,
1. 2007 33 25 18 4
Thailand
Kualalumpur
2. 2009 29 25 19 4
, Malaysia
Solo,
3. 2011 113 108 89 2
Indonesia
Nay Phy
4. 2013 Taw, 99 69 49 1
Myanmar
5. 2015 Singapore 1

7. Asian Para Games


MEDALI
NO
TAHUN TEMPAT Emas Perak Perunggu PERINGKAT
Guangzhou,
1. 2010 1 5 5 14
China
Incheon,
2. 2014 12
South Korea
3. 2019 10
4. 2023 08

8. Olympic Para Games


MEDALI
NO TAHUN TEMPAT PERINGKAT
Emas Perak Perunggu
London,
1. 2012 0 0 1 74
Inggris
Rio de
2. 2016 Janeiro, 65
Brasil
3. 2020 55
4. 2024 45

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018 | 7


B. Potensi dan Permasalahan

Pembangunan olahraga mencakup olahraga pendidikan, olahraga


rekreasi, dan olahraga prestasi. Ketiga lingkup olahraga ini
melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga secara
terencana, sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai
dari pembudayaan dengan pengenalan gerak pada usia dini,
pemassalan dengan menjadikan olahraga sebagai gaya hidup,
pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan sentra-
sentra keolahragaan, serta peningkatan prestasi dengan pembinaan
olahraga unggulan nasional sehingga olahragawan andalan dapat
meraih puncak pencapaian prestasi.

Saat ini prestasi olahraga di Indonesia mengalami kemunduran baik


pada di tingkat Asia Tenggara, Asia ataupun dunia, beberapa upaya
peningkatan prestasi telah dilakukan namun belum berhasil
mengangkat kembali kejayaan yang pernah dialami oleh bangsa
Indonesia.

Menurut hasil analisa atas prestasi olahraga di Indonesia, maka


perlu mengkaji akar permasalahan yang menyebabkan menurunnya
prestasi olahraga di Indonesia. Untuk itu analisis dilakukan dari
aspek sistem pembibitan sampai pembinaan yang selama ini
dilakukan. Sistem pembinaan prestasi olahraga nasional terdiri
empat kelompok yaitu : (a) berbasiskan pembinaan induk organisasi
cabang olahraga tanpa atau dengan fasilitas pusdikat, (b)
memanfaatkan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) dan
sekolah khusus SMP/SMA Ragunan, (c) memanfaatnkan pelatnas
jangka panjang yang dilaksanakan oleh KONI Pusat mengingat
bahwa setiap tahun akan selalu ada multi event, dan (d)
memanfaatkan atlet/pelajar/mahasiswa yang berlatih di luar negeri
sambil sekolah.

Berdasarkan hasil analisis di atas, sistem ini belum mampu


menghasilkan atlet potensial seperti yang diharapkan. Sistem ini
memiliki kelemahan yaitu (a) proses pembinaan belum melalui
jenjang yang bertahap dan berkelanjutan, (b) belum sepenuhnya
berbasiskan IPTEK keolahragaan, (c) terbatasnya SDM pengelola dan

8 | Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


pelatih, dan (d) program pemassalan melalui pendidikan jalur
formal yaitu program pembelajaran pendidikan jasmani dan
olahraga yang ada di sekolah belum memberikan kontribusi.

BANGUNAN OLAHRAGA PRESTASI NASIONAL

KONI - KOI ATLET


ELIT DUNIA

KONI UTAMA & MUDA RUANG


PRIMA ATLET
PB/PP PRATAMA ANDALAN
PRIMA
(PEMBIBITAN PRATAMAOLAHRAGA)
- SENTRA-SENTRA
KONI MANAJEMEN DUKUNGAN KEMENPORA
PB/PP IPTEKS PEMBINAAN KEMENDIKBUD
KEOLAHRAGAAN
PENGPROV KEOLAHRAGAAN OLAHRAGA KEMENDAGRI
PENG KAB/KOT PRESTASI
MASYARAKAT. BUDAYA OLAHRAGA
KELUARGA (PEMASSALAN)
SEKOLAH
STANDAR NASIONAL KEOLAHRAGAAN LEMBAGA
UU SKN Pasal 81 KEOLAHRAGAAN

Gambar 1. Bangunan Olahraga Prestasi Nasional

Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di ajang


internasional, hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa medali
berhasil diraih oleh atlet Indonesia pada multi event Olympiade,
Asian Games, SEA Games, Paralympic Games, dan beberapa
kejuaraan dunia lainnya. Namun demikian dari cabang-cabang
olahraga yang dipertandingkan, hanya beberapa cabang olahraga
yang dapat menyumbangkan medali, selain kemampuan para atlet
belum optimal, karena persaingan prestasi antar bangsa yang
semakin ketat dengan standar pencapaian yang semakin tinggi.

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018 | 9


Ketidakmampuan Indonesia dalam persaingan prestasi olahraga di
tingkat internasional disebabkan beberapa faktor, antara lain:
sistem rekruitmen atlet dan pelatih yang belum baik, pembinaan
pelatih dan wasit yang masih kurang memadai, sistem pemusatan
latihan nasional yang belum berjalan secara optimal, masih
lemahnya sistem pemanduan bakat dan pembinaan calon atlet
berbakat sejak usia dini, kuantitas dan kualitas sarana dan
prasarana olahraga yang belum memadai, rendahnya apresiasi dan
penghargaan bagi olahragawan dan tenaga keolahragaan yang
berprestasi, belum optimalnya sistem manajemen keolahragaan
nasional, serta sangat terbatasnya alokasi anggaran untuk
pembinaan olahraga.

Menyadari hal tersebut, sebagai upaya untuk membangkitkan


kejayaan prestasi olahraga di tingkat internasional yang mampu
mengangkat harkat dan martabat serta mengharumkan bangsa
Indonesia di tingkat dunia, maka atas kerja keras masyarakat
olahraga dengan dorongan dari leglesatif, pemerintah telah
menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2010 tentang Program Indonesia Emas (PRIMA). PRIMA
adalah program pemerintah untuk menciptakan Atlet Andalan
Nasional yang mampu berprestasi di tingkat internasional.

Untuk penyelenggaraan PRIMA dibentuk Satuan Pelaksana (Satlak)


di bawah koordinasi Dewan Pelaksana. Dalam menjalankan tugas
sehari-hari Satlak PRIMA mempunyai 2 (dua) tugas pokok, yaitu :

1. PRIMA Utama dan Muda


PRIMA Utama dan Muda akan menangani/membina Atlet-atlet
Andalan Nasional yang dipersiapkan untuk SEA Games, Asian
Games maupun Olympic Games. PRIMA Utama & Muda
menganut azas sentralisasi, yaitu terpusat di ibukota maupun
provinsi, memungkinkan ada lebih dari satu sentra untuk cabang
olahraga atau disiplin sport, tetapi menjelang pembentukan
kontingen, harus bergabung menjadi satu sentra. PRIMA Utama
& Muda mempunyai tugas :

10 | Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


1) Merencanakan dan mengkoordinasikan dengan Tim Seleksi
PRIMA dan Induk Organisasi Cabang Olahraga untuk
mempersiapkan atlet dan pelatih andalan nasional yang
dipersiapkan untuk multi event internasional;
2) Mendapatkan Atlet dan Pelatih Andalan Nasional potensial
yang memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan;
3) Mengembangkan potensi Atlet Andalan Nasional untuk
berprestasi pada event-event olahraga internasional;
4) Memelihara prestasi puncak Atlet Andalan Nasional yang
sudah tercapai untuk dipertahankan selama mungkin;
5) Memberikan edukasi segala permasalahan yang
berhubungan dengan kepelatihan, sports science,
kesehatan, gizi selama proses kepelatihan pelatnas PRIMA;
6) Melakukan pengawasan selama pelatihan berlangsung bagi
semua cabang olahraga, agar menerapkan pelatihan
performa tinggi (high performance) dengan
menerapkan/menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan, sehingga berprestasi pada
kejuaraan nasional maupun internasional, guna
mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di
dunia internasional;
7) Melakukan verifikasi tentang perencanaan uji coba (try in-
out) maupun training camp/training overseas setiap
cabang olahraga atau disiplin sport, agar pelaksanaan uji
coba sesuai dengan sasaran yang diharapkan.

2. PRIMA Pratama
Sementara PRIMA Pratama akan membina atlet yunior/remaja
yang dipersiapkan sebagai calon pelapis Atlet Muda dan Utama,
dipersiapkan untuk single event maupun multi event di tingkat
yunior, sekaligus diproyeksikan sukses pada sasaran antara
(Youth Games, School Games) menuju Olimpiade, Asian Games,
dan SEA Games. PRIMA Pratama menganut azas desentralisasi,
yaitu tetap di daerah (sentra dan sub sentra) dan semua atlet
tetap harus sekolah dengan dipantau langsung oleh
orangtuanya, dan mempunyai tugas :

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018 | 11


1). Merencanakan dan mengkoordinasikan Induk Organisasi
Cabang Olahraga untuk mempersiapkan atlet berprestasi
maksimal usia 18 tahun dan pelatih berprestasi yang akan
dinominasikan sebagai Atlet/Pelatih PRIMA Pratama
(Yunior);
2). Memberikan edukasi segala permasalahan yang
berhubungan dengan kepelatihan, sports science,
kesehatan, gizi selama proses kepelatihan PRIMA Pratama;
3). Melakukan pengawasan selama pelatihan berlangsung bagi
semua cabang olahraga, agar menerapkan pelatihan
performa tinggi (high performance) dengan
menerapkan/menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan, sehingga berprestasi pada
kejuaraan nasional maupun internasional, guna
mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di
dunia internasional;
4). Melakukan verifikasi tentang perencanaan uji coba (try in-
out) setiap cabang olahraga, agar pelaksanaan uji coba
sesuai dengan sasaran yang diharapkan.

12 | Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS 2014 - 2018
GRAND STRATEGI PEMBANGUNAN OLAHRAGA PRESTASI NASIONAL

A. VISI

Visi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tahun 2014 – 2028


adalah:

“ Mewujudkan Kejayaan Prestasi Olahraga Indonesia di Ajang


Internasional “

Visi KONI Tahun 2014 – 2028 ini dijabarkan dalam 3 (tiga) tahapan
Renstra dimana masing-masing mempunyai tema atau visi yang
menjadi prioritas utama, yaitu :

PERIODE 2014 – 2018 2019 – 2023 2024 – 2028

TEMA PENINGKATAN PENINGKATAN PENCAPAIAN


DAYA SAING DAYA SAING PRESTASI
REGIONAL INTERNASIONAL GLOBAL
MELALUI
HARMONISASI
PEMANGKU
KEPENTINGAN

Dengan demikian Tema KONI Tahun 2014 – 2018 adalah:

“ Peningkatan Daya Saing Regional Melalui Harmonisasi Pemangku


Kepentingan “

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018 | 13


Tema KONI Tahun 2014 – 2018 tidak terlepas dari upaya
mewujudkan Visi Pembangunan 2005 – 2025 yaitu “ Indonesia yang
mandiri, maju, adil, dan makmur “ dengan melaksanakan misi
pembangunan “Mewujudkan bangsa yang berdaya saing“. Dalam
lingkup bidang keolahragaan berdaya saing ini mengandung arti: “
memiliki kemampuan berkompetisi yang optimal dan modern yang
dihasilkan melalui pola pengembangan dan pembinaan olahraga
prestasi nasional secara sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan,
melalui suatu strategi yang meliputi sistem pemanduan bakat yang
mantap dan konsisten, perbaikan sistem rekruitmen atlet dan
pelatih yang yang terbuka, perbaikan sistem dan metoda pelatihan
yang lebih moderat, perbaikan kehidupan sosial dan penghargaan
yang memadai bagi atlet/pelatih, peningkatan daya dukung dan
pemerataan prasarana dan sarana olahraga di wilayah Indonesia,
penguatan Induk Organisasi Cabang Olahraga dan pemangku
kepentingan bidang olahraga lainnya, serta perlunya harmonisasi
bagi pemangku kepentingan keolahragaan nasional maupun daerah.

Tema dari Visi 2014 – 2018 yaitu Peningkatan Daya Saing Regional
Melalui Harmonisasi Pemangku Kepentingan sangat penting dan
fundamental menjadi utama disebabkan pada rentang waktu
sekarang ini atau sebelumnya, banyak terjadi disharmonisasi antara
pemangku kepentingan di bidang olahraga sehingga mengakibatkan
terpuruknya prestasi olahraga di tingkat regional maupun nasional.
Disharmonisasi pemangku kepentingan bidang olahraga ini
melibatkan banyak pihak, baik pemerintah c.q Kementerian Pemuda
dan Olahraga, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite
Olimpiade Indonesia (KOI), Induk Organisasi Cabang Olahraga
(PB/PP), KONI Daerah, dan pemangku kepentingan lainnya.
Apabila disharmonisasi ini tidak segera ada solusi pemecahannya,
maka membawa dampak makin terpuruknya olahraga prestasi
nasional baik di tingkat senior maupun yunior, lesunya
pengembangan dan pembinaan olahraga prestasi, tidak
berkembangnya IPTEKS keolahragaan, kompetisi-kompetisi senior
maupun yunior oleh Induk Organisasi Cabang Olahraga tidak dapat
bergulir dengan semestinya. Harmonisasi merupakan pintu gerbang
pembuka dan sebagai prasyarat dasar agar kekuatan sinergis

14 | Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


komponen bangsa mewujud, menuju proses percepatan era
kebangkitan keolahragaan nasional.

B. MISI

1. Pencapaian Standar Nasional Keolahragaan;


2. Meningkatkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan
Seni (IPTEKS) Keolahragaan;
3. Meningkatkan Manajemen Pembinaan Keolahragaan;
4. Meningkatkan Dukungan Dalam Pembinaan Olahraga Prestasi;
5. Mencapai Prestasi Olahraga Internasional

C. TUJUAN

1. Menyiapkan dan memfasilitasi terwujudnya Standar Nasional


Keolahragaan sehingga berkontribusi secara optimal bagi atlet,
pelatih, wasit, juri, dan analis;
2. Mengembangkan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan
Seni (IPTEKS) Keolahragaan modern bekerjasama dengan
Perguruan Tinggi Ilmu Keolahragaan luar dan dalam negeri;
3. Mengembangkan pola Manajemen Pembinaan Keolahragaan
yang handal dan transparan dalam proses rekruitmen, latihan,
kompetisi, dan monitoring & evaluasi;
4. Mengoptimalkan Dukungan dalam Pembinaan Olahraga Prestasi
dalam aspek yuridis, political will pemerintah, anggaran yang
memadai dan berkecukupan, pendidikan formal, sosial budaya,
dan bonus demografi;
5. Pencapaian Prestasi Olahraga Internasional melalui peningkatan
kesempatan berkompetisi pada single/multi event, banyaknya
atlet/pelatih berstandar olimpiade, pengembangan strategi
pemenangan & misi diplomasi, pengembangan sport
intelligence, dan loyalitas dan integrasi wasit internasional.

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018 | 15


D. SASARAN STRATEGIS 2014 – 2018
Sasaran strategis yang hendak dicapai KONI pada periode 2014 –
2018 sebagai berikut:
1. Meningkatnya prestasi olahraga di tingkat regional dan
internasional, yaitu :
a. Tercapainya posisi atas pada 7th ASEAN Para Games di Nay
Phy Taw Myanmar bulan Januari 2014;
b. Memperbaiki peringkat ketiga belas pada 17th Asian
Games 2014 di Incheon, Korea Selatan;
c. Memperbaiki peringkat pada 4th Asian Beach Games bulan
November 2014 di Phuket Thailand;
d. Memperbaiki peringkat pada 2nd Summer Youth Olympic
Games bulan Agustus 2014 di Nanjing China;
e. Memperbaiki peringkat pada 6th ASEAN School Games 2014
di Philipina;
f. Memperbaiki peringkat pada 28th SEA Games 2015 di
Singapore;
g. Mempertahankan juara umum pada 8th ASEAN Para
Games/2015;
h. Memperbaiki peringkat pada 5th Asian Indoor Martial Arts
Games/2015;
i. Mempertahankan juara umum pada 4nd Islamic Solidarity
Games/2015;
j. Memperbaiki peringkat pada 7th ASEAN School
Games/2015;
k. Memperbaiki peringkat tiga puluh besar pada Olympic
Games 2016 di Rio de Janeiro, Brasil;
l. Memperbaiki peringkat pada 8th ASEAN School
Games/2016;
m. Memperbaiki peringkat menjadi juara umum pada 29th SEA
Games/2017;
n. Mempertahankan juara umum pada 9th ASEAN Para
Games/2017;
o. Memperbaiki peringkat pada 3nd Asian Youth Games/2017;
p. Memperbaiki peringkat pada 6th Asian Indoor Martial Art
Games/2017;

16 | Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


q. Mempertahankan juara umum pada 5nd Islamic Solidarity
Games/2017;
r. Memperbaiki peringkat pada 9th ASEAN School
Games/2017;
th
s. Memperbaiki peringkat kesepuluh pada 18 Asian Games
2018;
t. Terlaksananya pembinaan atlet nasional secara berjenjang
dan berkelanjutan;
u. Terlaksananya penguatan Induk Organisasi Cabang
Olahraga.
2. Terwujudnya peran dan kepemimpinan KONI dalam
pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga nasional;
3. Terwujudnya peningkatan dan penguatan hubungan
kelembagaan keolahragaan dan sinergitas kelembagaan
keolahragaan di tingkat daerah dan tingkat nasional di
berbagai bidang keolahragaan;
4. Terlaksananya tugas dan fungsi KONI secara baik melalui
penyediaan informasi yang akurat tentang perkembangan
sport management, sport science dan IPTEKS olahraga, guna
mendukung peningkatan kapasitas dan kualitas pembinaan
atlet dan peningkatan sarana prasarana keolahragaan, serta
sport intelligent dalam rangka peningkatan prestasi;
5. Terwujudnya mobilisasi sumber daya, guna optimalisasi
penyelenggaraan pembinaan organisasi, pembinaan atlet,
kesejahteraan atlet dan pelatih serta wasit/juri,
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penataran serta
peningkatan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana
olahraga;
6. Meningkatnya kualitas pembinaan, pendidikan, pelatihan dan
penataran melalui pengkajian dan pengembangan serta
penelitian sesuai kebutuhan organisasi dan perkembangan
keolahragaan internasional;
7. Meningkatnya kualitas pengawasan internal KONI untuk
menegakkan peraturan yang berlaku dan memelihara kinerja
yang optimal;

Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018 | 17


8. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM, sarana prasarana,
koordinasi, perencanaan, pengelolaan, pelaporan kinerja dan
anggaran serta dukungan administratif lainnya bagi
keberhasilan pelaksanaan tugas KONI;
9. Terwujudnya peran aktif KONI dalam mewujudkan perdamaian
dan keamanan internasional sesuai filosofi “Friendships
Through Sport And Game For Peace”, serta meningkatkan
pembangunan ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup,
perindustrian dan investasi;
10. Ikut berpartisipasi aktif dalam upaya membina dan
mengembangkan industri olahraga melalui kemitraan yang
saling menguntungkan agar terwujud kegiatan olahraga yang
mandiri dan profesional.

18 | Rencana Strategis Komite Olahraga Nasional Indonesia 2014 – 2018


KONI
KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai