Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Perkembangan Seismometer

Asal mula istilah seismometer adalah seismos dan metero. Keduanya merupakan bahasa
Yunani. Seismos memiliki arti gempa bumi (baca : Macam- Macam Gempa Bumi), sedangkan
metero berarti mengukur. Dari kedua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian
seismometer adalah alat pengukur gempa bumi. Istilah lain untuk menyebut sensor pendeteksi
gempa adalah . Seismometer mengukur gempa dengan 2 jenis pengukuran yaitu pengukuran
besaran gempa dan pengukuran intensitas gempa. Skala pengukuran yang digunakan pada
besaran gempa adalah skala richter, sementara skala pengukuran yang digunakan pada intensitas
gempa disebut skala mercali. Ada satu lagi skala pengukuran yang digunakan oleh negara Jepang
yang sering mengalami gempa dan tsunami. Skala tersebut adalah skala omori. Dari ketiga skala
tersebut, yang paling sering digunakan adalah skala richter. Skala ini diperoleh dar hasil
pengamatan seismogram yang dihasilkan oleh seismometer.

Ada beberapa tahap perkembangan seismometer yakni mulai dari pertama kali ditemukan sampai
dengan seismometer yang digunakan saat ini.

1. Penemu seismometer

Seorang ilmuwan yang pertama kali menemukan seismometer adalah Zhang Heng. Ia hidup
pada zaman Dinasti Han bagian Timur Cina. Seorang matematikawan dan astronom yang
diklaim pertama kali menemukan seismometer itu terfikir untuk membuat alat pendeteksi
gempa karena wilayah Luoyang sering mengalami gempa bumi. Setidaknya pernah terjadi
30 kali gempa bumi dalam 50 tahun.

Pada zaman dahulu, fenomena gempa tentu sangat membuat masyarakat ketakutan. Zhang
Heng kemudian meneliti kejadian tersebut dan membuat alat yang dapat mengira- ngira
kapan akan terjadi gempa. Bentuk seismometer saat itu seperti sebuah guci dengan ornamen
naga yang terhubung pada batang tembaga yang menghadap ke delapan arah mata angin.
Berikut adalah cara kerjanya :

 Ketika terjadi getaran gempa, batang tembaga akan menggerakan ornamen naga.
 Setelah itu, butiran tembaga yang berada pada mulut naga akan dikeluarkan.
 Butiran tembaga tersebut akan menuju ke ornamen katak yang berada di bawah ornamen
naga.
 Butiran tembaga yang ditangkap oleh ornamen katak itulah yang menjadi penanda
dimana lokasi titik gempa. Misalnya, butiran tembaga menuju ke ornamen katak yang
condong ke arah barat, maka titik pusat gempa berada di bagian barat dari seismometer
tersebut.
2. Perkembangan seismometer di Eropa dan Amerika
Berabad- abad setelah ditemukan seismometer pertama tersebut, seorang ilmuwan
berkebangsaan Italia bernama Luigi Palmieri membuat seismometer menggunakan merkuri.
Ia membuat tabung berbentuk huruf U dan kemudian menuangkan merkuri ke dalamnya.
Tabung- tabung itu lalu di susun di delapan arah mata angin.
Beberapa puluh tahun setelah itu, seorang ahli geologi dari Inggris yang bernama John Milne
menemukan seismometer modern. Seismometer ini bisa mencatat gempa horizontal yang
terjadi di sepanjang lempeng tektonik. John juga memprakarsai dibangunnya stasiun
seismologi.

Pada pertengahan abad 19, seismometer modern tersebut dikembangkan lagi di Amerika
sehungga menjadi seismometer Press Ewing. Seismometer inilah yang kemudian digunakan
di berbagai belahan benua di dunia.

Macam Macam Seismometer

Ada berbagai macam seismometer, berdasarkan fungsinya seismometer dikelompokkan


menjadi 2 yakni seismometer horizontal dan vertikal. Masing- masing seismometer mencatat
gempa dengan arah mendatar dan vertikal. Di Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) biasanya memasang kedua jenis seismometer ini dengan susunan satu
seismometer horizontal dan dua pasang seismometer vertikal.

Pemasangan tersebut bertujuan untuk memprediksi dari arah sebelah mana gempa bumi terjadi
gempa. Seismometer juga dapat mengetahui letak hiposentrum. Lokasi episentrum juga dapat
diketahui menggunakan seismometer. Selain kedua jenis seismometer tersebut, ada lagi jenis
seismometer yang lain, yaitu :

 Seismometer mekanik

Seismometer makanik sudah dapat mencatat gempa horizontal maupun gempa vertikal.
Gempa horizontal dicatat pada arah selatan atau utara, sedangkan gempa vertikal direkam
pada posisi barat atau timur.

 Seismometer digital
Seismometer digital lebih memudahkan para pengamat gempa. Alat ini sudah dilengkapi
teknologi mutahir seperti teknologi elektromagnetik dan spelgavanomeer. Data yang direkam
oleh seismometer digital bisa langsung di transfer dengan cepat dan mudah. Selain itu, alat
ini juga dilengkapi dengan layar atau display panel.
 Teleseismometer
Seismometer ini dibuat dengan rentang frekuensi yang luas. Produsennya adalah Guralp
Systems Ltd yang merupakan bagian dari Monterey Accelerated Research System. Alat ini
dapat mengukur kecepatan pergerakan tanah dengan sangat baik.

 Seismometer strong motion

Jenis ini lebih dikenal dengan sebutan akselerograf. Seismometer ini dapat memberikan
keberadaan posisi gempa dengan cepat. Seismometer strong motion tidak terlalu sensitif.
Sesuai dengan namanya, seismometer ini mendeteksi gerakan atau getaran yang sangat kuat.
Data yang diperoleh dari akselerograf berguna untuk mengetahui dampak gempa bumi
terhadap struktur bangunan di sekitar daerah gempa (baca juga : Akibat Gempa Bumi Bagi
Kehidupan).

Cara Kerja Seismometer

Untuk menggambarkan cara kerja seismometer kita dapat membayangkan sebuah beban yang
tergantung pada kawat pegas . Pada beban tersebut dipasang pensil yang menempel pada
gulungan kertas yang dapat berputar. Bergeraknya beban dan kawat pegas bergantung pada
pergerakan yang terjadi di permukaan bumi. Jika tidak ada getaran, maka pegas juga tidak akan
bergerak. Pegas tersebut sangat sensitif terhadap setiap getaran.

Ketika terjadi gempa bumi, getaran yang terjadi adalah getaran vertikal. Pegas akan bergerak
naik dan turun sehingga pensil pada beban menggoreskan garis- garis pada gulungan kertas yang
berputar. Hal itulah yang disebut dengan mencatat getaran gempa, atau disebut dengan
seismogram. Sebuah seismometer sederhana sangat sensitif terhadap getaran yang terjadi di
dalam lapisan tanah. Bahkan getaran atau pergerakan sekecil 1 / 10.000.000 cm saja dapat
dideteksi oleh seismometer.

Seismometer yang digunakan sekarang sudah sangat canggih. Seismometer digital tidak lagi
menggunakan pena tetapi pencatatan getaran sudah dilakukan dengan komputer. Seismometer
modern sudah dapat merekam getaran dari segala arah. Sumber getaran yang direkam juga
berbagai macam, misalnya getaran buatan manusia seperti ledakan dinamit, gelombang laut yang
menerjang pantai, dan bahkan pergerakan pohon yang tertiup angin lautjuga dapat direkam.

Anda mungkin juga menyukai