Anda di halaman 1dari 40

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Kelompok 1
Metode Penelitian Geofisika

Akmal Ziha Apriansyah NS Arfian Andi Ariyati


R1A117001 R1A117002 R1A117003 R1A115003
APLIKASI METODE GEOLISTRIK R
ESISTIVITAS UNTUK MENGIDENTI
FIKASI LAPISAN AKUIFER DI BUMI
PERKEMAHAN RAGUNAN JAKART
A
SKRIPSI OLEH AGESTI KUSUMANDARI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
2015
Outline
01 Pendahuluan
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian

02 Tinjauan Pustaka
Akuifer, Sifat Kelistrikan Batuan, Metode Geolistrik, Geologi

03 Metode Penelitian
Waktu & Tempat, Alat & Bahan, Langkah-langkah

04 Hasil dan Pembahasan


Hasil Pengolahan Data, Pembahasan
PENDAHULUAN
Latar Belakang


Air sebagai salah satu kebutuhan utama seluruh makhluk hidup dan berperan penting
dalam kelangsungan ekiosistem. Akibat pembangunan di perkotaan yang semakin
modern dan laju pertumbuhan penduduk yang meningkat, kebutuhan akan air juga “
semakin meningkat. Hal ini terkadang tidak diiringi dengan pengelolaan sumber daya air
sehingga menurunkan kualitas air yang disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai
potensi sumber daya air. Potensi tersebut bergantung pada keadaan geologinya. Untuk
mengetahui potensi lair tanah digunakan metode geofisika yaitu metode geolistrik
resistivitas di daerah Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta.
Rumusan Masalah


Permasalahan dalam penelitian ini adalah pada kedalaman berapakah lapisan akuifer di
daerah Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta ditemukan dan berapa ketebalannya
Tujuan Penelitian

01 Mengetahui dan menyelidiki kondisi bawah permukaan menggunakan


metode geolistrik resistivitas

02 Mengetahui posisi kedalaman dan ketebalan akuifer air tanah pada daerah
penelitian

03 Mengetahui kecocokan hasil penelitian dengan data geologi daerah penelitian


TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
fer pe
Akuifer Akui , Tipe-ti
ertia n
Pengertian Akuifer P eng
an
Akuifer adalah salah satu lapisan, formasi, atau k a n Batu
tr i s
kelompok formasi satuan geologi yang permeabel if a t Kelis e sistivita
S s, R
baik yang terkonsolidasi (lempung) maupun tak
n d u ktivita
terkonsolidasi (pasir) dengan kondisi jenuh air dan Ko
mempunyai suatu besaran konduktivitas hidrolik e
t od
(K) yang berfungsi menyimpan air tanah dala e ol istrikjenis, Me
de G nis-
jumlah besar sehingga dapat membawa air dalam Meto ertian, Je
jumlah ekonomis. Peng ivitas
t
Resis
i
Akuifer pada dasarnya adalah kantong air yang l u r Ge olo g
ion a ukt
berada di dalam tanah
log i Reg ti g r a fi, Str
Geo Stra
o r fo logi,
G e om
Tinjauan Pustaka
fer pe
Akuifer Akui , Tipe-ti
ertia n
Tipe-tipe Akuifer P eng

Berdasarkan kemampuan penyimpanan dan


meloloskan air:
•Akuifer
•Akuiklud
•Akuitar
•Akuifug

Menurut Krusseman dan Ridder (1970)


•Akuifer bebas
•Akuifer tertekan
•Akuifer semi tertekan
•Akuifer semi bebas
Tinjauan Pustaka

Sifat Kelistrikan Batuan


Konduktivitas
an
Konduktivitas llistrik batuan adalah kemampuan k a n Batu
tr i s
suatu batuan dalam menghantarkan arus litrik. if a t Kelis e sistivita
S s, R
Menurut Telford (1990), konduksi dibagi menjadi: n d u ktivita
•Konduksi secara elektronik Ko
•Konduksi secara elektrolitik
•Konduksi secara dielektrik
Tinjauan Pustaka

Sifat Kelistrikan Batuan


Resistivitas
an
Resistivitas adalah kemampuan suatu batuan k a n Batu
tr i s
untuk menghambat arus listrik. Konduktivitas dan if a t Kelis e sistivita
S s, R
resistivitas memiliki hubungan yang berbanding n d u ktivita
Ko
terbalik.

Penggologngan batuan berdasarkan nilai


resistivitasnya:
•Konduktor baik
•Semi konduktor
•Isolator
Tinjauan Pustaka

Metode Geolistrik
Pengertian

Metode geolistrik adalah salah satu metode


geofisika yang digunakan untuk pendugaan
keadaan bawah permukaan serta untuk
mengetahui jenis bahan penyusun batuan
berdasarkan pengukuran sifat-sifat kelistrikan t od e
batuan (Telford, 1990). e ol istrikjenis, Me
de G nis-
Meto ertian, Je
Metode geolistrik digunakan dalam identifikasi Peng ivitas
t
akuifer, geothermal, mineral, bedrock dan lain Resis
sebagainya.
Tinjauan Pustaka

Metode Geolistrik
Jenis-jenis

Metode geolistrik terbagi menjadi beberapa jenis


yaitu:

•Metode Self Potential (SP)


•Metode Magnetotelluric (MT) t od e
•Metode Elektromagnetik e ol istrikjenis, Me
de G nis-
•Metode Induced Polarization Meto ertian, Je
•Metode Resistivitas Peng ivitas
t
Resis
Tinjauan Pustaka

Metode Geolistrik
Metode Resistivitas

Metode resistivitas adalah salah satu metode


geolistrik yang didasarka pada pengukuran
tahanan jeinis batuan di bawah permukaan.
Termasuk metode untuk eksplorasi dangkal.
Prinsip kerja dengan menginjeksikan arus ke t od e
bawah permukaan, mengukur beda potensial dan e ol istrikjenis, Me
de G nis-
menghitung nilaihambatannya. Meto ertian, Je
Peng ivitas
t
Asumsi dasar dalam metode ini yaitu: Resis
•Bawah permukaan terdiri atas sejumlah lapisan
yang dibatasii oleh bidang horisontal
•Memiliki sifat kelistrikan homogen dan isotropik
•Arus yang dialirkan adalah arus searah
Konfigurasi Elektroda
Metode
Secara umum, pengukuran dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik ke
dalam bumi. Digunakan empat buah elektroda, dua buah untuk elektroda arus Resistivitas
dan dua buah untuk mengukur beda potensial.

Konfigurasi elektroda

Terdapat beberapa jenis konfigurasi yang akan menentukan nilai faktor geometri
(K). Contohnya Schlumberger, Wenner, Dipole-dipole, Pole-Dipole.

Persamaan umum semua konfigurasi elektroda:

a  K *V / I
Jenis-jenis Metode Resistivitas
Metode
Secara umum dibagi menjadi 2 yaitu:
Resistivitas
•Vertical Electrical Sounding (VES)
Bertujuan untuk megetahui variasi lapisan batuan bawah permukaan secara
vertikal. Hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan spasi elektroda secara
berangsur-angsur. Konfigurasi yag biasa digunakan adalah Schlumberger.

•Horizontal Profiling
Bertujuan untuk mengetahui variasi tahanan jenis batuan secara lateral, dimana
spasi elektroda dipindah secara lateral ke titik berikutnya. Konfigurasi yang biasa
digunakan adalah Dipole, Wenner.
Tinjauan Pustaka

Geologi Regional
Preview

Lokasi penelitian berada di utara pulau Jawa,


yaitu DKI Jakarta. Wilayah ini dikenal dengan
Cekungan Airtanah Jakarta. Sistem yag bersifat
“multilayers” yag dibentuk oleh endapan Kuarter
dengan ketebalan mencapai 250 m. Ketebalan
akuifer tunggal (single aquifer layer) antara 1 – 5
m terutama berupa lanau sampai pasir halus.

al
i R e gion
og
Geol an
m a s i Batu
For
Geologi Regional
Peta Geologi Wilayah DKI Jakarta

Satuan Aluvium
Satuan batuan ini dari campuran
lempung, lumpur, pasir, kerikil,
kerakal, bongkahan yang belum
terkonsolidasikan. Meliputi
endapan pantai sekarang,
endapan rawa dan sungai.
Menyebar di sepanjang pantai
utara (Teluk Jakarta) dan
sepanjang lembah sungai-sungai
besar.
Geologi Regional
Peta Geologi Wilayah DKI Jakarta

Satuan Endapan
Pematang Pantai
Satuan batuan ini terdiri dari pasir
halus hingga kasar dan
berdasarkan kenampakan
morfologi dan batuan
penyusunnya, diduga terbentuk
karena endapan angin yang
membentuk oggokan-onggokan
pasir (sand dunes). Sebaran
umumnya berarah barat-timur
searah dengan pantai sekarang.
Geologi Regional
Peta Geologi Wilayah DKI Jakarta

Satuan Batupasir Tufaan


dan Konglomerat/Kipas
Alluvium
Terdiri dari tufa halus, tufa
konglomeratan, tufa pasiran dan
tufa batuapung yang berasal dari
batuan gunung api muda di
dataran tinggi Bogor yang
diendapkan pada ligkungan darat
dan membentuk morfologi kipas
(menyebar). Tebalnya ± 300 m
dan berumur Plistosen Akhir atau
lebih muda.
Geologi Regional
Peta Geologi Wilayah DKI Jakarta

Satuan Tuf Banten


Satua berumur Plistose. Disusun
tufa, batuapung, dan batupasir
tufaan.
METODE PENELITIA
N
Metode Penelitian

Waktu & Tempat Penelitian


01 Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta, 3 Mei 2015 –
Agustus 2015

Alat & Bahan Penelitian


02 Resistivity Mc Ohm-el Model 2119D, elektroda,
palu, kabel, meteran, Accu

Pengolahan Data
03 Microsoft Excel, Progress v3.0, Ip2Win

Tahapan Penelitian
04 Diagram alir penelitian
Metode Penelitian
Peta lintasan lokasi penelitian

Lintasan Pengukuran
Terdiri dari 5 lintasan, 2 lintasan
membentang timur – barat, da 3
lintasan membentang utara –
selatan.
Alat dan Bahan
Penelitian

a) Resistivity Mc Ohm-el Model


2119D
b) Elektroda
c) Palu
d) Kabel
e) Meteran
f) Accu
Your Picture Here

Tahapan Penelitian
Studi Referensi
01 Pengumpulan referensi penelitian

Survei Lapangan
02 Pemilihan lokasi penelitian, teknis kerja
lapangan, penentuan lintasan

Akuisi Data
03 Pengambilan data lapangan

Pengolahan Data
04 Perhitungan nilai resistivitas semu,
pemodelan 1D & 2D

Interpretasi Data
05 Interpretasi berdasarkan model 1D & 2D
dan peta geologi
HASIL DAN PEMBAH
ASAN
Hasil & Pembahasan

No Jenis Batuan Kedalaman (m) Tebal (m) Ket.


Lintasan 1
1 Tanah lanau, pasiran 0–3 3 Akuifer
Tanah lanau, tanah lanau
2 3 – 3.5 0.5
basah
Pada kedalaman 3.5 m berupa
3 Batuan dasar berkekar 3.5 – 6 2.5
lapisan batuan dasar berkekar
4 Batuan dasar tak lapuk 6 – 11 5 dengan nilai resistivitas 239.08 Ωm.
Kemudian pada kedalaman 6 m
5 Tanah lanau, pasiran 11 – 18 7 Akuifer
memiliki resistivitas tinggi 331.01 –
Tanah lanau, tanah lanau 771.5 Ωm diduga sebagai batuan
6 18 – 32 14 Akuifer
basah dasar tak lapuk. Akuifer diduga pada
7 Tanah lanau, pasiran 32 – 65 33 Akuifer kedalaman 11 m yang merupakan
lapisan tanah lanau dan pasiran.

Model 1 D
Hasil & Pembahasan

No Jenis Batuan Kedalaman (m) Tebal (m) Ket.


Lintasan 2
1 Tanah lanau, pasiran 0–5 5 Akuifer

2 Batuan dasar berkekar 5 – 10 5

3 Tanah lanau, pasiran 10 – 43 33 Akuifer Lapisan akuifer diduga pada


Tanah lanau, tanah lanau kedalaman 0 – 5 m dan 10 – 43 m
4 43 – 80 37 dengan nilai resistivitas 11.32 –
basah
153.07 Ωm . Sedangkan pada
kedalaman 5 m diduga sebagai
batuan dasar berkekar dengan nilai
resistivitas 212.74 – 252.08 Ωm

Model 1 D
Hasil & Pembahasan

No Jenis Batuan Kedalaman (m) Tebal (m) Ket.


Lintasan 3
1 Tanah lanau, pasiran 0–6 6 Akuifer

2 Batuan dasar berkekar 6 – 18 12

3 Tanah lanau, pasiran 18 – 90 72 Akuifer Akuifer dangkal pada kedalaman 0


Tanah lanau dan tanah lanau – 6 m yakni tanah lanau dan pasiran
4 90 – 160 70 dengan resistivitas 63 – 147.07 Ωm.
basah lembek
Kedalaman 6 m sebagai batuan
dasar berkekar dengan resistivtitas
156.32 – 182.07 Ωm . Lapisan
akuifer selanjutnya pada kedalaman
18 m dengan resistivitas 9.32 –
71.07 Ωm

Model 1 D
Hasil & Pembahasan

No Jenis Batuan Kedalaman (m) Tebal (m) Ket.


Lintasan 4
1 Tanah lanau, pasiran 0 – 30 30 Akuifer
Tanah lanau, tanah lanau
2 30 – 90 60
basah
Tanah lempung basah dan Pada kedalaman 0 – 30 m berupa
3 90 – 130 40
lembek tanah lanau dan pasiran sebagai
akuifer dangkal dengan resistivitas
28.32 – 146.07 Ωm . Sedangkan
kedalaman 30 – 130 diduga sebagai
tanah lanau dan tanah lempung
basah dan lembek dengan
resistivitas 2.32 – 10.07 Ωm

Model 1 D
Hasil & Pembahasan

No Jenis Batuan Kedalaman (m) Tebal (m) Ket.


Lintasan 5
1 Tanah lanau, pasiran 0–2 2 Akuifer
Tanah lempung, lembek dan
2 2–4 2
basah
Batuan dasar terisi tanah Lapisan akuifer permukaan hingga
3 4 – 10 6
kering kedalaman 2 m dengan resistivitas
4 Tanah lanau, pasiran 10 – 83 73 Akuifer 44.07 Ωm. Kemudian lapisan tanah
lempung dengan resistivitas sekitar
Tanah lanau, lembek dan 1.8 Ωm. Lapisan akuifer kedua
5 83 – 140 57
basah
diduga pada kedalaman 10 – 83 m
dengan resistivitas 19.65 – 86.07
Ωm

Model 1 D
‫‪Terima Kasih‬‬
‫وسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
Model 1 D Lintasan 1
Model 1 D Lintasan 2
Model 1 D Lintasan 3
Model 1 D Lintasan 4
Model 1 D Lintasan 5

Anda mungkin juga menyukai