2 2005
Abstract
People have long been interested in kars, the typically topograhy in limestone area.
There are many spectacular ornament in the caves caused by carbonates presipitates.
Among the most common shapes which is be chief attraction for cave visitors is
stalactites, stalagmites and columns. Beside of the excitements, kars also have hard
problem for people who lived in that area. It is how to find out water for their living. Karst
formation, both the surface (dolina, hill, etc) and underground forms (caverns,
groundwater conduits, underground streams), appears as conductive zones relative to
adjacent undisturbed limestone. Therefore resistivity methode will produce good results
if applied to identify dolina, conduits , caverns and structure of geology in kars. The
methode describes in this paper is Res-2D with configuration of pole-dipole with area for
research are kars in Pacitan and Tulungagung region. Four principal layers can typically
be differentiated in a vertical section : near surface (clayey) loam and soil in dolina, dry
karstified limestone, conduit & cave and solid unkarstified limestone. They have contrast
of resistivity. Conduits have resistivity value range from 10 to 20 ohmm, whereas
resistivty of cave is > 1000 ohmm. Karstified limestone have resistivity value from 20 to
250 ohmm, whereas massive limestone have resistivity > 250 ohmm. This paper shows
that Res-2D methode can give good contribution in exploration of groundwater in kars
area.
226
Agus Kuswanto : Aplikasi Metoda Res-2D Untuk Eksplorasi Air Bawah Tanah …… JAI Vol. 1 , No.2 2005
227
Agus Kuswanto : Aplikasi Metoda Res-2D Untuk Eksplorasi Air Bawah Tanah …… JAI Vol. 1 , No.2 2005
berkembang lebih baik dan lebih cocok untuk ditentukan nilai daya hantar listrik (DHL) serta
daerah dengan geologi yang komplek. Oleh parameter-parameter lainnya.
karena alasan inilah maka pada makalah ini
dipaparkan hasil penelitian menggunakan
metoda Res-2D. 2.3 Prinsip Pemodelan
2.2 Cara Pengukuran Hasil yang diperoleh pada pengukuran
mencerminkan nilai resistivity semu
Pengukuran yang dilakukan pada
(pseudoresistivity). Oleh karena itu perlu
penelitian di paparkan makalah ini menggunakan
dilakukan pemodelan untuk mendapatkan nilai
metoda Res-2D konfigurasi pole dipole. Susunan
resistivity serta kedalaman yang sebenarnya.
elektroda arus dan potensial dapat dilihat pada
Dengan demikian nantinya penampang hasil
Gambar 3.
pemodelan dapat mencerminkan penampang
bawah permukaan yang mendekati keadaan
B A M N sebenarnya.
Pemodelan yang digunakan pada makalah
ini menggunakan metoda inversi. Inversi data
dalam geofisika diartikan sebagai pencocokan
anomali yang terukur ke persamaan anomali
yang dihasilkan benda penyebab anomali untuk
Gambar 3 : Susunan elektroda arus dan mendapatkan parameter pemodelan. Jadi dalam
potensial pada konfigurasi pole dipole. hal ini model resistivity dan kedalaman untuk
setiap lapisan diasumsikan terlebih dahulu,
Pada Gambar 3, A dan B adalah elektroda arus, kemudian respons secara teoritis dihitung.
B diletakkan tetap pada jarak tak hingga. M dan Perhitungan yang diperoleh selanjutnya
N adalah elektroda potensial. dibandingkan dengan data yang teramati sampai
Sebaran data hasil pengukuran dapat menghasilkan perbedaan yang paling kecil
dilihat pada Gambar 4. (minimalisasi). Ada kriteria yang berbeda pada
proses minimalisasi antara harga teoritis dan
pengamatan. Ada yang menggunakan jumlah
kuadrat dari selisih antara harga fungsi kernel
dari pengamatan dan model , ada pula yang
meminimalisasi sumasi () kuadrat dari harga
logaritme antara tahanan jenis dan ketebalan
untuk setiap lapisan dan respon teoritisnya.
Meskipun berbeda, tetapi pada prinsip nya
keduanya sama-sama menggunakan kriteria
leastquare. Pada makalah ini, metoda leastquare
yang dipakai adalah metoda Quasi Newton
sebagai pengembangan dari metoda Gauss-
Gambar 4 : Sebaran data pada pengukuran Res- Newton oleh Loke dan Barker (1996) (3). Pada
2D menggunakan konfigurasi pole – dipole. metode ini, pemodelan diawali dengan model
bumi homogen kemudian dilanjutkan dengan
Dengan jarak antar elektroda potensial 10 meter, perhitungan turunan partial matriks Jacobi dan
maka kedalaman yang diperoleh pada perhitungan finite different.
pengukuran adalah 100 meter di bawah Pemodelan yang dilakukan pada penelitian
permukaan. ini menggunakan software Res-2D yang
Sebelum dilakukan pengukuran di daerah dikembangkan oleh M.H. Loke dengan prinsip
penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengukuran pemodelan seperti yang diuraikan secara di atas.
di atas mata air yang ada di daerah tersebut. Di Model yang dilakukan pada software
sini, ketinggian serta lebar lubang gua yang tersebut adalah blok segi empat 2D yang besar
berfungsi sebagai mata air dapat diukur. Dengan dan susunannya sesuai dengan sebaran titik
demikian apabila dilakukan pengukuran data yang ada pada pseudosection (penampang
resistivity maka bentuk penampang yang hasil pengukuran geolistrik yang
dihasilkan dapat dibandingkan langsung dengan menggambarkan nilai resisitivity dan kedalaman
keadaan sebenarnya. Pengukuran di atas mata semu). Kedalaman pusat interior blok berada di
air bisa dijadikan referensi untuk identifikasi tengah kedalaman investigasi sedangkan
sumber air di daerah tersebut. kedalaman investigasi adalah setengah dari
Disamping dilakukan pengukuran spasi elektroda. Leastquare Gauss-Newton
resistivity, air yang mengalir pada mata air juga diterapkan untuk menghitung resistivity dari blok-
harus di ambil conto nya (sampled) , selanjutnya blok model tersebut. Karena pada penerapan
228
Agus Kuswanto : Aplikasi Metoda Res-2D Untuk Eksplorasi Air Bawah Tanah …… JAI Vol. 1 , No.2 2005
leastquare Gauss-Newton matriks Jacobi harus dijumpai mata air yang muncul ke permukaan
dihitung setiap kali iterasi maka pemodelan karena pemotongan oleh topografi (lekuk lembah
memerlukan waktu lama. Untuk mengatasi hal maupun pemotongan tebing) dan struktur.
ini, M.H. Loke (1966) (3) menerapkan Leastquare Munculnya mata air ini juga bisa terjadi karena
Quasi-Newton. Menggunakan metoda ini, stratigrafi daerah setempat.
matriks Jacobi tidak perlu dihitung setiap iterasi.
3.2 Hasil Pengukuran di Mata Air
Oleh karena itu pemodelan menjadi lebih cepat.
Untuk interpretasi dan pemodelan di Hasil pengukuran DHL (daya hantar listrik)
daerah kars, William E. Kelly dan Stanislav pada air yang diambil di mata air adalah sebagai
Mares (2) menyebutkan bahwa di daerah kars berikut :
ada 4 jenis tipe lapisan berdasarkan nilai
resistivitynya yaitu : (1) lapisan dekat DHL w
permukaan, seperti soil, lempungan ataupun Pacitan-1 818 12.22494
dolina dengan nilai resistivity puluhan ohmm, (2)
batugamping yang mengalami proses pelarutan Pacitan -2 505 19.80198
(dry karstified) mempunyai nilai tahanan jenis Tulungagung 1350 7.407407
ratusan ohmm , (3) air yang tersimpan pada
batugamping kars dengan nilai tahanan jenis Hubungan antara w dan f adalah :
puluhan hingga ratusan ohmm (4) batugamping
pejal dengan nilai tahanan jenis ribuan ohmm. F = f /w …………………….. (6)
229
Agus Kuswanto : Aplikasi Metoda Res-2D Untuk Eksplorasi Air Bawah Tanah …… JAI Vol. 1 , No.2 2005
untuk interpretasi dan pemodelan pada hasil Batugamping terumbu dapat dibedakan
pengukuran Res-2D di Kecamatan Donorojo. dari batugamping massive (pejal). Batugamping
Gambar 6 diperoleh dari pengukuran di terumbu mempunyai nilai resistivity 20 – 250
atas mata air di Sendang Biru Daerah Sedayu ohmm sedangkan batugamping pejal (klastik)
Gunung Kabupaten Tulungagung. Nilai tahanan mempunyai kisaran resistivity di atas 250 ohmm.
jenis mata air di daerah ini juga berkisar antara Batugamping pejal ini mempunyai permeabilitas
10 – 20 ohmm. Bentuk rongga yang tergambar tinggi oleh karena itu dapat berfungsi sebagai
pada pemodelan ada yang berbentuk melingkar lapisan kedap air (4).
ada yang memanjang. Hal ini menunjukkan
bahwa konduit di daerah mata air ini adalah
berkelak-kelok. Konduit yang sejajar 3.3.2 Gua
penampang akan menghasilkan bentuk
Fenomena lain yang menarik adalah
memanjang sedangkan yang tegak lurus
bentuk gua di bawah permukaan. Bentuk ini
penampang akan menghasilkan bentuk
melingkar. Pengukuran Res-2D di mata air ini dapat dilihat pada gambar 7, pada penampang
selanjutnya dipakai acuan untuk melakukan geologi daerah Kenasri Pacitan. Gua ini
disamping terdeteksi pada penampang geologi
interpertasi dan pemodelan data-data Res-2D di
hasil pengukuran Res-2D, ternyata pada
daerah setempat.
keadaan sebenarnya juga dapat diketemukan
dengan posisi yang tepat. Gua bawah
3.3 Hasil Pengukuran di Pemukiman permukaan mempunyai nilai resistivity yang
tinggi , di atas 1000 ohmm. Yang menarik,
Pengukuran selanjutnya dilakukan di
ternyata pada pemodelan Res-2D dapat
pemukiman . Tujuannya adalah untuk
dibedakan dengan baik antara gua yang kosong,
mendeteksi sumber air bawah tanah di daerah
gua yang terisi air sedikit dan gua yang terisi air
kars.
banyak. Rongga yang terisi air banyak (misalnya
Pengukuran dilakukan di Kecamatan
sungai bawah tanah) mempunyai kisaran
Donorojo, Pringkuku dan Punung Kabupaten
resistivity 10 – 20 ohmm. Sedangkan rongga
Pacitan serta beberapa desa di Kabupaten
yang terisi air tetapi sedikit (kedalaman air < 5
Tulungagung. Pada makalah ini hasil
cm) , nilai resistivity nya antara 50 – 100 ohmm,
pengukuran Res-2D yang ditampilkan diambil
sedangkan rongga kosong (misalnya gua) nilai
dari desa Kotlik dan Kenasri Kabupaten Pacitan
resistivity nya > 1000 ohmm.
serta Desa Gamping dan Sedayugunung
Pada penampang geologi Kenasri
Kabupaten Tulungagung.
(gambar 7) di bawah gua terdapat aliran sungai
Fenomena yang dapat diidentifikasi dari
bawah tanah yaitu di sekitar kedalaman 40 meter
hasil pengukuran Res-2D pada daerah tersebut
di bawah permukaan tanah.
adalah : bentuk dolina, batugamping terumbu
Hanang Samodra (4) menyebutkan bahwa
dan klastik, patahan, gua bawah tanah serta
bentuk rongga di daerah kars merupakan bentuk
sungai bawah tanah.
yang unik dan rumit. Rongga – rongga bisa
saling berhubungan mulai dari yang kecil
kemudian menyambung ke rongga lainnya yang
3.3.1 Dolina
lebih besar. Bentuk rongga ini bisa miring,
Bentuk dolina dapat dilihat pada gambar 7. horisontal maupun vertikal. Rongga yang kecil
Dolina di Amerika dikenal sebagai sinkhole (4) berupa celah sempit di batugamping terumbu
adalah lekuk tertutup pada permukaan tidak dapat terdeteksi oleh pengukuran Res-2D
batugamping yang mempunyai garis tengah pada makalah ini. Hal ini terjadi karena
beberapa meter hingga 1 km dengan kedalaman pengukuran Res-2D pada makalah ini
ratusan meter. Dolina umumnya terisi lapisan menggunakan spasi elektroda 5 dan 10 meter.
tanah, sehingga penduduk memanfaatkannya Menggunakan spasi 5 meter, lebar rongga yang
untuk lahan perkebunan. Pada gambar 7 (Desa bisa terdeteksi minimal 2,5 meter. Lebih kecil
Kenasri) dolina teridentifikasi sebagai lapisan dari 2,5 meter tidak akan terlihat.
dengan kisaran resistivity antara 5 – 20 ohmm, Jadi, kalau ingin mendeteksi rongga atau
dan terletak di permukaan. Tidak ada dolina di celah sempit yang berukuran 10 cm misalnya,
bawah permukaan. Oleh karena itu kalau ada maka spasi elektroda yang dipergunakan
nilai resistivity 5 – 20 ohmm tetapi letaknya di seharusnya 20 cm.
bawah permukaan, dapat dipastikan itu bukan
dolina.
Dari penampang gambar 7 ini , panjang
dolina mencapai 100 meter lebih dengan
kedalaman hingga 20 meter.
230
Agus Kuswanto : Aplikasi Metoda Res-2D Untuk Eksplorasi Air Bawah Tanah …… JAI Vol. 1 , No.2 2005
231
Agus Kuswanto : Aplikasi Metoda Res-2D Untuk Eksplorasi Air Bawah Tanah …… JAI Vol. 1 , No.2 2005
batugamping
batugamping
232
Agus Kuswanto : Aplikasi Metoda Res-2D Untuk Eksplorasi Air Bawah Tanah …… JAI Vol. 1 , No.2 2005
Tetapi yang perlu diperhatikan bahwa arah melintang (bidang iris 2) maka bentuk yang
spasi elektroda juga mempengaruhi kedalaman muncul adalah melingkar.
penampang geologi yang diperoleh. Kalau
menggunakan spasi elektroda 10 m kedalaman
yang diperoleh mencapai 100 m, menggunakan Bidang iris 1
spasi 5 meter kedalaman yang diperoleh
mencapai 50 meter, sedangkan apabila
menggunakan spasi 20 cm maka kedalaman pipa
yang diperoleh hanya 2 meter.
3.3.3 Konduit
Rongga yang menjadi sumber air bawah
tanah di daerah kars bisa berbentuk konduit Bidang iris 2
(saluran) yang membentuk sungai bawah tanah,
bisa juga hanya berupa kantung-kantung air .
Di Desa Kotlik (Gambar 6), bentuk yang
diinterpretasi sebagai konduit terdapat pada Irisan oleh
Irisan karena bidang iris 1
kedalaman 10 – 20 meter . Pada penampang bidang iris 2
tersebut panjang konduit yang terdeteksi
mencapai 100 meter. Selanjutnya pada meter ke
80 berbelok ke arah lain. Melihat dari bentuk Gambar 10. Ilustrasi hasil irisan pada pipa yang
konduit tersebut maka air bawah tanah ini sangat memanjang dengan arah irisan yang berbeda.
potensial untuk dibor dan dimanfaatkan bagi
masyarakat setempat. Begitu halnya dengan saluran di bawah
Bentuk alur yang menyerupai sungai permukaan. Apabila arah lintasan pengukuran
bawah tanah juga didapati pada penampang Res-2D sejajar saluran maka hasil yang
geologi Desa Kenasri (Gambar 7). Namun alur tergambar bentuk salurannya memanjang.
yang terdeteksi hanya kurang lebih 20 meter. Tetapi apabila arah lintasan pengukuran Res-2D
Perlu dilakukan pengukuran pada lintasan memotong saluran pada arah yang sama
lintasan yang sejajar dengan lintasan ini dengan dengan bidang iris 2 maka hasilnya melingkar.
tujuan untuk melakukan penelusuran arah Oleh karena fenomena yang demikian
penyebaran dan bentuk alur. maka apabila pada suatu survei menggunakan
Air bawah tanah di Desa Kenasri juga metoda Res-2D mendapatkan bentuk saluran
potensial untuk dibor dan dimanfaatkan bagi bawah permukaan disarankan untuk melakukan
masyarakat setempat. Kendala yang dihadapi lintasan pengukuran lagi minimal 3 (tiga) lintasan
pada saat pemboran adalah adanya rongga pada arah yang sejajar lintasan pertama, supaya
(gua) di atas konduit. Rongga terletak pada dapat diketahui dengan pasti apakah rongga
kedalaman 25 meter sedangkan konduit pada yang ditemukan tersebut merupakan rongga
kedalaman sekitar 40 meter. Pada saat melewati suatu konduit atau suatu kantung saja.
rongga ini, pemboran akan memerlukan air Sumber air bawah tanah di Desa Gamping
dalam jumlah banyak . Disamping itu kecepatan (gb.8) juga potensial untuk dimanfaatkan bagi
pemboran juga akan menurun drastis. Dua hal masyarakat setempat.
ini otomatis mempengaruhi jumlah biaya yang
diperlukan untuk operasional pemboran.
Penampang hasil pemodelan untuk Desa 3.3.4 Patahan
Gamping (Gambar 8) menunjukkan pada
kedalaman 10 sampai 20 meter terdapat 3 (tiga) Patahan yang terjadi pada batugamping
bentuk rongga yang terisi air . Kalau hanya terumbu tidak hanya menggeser lapisan tetapi
melihat bentuknya yang melingkar, bisa diartikan lambat laun bisa berkembang menjadi suatu
sebagai kantung air saja. Tetapi mengingat pada rongga.
jarak sekitar 300 meter dijumpai mata air, tidak Pada pengukuran Res-2D di Desa
menutup kemungkinan salah satu dari tiga Sedayugunung (gb.9) dapat diamati adanya
rongga tersebut merupakan rongga saluran yang patahan turun (patahan normal) yang terjadi
menerus hingga mata air. Sebagai ilustrasi pada batugamping. Akibat patahan ini lapisan
perhatikan Gambar 10. napal , lanau yang terletak di atas batugamping
Sebatang pipa yang panjang kalau diiris mengalami penurunan kurang lebih 10 meter.
sejajar pipa (bidang iris 1) akan memperlihatkan Nilai resistivity pada bidang patahan berkisar
bentuk memanjang. Tetapi kalau dipotong pada antara 10 – 20 ohmm. Ini menunjukkan bahwa
bidang patahan yang sudah berkembang
233
Agus Kuswanto : Aplikasi Metoda Res-2D Untuk Eksplorasi Air Bawah Tanah …… JAI Vol. 1 , No.2 2005
menjadi rongga ini merupakan rongga yang Pemanfaatan sungai bawah tanah dengan
lembab, dan besar kemungkinan menjadi jalur cara seperti Gua Bribin – Gunung Kidul memang
yang dilalui air menuju suatu konduit di sangat baik untuk mengatasi masalah
bawahnya. kekeringan di daerah kars. Namun untuk daerah
yang belum menemukan potensi sungai bawah
tanah seperti halnya Gua Bribin, dapat memulai
4. KESIMPULAN DAN SARAN
nya dengan skala yang lebih kecil. Misalnya
4.1 Kesimpulan mencari konduit bawah tanah kemudian
dilakukan pemompaan dengan pompa biasa
Metoda Res-2D merupakan metoda yang (bukan submersible pump). Memang cara ini
lebih baik dibandingkan geolistrik sounding
hanya dapat untuk memenuhi beberapa keluarga
(geolistrik 1D), karena Res-2D lebih realistis
saja, namun apabila dilakukan di banyak tempat
dalam menggambarkan bentuk bawah
maka bisa untuk mengatasi masalah kekurangan
permukaan. Oleh karena itu Res-2D bisa
air dalam cakupan wilayah yang luas.
diterapkan di daerah dengan geologi yang rumit
(banyak struktur geologi) serta di daerah kars.
Nilai resistivity batugamping massive DAFTAR PUSTAKA
(pejal) adalah > 250 ohmm dan untuk
batugamping terumbu berkisar antara 20 – 250
1. Dobrin, M.B., Carl H. Savit. 1988.
ohmm. Ada 3 (tiga) macam rongga di bawah
Introduction to Geophysical Prospecting,
permukaan yakni rongga yang kosong, Mc.Graw-Hill Book Co., Singapore
ditunjukkan dengan nilai resistivity di atas 1000 2. Kelly W.E., Stanislav Mares, 1993. Applied
ohmm, rongga yang terisi air tetapi sedikit
Geophyisics in Hydrogeological and
ditunjukkan dengan nilai resistivity antara 50
Engineering Practice, Development in Water
hingga 100 ohmm dan rongga yang terisi air
Science, Elsevier, Netherland
lebih banyak dengan nilai resistivity antara 10 – 3. Loke,M.H., R.D. Barker, Rapid Leastquare
20 ohmm. Rongga dengan kisaran 10 – 20 Inversion of Apparent Resistivity
ohmm inilah yang potensial sebagai sumber air Pseudosection, Geophysics, 1995, vol.60,
bawah tanah. Untuk menentukan debit air harus
no.6, p.1682-1690
dilakukan penelusuran rongga ; apakah menerus
4. Samodra, H. 2001. Nilai Strategis Kawasan
berupa suatu konduit atau hanya suatu kantung Kars di Indonesia : Pengelolaan dan
saja. Cara penelusuran adalah dengan membuat Perlindungannya, Pusat Penelitian dan
lintasan pengukuran geolistrik lebih dari tiga dan Pengembangan Geologi, Bandung
lintasan tersebut dibuat berjajar .
5. Tripp, A.C., G.W. Hohmant, C.M. Swift, Jr.,
Disamping batugamping dan rongga, Res-
Two Dimensional Resistivity Inversion,
2D juga dapat mengidentifikasi bentuk dolina Geophysics, 1984, vol. 49, no. 49, no. 10,
dan patahan di batugamping. Keduanya
p. 1708 – 1717
menunjukkan kisaran nilai resistivity antara 1 –
20 ohmm.
Mengingat bahwa di daerah kars air
mengalir pada suatu konduit maka nilai F pada
persamaan (6) akan menunjukkan angka 1 atau
mendekati 1. Artinya nilai resistivity formasi dan
resistivity air relatif sama. Pada daerah non-kars
dimana air mengalir pada suatu lapisan akuifer,
nilai F tergantung pada jenis lapisan akuifernya.
Pada daerah yang dipaparkan pada
makalah ini, daerah yang potensi sumber air
bawah tanahnya dapat dieksploitasi adalah
daerah Kotlik (gb. 6), Kenasri (gb.7) dan
Gamping (gb.8).
4.2 Saran
Untuk menentukan potensi air bawah
tanah lebih lanjut, disarankan untuk dilakukan
pengukuran lanjutan dengan lintasan minimal 3
(tiga) jalur, berjajar lintasan pertama. Dengan
demikian dapat ditelusuri apakah rongga yang
tergambar pada lintasan pertama (gb. 6 s.d gb.8)
merupakan rongga dari suatu konduit, atau
hanya suatu kantung air saja.
234