Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN & PENELITIAN

Beranda ▼
SUNDAY, FEBRUARY 12, 2017

CONTOH PROPOSAL EVALUASI PROGRAM LATIHAN DASAR


KEPEMIMPINAN OSIS (LDKO) BERBASIS OUTBOUND TRAINING

EVALUASI PROGRAM
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS (LDKO) 
BERBASIS OUTBOUND TRAINING

     Pendahuluan
1.1. Latar belakang Evaluasi Program
Pembinaan kepemimpinan merupakan salah satu bagian penting dalam
mencetak generasi muda yang unggul. Pembinaan kepemimpinan merupakan
bekal dalam berkehidupan dan bermasyarakat.
Remaja setingkat sekolah menengah atas merupakan generasi muda yang
penuh semangat, energik dan rasa ingin tahu yang kuat, sehingga diperlukan
sebuah wadah bagi mereka untuk menjembatani dan mengakomodasi kegiatan
mereka dalam beraktivitas dan berdinamika. Organisasi Siswa Intra Sekolah atau
OSIS merupakan wadah bagi para siswa siswi SMA berorganisasi.
OSIS merupakan wadah yang dapat membantu siswa dan siswi dalam
berorganisasi dan mengelolanya. Oleh karena itu, pengurus OSIS perlu dibekali
beberapa pengetahuan dan keterampilan manajemen organisasi bagus termasuk
didalamnya adalah kepemimpinan.
Latihan dasar kepemimpinan OSIS adalah sebuah pelatihan mengenai segala hal
yang berkaitan dengan kepemimpinan. Pelatihan ini diberikan kepada calon Pengurus
OSIS baru, baik untuk Tingkat Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah
Atas. Pelatihan dasar yang diberikan ini bertujuan untuk memberikan bekal
kepemimpinan kepada Pengurus OSIS baru yang nantinya akan menjadi pemimpin dari
seluruh kesatuan OSIS dari sekolah yang bersangkutan.
Metode dalam memberikan LDKO berbeda-beda, diantaranyamelalui kegiatan
outbound training. Outbound training merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di luar
ruangan dengan materi berupa aktifitas-aktifitas yang menekankan pada kekompakan,
kerjasama, kepemimpinan, dan keberanian. LDKO yang diselenggarakan melalui
outbound training bertujuan memberikan suasana yang berbeda terhadap peserta LDKO
dalam menerima materi, yaitu tidak hanyaberbasis teori tetapiberbasis pengalaman-
pengalaman yang terdapat dalam permainan-permainan outbound.
Setiap program pelatihan yang dilaksanakan perlu didasarkan
padakebutuhan untukmeningkatkan kemampuan pesertaterhadapjenis
kompetensi tertentu. Pelatihan juga harus dapat menjawab kebutuhan peserta
sehingga nantinya akan bermanfaat untuk meningkatkan pengembangan sumber
daya manusia dalam kehidupan masyarakatnya.
Dengan adanya kesadaran tersebut maka setiap program yang dijalankan
perlu adanya sebuah evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tujuan pelatihan
tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk
mengevaluasi apakah kegiatan LDKOberbasis outbound training dapat
memenuhi tujuan yang diharapkan. Maka penelitian ini diberi judul EVALUASI
PROGRAM LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS (LDKO)BERBASIS
OUTBOUND TRAINING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

1.2.Rumusan Evaluasi Program


1.2.1.  Bagaimana efektifitas LDKO berbasis Outbound Training dalam
       

meningkatkan kualitas kepemimpinan peserta LDKO ?


1.2.2.          Bagaimana dampak yang ditimbulkan LDKO berbasis Outboung Training
dalam kepengurusan OSIS ?

1.3.Tujuan Evaluasi Program


1.3.1.          Mengumpulkan data dan informasi mengenai proses dan hasil
pelaksanaan LDKO berbasis Outbound Training
1.3.2.          Menilai efektifitas pelaksanaan LDKO berbasis Outbound Training dalam
meningkatkan kualitas kepemimpinan peserta pelatihan.
1.3.3.          Memberikan saran, masukan dan rekomedasi mengenai pelaksanaan
LDKO berbasis Outbound Training .

1.4. Manfaat Evaluasi


Memberikan masukan dan pengetahun terkait program LDKO berbasis
Outbound Training dalam meningkatkan kualitas kepemimpinan siswa.

     Kajian Pustaka


2.1. Evaluasi Program
Menurut Suharsimi Arikunto dan Abdul Jabar (2010 ; 14) Evaluasi program
adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau
kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas perbandingan
secara hati-hati terhadap data yang diobservasi dengan menggunakan standard
tertentu yang telah dibakukan. Ralp Tyler, 1950 (dalam Suharsimi, 2010)
mendefinisikan bahwa evaluasi program adalah proses untuk mengetahui
apakah tujuan program sudah dapat terealisasi. Sedangkan Cronbach dan
Stufflebeam (2003) evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk
disampaikan kepada pengambil keputusan.
Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan evaluasi program adalah kegiatan untuk mengumpulkan data
daninformasi tentang bekerjanya suatu program yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif atau pilihan yang tepat dalam
mengambil sebuah keputusan.
Dengan melakukan evaluasi maka akan ditemukan fakta pelaksanaan dilapangan
yang hasilnya bisa positif ataupun negatif. Sebuah evaluasi yang dilakukan
secara professional akan menghasilkan temuan yang obyektif yaitu temuan apa
adanya; baik data, analisis dan kesimpulannya tidak dimanipulasi yang pada
akhirnya akan memberikan manfaat kepada perumus kebikan, pembuat
kebijakan dan masyarakat.

2.2. Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS (LDKO)


Kepemimpinan berakar pada kata “pimpin” yang berarti bimbing atau tuntun.
Situasi ini mengandaikan ada yang dibimbing dan ada yang membimbing . Dalam
keadaan dimana terdapat lebih dari satu orang, maka kepemimpinan  muncul.
(Syafi’ie:1). Dalam konteks organisasi, kepemimpinan diperlukan demi
pencapaian tujuan organisasi beserta seluruh anggotanya.
Terry dalam Hersey dan Blanchard menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok
secara sukarela. (2000:98). Pada literatur yang sama, Koontz dan O‟Donnel
mengemukakan, kepemimpinan merupakan upaya mempengaruhi orang-orang
untuk ikut dalam pencapaian tujuan bersama. (2000:99). Pendapat yang serupa
disampaikan oleh Stephen P. Robbins yaitu kemampuan untuk memengaruhi
suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.  (2000:40).
Latihan dasar kepemipinan OSIS atau LDKO adalah sebuah kegiatan yang
secara umum bertujuanuntuk meningkatan sumber daya peserta yaitu pengurus
OSIS untuk mendalami dan memahami tentang konsep-konsep atau dasar – dasar
sebuah organisasi

2.2.1.      Tujuan LDKO


Melalui LDKO para siswa-siswi peserta kegiatan ini diharapkan
2.2.1.1.Memiliki keterampilan dan pemahaman tentang organisasi yang lebih
baik dibandingkan dengan siswa-siswi yang tidak mengikuti (LDKO ),
para peserta mendapatkan sebuah pengalaman baik secara intelektual
maupun pengalaman tentang cara bagaimana memimpin dan
memanajemen sebuah organisasi.
2.2.1.2.Melalui LDKO peserta diharapkan dapat lebih berani dan bermain
peran aktif dengan terampil dalam menyuarakan  aspirasi para siswa
atau siswi kepada pihak sekolah.
2.2.1.3. Melalui LDKO para peserta diharapkan dapat  memiliki karakteristik
seorang pemimpin yang memiliki intelektual, kreatifititas serta nalar
berfikir yang berguna bagi agama dan tanah air bangsa Indonesia yang
dijiwai oleh semangat pancasila dan undang-undang dasar 1945 dan
berkeyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.2.1.4.Memiliki keterampilan dan pemahaman tentang organisasi yang lebih
baik dibandingkan dengan siswa-siswi yang tidak mengikuti LDKO. Hal
ini dikarenakan dalam kegiatan LDKO para peserta mendapatkan
sebuah pengalaman baik secara intelektual maupun pengalaman
tentang cara atau bagaimana memimpin, memanajemen sebuah
organisasi. Yang jelas bahwa mereka mendapatkan sesuatu
pengetahuan di luar dari apa yang diberikan di dalam kegiatan proses
belajar dan mengajar.

Berdasarkan konsep LDKO diatas maka dapat digambarkan sebagai berikut :


 
2.3. Outbound Training
Outbound training adalah bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan
manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi
efektif karen pelatihan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung
diterapkan pada elemen-elemen yag mendasar yang bersift sehari-hari, seperti
saling percaya, saling memperhatikan serta sikap proaktif dan komunikatif.
(Hendri Bun, 2009: 147)
Kegiatan outbound bertujuan menumbuhkan dan menciptakan sikap saling
mendorong, mendukung dan memotivasi dalam sebuah kelompok. Selain
mengembangkan kemampuan sikap kreatif juga memberi kontribusi dalam
memupuk jiwa kepemimpinan, kemandirian, keberanian, percaya diri, tanggung
jawab dan empati.
Metode pembelajaran outbound adalah permainan sebagai bentuk
penyampaiannya. Dalam permainan skill, individu tidak hanya ditantang
berpikir cerdas namun juga memiliki kepekaan sosial. Dalam outbound peserta
akan lebih banyak dituntut mengembangkan kemampuan ESQ (emotional and
spiritual quotient). Metode outbound training memungkinkan peserta melakukan
sentuhan-sentuhan fisik dengan latar alam terbuka sehingga diharapkan
melahirkan kemampuan dan watak serta visi kepemimpinan yang mengandung
nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, toleransi, kepekaan, kecerdasan, serta rasa
kebersamaan dalam membangun hubungan antar manusia yang serasi dan
dinamis.
     Rancangan dan Metode Evaluasi
3.1. Rancangan Evaluasi
Rancangan evaluasi yang digunakan adalah Before and Afteryaitu suatu
rancangan evaluasi yang membandingkan antara kondisi sebelum pelatihan dan
setelah pelatihan
3.2. Subjek Evaluasi
Subjek evaluasi adalah pengurus OSIS SMA N 1 Jepara yang menjadi peserta
LDKO berbasis Outbound Training

3.3.Teknik Pengumpulan Data


Data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari :
-          pre-test dan pos-test yang diberikan kepada peserta pelatihan.
-          Hasil wawancara dari peserta pelatihan, guru, dan trainer/pelatih.
-          Hasil observasi dari persiapan, pelaksanaan dan hasil pelatihan.
-                  Hasilkuesioner dari peserta yang telah mengikuti pelatihan mengenai
persepsi mereka terhadap pelaksanaan, hasil dan efektifitas pelaksanaan
pelatihan terhadap peningkatan kualitas kepemimpinan.
Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi berupa dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan persiapan/perencanaan, panduan pelaksanaan pelatihan
berupa jadwal, petunjuk pelaksanaan (JUKLAK), petunjuk teknis (JUKNIS), dan
bukti proses pelaksanaan pelatihan.

3.4. Instrumen pengumpul data


3.4.1.          Pre-test dan post-test berupa sekumpulan pertanyaan tentang materi
pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan sebelum dan sesudah
pelaksanaan pelatihan untuk mendapatkan informasi tingkat kemajuan
antara sebelum dan sesudahpelatihan.
3.4.2.          Pedoman observasi menggunakan lembar cheklist yang dibuat untuk
mendapatkan informasi mengenai gambaran hasil pelaksanaan pelatihan
berupa tingkah laku peserta yang telah mengikuti pelatihan dalam
menjalankan roda kepengurusan OSIS.
3.4.3.          Pedoman wawancara berupa sekumpulan pertanyaan yangdigunakan
untuk menggali dan mengumpulkan informasi mengenai pelakasanaan,
hasil, dan efektifitas pelatihan dalam meningkatkan kualitas
kepemimpinan peserta pelatihan.
3.4.4.          Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan maupun pernyataan dengan
jawaban menggunakan sekala likert untuk mendapatkan informasi tentang
persepsi peserta pelatihan terhadap pelaksanaan, hasil dan efektifitas
pelatihan.
3.4.5.      Pedoman telaah dokumen dibuat berhubungan dengan perencanaan, dan
proses/pelaksanaan pelatihan.
3.5. Teknik Analisis Data
Evaluasi program LDKO berbasis Outbound menggunakan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif, oleh karena itu teknik analisis data disesuaikan dengan
pendekatan tersebut.
Teknik Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi. Teknik triangulasi digunakan menguji tingkat hasil
keabsahan data. Selanjutnya dilakukan proses pengolahan melalui 3 tahapan
yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data
adalah suatu proses untuk menajamkan, mengolongkan, mengarahkan,
menyederhanakan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikannya.
Sedangkan penyajian data adalah proses penyusunan dan penyajian informasi
yang diperoleh dari sumber-sumber informai, tahap selanjutnya menarik
kesimpulan atas hasil penelitian yang telah diperoleh dan disajikan secara
naratif.
Teknik analisis kuantitatif digunakan untuk memperoleh hasil pret-test dan
post-test dan kuesioner angket, namun sebelum instrumen diujikan maka perlu
diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Setelah diperoleh hasil uji dari
instrumen yang valid dan variabel, kemudian data diolah menggunakan statistik
deskriptifselanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram.
Hasil pengolahan data dari kedua pendekatan tersebut kemudian dianalisis
dan disimpulkan untuk memperoleh rekomendasi terhadap pelaksanaan LDKO
berbasis Outbound selanjutnya.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi dan S. Abdul Jabar, 2010, Evaluasi Program Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta.
Borg, W.R. & Gall, M.D, 2003, Educational Research an Introduction (seventh edition), New
York & London: Longman
Hendri Bun, 2009, Outbound Training (300 Game Kreatif), Gradien mediatama, Yogyakarta
Kartono, Kartini. 2002. Pemimpin dan Kepemimpinan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Lantu, Donal,. Erich Pesiwarissa dan Augusman Rumahorbo. 2007. Servant Leadership.
Gradien Books. Yogyakarta
Maxwell, John C., 1995. Mengembangkan Kepemimpinan di dalam Diri Anda. Binarupa.
Jakarta
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi 2. Indeks. Jakarta
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung
Syafi”ie, Inu Kencana., 2006. Kepemimpinan pemerintahan Indonesia. Refika Aditama.
Bandung
Thoha, Miftah. 2006. Kepemimpinan dalam Manajemen. Raja Grafindo Persada. Jakarta
M. H. Burhanuddinsyah di 5:51 PM

Share

No comments:

Post a Comment

‹ Home ›
View web version

PROFIL SAYA
M. H. Burhanuddinsyah
View my complete profile

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai