Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah

sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena

rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.

Pengertian AIDS menurut beberapa ahli antara lain:

1. AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang

dimana mengalami penurunan sistem imun yang mendasar ( sel T

berjumlah 200 atau kurang )dan memiliki antibodi positif terhadap

HIV. (Doenges, 1999)

2. AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang

merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV. (Sylvia, 2005)

B. ETIOLOGI

HIV yang dahulu disebut virus limfotrofik sel T manusia tipe

III (HTLV-III) atau virus limfadenapati (LAV), adalah suatu retrovirus

manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam

ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah

masuk ke dalam sel pejamu. HIV -1 dan HIV-2 adalah lentivirus

sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS diseluruh

dunia.

Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk

setiap aspek siklus hidup virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus

memiliki perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1, Vpu, yang membantu


pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx

meningkatkan infektivitas (daya tular) dan mungkin merupakan

duplikasi dari protein lain, Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan

transkripsi virus. HIV-2, yang pertama kali diketahui dalam serum

dari para perempuan Afrika barat (warga senegal) pada tahun 1985,

menyebabkan penyakit klinis tetapi tampaknya kurang patogenik

dibandingkan dengan HIV-1 (Sylvia, 2005)

1. Cara Penularan

Cara penularan AIDS ( Arif, 2000 )antara lain sebagai berikut :

a. Hubungan seksual, dengan risiko penularan 0,1-1% tiap hubungan

seksual

b. Melalui darah, yaitu:

· Transfusi darah yang mengandung HIV, risiko penularan 90-98%

· Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan 0,03%

· Terpapar mukosa yang mengandung HIV,risiko penularan 0,0051%

· Transmisi dari ibu ke anak :

a. Selama kehamilan

b. Saat persalinan, risiko penularan 50%

c. Melalui air susu ibu(ASI)14%

C. TANDA DAN GEJALA

Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang ditemui

pada penderita AIDS :

1. Panas lebih dari 1 bulan,

2. Batuk-batuk,

3. Sariawan dan nyeri menelan,


4. Badan menjadi kurus sekali,

5. Diare ,

6. Sesak napas,

7. Pembesaran kelenjar getah bening,

8. Kesadaran menurun,

9. Penurunan ketajaman penglihatan,

10. Bercak ungu kehitaman di kulit.

Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati, karena dapat

merupakan gejala penyakit lain yang banyak terdapat di Indonesia, misalnya

gejala panas dapat disebabkan penyakit tipus atau tuberkulosis paru. Bila

terdapat beberapa gejala bersama-sama pada seseorang dan ia mempunyai

perilaku atau riwayat perilaku yang mudah tertular AIDS, maka dianjurkan ia

tes darah HIV. Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda

penyakit. Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut

yang lamanya 1 – 2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat

fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam,

keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam

kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.

Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS

(bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat

gejala infeksi opurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii

(PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa, infeksi lain

termasuk menibgitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal


1. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acut gejala tidak khas dan

mirip tanda dan gejala penyakit biasa seperti demam berkeringat, lesu

mengantuk, nyeri sendi, sakit kepala, diare, sakit leher, radang kelenjar

getah bening, dan bercak merah ditubuh.

2. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tanpa gejala

Diketahui oleh pemeriksa kadar Human Immunodeficiency Virus (HIV)

dalam darah akan diperoleh hasil positif.

3. Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan gejala

pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama lebih dari 3

bulan.

Pemeriksaan Laboratorium HIV AIDS


Pemeriksaan Laboratorium HIV AIDS
1. Human Immunodefeciency Virus dapat di isolasi dari cairan-cairan yang
berperan dalam penularan AIDS seperti darah, semen dan cairan serviks
atau vagina. Diagnosa adanya infeksi dengan HIV ditegakkan di
laboratoruim dengan ditemukannya antibodi yang khusus terhadap virus
tersebut.
2. a. Untuk pemeriksaan pertama biasanya digunakan Rapid tes untuk
melakukan uji tapis. Saat ini tes yang cukup sensitif dan juga memiliki
spesifitas yang tinggi. Hasil yang positif akan diperiksa ulang dengan
menggunakan tes yang memiliki prinsip dasar tes yang berbeda untuk
meminimalkan adanya hasil positif palsu yaitu ELISA. Rapid Tes
hasilnya bisa dilihat dalam waktu kurang lebih 20 menit.
3. b. Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA), bereaksi terhadap
adanya antibody dalam serum dengan memperlihatkan warna yang lebih
jelas apabila terdeteksi jumlah virus yang lebih besar. Biasanya hasil uji
ELISA mungkin masih akan negatif 6 sampai 12 minggu setela pasien
terinfeksi. Karena hasil positif palsu dapat menimbulkan dampak
psikologis yang besar, maka hasil uji ELISA yang positif diulang dan
apabila keduanya positif maka dilakukan uji yang lebih spesifik yaitu
Western Blot.
4. c. Western Blot merupakan elektroporesis gel poliakrilamid yang
digunakan untuk mendeteksi rantai protein yang spesifik terhadap DNA.
Jika tidak ada rantai protein yang ditemukan berarti tes negatif. Sedangkan
bila hampir atau semua rantai protein ditemukan berarti western blot
positif. Tes ini harus diulangi lagi setelah 2 minggu dengan sampel yang
sama. Jika western blot tetap tidak bisa disimpulkan maka tes western blot
harus diulangi lagi setelah 6 bulan. Jika tes tetap negatif maka pasien
dianggap HIV negatif.
5. d. PCR (Polymerase Chain Reaction) Untuk DNA dan RNA virus HIV
sangat sensitive dan spesifik untuk infeksi HIV. Tes ini sering digunakan
bila tes yang lain tidak jelas.

Anda mungkin juga menyukai