Anda di halaman 1dari 27

KERJASAMA MEMBUAT CETAKAN PAVING BLOK SEGI

EMPAT ANTARA MAHASISWA POLITEKNIK SUKABUMI

DENGAN CV. SAP ASTRO

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melakukan Penulisan Tugas Akhir
Program D-III

Oleh :
DINAR HASAN PRATAMA
NIM : 212016115

PROGRAM STUDI
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK SUKABUMI
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

KERJASAMA MEMBUAT CETAKAN PAVING BLOK SEGI

EMPAT ANTARA MAHASISWA POLITEKNIK SUKABUMI

DENGAN CV. SAP ASTRO

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh :
Dinar Hasan Pratama
NIM : 212016115

Sukabumi, Februari 2019

Menyetujui,
Ketua Jurusan Program Studi Teknik Mesin

Drs. Mulyadi, M.Eng


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini teknologi semakin canggih dan berkembang mengikuti

inovasi-inovasi yang dilakukan oleh manusia dalam meningkatkan taraf

hidup. Khususnya pada industri pembuatan paving block juga mengalami

kemajuan guna menemukan satu bentuk segi empat yang dapat memberikan

suatu kepuasan bagi para penggunanya.

Paving block merupakan produk bahan bangunan dari semen dan

pasir yang digunakan sebagai salah satu alternatif pengerasan permukaan

tanah. Dibandingkan dengan aspal, penggunaan paving block lebih dapat

menyerap panas dan air. Merujuk anjuran pemerintah tentang penyerapan

air tanah khususnya di kota-kota besar, paving block merupakan solusi yang

tepat untuk jalanan, tempat parkir, area industri dan tempat terbuka lainnya

yang membutuhkan pengerasan, ini dikarenakan dengan menggunakan

paving block 60% air hujan akan terserap. Di Indonesia, penggunaan paving

block sudah banyak dijumpai seperti trotoar, jalan di komplek perumahan

atau kawasan pemukiman, taman, pekarangan bahkan halaman rumah.

Selain itu, nilai guna paving block juga mulai dikaitkan dengan

aspek estetika karena paving block memiliki bentuk yang variatif. Sebagai

contoh, penggunaan paving block kini banyak digunakan sebagai dekorasi

pada pagar rumah, gapura perumahan, dan sebagainya.


Penggunaan paving block dapat dilakukan dengan alat cetak manual

atau menggunakan mesin paving sistem hidrolik. Pembuatan secara manual

membutuhkan tenaga yang extra untuk dapat menyelesaikan pembuatan

paving block. Selain itu juga memerlukan waktu yang banyak agar bisa

memenuhi pesanan konsumen. Sedangkan pada mesin cetak paving block

sistem hidrolik sangat membantu sekali dalam hal waktu, kecepatan

produksi, dan kuantitas produksi.

Namun dengan mesin cetak paving block sistem hidrolik tidak

semua kalangan masyarakat bisa merasakan mesin tersebut, khususnya

pengusaha menengah kebawah. Harga mesin cukup mahal karena

menggunakan sistem hidrolik, perawatannya pun juga tidak mudah.

Masalah itu dapat diatasi dengan membuat suatu alat yang mampu mencetak

paving block dengan waktu yang singkat, jumlah yang cukup banyak, serta

perawatan yang mudah sehingga pengusaha kecil dan menengah bisa

menggunakan alat tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah

yang muncul yakni :

a. Bagaimana pembuatan mesin alat cetak paving block dengan penggerak

hidrolik?

b. Mesin apa sajakah yang digunakan pada saat pembuatan?


1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok perumusan

masalah yang ada, maka penulis membatasi permasalahan pada hal-hal

berikut :

a. Pembuatan bangun cetakan segi empat.

b. Metode proses pembuatan mesin cetak

c. Proses pengerjaan komponen

d. Waktu pemesinan

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Menghasilkan alat cetak paving block cetakan segi empat dengan

penggerak hidrolik.

b. Menghasilkan alat cetak paving block yang dapat digunakan untuk

industri menengah.

c. Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapat di perkuliahan

dengan aksi nyata yaitu membuat karya yang bermanfaat bagi

masyarakat.

d. Melengkapi syarat membuat tugas akhir pada Program Studi


Teknik Mesin Politeknik Sukabumi.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat kita peroleh dari rancang bangun cetakan paving

segi empat adalah sebagai berikut :

a. Dapat digunakan sebagai alat cetak paving segi empat bagi pengusaha

industri pembuatan paving block.

b. Dapat digunakan sebagai alat cetak paving segi empat produk

massal/kuantitas banyak.

c. Dapat menciptakan alternatif mesin cetak paving segi empat yang lebih

baik dan produktif.

d. Mahasiswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh

selama studi Program Studi Teknik Mesin Politeknik Sukabumi.

e. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian

mahasiswa dibidang praktek.

1.6 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut :

1.6.1 Perancangan

Langkah awal dalam penyusunan tugas akhir ini adalah

dengan metode perancangan.

1.6.2 Pembuatan

Setelah melakukan proses perancangan dengan berbagai

pertimbangan yang ditetapkan dari sebuah gambar kerja.

Dilanjutkan dengan pembuatan komponen-komponen dari suatu


mesin sesuai dengan hasil perencanaan serta fungsi dan tujuan yang

hendak dicapai yaitu mewujudkan hasil rancangan pengepress

paving block dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan

alat-alat yang mudah ditemukan dipasaran.

1.6.3 Pengujian Mesin

Metode ini meliputi pelaksanaan pengujian, pengambilan

data serta menganalisa hasil pengujian cetakan paving segi empat

dengan penggerak hidrolik.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Paving Blok

2.1 gambar paving blok

Berikut ini diberikan penjelasan tentang pengertian dan proses

pembuatan paving block segi empat yaitu;

a. Paving Block menurut SK SNI T-04-1990-F adalah segmen-segmen

kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi empat atau segi banyak

yang dipasang sedemikian rupa sehingga saling mengunci.

b. Paving Block menurut SII.0819-88 adalah suatu komposisi bahan

bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan

perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan

tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut.


2.1.1. Cara Membuat Paving Block

Cara membuat paving block sangatlah mudah, dengan bahan

baku utama yaitu semen, pasir, dan air.

2.1.1 Gambar bahan pembuatan paving segi empat

Penambahan material lain dan takaran komposisi bahan baku

dalam pembuatan paving block tergantung dari fungsi dan

kegunaan paving block tersebut. Karena berbeda fungsi paving

block tersebut, berbeda pula komposisi bahan bakunya.

Langkah pertama dalam membuat paving block yaitu

mencampur bahan-bahan dalam perbandingan tertentu sesuai

dengan peruntukan dan mutu yang direncanakan, kemudian dicetak

dan dipadatkan dengan getaran. Setelah dibuka dari cetakannya,

kemudian disimpan pada tempat yang terlindung dari panas

matahari langsung dan hembusan angin yang berlebihan. Hal ini

dimaksudkan agar paving block tersebut benar-benar kering

dengan sendirinya dan kokoh secara keseluruhan. Supaya hasilnya

lebih baik dilakukan perawatan seperti beton dengan penyiraman


secara teratur. Setelah mencapai umur 28 hari paving block dapat

diuji mutunya dan siap untuk dipasarkan.

2. 1. Cetakan Paving Segi Empat

2.1 Gambar paving segi empat

Cetakan paving segi empat menggunakan sistem penggerak

hidrolik sebagai penekan. Penggerak hidrolik sebagai salah satu alternatif

penekanan yang memanfaatkan fluida cair untuk memperoleh daya yang

lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan. Di mana fluida penghantar

ini dinaikkan tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan yang

kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa saluran dan

katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang

diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk

gerak maju dan mundur.


2.2. Proses Pengerjaan Komponen

Proses pengerjaan merupakan proses yang menentukan terwujudnya

suatu alat sebelum dilakukan perakitan. Proses pengerjaan ini dilakukan

untuk komponen – komponen non standar sedangkan untuk komponen

standar dapat langsung membelinya dengan tujuan penghematan waktu

pengerjaan dan biaya.

Waktu dan biaya dapat diperkirakan dari tahap- tahap pengerjaan ini.

Sedangkan untuk komponen yang lainnya yang sudah standar dapat dibeli

dipasaran dengan harga yang lebih murah dibandingkan membuat sendiri,

dan untuk komponen – komponen yang dibeli tidak dicantumkan proses

pengerjaannya. Beberapa bagian komponen yang proses pengerjaannya

dibuat sendiri adalah sebagai berikut :

1. Cetakan Atas

2. Cetakan Bawah

3. Rangka Utama

4. Rangka Pembawa Cetakan

5. Pengikat Cetakan Bawah

6. Pengait
2.3 Perhitungan Waktu Pemesinan

Perhitungan waktu pemesinan meliputi :

a. Waktu persiapan

Waktu persiapan yaitu waktu yang digunakan untuk menyiapkan

dan peralatan lain penunjang proses pemesinan. Perencanaan ini

membutuhkan waktu persiapan antara 15 sampai 20 menit.

b. Waktu penggunaan mesin secara langsung

Penggunaan mesin secara langsung merupakan waktu yang

dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin mulai awal sampai akhir

pengerjaan. Lamanya waktu proses pengerjaan berdasarkan pada

perhitungan secara teoritis.

c. Waktu penggunaan mesin secara tidak langsung

Waktu penggunaan mesin secara tidak langsung merupakan

waktu yang dibutuhkan selama kelangsungan proses pemesinan misalnya

waktu untuk pemeriksaan benda kerja, pengukuran benda kerja,

penandaan benda kerja dan pemindahan benda kerja. Perencanaan ini

memerlukan waktu kurang lebih 30% dari waktu pemesinan.

2.3.1 Waktu Kerja Mesin Bubut

Mesin bubut merupakan salah satu metal cutting machine dengan

gerak utama berputar. Prinsip kerjanya adalah benda kerja dicekam oleh
chuck dan berputar sedangkan pahat potong bergerak maju untuk

melakukan pemotongan dan pemakanan. Proses bubut adalah proses

pemesianan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk

silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut.

3.2.1 Gambar Mesin Bubut

Berikut adalah dasar proses pengerjaan mesin bubut :

Kecepatan pemotongan dan pemakanan pada mesin bubut

𝜋𝑑𝑛
Vc = 1000

Vf = f .n

Keterangan :
𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Vc = Kecepatan Potong [ 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ]

𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Vf = Kecepatan Pemakanan [ 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ]

n = Putaran benda kerja [ rpm ]


d = Diameter benda kerja [ mm ]

f = Pemakanan ( feeding ) [ mm/putaran ]

Waktu pemotongan melintang pada mesin bubut :

3.2.1 gambar Proses pembubutan melintang

𝐷0 +𝑑m
tc = 𝑉𝑓

Keterangan :

tc = Waktu pemotongan melintang [ menit ]

D0 + dm = Diameter benda kerja [ mm ]


Waktu proses pembubutan memanjang

Gambar 3.2.1 Proses Pembubutan Memanjang

𝐿t
Tl = 𝑉f

Keterangan :

Tl = Waktu pemotongan memanjang [ menit ]

Lt = Panjang langkah proses pembubutan [ mm ]


𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Vf = Kecepatan Pemakanan [ 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ]
2.3.2 Waktu Kerja Mesin Milling

Mesin milling adalah suatu mesin perkakas yang

menghasilkan sebuah bidang datar dimana pisau berputar dan benda

bergerak melakukan langkah pemakanan

3.2.2 Gambar mesin milling

Berikut adalah dasar proses pengerjaan mesin milling :

Dasar perhitungan kecepatan potong pada mesin ini dapat diketahui

menggunakan rumus sebagai berikut :

𝜋𝑑𝑛
Vc = 1000

2.3.2 Gambar Pemakanan Mesin Milling


Keterangan :
𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Vc = Kecepatan Potong [ 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ]

n = Putaran pahat frais [rpm ]

d = Diameter cutter frais [ mm ]

Waktu pemakanan pada mesin ini dpat dicari menggunakan rumus :


𝐿
Tc = Va

Va = z . at . n

Keterangan :
mm
Va = Kecepatan Pemakanan [menit]

z = Jumlah gigi / mata potong [ buah ]

at = Pemakanan per gigi [mm]

L = Panjang langkah pemfraisan [mm]

2.3.3 Waktu Kerja Mesin Gurdi

Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana

di antara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau

workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun istilah ini

sebenarnya kurang tepat. Proses gurdi dimaksudkan sebagai proses

pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill)


2.3.3 Gambar Mesin Gurdi

Berikut adalah dasar proses pengerjaan mesin gurdi :

2.3.3 Gambar Proses Gurdi


Perhitungan kecepatan potong dan pemakanan mesin gurdi :

𝜋𝑑𝑛
Vc = 1000

Vf = f .n

Keterangan :
𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Vc = Kecepatan Potong mesin gurdi [ 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ]

𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Vf = Kecepatan Pemakanan [ 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ]

n = Putaran poros utama ( spindle ) [ rpm ]

d = Diameter rata-rata pahat gurdi [ mm ]

f = Gerak pemakanan [mm/putaran]

Perhitungan kedalaman potong mesin gurdi :

d0 − di
a = 𝑧

Keterangan

A = Kedalaman potong [mm]

d0 = Diameter pahat gurdi [mm]

di = Diameter ujung pahat gurdi [mm]

Perhitungan waktu pemotongan pada mesin gurdi

Lt
tc = a .n

Lt = l + 0.3 d

Keterangan :

tc = Waktu pemotongan [menit]


Lt = Panjang pemotongan total [mm]

l = Kedalaman penggurdian [mm]

2.4 Proses Pemasangan/perakitan

Proses ini merupakan proses penggabungan komponen – komponen

yang satu dengan yang lainnya menjadi bagian yang utuh dan siap di gunakan.

Untuk menghasilkan suatu rangakaian yang utuh, perlu diadakan pengecekan

terhadap tiap – tiap bagian yang meliputi ukuran, toleransi, dan tata

letak.Urutan perakitan didasarkan pada kemudahan perakitan serta aspek

fungsional dari suatu komponen.

Beberapa hal yang mempengaruhi dalam perakitan adalah sebagai

berikut:

o Seluruh komponen mesin harus telah selesai dikerjakan sesuai dengan

spesifikasi.

o Mengetahui cara perakitan masing – masing komponen.

o Mengetahui pertimbangan fungsi, posisi, metode, dan perawatan dalam

assembling.

o Komponen yang akan dirakit :

- Rangka utama

- Penahan cetakan atas

- Cetakan atas

- Cetakan bawah

- Pengikat cetakan bawah


- Pengait.

- Mur dan baut.

2.4.1 Alat Bantu Perakitan

Alat bantu perakitan ini digunakan untuk mempermudah

proses perakitan, diantaranya :

1.Gerinda 2.Penggaris

Gambar penggaris

Gambar gerinda potong

3.Penyiku 4.Panitik

Gambar penyiku Gambar panitik


5.Palu 6.Kunci

Gambar kunci kombinasi


Gambar Palu
7.Jangka sorong 8.Penggores

Gambar jangka sorong Gambar penggores

9.Tang 10. Las listrik

Gambar tang Gambar las listrik


3.1 Langkah Perakitan

No Langkah Perakitan Gambar

1 Siapkan rangka utama

2 Pasang Rangka Tengah Bawah

diatas rangka tengah, sejajarkan

lubang yang ada di Rangka Tengah

Bawah dengan lubang dirangka

atas. Pasang bolt M 10.


3 Pasang Plat Penahan Cetakan pada

Rangka Tengah Bawah sejajarkan

lubang yang berada pada Plat

Penahan Cetakan Atas pada

Rangka Tengah Bawah

4 Pasang Rangka Pembawa Cetakan

dengan batang Aktuator dengan

menggunakan Pin kemudian

masukkan Bushing ke lubang

Penahan Cetakan Atas

5 Letakkan Pengikat Cetakan Bawah

pada Plat Penahan Cetakan

kemudian masukkan Bushing

lubang Pengikat Cetakan Bawah


6 Masukkan lubang yang berada

pada Pengikat Cetakan Bawah dan

Rangka Pembawa Cetakan ke

Silinder pengarah, kemudian las

Plat Penahan Silinder Bawah

dengan Silinder pengarah di ke dua

sisi, kemudian pasangkan Plat `

Penahan Cetakan ke Rangka

Tengah Bawah dengan

menggunakan bolt M10

7 Pasangkan Cetakan Bawah dengan

Pengikat Cetakan Bawah dengan

menggunakan bolt M10


8 Pasangkan Cetakan Atas Rangka

Pembawa Cetakan Atas dengan

menggunakan bolt M10

9 Pasangkan Pengait ke Pengikat

Cetakan Bawah dengan

menggunakan bolt M10

12 Memeriksa hasil akhir


DAFTAR PUSTAKA

1. Sularso & K. Suga. 2008. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.

Jakarta: Pradnya Paramita.

2. Suryadi, Didik. 2009. Jurnal Factor of Safety Vol.3 No.2 Periode Januari.

Faktor Keamanan Pembebanan. Yogyakarta.

3. http://supersonicmch.files.wordpress.com/2012/04/mesin_paving_hammer_8.

jpg?w=545&h=363

(diakses pada tanggal 04 Februari 2019 pada pukul 20.43 WIB)

4. Sebayang, S. 2011. Jurnal Rekayasa Vol.15 No.2 Periode Agustus.

Perbandingan Mutu Paving. Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai