Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

Dengan kemajuan ilmu dan teknologi , maka telah dapat ditemukan berbagai peralatan listrik
dan elektronik seperti, pemancar radio , radar, telepon seluler, diatermi, pemanas dan lain-
lain.

Peralatan listrik dan elektronik sepetri tersebut diatas , banyak digunakan dilingkungan
industry, perhubungan , kesehatan, militer dan lain-lain. Kenyataan didalam penggunaannya
alat-alat tersebut dapat memancarkan gelombang elektromagnetik ke lingkungan tempat
kerja, sehingga dapat memajani dan membahayakan kesehatan tenaga kerja. Oleh karena itu
perlu dilakukan upaya pengendalian terhadap radiasi gelombang elektromagnetik tersebut
dalam rangka memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, agar tenaga kerja tetap sehat –
selamat dan mampu bekerja secara produktif dan efisien.

Seperti apakah gelombang elektromagnetik itu? Gelombang elektromagnetik sebenarnya


selalu ada disekitar kita, salah satu contohnya adalah sinar matahari. Gelombang ini tidak
memerlukan medium perantara dalam perambatannya. Contoh lain dari gelombang
elektromagnetik adalah gelombang radio.

Gelombang elektromagnetik terdiri dari berbagai jenis gelombang lainnya, yang dibedakan
berdasarkan frekuensi atau panjang gelombangnya.

Berdasarkan dampaknya terhadap tubuh manusia, gelombang elektromagnetik dibagi atas dua
kelompok besar yaitu radiasi mengion dan radiasi tidak mengion.

1
Disamping pembagian atau pengelompokan seperti di atas, radiasi gelombang
elektromagnetik juga dapat dibagi dalam 4 kelompok atas dasar kisaran frekuensinya sebagai
berikut :

1. Frekuensi radio dengan frekuensi rendah (“sub radio frequency”) dengan kisaran 0,3 kHz

2. Frekuensi radio, termasuk gelombang mikro (“RF/MW”) dengan kisaran frekuensi antara
: 3 kHz – 300 GHz.

3. Radio optic dengan kisaran frekuensi yang terletak antara 300 GHz – 3 x 1015 Hz

4. Radiasi mengion dengan frekuensi lebih tinggi.

Gambar 1 Spektrum gelombang elektromagnetik

Gambar 1 menunjukkan bahwa panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi


(semakin kecil panjang gelombang, semakin besar frekuensinya). Apa artinya ini? Kita harus
menelusuri lagi cerita tentang gelombang radio.

Radio Sebagai Nenek Moyang Microwave

Bentuk awal radio lebih dikenal sebagai ‘wireless telegraphy’ (telegrafi tanpa kabel). Istilah
ini didapat karena pada masa itu (sekitar tahun 1900-an) masyarakat menganggap bahwa
radio adalah suatu bentuk penyempurnaan dari telegraf. Teknologi ini digunakan untuk

2
mengirim pesan dari suatu lokasi ke lokasi lain (point-to-point). Saat ini kita lebih
mengenalnya sebagai radio telephony (bentuk telepon tanpa kabel) dan radio broadcasting
(transmisi dari suatu stasiun pemancar ke berbagai tempat di dunia).

Penggunaan teknologi point-to-point dan radio broadcasting semakin lama semakin luas.
Tetapi penggunaan gelombang radio yang termasuk long waves ini mendapatkan suatu
masalah. Semakin banyak stasiun radio yang beroperasi, semakin besar kemungkinan
terjadinya interferensi gelombang. Untuk menghindari ini, masing-masing stasiun radio
diberikan frekuensi khusus untuk menyiarkan programnya. Tetapi lama-kelamaan terjadi
overcrowding seiring dengan semakin bertambahnya stasiun radio yang memancarkan
siarannya.

Ini mendorong para investor untuk memperbesar jangkuannya. Perusahaan-perusahaan besar


mulai mencoba menggunakan wireless telephony untuk hubungan internasional antara
Amerika Serikat dan Eropa. Saat melakukan penelitian untuk proyek-proyek besar itulah,
mereka menemukan bahwa untuk jangkauan sedemikian luas dibutuhkan gelombang yang
lebih pendek dari gelombang radio yang biasa mereka gunakan. Gelombang yang lebih
pendek juga memungkinkan berkurangnya masalah overcrowding dan memberi kesempatan
bagi penggunaan frekuensi yang sama untuk wilayah yang letaknya berjauhan tanpa terjadi
interferensi (karena gelombangnya semakin melemah setelah beberapa ratus kilometer).
Gelombang ini kemudian dikenal sebagai gelombang medium (medium waves). Salah satu
contohnya adalah gelombang radio AM.

Dipersenjatai dengan berbagai peralatan yang canggih, para peneliti menemukan bahwa
gelombang yang lebih pendek lagi mampu berkeliaran ke seluruh dunia secara lebih baik lagi.
Short waves atau gelombang pendek ini memiliki panjang gelombang sekitar 10-100 m.
Frekuensinya sekitar 3-30 MHz. Gelombang ini memungkinkan transmisi dari suatu lokasi ke
lokasi lain yang berada di belahan dunia lain, hanya dengan menggunakan sumber tenaga
beberapa Watt saja (sangat murah!).

Berdasarkan penemuan ini, peneliti-peneliti jadi semakin penasaran. Apa yang bakal
didapatkan jika mereka bisa menggunakan gelombang yang bahkan lebih pendek lagi dari
short waves ini? Itu berarti gelombangnya lebih pendek dari 10 m dan frekuensinya lebih
tinggi dari 30 MHz! Dimulailah eksperimen-eksperimen untuk mendapatkan ultra-short
waves atau microwaves.

3
The Physicists’ War Menandai Lahirnya Teknologi Microwave

Perang Dunia II dikenal juga sebagai The Physicists’ War karena saat itulah terjadi
perlombaan antara para fisikawan untuk menelurkan teknologi paling canggih yang dapat
digunakan untuk memenangkan perang. Satu teknologi yang menjadi pusat semua penemuan
di masa itu adalah teknologi Microwave. Mengapa microwave? Karena microwave membuka
jalan bagi lahirnya RADAR. Cara kerja radar adalah dengan mengirimkan gelombang
elektromagnetik menuju sasaran/target. Waktu yang dibutuhkan gelombang untuk mencapai
sasaran dan kemudian memantul kembali ke pemancarnya dapat memberikan informasi
tentang lokasi (jarak) obyek yang diamati itu. Satu hal terpenting yang menjadi kunci sukses
radar adalah kemampuannya untuk ‘melihat’ dalam gelap.

Tidak peduli siang atau malam, radar dapat dengan mudah mengidentifikasi suatu obyek,
mulai dari lokasinya, gerak-geriknya, bentuknya, sampai temperaturnya. Teknologi radar
menjadi sarana penting untuk keperluan navigasi di malam hari, di dalam air (kapal selam),
dan di saat cuaca buruk. ‘Mata’ yang digunakan untuk ‘melihat’ dalam gelap ini adalah
microwave. Penggunaan teknologi ini semakin berkembang di dunia militer, bahkan sesudah
perang berakhir. Peluru kendali dan bom dilengkapi dengan teknologi radar sebagai alat
kendalinya. Jaringan mata-mata internasional juga

memanfaatkannya untuk berkomunikasi melalui satelit. Kini penggunaannya yang paling luas
di militer adalah dalam teknologi Global Positioning System (GPS).

GPS yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari hanya merupakan sebagian kecil aplikasi
teknologinya di dunia militer.

Microwave di Sekitar Kita

Penggunaaan microwave yaitu sewaktu kita menggunakan telepon seluler, kita menggunakan
microwave. Siaran televisi dari daerah-daerah terpencil bisa dilakukan dengan juga bantuan
microwave. Data-data komputer juga dikirimkan melalui gelombang mikro .

4
Microwave oven sendiri bisa bekerja begitu cepat dan efisien karena gelombang
elektromagnetiknya menembus makanan dan mengeksitasi molekulmolekul air dan lemak
secara merata (tidak cuma permukaannya saja).

Gelombang pada frekuensi 2.500 MHz (2,5 GHz) ini diserap oleh air, lemak, dan gula. Saat
diserap, atom tereksitasi dan menghasilkan panas. Proses ini tidak memerlukan konduksi
panas seperti di oven biasa. Karena itulah prosesnya bisa dilakukan sangat cepat. Hebatnya
lagi, gelombang mikro pada frekuensi ini tidak diserap oleh bahan-bahan gelas, keramik, dan
sebagian jenis plastik. Bahan logam bahkan memantulkan gelombang ini. Ini memberi kesan
microwave oven adalah oven pintar yang bisa memilih untuk memasak hanya makanannya
saja, bukan wadahnya.

Di dunia kesehatan, microwave juga memegang peranan penting. Karakteristik yang


dimanfaatkan adalah kemampuannya untuk menghasilkan energi panas. Hampir semua
penggunaan microwave dalam dunia kesehatan berkaitan dengan pemanasan suatu jaringan
tubuh. Prinsipnya mirip dengan microwave oven. Untuk menghancurkan tumor yang
bersarang dalam tubuh, gelombang mikro diarahkan pada lokasi tumor (lokasinya bisa
ditentukan menggunakan gelombang mikro juga, dengan prinsip yang sama seperti teknologi
radar). Cairan tumor menyerap gelombang mikro sehingga terjadi eksitasi atom. Panas yang
dihasilkannya bisa menghancurkan jaringan tumor tersebut secara tepat (tanpa melukai
jaringan yang sehat). Proses ini tidak memerlukan pembedahan dan tidak sakit sama sekali.

Gambar 2 Microwave menyerang dan menghancurkan tumor

5
Penggunaan yang lebih dahsyat lagi adalah dalam dunia astronomi. Semua benda yang
memancarkan gelombang mikro bisa diamati dan dipelajari karakteristiknya. Semua yang
memiliki temperatur di atas 0 K (-273oC atau 0o mutlak) pasti memancarkan gelombang
mikro. Semakin tinggi temperaturnya semakin kuat gelombangnya. Ini berarti kita bisa
mempelajari semua yang ada di jagad raya, termasuk lapisan atmosfer, ozon, planet-planet,
dan bintang. Kita juga bisa memantau perubahan cuaca bumi dengan bantuan gelombang
mikro ini.

Alat penerima gelombang mikro yang paling sensitif adalah radiometer. Jika radiometer
diarahkan ke langit, alat ini bisa berfungsi sebagai radiotelescope (teleskop yang menangkap
transmisi gelombang radio). Dua radiotelescope yang paling besar adalah Arecibo di Puerto
Rico dan Very Long Baseline Array (VLBA) di New Mexico.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

GELOMBANG MIKRO

2.1 Definisi
Gelombang mikro atau mikrogelombang (microwave) adalah gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi tertinggi, yaitu antara 300 MHz - 300 GHz. Gelombang ini
tidak dapat dilihat mata kita karena panjang gelombangnya (walaupun sangat kecil dibanding
gelombang radio) jauh lebih besar dari panjang gelombang cahaya (di luar spektrum sinar
tampak). Keduanya sama-sama terdapat dalam spektrum gelombang elektromagnetik.
Panjang gelombang cahaya berkisar antara 400-700 nm (1 nm = 10-9 m); sedangkan kisaran
panjang gelombang mikro sekitar 1-30 cm (1 cm = 10-2m). Prinsip dasar Microwave adalah
sebuah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 1 milimeter sampai 1
meter dan berfrekuensi antara 300 megahertz sampai 300 gigahertz. Banyak digunakan pada
peralatan navigasi, satelit komunikasi, oven microwave dan pemancar radio penyambung.

2.2 Manfaat dan Kegunaan


Berikut akan diuraikan secara khusus tentang pemanfaatan gelombang mikro :
1. Pemanasan
Gelombang mikro mempunyai energi yang sangat besar, karena frekuensinya yang sangat
besar. Hal itu dapat kita ketahui dari persamaan E=hf, sehingga gelombang mikro dapat
menghasilkan kalor yanga besar. Kita tentu tidak asing dengan nama Oven microwave
yang sehari-hari kita pakai untuk memanaskan makanan. Oven microwave menggunakan
gelombang mikro dalam band frekuensi sekitar 2.45 GHz. Oven microwave adalah adalah
sebuah peralatan dapur yang menggunakan radiasi gelombang mikro untuk memasak atau
memanaskan makanan.
Ada dua konsep fisika yang menjadi dasar dalam pemanfaatan gelombang mikro untuk
memanaskan benda. Dua konsep tersebut adalah :
a. Radiasi gelombang
Oven microwave menggunakan gelombang radio berfrekuensi 2,5GHz untuk
memanaskan makanan. Gelombang tersebut merambat secara radiasi.

7
b. Pemanasan dielektrik
Fenomena dimana gelombang radio memanaskan material dielektrik. Material disini
berupa air, lemak, dan gula. Jenis material ini berkaitan erat dengan frekuensi
gelombang radio yang berada pada frekuensi 2,5GHz. Gelombang radio pada frekuensi
tersebut, akan diserap oleh material-material tadi. Hal ini akan menyebabkan atom-
atom pada material tadi berotasi dan saling bertabrakan. Dari sinilah akan timbul panas
sehingga makanan yang kita masukkan ke dalam microwave tadi bisa menjadi panas
atau hangat.

Gelombang mikro juga dimanfaatkan untuk pemanasan material dalam bidang industri.
Pemanasan dengan gelombang mikro mempunyai kelebihan yaitu pemanasan lebih merata
karena bukan mentransfer panas dari luar tetapi membangkitkan panas dari dalam bahan
tersebut. Pemanasannya juga dapat bersifat selektif artinya tergantung dari dielektrik
properties bahan. Hal ini akan menghemat energi untuk pemanasan
.
2. Telekomunikasi
Fasilitas hotspot dengan WiFi, menggunakan band frekuensi ISM (industrial , scientific
and medical). Begitu juga bluetooth untuk transfer file antara handphone atau handphone
dnegan komputer. Operator telekomunikasi juga memanfaatkan gelombang mikro untuk
komunikasi antara BTS (base tranciever station) ataupun antara BTS dengan
pelanggannya. Di Eropa khususnya di Jerman sudah jarang terlihat penggunaan
gelombang mikro untuk komunikasi dengan metode WDM (Windows driver model) antara
BTS dengan BSC (base station controller) . Jaringan backbone komunikasi sudah
memakai jarinagn fiber optis. Untuk komunikasi ke end user pada sistem selular tetap
menggunakan gelombang mikro. Untuk di indonesia pada tower-tower operator
telekomunikasi sangat sering kita jumpai antena directional untuk komunikasi antara BTS.
Untuk komunikasi ke end user operator GSM (Global system for mobile controller) di

8
Indonesia memakai frekuensi di sekitar 800 MHz, 900MHz dan 1800MHz.

3. Radar dan Navigasi


Radar juga memakai gelombang mikro untuk mendeteksi suatu objek. Sesuai dengan
namanya radio detection and ranging, radar memanfaatkan pantulan gelombang dari objek
tersebut untuk pendeteksian. Meskipun sinyal sangat lemah tetapi dapat dikuatkan
kembali sehingga objek bisa terdeteksi. Radar biasa dipergunakan untuk mendeteksi benda
bergerak. Pantulan tersebut berasal dari polarisasi horizontal, vertical maupun circular.
Waktu antar transmit dan receive itu yang dipergunakan untuk mengitung jarak objek
tersebut. Pada sistem radar, pengolahan sinyal memainkan peranan yang penting untuk
mengurangi interferens. Radar memancarkan dan menerima sinyal pantulan secara
9
bergantian dengan sistem switch. Begitu juga dengan sistem GPS. GPS mempunyai
prinsip yang mirip dengan radar. setiap satelit secara periodis mengirimkan pesan yang
isinya adalah waktu pengiriman pesan dan informasi orbit satelit. Receiver GPS akan
menghitung jarak receiver dengan setiap satelit yang mengirimkan pesan-pesan tersebut.
Dengan membandingkan jarak antara beberapa satelit ini dapat ditentukan letak GPS
receiver tersebut.

2.3 Dampak Bagi Kesehatan


Pengaruh termal dan non termal dari radiasi gelombang mikro berpengaruh buruk
terhadap kesehatan. Penelitian akibat paparan radiasi sebagian besar dilakukan pada
percobaan binatang, pemaparan microwave dapat berpengaruh terhadap sistem saraf pusat,
gangguan emosi, kelelahan,kardiovaskular, reproduksi dan leukemia. Proses tersebut
tergantun pada panjang gelombang dan sifat-sifat gelombang udara. Gelombang mikro
dengan panjang gelombang :
 3 cm : umumnya diabsorbsi pada permukaan kulit paling luar dank
arena pengaruh thermal, maka kulit akan terasa panas.
 3 – 10 cm : terjadi penetrasi 1 mm – 1 cm
 10 – 20 cm : terjadi penetrasi dan absorbsi cukup besar yang mempunyai
potensi merusak oran tubuh bagian dalam.

Pada frekuensi 300 MHz dengan panjang gelombang 1 meter maka kedalaman
penetrasi berubah cepat dengan frekuensi 3000 MHz. Pemajanan terhadap gelombang mikro
dengan frekuensi 10,000 MHz penetrasi sedalam +/- 4 mm, absorbsi gelombang mikro yang
diabsorbsi bertambah bila kandungan air di dalam jaringan tubuh naik.
Radiasi pada mata dapat mengakibatkan katarak dan jika dosis lebih tinggi dapat
merusak kornea. Frekuensi yang menyebabkan perubahan ini terletak pada frekuensi dengan
kisaran 1000 – 3000 MHz.

2.4 Pengenalan Bahaya Radiasi Gelombang Mikro


Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengenal keluhan-keluhan dari tenag
kerja. Diantaranya:
 Keluhan terhadap kulit  adanya rasa panas
 Keluhan terhadap perut  perasaan tidak nyaman dan kadang disertai diare

10
 Keluhan terhadap mata
Mata merupakan organ yang paling sensitive terhadap gelombang mikro. Bisa
terjadi keluhan pandangan menjadi kabur.

2.5 Evaluasi Terhadap Bahaya Radiasi Gelombang Mikro


Langkah –langkah yang dilakukan dalam evaluasi diantaranya:
1. Survei pendahuluan
- Dengan mengetahui adakah keluhan-keluhan yang terjadi pada pekerja.
- Mengetahui letak sumber radiasi, arah dan jarak terhadap tenaga kerja
2. Menentukan alat pengukur intensitas gelombang mikro yang akan digunakan di lapangan
dan mengkalibrasi sebelum dipakai.
3. Melakukan pengukuran dan hasilnya dibandingkan dengan standar atau NAB yang
berlaku.

2.5.1 Pengukuran intensitas radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro


Terdapat beberapa pemilihan alat ukur :
1. Radio Hazard Meter (Raham)
Alat ini dapat mengukur langsung intensitas radiasi gelombang mikro yang satuannya
dinyatakan dalam mW/cm2.
2. Loops
Tidak dapat mengukur secara langsung. Namun dengan megukur medan magnet dan
medan listrik.

2.5.2 Standard dan nilai ambang batas frekuensi radio dan gelombang mikro
Untuk Amerika standar radiasi yang digunakan disusun oleh ACGIH dan diadopsi
oleh OSHA (tabel 1). Di Indonesia jug telah memiliki standar yang disahkan dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 13/MEN/X/2011 tentang Nilai ambang batas faktor
fisika dan faktor kimia di tempat kerja, yaitu NAB untuk frekuensi radio dan gelombang
mikro dengan frekuensi yang terletak pada kisaran 3-300 GHz dibatasi maksimum
100mW/cm2. Standar ini berlaku untuk pemajanan seluruh tubuh dari satu sumber pemajanan
atau lebih, dengan rata-rata pajanan tidak lebih dari 6 menit selama 8 jam sehari.

11
Table 3.1: Exposure Limits for Radiofrequency and Microwave Exposed Workers

Electric Field Magnetic Field Averaging


Power
Frequency (MHz) Strength; Strength; Time
Density
RMS (V / m) RMS (A / m) (Min)
(W / m 2)

0.003 - 1 600 4.9 — 6

1 - 10 600/f 4.9/f — 6

10 - 30 60 4.9/f — 6

30 - 300 60 0.163 10 * 6

300 - 1,500 3.54 f 0.5 0.0094 f 0.5 f/30 6

1,500 - 15,000 137 0.364 50 6

15,000 - 150,000 137 0.364 50 616,000/f 1.2

150,000 - 300,000 0.354 f 0.5 9.4 x 10 -4 f 0.5 3.33 x 10 -4 616,000/f 1.2

* Power density limit is applicable at frequencies greater that 100 MHz.

Notes: Catatan:
1. Frequency, f, is in Mhz
2. A power density of 10 W / m 2 is equivalent to 1 mW / cm 2 . A magnetic field strength
of 1 A / m corresponds to 1.257 microtesla ( uT ) or 12.57 milligauss ( mG ).

Tabel 3.2 Nilai ambang batas frekuensi radio dan gelombang mikro menurut peraturan
menteri tenaga kerja dan transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011

12
2.6 Pengendalian
Program K3 yang dapat diterapkan terhadap paparan frekuensi radio dan gelombang
microwave :
1. Engineering Control : Alat, Area & Maintenance
2. Administratif : Identifikasi & Base Data
3. Training : Sifat Pajanan, SOP, P3K
4. APD : Alat yang terseleksi & Maintenance
5. Program Evaluasi

2.6.1 Pengendalian Tehnik


Pengendalian secara tehnik dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengganti peralatan dengan sumber radiasi tinggi dengan peralatan yang memiliki radiasi
yang rendah namun dengan fungsi yang sama (subsitusi)
2. Sumber dari frekuensi radio dan gelombang mikro radiasi harus benar terlindung untuk
meminimalkan radiasi tersesat (isolasi).
3. Perangkat yang dapat menghasilkan cedera termal akut (misalnya, industri oven MW)
harus memiliki pintu saling bertautan.
4. Perangkat yang menghasilkan radiasi tingkat tinggi frekuensi radio liar (misalnya, induksi
pemanas dan pemanas dielektrik) harus dioperasikan dari jarak jauh bila memungkinkan.

2.6.2 Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri untuk frekuensi radio dan gelombang mikro antara lain :

13
1. Jaket pelindung, termasuk pelindung kepala dan pelindung mata, dapat digunakan.
2. Setelan harus diuji untuk memastikan bahwa mereka mengurangi paparan pekerja untuk
tingkat di bawah batas pajanan dan bahwa mereka tidak menimbulkan bahaya keamanan
(misalnya, terlalu panas, guncangan, atau kebakaran).

2.7. Penanganan Frekuensi Radio dan Gelombang Mikro yang Tinggi


Langkah-langkah penanganan paparan radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro
yang tinggi :
1. Struktur logam menghasilkan guncangan kontak harus didasarkan elektrik dan / atau
terisolasi.
2. Isolasi atau sepatu platform (misalnya, sepatu bersol karet) dapat digunakan untuk
mengurangi penyerapan energi dan arus ke tanah.
3. Ketika langkah-langkah di atas tidak efektif atau tidak mungkin wajar, pekerja harus
mengenakan sarung tangan isolasi.
4. Menghapus pekerja dari daerah paparan lingkungan yang dingin dan menyediakan air
minum dingin.
5. Oleskan air dingin atau es ke daerah terbakar.
6. Carilah penanganan medis segera.
7. Microwave paparan berlebih dapat merusak jaringan internal tanpa cedera kulit tampak,
sehingga pemeriksaan tindak lanjut fisik dianjurkan.

14
GELOMBANG RADIO

Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik yang terbentuk ketika objek
bermuatan listrik mengalami modulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat
dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spectrum elektromagnetik, dan radiasi
elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.

Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik
tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak–balik dan voltase di dalam kabel. Hal ini
kemudian dapat diubah menjadi signal audio atau lainnya yang membawa informasi.

Pajanan gelombang RF dalam level yang rendah misalnya dari telepon seluler, jaringan
nirkabel, siaran TV dan radio sekarang sudah menjadi hal yang lazim dikalangan masyarakat
umum. Sebagian kelompok masyarakat mungkin menerima pajanan yang lebih tinggi yang
bersumber dari alat-alat medis tertentu, misalnya MRI dan diathermy. Risiko okupasi terbesar
datang dari dielectric heating, juga dari beberapa sumber industrial seperti induction heating,
sputtering dan welding.

Guidelines yang saat ini digunakan umumnya berdasarkan pada efek termal dari gelombang
RF terhadap tubuh.

Bukti bukti menunjukkan bahwa pajanan gelombang RF di bawah ambang yang


diperkenankan umumnya tidak menyebabkan symptom akut, bahkan orang yang dilaporkan
sensitive terhadap gelombang RF tidak menyadarinya. Namun demikian beberapa penelitian
menunjukkan pajanan gelombang RF mempengaruhi EEG dan beberapa marker lain fungsi
otak.

1. MEDAN FREKUENSI RADIO DENGAN FREKUENSI RENDAH (“SUB RADIO


FREQUENCY”) DENGAN KISARAN 0 – 3 KHz

Medan frekuensi radio dengan frekuensi rendah termasuk dalam spectrum radiasi gelombang
elektromagnetik yang memiliki frekuensi tertinggi 3000 Hz atau 3 k Hz dengan panjang
gelombang 100.000 m atau kira – kira 61 mi.

Frekuensi radio dengan frekuensi rendah spectrumnya termasuk frekuensi yang sangat rendah
(“extremely low frekuency atau ELP”) yang didalamnya mencakup pula medan AC (medan

15
magnet listrik) dengan radiasi sampai 300 Hz, dan frekuensi suara yang termasuk frekuensi
antara 300 Hz sampai 3000 Hz.

Pada umumnya frekuensi listrik yang digunakan sehari–hari adalah 50 – 60 Hz. Pada
frekuensi ini medan magnet listrik (medan AC) mempunyai panjang gelombang antara 107
sampai 106 m atau 109 sampai 108 m yang dapat menghasilkan energy photon sebesar ±
1012 1013 elektron volt (eV).

Frekuensi suara dengan frekuensi 300 Hz sampai 3000 Hz digunakan untuk modulasi,
pemanas dengan induksi.

Pemajanan terhadap medan magnet listrik yang melebihi ambang batas diduga dapat
menyebabkan terjadinya gangguan system syarat , kardiovaskuler, sistem reproduksi dan
leukemia.

Nilai Ambang Batas yang direkomendasikan oleh WHO dan IRPA adalah 100 µ Tesla (µ T)
untuk medan magnet dan 10 kV/m untuk medan listrik.

2. FREKUENSI RADIO, TERMASUK GELOMBANG MIKRO (“RF/MW”)


DENGAN KISARAN FREKUENSI ANTARA : 3 KHZ – 300 GHZ

Frekuensi radio yang mencakup pula gelombang mikro termasuk dalam spectrum radiasi
gelombang elektromagnetik.

Frekuensi dari frekuensi radio terletak pada kisaran antara 3000 HHz sampai 3. 1011 Hz atau
antara 3 kHz – 300 GHz; dan dengan panjang gelombang terletak pada kisaran 100.000 m
sampai 1 mm.

Sedang frekuensi gelombang mikro berada pada kisaran antara 3 x 1011 Hz atau antara 300
MHz – 300 GHz atau antara 0,3 GHz sampai 300 GHz, dengan panjang gelombang antara 1
m – 1 mm. Oleh karena itu gelombang mikro tercakup di dalam frekuensi radio.

Karakteristik Medan RF

Istilah Radio Frequency merujuk pada bagian daripada spektrum elektromagnetik yang
umumnya digunakan untuk komunikasi radio, berada dibawah kisaran gelombang infra
merah, dan menurut AGNIR (Advisory Group on Non Ionizing Radiation) berada pada
rentang frekuensi 100 kHz sampai 300 GHz. Frekuensi pada rentang ini punya penamaan
yang resmi menurut International Telecommunication Unit (ITU)

16
Pengelompokan Frekuensi Radio Berdasarkan Kisaran Frekuensi menurut ITU:

1. Frekuensi sangat rendah atau “ Very Low Frekuency” (VLF) dengan kisaran > 3 x 10 3 Hz
sampai 30 kHZ dengan panjang gelombang di atas 100 km sampai 10 km atau 100.000 m
sampai 10.000 m. Frekuensi radio dengan frekuensi ini digunakan pada peralatan
komunikasi, navigasi jarak jauh dan pemanas dengan induksi.

2. Frekuensi rendah atau “Low Frequency” (LF) dengan kisaran terletak pada 3 x 10 4 Hz
sampai 3 x 105 Hz atau 30 kHz – 300 kHz dengan panjang gelombang 10 km – 1 km.
Frekuensi radio dengan frekuensi seperti ini digunakan pada peralatan alat bantu navigasi,
komunikasi jarak jauh di Angkatan Laut.

3. Frekuensi radio dengan frekuensi menengah atau (“middle frequency atau MF) dengan
kisaran 3 x 105 Hz sampai 3 x 106 Hz atau 300 kHz – 3000 kHz dan dengan panjang
gelombang antara 1 km – 0,1 km atau 1000 m – 100 m. Frekuensi ini digunakan pada
peralatan : radio AM , radio amatir , alat bantu navigasi.

4. Frekuensi radio dengan frekuensi tinggi atau “high frequency atau HF” dengan kisaan
antara 3 x 106 Hz – 3 x 107 Hz atau 3 Mhz – 30 MHz dengan panjang gelombang antara
100 m – 10 m. Frekuensi ini digunakan pada peralatan radio CB, diathermy.

5. Frekuensi radio dengan frekuensi sangat tinggi atau “very high frequency atau VHF
dengan kisaran 3 X 107 Hz – 3 X 108 HZ atau 30 MHz – 300 MHz, dengan panjang
gelombang antara 10 m – 1 m. Frekuensi ini digunakan pada peralatan TV, radio FM.

17
Sumber Pajanan Gelombang RF

Sebagian besar medan RF yang berada di lingkungan bersumber dari radio komersial, siaran
TV dan fasilitas komunikasi. Pajanan RF dari fasilitas komunikasi umumnya lebih rendah
daripada yang bersumber dari radio dan TV. Sumber RF termasuk dari oven microwave
oven, telepon seluler, cordless phones, wireless routers, alarm anti maling, video display units
dan TV set. Oven microwave yang menjadi sumber dari very high RF levels harus memenuhi
product performance standards, yang membatasi jumlah kebocoran microwave. Telepon
seluler menimbulkan gelombang RF yang cukup tinggi terutama saat digunakan tanpa
headset yang menjauhkan jarak dari telepon ke kepala.

Pajanan pada level yang relatif tinggi dapat terjadi pada pekerja di industri broadcasting,
transportasi and komunikasi saat mereka bekerja didekat RF transmitting antennas dan radar
systems.

Mekanisme Interaksi antara Medan RF dengan Tubuh Manusia

Seperti halnya semua radiasi elektromagnetik, elektromagnetik berfrekuensi tinggi membawa


energi. Ketika tubuh terpajan oleh gelombang RF, sebagian energi dalam gelombang ini
diserap dengan akibat langsung berupa pemanasan jaringan tubuh (World Health
Organization 1993). Kontak langsung dengan antena radio atau konduktor metalik yang
ditempatkan dalam medan RF dapat menyebabkan syok listrik atau luka bakar sebagai akibat
tidak langsung dari aliran listrik pada jaringan tubuh. Syok listrik terjadi karena stimulasi
elektrik pada jaringan tubuh dan luka bakar timbul akibat akumulasi panas yang berlangsung
cepat dan terlokalisir.

Akumulasi panas bersumber dari getaran molekul tubuh sebagai akibat proses penyerapan
energi gelombang RF. Pemanasan dapat dihitung sebagai Specific Absorption Rate (SAR)
dengan unit watt/kg atau Wkg-1

dimana dan merupakan conductivity (dalam siemens/meter) dan density (kg m-3) dari
jaringan tubuh yang terpapar, sedangkan E adalah electric Field Strength dari gelombang RF.

18
SAR memungkinkan kita untuk menghitung energi dari radiasi RF yang diserap per kilogram
jaringan tubuh. Meskipun demikian SAR tidak mudah untuk dihitung dan biasanya
diperkirakan dengan menggunakan computer based model dari tubuh manusia.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dampak Pajanan pada Manusia

1. Densitas Energi RF

Merupakan faktor terpenting yang berdampak pada jumlah energi yang diserap tubuh. Sangat
tergantung pada besarnya power output dari sumber gelombang RF dan konfigurasi antena
pemancar.

2. Jarak dari sumber gelombang RF

Besarnya energi berbanding terbalik dengan jarak dari sumber gelombang RF. Semakin dekat
dari sumber energi semakin besar

3. Jenis jaringan yang terpajan

Ketika gelombang RF menabrak material ada tiga hal yang akan terjadi: energi dipantulkan,
energi diserap dan energi dipancarkan. Jika mengenai permukaan logam, maka sebagian
besar energi akan dipantulkan, sebagian kecil mungkin diserap dan hampir tidak ada yang
akan dipancarkan. Jika yang terpajan adalah jaringan hidup, sel tubuh manusia misalnya,
akan timbul sedikit pantulan energi, proporsi energi yang akan diserap dan yang dipancarkan
tergantung pada ketebalan jaringan. Gelombang radio untuk komunikasi umumnya
menembus jaringan tubuh sedalam beberapa sentimeter dan umumnya diserap.

SAR bervariasi pada beragam jaringan tubuh tergantung pada sifat konduktifitas listrik dari
masing-masing jaringan.

Komponen listrik suatu gelombang saat menembus jaringan tubuh akan mengalami
penurunan hingga 37% dari energi awalnya setelah menembus ketebalan yang secara teknis
disebut sebagai skin depth. Skin depths ini ditentukan oleh electrical permitivity dan
conductivity jaringan

Jaringan yang rendah kandungan airnya (lemak dan tulang) memiliki skin depth yang lebih
besar daripada jaringan yang tinggi kadar airnya (kulit dan otot).

19
4. Frekuensi

Semakin besar frekwensi semakin rendah kemampuan penetrasi gelombang RF.

5. Body resonance

Tubuh manusia akan sangat efektif menyerap gelombang RF jika dalam kondisi resonansi.
Ini terjadi jika panjang gelombang radiasi berbanding dengan dimensi tubuh manusia
(Dimbylow, 1997). Tubuh akan berfungsi sebagai antena, menyerap energi dengan cara
beresonansi sesuai dengan perbandingan panjang tubuh dengan panjang gelombang. Ini
seperti senar gitar, yang disetem senada yang akan ikut bergetar jika senar gitar lainnya
bergetar. Frekuensi resonansi tergantung pada sejumlah faktor seperti tinggi tubuh, postur
tubuh, seberapa mudah arus listrik mengalir dari kaki ke tanah, konduktifitas bumi yang
dipijak dan polarisasi atau orientasi medan listrik terhadap tubuh.

6. Volume & durasi pajanan

Durasi pajanan adalah faktor penting dalam menentukan jumlah pemanasan yang dialami
oleh tubuh. Secara umum tubuh manusia hanya mampu menahan suhu ekstrim dalam waktu
yang sangat pendek karena itu kebanyakan standard yang dibuat untuk melindungi tubuh

20
terhadap dampak buruk pemanasan cenderung untuk merata-ratakan waktu pajanan dalam
hitungan menit.

Pengaruh radiasi gelombang mikro terhadap kesehatan

 Proses absorbsi

 Pantulan

 Penetrasi

 Penyebaran

Gelombang mikro dengan panjang gelombang:

- 3cm : diabsorbsi di permukaan kulit, kulit terasa panas

- 3-10cm : penetrasi lebih dalam (1mm-1cm)

- 10-20cm:penetrasi & absorbsi besar, dapat merusak organ tubuh bagian dalam

BAHAYA KESEHATAN

Sifat dan derajat efek kesehatan oleh karena overexposure RF / MW tergantung pada
frekuensi dan intensitas di tempat exposure, lama pemaparan, jarak dari sumber, pelindung
yang dapat digunakan, dan faktor lainnya. Pengaruh utama dari paparan RF / MW adalah
pemanasan jaringan tubuh sebagai energi dari dari tempat exposure yang diserap oleh tubuh.
Lama pemaparan RF kuat / bidang MW dapat meningkatkan suhu tubuh, memproduksi gejala
mirip dengan aktivitas fisik.

Dalam kasus ekstrim, atau bila terkena sumber-sumber lain panas pada saat yang sama,
sistem pendinginan tubuh mungkin tidak dapat mengatasi beban panas, yang menyebabkan
“heat exhaustion” dan” heat stroke” . Pemanasan local, atau "hot spot," dapat
mengakibatkan kerusakan dan luka bakar pada jaringan internal. Hot spot dapat disebabkan
oleh bidang yang tidak sama, dengan refleksi dan refraksi RF / MW bidang di dalam tubuh,
atau oleh interaksi bidang dengan implan logam, misalnya, alat pacu jantung atau “aneurism

21
klip”. Ada risiko yang lebih tinggi dari kerusakan akibat panas dengan organ-organ yang
memiliki pengontrolan suhu yang rendah, seperti lensa mata dan testis.

Bahaya lainnya termasuk “contact shock” dan luka bakar RF. Hasil ini didapat dari arus
listrik yang mengalir antara objek yang berkonduksi dengan orang yang kontak pada saat
mereka terkena medan RF. (Efek ini tidak sama dengan shock dari listrik statis.)
Gangguan sistem saraf pusat

◦ Sakit kepala

◦ Gangguan emosi

◦ Kelelahan

Gangguan kardiovaskuler

Gangguan reproduksi

◦ Abortus

◦ Infertility

◦ Cacat lahir

Leukemia

Gangguan pada mata (katarak)

Untuk sinar dengan intensitas & frekwensi tertentu, maka gelombang mikro tidak dapat
diabsorbsi seluruhnya. Jumlah energi gelombang mikro yang diabsorbsi berbeda-beda untuk
setiap jenis jaringan. Absorbsi bertambah bila kandungan air di dalam jaringan tubuh
meningkat.

Beberapa penelitian laboratorium telah melaporkan efek biologis dari RF / radiasi MW di


tempat exposure yang terlalu rendah untuk menyebabkan pemanasan jaringan. Sampai saat
ini, efek-efek non-termal tidak diketahui hasilnya dalam bahaya kesehatan pada pekerja.
Meskipun kami terus-menerus terkena medan RF yang lemah dari radio dan penyiaran
televisi, tidak ada resiko kesehatan yang dapat diidentifikasi dari eksposur tingkat rendah.

22
Pengenalan terhadap bahaya radiasi gelombang mikro

 Adanya keluhan dari tenaga kerja.

◦ Kulit : rasa panas

◦ Perut : rasa tidak nyaman, diare

◦ Mata : penglihatan kabur

 Penggunaan alat-alat yang mempergunakan gelombang mikro

Evaluasi terhadap bahaya radiasi gelombang mikro/frekwensi radio

 Identifikasi bahaya

◦ Keluhan pekerja

◦ Letak sumber radiasi

◦ Arah & jarak radiasi terhadap pekerja

◦ Frekwensi & sumber radiasi yg lain

 Penentuan alat ukur dan kalibrasi alat

 Pengukuran di lapangan, bandingkan dengan NAB

Alat ukur

 Raham (Radio hazard meter)

◦ Mengukur langsung intensitas radiasi gelombang mikro

◦ Satuannya mW/cm2

 Loops

◦ Mengukur medan magnet (satuannya A/m)

◦ Mengukur medan listrik (satuannya V/m)

23
BATAS EXPOSURE

Batas Eksposur untuk RF / radiasi MW dirancang untuk menjaga energi RF / MW yang


diserap oleh tubuh jauh di bawah tingkat terendah yang terkait dengan efek samping, dan
untuk mengurangi kemungkinan CONTACT SHOCK dan luka bakar.
Karena energi RF / MW yang diserap oleh tubuh bervariasi dengan frekuensi di tempat
exposure, dan karena tingkat penyerapan energi sulit diukur secara langsung, batas paparan
dinyatakan dalam istilahfrecuency-dependent, root-mean-square (RMS) electric dan magnetic
field strengths, atau dalam Power Density Unit (W/m2). Power Density mengukur jumlah
energi yang dipancarkan melintasi area tertentu dalam periode waktu tertentu.

Paparan seluruh tubuh pada pekerjaan untuk RF / MW bidang tidak boleh melebihi nilai
dalam Tabel I.

*Batas Power Density dapat diterapkan pada frekuensi yang lebih besar yang 100 MHz.
Catatan:

1.Frekuensi, f, dalam Mhz.


2.Densitas pangkat 10 W/m2 setara dengan 1 mW/cm2.
3.Kekuatan medan magnet 1 A / m sesuai dengan 1,257 microtesla (uT) atau 12,57 milligauss
(MG).

24
Selain itu, pekerja seharusnya tidak menjadi subjek terhadap Contact Shock RF atau luka
bakar. Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi deviasi energi dengan memasang insulasi
yang tepat dan grounding, atau dengan memastikan bahwa energi arus listrik yang mengalir
antara pekerja dan objek oleh medan elektromagnetik tidak tidak melebihi nilai-nilai dalam
Tabel II.

Tabel III menunjukkan sumber radiasi RF / MW yang dapat mengekspos pekerja untuk
tingkat yang melebihi Occupational Exposure Guidelines. Pengukuran tingkat RF / MW
harus dilakukan di sekitar sumber dengan potensi yang menyebabkan overexposure, untuk
memastikan kepatuhan terhadap Occupational Exposure Guidelines. Pengukuran tidak
diperlukan untuk sumber-sumber yang tidak memiliki potensi untuk menghasilkan eksposur
yang melebihi Batas Occupational Exposure Guidelines.

25
Respon Sel Terhadap Stress akibat Panas

Sejumlah besar literatur tentang efek toksik dari severe heat shock terhadap sel, menunjuk
protein denaturasi sebagai dasar patofisiologi timbulnya cell cycle arrest, apoptosis dan
kematian sel. Kondisi seperti ini biasanya timbul jika terjadi peningkatan temperatur sel
diatas 6°C. Hal ini jarang dijumpai pada kasus-kasus pajanan gelombang RF, karena
umumnya dampak pajanan RF terhadap kenaikan temperatur sel umumnya hanya mencapai
1°C .

Suhu basal tubuh dikontrol melalui mekanisme yang sangat baik sehingga pada populasi
normal rata-rata terjaga pada rentang 37 ± 0,5°C. Toleransi kontrol pada individu mungkin
saja bahkan lebih kecil daripada rentang ini. Rata-rata variasi diurnal hanya berkisar antara –
0,4°C sampai +0,1°C (Mackowiac et al, 1992), sistem termoregulasi tubuh tampaknya lebih
tahan terhadap pendinginan ketimbang pemanasan. Peningkatan total body temperature 4°C
atau lebih bisa menimbulkan kematian.
26
Korelasi antara pajanan medan RF dengan Kanker

Bukti-bukti ilmiah sampai saat ini tidak menunjukkan adanya korelasi antara riwayat pajanan
medan RF dengan insidensi dan prevalensi kanker. Penelitian kanker pada hewan coba tidak
memberikan bukti yang kuat terhadap insidensi tumor. Meskipun ada beberapa kasus klaster
kanker dilaporkan terjadi di area dekat base station telepon selular; penelitian lebih lanjut
masih memberikan hasil yang tidak konsisten yang mendukung hubungan penggunaan
telepon seluler dengan tumor seperti acoustic neuromas.

Namun di tahun 2011, dalam press releasenya no 208 World Health Organization,
International Agency for Research on Cancer (IARC), mengklasifikasikan medan
elektromagnet RF sebagai possiby carcinogenic to humans (group 2B) .Klasifikasi ini dibuat
atas dasar meningkatnya risiko timbulnya glioma, suatu jenis kanker otak
ganas, akibat penggunaan wireless phone.

Dampak pajanan RF lainnya.

Pajanan terhadap medan RF level rendah umumnya terlalu lemah utuk menimbulkan panas,
namun dilaporkan mengubah aktivitas listrik otak pada kucing dan kelinci coba, karena
perubahan mobilitas ion calcium. Efek ini juga dilaporkan pada jaringan dan sel-sel tertentu.

Penelitian lain menunjukkan bahwa medan RF mengubah proliferation rate dari sel,
mengubah kerja enzim dan bahkan mempengaruhi gen pada DNA sel. Namun, efek-efek ini
belum sepenuhnya diterima, begitu juga dengan implikasinya terhadap kesehatan manusia
untuk menjadi dasar pembatasan penggunaannya dan batas pajanannya.

Interferensi Elektromagnetik dan efek lainnya:

Telepon seluler, seperti juga kebanyakan peralatan elektronik dapat menyebabkan interferensi
pada alat elektronik lainnya. Karena itu sebaiknya berhati-hati menggunakan telepon seluler
saat berada di dekat peralatan medis yang sensitif seperti yang ada di ruangan ICU. Meskipun
jarang telepon seluler bisa juga menimbulkan interferensi pada pacemakers dan hearing aids.

27
Nilai Ambang Batas RF

Dibawah ini adalah TLV untuk Medan Elektromagnetik Radiofrekuensi dan mikrowave
untuk waktu pajanan rata rata 6 menit

28
PENGENDALIAN RF / RADIASI MW

Engeneering Control

 Sumber radiasi RF / MW harus terlindung dengan baik untuk meminimalisir


deviasi radiasi.

 Perangkat yang dapat menghasilkan cedera termal akut (misalnya, industri MW


oven) harus memiliki Interlocked Door.

 Perangkat yang menghasilkan deviasi radiasi tingkat tinggi RF (misalnya, pemanas


induksi dan pemanas dielektrik) harus dioperasikan dari jarak jauh bila
memungkinkan.

Kontrol Administratif

 Paparan pada pekerja untuk RF / MW radiasi tidak boleh melebihi batas


pemaparan yang direkomendasikan.

 Area dimana pekerja terpapar radiasi RF / MW yang diduga melampaui batas yang
direkomendasikan harus disurvei untuk menentukan tingkat eksposur.

 Paparan yang tak perlu dari radiasi RF / MW harus dihindari

 Waktu exposure harus dijaga sesingkat mungkin.

 Perangkat RF / MW yang berpotensi berbahaya harus diberi label secara tepat, dan
daerah yang terpapar berlebih di sekitar perngkat tersebut harus jelas batas-

29
batasnya. Pemberitahuan dengan peringatan dan tindakan pengamanan yang
diperlukan harus dipasang.

 Alat peledak yang diaktifkan secara elektrik tidak boleh ditempatkan di dekat
sumber radiasi RF /MW.

 Perangkat RF / MW tidak boleh digunakan dalam udara yang mudah terbakar atau
mudah meledak.

 Peralatan sensitif terhadap radiasi RF / MW, seperti switchboards telepon atau


panel kontrol, tidak boleh dipasang di dekat sumber radiasi RF / MW.

 Pemeliharaan perangkat yang digunakan yang menghasilkan radiasi RF / MW


harus dilakukan oleh teknisi ahli mengikuti prosedur standar keselamatan.
Peralatan harus dimatikan bila memungkinkan.

Alat Pelindung Diri

 Saat eksposur tidak dapat dikurangi dengan metode di atas, pakaian pelindung RF
/MW, termasuk pelindung kepala dan mata, dapat digunakan. Setelan harus diuji
untuk memastikan bahwa mereka mengurangi radiasi pekerja kepada eksposur tingkat
bawah batas pemaparan sehingga mereka tidak terexpose bahaya keamanan apapun
(mis., terlalu panas, guncangan, atau kebakaran).

Mengontrol RF Shock dan Luka Bakar

 Struktur metal membuat Contact Shock tergrounding dan / atau terisolasi.

 Platform isolasi atau sepatu (misalnya sepatu bersol karet) dapat digunakan untuk
mengurangi penyerapan energi dan arus ke tanah.

 Bila tindakan di atas tidak efektif atau tidak wajar mungkin, pekerja harus
mengenakan sarung tangan isolasi.

30
Pertolongan pertama pada kecelakaan

 Pindahkan pekerja dari daerah paparan ke lingkungan dingin dan menyediakan air
minum dingin.

 Oleskan air dingin atau es untuk wilayah yang terbakar.

 Mencari perhatian medis segera.

 Overexposure MW atau RF yang parah dapat merusak jaringan internal tanpa luka
kulit yang jelas, sehingga pemeriksaan fisik lanjutan dianjurkan.

31
BAB III

KESIMPULAN

Microwave adalah suatu rentang gelombang elektromagnetik yang penggunaannya sangat


luas dan sangat bermanfaat untuk menyokong perkembangan teknologi saat ini. Sehingga
alat-alat yang menggunakan teknologi microwave sangat banyak ada di sekitar kita dalam
keseharian kita bersama, dan bukan hanya di sekitar lingkungan kerja tertentu saja.

Sifat atau efek yang terutama mempengaruhi manusia adalah thermal effect dari paparan
microwave yang ditentukan juga dari lama, intensitas dan frekuensi paparan serta kandungan
air dalam jaringan tubuh manusia itu sendiri.

Karena itulah kenalilah alat-alat yang menggunakan teknologi microwave dan hindari
paparan langsung di sekitar sumber melalui hierarki pengendalian, Sehingga kita dapat lebih
bijak dalam penggunaannya dan pengendaliannya.

1. Istilah Radio Frequency merujuk pada bagian daripada spektrum elektromagnetik


yang umumnya digunakan untuk komunikasi radio, berada dibawah kisaran
gelombang infra merah, dan menurut AGNIR (Advisory Group on Non Ionizing
Radiation) berada pada rentang frekuensi 100 kHz sampai 300 GHz
2. Seperti halnya semua radiasi elektromagnetik, elektromagnetik berfrekuensi tinggi
membawa energi. Ketika tubuh terpajan oleh gelombang RF, sebagian energi dalam
gelombang ini diserap dengan akibat langsung berupa getaran molekul tubuh yang
pada akhirnya menimbulkan panas
3. Guidelines yang saat ini digunakan umumnya berdasarkan pada efek termal dari
gelombang RF terhadap tubuh.
4. Bukti bukti menunjukkan bahwa pajanan gelombang RF di bawah ambang yang
diperkenankan umumnya tidak menyebabkan symptom akut, bahkan orang yang
dilaporkan sensitive terhadap gelombang RF tidak menyadarinya. Namun demikian
beberapa penelitian menunjukkan pajanan gelombang RF mempengaruhi EEG dan
beberapa marker lain fungsi otak
5. World Health Organization, International Agency for Research on Cancer (IARC),
mengklasifikasikan medan elektromagnet RF sebagai possiby carcinogenic to humans
(group 2B) atas dasar meningkatnya risiko timbulnya glioma, suatu jenis kanker otak
kanas, akibat penggunaan wireless phone.

32
DAFTAR PUSTAKA

1. Radiation Protection Service of the Occupational Health and Safety


Branch,Ministry of Labour. Disponible en français. May 2009
2. Microwave dan Keistimewaannya. Kumpulan Artikel tentang Elektromagnetik.
Februari 2002
3. Gelombang Mikro dan Dampaknya. Kumpulan Artikel tentang Elektromagnetik.
Februari 2002
4. Radiofrequency dan Gelombang Mikro di tempat kerja. Artikel Elektromagnetik
dan Lingkungan Kerja. November 1999.
5. Gelombang Radio dan Microwave. Kumpulan Bahan Presentasi Program MKK
UI.September 2010.
6. Soeripto. Higiene Industri. Balai Penerbit FKUI. 2008
7. Suma’mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung. Jakarta.
1986.
8. Harrianto, Ridwan. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Penerbit EGC. Jakarta.2008
9. Pusat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sekretariat Jenderal Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi. Modul Radiasi (Mengion dan Tidak Mengion). Jakarta :
2008.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011
Tahun 2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
Tempat Kerja. Jakarta : 2011

33

Anda mungkin juga menyukai