Anda di halaman 1dari 32

SILABUS MATA PELAJARAN

IPA

Satuan Pendidikan : SMP DARMA CATUR


Kelas /Semester : VIII
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri,dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaia Alokasi Sumber Belajar


1.1 Mengagumi Mengamati : Portofolio n Waktu
1 x 45 menit  Buku paket,
keteraturan Meminta peserta didik Laporan tertulis kelompok  Lembar kerja Siswa
dan kompleksitas Bahan Kimia mengamati 3buah gambar, dan tugas. Praktikum
ciptaan Tuhan tentang dalam Kehidupan yakni: ale-ale, jamu  Buku atau sumber
aspek fisik dan kimiawi, kunyit, dan marimas jeruk. Tes belajar yang relevan.
kehidupan dalam Tes tertulis bentuk uraian
ekosistem, dan peranan
lingkungan serta mewu- Menanya : dan/atau pilihan ganda.  Media Power Point
judkannya dalam penga-  Kandungan bahan
malan ajaran agama yang kimia apa yang terdapat Tas bentuk uraian:
dianutnya pada ketiga gambar 1. Mengapa dalam
tersebut? percobaan identifikasi zat
2.1 Menunjukkan perilaku
 Apakah bahan-bahan
ilmiah (memiliki rasa ingin pewarna alami dan
tahu; objektif; jujur; teliti; tersebut berbahaya bagi
buatan pada minuman
cermat; tekun; hati-hati; kesehatan?
digunakan air kapur?
bertanggung jawab;
terbuka; kritis; kreatif; Eksperimen/explore :
2. Jelaskan 3 dampak
inovatif dan peduli  Praktikum identifikasi
bahan-bahan pewarna negatif dari penggunaan
lingkungan) dalam akti-
alami dan buatan zat pewarna buatan
vitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi berdasarkan perubahan secara berlebihan!
warna ketika diteteskan
sikap dalam melakukan
ke air kapur.
penga-matan, percobaan,
dan berdiskusi
Asosiasi :
 Mengolah data
3.7 Mendeskripsikan zat identifikasi ke dalam
aditif (alami dan buatan) tabel.
dalam makanan dan  Menyimpulkan zat
minuman (segar dan pewarna alami dan
dalam kema-san), dan zat buatan yang terdapat
adiktif-psikotropika serta pada minuman.
penga-ruhnya terhadap  Mencari potensi bahaya
kesehatan dari bahan/zat pewarna,
4.7 Menyajikan data, infor- buatan dengan cara
masi, dan mengusulkan
ide pemecahan masalah mencari informasi dari
untuk menghindari terja- buku paket atau
dinya penyalahgunaan zat refrensi lainnya yang
aditif dalam makanan dan relevan
minuman serta zat adiktif-
psikotropika Komunikasi:
 Diskusi kelompok
untuk membahas hasil
identifikasi.
 Menyampaikan hasil
identifikasi bahan
pewarna miuman
dalam bentuk laporan
tertulis dan presentasi
di depan kelas.
 Menginformasikan
lebih lanjut tentang zat
aditif (alami dan
buatan) dalam makanan
dan minuman serta
pengaruhnya terhadap
kesehatan.
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP DARMA CATUR
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/ II
Materi Pokok : Zat Pewarna Alami dan Buatan
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek
fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia
dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
Indikator:
1)
danMenyadari
minuman adanya
sebagai keteraturan
wujudhasil dalamTuhan
kebesaran zat aditif
YME (alami dan buatan) dalam
dan pengetahuan tentangmakanan
adanya
keteraturan
tentatif. tersebut sebagai pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi.
Indikator:
1) Menumbuhkan rasa ingin tahu
2) Menunjukkan sikap objektif dalam menuliskan hasil percobaan
3) Menunjukkan keterbukaan dan kerja sama yang baik antar individu
maupun kelompok
3.7. Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan
minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika serta
pengaruhnya terhadap kesehatan.
Indikator:
1) Mengklasifikasikan macam-macam zat aditif
2) Mengklasifikasikan zat pewarna makanan dan minuman
3) Menjelaskan bahaya dari penggunaan zat pewarna buatan pada
makanan dan minuman
4) Menjelaskan indikator dala
4.9. Menyajikan data, informasi, dan mengusulkan ide pemecahan masalah
untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan zat aditif dalam
makanan dan minuman serta zat adiktif-psikotropika
Indikator:
1) Melakukan uji zat pewarna alami dan buatan pada minuman (jamu
kunyit, ale-ale, dan larutan sirup) dengan menggunakan air kapur.
2) Menyajikan laporan sederhana hasil pengamatan uji zat pewarna
alami dan buatan pada minuman (jamu kunyit, ale-ale, dan larutan
sirup)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa menunjukkan
mengamati wujud kebesaran
gambar penggunaan Tuhan
zat pewarna YME
pada setelah minuman.
bermacam diberikan kesempatan
2. Siswa menunjukkan rasa ingin tahu setelah diberikan kesempatan
mengamati gambar penggunaan zat pewarna pada bervariasi minuman.
3. Siswa menunjukkan sikap objektif dalam menuliskan hasil percobaan uji
zat pewarna alami dan buatan.
4. Siswa menunjukkan keterbukaan dan kerja sama dalam proses belajar baik
secara individu maupun kelompok.
5. Siswa dapat mengklasifikasikan macam-macam zat aditif secara mandiri
berdasarkan peta konsep yang telah disampaikan.
6. Siswa dapat mengklasifikasikan macam-macam zat pewarna secara mandiri
berdasarkan peta konsep yang telah disampaikan.
7. Siswa dapat menjelaskan bahaya dari penggunaan zat aditif secara mandiri
berdasarkan gambar-gambar yang telah diberikan
8. Siswa dapat melakukan uji zat pewarna alami dan buatan pada minuman
(jamu kunyit, ale-ale, dan larutan sirup) dengan menggunakan air kapur.
9. Siswa dapat menyajikan laporan sederhana hasil pengamatan uji zat
pewarna alami dan buatan pada minuman (jamu kunyit, ale-ale, dan larutan
sirup)

D. MATERI PEMBELAJARAN
Bahan Kimia Dalam Bahan Makanan
Industri bahan makanan di Indonesia terus berkembang pesat, mulai dari
skala kecil, menengah, maupun besar. Produk yang dihasilkan umumnya
berupa bahan makanan olahan.
Dalam pengolahan bahan makanan, ada dua macam tujuan yang dapat
dicapai. Pertama yaitu menambah ragam makanan, misalnya dari susu dapat
diperoleh beberapa hasil olahan yang berupa keju, susu kental manis, yoghurt,
mentega, dan lain-lain. Kedua, untuk memenuhi keperluan khusus, misalnya
membuat hasil olahan yang warnanya lebih menarik, lebih awet, lebih manis
rasanya, dan sebagainya.
Dalam upaya memenuhi
dalam pengolahan bahankeperluan
makanan khusus seperti
memang yang disebutkan
diperlukan di atas, ternyata
penambahan
zat yang memiliki sifat yang memungkinkan terpenuhinya keperluan khusus
yang diinginkan. Zat yang ditambahkan tersebut dinamakan aditif makanan.
Namun demikian perlu diingat bahwa penggunaan aditif makanan tidak
boleh dilatarbelakangi maksud menipu konsumen ataupun berdampak
menurunkan nilai gizi makanan. Dalam sub bab ini diuraikan lima bahan aditif
makanan, yaitu pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, dan antioksidan
dengan pertimbangan bahwa kelimakelima jenis tersebut penggunaannya
paling luas dalam industry makanan.
1. Bahan Pewarna
Jika kamu berbelanja ke toko kue kamu dapat menjumpai bahwa
hampir semua kue yang dijajakan menggunakan pewarna. Ada yang
berwarna hijau, kuning, merah, coklat, atau warna lain. Apa fungsi
penambahan pewarna pada makanan tersebut? Bahan-bahan apa saja yang
digunakan untuk memberi warna tersebut? Apakah penggunaan pewarna
tersebut tidak berbahaya? Bila ditinjau dari asalnya, pewarna makanan di-
golongkan menjadi dua yaitu: pewarna alami, pewarna sintetik.
Zat pewarna makanan adalah bahan tambahan makanan yang dapat
memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Penambahan warna pada
makanan dimaksudkan untuk memperbaiki warna makanan yang berubah
atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna
pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik.

Pewarna Alami
Pewarna alami adalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh
dari tumbuhan, hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini
telah digunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman daripada
zat warna sintetis, seperti annato sebagai sumber warna kuning alamiah
bagi berbagai jenis makanan begitu juga karoten dan klorofil. Dalam
daftar FDA pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong dalam
”uncertified
kimiawi. color additives” karena tidak memerlukan sertifikat kemurnian
Keterbatasan pewarna alami adalah seringkali memberikan rasa
dan flavor khas yang tidak diinginkan, konsentrasi pigmen rendah,
stabilitas pigmen rendah, keseragaman warna kurang baik dan spektrum
warna tidak seluas pewarna sintetik. Pewarna sintetik mempunyai
keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu mempunyai
kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil dan
biasanya lebih murah.

Zat Pewarna Makanan

Beberapa contoh zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk


mewarnai makanan adalah:
 Karoten, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya
digunakan untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti
minyak goreng dan margarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan
sebagainya.
 Biksin, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh
dari biji pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering
digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan
salad dressing.
karbohidrat,
Karamel, gula
berwarna
pasir, coklat
laktosagelap dan merupakan
danuntuk
sirup malt. hasilterdiri
Karamel dari hidrolisis
dari (pemecahan)
3 jenis, yaitu karamel
tahan
dan asam yang sering digunakan minuman berkarbonat, karamel cair untuk roti
jugabiskuit, serta karamel
memberikan kering.
warna merah Gula kelapa
kecoklatan padayang selain es
minuman berfungsi sebagai
kelapa ataupun pemanis,
es cendol
 Klorofil, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak
digunakan untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada
berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada
dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji
dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna hijau untuk
berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau
yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
 Antosianin, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak
terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air,
kembang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina,
dan buah apel,chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah
manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna biru
keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah.
Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen antosianin masih
terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman
(sari buah, juice dan susu).
Penggunaan pewarna alami relative terbatas, karena adanya
beberapa kekurangan antara lain:
 Sering terkesan memberikan rasa khas yang tidak diinginkan,
misalnya kunyit.
 Konsentrasi pigmen rendah, sehingga memerlukan bahan baku
relatif banyak.
 Stabilitas pigmen rendah (umumnya hanya stabil pada tingkat
keasaman/pH tertentu).
 Keseragaman warna kurang baik.

Pewarna sintetis
Penggunaan pewarna sintetik sudah begitu luas di masyarakat. Hingga sekarang,
diperkirakan hampir 90% pewarna yang beredar dan sering digunakan adalah pewarna
sintetik. Contoh kemasan pewarna sintetik dan produk makanan yang menggunakan
pewarna disajikan pada Gambar. Contoh kemasan pewarna sintetik

n yang menggunakan pewarna


Contoh produk makana

B
eberapa kelebihan pewarna sintetik antara lain , warnanya seragam,
tajam, mengembalikan warna asli yang mungkin hilang selama proses
pengolahan, melindungi zat-zat vitamin yang peka terhadap cahaya
selama penyimpanan, dan hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
Seiring dengan meluasnya pemakaian pewarna sintetik, sering
terjadi penyalahgunaan pewarna pada makanan. Sebagai contoh
digunakannya pewarna tekstil untuk makanan sehingga membahayakan
konsumen.
Berdasarkan kelarutannya, pewarna sintetis terbagi atas dua
golongan yaitu (Cahyadi, 2009):

1. Dyes, adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air,
sehingga larutannya menjadi berwarna dan dapat digunakan untuk
mewarnai bahan. Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah
propelin glikol, gliserin, atau alkohol, sedangkan dalam semua jenis
pelarut organik, dyes tidak dapat larut.
2. Lakes, adalah zat pewarna yang dibuat melalui proses pengendapan
dan absorpsi dyes pada radikal (Al atau Ca) yang dilapisi dengan
aluminium hidrat (alumina). Lapisan alumina ini tidak larut dalam air,
sehingga lakes ini tidak larut pada hampir semua pelarut.

Indikator Asam-Basa
Zat kimia tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Masing-
masing zat yang
kimiaada,
memiliki sifat yang
tadiberbeda-beda. Namun demikian diantara tertentu
perbedaan zat-zat kimia dapat dikelompokkan menjadi golongan
berdasarkan kemiripan sifat yang dimilikinya. Misalnya kita mengenal ada zat yang
bersifat asam, netral, dan ada pula yang bersifat basa.
Penggolongan zat menjadi asam, netral, dan basa ini didasarkan pada
+ -
kemampuannya melepaskan ion hidrogen (H ) ataupun hidroksida (OH ) di
+ -
dalam air. Jadi ion H adalah pembawa sifat asam dan ion OH adalah pembawa
+
sifat basa. Secara umum zat dikatakan asam jika konsentrasi ion H dalam air
-
lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi ion OH , dan sebaliknya suatu zat
+
dikatakan basa jika konsentrasi ion H lebih kecil dibandingkan dengan
-
konsentrasi ion OH . Dan zat dikatakan bersifat netral jika konsentrasi ion
+ -
H sama dengan konsentrasi ion OH . Zat-zat yang bersifat asam yang lekat
dalam kehidupan kita sehari-hari antara lain cuka masak, air aki, asam sitrat,
dan vitamin C. Bahan atau zat yang bersifat basa antara lain abu, sabun mandi,
dan deterjen.
Untuk mendeteksi zat-zat yang bersifat asam atau basa tersebut
dibutuhkan suatu zat yang dikenal dengan istilah indikator. Indikator tersebut
dapat diperoleh di toko-toko kimia. Namun tentunya harus diperhitungkan
biayanya. Untuk mengatasi kendala biaya tersebut, sebenarnya Sang Pencipta
telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai
indikator dan dengan mudah diperoleh di sekitar kita.
Indikator alami dapat dibuat dari bagian tanaman yang berwarna baik itu
bagian batang, daun maupun bunga. Tanaman tersebut misalnya kelopak bunga
sepatu, daun kubis ungu, daun bayam merah, daun bangka-bangkaan, kayu
secang, dan kunyit. Sebenarnya hampir semua tumbuhan berwarna dapat
dipakai sebagai indikator asam basa, tetapi terkadang perubahan warnanya
tidak jelas perbedaannya. Oleh karena itu hanya beberapa saja yang sering
dipakai karena menunjukkan perbedaan warna yang jelas saat berada di
lingkungan asam dan saat berada di lingkungan basa.
Tanaman yang sering dan dapat dipakai sebagai indikator alami antara
lain daun kubis ungu yang memberikan warna merah dan hijau, daun bayam
merah yang memberikan warna merah dan kuning, kayu secang yang
memberikan warna kuning dan merah, bangka-bangkaan atau nanas kerang
yang memberikan warna merah muda (pink) dan hijau.
Berikut adalah contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan
sebagai indikator asam dan basa.
Daun kubis ungu (Brassica oleracea L.)
merupakan salah satu jenis sayuran yang tidak banyak
dikonsumsi, karena tidak semua orang menyukai
rasanya yang sedikit berbeda dengan daun kubis biasa.
Orang yang cukup peka menyatakan kubis ungu ini
rasanya agak pahit. Daun kubis ungu bila dilarutkan
dalam
bila air panas
terlalu akan
pekat. mengeluarkan
Zat kimia inilah zatbila
yang kimia yang berwarna
bercampur denganbiru
asamatau biru
akan keunguan
berubah
warna
karena menjadi merah
ada sebagai
perbedaan dan bilayang jelas dalam suasana asam dan basa, maka ia Oleh
bercampur
warna alami. dengan basa berubah menjadi hijau. dapat
digunakan indikator
Daun rhoeo discolor atau nanas kerang
merupakan tanaman herba yang kuat dengan batang
tegak, daun yang menghadap ke bawah berwarna ungu
tua, sedangkan yang menghadap ke atas berwarna
hijau, dengan posisi antar daun saling menelungkup
melingkari batangnya. Ada juga yang mengenal
tanaman ini dengan sebutan nanas-nanasan. Cara memanfaatkannya sebagai
indikator adalah dengan mengiris-iris daun bangka-bangkaan ini dan dikeringkan.
Kemudian irisan daun yang sudah kering ini dilarutkan dalam alkohol, maka akan
diperoleh larutan dengan warna kuning kemerahan. Dalam suasana asam
warnanya berubah menjadi merah muda (pink) dan dalam suasana basa berubah
menjadi hijau. Dengan demikian larutan daun rhoeo discolor atau bangka-
bangkaan juga dapat digunakan sebagai indikator alami.
Kayu secang (Caesalpinia sappan) disebut juga
kayu sapang, kebanyakan digunakan sebagai bahan
pengecat. Saat ini kayu secang banyak diolah sebagai
minuman yang berkhasiat untuk mengobati berbagai
penyakit (Hembing, dkk., 1993 : 120). Seperti halnya
daun bangka-bangkaan, maka bila kayu secang diiris
tipis-tipis dan dikeringkan (pengeringan biasanya dilakukan dalam oven), lalu
dilarutkan dalam alkohol, akan diperoleh larutan berwarna merah orange. Dalam
suasana asam akan berubah warna menjadi kuning, sedangkan dalam suasana basa
berwarna merah. Dengan demikian larutan kayu secang ini juga dapat digunakan
sebagai indikator alami.
Soka. Tumbuhan ini bernama latin Ixora Sp.
Soka sebenarnya merupakan tanaman liar tipe perdu
yang tumbuh di hutan. Tanaman ini termasuk dalam
golongan kopi-kopian dan memiliki bunga berwarna
cerah. Mulai dari merah menyala (scarlet), kuning,
jingga, merah muda, bahkan putih. Bunganya mekar
bergerombol. Setiap ini
mekar, bunga-bunga kuntumnya
memberi berukuran kecil dengan
semburat warna cerah, diempat
antarakelopak. Ketika
hijau daunnya.
Dengan penampilan bunganya yang memancar seperti kembang api dan hidup liar
di hutan-hutan, orang-orang Eropa menjuluki tanaman ini dengan sebutan flame
of the jungle atau api dari hutan. Dengan semakin berkembangnya pengetahuan,
jenis soka hibrida saat ini telah bermunculan dengan menghadirkan warna-warna
bunga yang lebih beragam dan meriah. Saat ini soka telah menjadi tanaman hias
di rumah-rumah karena penampilannya yang menarik. Sebagai indikator asam
basa, yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah ekstrak dari bunganya. Dari
larutan ekstrak yang berwarna coklat bening, akan berubah menjadi merah dalam
suasana asam dan berwarna hijau pekat dalam suasana basa.
Bunga Sepatu atau Kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L.) adalah
tanaman semak suku Malvaceae yang berasal
dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai
tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga
besar, berwarna merah dan tidak berbau.
Bunga dari
berbagaikultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota
selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga
kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.Sebagai indikator asam basa,
yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah ekstrak dari bunganya. Dari larutan
ekstrak yang berwarna ungu, akan berubah menjadi merah dalam suasana
asam dan
berwarna hijau dalam suasana basa.
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn
. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk
salah satu tanaman rempah dan obat asli dari
wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian
mengalami penyebaran ke daerah Malaysia,
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Kunyit
tergolong dalam kelompok jahe-jahean,Zingiberaceae.Kunyit dikenal di berbagai
daerah dengan beberapa nama lokal, seperti turmeric (Inggris)
,(Jawa),
kurkuma (Belanda),
koneng kunyit
(Sunda) (Indonesia
, konyet (Madura). dan
Sebagai dari
indikator Malaysia),
asam basa, kunir
dimanfaatkan dari tanaman kunyit adalah ekstrak rimpangnya. Dari yang
larutan ekstrak yang berwarna kuning pekat (mendekate oranye), akan berubah
menjadi kuning jernih dalam suasana asam dan berwarna merah bata dalam
suasana basa.

Tabel Perubahan Warna dari Beberapa Indikator Alam

Indikator alam Warna dalam Warna dalam


Warna Asli
Asam Basa
Kubis Merah ungu/ merah lembayung merah muda hijau
Bunga Sepatu merah tua merah kuning
Bunga Mawar merah merah hijau
Bayam Merah merah keunguan merah muda kuning
Geranium Merah jingga tua / orange kuning
Kunyit jingga tua / orange kuning merah
Bunga Pacar jingga tua / orange merah kuning

Dampak Zat Pewarna Makanan Terhadap Kesehatan


Pemakaian zat pewarna makanan sintetis dalam makanan walaupun
mempunyai dampak positif bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat
membuat suatu makanan lebih menarik, meratakan warna makanan, dan
mengembalikan warna dari bahan dasar yang hilang atau berubah selama
pengolahan, ternyata dapat pula menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan
dan bahkan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Beberapa hal yang mungkin memberikan dampak negatif tersebut terjadi
apabila:

1. Bahan pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil, namun berulang.
2. Bahan pewarna sintetis dimakan dalam jangka waktu yang lama.
3. Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda-beda yaitu
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu makanan sehari-hari
dan keadaan fisik.
4. Berbagai
secara lapisan masyarakat yang mungkin menggunakan bahan pewarna sintetis
berlebihan.
5. Penyimpanan bahan pewarna sintetis oleh pedagang bahan kimia yang tidak
memenuhi persyaratan.

Metanil Yellow juga merupakan salah satu zat pewama yang tidak
diizinkan untuk ditambahkan ke dalam bahan makanan. Metanil Yellow
digunakan sebagai pewama untuk produk-produk tekstil (pakaian), cat kayu,
dan cat lukis. Metanil juga biasa dijadikan indikator reaksi netralisasi asam
basa.

Oleh karena itu sebaiknya konsumen sebelum membeli makanan dan


minuman, harus meneliti kondisi fisik, kandungan bahan pembuatnya,
kehalalannya melalui label makanan yang terdapat di dalam kemasan makanan
tersebut agar keamanan makanan yang dikonsumsi senantiasa terjaga.

E. METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran : Diskusi
Media Pembelajaran : Power Point dan Alat-Alat Praktikum

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media
a. Power Point
2. Alat dan Bahan
No. Jenis Jumlah
1. Gelas aqua 20 buah
2. Pipet 20 buah
3. Plat Tetes 4 buah
4. Ale-Ale
5. Jamu Kunyit
6. Marimas Rasa Jeruk
7. Air Kapur
3. Sumber Belajar
a. Buku Siswa
b. LKS

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Fase 1 : Orientasi siswa kepada masalah
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi
sebelumnya, “Apakah kalian masih ingat materi yang kita bahas pada
minggu kemarin tentang bahan kimia pada makanan? Apa saja macam-
macamnya?”
Mengamati dan Menanya:
4. Guru memotivasi siswa dengan cara menunjukkan gambar produk
minuman berpewarna dan video tentang dampak pengkonsumsian
produk tersebut. Dengan memberikan pertanyaan, “Apakah yang dapat
kalian amati dari gambar dan video di atas?”
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat
mengidentifikasi adanya zat pewarna alami dan buatan pada minuman.

b. Kegiatan Inti (30 menit)


Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar
1. Guru membantu siswa dengan memberikan informasi mengenai zat
kimia pada minuman yakni zat pewarna serta mengkomunikasikan tugas
siswa untuk mengidentifikasi adanya zat pewarna alami dan buatan pada
minuman.

Eksperimen/explore :
Fase 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
1. Guru membimbing
mengidentifikasi adanya siswa dalamalami
zat pewarna melakukan
dan buatanpercobaan untuk
pada minuman
serta memprediksi minuman mana yang mengandung pewarna alami dan
mana yang mengandung pewarna buatan.

Asosiasi dan Komunikasi :


Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
1. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengkomunikasikan
hasil percobaan identifikasi zat pewarna alami dan buatan pada
minuman.

c. Kegiatan Penutup
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
1. Guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap percobaan
identifikasi adanya zat pewarna alami dan buatan pada minuman (jamu
kunyit, ale-ale, dan marimas rasa jeruk).

H. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
- Pengamatan sikap - Lembar pengamatan sikap dan
rubrik
- Tes tertulis - Tes uraian dan pilihan
- Portofolio - Laporan hasil eksperimen

Mengetahui, Subah, Januari 2019


Kepala SMP Darma Catur Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam

EKO INTININGSIH, S.Pd ( Didik Teguh Santosa, S.Pd)


LEMBAR KERJA SISWA

Zat Pewarna Alami dan


Buatan
Pada
Minuman

Kelompok :
Nama anggota/No.Absen:
1.
2.
3.
4.
Zat Pewarna Alami dan
Buatan
A. Tujuan Pada Minuma
nMengidentifikasi adanya zat pewarna alami dan buatan pada ale-ale,
jamu, dan marimas

B. Materi
Zat pewarna makanan adalah bahan tambahan makanan yang dapat
memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Penambahan warna pada
makanan dimaksudkan untuk memperbaiki warna makanan yang berubah
atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna
pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik. Zat
pewarna dibagi menjadi 2, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis.

C. Alat dan Bahan

No. Jenis Jumlah


1. Gelas aqua 20 buah
2. Pipet 20 buah
3. Plat Tetes 4 buah
4. Ale-Ale
5. Jamu Kunyit
6. Marimas Rasa Jeruk
7. Air Kapur

D. Rumusan Masalah
1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
................................................

E. Hipotesis
1. ........................................................................................................................
......................................................................................................................
...............................................
.
2. ........................................................................................................................
......................................................................................................................
................................................

F. Variabel-Variabel Percobaan
Variabel Manipulasi
........................................................................................................................
........................................................................................................................
................................................
Variabel Kontrol
........................................................................................................................
........................................................................................................................
................................................
Variabel Respon
........................................................................................................................
........................................................................................................................
................................................

G. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat yang sudah dibersihkan dan bahan yang diperlukan
2. Teteskan air kapur pada masing-masing plat ± sebanyak 10 tetes
3. Teteskan sampel yang telah disiapkan (ale-ale, jamu, dan larutan marimas)
pada masing-masing plat yang sudah diberi air kapur ± sebanyak 5 tetes.
4. Amati perubahan warna yang terjadi

H. Data Pengamatan
Perubahan yang terjadi pada air kapur Sampel mengand
Sampel Sebelum ditetesi Sesudah ditetesi pewarna
sampel sampel alami/buatan
I. Analisis Data
1. Bagaimana perubahan warna yang terjadi pada air kapur sebelum dan
sesudah ditetesi sampel ale-ale, jamu, dan marimas?
2. Sampel mana yang mengandung pewarna alami?
3. Sampel mana yang mengandung pewarna buatan?

J. Kesimpulan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
...........................................................................................................
Lembar Evaluasi

Pertanyaan!
1. Mengapa dalam percobaan identifikasi zat pewarna alami dan buatan pada
minuman digunakan air kapur?

2. Jelaskan 3 dampak negatif dari penggunaan zat pewarna buatan secara


berlebihan!

3. Berdasar pada prosedur di LKS, coba identifikasi 1 produk minuman lain yang
berpewarna. Catatkan hasilnya dan simpulkan!

Perubahan yang terjadi pada air kapur Sampel mengandu


Sampel Sebelum ditetesi Sesudah ditetesi pewarna
sampel sampel alami/buatan
--------------------- SELAMAT MENGERJAKAN

KUNCI
-----------------------

JAWABAN LEMBAR
KERJA SISWA

Zat Pewarna Alami dan


Buatan
Pada
Minuman

Kelompok :
Nama anggota/No.Absen:
1.
2.
3.
4.
JAWABAN LKS Zat
Pewarna
A. Tujuan Alami dan Buatan Pada Minuma
nMengidentifikasi adanya zat pewarna alami dan buatan pada ale-ale,
jamu, dan marimas

B. Materi
Zat pewarna makanan adalah bahan tambahan makanan yang dapat
memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Penambahan warna pada
makanan dimaksudkan untuk memperbaiki warna makanan yang berubah
atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna
pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik. Zat
pewarna dibagi menjadi 2, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis.

C. Alat dan Bahan

No. Jenis Jumlah


1. Gelas aqua 20 buah
2. Pipet 20 buah
3. Plat Tetes 4 buah
4. Ale-Ale
5. Jamu Kunyit
6. Marimas Rasa Jeruk
7. Air Kapur

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perubahan warna yang terjadi jika air kapur ditetesi minuman
yang mengandung pewarna alami dan buatan?

E. Hipotesis
1. Apabila air kapur ditetesi minuman yang mengandung pewarna alami,
akan berubah warna dari jingga menjadi merah bata
2. Apabila air kapur ditetesi minuman yang mengandung pewarna buatan, tidak akan
berubah warna
.
F. Variabel-Variabel Percobaan
Variabel Manipulasi
1. Sampel yang digunakan
Variabel Kontrol
1. Air kapur
Variabel Respon
1. Tidak adanya perubahan warna pada minuman yang mengandung
pewarna buatan
2. Adanya perubahan warna pada minuman yang mengandung pewarna
alami

G. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat yang sudah dibersihkan dan bahan yang diperlukan
2. Teteskan air kapur pada masing-masing plat ± sebanyak 10 tetes
3. Teteskan sampel yang telah disiapkan (ale-ale, jamu, dan larutan marimas)
pada masing-masing plat yang sudah diberi air kapur ± sebanyak 5 tetes.
4. Amati perubahan warna yang terjadi

H. Data Pengamatan
Perubahan yang terjadi pada air kapur Sampel mengand
Sampel Sebelum ditetesi Sesudah ditetesi pewarna
sampel sampel alami/buatan
Ale-ale Tidak berwarna Tetap kuning Buatan

Jamu Kunyit Tidak Berwarna JinggaàMerah bata Alami

Marimas Tidak Berwarna Tetap kuning Buatan

I. Analisis Data
1. Bagaimana perubahan warna yang terjadi pada air kapur sebelum dan
sesudah ditetesi sampel ale-ale, jamu, dan marimas?
o Sampel ale-ale
Air kapur sebelum ditetesi ale-ale : tidak berwarna
Air kapur setelah ditetesi ale-ale : ale-ale tidak berubah warna, tetap
kuning
o Sampel jamu
Air kapur sebelum ditetesi jamu : tidak berwarna
Air kapur setelah ditetesi jamu : jamu berubah warna, dari jingga
menjadi merah bata
o Sampel marimas
Air kapur sebelum ditetesi marimas : tidak berwarna
Air kapur setelah ditetesi marimas : marimas tidak berubah warna, tetap
kuning

2. Sampel mana yang mengandung pewarna alami?


Sampel yang mengandung pewarna alami adalah jamu, karena ketika jamu
diteteskan pada air kapur, terjadi perubahan warna dari jingga menjadi
merah bata.

3. Sampel mana yang mengandung pewarna buatan?


Sampel yang mengandung pewarna buatan adalah ale-ale, dan marimas,
karena ketika ale-ale dan marimas diteteskan pada air kapur, tidak terjadi
perubahan warna, warnanya tetap kuning

J. Kesimpulan
Jamu
warnamengandung
dari jingga pewarna merah
menjadi alami, karena ketika jamu
bata. Sedangkan diteteskan
ale-ale dan pada airmengandung
marimas kapur, terjadipewarna
perubahan
buatan, karena ketika
warnanya tetap kuning ale-ale dan marimas diteteskan pada air kapur, tidak terjadi perubahan warna,
JAWABAN LEMBAR EVALUASI

Pertanyaan!
1. Mengapa dalam percobaan identifikasi zat pewarna alami dan
buatan pada minuman digunakan air kapur?

Karena air kapur merupakan larutan yang bersifat basa. Dimana jamu
kunyit yang digunakan berbahan dasar dari kunyit. Dan kunyit
merupakan indikator asam basa. Ketika kunyit diteteskan air kapur akan terjadi
perubahan warna dari jingga/orange menjadi merah bata. Sehingga dapat
dikatakan bahwa jamu kunyit yang berbahan dasar dari kunyit mengandung
pewarna alami.
Sedangkan ale-ale dan marimas bukan termasuk indikator asam-basa,
sehingga apabila ale-ale dan marimas diteteskan pada air kapur tidak akan
terjadi perubahan apa-apa. Jadi, dapat dikatan bahwa ale-ale dan marimas
mengandung pewarna buatan.

2. Jelaskan 3 dampak negatif dari penggunaan zat pewarna buatan


secara berlebihan!

- Mengganggu pertumbuhan anak

- Mual

- Mengganggu fungsi organ tubuh

3. Berdasar pada prosedur di LKS, coba identifikasi 1 produk minuman


lain yang berpewarna. Catatkan hasilnya dan simpulkan!

Perubahan yang terjadi pada air kapur Sampel mengandu


Sampel Sebelum ditetesi Sesudah ditetesi pewarna
sampel sampel alami/buatan
Fanta Orange Tidak ber warna Tetap orange Buatan
LEMBAR OBSERVASI GURU

Keterlaksanaan Skor
Kegiatan
Ya Tidak 1 2 3 4
d. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)

Fase 1 : Orientasi siswa kepada


masalah
6. Guru mengucapkan salam

7. Guru mengabsen siswa

8. Guru mengaitkan materi yang akan


dipelajari dengan materi sebelumnya,
“Apakah kalian masih ingat materi yang
kita bahas pada minggu kemarin tentang
bahan kimia pada makanan? Apa saja
macam-macamnya?”

Mengamati dan Menanya:


9. Guru memotivasi siswa dengan cara
menunjukkan gambar produk minuman
berpewarna dan video tentang dampak
pengkonsumsian produk tersebut.
Dengan memberikan pertanyaan, “Apakah
yang dapat kalian amati dari gambar dan
video di atas?”

10. Guru menyampaikan tujuan


pembelajaran yaitu siswa dapat
mengidentifikasi adanya zat pewarna alami
dan buatan pada minuman.

e. Kegiatan Inti (30 menit)


Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk
belajar
2. Guru membantu siswa dengan
memberikan informasi mengenai zat kimia
pada minuman yakni zat pewarna serta
mengkomunikasikan tugas siswa untuk
mengidentifikasi adanya zat pewarna alami
dan buatan pada minuman.

Eksperimen/explore :
Fase 3 : Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
2. Guru membimbing siswa dalam
melakukan percobaan untuk
mengidentifikasi adanya zat pewarna
alami dan buatan pada minuman serta
memprediksi minuman mana yang
mengandung pewarna alami dan mana
yang mengandung pewarna buatan.

Asosiasi dan Komunikasi :


Fase 4 : Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
2. Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengkomunikasikan hasil
percobaan identifikasi zat pewarna alami
dan buatan pada minuman.

f. Kegiatan Penutup

Fase 5 : Menganalisis dan


mengevaluasi proses pemecahan
masalah
2. Guru membantu siswa untuk
melakukan evaluasi terhadap percobaan
identifikasi adanya zat pewarna alami dan
buatan pada minuman (jamu kunyit, ale-
ale, dan marimas rasa jeruk)
Lembar Pengamatan Sikap
Format Pengamatan Sikap Berkarakte
Petunjuk Pengisian
rBerilah tanda (√ ) pada kolom skor yang sesuai dengan pengamatan anda
Aspek Panilaian
Rasa Sikap Skor
No Nama siswa Kerja Sama
Ingin Tahu Objektif
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Cara pemberian skor : skor maksimal : 12
4 : sangat baik , 3 : baik , 2 : cukup baik , 1 : kurang baik
Nilai = x 100

RUBRIK PENILAIAN
SIKAP SISWA

No Aspek yang diamati Kriteria penilaian


1. Rasa ingin tahu 1. Siswa hanya diam saja
2. Siswa kurang aktif dalam menanyakan masalah yang tidak di ketahuinya
3. Siswa aktif dalam menanyakan masalah yang tidak di ketahuinya tetapi kurang jelas.
4. Siswa aktif dalam menanyakan masalah yang tidak di ketahuinya dengan jelas dan tegas
2. Sikap Objektif 1. Siswa menuliskan hasil pengamatan dengan memanipulasi data hasil pengamatan
2. Siswa menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan percobaan yang dilakukan tanpa memanipulasi
data dan hasil pengamatannya tidak sesuai
3. Siswa menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan percobaan yang dilakukan tanpa memanipulasi
data dan hasil pengamatannya kurang sesuai
4. Siswa menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan percobaan yang dilakukan tanpa memanipulasi data
dan hasil pengamatannya sesuai
3. Kerja Sama 1. Tidak ada interaksi antar siswa(bekerja secara individual)
2. Siswa tidak dapat bekerja sama dengan baik, cenderung dikuasai oleh anggota kelompok tertentu
3. Siswa dapat bekerja sama dengan baik antar anggota kelompoknya dan hanya beberapa anggota
yang aktif dalam mengemukakan gagasannya
4. Siswa dapat bekerja sama dengan baik antar anggota kelompoknya serta setiap anggota aktif dalam
mengemukakan gagasannya

Anda mungkin juga menyukai