IPA
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri,dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa menunjukkan
mengamati wujud kebesaran
gambar penggunaan Tuhan
zat pewarna YME
pada setelah minuman.
bermacam diberikan kesempatan
2. Siswa menunjukkan rasa ingin tahu setelah diberikan kesempatan
mengamati gambar penggunaan zat pewarna pada bervariasi minuman.
3. Siswa menunjukkan sikap objektif dalam menuliskan hasil percobaan uji
zat pewarna alami dan buatan.
4. Siswa menunjukkan keterbukaan dan kerja sama dalam proses belajar baik
secara individu maupun kelompok.
5. Siswa dapat mengklasifikasikan macam-macam zat aditif secara mandiri
berdasarkan peta konsep yang telah disampaikan.
6. Siswa dapat mengklasifikasikan macam-macam zat pewarna secara mandiri
berdasarkan peta konsep yang telah disampaikan.
7. Siswa dapat menjelaskan bahaya dari penggunaan zat aditif secara mandiri
berdasarkan gambar-gambar yang telah diberikan
8. Siswa dapat melakukan uji zat pewarna alami dan buatan pada minuman
(jamu kunyit, ale-ale, dan larutan sirup) dengan menggunakan air kapur.
9. Siswa dapat menyajikan laporan sederhana hasil pengamatan uji zat
pewarna alami dan buatan pada minuman (jamu kunyit, ale-ale, dan larutan
sirup)
D. MATERI PEMBELAJARAN
Bahan Kimia Dalam Bahan Makanan
Industri bahan makanan di Indonesia terus berkembang pesat, mulai dari
skala kecil, menengah, maupun besar. Produk yang dihasilkan umumnya
berupa bahan makanan olahan.
Dalam pengolahan bahan makanan, ada dua macam tujuan yang dapat
dicapai. Pertama yaitu menambah ragam makanan, misalnya dari susu dapat
diperoleh beberapa hasil olahan yang berupa keju, susu kental manis, yoghurt,
mentega, dan lain-lain. Kedua, untuk memenuhi keperluan khusus, misalnya
membuat hasil olahan yang warnanya lebih menarik, lebih awet, lebih manis
rasanya, dan sebagainya.
Dalam upaya memenuhi
dalam pengolahan bahankeperluan
makanan khusus seperti
memang yang disebutkan
diperlukan di atas, ternyata
penambahan
zat yang memiliki sifat yang memungkinkan terpenuhinya keperluan khusus
yang diinginkan. Zat yang ditambahkan tersebut dinamakan aditif makanan.
Namun demikian perlu diingat bahwa penggunaan aditif makanan tidak
boleh dilatarbelakangi maksud menipu konsumen ataupun berdampak
menurunkan nilai gizi makanan. Dalam sub bab ini diuraikan lima bahan aditif
makanan, yaitu pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, dan antioksidan
dengan pertimbangan bahwa kelimakelima jenis tersebut penggunaannya
paling luas dalam industry makanan.
1. Bahan Pewarna
Jika kamu berbelanja ke toko kue kamu dapat menjumpai bahwa
hampir semua kue yang dijajakan menggunakan pewarna. Ada yang
berwarna hijau, kuning, merah, coklat, atau warna lain. Apa fungsi
penambahan pewarna pada makanan tersebut? Bahan-bahan apa saja yang
digunakan untuk memberi warna tersebut? Apakah penggunaan pewarna
tersebut tidak berbahaya? Bila ditinjau dari asalnya, pewarna makanan di-
golongkan menjadi dua yaitu: pewarna alami, pewarna sintetik.
Zat pewarna makanan adalah bahan tambahan makanan yang dapat
memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Penambahan warna pada
makanan dimaksudkan untuk memperbaiki warna makanan yang berubah
atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna
pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik.
Pewarna Alami
Pewarna alami adalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh
dari tumbuhan, hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini
telah digunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman daripada
zat warna sintetis, seperti annato sebagai sumber warna kuning alamiah
bagi berbagai jenis makanan begitu juga karoten dan klorofil. Dalam
daftar FDA pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong dalam
”uncertified
kimiawi. color additives” karena tidak memerlukan sertifikat kemurnian
Keterbatasan pewarna alami adalah seringkali memberikan rasa
dan flavor khas yang tidak diinginkan, konsentrasi pigmen rendah,
stabilitas pigmen rendah, keseragaman warna kurang baik dan spektrum
warna tidak seluas pewarna sintetik. Pewarna sintetik mempunyai
keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu mempunyai
kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil dan
biasanya lebih murah.
Pewarna sintetis
Penggunaan pewarna sintetik sudah begitu luas di masyarakat. Hingga sekarang,
diperkirakan hampir 90% pewarna yang beredar dan sering digunakan adalah pewarna
sintetik. Contoh kemasan pewarna sintetik dan produk makanan yang menggunakan
pewarna disajikan pada Gambar. Contoh kemasan pewarna sintetik
B
eberapa kelebihan pewarna sintetik antara lain , warnanya seragam,
tajam, mengembalikan warna asli yang mungkin hilang selama proses
pengolahan, melindungi zat-zat vitamin yang peka terhadap cahaya
selama penyimpanan, dan hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
Seiring dengan meluasnya pemakaian pewarna sintetik, sering
terjadi penyalahgunaan pewarna pada makanan. Sebagai contoh
digunakannya pewarna tekstil untuk makanan sehingga membahayakan
konsumen.
Berdasarkan kelarutannya, pewarna sintetis terbagi atas dua
golongan yaitu (Cahyadi, 2009):
1. Dyes, adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air,
sehingga larutannya menjadi berwarna dan dapat digunakan untuk
mewarnai bahan. Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah
propelin glikol, gliserin, atau alkohol, sedangkan dalam semua jenis
pelarut organik, dyes tidak dapat larut.
2. Lakes, adalah zat pewarna yang dibuat melalui proses pengendapan
dan absorpsi dyes pada radikal (Al atau Ca) yang dilapisi dengan
aluminium hidrat (alumina). Lapisan alumina ini tidak larut dalam air,
sehingga lakes ini tidak larut pada hampir semua pelarut.
Indikator Asam-Basa
Zat kimia tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Masing-
masing zat yang
kimiaada,
memiliki sifat yang
tadiberbeda-beda. Namun demikian diantara tertentu
perbedaan zat-zat kimia dapat dikelompokkan menjadi golongan
berdasarkan kemiripan sifat yang dimilikinya. Misalnya kita mengenal ada zat yang
bersifat asam, netral, dan ada pula yang bersifat basa.
Penggolongan zat menjadi asam, netral, dan basa ini didasarkan pada
+ -
kemampuannya melepaskan ion hidrogen (H ) ataupun hidroksida (OH ) di
+ -
dalam air. Jadi ion H adalah pembawa sifat asam dan ion OH adalah pembawa
+
sifat basa. Secara umum zat dikatakan asam jika konsentrasi ion H dalam air
-
lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi ion OH , dan sebaliknya suatu zat
+
dikatakan basa jika konsentrasi ion H lebih kecil dibandingkan dengan
-
konsentrasi ion OH . Dan zat dikatakan bersifat netral jika konsentrasi ion
+ -
H sama dengan konsentrasi ion OH . Zat-zat yang bersifat asam yang lekat
dalam kehidupan kita sehari-hari antara lain cuka masak, air aki, asam sitrat,
dan vitamin C. Bahan atau zat yang bersifat basa antara lain abu, sabun mandi,
dan deterjen.
Untuk mendeteksi zat-zat yang bersifat asam atau basa tersebut
dibutuhkan suatu zat yang dikenal dengan istilah indikator. Indikator tersebut
dapat diperoleh di toko-toko kimia. Namun tentunya harus diperhitungkan
biayanya. Untuk mengatasi kendala biaya tersebut, sebenarnya Sang Pencipta
telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai
indikator dan dengan mudah diperoleh di sekitar kita.
Indikator alami dapat dibuat dari bagian tanaman yang berwarna baik itu
bagian batang, daun maupun bunga. Tanaman tersebut misalnya kelopak bunga
sepatu, daun kubis ungu, daun bayam merah, daun bangka-bangkaan, kayu
secang, dan kunyit. Sebenarnya hampir semua tumbuhan berwarna dapat
dipakai sebagai indikator asam basa, tetapi terkadang perubahan warnanya
tidak jelas perbedaannya. Oleh karena itu hanya beberapa saja yang sering
dipakai karena menunjukkan perbedaan warna yang jelas saat berada di
lingkungan asam dan saat berada di lingkungan basa.
Tanaman yang sering dan dapat dipakai sebagai indikator alami antara
lain daun kubis ungu yang memberikan warna merah dan hijau, daun bayam
merah yang memberikan warna merah dan kuning, kayu secang yang
memberikan warna kuning dan merah, bangka-bangkaan atau nanas kerang
yang memberikan warna merah muda (pink) dan hijau.
Berikut adalah contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan
sebagai indikator asam dan basa.
Daun kubis ungu (Brassica oleracea L.)
merupakan salah satu jenis sayuran yang tidak banyak
dikonsumsi, karena tidak semua orang menyukai
rasanya yang sedikit berbeda dengan daun kubis biasa.
Orang yang cukup peka menyatakan kubis ungu ini
rasanya agak pahit. Daun kubis ungu bila dilarutkan
dalam
bila air panas
terlalu akan
pekat. mengeluarkan
Zat kimia inilah zatbila
yang kimia yang berwarna
bercampur denganbiru
asamatau biru
akan keunguan
berubah
warna
karena menjadi merah
ada sebagai
perbedaan dan bilayang jelas dalam suasana asam dan basa, maka ia Oleh
bercampur
warna alami. dengan basa berubah menjadi hijau. dapat
digunakan indikator
Daun rhoeo discolor atau nanas kerang
merupakan tanaman herba yang kuat dengan batang
tegak, daun yang menghadap ke bawah berwarna ungu
tua, sedangkan yang menghadap ke atas berwarna
hijau, dengan posisi antar daun saling menelungkup
melingkari batangnya. Ada juga yang mengenal
tanaman ini dengan sebutan nanas-nanasan. Cara memanfaatkannya sebagai
indikator adalah dengan mengiris-iris daun bangka-bangkaan ini dan dikeringkan.
Kemudian irisan daun yang sudah kering ini dilarutkan dalam alkohol, maka akan
diperoleh larutan dengan warna kuning kemerahan. Dalam suasana asam
warnanya berubah menjadi merah muda (pink) dan dalam suasana basa berubah
menjadi hijau. Dengan demikian larutan daun rhoeo discolor atau bangka-
bangkaan juga dapat digunakan sebagai indikator alami.
Kayu secang (Caesalpinia sappan) disebut juga
kayu sapang, kebanyakan digunakan sebagai bahan
pengecat. Saat ini kayu secang banyak diolah sebagai
minuman yang berkhasiat untuk mengobati berbagai
penyakit (Hembing, dkk., 1993 : 120). Seperti halnya
daun bangka-bangkaan, maka bila kayu secang diiris
tipis-tipis dan dikeringkan (pengeringan biasanya dilakukan dalam oven), lalu
dilarutkan dalam alkohol, akan diperoleh larutan berwarna merah orange. Dalam
suasana asam akan berubah warna menjadi kuning, sedangkan dalam suasana basa
berwarna merah. Dengan demikian larutan kayu secang ini juga dapat digunakan
sebagai indikator alami.
Soka. Tumbuhan ini bernama latin Ixora Sp.
Soka sebenarnya merupakan tanaman liar tipe perdu
yang tumbuh di hutan. Tanaman ini termasuk dalam
golongan kopi-kopian dan memiliki bunga berwarna
cerah. Mulai dari merah menyala (scarlet), kuning,
jingga, merah muda, bahkan putih. Bunganya mekar
bergerombol. Setiap ini
mekar, bunga-bunga kuntumnya
memberi berukuran kecil dengan
semburat warna cerah, diempat
antarakelopak. Ketika
hijau daunnya.
Dengan penampilan bunganya yang memancar seperti kembang api dan hidup liar
di hutan-hutan, orang-orang Eropa menjuluki tanaman ini dengan sebutan flame
of the jungle atau api dari hutan. Dengan semakin berkembangnya pengetahuan,
jenis soka hibrida saat ini telah bermunculan dengan menghadirkan warna-warna
bunga yang lebih beragam dan meriah. Saat ini soka telah menjadi tanaman hias
di rumah-rumah karena penampilannya yang menarik. Sebagai indikator asam
basa, yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah ekstrak dari bunganya. Dari
larutan ekstrak yang berwarna coklat bening, akan berubah menjadi merah dalam
suasana asam dan berwarna hijau pekat dalam suasana basa.
Bunga Sepatu atau Kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L.) adalah
tanaman semak suku Malvaceae yang berasal
dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai
tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga
besar, berwarna merah dan tidak berbau.
Bunga dari
berbagaikultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota
selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga
kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.Sebagai indikator asam basa,
yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah ekstrak dari bunganya. Dari larutan
ekstrak yang berwarna ungu, akan berubah menjadi merah dalam suasana
asam dan
berwarna hijau dalam suasana basa.
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn
. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk
salah satu tanaman rempah dan obat asli dari
wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian
mengalami penyebaran ke daerah Malaysia,
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Kunyit
tergolong dalam kelompok jahe-jahean,Zingiberaceae.Kunyit dikenal di berbagai
daerah dengan beberapa nama lokal, seperti turmeric (Inggris)
,(Jawa),
kurkuma (Belanda),
koneng kunyit
(Sunda) (Indonesia
, konyet (Madura). dan
Sebagai dari
indikator Malaysia),
asam basa, kunir
dimanfaatkan dari tanaman kunyit adalah ekstrak rimpangnya. Dari yang
larutan ekstrak yang berwarna kuning pekat (mendekate oranye), akan berubah
menjadi kuning jernih dalam suasana asam dan berwarna merah bata dalam
suasana basa.
1. Bahan pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil, namun berulang.
2. Bahan pewarna sintetis dimakan dalam jangka waktu yang lama.
3. Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda-beda yaitu
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu makanan sehari-hari
dan keadaan fisik.
4. Berbagai
secara lapisan masyarakat yang mungkin menggunakan bahan pewarna sintetis
berlebihan.
5. Penyimpanan bahan pewarna sintetis oleh pedagang bahan kimia yang tidak
memenuhi persyaratan.
Metanil Yellow juga merupakan salah satu zat pewama yang tidak
diizinkan untuk ditambahkan ke dalam bahan makanan. Metanil Yellow
digunakan sebagai pewama untuk produk-produk tekstil (pakaian), cat kayu,
dan cat lukis. Metanil juga biasa dijadikan indikator reaksi netralisasi asam
basa.
E. METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran : Diskusi
Media Pembelajaran : Power Point dan Alat-Alat Praktikum
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Fase 1 : Orientasi siswa kepada masalah
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi
sebelumnya, “Apakah kalian masih ingat materi yang kita bahas pada
minggu kemarin tentang bahan kimia pada makanan? Apa saja macam-
macamnya?”
Mengamati dan Menanya:
4. Guru memotivasi siswa dengan cara menunjukkan gambar produk
minuman berpewarna dan video tentang dampak pengkonsumsian
produk tersebut. Dengan memberikan pertanyaan, “Apakah yang dapat
kalian amati dari gambar dan video di atas?”
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat
mengidentifikasi adanya zat pewarna alami dan buatan pada minuman.
Eksperimen/explore :
Fase 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
1. Guru membimbing
mengidentifikasi adanya siswa dalamalami
zat pewarna melakukan
dan buatanpercobaan untuk
pada minuman
serta memprediksi minuman mana yang mengandung pewarna alami dan
mana yang mengandung pewarna buatan.
c. Kegiatan Penutup
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
1. Guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap percobaan
identifikasi adanya zat pewarna alami dan buatan pada minuman (jamu
kunyit, ale-ale, dan marimas rasa jeruk).
H. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
- Pengamatan sikap - Lembar pengamatan sikap dan
rubrik
- Tes tertulis - Tes uraian dan pilihan
- Portofolio - Laporan hasil eksperimen
Kelompok :
Nama anggota/No.Absen:
1.
2.
3.
4.
Zat Pewarna Alami dan
Buatan
A. Tujuan Pada Minuma
nMengidentifikasi adanya zat pewarna alami dan buatan pada ale-ale,
jamu, dan marimas
B. Materi
Zat pewarna makanan adalah bahan tambahan makanan yang dapat
memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Penambahan warna pada
makanan dimaksudkan untuk memperbaiki warna makanan yang berubah
atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna
pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik. Zat
pewarna dibagi menjadi 2, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis.
D. Rumusan Masalah
1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
................................................
E. Hipotesis
1. ........................................................................................................................
......................................................................................................................
...............................................
.
2. ........................................................................................................................
......................................................................................................................
................................................
F. Variabel-Variabel Percobaan
Variabel Manipulasi
........................................................................................................................
........................................................................................................................
................................................
Variabel Kontrol
........................................................................................................................
........................................................................................................................
................................................
Variabel Respon
........................................................................................................................
........................................................................................................................
................................................
G. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat yang sudah dibersihkan dan bahan yang diperlukan
2. Teteskan air kapur pada masing-masing plat ± sebanyak 10 tetes
3. Teteskan sampel yang telah disiapkan (ale-ale, jamu, dan larutan marimas)
pada masing-masing plat yang sudah diberi air kapur ± sebanyak 5 tetes.
4. Amati perubahan warna yang terjadi
H. Data Pengamatan
Perubahan yang terjadi pada air kapur Sampel mengand
Sampel Sebelum ditetesi Sesudah ditetesi pewarna
sampel sampel alami/buatan
I. Analisis Data
1. Bagaimana perubahan warna yang terjadi pada air kapur sebelum dan
sesudah ditetesi sampel ale-ale, jamu, dan marimas?
2. Sampel mana yang mengandung pewarna alami?
3. Sampel mana yang mengandung pewarna buatan?
J. Kesimpulan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
...........................................................................................................
Lembar Evaluasi
Pertanyaan!
1. Mengapa dalam percobaan identifikasi zat pewarna alami dan buatan pada
minuman digunakan air kapur?
3. Berdasar pada prosedur di LKS, coba identifikasi 1 produk minuman lain yang
berpewarna. Catatkan hasilnya dan simpulkan!
KUNCI
-----------------------
JAWABAN LEMBAR
KERJA SISWA
Kelompok :
Nama anggota/No.Absen:
1.
2.
3.
4.
JAWABAN LKS Zat
Pewarna
A. Tujuan Alami dan Buatan Pada Minuma
nMengidentifikasi adanya zat pewarna alami dan buatan pada ale-ale,
jamu, dan marimas
B. Materi
Zat pewarna makanan adalah bahan tambahan makanan yang dapat
memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Penambahan warna pada
makanan dimaksudkan untuk memperbaiki warna makanan yang berubah
atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna
pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik. Zat
pewarna dibagi menjadi 2, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perubahan warna yang terjadi jika air kapur ditetesi minuman
yang mengandung pewarna alami dan buatan?
E. Hipotesis
1. Apabila air kapur ditetesi minuman yang mengandung pewarna alami,
akan berubah warna dari jingga menjadi merah bata
2. Apabila air kapur ditetesi minuman yang mengandung pewarna buatan, tidak akan
berubah warna
.
F. Variabel-Variabel Percobaan
Variabel Manipulasi
1. Sampel yang digunakan
Variabel Kontrol
1. Air kapur
Variabel Respon
1. Tidak adanya perubahan warna pada minuman yang mengandung
pewarna buatan
2. Adanya perubahan warna pada minuman yang mengandung pewarna
alami
G. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat yang sudah dibersihkan dan bahan yang diperlukan
2. Teteskan air kapur pada masing-masing plat ± sebanyak 10 tetes
3. Teteskan sampel yang telah disiapkan (ale-ale, jamu, dan larutan marimas)
pada masing-masing plat yang sudah diberi air kapur ± sebanyak 5 tetes.
4. Amati perubahan warna yang terjadi
H. Data Pengamatan
Perubahan yang terjadi pada air kapur Sampel mengand
Sampel Sebelum ditetesi Sesudah ditetesi pewarna
sampel sampel alami/buatan
Ale-ale Tidak berwarna Tetap kuning Buatan
I. Analisis Data
1. Bagaimana perubahan warna yang terjadi pada air kapur sebelum dan
sesudah ditetesi sampel ale-ale, jamu, dan marimas?
o Sampel ale-ale
Air kapur sebelum ditetesi ale-ale : tidak berwarna
Air kapur setelah ditetesi ale-ale : ale-ale tidak berubah warna, tetap
kuning
o Sampel jamu
Air kapur sebelum ditetesi jamu : tidak berwarna
Air kapur setelah ditetesi jamu : jamu berubah warna, dari jingga
menjadi merah bata
o Sampel marimas
Air kapur sebelum ditetesi marimas : tidak berwarna
Air kapur setelah ditetesi marimas : marimas tidak berubah warna, tetap
kuning
J. Kesimpulan
Jamu
warnamengandung
dari jingga pewarna merah
menjadi alami, karena ketika jamu
bata. Sedangkan diteteskan
ale-ale dan pada airmengandung
marimas kapur, terjadipewarna
perubahan
buatan, karena ketika
warnanya tetap kuning ale-ale dan marimas diteteskan pada air kapur, tidak terjadi perubahan warna,
JAWABAN LEMBAR EVALUASI
Pertanyaan!
1. Mengapa dalam percobaan identifikasi zat pewarna alami dan
buatan pada minuman digunakan air kapur?
Karena air kapur merupakan larutan yang bersifat basa. Dimana jamu
kunyit yang digunakan berbahan dasar dari kunyit. Dan kunyit
merupakan indikator asam basa. Ketika kunyit diteteskan air kapur akan terjadi
perubahan warna dari jingga/orange menjadi merah bata. Sehingga dapat
dikatakan bahwa jamu kunyit yang berbahan dasar dari kunyit mengandung
pewarna alami.
Sedangkan ale-ale dan marimas bukan termasuk indikator asam-basa,
sehingga apabila ale-ale dan marimas diteteskan pada air kapur tidak akan
terjadi perubahan apa-apa. Jadi, dapat dikatan bahwa ale-ale dan marimas
mengandung pewarna buatan.
- Mual
Keterlaksanaan Skor
Kegiatan
Ya Tidak 1 2 3 4
d. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Eksperimen/explore :
Fase 3 : Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
2. Guru membimbing siswa dalam
melakukan percobaan untuk
mengidentifikasi adanya zat pewarna
alami dan buatan pada minuman serta
memprediksi minuman mana yang
mengandung pewarna alami dan mana
yang mengandung pewarna buatan.
f. Kegiatan Penutup
RUBRIK PENILAIAN
SIKAP SISWA