LABORATORIUM IPA
Di susun oleh:
Didik Teguh Santosa, S.Pd
Oleh:
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan izin-Nya jualah
Penyusun dapat menyelesaikan Program Kerja Kepala Laboratorium IPA yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran maupun praktikum di Laboratorium IPA
SMP Darma Catur Subah. Program kerja laboratorium tahun ini akan lebih diarahkan pada
peningkatan tata kelola dan penambahan alat/bahan di laboratorium guna memberikan pelayanan
kepada peserta didik dan pengguna laboratorium lainnya. Dengan harapan hal ini dapat memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk belajar dalam pembuktian teori melalui percobaan/ demonstrasi
untuk menjadi kenyataan.
Selanjutnya untuk lebih berkembangnya peran laboratorium, tentunya tak lepas dari kerja sama dari
berbagai pihak seperti peran kepala sekolah, wakil sarana/prasana, dan guru-guru mata pelajaran yang
terkait serta seluruh komunitas sekolah.
Demikianlah yang dapat Penyusun paparkan dan oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun
menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut andil dalam penyusunan program
ini terutama kepada :
Bapak dan Ibu staf pengajar di SMP Darma Catur Subah, dan teman-teman sejawat yang telah
memberikan dorongan dan semangat sehingga terlaksananya penyusunan program kerja ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya walaupun telah berupaya semaksimal mungkin, namun di dalam
penyusunan program kerja ini pasti masih banyak kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang Penyusun miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran
sangatlah Penyusun harapkan, demi kesempurnaan penyusunan Program Kerja Kepala Laboratorium
IPA ini. Akhirnya harapan Penyusun, semoga program kerja ini bermanfaat bagi pendidikan sains
khususnya bagi rekan-rekan guru jurusan IPA.
Penyusun
Didik Teguh Santosa, S.Pd.
DAFTAR ISI
halaman
Kesimpulan ………………..............................…………………………….....… 12
Saran ........………………………………………....................................……… 12 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMP Darma Catur Subah adalah sebuah institusi pendidikan yang dalam pencapaian tujuannya sangat
didukung oleh berbagai komponen, salah satunya adalah Laboratorium IPA. Lebih dari itu
Laboratorium IPA adalah komponen yang sangat mendasar dalam terlaksananya suatu proses
pendidikan untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik. Laboratorium adalah tempat
pembelajaran sains IPA dengan cara mencari pengetahuan tentang alam secara sistematis melalui
proses penemuan (inquiry) yang menekankan pemberian pengalaman langsung dalam penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah peserta didik, yang bermuara pada pembelajaran
Work-Based experimen (belajar sambil bekerja). Keberadaan Laboratorium IPA juga perlu didukung
oleh sebuah program yang baik agar dapat mencapai tujuan yang direncanakan dan mengacu kepada
Visi dan Misi SMP Darma Catur Subah. Penyusunan program yang baik dan terencana akan
menciptakan suatu pengembangan dan pemeliharaan Laboratorium IPA ke depan. Hal ini akan
mendukung tingkat keberhasilan program yang ingin dicapai sekaligus memberikan tingkat
ketercapaian Visi dan Misi SMP Darma Catur Subah.
Dasar Pemikiran
Pasal 12 ayat (1) dan Pasal 30 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Tujuan
Sebagai salah satu media untuk pencapaian Visi dan Misi Sekolah.
Sebagai bahan acuan bagi Kepala Laboratorium IPA SMP Darma Catur Subah dalam menjalankan
tugasBAB II
A
Ruang Penyimpanan/
Ruang Persiapan
Gudang Alat
C
A
TV
W
B
Keterangan:
: Lemari Alat
: Rak Alat
: Meja Persiapan
: Wastafel
B. Penataan Alat dan Bahan
Penataan alat dan bahan praktik IPA sangat bergantung kepada fasilitas yang ada di laboratorium dan
kepentingan pemakai laboratorium. Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya ruang
penyimpanan khusus (gudang), ruang persiapan, dan tempat-tempat penyimpanan seperti lemari,
kabinet, dan rak-rak.
Untuk menata alat dan bahan praktik IPA ada beberapa hal yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, yaitu
pekerjaan sebagai berikut:
Membersihkan ruang laboratorium beserta tempat-tempat penyimpanan alat dan bahan yang tersedia,
misalnya lemari, laci, dan rak.
Mendata dan memeriksa alat dan bahan dalam hal macamnya, jumlahnya, sifat fisiknya, harganya, dan
sebagainya.
Mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan kelompok mata pelajaran (Fisika, Biologi, Kimia) atau
sesuai dengan katalog yang dirujuk.
Penataan alat adalah proses pengaturan alat di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata
alat tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam
pemeliharaan. Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu
agar petugas laboratorium dengan mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan
praktikum, juga ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian
penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur, indah dipandang,
mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain,
terpelihara identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan dan kerusakan.
Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum lab. maupun peralatan. Beberapa hal yang
harus menjadi pertimbangan di dalam penataan alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah
:
Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan alat saja.
Keperangkatan
Pada praktisnya untuk melakukan penataan / penyimpanan alat tidak dapat digunakan secara mutlak
menurut fungsinya saja atau menurut kecanggihan dan sifatnya saja. Cara terbaik disarankan
mengkombinasikan di antara aspek-aspek tersebut. Ketidakmutlakan dalam menerapkan aspek di atas
dalam menentukan penataan alat sangat nampak sekali dalam mata pelajaran sains lainnya seperti
kimia dan biologi. Dalam laboratorium IPA penataan alat selama ini seringkali dikelompokkan atas
dasar jenis bahannya seperti alat-alat terbuat dari kaca, kayu, besi dan seterusnya. Dan penataan alat-
alat kimia dan biologi berdasarkan kegunaannya saja. Kembali pada sembilan aspek di atas, suatu alat
ada yang memiliki satu fungsi dan yang multi fungsi. Misalnya buret, hanya dapat digunakan untuk
mengukur volume zat cair saja, sedangkan pH meter dapat digunakan untuk mengukur pH dan juga
mV. Tentu kalau penyimpanan alat mengacu atas dasar fungsi alat, maka akan diperoleh jumlah
kelompok alat yang relatif banyak sesuai konsep-konsep kimia yang harus dipelajari. Oleh karena itu
pengelompokan berdasarkan fungsi alat cukup kita bagi menjadi alat yang berfungsi sebagai alat ukur
dan alat bukan alat ukur. Tentunya penyimpanan alat ukur harus ditempatkan pada wadah/tempat
khusus yang dapat menjaga keamanan komponen alat yang memberi informasi kuantitas dan ketelitian
pengukuran.
Berkaitan dengan alat laboratorium IPA sekolah, neraca 3 lengan, stetoskop, mikroskop, dan buret
dapat dikategorikan sebagai alat yang mahal harganya. Oleh karena itu alat seperti ini harus menjadi
pertimbangan pertama dalam penyimpanan dan penataannya dibandingkan dengan perlatan lainnya.
Nilai atau harga alat laboratorium harus diketahui oleh petugas/ pengelola laboratorium, setidaknya
dapat menilai mana alat yang mahal dan mana alat yang lebih murah. Alat yang mahal harus disimpan
pada tempat yang lebih aman atau pada ruangan / lemari yang terkunci. Sementara alat yang tidak
begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat terbuka. Akan tetapi jika tempat atau lemari
jumlahnya mencukupi, maka semua alat laboratorium dapat tersimpan dengan rapi dan tidak terkena
debu dan kelembaban air sehingga tidak cepat rusak, karena alat laboratorium yang sering terkena
debu dan uap air akan cepat rusak.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan alat adalah kuantitasnya. Alat
canggih tentu akan mahal harganya, sehingga kuantitasnya rendah dan termasuk alat langka. Dari alat
Langka yang diperlukan yang lebih baik, misalnya disimpan dalam lemari atau ruangan yang terkunci.
Demikian alat yang jumlahnya cukup banyak biasanya alat tersebut frekuensi penggunaannya cukup
tinggi dan melibatkan banyak pengguna. Oleh karena itu penyimpanan alat ini harus ditempatkan pada
lemari besar dan berada pada lokasi yang tidak banyak rintangan yang mengganggu sirkulasi
peminjaman atau pengembalian dari pengguna. Cara lain, penyimpanan alat yang jumlahnya banyak
dilakukan dengan mendistribusikan pada lemari-lemari pengguna yang dilengkapi kunci.
Alat yang peka terhadap kelembaban terutama di daerah dingin, sekalipun alat tersebut disimpan dalam
lemari secara tertutup, besar kemungkinan alat tersebut akan ditumbuhi jamur. Lensa objektif dan
okuler pada mikroskop cepat berjamur di daerah lembab. Cara mencegah pengaruh kelembaban ini
adalah dengan memasang listrik pada lemari penyimpanan. Mikroskop harus selalu disimpan di dalam
petinya yang dilengkapi absorber silika gel. Demikian pula neraca Ohouse atau neraca sama lengan
peka sekali terhadap adanya getaran. Keberadaan getaran akan menyulitkan dalam pengukuran, dan
akibatnya hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Oleh karena itu neraca Ohouse harus disimpan pada
meja permanen.
Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan atau mempertimbangkan cara
penyimpanannya. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari
gelas atau porselen. Jadi alat seperti kaki tiga harus dikelompokkan dengan statif atau klem tiga jari
karena ketiganya memiliki bahan dasar yang sama yaitu logam.
Belumlah cukup hanya dengan memperhatikan bahan dasar dari alat, namun penyimpanan alat yang
memiliki bahan dasar yang sama harus ditata kembali. Jika tempat penyimpanan kaki tiga dan klem
tiga jari adalah menggunakan lemari rak, maka tahapan rak untuk kaki tiga harus berbeda dengan tahap
rak klem tiga jari, akan tetapi kedua tahap rak harus berdekatan.
Dengan memperhatikan bahan dasar alat pula, peralatan yang terbuat dari logam umumnya memiliki
bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari gelas atau plastik. Oleh karena itu dalam
penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu juga diperhatikan.
Dari uraian yang telah dikemukakan, yang menjadi kunci dalam melakukan penyimpanan dan
penataan alat laboratorium dengan baik dan lancar, adalah tempat atau ruang khusus (wadah/lemari)
dan karakteristik dari setiap alat laboratorium harus dibuatkan spesifikasinya, yaitu informasi-
informasi yang memberikan gambaran tentang suatu alat, sehingga dari ciri tersebut secara spesifik alat
itu terbedakan dari alat lain. Alat sederhana tentunya memiliki spesifikasi lebih sederhana dari alat
rumit. Spesifikasi alat ini harus dimuat dalam kartu alat, dimana setiap alat harus memiliki satu kartu.
Literatur alat laboratorium dikenal dengan nama katalog. Di dalam katalog itu terhimpun secara
lengkap tentang informasi tentang spesifikasi alat hingga harganya.
Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan laboratorium ini diperlukan format atau buku perangkat
administrasi yang meliputi:
Buku inventaris
Kartu stok
Kartu reparasi
Format label
Buku lainnya yang dapat melengkapi perangkat administrasi di atas antara lain:
D. Pengadministrasian Ruangan
Ruang praktikum
Ruang persiapan
Papan Tulis
Instalasi Listrik
Jam Dinding
Meja Praktikum
LCD Proyektor
Perlengkapan P3K
Sapu
Kemoceng
Keset
Tempat Sampah
Untuk melengkapi atau mengganti alat dan bahan yang rusak, hilang, atau habis dipakai diperlukan
pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat dan bahan dipikirkan hal-hal berikut:
Alat dan bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas)
Prosedur pembelian
Pelaksanaan pembelian
Prosedur pengadaan alat dan bahan biasanya dimulai dengan penyusunan daftar alat dan bahan yang
akan dibeli. Daftar pengusulan diperoleh dari usulan masing-masing guru IPA yang dikoordinasikan
oleh koordinator laboratorium. Daftar alat dan bahan yang akan dibeli dibuat berdasarkan program
semester/program kegiatan laboratorium atau berdasarkan analisis LKS.
Daftar alat dan bahan yang dibeli harus dilengkapi dengan spesifikasi alat dan bahan, kemudian alat
dan bahan disusun berdasarkan prioritas alat dan bahan yang terlebih dahulu yang akan digunakan.
Daftar alat yang akan dibeli dipisahkan dari daftar bahan. Setelah selesai penyusunan daftar alat/bahan,
daftar ini diserahkan oleh penanggung jawab laboratorium kepada kepala sekolah.
Peserta didik tidak dibenarkan masuk ke dalam laboratorium tanpa izin Guru Pembimbing.
Peserta didik masuk laboratorium dengan tertib dan melepas alas kaki.
Peserta didik tidak diperkenankan membawa makanan atau minuman dalam bentuk apapun ke dalam
laboratorium.
Peserta didik menempati tempat yang sudah ditentukan sesuai kelompok kerja.
Jika ada alat-alat yang rusak peserta didik segera melaporkan kepada guru pembimbing.
Jika terjadi kecelakaan dalam praktikum segera melaporkan kepada guru pembimbing.
Setelah melakukan praktikum peserta didik harus mengembalikan alat/bahan ke tempat semula dalam
keadaan bersih.
Kerusakan atau kehilangan alat yang terjadi akibat kelalaian peserta didik, maka peserta didik atau
kelompok kerjanya harus menggantinya.
Peserta didik yang tidak mengindahkan tata tertib dapat diberi sanksi dikeluarkan dari laboratorium
BAB III
ORGANISASI LABORATORIUM IPA
Organisasi Laboratorium IPA adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang, barang, atau unit
tertentu tentang laboratorium IPA untuk mencapai tujuan. Mengorganisasikan laboratorium IPA berarti
menyusun sekelompok orang atau petugas dan sumberdaya yang lain untuk melaksanakan suatu
rencana atau program guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang paling berdaya
guna terhadap laboratorium IPA.
Orang-orang atau petugas yang terlibat langsung dalam organisasi laboratorium IPA adalah sebagai
berikut:
Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA dalam hal kegiatan laboratorium IPA.
Waka Urusan Humas Sarana & Prasarana Tugas Waka Urusan Humas Sarana prasarana:
Melakukan koordinasi dengan Kepala Laboratorium dalam menyediakan sarana dan prasarana
laboratorium.
Menjaga kebersihan ruangan dan peralatan yang digunakan setelah selesai praktikum.
Laboran
Mengatur penyimpanan dan pendataan alat dan bahan yang ada dalam laboratorium.
PENANGGUNG JAWAB:
KEPALA SEKOLAH:
STRUKTUR ORGANISASI
LABORATORIUM IPA
KEPALA LABORATORIUM:
DIDIK TEGUH S, S.Pd
PRAKTIKAN:
PESERTA DIDIK
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan Program Kerja Laboratorium IPA di SMP Darma Catur Subah ini diharapkan menjadi
solusi dalam menyiasati besarnya tanggung jawab yang diemban oleh mata pelajaran IPA di sekolah.
Dengan adanya pelaksanaan program kerja ini sebagai agenda rutin di SMP Darma Catur Subah,
diharapkan nilai-nilai sains yang telah dipelajari oleh peserta didik tidak hanya sekedar menjadi
pengetahuan atau hapalan tetapi hendaknya menjadi suatu bekal di tengah-tengah kehidupan sehari-
hari.
B. Saran
Laboratorium IPA sebagai sarana sumber belajar yang nyata untuk peserta didik belajar perlu
dipelihara kebersihan dan kenyamanannya. Untuk itu laboratorium IPA sebaiknya tidak hanya dikelola
oleh Kepala Laboratorium IPA saja tetapi juga diperlukan seorang Laboran yang siap setiap saat
membantu guru IPA dalam menyelenggarakan praktikum di laboratorium.
Dengan keterbatasan tenaga dan waktu, laboratorium IPA juga sangat memerlukan tenaga kebersihan
yang rutin untuk membersihkan ruang laboratorium, sehingga ruangan selalu dalam keadaan bersih
dan siap pakai.
Demikian kiranya saran yang dapat diberikan kepada pihak sekolah semoga dapat ditindaklanjuti.