Anda di halaman 1dari 15

Al-Sihah : Public Health Science Journal 26-40

Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum


Daerah Barru (Kasus Pelayanan Rawat Jalan Pasien
Pengguna Asuransi Kesehatan)

Surahmawati 1
1
Bagian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

ABSTRAK

Pelayanan di bidang kesehatan masih menjadi problem mendasar yang dikeluhkan se-
bagian besar masyarakat yang mana pelayanan bermutu antara pasien dan pemberi pelayanan
(provider) disadari sering terjadi perbedaan persepsi . Berdasarkan permasalahan tersebut,
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kualitas pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Barru pada pasien rawat jalan pengguna Asuransi
kesehatan
Metode penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif, dan yang menjadi Popu-
lasi dalam penelitian ini adalah jumlah rata-rata pasien Asuransi kesehatan yang berobat rawat
jalan di Rumah Sakit Barru selama tahun 2010 yaitu sebanyak 519 orang. Teknik sampling
yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh Jumlah sampel sebanyak
104 orang. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
angket, observasi, dan wawancara. Pengolahan data menggunakan Microsoft excel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kualitas pelayanan kesehatan rawat jalan
di RSUD Barru ditinjau dari prosedur administrasi dinyatakan cukup baik dengan nilai rata-
rata 2,72, kualitas pelayanan ditinjau dari waktu tunggu dinyatakan kurang baik dengan nilai
rata-rata 2,26, tingkat kualitas pelayanan ditinjau dari sikap petugas kesehatan dinyatakan
cukup baik dengan nilai rata-rata 2,94, dan tingkat kualitas ditinjau dari fasilitas pelayanan
kesehatan dinyatakan cukup baik dengan nilai rata-rata 2,43. Dari empat variabel penelitian
diperoleh nilai rata-rata 2,58 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa kualitas pelayanan rawat
jalan di RSUD Barru termasuk kategori cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis
menyarankan beberapa hal yakni; diharapkan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan
kedisiplinan dan rasa tanggungjawab dalam melaksanakan pekerjaannya, kepada pihak rumah
sakit agar mengupayakan perbaikan fasilitas yang bermasalah seperti WC dan ketersediaan
airnya, petugas kesehatan hendaknya selalu memberi pelayanan yang baik dan bersikap ramah
kepada pasien untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Barru.

Kata kunci : Kualitas, pelayanan, rawat jalan, rumah sakit

Alamat Korespondensi: ISSN-P : 2086-2040


Gedung FKIK Lt.1 UIN Alauddin Makassar ISSN-E : 2548-5334
Email: wati_surahma@yahoo.com Volume 7, Nomor 1, Januari-Juli 2015
27 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

PENDAHULUAN mengeluhkan buruknya pelayanan perawat,


Penyelenggaraan pelayanan 25% menilai sedikitnya kunjungan dokter
kesehatan di rumah sakit memiliki karak- pada pasien rawat inap, 20% menilai
teristik yang sangat kompleks. Berbagai lamanya waktu pelayanan oleh tenaga
jenis tenaga kesehatan dengan perangkat kesehatan baik apoteker maupun petugas
keilmuannya yang saling berinteraksi satu laboratorium, “ selain itu 15% pasien juga
sama lain dipadukan dengan ilmu penge- mengeluhkan rumitnya pengurusan
tahuan dan teknologi kedokteran serta administrasi. (Irawan, 2002)
kesehatan dalam rangka memberikan pela- Pelayanan bermutu antara pasien
yanan yang bermutu, memberikan warna dan pemberi pelayanan (provider) disadari
tersendiri bagi pelayanan yang diberikan. sering terjadi perbedaan persepsi. Pasien
Terlebih lagi perubahan pola pikir dan mengartikan pelayanan yang bermutu dan
kesadaran masyarakat yang semakin pa- efektif jika pelayanannya nya-
ham akan hak dan kewajibannya, menuntut man,menyenangkan, petugasnya ramah
pihak rumah sakit untuk terus meningkat- yang mana secara keseluruhan mem-
kan mutu pelayanan dan tanggung jawab- berikan kesan kepuasan terhadap pasien.
nya dalam memberikan pelayanan Sedangkan provider mengartikan pela-
kesehatan. yanan yang bermutu dan efisien jika pela-
Pelayanan di bidang kesehatan me- yanan sesuai dengan standar pemerintah.
mang masih menjadi problem mendasar Adanya perbedaan persepsi tersebut sering
yang dikeluhkan sebagian besar masyara- menyebabkan keluhan terhadap pelayanan.
kat. Setidaknya kesimpulan ini diperoleh . (Azwar 1996)
melalui survey yg dilakukan oleh Citizen Pelayanan kesehatan yang bermutu
Report Card (CRC) Indonesia Corruption merupakan salah satu tolak ukur kepuasan
Watch ( ICW) pada November 2009 terkait yang berefek kepada keinginan pasien un-
dengan pelayanan kesehatan, yang mana tuk kembali berobat kepada institusi yang
menyatakan bahwa rumah sakit pemerintah memberikan pelayanan yang efektif. Un-
maupun swasta belum memberikan pela- tuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
yanan yang baik. pasien agar memperoleh kepuasan, yang
Sejumlah pasien pengguna pada akhirnya dapat meningkatkan ke-
Asuransi Kesehatan di rumah sakit percayaan pada rumah sakit dapat dil-
mengeluhkan buruknya pelayanan akukan melalui pelayanan prima. Melalui
kesehatan yang diterima, yang mana 40% pelayanan prima, rumah sakit diharapkan
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 28

Kelurahan Batua merupakan salah Populasi dan Sampel


satu kelurahan di kota Makassar yang Populasi pada penelitian ini adalah
pernah terjadi kasus Demam Berdarah seluruh Rumah Tangga di Kelurahan Ba-
Dengue menurut data Puskesmas Batua tua, jumlah populasi di Kelurahan Batua
tahun 2009 jumlah kasus sebanyak 84 ka- adalah 4.808 Rumah Tangga. Pengambilan
sus, Data tahun 2005 sebanyak 50 kasus sampel menggunakan cara Quota Sampling
dengan kematian 2 orang Semua di Ke- Teknik ini dilakukan dengan cara menetap-
lurahan wilayah kerja Puskesmas Batua kan sejumlah anggota sampel secara quo-
merupakan kategori daerah endemis, tahun tum atau jatah. Penentuan jumlah sampel
2004 jumlah kasus sebanyak 98 kasus dilakukan dengan menggunakan rumus
dengan kematian 1 orang, khususnya di slovin dan ditemukan perhitungan dengan
Kelurahan Batua pernah terdapat kasus diketahui jumlah populasi pada kelurahan
DBD pada anak usia 12-14 dengan ke- Batua adalah berjumlah 4.808 Rumah
matian akibat DBD, data diatas menunjuk- Tangga maka didapati besar sampel
kan bahwa adanya kasus DBD berhub- sebanyak 100 Rumah Tangga.
ungan dengan keberadaan nyamuk A edes Variabel Penelitian
aegypti yang merupakan vector DBD. Variabel Independent pada
penelitian ini adalah Suhu udara, Kelemba-
METODE PENELITIAN ban udara, Pengetahuan PSN, Sikap PSN,
Jenis Penelitian Tindakan PSN dan Warna TPA. Sedangkan
Jenis penelitian ini merupakan Variabel Dependent pada penelitian ini
penelitian observasional dengan pendeka- adalah Keberadaan jentik nyamuk A edes
tan Cross Sectional Studi. Berdasarkan aegypti.
desain penelitian merupakan penelitian Teknik Pengumpulan Data
analitik karena bermaksud menghubungkan Peneliti menggunakan beberapa
keadaan objek yang diamati dan sekaligus teknik pengumpulan data yang relevan.
mencoba menganalisis permasalahan yang Metode yang dilakukan mengadakan
ada. pengukuran dan pengamatan langsung
Lokasi dan Waktu Penelitian dengan lembar observasi serta melihat
Penelitian ini dilakukan di Ke- secara visual keberadaan jentik nyamuk
lurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Aedes aegypti pada setiap karakteristik
Makassar pada bulan Februari-Maret Ta- TPA berdasarkan kriteria yang ditetapkan
hun 2015. oleh peneliti. Serta penggunaan Panduan
29 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

kuesioner sebanyak 11 item, dengan 6 item dan paling sedikit pada Perguruan Tinggi
untuk pertanyaan Pengetahuan dan 5 item sebanyak 11 responden (11,0%).
untuk pertanyaan Sikap. Selanjutnya Hasil penelitian menunjukkan bah-
peneliti menambahkan 5 pertanyaan yang wa jenis kelamin responden pada penelitian
merupakan pertanyaan untuk mengukur ini terbanyak adalah jenis kelamin perempu-
tindakan. Sehingga total pertanyaan yang an sebanyak 92 responden (92,0%) dan pal-
terdapat dalam kuesioner tersebut adalah 16 ing sedikit adalah responden laki-laki
pertanyaan. sebanyak 8 responden (8,0%).
Pengolahan Data dan Analisis Data Analisis Hubungan Antar Variabel
Pengolahan data dilakukan dengan Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk sam-
menggunakan SPSS versi 16. data yang te- pel ada jentik dengan suhu udara yang tidak
lah diolah selanjutnya di analisis dengan memenuhi syarat sebanyak 25 (49,0%) dan
menggunakan uji statistik yang digunakan suhu udara yang memenuhi syarat sebanyak
adalah chi- square pada tingkat kemaknaan 28 (57,1%) sedangkan sampel tidak ada jen-
95 % atau nilai α = 0,5. Untuk mengetahui tik dengan suhu udara yang tidak memenuhi
hubungan antar variabel. syarat sebanyak 26 (51,0%) dan suhu udara
yang memenuhi syarat sebanyak 21
HASIL DAN PEMBAHASAN (42,9%).
Karakteristik Responden Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square
Hasil penelitian menunjukkan bah- diperoleh nilai p = 0,431 karena p>ɑ = 0,05
wa kelompok umur terbesar adalah berusia sehingga dapat disimpulkan tidak ada hub-
antara 30-39 tahun sebanyak 56 responden ungan antara suhu udara dengan keberadaan
(56,0%), kemudian usia ≤30 tahun sebanyak Jentik nyamuk A edes aegypti.
37 responden (37,0%), usia 40-49 tahun Tabel 2. menunjukkan bahwa untuk
sebanyak 5 responden (5,0%), dan paling sampel ada jentik dengan kelembaban udara
sedikit pada usia 50-59 tahun sebanyak 1 yang tidak memenuhi syarat sebanyak 21
responden (1,0%) dan ≥60 tahun sebanyak 1 (52,5%) dan kelembaban udara yang me-
responden (1,0%). menuhi syarat sebanyak 32 (53,3%) se-
Hasil penelitian menunjukkan bah- dangkan sampel tidak ada jentik dengan
wa pendidikan terakhir terbesar dari re- Kelembaban udara yang tidak memenuhi
sponden yaitu SMA/Sederajat sebanyak 75 syarat sebanyak 19 (47,5%) dan Kelemba-
responden (75,0%), kemudian SMP/ ban udara yang memenuhi syarat sebanyak
Sederajat sebanyak 14 responden (14,0%) 12 (46,7%).
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 30

akan menghasilkan keunggulan kom- 6. Kualitas perawatan yang diterima oleh


petitif dengan pelayanan bermutu, efisien, pasien yaitu apa saja yang telah dil-
inovatif, dan menghasilkan sesuai dengan akukan oleh pemberi layanan kepada
undang-undang No 8 Tahun 1999 tentang pasien, seberapa pelayanan perawatan
perlindungan konsumen. yang berkaitan dengan proses kesem-
Menurut Griffith, ada beberapa buhan penyakit yang diderita pasien
aspek dalam penentuan kualitas pela- dan kelangsungan perawatan pasien
yanan dan memberikan perasaan puas pa- selama berada di rumah sakit.
da seseorang yaitu: 7. Hasil Treatmen yaitu berkaitan dengan
1. Prosedur administrasi yang berkaitan kesembuhan penyakit baik berupa
dengan pelayanan administrasi pasien operasi, kunjungan dokter atau
dimulai masuk rumah sakit selama perawat.(Griffith,2010)
perawatan berlangsung sampai keluar Berdasarkan hal tersebut di atas,
dari rumah sakit maka tujuan dari penelitian ini adalah Un-
2. Waktu Menunggu tuk mengetahui gambaran mengenai Kuali-
3. Sikap pendekatan staf pada pasien, tas Pelayanan Kesehatan di RSUD Barru
misalnya sikap staf terhadap pasien Pada Pasien Rawat Jalan Pengguna Asur-
ketika pertamakali datang ke rumah ansi kesehatan.
sakit
4. Fasilitas umum seperti kualitas pela- METODE PENELITIAN
yanan berupa makanan dan minuman, Penelitian ini merupakan penelitian
privasi dan kunjungan. Fasilitas ini survey deskriptif, dengan maksud untuk
berupa bagaimana pelayanan terhadap memperoleh gambaran mengenai Kualitas
pemenuhan kebutuhan pasien seperti Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan di
makanan dan minuman yang dise- RSUD Barru yang ditinjau dari prosedur
diakan dan privasi ruang tunggu se- administrasi, waktu tunggu, sikap petugas
bagai sarana bagi orang-orang yang kesehatan, dan fasilitas pelayanan.
berkunjung di rumah sakit. Penelitian ini dilaksanakan di Ru-
5. Fasilitas ruang inap untuk pasien yang mah Sakit Umum Daerah Kabupaten Barru
harus rawat. Fasilitas ruang ini dise- pada bulan Februari sampai dengan bulan
diakan berdasarkan permintaan pasien April 2011
mengenai ruang rawat inap yang Populasi dalam penelitian ini adalah
dikehendakinya. pasien pengguna asuransi kesehatan yang
31 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

berobat rawat jalan di RSUD Barru, yang Berdasarkan hasil pengolahan data
mana populasinya diambil dari jumlah rata- dari penelitian tentang kualitas pelayanan
rata kunjungan setiap bulan selama tahun kesehatan di RSUD Barru yang dil-
2010 sebanyak 519 orang. aksanakan pada tanggal 5 Februari s/d 4
Teknik sampling menggunakan April 2011, maka diperoleh karakteristik
metode Purposive sampling, yakni teknik responden seperti yang terlihat dalam tabel
penentuan sampel untuk tujuan tertentu sa- berikut ini :
ja.(Sugiyono,2002). Besarnya sampel Penilaian Terhadap Prosedur Administrasi
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa
adalah 104 orang, sampel dihitung
dari 104 responden yang terbanyak adalah
berdasarkan ukuran minimal sampel/
jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 63
sampel ideal untuk penelitian deskriptif
orang (60,58 % ) dan dari karakteristik
menurut Gay yakni minimal 20 % dari
umur didapatkan responden yang terbanyak
populasi.(Eko Budiarto,2003)
adalah pasien yang berumur 36-40 tahun
Teknik pengumpulan data pada
yaitu sebanyak 35 orang (33,65 %). Untuk
penelitian ini menggunakan teknik angket,
tingkat pendidikan responden yang
observasi, dan wawancara. Adapun instru-
terbanyak adalah yang memiliki tingkat
men yang digunakan dalam penelitian ini
pendidikan terakhir S1 yaitu sebanyak 32
adalah kuesioner dan panduan wawancara,
orang (30,77 %) dan dari jenis pekerjaannya
yang mana kuesioner terdiri dari 16 butir
kebanyakan responden bekerja sebagai PNS
pertanyaan yang berkaitan dengan variabel
yaitu sebanyak 45 orang (43,27 %) .
yang diteliti yang kemudian akan diberikan
Dari seluruh variabel yang diteliti
kepada responden untuk di isi.
dalam penelitian ini yang mana terdiri dari :
Data diolah dengan menggunakan
Prosedur administrasi, Waktu tunggu, Sikap
komputer program Microsoft Excel,
petugas, dan fasilitas pelayanan, maka di-
kemudian disajikan dalam bentuk master
peroleh jawaban rata-rata dari responden
tabel penelitian, kemudian dari master tabel
sebagai berikut:
disusunlah tabel distribusi frekuensi yang
Dari tabel 2 di atas terlihat bahwa
disertai dengan narasi. Setelah menghitung
penilaian responden tentang prosedur
presentase pada tiap distribusi frekuensi,
administrasi yang tertinggi ada pada proses
kemudian dilakukan pembobotan berdasar-
legalisasi resep yakni 2,98 , dan terendah
kan hasil jawaban responden.
ada pada penilaian prosedur pembuatan
surat jaminan pelayanan dan legalisasi
HASIL PENELITIAN
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 32

lembar tindakan yakni dengan bobot 2,33. tunggu di polik yang mana dilihat dari
Untuk jawaban secara keseluruhan berapa lama waktu yang digunakan untuk
diperoleh rata-rata 2,72 yang berarti menunggu dan penilaian pasien terhadap
prosedur administrasi masuk kategori waktu tunggu tersebut, seluruh responden
cukup baik. umumnya menilai kurang baik, dan secara

Tabel 1. Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Jumlah (n) %


Laki-laki 41 39,42
Perempuan 63 60,58
Jumlah 104 100

Umur Jumlah (n) %


≤ 20 3 2,88
21-25 5 4,81
26-30 15 14,42
31-35 20 19,23
36-40 35 33,65
>40 26 25,00
Jumlah 104 100
Tingkat Pendidikan Jumlah (n) %
SD 5 4,81
SMP 17 16,35
SMU 22 21,15
D3 28 26,92
S1 32 30,77
Jumlah 104 100
Jenis Pekerjaan Jumlah (n) %
PNS 45 43,27
Veteran 8 7,69
Pensiunan 20 19,23
Wiraswasta 25 24,04
Tidak bekerja 6 5,77
Jumlah 104 100
Sumber; Data Primer 2011

keseluruhan diperoleh nilai jawaban rata-


Penilaian Terhadap Waktu Tunggu rata 2,26 yang berarti masuk dalam
Dari tabel 3 di atas terlihat bahwa kategori kurang baik.
rata-rata penilaian responden tentang waktu Penilaian Sikap Petugas
33 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

Dari tabel 4 di atas terlihat bahwa Dari tabel 6 diatas terlihat bahwa bo-
penilaian responden tentang sikap petugas bot tertinggi yaitu 2,94 berada pada
pada umumnya semua menilai cukup baik, penilaian Sikap Petugas Kesehatan, semen-
namun yang tertinggi ada pada sikap dokter tara bobot terendah yaitu 2,26 pada
yakni dengan nilai/bobot 3,15 dan yang ter- penilaian Waktu Tunggu.
endah ada pada sikap petugas Apotek yakni
2,78. Setelah semua jawaban dirata-ratakan PEMBAHASAN
maka diperoleh kesimpulan penilaian re- Prosedur Administrasi
sponden terhadap sikap petugas adalah 2,94, Kemudahan dalam prosedur admin-
yang berarti masuk dalam kategori cukup istrasi merupakan salah satu aspek yang

Tabel 2. Penilaian Responden Terhadap Prosedur Administrasi di RSUD Barru

No Prosedur administrasi Bobot Kriteria


Prosedur administrasi di loket
1 2,87 Cukup baik
kartu

Prosedur pembuatan surat


2 jaminan pelayanan & legalisasi 2,33 Kurang baik
lembar tindakan
3 Proses legalisasi resep 2,98 Cukup baik
rata-rata 2,72 Cukup baik
Sumber: Data Primer 2011

baik. berkaitan dengan pelayanan administrasi


Penilaian Tentang Fasilitas Pelayanan pasien mulai masuk rumah sakit selama
Dari tabel 5 di atas terlihat bahwa pengobatan berlangsung sampai keluar dari
penilaian responden tentang fasilitas rumah sakit.(Griffith,2010)
pelayanan yang tertinggi ada pada kondisi Melalui hasil pengamatan, untuk
ruang tunggu yakni 2,95, dan yang terendah prosedur administrasi di loket kartu pasien
ada pada kondisi fisik bangunan rumah cukup menunjukkan kartu berobat, kartu
sakit dengan nilai/ bobot 1,73 . Untuk Asuransi Kesehatan (jika si pasien peserta
keseluruhan penilaian tentang fasilitas Asuransi Kesehatan) dan surat rujukan dari
pelayanan,diperoleh bobot rata-rata 2,43 , puskesmas/dokter keluarga tempat si pasien
hal ini berarti fasilitas pelayanan di RSUD terdaftar, dengan begitu pasien sudah dapat
Barru tergolong cukup baik. dilayani. Begitupun di loket Askes, jika ke-
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 34

tiga syarat tadi sudah terpenuhi maka Askes, jadi semakin banyak jenis tindakan
pasien sudah dapat diberikan Surat Jaminan yang diberikan kepada pasien pengguna
Pelayanan ( SJP) untuk berobat. Askes, semakin banyak pula frekuensi
Sesuai dengan observasi yang dil- mereka harus bolak balik ke loket untuk
akukan, rata-rata pasien menggunakan melegalisasi lembar tindakannya kepada
waktu kurang lebih 5- 10 menit untuk pros- petugas Askes, meskipun waktu tunggu
es pendaftaran di loket kartu, dan dari wak- legalisasi hanya sekitar 5 menit.

Tabel 3 Penilaian Responden Terhadap Waktu Tunggu Di RSUD Barru

No Waktu Tunggu Bobot Kriteria


Waktu yang digunakan untuk
1 2,16 Kurang baik
menunggu
2 Penilaian terhadap waktu tunggu 2,36 Kurang baik

rata-rata 2,26 Kurang baik


Sumber; Data Primer 2011

tu yang digunakan ini kebanyakan respond- Setelah pasien menjalani semua


en menilai pendaftaran di loket kartu cukup pemeriksaan di polik,biasanya akan diberi-
cepat. kan resep obat oleh dokter, sebelum resep
Sementara untuk prosedur admin- obat ditebus di Apotek, maka resep obat
istrasi di loket Askes seperti Pembuatan wajib dilegalisasi oleh petugas askes, rata-
Surat Jaminan Pelayanan (SJP) dan legal- rata waktu yang digunakan responden un-
isasi lembar tindakan, rata-rata pasien han- tuk menunggu proses legalisasi resep hanya
ya menunggu selama 5 menit tiap penguru- sekitar 5 menit dan kebanyakan responden
san. Meskipun prosedur pembuatan SJP menilai tahap ini berada pada kategori
dan legalisasi lembar tindakan cukup cepat cukup baik yakni 2,98. Dari beberapa re-
dibanding pelayanan di loket kartu namun sponden yang diwawancarai, mereka tidak
penilaian responden pada prosedur pembu- mempermasalahkan mengenai proses legal-
atan SJP dan legalisasi lembar tindakan isai resep namun yang banyak dikeluhkan
tergolong rendah yaitu 2,33, hal ini berarti adalah tidak tersedianya obat yang direse-
penilaian berada pada kategori kurang baik. pkan dokter di apotek, sehingga ke-
Ini disebabkan karena pasien harus bolak banyakan dari responden harus beli diluar
balik melegalisasi lembar tindakan di loket dengan membawa copy resep dari Apotek,
35 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

dan biayanya akan digantikan oleh pihak juga adanya beberapa perubahan dalam sis-
Askes setelah klaim Rumah Sakit terbayar. tem pelayanan. Salah satu contohnya dalam
Dari semua jawaban-jawaban re- hal tahap prosedur administrasi, yang mana
sponden tentang prosedur administrasi, pada waktu penelitian ini dilakukan, sistem
setelah dirata-ratakan secara keseluruhan Askes masih berlaku, setiap pasien rawat
maka diperoleh hasil bahwa prosedur ad- jalan yang membutuhkan pemeriksaan

Tabel 4 Penilaian Responden Terhadap Sikap Petugas Di RSUD Barru

No Sikap petugas Bobot Kriteria


1 Sikap Petugas Loket kartu 2,83 Cukup baik
2 Sikap Petugas Askes Center 3,04 Cukup baik
3 Sikap dokter 3,15 Cukup baik
4 Sikap perawat 2,98 Cukup baik
5 Sikap Petugas Apotek 2,78 Cukup baik

Cara petugas administrasi dalam


6 memberikan informasi ( loket 2,98 Cukup baik
kartu & askes)

Cara dokter dalam memberikan


7 2,89 Cukup baik
informasi

Cara petugas Apotek mem-


8 2,87 Cukup baik
berikan informasi
rata-rata 2,94 Cukup baik

Sumber; Data Primer 2011

ministrasi pada pasien rawat jalan RSUD penunjang atau ingin menebus resep di
Barru khususnya pada pengguna Asuransi apotek harus terlebih dahulu melegalisasi
Kesehatan adalah 2,72 , hal ini berarti lembar tindakan ataupun lembar resep obat
prosedur administrasi di RSUD Barru tergo- di loket Askes, namun sejak sistem BPJS
long cukup baik. berlaku, tidak ada lagi proses legalisasi
Dengan berlakunya sistem BPJS yang lembar tindakan dan legalisasi resep.
dimulai pada 1 januari tahun 2014 kemarin Dengan begitu, pasien pengguna Asuransi
secara otomatis Askes berubah nama men- Kesehatan yang sekarang ini dikenal
jadi BPJS kesehatan, hal ini menyebabkan sebagai peserta BPJS tidak lagi harus bolak
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 36

balik ke loket untuk proses legalisasi dan bedah,waktu tunggu pada ketiga polik
sebagaimana aturan Askes yang dulu, ini lebih lama dibanding polik gigi, THT
sehingga hal ini dapat juga meminimalkan dan poli kulit. lamanya waktu menunggu
keluhan pasien yang selama ini pada ketiga polik ini ( interna, obgin dan
beranggapan bahwa prosedur administrasi bedah) disebabkan oleh adanya keterlam-
Asuransi Kesehatan berbelit-belit. batan memulai pelayanan, Misalnya di
Waktu Tunggu polik interna, polik ini adalah polik yang
Berdasarkan pengamatan dan pen- paling banyak pasiennya dibanding polik
gukuran waktu melalui alat stopwatch, lain, sementara waktu tunggu di polik ini
waktu tunggu bervariasi tiap polik, di polik tergolong lama,biasanya dokter baru
kulit, polik gigi dan THT rata-rata waktu melakukan pemeriksaan sekitar jam 10.00
tunggunya 10-15 menit, dari waktu ini, ke- pagi. Lamanya waktu menunggu pada keti-

Tabel 5 Penilaian Responden Terhadap Fasilitas Pelayanan di RSUD Barru

No Fasilitas Pelayanan Bobot Kriteria


Kondisi fisik bangunan rumah
1 1,73 Kurang baik
sakit
2 Kondisi Ruang tunggu 2,95 Cukup baik
3 Kondisi Kamar periksa 2,63 Cukup baik

rata-rata 2,43 Cukup baik

Sumber; Data Primer 2011

banyakan responden menganggap wak- ga polik ini ternyata disebabkan karena


tunya cukup cepat. sementara di polik in- dokter mendahulukan tugas visite di bagian
terna, obgin dan bedah 15-60 menit, dan perawatan, baru kemudian tugas di polik,
dari waktu tunggu ini kebanyakan re- hal ini menyebabkan pasien rawat jalan
ponden menilai waktu tunggu tersebut la- terpaksa menunggu lama.
ma. Dari hasil penelitian diperoleh
Menurut pengamatan, waktu tunggu penilaian responden tentang waktu tunggu
tiap polik memang bervariasi, untuk polik memperoleh bobot 2,26 , hal ini berarti
gigi, THT dan polik kulit pada umumnya waktu tunggu di Rumah Sakit Umum Barru
pasien tidak terlalu lama menunggu , na- tergolong kurang baik.
mun berbeda dengan polik interna, obgin Lamanya waktu menunggu meru-
37 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

pakan gambaran interaksi antara kepent- jelas. Responden menilai dokter mem-
ingan pasien di suatu pihak dan kewajiban berikan nasehat-nasehat serta informasi
petugas kesehatan sebagai pelaksana teknis mengenai penyakit pasien dengan jelas, be-
pelayanan medik di pihak lain. Memang gitupun dengan petugas di apotek, ke-
harus diakui bahwa hal tersebut tidak lepas banyakan responden menilai petugas
dari subyektifitas manusiawi pasien itu Apotek menjelaskan petunjuk penggunaan
sendiri terlebih lagi pasien dalam kondisi obat dengan jelas.
sakit, waktu tunggu yang wajar adalah 15- Sikap ramah mempunyai peranan
30 menit. (Griffith,2010) penting dalam melayani pelanggan atau
Sikap Petugas Kesehatan pasien. Sikap ini untuk menciptakan sua-
Dari hasil penelitian tentang sikap sana santai pada diri pelanggan atau pasien.
petugas diperoleh nilai rata-rata 2,94 yang Dalam suasana santai, pelanggan akan lebih

Tabel 6 Gambaran Tentang Kualitas Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Di RSUD Barru

No Variabel Yang diteliti Bobot Kritaria


1 Prosedur Administrasi 2,72 Cukup baik
2 Waktu Tunggu 2,26 Kurang baik
3 Sikap petugas kesehatan 2,94 Cukup Baik
4 Fasilitas Pelayanan 2,43 Cukup baik
Jumlah 2,58 Cukup Baik

Sumber; Data Primer 2011

berarti sikap petugas RSUD Barru cukup mudah untuk menyampaikan keinginannnya
baik. atau keluhannya sehingga petugas lebih mu-
Menurut hasil pengamatan dan jawa- dah memahami dan dapat menghindari
ban dari setiap responden, mereka menilai kemungkinan salah paham. Sikap ramah
bahwa setiap petugas kesehatan mulai dari dapat dikembangkan dengan cara : mencip-
loket kartu sampai pada petugas di Apotek takan suasana hati yang riang, melupakan
pada umumnya sudah melayani dengan hal-hal yang menjengkelkan, wajah
cukup ramah,begitupun dengan cara pem- tersenyum, nada suara yang hangat, tidak
berian informasi oleh petugas administrasi, membeda-bedakan konsumen karena setiap
dokter, perawat sampai pada petugas konsumen adalah pribadi yang penting.
Apotek, umumnya responden menilai cukup (Djausi,2003)
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 38

Setiap petugas kesehatan, perawat WC yang buntu dan air yang kurang lancar,
maupun dokter hendaknya dapat mem- hal ini sangat mempengaruhi pela-
berikan perhatian serta menjawab dan yanan.Menurut sumber yang telah diwa-
memberikan keterangan yang sejelas- wancarai dari pihak RSUD Barru, hal ini
jelasnya tentang segala hal yang tidak disebabkan karena konstruksi bangunan
diketahui oleh pasien yang kurang bagus serta instalasi air yang
Hal ini sesuai juga dengan pendapat tidak tepat serta tidak dilakukannya uji ke-
Djoko wijono yang menyatakan bahwa layakan oleh pihak Pemerintah Daerah saat
hubungan antara dokter dan pasien yang memilih lokasi pembangunan RSUD Bar-
berjalan dengan baik akan menanamkan ru.dari variabel ini kebanyakan responden
kepercayaan dan kredibilitas di pihak memberi penilaian rendah pada bangunan
pasien yang pada akhirnya akan men- fisik RSUD Barru yakni hanya berada pada
imbulkan kepuasan setelah berinteraksi. bobot 1,73. Sedangkan untuk kondisi ruang
(Wijono,1999) tunggu dan ruang periksa menurut
Fasilitas Pelayanan penilaian responden sudah cukup baik.
Dari hasil penelitian diperoleh gam- Secara umum kondisi ruang tunggu di
baran rata-rata penilaian responden tentang RSUD Barru sudah cukup luas dan terbuka,
fasilitas pelayanan yang mana dalam kursi tunggunya juga cukup memadai,
penelitian ini terdiri dari tiga hal penilaian selain itu di ruang tunggu juga sudah dise-
yaitu; kondisi fisik bangunan rumah sakit, diakan TV agar pasien betah menunggu.
kondisi ruang tunggu, dan kondisi kamar Sementara untuk kondisi kamar periksa
periksa yang dilihat dari kondisinya serta kebanyakan responden menilai sudah
penataan perabotnya, maka diperoleh nilai cukup baik, ruangannya bersih, perabo-
jawaban rata-rata 2,43 , hal ini berarti fasil- tannya tersusun rapih, ventilasinya juga
itas pelayanan di Rumah Sakit Umum Bar- bagus, sehingga pasien merasa nyaman dan
ru tergolong cukup baik. tidak merasa kepanasan di dalam ruang
Menurut hasil penelitian, bangunan periksa.
fisik RSUD Barru pada umumnya cukup Dari keseluruhan variabel yang
baik, karena baru menempati gedung yang diteliti dalam mengukur kualitas pelayanan
baru pada tahun 2008 lalu, namun mes- rawat jalan di RSUD Barru yang mana
kipun terbilang baru, masih ada di beberapa terdiri dari; prosedur administrasi, waktu
bagian dalam rumah sakit yang sangat per- tunggu, sikap petugas dan fasilitas pela-
lu dibenahi kembali diantaranya beberapa yanan, Diperoleh bobot tertinggi yaitu 2,94
39 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

pada penilaian Sikap Petugas Kesehatan, kesehatan rawat jalan di RSUD Barru ditin-
sementara bobot terendah yaitu 2,26 pada jau dari Fasilitas Pelayanan yang mana da-
penilaian Waktu Tunggu. Dari keempat var- lam penelitian ini yang dinilai adalah kondi-
iabel tersebut kemudian dirata-ratakan kem- si fasilitas dan penataannya umumnya be-
bali dan didapatkan bobot 2,58. Hal ini be- rada pada kategori cukup baik.
rarti Kualitas pelayanan rawat jalan di Kami menyarankan untuk prosedur
RSUD tergolong dalam kategori Cukup administrasi pasien pengguna asuransi
baik. kesehatan, ada baiknya alurnya dibuat lebih
ringkas tanpa harus melanggar aturan ad-
KESIMPULAN ministrasi yang ada, misalnya dengan pela-
Berdasarkan hasil penelitian dan yanan administrasi satu pintu/loket, sehing-
pembahasan yang telah diuraikan, maka ga pasien tidak merasa dipimpong selama
dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat proses pengobatan yang akan menimbulkan
kualitas pelayanan kesehatan rawat jalan di kesan prosedur berbelit-belit. Pasien dalam
RSUD Barru ditinjau dari Prosedur Admin- kondisi sakit sebaiknya tidak dibuat lebih
istrasi mulai dari prosedur administrasi di susah. Selain itu kepada petugas kesehatan
loket kartu, prosedur administrasi di loket terutama dokter yang melayani pasien di
askes ( pembuatan surat jaminan pelayanan/ polik diharapkan meningkatkan kedisipli-
legalisasi lembar tindakan dan legalisasi nannya dan rasa tanggungjawabnya dalam
resep askes) dinyatakan berada pada kate- melaksanakan tugas. Kepada setiap petugas
gori cukup baik. Tingkat kualitas pelayanan kesehatan hendaknya tetap memberikan pe-
kesehatan rawat jalan di RSUD Barru ditin- layanan yang baik, bersikap ramah dalam
jau dari Waktu Tunggu berada pada kate- melayani pasien dan tidak membeda-
gori kurang baik. Untuk tingkat kualitas pe- bedakan pasien antara pasien umum dan
layanan kesehatan rawat jalan di RSUD pasien pengguna asuransi kesehatan, apalagi
Barru ditinjau dari sikap petugas kesehatan dengan berlakunya JKN (Jaminan
yang mana dalam penelitian ini dinilai dari Kesehatan Nasional) sekarang ini, maka
keramahan dan kejelasan pemberian infor- setiap penduduk sudah seharusnya dilayani
masi oleh petugas, mulai dari petugas di sebaik mungkin.
loket kartu, petugas loket askes, dokter,
perawat dan petugas apotek yang melayani DAFTAR PUSTAKA
Jpnn, “ICW Sorot Buruknya Pelayanan Rumah
berada pada kategori cukup baik. Se-
Sakit” ( www.google.com, diakses 21
dangkan tingkat kualitas pelayanan
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 40

Desember 2009 12:37 ) Pustaka Sinar Harapan.


Griffith , Aspek-Aspek Kepuasan Pasien, (http:
Irawan, Ade (2002) Analisis Peningkatan Pela-
klinis.Wordpress.com/ kepuasan pasien
yanan Kesehatan Rumah Sakit Wahi-
terhadap pelayanan, diakses 01 desem-
din Sudirohusodo, tesis, Program Pas-
ber 2010)
casarjana Unhas,
Dr. Eko Budiarto SKM , Biostatistik, Edisi ke
Azwar, Asrul ( 1996), Menjaga Mutu Pelayanan
empat, Jakarta, EGC, 2003
Kesehatan, Edisi ketiga, Jakarta
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi. Edi-

Anda mungkin juga menyukai