Anda di halaman 1dari 4

Identitas Buku

Judul : Perang Terlama Belanda

(Kisah Perang Aceh 1873-1913)

Penulis : Nino Oktorina

Penerbit : PT. Elex Media Komputindo

Halaman : 111

Pratinjau

Buku ini dapat dikatakan buku yang luar biasa hasil karya Nino Oktorino, seorang

penulis buku ternama dan terkenal dengan buku-buku yang bertemakan sejarah baik

dalam negeri maupun luar negeri. Misalnya HANCURNYA KNIL MINAHASA (KISAH

TERLUPAKAN PALAGAN MANADO 1942), RUNTUHNYA HINDIA BELANDA,

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA dan banyak lagi karyanya yang menceritakan

sejarah di dalam negeri. Sedangkan buku karyanya yang menceritakan sejarah luar

negeri contohnya SINGA BOSNIA (SEJARAH DIVISI SS HANDSCHAR) DAN ENAM

HARI YANG MENGGUNCANG DUNIA (KISAH PERANG ARAB ISRAEL 1967) dan

lain-lain, dalam kesempatan ini saya akan mencoba meresensi salah satu karya Nino

Oktorino yaitu bukunya yang berjudul PERANG TERLAMA BELANDA (KISAH

PERANG ACEH 1873-1913). Buku ini merupakan salah satu dari sekian banyak seri

buku Nusantara Membara. Dengan judul yang sangat mengena, di cover buku ini sudah

dapat menunjukan keistimewaannya. Disamping kiri atas ada sedikit kutipan yang

menyatakan bahwa Kesultanan Aceh merupakan satu satunya kerajaan lokal yang

tidak dapat ditaklukan oleh Belanda. Dengan tampilan gambar pejuang Aceh jaman

dulu yang terlihat garang dalam warna hitam putih.


Begitupun di halaman-halaman berikutnya dalam buku ini banyak disajikan foto-foto

baik pejuang Aceh dan juga para tentara Belanda. Setelah cover, buku diawali dengan

ucapan terima kasih dan pendahuluan dari sang penulis yang dilanjutkan dengan 7

BAB pokok/inti dari isi buku ini,

Hal yang luar biasa bisa kita lihat dari penyampaian alur cerita dan juga gaya bahasa

yang ditulis dengan sangat baik. Gaya bahasa ini mampu dikemas sangat baik dari

awal hingga akhir cerita. Jika ditinjau dari unsur intrinsiknya bisa dibilang buku ini tanpa

celah. Di setiap peristiwa dalam buku ini Nino Oktorino dapat menggambarkan

karakteristik dan juga deskripsi yang sangat kuat pada setiap tokoh baik pejuang Aceh

maupun Tentara Belanda dan peristiwa yang ada di Aceh pada saat itu. Bahasa yang

digunakan dalam buku ini pun sangat menarik, dan sangat menggugah semangat

nasionalisme untuk terus melanjutkan membacanya.

Tidak hanya bicara tentang Aceh, Nino Oktorino juga menceritakan sejarah

kolonialisme di dunia pada jaman itu seperti Inggri, Perancis dan tentunya Belanda.

Nino Oktorino mampu merunut dan mengatur urutan sejarah penjajahan Belanda di

Nusantara lebih khusus dalam hal ini penjajahan Belanda di Tanah Rencong Aceh.

Begitu banyak bukti sejarah dan cerita-cerita heroik yang disajikan dalam buku ini yang

membuat kita bangga akan rakyat Aceh pada saat itu. Betapa gigihnya para pejuang

Aceh seakan kita dapat melihat sendiri kedahsyatan perang di Aceh dan juga betapa

memillukannnya penderitaan rakyat Aceh yang dilanda peperangan akibat penjajahan

Belanda. Semakin kental terasa karena hampir di tiap halamannya terlampirkan foto-

foto dan lukisan jaman dulu.


Buku ini dikemas secara sederhana, namun menggunakan bahan kertas yang tidak

kontras dengan tulisan yang ada didalamnya sehingga tidak menyilaukan mata karena

warna kertas krem. Ukurannya cukup besar mungkin agar foto-foto yang banyak

dilampirkan didalamnya dapat termuat dengan baik. Walau dengan ukuran yang cukup

lebar, namun di tiap halamannya dibagi dalam 2 kolom penulisan, sehingga

memudahkan membacanya

Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan

Kelabihan dari buku ini bisa dilihat dari dari segi kekayaan bahasa dan kekuatan alur

yang mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang

terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan Nino Oktorino

menuangkan daya fikir dengan bahasa-bahasa intelektual yang sangat berkelas. Nino

Oktorino juga menjelaskan tiap detail yang ada. Selain itu, kelebihan daripada bukiu ini

yaitu kepandaian Nino Oktorino dalam mengeksplorasi sumber-sumber sejarah yang

berkaitan dengan perang di Aceh

Kelemahan

Pada dasarnya buku ini hampir tidak punya kelemahan. Hal ini disebabkan karena

penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur dan eksplorasi

sumber sejarah perjuangan kemerdekaan khususnya di Aceh. Baik jika ditinjau dari segi

kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca semakin bertambah rasa

patriotismenya.
Nilai Buku

Nilai Moral

Nilai moral yang terdapat pada buku ini terasa sangat kental. Sifat-sifat yang

ditunjukkan tiap tokoh menunjukkan sifat kepahlawanan yang tinggi dalam diri setiap

pejuang Aceh

Nilai Adat istiadat

Nilai adat di sini juga terasa sangat kental terasa. Adat kebiasaan orang Aceh yang

sangat memegang teguh tradisi leluhurnya

Nilai Agama

Nilai agama pada buku ini juga secara jelas tergambarkan. Tentunya kita tahu

bagaimana rakyat Aceh menjalankan syariat agama Islam. Dan atas dasar agama ini

pulalah yang menjadikan gigihnya perjuangan mereka terhadap penjahahan Belanda

Anda mungkin juga menyukai