Anda di halaman 1dari 5

ALUR GYSSEN

Analisa Kualitatif pada penggunaan Antibiotik


Dra. Magdalena Niken Oktovina,M.Si.Apt.
Farmasi klinik Instalasi Farmasi dan Anggota Sub.Komite Program Pengendalian Resistensi Antibiotik

Abstrak
Masalah infeksi sering ditemui di Rumah Sakit, hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan berbagai antibiotik yang
kurang tepat. Penggunaan antibiotik yang tidak perlu atau berlebihan mendorong berkembangnya resistensi dan
multipel resisten terhadap bakteri tertentu yang akan menyebar melalui infeksi silang. Dalam hal ini, resistensi tidak
dapat dihilangkan, tetapi dapat diperlambat melalui penggunaan antibiotik yang bijak. Penggunaan antibiotik yang
terkendali dapat mencegah munculnya resistensi antimikroba selain itu dapat menghemat penggunaan antibiotik
yang pada akhirnya akan mengurangi beban biaya perawatan pasien, mempersingkat lama perawatan, penghematan
bagi rumah sakit serta meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.
Kata Kunci : Gyssens, antibiotik, kualitatif.

Abstract
Infection problem often encountered in the hospital, it can be caused by the use of various antibiotics that are less
precise. Use of antibiotics unnecessary or redundant encourage the development of resistance and multiple
resistance to certain bacteria that will spread through cross-infection. In this case, the resistance can not be
eliminated, but it can be slowed through the prudent use of antibiotics. Uncontrolled use of antibiotics can prevent
the emergence of antimicrobial resistance on the other hand can save the use of antibiotics, which in turn will reduce
the costs of patient care, shorten the duration of treatment, the savings for the hospital as well as improve the quality
of hospital service.

obat, tetapi juga pada sifat dasar infeksi dan


PENDAHULUAN
mikroorganisme penyebab infeksi. Ada
Terapi antibiotika berbeda dari seluruh tipe hubungan kompleks antara host, patogen dan
farmakoterapi yang lain. Hal ini didasarkan senyawa anti infeksi. Penggunaan antimikroba
padakarakteristik tidak hanya pada pasien dan yang rasional didasarkan pada banyak aspek dari
______________________________________ penyakit infeksi. Faktor yang berhubungan

Korespondensi: Magdalena Niken Oktovina, dengan pertahanan host, virulens, dan kepekaan
Farmasi klinik Instalasi Farmasi, RSUP mikroorganisme, serta farmakokinetik dan
Fatmawati, Jakarta
Email : magda.niken@yahoo.co.id farmakodinamik obat antimikroba harus
dipertimbangkan. Penggunaan antimikroba
merupakan penentu utama dalam resistensi

Fatmawati Hospital Journal


mikroba. Untuk menjamin efikasi penggunaan resep, alternatif lebih efektif, alternatif kurang
antimikroba jangka panjang, kualitas toksik, alternatif lebih murah dan obat dengan
penggunaan harus dimaksimalkan dan spektrum lebih sempit. Dosis dan durasi
penggunaan antimikroba yang berlebihan (tidak pengobatan, termasuk interval, rute pemberian,
tepat) harus dihilangkan ( Gould & Van der dan yang terakhir waktu pemberian juga
Meer, 2005 ). dipertimbangkan. Diagram alur ini merupakan
Resistensi di rumah sakit, lambat laun dapat alat penting dalam menilai kualitas penggunaan
berkembang di lingkungan masyarakat, seperti obat antimikroba. Melalui penggunaan diagram
Streptococcus pneumoniae (SP), Staphylococcus alur ini, dapat dievaluasi ketepatan penggunaan
aureus, dan Escherichia coli. Beberapa kuman antibiotik yang dipilih sebagai terapi awal atau
resisten antibiotik sudah banyak ditemukan di empirik pada kasus infeksi. (Gould & Van der
seluruh dunia, yaitu Methicillin-Resistant Meer, 2005; Van der Meer & Gyssens, 2001 ).
Staphylococcus aureus (MRSA), Vancomycin- Evaluasi penggunaan antibiotik selain bertujuan
Resistant Enterococci (VRE), Penicillin- untuk mengetahui jumlah penggunaan antibiotik
Resistant Pneumococci, Klebsiella pneumoniae di rumah sakit serta kualitas penggunaan
yang menghasilkan Extended-Spectrum Beta- antibiotik, dapat juga sebagai sebagai dasar
Lactamase (ESBL), Carbapenem-Resistant dalam menetapkan surveilans penggunaan
Acinetobacter baumannii dan Multiresistant antibiotik di rumah sakit secara sistematik dan
Mycobacterium tuberculosis (Guzman-Blanco et terstandar dan indikator kualitas layanan rumah
al. 2000; Stevenson et al.2005). sakit. (Pedoman Pelayanan Kefarmasian)

PEMBAHASAN
Tahun 1992 Gyssens et al mengembangkan suatu
diagram alur ( flow chart ) yang disadur dari
kriteria asli Kunin et al untuk mengevaluasi
peresepan antimikroba, seperti dasar kebenaran

Fatmawati Hospital Journal


DIAGRAM ALUR GYSSENS
PENILAIAN KUALITAS PEMBERIAN ANTIBIOTIKA (GYSSENS, 2005)

Evaluasi antibiotika dimulai dari kotak yang 1.   Bila data tidak lengkap, berhenti di
paling atas, yaitu dengan melihat apakah data kategori VI
lengkap atau tidak untuk mengkategorikan Data tidak lengkap adalah data rekam
penggunaan antibiotika. medis tanpa diagnosis kerja, atau ada
halaman rekam medis yang hilang

Fatmawati Hospital Journal


sehingga tidak dapat dievaluasi. 6.   Bila ada pilihan antibiotika lain
Pemeriksaan penunjang/laboratorium dengan spektrum yang lebih sempit,
tidak harus dilakukan karena mungkin berhenti di kategori IVd.
tidak ada biaya, dengan catatan sudah Jika tidak ada alternatif lain yang lebih
direncanakan pemeriksaannya untuk sempit, lanjutkan dengan pertanyaan di
mendukung diagnosis. Diagnosis kerja bawahnya, apakah durasi antibiotika
dapat ditegakkan secara klinis dari yang diberikan terlalu panjang?
anamnesis dan pemeriksaan fisis. Bila 7.   Bila durasi pemberian antibiotika
data lengkap, dilanjutkan dengan terlalu panjang, berhenti di kategori
pertanyaan di bawahnya, apakah ada IIIa.
infeksi yang membutuhkan antibiotika? Bila tidak, diteruskan dengan pertanyaan
2.   Bila tidak ada indikasi pemberian apakah durasi antibiotika terlalu
antibiotika, berhenti di kategori V singkat?
Bila antibiotika memang terindikasi, 8.   Bila durasi pemberian antibiotika
lanjutkan dengan pertanyaan di terlalu singkat, berhenti di kategori
bawahnya. Apakah pemilihan IIIb.
antibiotika sudah tepat? Bila tidak, diteruskan dengan pertanyaan
3.   Bila ada pilihan antibiotika lain yang di bawahnya. Apakah dosis antibiotika
lebih efektif, berhenti di kategori IVa. yang diberikan sudah tepat?
Bila tidak, lanjutkan dengan pertanyaan 9.   Bila dosis pemberian antibiotika tidak
di bawahnya, apakah ada alternatif lain tepat, berhenti di kategori IIa.
yang kurang toksik? Bila dosisnya tepat, lanjutkan dengan
4.   Bila ada pilihan antibiotika lain yang pertanyaan berikutnya, apakah interval
kurang toksik, berhenti di kategori antibiotika yang diberikan sudah tepat?
IVb. 10.   Bila interval pemberian antibiotika
Bila tidak, lanjutkan dengan pertanyaan tidak tepat, berhenti di kategori IIb.
di bawahnya, apakah ada alternatif lebih Bila intervalnya tepat, lanjutkan dengan
murah? pertanyaan di bawahnya. Apakah rute
5.   Bila ada pilihan antibiotika lain yang pemberian antibiotika sudah tepat?
lebih murah, berhenti di kategori IVc. 11.   Bila rute pemberian antibiotika tidak
Bila tidak, lanjutkan dengan pertanyaan tepat, berhenti di kategori IIc.
di bawahnya, apakah ada alternatif lain Bila rute tepat, lanjutkan ke kotak
yang spektrumnya lebih sempit? berikutnya.

Fatmawati Hospital Journal


12.   Bila antibiotika tidak termasuk Kualitas penggunaan antibiotik dapat dinilai
kategori I sampai dengan VI, dengan melihat rekam pemberian antibiotik dan
antibiotika tersebut merupakan rekam medik pasien. Penilaian dilakukan dengan
kategori I. mempertimbangkan kesesuaian diagnosis (gejala
Diagram alur ini merupakan alat penting dalam klinis dan hasil laboratorium), indikasi, regimen
menilai kualitas penggunaan obat antimikroba. dosis, keamanan, dan harga. Kementrian
Dengan diagram alur ini, terapi awal ( empirik ) Kesehatan melalui Permenkes No. 2406/
dapat dinilai, sebaik terapi yang pasti. ( Gould & MENKES/PER/ XII / 2011, tentang Pedoman
Van der Meer, 2005; Van der Meer & Gyssens, Umum Penggunaan Antibiotik mengatur
2001 ). evaluasi penggunaan antibiotika secara kualitatif
dengan menggunakan Metoda Gyssen.
KESIMPULAN
Pengendalian penggunaan antibiotik seharusnya
segera dipahami oleh semua tenaga kesehatan.

Pustaka :
1.   Gould, I.M. dan Van der Meer, J.W.M. ( 2005 ). Antibiotic Policies : Theory and Practice. New
York : Kluwer Academic Publisher.
2.   Gyssens, I.C., et al. ( 1992 ). Optimizing antimicrobial therapy. A method for antimicrobial drug
use evaluation. Journal of Antimicrobial Chemotherapy.
3.   Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Terapi Antibiotik, 2011
4.   Peraturan Mentrian Kesehatan Republik Indonesia No: 2406 / Menkes / XII/ 2011 tentang
Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik
5.   Van der Meer, J.W.M. dan Gyssens, I.C. ( 2001 ). Quality of antimicrobial drug prescription in
hospital. Clin Microbiol Infect, 7, 12-15.

Fatmawati Hospital Journal

Anda mungkin juga menyukai