Karang Taruna PDF
Karang Taruna PDF
KERJASAMA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROPINSI JAWA TIMUR
DENGAN
FAKULTAS EONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN 2014
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1. Latar Belakang ................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
D. PENUTUP ............................................................................................... 13
1. Kesimpulan............................................................................................ 13
2. Rekomendasi........................................................................................ 14
iii
Executive Summary
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejak masa Orde Baru di daerah pedesaan sudah ada organisasi
kemasyarakatan pemuda yang dikenal dengan nama karang taruna sebagai
wadah pembinaan generasi muda. Para pemuda sebagai sumber daya
manusia potensial yang tergabung dalam wadah karang taruna ini belum
banyak diberdayakan sebagai agen pembaharu (change agent) dalam
program dan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam
mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam rangka pengembangan
kesempatan berusaha dan perluasan lapangan kerja di daerah pedesaan.
Dengan keberadaannya tersebut mestinya karang taruna dapat menjadi
kekuatan dominan sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat, sebab
selain merupakan mitra pemerintah yang mendapat dukungan dan fasilitas,
karang taruna juga didukung potensi SDM yang cukup besar.
Apalagi menurut Peraturan Menteri Sosial RI Nomor: 77/HUK/2010
tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, tugas pokok dan fungsi karang
taruna adalah menyelenggarakan pembinaan pemuda dan kesejahteraan
sosial melalui pengembangan dan peningkatan usaha ekonomi produktif
UEP). Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan kesejahteraan sosial
dimaksud, kedudukan karang taruna merupakan mitra pemerintah yang
dibina dan difasilitasi oleh pemerintah. Dengan demikian, karang taruna
sudah memenuhi persyaratan untuk dapat dikembangkan atau diberdayakan
sebagai infra struktur sosial di daerah pedesaan. Sebagai infra struktur
sosial, seharusnya posisi karang taruna dapat dianggap sebagai partner
pemerintah untuk mengembangkan pembangunan daerah pedesaan.
Namun dalam kenyataannya, pemberdayaan karang taruna dalam
mengembangkan usaha ekonomi produktif masih jauh dari optimal. Masih
banyak kendala dan tantangan yang dihadapi karang taruna yang antara lain:
(a) kegiatan karang taruna masih lebih bersifat rekreatif dan hanya sekadar
pengisi waktu luang; (b) masih kurangnya kader profesional terutama terkait
dengan perannya sebagai agen pembaharu (change agent) dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial utamanya pemberdayaan masyarakat
melalui pengembangan usaha ekonomi produktif; (c) kurang tanggapnya
sikap masyarakat terhadap pengembangan kualitas karang taruna; dan (d)
masih adanya keraguan pemerintah desa terhadap potensi karang taruna
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana kinerja pengembangan usaha ekonomi produktif karang
taruna untuk meningkatkan kesempatan berusaha dan lapangan kerja di
daerah pedesaan?
b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kinerja pengembangan usaha
ekonomi produktif karang taruna untuk meningkatkan kesempatan
berusaha dan lapangan kerja di daerah pedesaan?
c. Bagaimana strategi pengembangan usaha ekonomi produktif karang
taruna untuk meningkatkan kesempatan berusaha dan lapangan kerja di
daerah pedesaan?
3. Tujuan Penelitian
a. Mengidentifikasi kinerja pengembangan usaha ekonomi produktif karang
taruna untuk meningkatkan kesempatan berusaha dan lapangan kerja di
daerah pedesaan.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengembangan
usaha ekonomi produktif karang taruna untuk meningkatkan kesempatan
berusaha dan lapangan kerja di daerah pedesaan.
c. Merumuskan strategi pengembangan usaha ekonomi produktif karang
taruna untuk meningkatkan kesempatan berusaha dan lapangan kerja di
daerah pedesaan.
B. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan melihat
obyek penelitian, melakukan observasi (menggali data secara langsung ke
lapangan), serta melakukan wawancara mendalam (in-depth interview).
Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah: (1) bagaimana kinerja
karang taruna dalam mengembangkan usaha ekonomi produktif di daerah
pedesaan; (2) bagaimana kinerja usaha ekonomi produktif yang
dikembangkan; dan (3) sejauhmana usaha ekonomi produktif yang
dikembangkan oleh karang taruna dapat meningkatkan kesempatan
berusaha dan lapangan kerja di daerah pedesaan.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini ditetapkan secara purposive di 4 (empat)
kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yakni: (1) Kabupaten Tulungagung,
Kabupaten Malang, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Situbondo.
2. Faktor Internal
a. Organisasi
Struktur ekonomi organisasi UEP karang taruna pada umumnya masih
sangat sederhana dengan karakternya yang khas, ditandai dengan pemilihan
jenis usaha tanpa elaborasi dan hanya sedikit menggunakan proses
perencanaan, sulit membedakan aset pribadi dan aset usaha, proses
pembagian kerja yang bersifat lentur dan cenderung tidak terspesialisasikan
dengan jelas, hirarki manajemen yang kecil, aktifitas usaha yang diformalkan
sedikit, serta sistem akutansi yang kurang baik dengan pembukuan yang
sangat sederhana. Pemilihan jenis usaha tampak muncul sesaat setelah
melihat kebutuhan lokal di desa yang bersangkutan meski pemasarannya
dapat melampaui wilayah lokalnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara
dengan pengurus/pengelola masing-masing UEP karang taruna, dimana
penentuan jenis usaha hanya diputuskan oleh beberapa orang dalam sebuah
pertemuan dan tidak disertai dengan dokumen berupa proposal yang
dilengkapi dengan elaborasi atau analisis usaha sebagai bagian dari sebuah
proses perencanaan usaha.
b. Permodalan
Hampir seluruh UEP karang taruna yang menjadi obyek penelitian ini,
mengeluhkan masalah permodalan sebagai masalah utama yang dihadapi
dalam mengembangkan usaha mereka. Hal ini terutama karena UEP karang
taruna pada umumnya merupakan usaha kelompok yang tidak terpisahkan
dari organisasi karang taruna, sehingga tidak ada pemisahan yang tegas dan
jelas antara pemilik dan pengelola. Pemilik adalah sekaligus pengelola.
Selain modal secara swadaya dari pengurus/anggota karang taruna, juga
terdapat modal yang berasal dari bantuan dari alokasi dana desa, hak
pengelolaan tanah kas desa (bengkok), maupun uang pembinaan dari
pemerintah (pusat dan daerah), yang sebenarnya diperuntukkan bagi biaya
operasional kegiatan-kegiatan karang taruna sebagai organisasi
kemasyarakatan pemuda di desa. Beberapa UEP karang taruna juga
memperoleh bantuan permodalan dalam bentuk hibah berupa peralatan dari
PNPM Mandiri Perdesaan. Karena sifatnya sebagai bantuan yang besaran
maupun waktu penerimaannya tidak dapat diprediksi secara akurat, maka
perencanaan penggunaannya untuk mengembangkan usaha juga tidak dapat
dilakukan secara terencana dan akurat.
b. Kebijakan Pemerintah
Meski semua UEP karang taruna diinisiasi oleh pengurus/anggota
karang taruna yang pembinaannya menurut kebijakan yang telah ditetapkan
pemerintah menjadi kewajiban pemerintah, namun dalam prakteknya di
lapangan terkait pengembangan UEP karang taruna ternyata kurang atau
belum maksimal. Untuk kasus UEP karang taruna jenis usaha percetakan
digital di Kabupaten Malang, bantuan peralatan dari PNPM Mandiri
Perdesaan yang diperoleh melalui Bapemas Kabupaten Malang dirasakan
sangat membantu. Sedangkan untuk bantuan peralatan servis handphone
dan komputer kepada UEP karang taruna di Kabupaten Malang, meski
dirasakan sangat bermanfaat tetapi jenis dan jumlahnya kurang memadai
sementara mereka belum berkemampuan untuk mengadakan penambahan.
Sementara untuk UEP karang taruna lainnya, sebagaimana telah diuraikan di
depan bantuan pemerintah masih sangat terbatas.
b. Permodalan
TABEL 3. PEMBERDAYAAN PERMODALAN UEP KARANG TARUNA
Unsur Deskripsi
Strength Banyak lembaga perbankan yang menawarkan
(Kekuatan) kredit lunak dengan bunga rendah.
Ada dana pembinaan usaha kecil di BUMN
dan perusahaan-perusahaan besar (CSR)
yang bisa dimanfaatkan UEP karang taruna.
Weakness UEP karang taruna tidak mampu mengakses
(Kelemahan) kredit lunak dari lembaga perbankan.
UEP karang taruna tidak memiliki akses untuk
memanfaatkan dana CSR.
Opportunity Pemerintah daerah membantu UEP karang taruna
(Peluang) mengakses kredit lunak lembaga perbankan.
Pemerintah daerah membantu UEP karang taruna
untuk mengakses pemanfaatan dana CSR
Threat UEP karang taruna pada umumnya belum
(Ancaman) Bankable.
4.2 Permodalan
a. Mempelajari prosedur dan persyaratan untuk memperoleh kredit lunak
melalui lembaga perbankan atau lembaga keuangan lainnya, dan
mengupayakan untuk melengkapi persyaratan tersebut.
b. Mempelajari prosedur dan persyaratan untuk memperoleh dana melalui
program Corporation Social Responsibility (CSR), dan mengupayakan
untuk melengkapi persyaratan tersebut.
c. Melakukan koordinasi secara aktif dengan Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi kabupaten untuk memperoleh informasi sebanyak-
banyaknya tentang bantuan-bantuan berupa hibah barang maupun
program dari pemerintah yang dapat diusulkan.
oleh badan usaha UEP karang taruna yang sudah dibadan hukumkan
(Usaha Dagang).
d. Memprogramkan penambahan sarana usaha produksi barang maupun
layanan jasa berdasarkan analisis investasi, baik melalui program
pengadaan secara mandiri oleh UEP karang taruna maupun melalui
program kemitraan dengan pihak ketiga atau provider sarana peralatan
dimaksud.
e. Mencari upaya-upaya kreatif maupun terobosan-terobosan yang dapat
dilakukan melalui koordinasi dengan pemerintah kabupaten, untuk
penambahan sarana peralatan melalui program bantuan/hibah.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Rekomendasi
b. Pengembangan skala usaha UEP karang taruna dari usaha kecil menjadi
usaha menengah melalui pola kemitraan dengan usaha besar baik lewat
sistem bapak-anak, pola PIR atau inti-plasma, keterkaitan hulu-hilir
(forward linkage), keterkaitan hilir-hulu (backward linkage), modal ventura
dengan konsep bagi hasil murni ataupun bagi hasil terkelola, dan pola
sub kontrak.