Diajukan untuk syarat menyelesaikan mata kuliah TA4104 Kerja Praktik di Program Studi
Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan,
Institut Teknologi Bandung
Oleh :
Muhammad Mahdi Patriansyah
12116048
I. Latar belakang
Sebagai salah satu tambang Batubara terbesar di Indonesia dengan target produksi di tahun 2019
mencapai 62 juta ton, PT. Kaltim Prima Coal sudah pasti ditekankan untuk setidaknya mencapai target
tersebut. Karena apabila tidak, efeknya akan berbuntut panjang terhadap bebrapa aspek yang vital bagi
negara (seperti penurunan pemasukan negara, pemutusan hubungan kerja dan peningkatan angka
penganguran, penurunan nilai investasi, dan sebagainya). Oleh karena itu, produktivitas tambang
merupakan hal yang sangat signifikan dalam suatu perusahaan pertambangan agar target kegiatan
pertambangan tersebut tercapai. Perusahaan Kaltim Prima Coal mengupayakan hal tersebut dengan
membagi beberapa divisi yang bersinergi mengurus masalah produktivitas ini diantaranya Mining Operator
Division, Mining Support Division, and Coal Processing and Handling Division. MOD adalah adalah divisi
yang difokuskan dalam surat pengajuan tema ini. Divisi ini adalah divisi pertama yang langsung
berhubungan dengan proses peengeksploitasian Batubara. Kegiatan eksploitasi tidak jauh dari perihal alat,
karena untuk mengevaluasi parameter keberhasilan produksi maka perhitumgan pun harus dilakukan. Alat-
alat produksi lah sebagai satu-satunya instrument yang dapat dihitung aktivitasnya berdasar waktu dan
kuantitas muatan yang apabila ditarik lebih jauh maka akan mengevaluasi secara kuantitatif kegiatan
produksi menyeluruh dengan target produksi. Kemudian, dengan melihat kondisi target produksi yang
ditekankan kepada KPC maka perusahaanpun memfasilitasi kegiatan produksi dengan alat-alat yang
memadai. Alat yang memadai dalam arti memiliki daya tampung yang cukup besar guna mencapai
keefektivitasan yang baik. Bahkan, beberapa alat hanya ada di perusahaan ini seperti alat garu dan muat
Liebherr 9800 (3 dari 5 alatnya di dunia ada di KPC). Tentunya, alat besar tersebut menjadi menarik karena
apabila alat-alat ini tidak melakukan kerjanya secara optimal, maka inefesiensi akan meskipun hal ini
muncul dari ketidakoptimalan alat yang sangat kecil. Hal ini disebabkan kegiatan tambang melibatkan cost
yang cukup besar bagi alat-alat tersebut sehiggga relativitas lost cost pun dapat terjadi. Excavator R996B
dengan Truck EH5000 juga merupakan salah satu alat besar yang digunakan dan dapat mempengaruhi
kegiatan produksi. Selain penghitungan dari masing-masing alat tersebut, Match Factor juga hadir sebagai
sebagai parameter kuantitaif yang dapat menghubungkan kinerja alat-alat yang sepatutnya saling bersinergi
untuk mencapai target produksi yang diinginkan. Latar belakang tersebut menjadi lengkap sebagai alasan
pemilihan tema KP dengan fakta bahwa KPC masih memiliki sumberdaya Batubara yang banyak sebesar
7 miliar ton lebih, cadangan batu bara yang bisa diangkat sekitar 1,178 miliar ton, yang
tersebar di Sangatta 947 juta ton dan Bengalon 230 juta ton. Dengan informasi itu tidak heran
maka cost yang dilibatkan pun cukup besar serta kinerja alat dengan kapasitas besar akan memengaruhi
secara signifikan keefesienan.
II. Tujuan
Menentukan cycle time aktual Excavator R996B
Menentukan cycle time actual Truck EH5000
Menentukan match factor antara alat Excavator R996B dan Truck EH5000
Melakukan analisis terhadap produktivitas alat Excavator R996B dan Truck EH5000
2. Berapa lama cycle time dan besar produktivitas dari alat Truck EH5000 ?
3. Berapa nilai match factor antara alat Excavator R996B dan Truck EH5000 ?
4. Apa hambatan yang dapat menimbulkan ketidakoptimalan alat Excavator R996B dan Truck
Lieb T282 ?