Anda di halaman 1dari 7

LOMBA ESAI NASIONAL

GEMU 2017

SOFTWARE GOOGLE SKETCHUP


STRATEGI MENINGKATKAN KEMAMPUAN GEOMETRI

Diusulkan Oleh:
Nur Ayni
NIM. 114070076 (Angkatan 2014)

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI


CIREBON
2017
1. Pendahuluan
Geometri adalah mata pelajaran matematika yang penting untuk dipelajari
sekolah. Walle (Nopriana, 2014: 41) mengemukakan alasan pentingnya belajar
geometri diantaranya adalah eksplorasi geometri dapat mengembangkan masalah, dan
geometri memainkan peran penting dalam mempelajari konsep lain dalam
pembelajaran matematika. Mempelajari geometri dapat memudahkan siswa dalam
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-harinya.
Geometri bangun ruang berkaitan erat dengan dimensi tiga, sedangkan dengan
sarana papan tulis dikelas yang merupakan media dimensi dua membuat pendidik
kesulitan dalam menjelaskan materi tersebut, begitupun peserta didik ada yang
mempunyai anggapan bahwa melukis geometri ruang membutuhkan waktu yang
lama, sehingga jika salah dalam menggambar maka jawaban peserta didik pun akan
salah, dan kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan dalam proses ini.
Sedangkan menurut Maarif (2013: 262) dalam geometri melukis memainkan peranan
penting karena lukisan geomteri menghubungkan antara ruang fisik dan teori.
Kesulitan-kesulitan dalam belajar geometri dimungkinkan karena pemahaman awal
pada pengenalan geometri kurang berkesan atau dikarenakan peserta didik hanya
belajar masalah berupa soal-soal, disinilah tugas pendidik untuk mengenalkan
geometri ruang dengan lebih baik dan benar.
Kesulitan dalam menggambar terlihat jelas ketika pendidik harus menggambarkan
bangun ruang dimensi tiga pada benda yang berdimensi dua seperti gambar dibawah
ini. Terlihat pada gambar 1.1 dan 1.2 bahwa menggambarkan bangun ruang dalam
dimensi dua dapat mengalami sedikit kesulitan bagi pendidik untuk menjelaskan
menggunakan sarana papan tulis.

Gambar 1.1 Gambar 1.2

Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenali geometri


bangun ruang, pendidik dapat memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini.
Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran di kelas dinilai dapat membantu
guru untuk memberikan pemahaman dengan benar. Software seperti SPSS, Cabri,
Geogebra, Matlab banyak digunakan pembelajar matematika. Salah satu software
yang dapat digunakan oleh guru dalam memberikan pemahaman geometri adalah
Google SketchUp. Google SketchUp berperan sebagai media visualiasasi geometri
yang memiliki tool berupa orbit yang dapat digunakan untuk memutar objek ke
segala arah dengan mudah. Software Google SketchUp ini merupakan software tiga
dimensi yang memungkinkan dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, penulis memilih judul “Software google SketchUp: Strategi Meningkatkan
Kemampuan Geometri” sebagai bahan kajian dalam tulisan ini.
2. Isi
Kemampuan geometri dapat dilihat berdasarkan level berpikir geometri yang
diungkapkan oleh Pierre dan Dina Van Hiele (Sayin, 2015: 161) ada 5 tingkatan yaitu
level 1 (visualization), level 2 (analysis), level 3 (informal deduction), level 4
(deduction), level 5 (rigor). Tiap level, mendeskripsikan proses berpikir siswa dalam
konteks geometri. Level tersebut menjelaskan bagaimana siswa berpikir dan ide
geometri apa yang muncul di pikiran siswa serta dibandingkan dengan kemampuan
yang dimilikinya. Deskripsi tingkat/level kemampuan berpikir geometri siswa
mengikuti level-level yang diuraikan sebagai berikut: Level 1: Visual Level (Level
Visual): visualisasi atau pengenalan (recognition). Pada level ini siswa mengenal
bentuk geometri berdasarkan pertimbangan visual seperti bentuk dan nama bangun
geometri tersebut. siswa mulai untuk mengerti klasifikasi dari bentuk geometri
tersebut. Misalnya siswa mengenal sebuah bentuk geometri persegi dengan baik
apabila dapat menunjukkan manakah yang merupakan bentuk persegi dari
sekumpulan bentuk geomteri lainnya. Level 2: Analysis Level (Level Analisis): Pada
level ini siswa mulai menganalisis sifat dan ciri dari bentuk geometri dan
memikirkannya secara bersamaan. Siswa mampu menyusun sifat suatu bentuk
geometri tersebut kedalam konsep geometri berdasarkan analisis informal. contoh,
siswa mengetahui bahwa persegi panjang memiliki dua sisi yang sama atau kongruen.
Namun, mereka belum bisa memahami hubungan antar bangun geometri, misalnya
pesergi adalah bagian dari persegi panjang. Level 3: Previous of Reasonable
Deduction Level (Level Deduksi Informal): Deduksi informal atau pengurutan atau
abstraksi. Pada level ini siswa sudah mampu membangun hubungan di antara bentuk
geometri, siswa mampu mengurutkan sift-sifat konsep, membentuk definisi abstrak.
Siswa dapat mengikuti pembuktian sebuah konsep geometri namun belum mampu
untuk membuktikan sendiri. Level 4: Reasonable deduction level (Level Deduksi):
Pada level ini siswa berhasil dalam proses pembentukan alasan-alasan dan
membuktikan semua proses pembuktian dengan alasan-alasan berdasarkan definisi,
teorema, aksioma. Siswa juga dapat mengerti hubungan dari cirri-ciri atau sifat
bentuk geometri. Geometri adalah ilmu deduktif, dimana dalam pengambilan
kesimpulan, pembutian teorema tidaknya hanya secara induktif namun juga secara
definisi suatu bentuk geometri. Level 5: The highest level (Rigorous): Pada level
rigorous atau level ketepatan, dimana siswa pada level ini sudah mampu
menganjurkan teori, menganalisis sistem dan membandingkannya. Siswa sudah dapat
memahami ketepatan yang tinggi dalam hal yang mendasar seperti dalam pemilihan
definisi, teorema, aksioma. Tingkat ini sama seperti tingkat ahli matematika.
Setiap siswa yang belajar geometri akan melalui level tersebut. Siswa dengan
pengalaman belajar yang tepat akan mudah melewati level belajar tersebut dengan
baik dan akan mengalami peningkatan kemampuan berpikir geometri yang baik.
Seorang guru sebagai fasilitator diharapkan dapat membantu siswa melalui tingkatan
kemampuan geometri dengan baik sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar pada
diri siswa dan memiliki minat belajar yang tinggi.
Geometri bangun ruang misalnya balok dapat divisualisasikan dengan baik
menggunakan berbagai media salah satunya komputer. Komputer saat ini
berkembang dengan pesat, banyak bermunculan inovasi-inovasi baru setiap tahunnya,
hal ini juga mempengaruhi dunia pendidikan. Berbagai software banyak digunakan
dalam pembelajaran matematika di kelas seperti SPSS, Cabri, Geogebra, Matlab, dan
google SketchUp. Perpaduan pembelajaran inovatif dengan salah satu software
bernama Google SketchUp diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan berpikir
geometri siswa yang baik.
Pembelajaran dengan media Google SketchUp dapat dipadukan dengan
berbagai model seperti model Problem-Based Learning (PBL). Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Jaelani, 2015) bahwa pembelajaran dengan software
Google SketchUp dapat memunculkan pemahaman yang lengkap dari siswa terhadap
konteks yang menjadi petunjuk untuk menjawan pertanyaan dari masalah yang
diberikan oleh guru. Prosedur yang dapat digunakan yaitu: 1) Pembentukan
kelompok siswa dimana setiap kelompok memiliki minimal satu laptop, 2) Pelatihan
singkat tentang penggunaan software Google SketchUp, 3) Tahap pembelajaran
matematika berbasis masalah berbantuan Google SketchUp dimana siswa diberikan
permasalahan yang berkaitan dengan level tingkat kemampuan geometri siswa dan
dapat diselesaikan dengan bantuan Google SketchUp untuk menggambarkan hal yang
abstrak menuju konkrit seperti menjelaskan diagonal ruang dan diagonal bidang.
Pembuatan bangun ruang (objek) sangat mudah yaitu dnegna tool pull/push sehingga
siswa tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengoperasikannya. Untuk
membantu pendidik dalam menjelaskan materi geometri ruang sebaiknya
menggunakan media google sketch up 8 hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.

Gambar 1.3 Gambar 1.4

Seperti yang telihat pada gambar 1.3 dan gambar 1.4 terlihat penggunaan media
google sketch up 8 membantu guru dalam menjelaskan materi geometri bangun
ruang, 4) Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran membimbing siswa dalam
memecahkan masalah, 5) Siswa mempresentasikan hasil belajarnya, dan 6) Guru dan
siswa bersama-sama membuat kesimpulan pembelajaran.
Adanya pembelajaran geometri menggunakan software Google SketchUp
merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan geometri siswa.
Pemahaman siswa tentang geometri bangun ruang dapat tervisualisasikan dengan
jelas menggunakan software ini, sehingga siswa tidak kesulitan dalam
membayangkan bangun ruang yang digambarkan sekilas oleh guru. Selain itu,
penggunaan software ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, siswa
akan saling bekerjasama dengan kelompoknya untuk mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya. Peranan guru sangat diperlukan dalam proses pembelajaran
agar situasi kelas tetap terkendali dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara maksimal.
3. Simpulan
Geometri bangun ruang merupakan pengetahuan yang perlu dimiliki siswa
dengan baik. Mengingat pentingnya matematika dalam berbagai bidang keilmuan
lainnya, diperlukan pemahaman yang benar. Upaya-upaya guru dalam menyusun
pembelajaran melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa di kelas.
Pengetahuan berupa kemampuan geometri, keterampilan dalam menggunakan
software Google SketchUp, dan sikap yang dilatih dalam kelompok merupakan upaya
untuk meningkatkan kemampuan geometri siswa. Dengan adanya proses
pembelajaran yang inovatif dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Guru
memantau situasi kelas agar pemahaman yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Penggunaan teknologi komputer dalam pembelajaran merupakan upaya dalam
meningkatkan pengetahuan dalam mindset siswa bahwa pembelajaran tidak hanya
bersumber dari guru saja. Hal ini dapat merubah sikap siswa untuk berani mandiri
menggapai segala keterampilannya mencapai generasi yang lebih baik dan gemilang.
4. Daftar Pustaka
Jaelani, Anton. 2015. Proses Belajar Siswa dalam Problem-Based Learning
Berbantuan Google SketchUp. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: UNY.
Maarif, Samsul. 2013. Aplikasi Software Cabri Geogebra pada Materi Geometri
sebagai upaya mengeksplorasi kemampuan matematis. Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Bandung: STKIP Siliwangi.
Nopriana, Tri. 2014. Berpikir Geometri melalui Model Pembelajaran Geometri Van
Hiele. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika FKIP Pekalongan. Pekalongan:
Universitas Pelakongan.
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA.

Anda mungkin juga menyukai