Anda di halaman 1dari 8

Judul : Pembuatan Video Potensi Tanaman Obat untuk Penderita

DBD di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat


Pemrasaran / NIM : Tasya Triani Uswatun Hasanah / J3C216147
Pembahas / NIM : Alifah Putri Khairunnisa / J3C116013
Hari / Tanggal : Selasa / 21 Mei 2019
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
Ruangan :
Dosen Pembimbing : Maria Susan A. S, SKom, MKom

Menyetujui,

Maria Susan A. S, SKom, MKom

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke
berbagai sector. Pada era digital, masyarakat pun semakin menyadari bahwa
teknologi komunikasi merupakan salah satu alat yang penting dalam mengatasi
cepatnya penyebaran arus informasi (Prasanti dan Indriani, 2018). Multimedia
merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar
(vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang
telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan
atau menghantarkan pesan kepada publik (Munir, 2015). Multimedia digunakan
untuk menampilkan informasi melalui berbagai media seperti video, gambar, suara
dan animasi dalam satu media digital. Dengan digunakannya teknologi multimedia
sebagai penyampaian informasi yang dibutuhkan oleh Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat (BALITTRO) untuk memperkenalkan produk yang telah
ditemukan.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) secara struktural
merupakan unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan yang
berada di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan
bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan. BALITTRO merupakan lembaga
pemerintahan yang meneliti tanaman herbal sebagai sumber obat-obatan alternatif
agar hasil penelitian tersebut dapat disebarluaskan sebagai ilmu pengetahuan dan
dikembangkan di Indonesia. Salah satu obat-obatan alternatif yang telah ditemukan
oleh BALITTRO adalah jamu untuk penderita DBD.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
dan Aedes Albocpictus. Sampai saat ini DBD masih menjadi masalah kesehatan
bagi masyarakat. Untuk itu diperlukan adanya media pengenalan jamu yang telah
2

ditemukan oleh BALITTRO yaitu berupa produk multimedia berbentuk video, agar
masyarakat dapat memahami dan mengetahui jamu tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka judul yang
dipilih untuk tugas akhir ini adalah Pembuatan Video Potensi Tanaman Obat untuk
Penderita DBD di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Dengan hal ini,
diharapkan masyarakat di Indonesia dapat mengetahui tanaman obat yang ada di
lingkungan sekitar bisa dimanfaatkan menjadi obat terutama pada penyakit DBD.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan tugas akhir Pembuatan Video Potensi Tanaman
Obat untuk Penderita DBD di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat yaitu:
1. Membuat video potensi tanaman obat untuk memberi informasi kepada
masyarakat tentang tanaman obat, terutama bagi penderita DBD.
2. Membuat layanan informasi tidak komersil untuk Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat.

1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan tugas akhir Pembuatan Video Potensi Tanaman Obat
untuk Penderita DBD di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat adalah:
1. Media alternatif dalam penyampaian informasi mengenai tanaman obat secara
informatif dan komunikatif.
2. Kesempatan untuk menerapkan ilmu yang didapatkan di perkuliahan dan
mendapatkan ilmu baru selama PKL.

1.4 Ruang Lingkup


Batasan yang terdapat dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Output yang dihasilkan berupa media penyampaian informasi tanaman obat
berbasis multimedia dalam bentuk video, dengan menggunakan Adobe After
Effects CS6, Adobe Premiere Pro CC 2017 dan Adobe Audition CC 2018
sebagai software penggunanya.
2. Menampilkan informasi tentang tanaman obat dengan target audience nya
adalah usia 30-50 tahun.

2 KEADAAN UMUM BALITTRO

2.1 Sejarah
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) dibentuk
berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor 64/Permentan/OT.140/10/2011,
tanggal 12 Oktober 2011. BALITTRO berada di Kawasan Penelitian Pertanian
Cimanggu, di Jalan Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111, Jawa Barat.
Keberadaan balai penelitian ini tidak lepas dari kebutuhan akan lembaga riset
yang mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri berbasis tanaman
rempah, obat dan atsiri. Hal ini sejalan dengan peran Indonesia yang sejak dulu
telah dikenal sebagai salah satu negara dengan mega biodiversiti. Indonesia telah
memanfaatkan tanaman rempah dan obat menjadi produk obat herbal yang dikenal
3

dengan nama “JAMU”, pemanfaatan jamu semakin diminati dunia dengan


kesadaran akan besarnya manfaat bahan-bahan alami dalam mendukung kesehatan.

2.2 Visi dan Misi


Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) memiliki visi
yaitu menjadi balai berkelas dunia dalam penelitian dan diseminasi inovasi tanaman
rempah dan obat.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) memiliki misi:
1. Melaksanakan penelitian tanaman rempah dan obat yang berkualitas
2. Melaksanakan diseminasi inovasi tanaman rempah dan obat secara luas
3. Mengembangkan sumberdaya dan manajemen penelitian yang berkualitas

2.3 Struktur Organisasi


Struktur organisasi yang ada di BALITTRO tahun 2019 dipimpin oleh Pak
Dr. Ir. Wiratno, M.Env, Mgt sebagai Kepala Balai. Sedangkan, pembimbing lapang
saat PKL adalah Pak Rushendi, S.Sos, M.Si pada bagian Seksi Jasa Penelitian.
Struktur organisasi di BALITTRO dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur organisasi BALITTRO

2.4 Lokasi dan Waktu PKL


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) berlangsung selama 52 hari kerja
terhitung mulai tanggal 26 Januari 2019 dan berakhir pada tanggal 18 April 2019,
dengan jam kerja mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 1 6.00 WIB. Tempat
pelaksanaan PKL di BALITTRO beralamat di Jalan Tentara Pelajar Cimanggu
Nomor 03 Ciwaringin, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, 16111.
4

3 METODE DAN PEMBAHASAN


3.1 Metode Kajian Umum
Metode yang digunakan dalam pembuatan video potensi tanaman obat yang
berdurasi 03 menit 06 detik. Pembuatan video mengaplikasikan metode pra
produksi, produksi dan pasca produksi (Suryani et al. 2018). Metode kajian umum
dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Metode kajian umum

3.1.1. Pra Produksi


Tahap pra produksi merupakan tahap awal untuk membuat sebuah karya
multimedia. Tahap ini dilakukan agar karya yang dibuat dapat lebih maksimal
karena dilakukan perencanaan yang matang. Pada tahap ini terbagi ke dalam
beberapa tahapan seperti pemberian data, diskusi dengan klien, penentuan target
audience, aplikasi yang digunakan, perancangan.
3.1.2. Produksi
Tahap produksi dimulai setelah perencanaan dan persiapan sudah selesai.
Sutradara bekerjasama untuk menterjemahkan naskah menjadi susunan gambar
yang mampu bercerita (Suartini, 2013). Tahap produksi merupakan proses
pembuatan karya setelah tahap pra produksi sudah cukup baik dan disetujui oleh
pembimbing lapang.
3.1.3. Pasca Produksi
Tahap pasca produksi merupakan tahap akhir dari karya yang dibuat, tahapan
ini terdiri dari proses validasi, revisi dan deseminasi (Suryani et al. 2018). Karya
yang sudah sesuai tujuan dan sudah sesuai dengan keinginan klien maka dianggap
layak untuk dipublikasi.

3.2 Hasil dan Pembahasan


3.2.1 Pra Produksi
 Pemberian Data
Pada tahap ini, data diberikan oleh pembimbing lapang sebagai klien atau
pegawai lain yang bersangkutan dengan data yang dibutuhkan. Data yang diberikan
berupa foto, video dan dokumen yang dimasukkan ke Ms. PowerPoint.
 Diskusi dengan Klien
Pada tahap ini didiskusikan konsep yang akan dibuat pada video potensi
tanaman obat, dengan kesepakatan yang sudah dilakukan maka konsep yang
ditentukan adalah formal, tetapi karya yang dibuat tetap menjadi karya yang
informatif dan komunikatif.
5

 Target Audience
Target audience yang ditentukan yaitu usia 30-50 tahun, karena setelah
dilakukan bimbingan teknis yang disediakan oleh BALITTRO rata-rata audience
yang hadir usianya 30-50 tahun.
 Aplikasi yang digunakan
Aplikasi yang digunakan dalam pembuatan video adalah sebagai berikut :
a. Adobe After Effects CS6
Aplikasi yang digunakan untuk membuat intro logo Kementerian Pertanian.
b. Adobe Premiere Pro CC 2017
Aplikasi ini digunakan untuk membuat keseluruhan video potensi tanaman
obat mulai dari menggabungkan video intro, isi sampai outro.
c. Adobe Audition CC 2018
Aplikasi ini digunakan untuk menghilangkan noise pada audio.
 Pencarian Sumber Referensi
Pencarian sumber referensi ini dilakukan di beberapa website, seperti website
Sinar Tani dengan URL https://tabloidsinartani.com dan website yang berkaitan
dengan tanaman obat.
 Perancangan
Pada tahap ini dibuat struktur navigasi dan storyboard. Struktur navigasi yang
digunakan adalah struktur navigasi linear, karena produk berbentuk video sehingga
audience hanya dapat melihat video secara berurutan dari scene 1 ke scene
selanjutnya. Sedangkan storyboard merupakan suatu gambaran halaman yang akan
dibuat dalam suatu media pembelajaran. Storyboard dibuat bertujuan untuk
dijadikan suatu rancangan awal apa saja yang akan ditampilkan (Suryani et al.
2018). Storyboard dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.2.2 Produksi
 Teknik Pengambilan Gambar
Teknik pengambilan gambar untuk video potensi tanaman obat merujuk
pada storyboard yang sebelumnya telah dibuat pada tahap pra produksi. Peralatan
yang digunakan pada proses pengambilan gambar menggunakan Camera DSLR
Canon 60D, Lensa EF-S 18-200mm dan Tripod. Teknik pengambilan gambar dapat
dilihat pada Lampiran 2.
 Editing Video
Tahap editing video pertama yaitu melakukan pemilihan hasil shooting yang
sudah dilakukan dengan tujuan untuk mengatur jalannya alur cerita sesuai dengan
storyboard. Setelah video tersusun selanjutnya menyesuaikan footage dengan beat
lagu menggunakan razor tool.
Pemberian backsound sesuai dengan alur cerita video, backsound yang
digunakan yaitu Uplifting Acoustic Background Music by Morning Light Music.
Backsound dan suara efek diunduh dari www.youtube.com.
6

 Rendering Video
Format yang digunakan pada tahap ini menggunakan format H.264 untuk
menghasilkan video dengan kualitas high definition. Proses rendering video ini
akan menghasilkan video berformat .mp4. Proses rendering dapat dilihat pada
Gambar 3.

Gambar 3 Rendering di aplikasi Adobe Premiere Pro CC 2017

3.2.3 Pasca Produksi


 Validasi
Pada tahap validasi, video yang telah selesai dibuat diperlihatkan kepada
pembimbing lapang dan pegawai lain yang bersangkutan. Hasilnya video sudah
dapat diterima, hanya saja ada penambahan scene karena pembimbing lapang
meminta agar footage gedung BALITTRO diletakkan di awal.
 Revisi
Revisinya adalah penambahan scene pada bagian scene intro, agar scene intro
ini bisa ditambahkan judul dengan adanya footage gedung BALITTRO. Proses
revisi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Revisi penambahan scene gedung BALITTRO


7

 Deseminasi
Tahap terakhir yang dilakukan yaitu mempublikasikan video. Karya yang
sudah direvisi akan dipublikasikan di ruang pelayanan serta akun media sosial yang
dimiliki oleh BALITTRO.

4 SIMPULAN
Pembuatan Video Potensi Tanaman Obat untuk Penderita DBD di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat dimaksudkan untuk:
1. Membuat video potensi tanaman obat untuk memberi informasi kepada
masyarakat tentang tanaman obat, terutama bagi penderita DBD telah selesai
dilakukan.
2. Membuat layanan informasi tidak komersil untuk Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat telah selesai dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Suartini, Tuti. 2013. Teknik broadcasting. [Internet] [diunduh 2019 Mei 09]
Tersedia pada: https://docplayer.info/99236566-Bahan-ajar-pendidikan-
latihan-profesi-guru-teknik-broadcasting-disusun-oleh-dra-tuti-suartini-m-
pd.html.
Suryani N, Setiawan A, Putria A. 2018. Media Pembelajaran Inovatif dan
Pengembangannya. Edisi pertama. Bandung(ID): PT. Remaja Rosdakarya.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Pembuatan Storyboard


8

Lampiran 2 Teknik pengambilan gambar – Bird eye view dan Medium shot

Anda mungkin juga menyukai