Anda di halaman 1dari 292

CONTOH

SURAT PERINTAH KERJA DAN


SURAT PERJANJIAN (KONTRAK)
PENGADAAN BARANG/JASA
SURAT PERJANJIAN
PEKERJAAN JASA PEMELIHARAAN KEBERSIHAN
GEDUNG DAN HALAMAN KANTOR

NOMOR : ……………………

ANTARA
……………………………………………………………
DENGAN
…………………………………………..

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Pihak PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat
untuk mengikatkan diri dalam suatu perjanjian pekerjaan jasa pemeliharaan Gedung
dan Halaman Kantor untuk keperluan Kantor ……… dengan ketentuan dan syarat-
syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini :
Pasal 1
DASAR PERJANJIAN

Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen


…………………………………………………………..
Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….
Tentang : Penetapan Pemenang Pelelangan Pengadaan Pekerjaan Jasa
Pemeliharaan Kebersihan Gedung dan Halaman Kantor

Pengumuman
Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….
Tentang : Pengumuman Pemenang Pelelangan

Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen


…………………………………………………………
Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….
Tentang : Penunjukkan Pemenang Pelelangan

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)


Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….

Pasal 2
TUGAS DAN KEWAJIBAN

PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima serta
bersedia melaksanakan tugas tersebut dan oleh karenanya menjadi kewajiban yang harus
dipenuhi sesuai dengan dan oleh karenanya menjadi kewajiban yang harus dipenuhi sesuai
dengan dan berpedoman pada :

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Tanggal : ……………………….
Pengumuman Pelelangan
Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

Berita Acara Kualifikasi


Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

Berita Acara Pelelangan


Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

Berita Acara Evaluasi Penawaran Harga Perusahaan dan Pengajuan Peringkat


(Rangking).
Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

Surat pengusulan Calon Pemenang Pelelangan


Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

Surat Penawaran dari PIHAK KEDUA


Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

Seluruh dokumen seperti tersebut pada pasal (2) butir (1) sampai dengan (8) bagian yang tidak
terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

Pasal 3
TUGAS DAN KEWAJIBAN

Tugas yang dimaksud dalam Pasal (2), adalah Pengadaan Pekerjaan Jasa Pemeliharaan
Kebersihan Gedung dan Halaman Kantor ……………….., uraian pekerjaan sesuai dengan yang
tercantum dalam lampiran surat perjanjian ini, dengan ketentuan sebagai berikut :

PIHAK KEDUA menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Jasa Pemeliharaan Kebersihan Gedung dan
Halaman Kantor, seperti yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja Nomor.
………………………………. ,tanggal …………….., beserta lampirannya.

PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan tersebut dengan hasil yang baik dan benar sesuai dengan isi
dalam lampiran perjanjian ini.
Pasal 4
HARGA PEKERJAAN

Harga Borongan dari pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal (3) Surat Perjanjian ini adalah
sebesar Rp…………………..,- (……………………………….. ……………………………) sudah termasuk
Pajak-pajak.

Harga Pekerjaan tersebut pada ayat (1) Pasal ini sudah termasuk keuntungan untuk perusahaan ini, Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak-pajak lainnya serta semua biaya yang timbul dalam proses
pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggungan PIHAK KEDUA.

Pasal 5
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran Harga Pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yaitu PT/CV/Firma/Kop.
………………………………,yang mempunyai Rekening : No.……………… pada Bank
……………………………………………., sebagaimana dimaksud dalam Pasal (4) Surat Perjanjian ini,
ditetapkan sebagai berikut :

Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan setiap bulan yaitu Rp………………….. :
12 Bulan = Rp. ………….,- (…………………….. …………………………………………..) setelah Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan ditandatangani oleh Tim Penerima Barang/Jasa.

Pembayaran Hasil Pekerjaan Jasa Pemeliharaan Kebersihan Gedung dan Halaman Kantor yang diterima
oleh PIHAK KEDUA, akan dilakukan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara/Kas
Daerah ………….

Semua Pajak-pajak yang timbul akibat dari Surat Perjanjian ini menjadi tanggungan PIHAK KEDUA
sepenuhnya.

Pasal 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Pengadaan Pekerjaan Jasa Pemeliharaan Kebersihan Gedung dan Halaman Kantor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal (3) Surat Perjanjian ini harus diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dalam jangka waktu
365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender sejak Surat Perintah Mulai Kerja Nomor.
………………., beserta lampirannya, tanggal ………………….., diterbitkan atau sampai dengan
tanggal 31 Desember ………..

Pasal 7
PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN

Untuk setiap penyerahan hasil pekerjaan setiap bulan harus dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan.
Tempat penyerahan dan pelaksanaan seluruh pekerjaan dilaksanakan di tempat PIHAK PERTAMA, yaitu di
……………………………………………………………..

Pasal 8
SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA setiap hari melakukan kelalaian/tidak melakukan kewajiban seperti
tersebut dalam pasal (1) surat perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi denda
sebesar 1 o/oo (satu permil) atau sebesar–besarnya 5% dari harga keseluruhan yang diterima
dari PIHAK PERTAMA seperti tersebut dalam Pasal (4) surat perjanjian ini.

Pasal 9
KENAIKAN HARGA

Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut kenaikan harga, kecuali apabila terjadi
kebijaksanaan Pemerintah dibidang moneter yang secara langsung mempengaruhi Harga
Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (4) Surat Perjanjian ini.

Apabila terjadi kebijaksanaan Pemerintah dibidang Moneter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal
ini, PIHAK KEDUA dapat mengajukan kenaikan Harga dengan ketentuan bahwa PIHAK KEDUA
tidak diijinkan meminta keuntungan tambahan atas kenaikan harga tersebut.

Besarnya kenaikan Harga yang dapat diajukan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
Pasal ini, akan disesuaikan dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Pemerintah.

Pasal 10
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure), PIHAK KEDUA wajib memberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender, terhitung
sejak keadaan memaksa (force majuere) tersebut terjadi.

Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (for majeure) antara lain adalah : gempa bumi, kebakaran,
perang, hura-hara, pemogokan dan Kebijaksanaan Pemerintah dibidang Moneter, yang
semuanya berkaitan langsung dan mempengaruhi terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan persetujuan atau penolakan
secara tertulis mengenai keadaan memaksa (force majeure) tersebut dalam jangka waktu 3
(tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya pemberitahuan dari PIHAK KEDUA.

Apabila keadaan memaksa (force majeure) ditolak oleh PIHAK PERTAMA, maka berlaku ketentuan-
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (8) Surat Perjanjian ini.

Pasal 11
JAMINAN PELAKSANAAN

Sebelum kedua belah pihak menandatangani Surat Perjanjian ini, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan
Jaminan Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari Harga Borongan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal (4) Surat Perjanjian Pemborongan ini, atau sebesar Rp. ………………, (…….
………………………….. ……………………) yang dikeluarkan oleh Bank Umum atau Perusahaan
Asuransi Kerugian, dan bermasa lakunya sekurang-kurangnya 365 (tiga ratus enam puluh lima)
hari kalender terhitung sejak tanggal penandatanganan Surat Perjanjian ini atau sekurang-
kurangnya sampai dengan tanggal …………………..

Jaminan Pelaksanaan akan dikembalikan kepada PIHAK KEDUA setelah Surat Perjanjian Pemborongan ini
berakhir atau setelah kedua belah pihak memenuhi segala kewajibannya.

Jaminan Pelaksanaan ini akan menjadi milik Negara apabila :

PIHAK KEDUA mengundurkan diri setelah menandatangani Surat Perjanjian ini.

PIHAK KEDUA tidak memenuhi segala kewajiban dalam jangka waktu sebagaimana
ditentukan dalam Surat Perjanjian ini.

Pasasl 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak sebagai akibat dari pelaksanaan
Surat perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk
menyelesaikannya dengan cara musyawarah dan mufakat.

Apabila dengan cara musyawarah dan mufakat perselisihan tersebut belum dapat
diselesaikan, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui
pengadilan.

Pasal 13
DOMISILI HUKUM

Untuk melaksanakan Surat Perjanjian ini, kedua belah pihak sepakat memilih Domisili Hukum
yang tetap dan tidak berubah di Kantor Pengadilan Negeri ……………….

Pasal 14
PENUTUP

Demikian Surat Perjanjian Pekerjaan Pemeliharaan Kebersihan Gedung dan Halaman Kantor ini,
dibuat 2 (dua) rangkap diantaranya bermaterai cukup dan masing-masing merupakan Asli serta
mempunyai kekuatan Hukum yang sama dan ditandatangani oleh kedua belah pihak di
……………………………………………………………………………... ……………………………. Pada hari,
tanggal, bulan dan tahun sebagaimana tersebut di atas.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,


PT/CV/Firma/Kop.…………….. Pejabat Pembuat
Komitmen
……………………………..
……………………………..

…………………………. ………………………….
NIP.

Lampiran Surat Perjanjian No. …………………….


Tanggal.. ……………………
PEKERJAAN JASA PEMELIHARAAN KEBERSIHAN
GEDUNG DAN HALAMAN KANTOR

No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH JUMLAH


SATUAN HARGA
1 Pemeliharaan Gedung Kantor 13.644 M2 ……………
I.1 Pemeliharaan Kebersihan Gedung 1 Paket
Pembersihan Lantai ruang
kantor/lab
Pembersihan Water Closet/Kamar mandi
Pembersihan Kaca ruang kantor/lab
Pengisian sabun wastafel
Pengisian Pengharum ruangan
Pewangi Pesawat Telephone
Kelengkapan Sarana Kamar Mandi
Pembersihan Talang Gedung

I.2 Pemeliharaan Kebersihan Halaman 36.416 M2 ……………


Kantor 1 Paket
Pembuatan & Pembersihan rumput
Pembersihan Parit
Membuat Semak liar di trace jalan
Menyapu sampah
Pembersihan Taman
Terbilang : JUMLAH ………………
……………………………………………… PPN 10% ………………
TOTAL ………………
………………………………………………
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
…………………………….. Pejabat Pembuat
Komitmen
…………………………….. ……………………………..

…………………………. ………………………….
Jabatan NIP.

SURAT PERINTAH MULAI KERJA


Nomor : ........................

Menunjuk kepada Berita Acara Pelelangan Nomor. ………………….. tanggal


………………………… serta Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen :
………………………….., tanggal …………………….. tentang Penetapan Pemenang
Pelelangan Pengadaan Pekerjaan Jasa Pemeliharaan Kebersihan Gedung dan Halaman
Kantor yang dana pembiayaannya tersedia didalam Daftar Isian Pelaksana Anggara
(DIPA) ……………………….. Mata Anggaran …………………………… ….., Tahun Anggaran
200…, Biaya Pemeliharaan, maka dengan ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................
yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta
Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini PIHAK PERTAMA memerintahkan kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan
pekerjaan pengadaan Jasa Pemeliharaan Kebersihan Gedung dan Halaman
Kantor ..............., dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Harga Tetap : Rp. …………………, (………………………………..


………………………………………..), sudah termasuk
Pajak-pajak (daftar rincian pekerjaan terlampir).

2. Pendanaan : Dari Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA )


………………………………………………………….. Mata
Anggaran (…………….)………………, Tahun
Anggaran 200....

3. Pembayaran : Akan dilaksanakan oleh KPPN/Kas Daerah...............,


Kepada
…………………………………………………………..
dengan Rekening No. …………………./BANK ……
………………………, setelah Hasil Pekerjaan
diterima dengan baik yang dinyatakan dalam
Berita Acara Pemeriksaan Barang dan Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan.
4. Waktu Penyerahan : 365 (Tiga ratus enam puluh lima) hari kalender
mulai tanggal 02 Januari ………. Sampai dengan
tanggal 31 Desember ………….

5. Tempat Penyerahan : Kantor………………………………………………..


……………………………………………………………………
…………………………………………..

6. Denda Keterlambatan : Untuk setiap hari keterlambatan atau absen


melaksanakan Pekerjaan maka PIHAK KEDUA
dikenakan denda sebesar satu permil (1 o/oo) dari
harga borongan dan diperhitungkan pada saat
penagihan pembayaran.

Demikian Surat Perintah Mulai Kerja ini untuk dilaksanakan secara baik dengan penuh
tanggung jawab. Ketentuan/persyaratan lainnya akan dituangkan dalam Surat
Perjanjian Pekerjaan Jasa Pemeliharaan Kebersihan Gedung dan Halaman Kantor.
Tempat/tgl..............
…………
Yang Menerima Perintah, Yang Memberi Perintah,
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
…………………………….. Pejabat Pembuat
Komitmen
……………………………..

…………………………. ………………………….
Ketua NIP.

Lampiran Surat Perjanjian No. …………………….


Tanggal.. ……………………

PEKERJAAN JASA PEMELIHARAAN KEBERSIHAN


GEDUNG DAN HALAMAN KANTOR

No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH JUMLAH


SATUAN HARGA
1 Pemeliharaan Gedung Kantor 13.644 M2 ……………
I.1 Pemeliharaan Kebersihan Gedung 1 Paket
a. Pembersihan Lantai ruang
kantor/lab
b. Pembersihan Water
Closet/Kamar mandi
c. Pembersihan Kaca ruang
kantor/lab
d. Pengisian sabun wastafel
e. Pengisian Pengharum ruangan
Pewangi Pesawat Telephone
Kelengkapan Sarana Kamar Mandi
Pembersihan Talang Gedung 36.416 M2 ……………
1 Paket
I.2 Pemeliharaan Kebersihan Halaman
Kantor
Pembuatan & Pembersihan rumput
Pembersihan Parit
Membuat Semak liar di trace jalan
Menyapu sampah
Pembersihan Taman
Terbilang : ……………………………………………… JUMLAH ………………
PPN 10% ………………
……………………………………………… TOTAL ………………

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,


…………………………….. Pejabat Pembuat
Komitmen
…………………………….. ……………………………..

…………………………. ………………………….
NIP.

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN


PENGADAAN KOMPUTER/PC
PADA ……………………………
…………………………………………………………

Nomor : ……………………..

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pekerjaan Pengadaan Komputer/PC untuk
keperluan Kantor ………………………Tahun Anggaran 200… dengan nilai Kontrak yang
telah ditetapkan dan pasti; dan kedua belah pihak juga menyatakan setuju untuk
melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia,
dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dibawah ini.

Pasal 1
Tugas /Lingkup Pekerjaan

PIHAK KESATU memberikan tugas Pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas/ pekerjaan dari PIHAK KESATU berupa Pekerjaan Pengadaan
Komputer/PC sebanyak 3 (tiga) unit pada …………………………………...
……………………… Tahun Anggaran …….. seperti tertera pada Surat Keputusan
Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SKPPBJ) Nomor : ………………. Tanggal
…………………….

Pasal 2
Ketentuan Dan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan Tersebut dalam Pasal 1 harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, berdasarkan.

Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen


…………………………………………………………..
Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….
Tentang : Penetapan Pemenang Pengadaan Komputer/PC
Pengumuman
Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….
Tentang : Pengumuman Pemenang Pelelangan

Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen


…………………………………………………………
Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….
Tentang : Penunjukkan Pemenang Pelelangan

Surat Perintah Penawaran harga dari PT/CV/Firma/Kop.................


Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….

Pasal 3
Itikad Baik

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA bertindak berdasarkan asas saling percaya yang
disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak;

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur
tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Jika selama Kontrak salah
satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.

Pasal 4
Syarat-syarat Umum

Yang dimaksud dengan PIHAK KESATU adalah Pihak Pemberi Pekerjaan, dalam hal ini
Pejabat Pembuat Komitment ………………………………….. Tahun Anggaran
………………..

Yang dimaksud dengan PIHAK KEDUA adalah Pelaksana Pekerjaan, dalam hal ini adalah
…(sebutkan nama orangnya) ……………………….. yang bertindak untuk dan atas
nama Direktur PT. ……………………………………,

Kontrak Perjanjian adalah Pelaksanaan Pekerjaan Pengadaan Komputer/PC antara


PIHAK KESATU dengan PIHAK KEDUA.

Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal


2 kontrak Perjanjian ini;

Pekerjaan yang diadakan adalah sebagaimana lampiran Kontrak Perjanjian Pekerjaan


Pengadaan computer/PC;
Surat/Kontrak Perjanjian ini didukung oleh semua dokumen yang terkait dengan
pekerjaan pengadaan seperti dimaksud dalam Pasal 1, dan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari Kontrak Perjanjian ini;

PIHAK KEDUA menjamin dan melindungi PIHAK KESATU dari segala tuntutan atau klaim
dari pihak manapun apabila terjadi pelanggaran hak paten, hak cipta dan merk.

Pasal 5
Persyaratan Teknis Pekerjaan

Perincian dari nama, Mutu, jenis, volume dan spesifikasi teknis Pengadaan
Komputer/PC pada …………………………………………………… Tahun Anggaran ……..
adalah sebagaimana yang diminta oleh PIHAK KESATU seperti dalam Dokumen
Kontrak Pengadaan dan tertera dalam Keputusan Penetapan Penyedia Barang Nomor
…………………………….. tanggal …………………… yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Kontrak Perjanjian ini.

Pasal 6
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Seluruh pelaksanaan pekerjaan seperti yang dimaksud dalam Pasal 1 tersebut diatas,
harus 100% selesai dilaksanakan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender
terhitung sejak tanggal Kontrak diterbitkan dan seluruh pekerjaan harus selesai dan
diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU paling lambat tanggal
………………

Pasal 7
Pengawasan dan Pemeriksaan Pekerjaan

Untuk melaksanakan pengendalian pekerjaan yang terdiri atas pengawasan,


pengoreksian, dan pengujian pekerjaan dilakukan oleh Panitia Pemeriksa/Penguji
Barang dan Jasa.

PIHAK KEDUA harus mengetahui segala petunjuk teknis dan pengarahan serta
perintah dari Panitia Pemeriksa/Penguji seperti tersebut pada ayat 1 diatas.

Pasal 8
Harga Kontrak Pekerjaan

Harga Borongan /kontrak pekerjaan tersebut dalam pasal 1 Kontrak Perjanjian adalah
sebesar Rp. ……………………………………………………………………. ………………………..)
termasuk biaya pengiriman (transportasi) serta perhitungan – perhitungan pajak sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dibebankan pada anggaran DIPA No.
………… tanggal 31 Desember…… Tahun Anggaran ………
Pasal 9
Tata Cara Pembayaran dan Syarat-syarat

Pembayaran Harga Borongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, dilakukan oleh


PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA, sebagai berikut :

Pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dapat dilakukan sekaligus 100% dari
nilai kontrak yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan
dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU, dengan terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan/pengujian oleh Panitia Pemeriksa /Penguji yang dibuktikan dengan
Berita Acara Pemeriksaan/Pengujian.

Pembayaran atas barang/peralatan yang telah dilakukan serah terima


barang/pekerjaan dan dinyatakan baik serta memenuhi syarat, akan dilakukan
PIHAK KESATU setelah PIHAK KEDUA mengajukan Surat Permintaan Pembayaran
(tagihan) yang dilampiri :
Kwitansi dalam rangkap 7 (tujuh) rangkap KESATU bermaterai Rp. 6.000,-
Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan
Berita Acara Pemeriksaan/Pengujian.
Faktur Pajak

Pelaksanaan Pembayaran dilakukan dengan pengujian SPP-LS melalui KPPN/ Kas


Daerah ………., sesuai dengan Peraturan yang berlaku.

Nomor Rekening PIHAK KEDUA : Bank ……………………… Nomor. Rekening : …………….


Dan Nomor NPWP………………………………

Seluruh pembayaran untuk pelaksanaan kontrak pekerjaan ini dibayarkan dengan


mata uang Rupiah.

Setelah Kontrak ditandatangani oleh para pihak, PIHAK KEDUA dapat mengajukan
permintaan uang muka setinggi – tingginya 20% (dua puluh persen) dari nilai
kontrak.

Pembayaran uang muka dilakukan setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Surat Jaminan
Uang Muka sesuai dengan ketentuan pasal 10 Surat Perjanjian Pemborongan ini.

Pengambilan uang muka sebagaimana dimaksud diatas, diperhitungkan berangsur-


angsur secara merata (proporsional) pada tahap-tahap pembayaran sesuai
dengan ketentuan dalam kontrak dan selambat-lambatnya harus lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus persen).

Pasal 10
Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Uang Muka
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini PIHAK KEDUA, telah menyerahkan jaminan
pelaksanaan Pekerjaan pada PIHAK KESATU sebesar 5% x Rp. ……………………=
Rp. ………………, (…………………. …………………………………………………………)
dalam bentuk Surat Jaminan Pelaksanaan. Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan
tersebut diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU paling lambat 14
(empat belas) hari kalender sejak penandatanganan Kontrak Perjanjian oleh
kedua belah Pihak dan dikembalikan oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA
setelah waktu penyerahan pekerjaan, dan pekerjaan secara keseluruhan telah
selesai 100%. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan adalah sampai dengan tanggal
…………………

Jaminan Uang Muka adalah jaminan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
KESATU dalam rangka pengambilan uang muka dengan nilai sekurang-kurangnya
20% dari nilai kontrak.

Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Uang Muka, harus dikeluarkan oleh Bank Umum.

Apabila PIHAK KEDUA gagal melaksanakan Kontrak, maka jaminan –jaminan yang
diserahkan kepada PIHAK KESATU disita oleh PIHAK KESATU untuk dicairkan dan
disetorkan ke Kas Negara.

Jaminan Pelaksanaan akan dikembalikan oleh PIHAK KESATU, selambat-lambatnya 30


(tiga puluh) hari setelah selesainya pelaksanaan tugas kewajiban PIHAK KEDUA.

Jaminan Uang Muka akan dikembalikan oleh PIHAK KESATU setelah pengembalian uang
muka dilunasi oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 11
Sanksi dan Denda

Jika Pihak kedua tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan yang tercantum pada Pasal 6 Surat perjanjian
Pemborongan ini, maka untuk setiap hari keterlambatan, PIHAK KEDUA wajib
membayar “denda keterlambatan” sebesar 1 o/oo (satu permil) dari nilai
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan.

Besarnya denda yang dibayar oleh PIHAK KESATU atas keterlambatan


pembayaran kepada PIHAK KEDUA sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku saat itu
menurut ketetapan Bank Indonesia.

Denda-denda tersebut dalam ayat 1 pasal ini, akan diperhitungkan dengan


kewajiban pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 12
Hak dan Kewajiban Para Pihak

Hak dan kewajiban PIHAK KESATU


PIHAK KESATU berhak menerima hasil pekerjaan dari PIHAK KEDUA sesuai
dengan spesifikasi yang diminta, baik volume, jenis maupun mutu dalam
keadaan baik dan baru.
PIHAK KESATU berhak melakukan pemeriksaan awal terhadap mutu semua
bahan/material/peralatan/barang yang akan digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan oleh PIHAK KEDUA.
PIHAK KESATU berhak melakukan pengawasan, penelitian, pemeriksaan dan
pengujian terhadap setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
PIHAK KESATU berhak menolak atau mengembalikan
bahan/material/barang/peralatan yang dikirim rusak atau tidak sesuai
dengan pesanan atau pemasangannya tidak sesuai dengan spesifikasi
dalam dokumen pelelangan.
PIHAK KESATU berkewajiban membayar sejumlah harga pekerjaan yang telah
disepakati apabila PIHAK KEDUA telah memenuhi semua kewajibannya.

Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA


PIHAK KEDUA berkewajiban dalam melaksanakan pekerjaan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis Dokumen
Pelelangan Penyediaan Barang/Jasa Nomor …………………….. …………
Tanggal ………………..
PIHAK KEDUA wajib menjamin keaslian barang dan tidak melanggar hak
cipta/merk/kekayaan intelektual serta jaminan purna jual selama 1(satu)
tahun.
PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan pengepakan atas barang-barang yang
dikirim dari asal barang sampai ke lokasi yang telah ditetapkan.
PIHAK KEDUA berkewajiban tetap menjaga lingkungan pelaksanaan dengan baik
dan bersih.
PIHAK KEDUA berhak meminta pembayaran dengan harga yang telah disepakati
apabila PIHAK KEDUA telah memenuhi semua kewajibannya.
PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan
sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan
oleh PIHAK KESATU sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
PIHAK KEDUA berkewajiban menjaga keamanan seluruh
bahan/material/peralatan/barang yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan seluruh hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan kontrak perjanjian dan sesuai Jadwal
Pelaksanaan yang telah ditetapkan.
Pasal 13
Pelaksanaan dan Penyerahan Pekerjaan

Pelaksanaan Pekerjaan dimaksud pada pasal 1 Kontrak Perjanjian ini adalah di Kantor
…………………………………………………………………. …………………………….).

Penyerahan hasil pekerjaan dilakukan dengan membuat dan menyerahkan dengan


Berita Acara Serah Terima hasil Pekerjaan.
Pasal 14
Transportasi

Dalam rangka pelaksanaan kontrak perjanjian ini, PIHAK KEDUA menyediakan alat
transportasi untuk pengiriman/pengangkutan barang yang dipesan oleh PIHAK
KESATU.

Segala biaya transportasi yang dikeluarkan menjadi beban PIHAK KEDUA dan sudah
termasuk dalam biaya kontrak.

Pasal 15
Pemutusan Hubungan Kerja

PIHAK KESATU berhak memutuskan kontrak perjanjian sepihak, dengan


memberitahukan tertulis 7 (tujuh) hari kalender sebelumnya setelah melakukan
peringatan /teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut – turut kepada PIHAK KEDUA.

1). PIHAK KEDUA dalam 1 (satu) minggu terhitung kontrak perjanjian ini, tidak
atau belum mulai melaksanakan pekerjaan sebagaimana diatur dalam
pasal 1 Surat Perjanjian ini.
2). PIHAK KEDUA secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja
memperlambat penyelesaian pekerjaan sebagai diatur dalam Pasal 6 Surat
Perjanjian ini.
3). PIHAK KEDUA memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau
dapat merugikan PIHAK KESATU, sehubungan dengan pekerjaan ini.

Jika terjadi Pemutusan perjanjian secara sepihak oleh PIHAK KESATU sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, PIHAK KESATU dapat menunjuk perusahaan lain
atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut, PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK KESATU
semua arsip dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak perjanjian
ini.
Dalam hal demikian, maka Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana
termaksud dalam Pasal 10 Kontrak Perjanjian ini menjadi milik negara. Jaminan
tersebut akan dicairkan oleh PIHAK KESATU dan diperhitungkan dengan
presentasi pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA tidak berhak menuntut rugi kepada PIHAK KESATU.
Pasal 16
Penyelesaian Perselisihan

Perselisihan yang timbul mengenai pelaksanaan Kontrak Perjanjian ini akan


diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat antara kedua belah pihak.

Perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah akan diusahakan


penyelesaiannya melalui satu arbritrase yang terdiri dari wakil PIHAK KESATU,
wakil PIHAK KEDUA dan anggota lainnya yang dipilih atas persetujuan PIHAK
KESATU dan PIHAK KEDUA yang semuanya akan duduk dalam satu arbritase.

Apabila arbritase sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal 16 tidak berhasil


mencapai suatu penyelesaian, maka permasalahan akan diajukan ke Pengadilan
Negeri.
Dalam rangka perjanjian ini kedua belah pihak bersepakat untuk memilih kedudukan
domisili yang tetap yaitu Kantor Pengadilan Negeri ……………..

Pasal 17
Bahasa dan Hukum

Dalam rangka pelaksanaan Kontrak Perjanjian ini PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA
bersepakat bahwa bahasa yang akan digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Hukum
yang digunakan adalah Hukum yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.

Pasal 18
Perpajakan

Harga Kontrak Pekerjaan seperti dimaksud dalam Pasal 8 perjanjian ini sudah termasuk
pajak-pajak yang berlaku.

Pasal 19
Korespondensi

Dalam rangka pelaksanaan Kontrak Perjanjian ini PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA
bersepakat bahwa demi kelancaran pekerjaan dapat dilakukan korespondensi diantara
kedua belah pihak baik melalui surat, fax maupun telepon, dengan alamat seperti
tertera pada pembukaan Kontrak Perjanjian ini.

Pasal 20
Kenaikan Harga

Untuk pelaksanaan Kontrak perjanjian ini tidak ada kenaikan harga (claim) kecuali
pemerintah secara Khusus mengaturnya.

Pasal 21
Keadaan kahar
Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah suatu keadaan/kejadian diluar
kekuasaan atau kemampuan kedua belah pihak, keadaan dimaksud adalah ;
Peperangan
Kerusuhan
Revolusi
Bencana alam; banjir, gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, wabah
penyakit, angin topan.
Pemogokan nasional
Kebakaran
Gangguan industri lainnya.

2. Dalam hal terjadi keadaan kahar PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK
KESATU dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak terjadinya keadaan
Kahar, dilampauinya jangka waktu tersebut hilangnya hak PIHAK KEDUA untuk
menunjukkan keadaan – keadaan kahar dan hak untuk menuntut akibat keadaan
kahar, dan PIHAK KESATU akan menyelesaikan berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku

Pasal 22
Pengawasan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

1. Untuk melaksanakan pengendalian pekerjaan yang terjadi atas pengawasan,


pengoreksian dan pengujian pekerjaan dilakukan oleh Panitia Pemeriksa /Penguji
Barang/Jasa;

PIHAK KEDUA harus mematuhi segala petunjuk teknis dan pengarahan serta perintah dari
Panitia /penguji.

Pasal 23
Amandemen Kontrak

PIHAK KESATU bersepakat dengan PIHAK KEDUA untuk tidak melakukan


Amandemen/perubahan Kontrak sepanjang tidak terjadi keadaan Kahar,
Perubahan Pekerjaan karena disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh
kedua belah pihak atau perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya
perubahan pekerjaan, pesanan.
Apabila terjadi Amandemen Kontrak, PIHAK KESATU bersepakat dengan PIHAK KEDUA
untuk mengatur dalam Amandemen Kontrak yang tidak merugikan PIHAK
KESATU.

Pasal 24
Ketentuan Tambahan

Apabila ada perubahan dalam hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini
akan diatur kemudian secara musyawarah oleh kedua belah pihak akan
mencantumkan dalam addendum/amandemen yang merupakan satu kesatuan
yang tak terpisahkan dalam perjanjian ini.

Jika Terdapat kekeliruan atau kekurangan dalam surat perjanjian ini dapat
diadakan perbaikan atau peninjauan kembali oleh kedua belah pihak.

Pasal 25
Lampiran-lampiran

Pada surat perjanjian Kontrak ini dilampirkan :


Jaminan Pelaksanaan ;
Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SKPBB) ;
Pengumuman Pemenang Lelang dari Panitia Pelelangan ;
Surat Penetapan Penyedia Barang / Jasa (SPPBJ) ;
Surat Pengusulan Calon Pemenang dari Panitia Pelelangan ;
Berita Acara Hasil Pelelangan ;
Berita Acara Evaluasi dan Penilaian Penawaran ;
Berita Acara Pembukaan Penawaran ;
Berita Acara Pemberian Penjelasan ;
Dokumen Pemilihan Penyedia Barang / Jasa

Pasal 26
Penutup

Surat Perjanjian Kontrak ini dibuat dalam keadaan sadar, tanpa paksaan, dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada hari, tanggal, bulan dan tahun
sebagaimana tersebut diatas, dalam rangkap 6 (enam) dan 2 (dua) eksemplar
dibubuhi materai secukupnya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


PT/CV/Firma/Kop………………. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

…………………….. ……………………..
…………………………… ……………………………
SURAT PERINTAH KERJA
Nomor : ......... /I/......./200...

Pada Hari, tanggal : ………………………………………………..


Nama : ………………………………………………..
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen ......... .....
……………………………………………..
………………………………………………..
Alamat : ………………………………………………..
Memberi Perintah Kerja kepada : ………………………………………………..
Nama : ………………………………………………..
Jabatan : ………………………………………………..
Alamat : ………………………………………………..

Macam pekerjaan yang dilaksanakan : Pengadaan Komputer PC untuk Keperluan


Kantor ........................
Jumlah Harga : Rp. ……………………(Dengan huruf).

Pembayaran dilakukan melalui : Kantor Pelayanan Perbendaharaan …


Negara/Kas Daerah …………… dari
Anggaran Dana Kegiatan ……Tahun
Anggaran 200...
Pekerjaan tersebut harus
Dimulai : …………………………………………………
Selesai selambat-lambatnya : …………………………………………………

Dengan ketentuan-ketentuan terlampir :

Surat Perintah Kerja ini dibuat rangkap 8 (delapan) dan berlaku syah setelah ditanda
tangani oleh kedua belah pihak dan bermaterai secukupnya.

YANG MENERIMA PERINTAH YANG MEMBERI PERINTAH


PT/CV/Firm/Kop …………. Pejabat Pembuat Komitmen …….
…………………………………………….

……………………………. …………………………….
Direktur NIP.

Lampiran I Surat Perintah Kerja (SPK)


Nomor : …………………………
Tanggal : …………………………

KETENTUAN – KETENTUAN ADMINISTRASI DAN PEMBAYARAN

Jumlah harga tersebut akan dibayar dari Anggaran Dana Kegiatan ………. DIPA No
………………………………………………., Tahun Anggaran 2004.

Tidak diperkenankan mengadakan perubahan harga, kwalitas maupun perintah kerja


yang telah ditentukan.

Barang harus diserahkan selambat-lambatnya pada waktu yang telah ditentukan


dalam Surat Perintah Kerja (SPK).

Segala sesuatu yang belum diatur /tercantum dalam ketentuan ini berlaku ketentuan
umum yang lazim dipakai dalam perjanjian /kontrak.

Dalam hal ini apabila terjadi perselisihan maka kedua belah pihak akan memilih tempat
yang sama dan syah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri di Jakarta.

Sanksi/denda akan dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu perseribu) per hari dari nilai
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan penyerahan pekerjaan dari jumlah
harga (Nilai Kontrak).

Apabila Pihak pemberi pekerjaan mengalami keterlambatan dalam melakukan


pembayaran kepada pihak pelaksana pekerjaan, maka kepada Pihak Pemberi
pekerjaan akan dikenakan denda dan harus dibayarkan kepada Pihak pelaksana
dengan nilai sebesar Bunga Bank yang berlaku pada saat transaksi dan mengacu
kepada peraturan pemerintah yang berlaku.

YANG MENERIMA PERINTAH YANG MEMBERI PERINTAH


PT/CV/Firma/Kop……………. Pejabat Pembuat Komitmen

……………………………. …………………………….
Direktur NIP.

Lampiran II : Surat Perintah Kerja (SPK)


Nomor : ……………………………..
Tanggal : ……………………………..

Volu Harga Jumlah


No Nama Barang
me Satuan Harga (Rp)
1. Pengadaan Personal Komputer 3 Unit ……… ………………
Spesfikasi PC Pentium 4
Mainboard ECS Intel 848 P. A-Intel
Presscott CPU Support Include Chipset
Northbridge Intel 848 Up 64 MB
2D/3D Support, Sound, Sound ADI Ad
1980 6-Channel Audio CODEC, LAN
10/100Ethernet, 1 Slot AGP, 4 Port
USB 2.0, 52 Slot PCI, 1 Port Pararel, 1
Port Serial.
Hardisk Seagate Baracuda 80 GB/7200
RPM.
VGA AGP 64 Gforce 2/MX 400
DDR 256 MB/PC 2700
Casing Tower Full ATX Simbadda/350
watt
DVD Combo Lite on
Floppy Disk Panasonic 3,5/1,44 MB
Monitor 17’ Flatron ez T. 710 SH LG
Keyboard Logitach
Mouse PS2 OEM Infra
Speaker Subwoofer
Stabilizer
Modern 56 k
Flasdizk 128 MB
Proccecor Intel Pentium 42,4 GHz

Terbilang : Jumlah ……………..


PPN 10% ……………..
……………………………………………..........................
Total ……………..

……………………………………………....................................
.........

YANG MENERIMA PERINTAH YANG MEMBERI PERINTAH


PT/CV/Firma/Kop……………… Pejabat Pembuat Komitmen
…………………………………..
…………………………………..

…………………………………. ………………………………….
………………………. ……………………….

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN

Nomor : ..................................

Tentang

PEKERJAAN
PEMELIHARAAN SUMBER AIR BERSIH KAPASITAS SEDANG
………………………………………………………………………………..

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan :

1. KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
2. KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau DPA-SKPD Nomor : ...............
tanggal .............
4. Surat Penawaran harga Nomor ........ tanggal ...........
5. Berita Acara Rapat Klarifikasi dan Negosiasi Nomor ........ tanggal ......... (kalau
ada)
6. Surat Keputusan .......... Nomor ....... tanggal ......tentang Penetapan Penyedia
Barang/Jasa
7. (dapat ditambahkan surat-surat yang berkenaan tentang pengadaan barang/jasa)

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pekerjaan Pemeliharaan Sumber Air Bersih
Kapasitas Sedang keperluan Kantor ………………………Tahun Anggaran 200… dengan
nilai Kontrak yang telah ditetapkan dan pasti; dan kedua belah pihak juga menyatakan
setuju untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku
di Indonesia, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam
pasal-pasal dibawah ini.

Pasal 1
TUGAS DAN KEWAJIBAN
PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang telah dibehrikan oleh PIHAK PERTAMA
untuk melaksanakan :

Pekerjaan Pemeliharaan Sumber Air Bersih Kapasitas Sedang.

Secara baik dan bertanggung jawab sesuai dengan Dokumen Penunjukan


Langsung (RKS) Nomor : …………………………….., tanggal …………………………..

PIHAK KEDUA dalam mengajukan termijn atas prestasi yang dicapai diwajibkan
untuk membuat daftar prestasi pekerjaan dan PIHAK PERTAMA akan membuatkan
Berita Acara Pekerjaan.

Untuk prestasi pekerjaan 100% dinyatakan dengan Berita Acara Pemeriksaan oleh
Panitia Pemeriksa / Penguji Barang dalam bentuk Berita Acara Penyerahan I.

Untuk prestasi pekerjaan sebagai akhir dari masa pemeliharaan pekerjaan


dinyatakan dengan Berita Acara Pemeriksaan oleh Panitia Pemeriksa / Penguji
Barang dalam bentuk Berita Acara Penyerahan II (terakhir).

Pasal 2
HARGA

Harga Borongan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 Surat


perjanjian ini sebesar Rp ……………………….. (dengan huruf), sudah termasuk
ongkos kerja, material dan pajak sesuai ketentuan yang berlaku dengan perincian
sebagaimana terlampir.

Harga tersebut adalah tetap tidak berubah (Fixed Price) termasuk pajak sesuai
ketentuan yang berlaku.

PIHAK KEDUA tidak dapat membuat perubahan harga atau tambahan biaya apapun
juga yang berhubungan dengan pelaksanaan Surat Perjanjian ini kecuali atas
persetujuan PIHAK PERTAMA.

Pasal 3
WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Sumber Air Bersih Kapasitas Sedang


……………………………………………… adalah selama 20 (dua puluh) hari kalender
terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian Pemborongan atau kontrak ini atau
selambat-lambatnya tanggal ……………………………………………….
Pasal 4
CARA PEMBAYARAN

Pelaksanaan pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dibayarkan secara


bertahap, yaitu tahap pertama sebesar 95% dari total nilai kontrak atau Rp.
………………………, apabila prestasi pekerjaan telah selesai 100% dengan baik yang
dinyatakan dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan Pekerjaan I Oleh Panitia
Pemeriksa / Penguji Barang, sedangkan tahap kedua merupakan masa
pemeliharaan jangka waktu masa pemeliharaan maksimum selama 30 (tiga puluh)
hari kalender dapat dibayarkan sisanya sebesar 5% dari nilai kontrak atau Rp.
…………………….. dan dibuktikan pula dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan II
(terakhir) oleh Panitia Pemeriksa / Penguji Barang.

Seluruh pembayaran dibebankan pada DIPA No ……………. Tanggal


………………………….anggaran ……………. Dengan pengajuan SPP-LS oleh
bendaharawan ………………………………………………………… kepada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)/Kas Daerah ………………………..

Pasal 5
DENDA KETERLAMBATAN

Apabila jangka waktu penyelesaian pekerjaan tersebut dilampaui akibat kelalaian


PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu permil) dari
harga borongan untuk setiap hari keterlambatan dengan batas maksimum 5% (lima
persen) dari harga borongan pekerjaan.

Pasal 6
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah peristiwa-peristiwa berikut :


a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, banjir, dll)
b. Kebakaran
c. Perang, huru hara, pemberontakan, pemogokan dan epidemi.
d. Peraturan Pelmerintah di bidang moneter yang pelaksanaannya diatur
sesuai dengan Keputusan Pemerintah, sehingga mempunyai akibat langsung
tertundanya penyelesaian pekerjaan tersebut.

Dalam hal terjadinya force majeure PIHAK KEDUA wajib memberitahukan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam jangka waktu empat
belas (14) hari kalender terhitung sejak kejadian dimaksud.

Apabila dalam kejadian sebagaimana dimaksud dalam ayat dua pasal ini PIHAK KEDUA
tidak memberitahukan kejadian force majeure tersebut kepada PIHAK PERTAMA,
maka keterlambatan penyerahan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal
1 Surat Perjanjian ini dianggap bukan force majeure.
Dalam pemberitahuan kejadian force majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat dua
pasal ini harus disertai dengan keterangan dari yang berwenang mengenai
peristiwa tersebut dan PIHAK KEDUA dapat sekaligus mengajukan permohonan
perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA.

PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak
diterimanya permohonan perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud dalam
ayat 4 pasal ini akan memberikan jawaban secara tertulis mengenai permohonan
dimaksud kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Jika Terjadi perselisihan pendapat dalam rangka pelaksanaan Surat Perjanjian ini kedua
belah pihak sepakat untuk menyelesaikan dengan cara musyawarah.

Apabila penyelesaian perselisihan dengan cara musyawarah sebagaimana dimaksud


dalam ayat 1 Pasal ini belum tercapai, kedua belah pihak sepakat untuk
menyerahkan penyelesaiannya kepada Pengadilan Negeri.

Kedua belah pihak sepakat untuk memilih tempat kedudukan yang syah dan tidak
berubah di Kantor Pengadilan Negeri …………..

Pasal 8
PENUTUP

Surat perjanjian ini dibuat 7 (tujuh) rangkap, 3 (tiga) rangkap asli dan 4 (empat)
rangkap copy yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, setelah dibubuhi materai
yang cukup dan ditanda tangani di ……………………. Pada hari, tanggal, bulan, dan
tahun tersebut diatas.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
Lampiran :

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN (SPK)


Nomor :……………………………………
Tanggal : ………………………….

Pekerjaan : Pemeliharaan Sumber Air Kapasitas Sedang

No DESKRIPSI JUMLAH HARGA TOTAL


SATUAN
Rp. Rp.
Pemeliharaan Sumber Air Kapasitas
sedang berupa
Perbaikan saluran pembuangan air bekas
(drainage)

I. Pekerjaan Persiapan
1. Pembongkaran saluran lama 42 M
2. Pengangkutan dan pembuangan 1 Ls
puing

II Pekerjaann Pemasangan
.
1. Pemasangan alas / dasar saluran, 84 M2
bahan plastik
2. Pemasangan coran beton bertulang
dengan
rangka besi behel 8 mm - 15 cm ,
Perbandingan coran 1 : 2 : 3 M2
3. Pemasangan kolom bertulang
dengan rangka
besi behel 8 mm - 15 cm ,
Perbandingan coran 1 : 2 : 3 6.6 M
4. Pemasangan grill besi siku-siku 4 x 4 50 M2
@ 45 cm

TOTAL
Terbilang : PAJAK
10%
TOTAL

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
SURAT PERJANJIAN KONTRAK
Nomor : …………………..

Tentang

PEKERJAAN PENGADAAN BARANG INVENTARIS KANTOR BERUPA


MEJA KAYU DAN KURSI BESI / METAL

UNTUK KEPERLUAN KANTOR ………………………………..


………………………………………………………………………………..

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pekerjaan Pengadaan Inventaris Kantor untuk
keperluan Kantor ………………………Tahun Anggaran 200… dengan syarat-syarat
sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini.

Pasal 1
TUGAS DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Tugas/kewajiban dan ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA adalah melaksanakan pekerjaan pengadaan Barang Inventaris Kantor berupa
Meja Kerja Kayu dan Kursi Besi /Metal pada Kantor ……………………. adalah sebagai
berikut :

N Uraian / Jenis / Spesifikasi Barang Volume


o
Pengadaan barang Inventaris Berupa : Pengadaan Meja Kerja kayu
dan Kursi Besi / Metal

01 Pengadaan Meja Kerja Kayu 1 Set


. Bahan :
Mutiplek 18 mm lapis Teakwood kombinasi kayu Mahoni dan list
profil.
Kaca Ryben – 5 mm
Ukuran Meja Kerja :
Panjang : 180 cm
Lebar : 90 cm
Tinggi : 70 cm
Ukuran Meja Samping :
Panjang : 120 cm
Lebar : 40 cm
Tinggi : 60 cm
Ukuran Meja Bawah / Locker :
Panjang : 45 cm
Lebar : 45 cm
Tinggi : 60 cm
1 buah
02 Pengadaan Kursi Kerja Besi / Metal
. Merek : Donati
Type : DO 10
Bahan Sarung : Kulit
Sandaran Kepala : Tinggi
Sandaran Tangan : Kiri - Kanan
Roda dan Kaki : 5 buah
Syatem : Hydraulik

2 buah
Pengadaan Kursi Kerja Besi / Metal
03 Merek : Donati
. Type : DO 10
Bahan Sarung : Oskar
Sandaran Kepala : Standari
Sandaran Tangan : Kiri - Kanan
Roda dan Kaki : 5 buah
Syatem : Hydraulik
Pasal 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau DPA-SKPD Nomor : ...............
tanggal .............
Surat Penawaran harga Nomor ........ tanggal ...........
Berita Acara Rapat Klarifikasi dan Negosiasi Nomor ........ tanggal ......... (kalau ada)
Surat Keputusan .......... Nomor ....... tanggal ......tentang Penetapan Penyedia
Barang/Jasa
(dapat ditambahkan surat-surat yang berkenaan tentang pengadaan barang/jasa)

Pasal 3
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan pekerjaan Pengadaan Barang Inventaris Kantor Berupa Meja Kerja
Kayu dan Kursi Besi / Metal pada kantor ………………………………….. harus
diselesaikan tidak lebih dari 15 (lima belas) hari kalender terhitung sejak
ditandatanganinya Surat Perintah Kerja tanggal ………………………….. atau
selambat-lambatnya tanggal ……………………………………………………………..

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 tidak dapat
diubah, kecuali berdasarkan permintaan tertulis dari PIHAK KEDUA yang
disampaikan kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender
sebelum batas waktu yang ditetapkan dengan disertai alasan yang tepat dan dapat
dipertimbangkan oleh PIHAK PERTAMA, dan selanjutnya akan diatur kemudian dalam
Addendum kontrak.

Pasal 4
PENGALIHAN TUGAS PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini PIHAK KEDUA tidak dibenarkan mengalihkan tugas
pekerjaan sebagian / seluruhnya kepada PIHAK KETIGA tanpa seijin PIHAK PERTAMA.

Pasal 5
NILAI KONTRAK DAN SYARAT PEMBAYARAN

Biaya untuk pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 Perjanjian ini adalah sebesar Rp.
…………………………… (dengan huruf).
Pelaksanaan pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dibayarkan sekaligus
atau seluruhnya (100%) apabila prestasi pekerjaan telah selesai 100% dengan
baik yang dinyatakan dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan Pekerjaan oleh
Panitia Pemeriksa / Penguji Barang.

Setiap pembayaran kepada PIHAK KEDUA akan dipungut pajak-pajak menurut


peraturan yang berlaku.

Pembayaran dilakukan dengan pengajuan SPP-LS melalui Kantor Pelayanan


Perbendaharaan Negara/Kas Daerah ……………………………….. ……………………..
Harga tersebut adalah tetap tidak berubah (Fixed Price) termasuk pajak sesuai
ketentuan yang berlaku.

PIHAK KEDUA tidak dapat membuat perubahan harga atau tambahan biaya apapun
juga yang berhubungan dengan pelaksanaan Surat Perjanjian ini terkecuali atas
persetujuan PIHAK PERTAMA.

Pasal 6
PEMERIKSAAN PERALATAN / BARANG

Segera setelah peralatan / barang tiba dilokasi, harus segera dilakukan pemeriksaan
pendahuluan terhadap :
Kerusakan yang terlihat.
Kesesuaiannya dalam spesifikasi teknis.

Pemeriksaan pekerjaan yang dilakukan bersama oleh Panitia Pemeriksa / penguji


Barang dan Jasa yang kemudian hasil pemeriksaannya dituangkan dalam suatu
Berita Acara Pemeriksaan.

PIHAK PERTAMA berhak menolak semua peralatan/barang yang menyimpang


spesifikasi dan persyaratan atau peralatan/barang yang cacat. Dalam hal ini
PIHAK KEDUA wajib atau harus mengganti peralatan/barang yang ditolak
tersebut. Biaya penggantian dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

Rekanan bertanggung jawab terhadap kondisi pekerjaan sehingga dapat diyakini,


bahwa pekerjaan yang bersangkutan memberikan hasil pekerjaan yang baik.

Pasal 7
SANKSI

Kelalaian dan keterlambatan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan yang


diserahkan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan Surat Perjanjian ini, akan dikenakan
sanksi “denda” sebesar minimum 1 (satu) permil untuk setiap hari
keterlambatan penyerahan sampai dengan maksimum sebesar 5% dari harga
kontrak.
Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan
pembayaran kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA bersedia dikenakan
sanksi kepada yang besarnya disesuaikan dengan tanggung jawab PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1.

Pasal 8
KENAIKAN HARGA

Kenaikan harga selama masa pelaksanaan kontrak ini ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan tambahan biaya apapun juga (claim)
walaupun ada kenaikan harga material atau jasa yang ada hubungannya dengan
pekerjaan ini.

Pasal 9
JAMINAN

Apabila peralatan/barang yang diterima dilokasi dalam keadaan rusak, cacat, kurang
dan tidak sesuai dengan spesifikasi maka PIHAK KEDUA harus segera mengganti
dengan yang baru selambat-lambatnya 1 (satu) Minggu setelah surat
pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA.

Peralatan/barang pada Surat Perjanjian ini harus diberikan jaminan Pemakaian minimal
selama 1 (satu) tahun untuk segala jenis kerusakan yang diakibatkan bukan
karena kesalahan pemakai.

Pasal 10
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

Penyimpangan-penyimpangan dan atau perubahan yang merupakan penambahan atau


pengurangan.

Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku apabila ada permintaan tertulis dari PIHAk
KEDUA yang menyebutkan jenis serta biaya pekerjaan.

Perhitungan biaya untuk pekerjaan tambah kurang diperhitungkan menurut harga


satuan pekerjaan yang dimaksud oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA.

Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga


yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Adanya pekerjaan tambah kurang yang dapat dipakai sebagia alasan untuk merubah
waktu penyelesaian pekerjaan dan mengurangi kualitas kerja kecuali atas
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.

Pasal 11
FORCE MAJEURE

Keadaan Force Majeure adalah keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi karena
bencana alam (gempa, banjir, dan sebagainya) kebakaran, peperangan, huru-
hara, pemotongan atau kemacetan yang timbul karena dikelluarkannya
Peraturan Pemerintah yang mengakibatkan perubahan moneter.

Keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya Force Majeure semacam ini
dapat dipertimbangkan oleh PIHAK PERTAMA, asal saja diberitahukan secara tertulis
oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari terhitung sejak tanggal terjadinya Force Majeure.

Apabila dalam kejadian sebagaimana dimaksud dalam ayat dua pasal ini PIHAK KEDUA
tidak memberitahukan kejadian Force Majeure tersebut kapada PIHAK PERTAMA, maka
keterlambatan penyerahan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Surat
Perjanjian ini dinggap bukan Force Majeure.

Dalam pemberitahuan kejadian Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat dua
pasal ini harus disertai dengan keterangan dari pihak yang berwenang mengenai
peristiwa tersebut dan PIHAK KEDUA dapat sekaligus mengajukan permohonan
perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA.

PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak
diterimanya permohonan perpanjangan waktu sebagimana dimaksud dalam ayat 4
pasal ini akan memberikan jawaban secara tertulis mengenai permohonan dimaksud
kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PERSELISIHAN

Segala perselisihan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan ini dapat
diselesaikan secara musyawarah antara PIHAk PERTAMA dan PIHAK KEDUA, bila tidak
dapat diselesaikan secara musyawarah, maka kedua belah pihak dapat memilih Badan
Abritasi Nasional Indonesia (BANNI) di Jakarta.

Apabila cara yang dimaksud Pasal 12 ayat 1 juga tidak dapat menyelesaikan
perselisihan yang timbul, maka penyelesaian selanjutnya akan diserahkan kepada
Keputusan Pengadilan Negeri, untuk itu ditetapkan domisili yang tetap di Kantor
Pengadilan Negeri ……………………….

Pasal 13
LAIN – LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau Perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut
dalam Surat Perjanian Tambahan (addendum) dan merupakan Perjanjian yang
tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

Surat Perjanjian ini dibuat dalam 7 (tujuh) rangkap, 3 (tiga) rangkap asli dan 4 (empat)
rangkap copy yang mempunyai ketentuan hukum yang sama, setelah dibubuhi
materai yang cukup dan ditanda tangani di Jakarta pada hari, tanggal bulan dan
tahun tersebut diatas.

Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di ………………… pada hari
dan tanggal tersebut diatas.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP

Lampiran :

SURAT PERINTAH KERJA (SPK)


Nomor :………………………tanggal ……………

Pekerjaan : Pengadaan inventaris kantor

Harga Jumlah
No Uraian / Jenis / Spesifikasi Barang Volume Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Pengadaan barang Inventaris Berupa :
Pengadaan Meja Kerja kayu dan Kursi
Besi / Metal
01 1 Set
. Pengadaan Meja Kerja Kayu
Bahan :
Mutiplek 18 mm lapis Teakwood
kombinasi kayu Mahoni dan list
profil.
Kaca Ryben – 5 mm
Ukuran Meja Kerja :
Panjang : 180 cm
Lebar : 90 cm
Tinggi : 70 cm
Ukuran Meja Samping :
Panjang : 120 cm
Lebar : 40 cm
Tinggi : 60 cm
Ukuran Meja Bawah / Locker :
Panjang : 45 cm
Lebar : 45 cm 1 buah
Tinggi : 60 cm
02
. Pengadaan Kursi Kerja Besi / Metal
Merek : Donati
Type : DO 10
Bahan Sarung : Kulit
Sandaran Kepala : Tinggi
Sandaran Tangan : Kiri - Kanan
Roda dan Kaki : 5 buah
Syatem : Hydraulik 2 buah

03 Pengadaan Kursi Kerja Besi / Metal


. Merek : Donati
Type : DO 10
Bahan Sarung : Oskar
Sandaran Kepala : Standari
Sandaran Tangan : Kiri - Kanan
Roda dan Kaki : 5 buah
Syatem :
Hydraulik
Jumlah
Terbilang : PPN 10%
TOTAL

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nama Nama
Jabatan pada Perusahaan NIP
SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN
Nomor : ……………………………………..

Tentang
PEKERJAAN PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR PERMANEN
BERUPA :
PENGGANTIAN /PEMASANGAN KARPET, PERBAIKAN/PENGECATAN DINDING
DAN PERBAIKAN PINTU RUANG KERJA
PADA KANTOR ……………………………………………..
…………………………………………………………..

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ............... tanggal ...............


tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan :

KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau DPA-SKPD Nomor : ...............
tanggal .............
Surat Penawaran harga Nomor ........ tanggal ...........
Berita Acara Rapat Klarifikasi dan Negosiasi Nomor ........ tanggal ......... (kalau ada)
Surat Keputusan .......... Nomor ....... tanggal ......tentang Penetapan Penyedia
Barang/Jasa (dapat ditambahkan surat-surat yang berkenaan tentang pengadaan
barang/jasa)

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pekerjaan Pemeliharaan Gedung Kantor
Permanen untuk keperluan Kantor ………………………Tahun Anggaran 200… dengan
nilai Kontrak yang telah ditetapkan dan pasti; dan kedua belah pihak juga menyatakan
setuju untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku
di Indonesia, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam
pasal-pasal dibawah ini.

Pasal 1
TUGAS DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Tugas/kewajiban dan ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA adalah melaksanakan pekerjaan pengadaan Pemeliharaan Gedung Kantor
Permanen berupa Penggantian/Pemasangan karpet, Perbaikan/pengecatan dinding dan
perbaikan pintu ruang kerja pada Kantor
………………………………………………………………….. adalah sebagai berikut :

No Uraian / Jenis / Spesifikasi Barang Volume


PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR PERMANEN
Berupa : pergantian/pemasangan karpet,
perbaikan/pengecatan
Dinding dan Perbaikan Pintu Ruang Kerja

Bahan Spesifikasi
1. Underlayer dan Karpet : Carpets Classic Windsong-Clour
Wood -046
a. Construction : Cut Pile Saxony
b. Yarn Type : 100% Nylon 6.0
c. Dye Method : Piece Dyed
d. Gauge : 1/8
e. Pile Weight : Ca 1100 GM/M2
f. Pile Hight : 12,0 MM
g. Primary Backing : Woven Polypropylene
h. Secondary Backing : Woven Polypropylene
i. Width : 4,0 M
j. Static Control : Permanent
k. Wear Warranty : 5 Years Limited Wear Warranty
I 2. Cat Tembok : Vinilex No. 8006, Warna Lily White
1 ABQT. 21 1 LS

II Pekerjaan Persiapan
A Bongkar Karpet Underlayer (lama)
1 43.586 M2
2 Pekerjaan Pasang Karpet 11.121 M2
3 Pemasangan Lapisan Underlayer Karpet 22.712 M2
4 Lapisan Underlayer Ruang Kerja SIJ 16.609 M2
B Lapisan Underlayer Kamar Rias SIJ
1 Lapisan Underlayer Ruang Tata Usaha SIJ 43.586 M2
2 Lapisan Underlayer Ruang Tunggu Tamu SIJ 43.586 M2
3 Pemasangan Karpet 43.586 M2
4 Lapisan Lantai-Ruang Kerja SIJ 43.586 M2
Lapisan Lantai-Kamar Rias SIJ
III Lapisan Lantai-Ruang Tata Usaha SIJ
A Lapisan Lantai-Ruang Tunggu Tamu SIJ
1 43.586 M2
B Pekerjaan Perbaikan Karpet
1 Pemasangan Lapisan Underlayer 43.586 M2
Lapisan Underlayer Ruang Kerja SIJUK
IV Pemasangan Karpet (ex. Ruang SIJ)
1 Karpet Lantai (ex. SIJ)- Ruang SIJUK Lantai I 7 buah
2 2 buah
3 Pekerjaan Pintu Ruang SIJ – Lantai 2 dan SIJUK – Lantai 1 buah
1
V Pemotongan Rangka Pintu, Stel Rangka dan Tambah Engsel
1 Pemotongan Rangka Pintu, Stel Rangka 41.18 M2
2 Perbaikan Pintu Kayu – double teakwood 46.65 M2
3 29.59 M2
4 Pekerjaan PEngecatan Dindking dan Plafond – Lantai 2 22.25 M2
Cat dinding ruang selar dan tunggu tamu SIJ – Lantai 2
Cat dinding ruang tata usaha SIJ – Lantai 2
Cat dinding ruang kamar rias dan toilet SIJ – Lantai 2
Cat plafond ruang rias dan toilet SIJ – Lantai 2

Pasal 2
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Gedung Kantor Permanen berupa


Pengadaan/ pemasangan karpet, perbaikan/pengecatan dinding dan perbaikan
pintu ruang kerja pada kantor ……………………………………………….. harus
diselesaikan tidak lebih dari 15 (lima belas) hari kalender terhitung sejak
ditandatanganinya Surat Perjanjian Kontralk atau selambat-lambatnya tanggal
…………………………

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 tidak dapat
diubah, kecuali berdasarkan permintaan tertulis dari PIHAK KEDUA yang
disampaikan kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender
sebelum batas waktu yang ditetapkan dengan disertai alasan yang tepat dan
dapat dipertimbangkan oleh PIHAK PERTAMA, dan selanjutnya akan diatur
kemudian dalam Addendum kontrak.
Pasal 3
PENGALIHAN TUGAS PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini PIHAK KEDUA tidak dibenarkan mengalihkan tugas
pekerjaan sebagian / seluruhnya kepada PIHAK KETIGA tanpa seijin PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
NILAI KONTRAK DAN SYARAT PEMBAYARAN

Biaya untuk pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 Perjanjian ini adalah sebesar Rp.
…………………………… (dengan huruf).

Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut, maka PIHAK KEDUA wajib


menyerahkan Surat Jaminan pelaksanaan di Bank atau Perusahaan Asuransi
yang memiliki Program Asuransi Kerugian yaitu sebasar 5% dari harga Asuransi
Kerugian yaitu sebesar 5% dari harga kontrak = 5% x Rp. …………. = Rp.
…………………… (dengan huruf).

Pelaksanaan pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dibayarkan sekaligus


atau seluruhnya (100%) apabila prestasi pekerjaan telah selesai 100% dengan
baik yang dinyatakan dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan Pekerjaan oleh
Panitia Pemeriksa / Penguji Barang.

Setiap pembayaran kepada PIHAK KEDUA akan dipungut pajak-pajak menurut


peraturan yang berlaku.

Pembayaran dilakukan dengan pengajuan SPP-LS melalui Kantor Pelayanan


Perbendaharaan Negara/Kas Daerah…………………………………………………

Harga tersebut adalah tetap tidak berubah (Fixed Price) termasuk pajak sesuai
ketentuan yang berlaku.

PIHAK KEDUA tidak dapat membuat perubahan harga atau tambahan biaya apapun
juga yang berhubungan dengan pelaksanaan Surat Perjanjian ini terkecuali atas
persetujuan PIHAK PERTAMA.

Pasal 5
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

Segera setelah peralatan / barang tiba dilokasi, harus segera dilakukan pemeriksaan
pendahuluan terhadap :
Kerusakan yang terlihat.
Kesesuaiannya dalam spesifikasi teknis.
Pemeriksaan pekerjaan yang dilakukan bersama oleh Panitia Pemeriksa / penguji
Barang dan Jasa yang kemudian hasil pemeriksaannya dituangkan dalam suatu
Berita Acara Pemeriksaan.

PIHAK PERTAMA berhak menolak semua pekerjaan yang menyimpang spesifikasi dan
persyaratan atau peralatan/barang yang cacat. Dalam hal ini PIHAK KEDUA wajib
atau harus mengganti peralatan/barang yang ditolak tersebut. Biaya
penggantian dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap kondisi pekerjaan sehingga dapat diyakini,
bahwa pekerjaan yang bersangkutan memberikan hasil pekerjaan yang baik.

Pasal 6
SANKSI

Kelalaian dan keterlambatan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan yang


diserahkan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan Surat Perjanjian ini, akan dikenakan
sanksi “denda” sebesar minimum 1 (satu) permil untuk setiap hari
keterlambatan penyerahan sampai dengan maksimum sebesar sama dengan
nilai jaminan pelaksanaan.

Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan


pembayaran kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA bersedia dikenakan
sanksi kepada yang besarnya disesuaikan dengan tanggung jawab PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1.

Pasal 7
KENAIKAN HARGA

Kenaikan harga selama masa pelaksanaan kontrak ini ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan tambahan biaya apapun juga (claim)
walaupun ada kenaikan harga material atau jasa yang ada hubungannya dengan
pekerjaan ini.

Pasal 8
JAMINAN

Apabila pekerjaan yang diterima dilokasi dalam keadaan rusak, cacat, kurang dan tidak
sesuai dengan spesifikasi maka PIHAK KEDUA harus segera mengganti dengan
yang baru selambat-lambatnya 1 (satu) Minggu setelah surat pemberitahuan dari
PIHAK PERTAMA.

Terhadap pekerjaan tersebut pada pasal 1 diberikan jangka waktu / masa pemeliharaan
selama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak pekerjaan selesai yaitu
tanggal ………………………….

Pasal 9
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

Penyimpangan-penyimpangan dan atau perubahan yang merupakan penambahan atau


pengurangan.

Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku apabila ada permintaan tertulis dari PIHAk
KEDUA yang menyebutkan jenis serta biaya pekerjaan.

Perhitungan biaya untuk pekerjaan tambah kurang diperhitungkan menurut harga


satuan pekerjaan yang dimaksud oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA.

Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga


yang disetujui oleh kedua belah pihak.

Adanya pekerjaan tambah kurang yang dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah
waktu penyelesaian pekerjaan dan mengurangi kualitas kerja kecuali atas
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
Pasal 10
FORCE MAJEURE

Keadaan Force Majeure adalah keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi karena
bencana alam (gempa, banjir, dan sebagainya) kebakaran, peperangan, huru-
hara, pemotongan atau kemacetan yang timbul karena dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah yang mengakibatkan perubahan moneter.

Keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya Force Majeure semacam ini
dapat dipertimbangkan oleh PIHAK PERTAMA, asal saja diberitahukan secara
tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal terjadinya Force Majeure.

Apabila dalam kejadian sebagaimana dimaksud dalam ayat dua pasal ini PIHAK KEDUA
tidak memberitahukan kejadian Force Majeure tersebut kapada PIHAK PERTAMA,
maka keterlambatan penyerahan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal
1 Surat Perjanjian ini dinggap bukan Force Majeure.

Dalam pemberitahuan kejadian Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat dua
pasal ini harus disertai dengan keterangan dari pihak yang berwenang mengenai
peristiwa tersebut dan PIHAK KEDUA dapat sekaligus mengajukan permohonan
perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA.
PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak
diterimanya permohonan perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud dalam
ayat 4 pasal ini akan memberikan jawaban secara tertulis mengenai permohonan
dimaksud kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 11
PERSELISIHAN

Segala perselisihan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan dapat diselesaikan


secara musyawarah antara PIHAk PERTAMA dan PIHAK KEDUA, bila tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah, maka kedua belah pihak dapat memilih Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANNI) di Jakarta.

Apabila cara yang dimaksud Pasal 11 ayat 1 juga tidak dapat menyelesaikan
perselisihan yang timbul, maka penyelesaian selanjutnya akan diserahkan
kepada Keputusan Pengadilan Negeri, untuk itu ditetapkan domisili yang tetap di
Kantor Pengadilan Negeri …………………….

Pasal 12
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran Resmi yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Surat
Perjanjian ini adalah :

Surat Keputusan Pemenang Pelelangan Nomor : ……………, tanggal ……………..


Pengumuman hasil pelalangan Nomor : ………………………, tanggal …………….
Nota Dinas Tidak Adanya Sanggahan Nomor : ……………., tanggal ……………..
Penetapan Pemenang Pelangan Nomor : ………………., tanggal ……………..
Nota Dinas Usulan Calon Pemenang Pelelangan Nomor : ………………………., tanggal
………………..
Berita Acara Evaluasi, Penawaran Harga Nomor : ……………., tanggal ………….
Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran Harga Nomor : …………………., tanggal
……………………
Surat Penawaran Harga PT. ……………….Nomor : ………………., tanggal …………
Berita Acara Aanwidjing Nomor : ………………………………, tanggal ………………
Undangan Pelelangan Nomor : ……………………………….., tanggal ……………….
Berita Acara Perkiraan Harga Menurut Perhitungan Sendiri (HPS) Nomor : ………,
tanggal ………………
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Nomor : …………, tanggal …………………
Pasal 13
LAIN – LAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau Perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut
dalam Surat Perjanjian Tambahan (addendum) dan merupakan Perjanjian yang
tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

Surat Perjanjian ini dibuat dalam 7 (tujuh) rangkap, 3 (tiga) rangkap asli dan 4 (empat)
rangkap copy yang mempunyai ketentuan hukum yang sama, setelah dibubuhi
materai yang cukup dan ditanda tangani di Jakarta pada hari, tanggal bulan dan
tahun tersebut diatas.

Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di ………………… pada hari
dan tanggal tersebut diatas.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP

Lampiran I

SURAT PERJANJIAN KONTRAK


Nomor : …………………………..
Tanggal : …………………………..
Pekerjaan Pemeliharaan Gedung Kantor Permanen
Tahun Anggaran 2003

HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)
PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR
PERMANEN
Berupa : pergantian/pemasangan karpet,
perbaikan/pengecatan
Dinding dan Perbaikan Pintu Ruang Kerja

Bahan Spesifikasi
1. Underlayer dan Karpet : Carpets
Classic Windsong-
Clour Wood -046
a. Construction : Cut Pile
Saxony
b. Yarn Type : 100%
Nylon 6.0
c. Dye Method : Piece Dyed
d. Gauge : 1/8
e. Pile Weight : Ca 1100
GM/M2
f. Pile Hight : 12,0 MM
I g. Primary Backing : Woven
1 Polypropylene 1 LS
h. Secondary Backing : Woven
II Polypropylen
A e
1 i. Width : 4,0 M 43.586
2 j. Static Control : Permanent M2
3 k. Wear Warranty : 5 Years 11.121M2
4 Limited 22.712
B Wear M2
1 Warranty 16.609
2 2. Cat Tembok : Vinilex No. M2
3 8006,
4 Warna Lily 43.586
White ABQT. M2
III 21 43.586
A M2
1 Pekerjaan Persiapan 43.586
B Bongkar Karpet Underlayer (lama) M2
1 43.586
Pekerjaan Pasang Karpet M2
IV Pemasangan Lapisan Underlayer
1 Karpet
2 Lapisan Underlayer Ruang Kerja SIJ
3 Lapisan Underlayer Kamar Rias SIJ 43.586
Lapisan Underlayer Ruang Tata Usaha SIJ M2
V Lapisan Underlayer Ruang Tunggu Tamu SIJ
1 Pemasangan Karpet 43.586
2 Lapisan Lantai-Ruang Kerja SIJ M2
3 Lapisan Lantai-Kamar Rias SIJ
4 Lapisan Lantai-Ruang Tata Usaha SIJ
Lapisan Lantai-Ruang Tunggu Tamu SIJ 7
buah
Pekerjaan Perbaikan Karpet 2
Pemasangan Lapisan Underlayer buah
Lapisan Underlayer Ruang Kerja SIJUK 1
Pemasangan Karpet (ex. Ruang SIJ) buah
Karpet Lantai (ex. SIJ)- Ruang SIJUK Lantai I

Pekerjaan Pintu Ruang SIJ – Lantai 2 41.18 M2


dan SIJUK – Lantai 1 46.65 M2
Pemotongan Rangka Pintu, Stel Rangka 29.59 M2
dan Tambah Engsel 22.25 M2
Pemotongan Rangka Pintu, Stel Rangka
Perbaikan Pintu Kayu – double teakwood

Pekerjaan Pengecatan Dinding dan


Plafond – Lantai 2
Cat dinding ruang selar dan tunggu tamu
SIJ – Lantai 2
Cat dinding ruang tata usaha SIJ – Lantai 2
Cat dinding ruang kamar rias dan toilet SIJ
– Lantai 2
Cat plafond ruang rias dan toilet SIJ –
Lantai 2

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
SURAT PERJANJIAN KERJA
Nomor :…………………………

Tentang

PEKERJAAN PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR PERMANEN BERUPA


PERBAIKAN/PEMASANGAN DINDING PANEL KAYU PADA RUANG TATA USAHA,
RUANG TUNGGU TAMU DAN RUANG RAPAT……………………..
GEDUNG ……………………………
……………………………………………………

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ............... tanggal ...............


tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pekerjaan Pemeliharaan Gedung Kantor
Permanen untuk keperluan Kantor ………………………Tahun Anggaran 200… dengan
nilai Kontrak yang telah ditetapkan dan pasti; dan kedua belah pihak juga menyatakan
setuju untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku
di Indonesia, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam
pasal-pasal dibawah ini.

Pasal 1
DASAR PERJANJIAN
KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau DPA-SKPD Nomor : ...............
tanggal .............
Surat Penawaran harga Nomor ........ tanggal ...........
Berita Acara Rapat Klarifikasi dan Negosiasi Nomor ........ tanggal ......... (kalau ada)
Surat Keputusan .......... Nomor ....... tanggal ......tentang Penetapan Penyedia
Barang/Jasa
(dapat ditambahkan surat-surat yang berkenaan tentang pengadaan barang/jasa)

Pasal 2
PENYERAHAN TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA menyerahkan tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menyatakan menerima penyerahan tugas dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan
pekerjaan Pemeliharaan Gedung Kantor Permanen Berupa Perbaikan/Pemasangan
Dinding Panel Kayu Pada Ruang Tata Usaha, Ruang Tunggu Tamu dan Ruang
Rapat………………………………………………………… …………………………………., sesuai
dengan syarat-syarat yang ditetapkan dan ketentuan pasal-pasal Surat Perjanjian ini
beserta lampirannya.

Pasal 3
TUGAS DAN KEWAJIBAN

PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA DAN PIHAK KEDUA
menerima tugas tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang telah diberikan oleh
PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan

1. Pekerjaan Pemeliharaan Gedung Kantor Permanen Berupa


Perbaikan/Pemasangan Dinding Panel Kayu Pada Ruang Tata Usaha, Ruang
Tunggu Tamu dan Ruang Rapat ………………………………..secara baik dan
bertanggung jawab sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Nomor:………………………. Tanggal ……………..………………….

2. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib


melakukan persiapan dan menyediakan pengawas lapangan sebagai tenaga
ahli yang terampil dan menguasai bidangnya serta menyiapkan seluruh
peralatan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan;

3. PIHAK PERTAMA menunjuk Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan


sebagai pengawas harian pekerjaan bagi PIHAK PERTAMA;

4. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah jam kantor selesai, yaitu :

a. Senin s/d Kamis : pukul 16.00 WIB s/d selesai


b. Jum'at : pukul 16.30 WIB s/d selesai
c. Lembur hari Sabtu/Minggu (jika diperlukan) : waktu disesuaikan
dengan keperluan

5. Dalam hal pelaksanaan lembur, PIHAK KEDUA wajib menyampaikan


permintaan ijin lembur kepada Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan
Perlengkapan dan menyerahkan identitas, jumlah pekerja serta waktu
pelaksanaan pekerjaan kepada petugas keamanan kantor..........................
…………………

6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap kondisi pekerjaan sehingga dapat


diyakini, bahwa pekerjaan yang bersangkutan memberikan hasil pekerjaan yang
baik;

7. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan/menyerahkan identitas dan jumlah


pekerja dalam pelaksanaan pekerjaan kepada Kepala Sub Bagian Rumah
Tangga dan Perlengkapan ………………………………………………………………….
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan;

8. Setelah pekerjaan selesai dan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan


kerangka acuan atau ketentuan teknis yang dinyatakan dalam Berita Acara
Pemeriksaan/Pengujian oleh Panitia Pemeriksa/Penguji Barang dan Jasa, maka
PIHAK PERTAMA akan menerima pekerjaan tersebut yang dinyatakan secara
tertulis dalam Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;

9. PIHAK KEDUA wajib mematuhi semua ketentuan yang berlaku sehubungan


dengan pekerjaan ini, termasuk ketentuan-ketentuan intern yang dikeluarkan
oleh PIHAK PERTAMA;

10. PIHAK KEDUA wajib mentaati petunjuk dan saran-saran yang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA demi kelancaran tugas pekerjaannya.

Pasal 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Waktu pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Gedung Kantor Permanen berupa


Perbaikan/Pemasangan Dinding Panel Kayu Pada Ruang Tata Usaha, Ruang Tunggu
Tamu Dan Ruang Rapat Kantor..........l adalah selama 21 (duapuluh satu) hari kalender
terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian kerja atau kontrak ini atau
selambat-lambatnya tanggal…………………………..

Pasal 5
PENGALIHAN TUGAS PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini PIHAK KEDUA tidak dibenarkan mengalihkan tugas
pekerjaan sebagian/seluruhnya kepada PIHAK KETIGA tanpa seijin PIHAK PERTAMA.
Pasal 6
HARGA DAN SYARAT PEMBAYARAN

1. Harga untuk pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 Perjanjian ini adalah sebesar
Rp……………………………………………………………………………………………………..

2. Harga tersebut adalah tetap (Fixed Price), sudah termasuk pajak pertambahan
nilai (PPN) dan pajak-pajak lain sesuai dengan peraturan perundanq-undangan
yang berlaku;

3. PIHAK KEDUA tidak dibolehkan melakukan perubahan harga atau tambahan biaya
apapun juga yang berhubungan dengan pelaksanaan surat perjanjian ini tanpa
persetujuan dari PIHAK PERTAMA;

4. Pelaksanaan pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dibayarkan secara


bertahap, yaitu tahap pertama sebesar 95% atau Rp. ……………………………. dari
total nilai kontrak apabila prestasi pekerjaan telah selesai 100% dengan baik yang
dinyatakan dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan Pekerjaan I oleh Panitia
Pemeriksa/Penguji Barang, sedangkan tahap kedua yang merupakan masa
pemeliharaan dengan jangka waktu masa pemeliharaan maksimum 14 (empat
belas) hari kalender dapat dibayarkan sisanya sebesar 5% atau
Rp………………………………… dari total nilai kontrak dan dibuktikan pula dengan
Berita Acara Hasil Pemeriksaan II oleh Panitia Pemeriksa/Penguji Barang.

5. Semua pembayaran yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dibebankan pada DIPA Nomor………………..Tanggal …………………… Tahun
Anggaran ………………

6. Semua pembayaran akan diselesaikan dengan Surat Permintaan Pembayaran


Langsung (SPP-L.S) pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPKN)/Kas
Daerah ...........

7. Pengajuan SPP-LS dimaksud dapat dilakukan setelah diterimanya dokumen tagihan


lengkap dari PIHAK KEDUA oleh Bendaharawan……………………………

Pasal 7
SANKSI

1. Kelalaian dan keterlambatan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan yang


diserahkan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan Surat Perjanjian ini, setelah
mendapat peringatan/teguran secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dan tidak
mengindahkan teguran tersebut, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan sanksi
"denda" sebesar minimum 1 (satu) permil sampai dengan maksimum sebesar 5
(lima) persen dari harga borongan atau dapat dikenakan Pemutusan Surat
Perjanjian ini secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA tanpa memberi ganti rugi/biaya
kepada PIHAK KEDUA.
2. Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan
pembayaran kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA bersedia dikenakan
sanksi denda yang besarnya disesuaikan dengan tanggung jawab PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal 7

3. Kerugian-kerugian yang diderita oleh PIHAK PERTAMA sebagai akibat perbuatan


para pekerja PIHAK KEDUA, maka penggantian ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK
KEDUA yang besarnya didasarkan pada nilai (harga) barang yang rusak atau biaya
perbaikan dan nilai atas barang itu selama tidak berfungsi.

Pasal 8
FORCE MAJEURE

1. Keadaan Force Majeure adalah keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi
karena bencana alam (gempa, banjir dan sebagainya), peperangan, pemogokan
atau kemacetan yang timbul karena dikeluarkannya Peraturan Pemerintah yang
mengakibatkan Look-Out dalam bidang keuangan dan perubahan moneter.

2. Kelambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya Force Majeure semacam ini
dapat dipertimbangkan oleh PIHAK PERTAMA, asal saja diberitahukan secara
tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal terjadinya Force Majeure untuk
mendapatkan persetujuan PIHAK PERTAMA.

3. Apabila dalam kejadian sebagaimana dimaksud dalam ayat dua pasal ini PIHAK KEDUA
tidak memberitahukan kejadian force majeure tersebut kepada PIHAK PERTAMA, maka
keterlambatan penyerahan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Surat
Perjanjian ini dianggap bukan force majeure.

4. Dalam pemberitahuan kejadian force majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat


dua pasal ini harus disertai dengan keterangan dari yang berwenang mengenai
peristiwa tersebut dan PIHAK KEDUA dapat sekaligus mengajukan permohonan
perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA.

5. PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu 14 (empat bolas) hari kalender terhitung
sejak diterimanya permohonan perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud
dalam ayat 4 pasal ini akan memberikan jawaban secara tertulis mengenai
permohonan dimaksud kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 9
PERSELISIHAN

Segala perselisihan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan akan dicoba
diselesaikan secara musyawarah antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, bila tidak
dapat diselesaikan secara musyawarah, maka kedua belah pihak dapat memilih Badan
Arbitrage Nasional Indonesia (BANI) yang anggotanya terdiri dari seorang wakil dari
PIHAK PERTAMA dan seorang wakil dari PIHAK KEDUA, ditambah lagi seorang di luar
kedua belah pihak yang sama-sama disetujui baik oleh PIHAK PERTAMA maupun PIHAK
KEDUA.

Pasal 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran resmi yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Surat
Perjanjian ini adalah :
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Nomor:……………… tanggal……………

2. Undangan Penunjukan Langsung Nomor :………..……Tanggal …………………..

3. Surat Penawaran Harga PT. …………Nomor :……………… tanggal …………………..

4. Undangan Negosiasi Harga Nomor :……………………. tanggal ……………………

5. Berita Acara Evaluasi, Klarifikasi, dan Negosiasi Penawaran Harga Nomor:…………..


tanggal ………………

6. Persetujuan Penetapan Harga Nomor : …………………….. Tanggal ………………

7. Penetapan Harga Nomor :……………………tanggal ……………………….

8. Surat Keputusan Kepala Bagian Umum dan Keuangan selaku Pejabat Pembuat
Komitmen Nomor………………….. tanggal……………………………

Pasal 11
LAIN - LAIN

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian inl atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut
dalam Surat Perjanjian Tambahan (Addendum) dan merupakan Perjanjian yang
tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

2. Surat Perjanjian ini dibuat dalam 7 (tujuh) rangkap, 3 (tiga) Rangkap asli dan 4
(empat) rangkap copy yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, setelah
dibubuhi materal yang cukup dan ditanda tangani di ........ pada hari, tanggal,
bulan dan tahun tersebut di atas.

3. Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di ....... pada hari dan
tanggal tersebut di atas.

4. Surat Perjanjian ini dinyatakan berlaku sejak tanggal ........ dan berakhir ......
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
…………………………………..
…………………………………..

…………………………………..

……………………………. …………………………….
Jabatan Pada Perusahaan NIP.
Lampiran :

Surat Perjanjian Kerja


Pemeliharaan Gedung Kantor Permanen
Nomor : ............., Tanggal ............
Hasil Negosiasi :

HARGA
HARGA
SATUA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME JUMLAH
N
Rp.
Rp.

PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR PERMANEN


Berupa : Perbaikan/pemasangan Dinding
Panel
Kayu pada ruang Tata usaha,
tunggu tamu
dan ruang rapat Irjen lantai II
Bahan :

Dinding Panel/Pintu Kayu

Dinding panel kayu - taekwood bermotif


Lapisan pintu panel - taekwood bermotif
Rangka Binding kayu profil 3 -2 alur
List kayu 3/2, 3,5/2 dan 5/2 ; 2 - 1 luar
Lemari Tanam/Buku

Dinding dalam multiplex terlapis


taekwood
Dinding kaca bevel 4 mm
Lapisan dinding luar taekwood bermotif
Laci/pintu double terlapis taekwood
bermotif
Pekerjaan politur :

Pekerjaan wood filler, wood staind,


sanding saller
Finishing politur/toop cat gloss/doop
I Pekerjaan Persiapan

Pembongkaran list/rangka pada dinding


panel dan dinding gypsumboard
Pembongkaran lemari tanam dan lemari
buku ruang rapat Irjen
1 Pembongkaran list profil - lama 1 LS

2 Pembongkaran rangka kayu profil - lama 1 LS

3 Pengerukan lapisan politur dinding panel - 1 LS


lama

4 Pengerukan lapisan politur pintu panel – 1 LS


lama

II
Pekerjaan Pasang - Ruang Tata usaha Irjen

1 Pasang lapisan dinding panel proporsional


a. Dinding panel A ; 4,70 meter x 0,80
3.76 M 2
meter
b. Dinding panel B ; 5,00 meter x 0,80
4.00 M 2
meter
c. Dinding panel C ; 3,70 meter x 0,80
2.96 M 2
meter
48.40
2 Pasang list/ban vertikal/horizontal 8 -10 cm
meter
Pasang rangka kayu profil - P 80 cm ; 3/5 10
3
cm batang
Pasang rangka kayu profil P 265 cm ; 4/5 15
4
cm batang
Pasang list profil dinding panel A/B/C ; 3/2
5 14 set
cm
Pasang list profil dinding kaca polos ; 3/5 5.20
6
cm meter
31.80
7 Pasang list profil dinding gypsum 3,5/3 cm
meter
Pasang list profil lantai/karpet 3/2 cm 13.40
8 1
13.40 meter

III Pekerjaan Pasang - Ruang tunggu tamu


Irjen
1 Pasang lapisan dinding panel proporsional

a. Dinding panel A ; 4,00 meter x 0,80 3.20 M 2


meter
b. Dinding panel B ; 5,00 meter x 0,80 4.00 M 2
meter
c. Dinding panel C ; 3,80 meter x 0,80 3.04 M 2
meter
d. Dinding panel/lemari tanam ; 2,25 1.80 M 2
meter x 0,8
2 Pasang list/ban vertikaI/horizontal 8 •10 47.70 M
cm
3 Pasang rangka kayu profil panjang 80 cm ; 9
3/5 c batang
4 Pasang rangka kayu profil P 265 cm ; 4/5 7
cm batang
5 Pasang list profil dinding panel A/B/C ; 3/2 13 set
cm
6 Pasang list profil dinding kaca polos ; 3/5 5.20
cm meter
7 Pasang list profil dinding gypsum 3,5/3 cm 19.95
meter
8 Pasang list profil lantai/karpet 3/2 cm 18.60
meter

IV Pekerjaan Pasang - Ruang rapat Irjen

1 Pasang lapisan dinding panel proporsional

a. Dinding panel A ; 3,70 meter x 0,80 2.96 M2


meter
b. Dinding panel B ; 3,10 meter x 0,80 2.48 M2
meter
c. Dinding panel/lemari tanam ; 5,50 meter 4.40 M2
x 0,81
2 Pasang list/ban vertikal/horizontal 10- 80 42.20
crn meter
3 Pasang rangka kayu profil panjang 80 cm ; 5
3/5 cn batang
4 Pasang rangka kayu profil P 265 cm ; 4/5 4
cm batang
5 Pasang list profil dinding panel A/B ; 3/2 7 set
cm
6 Pasang list profil dinding gypsum 3,5/3 cm 20.80
meter
7 Pasang list profil lantai / karpet 3/2 cm 32.70
meter
dipindahkan
1 2 3 4 5

V Pekerjaan Pintu V
Pintu double - ruang Tata usaha ; 1
1 buah
a. Pasang lapisan daun pintu panel ;
luar/dalam 5.60 M 2
b. Pasang list profil relief timbul ;
luar/dalam 2 set
c. Pasang list profil relief timbul pintu
atas luar/d 6.00 meter 6.00 M
Pintu tunggal - ruang Tata usaha ; 1
2 buah
a. Pasang lapisan daun pintu panel ; 3.20 M 2
luar/dalam
b. Pasang list profil relief timbul ; 1 set
luar/dalam
c. Pasang list profil relief timbul pintu atas 3.60 M
luar/d 3.60 meter
Pintu tunggal - ruang kerja Irjen ; 1
3 buah
a. Pasang lapisan daun pintu panel ; 3.20 M 2
luar/dalam
b. Pasang list profil relief timbul ; 1 set
luar/dalam
c. Pasang list profil relief timbul pintu 1.60 M
atas luar
Pintu tunggal - ruang kerja Irjen ; 1
4 buah
a. Pasang lapisan daun pintu panel ;
luar/dalam 1.60 M 2
b. Pasang list profil relief timbul ;
luar/dalam 1 set
c. Pasang list profil relief timbul pintu
atas luar 1.60 M
Pintu tunggal - ruang tunggu tamu ; 1
5 buah
a. Pasang lapisan daun pintu panel ;
luar/dalam 3.20 M 2
b. Pasang list profil relief timbul ;
luar/dalam 1 set
c. Pasang list profil relief timbul pintu
atas luar/d 3.60 M 2

6 Pintu double - ruang rapat Irjen ; 1


buah
5.50 M 2
a. Pasang lapisan daun pintu panel ;
luar/dalam

b. Pasang list profil relief timbul ; 2 set


luar/dalam
c. Pasang list profil relief timbul pintu 6.00 M 2
atas luar/c
7
Pintu tunggal - ruang tamu ke rapat ;
1 buah
a. Pasang lapisan daun pintu panel ; 3.20 M 2
luar/dalam
b. Pasang list profil relief timbul ; 1 set
luar/dalam
c. Pasang list profil relief timbul pintu 3.60 M 2
atas luar/c

VI Pekerjaan Lemari Tanam - ruang


tunggu tamu
1 Pasang dinding sisi kiri - kanan 5.10 M 2
2 Pasang dinding atas - bawah 1.40 M 2
3 Pasang ambal tengah ; 1 trap 1.40 M 2
4 Pasang pintu double dan acessories 1.10 M 2

VII Pekerjaan Lemari Buku - ruang rapat

A. Lemari buku sisi kiri


Pasang rangka kayu profil P 256 cm ; 2
1
4/5 cm batang
2 Pasang dinding sisi kiri/kanan/belakang 7.70 M 2
3 Pasang dinding atas/bawah/tengah 2.1.5 M 2
4 Pasang ambal pintu kaca ; 2 trap 1.40 M 2
Pasang laci dan pintu laci dengan 4 buah
5
acessories
Pasang pintu kaca polos double dan 2.10 M 2
6
acessories
B. Lemari buku sisi kiri
Pasang rangka kayu profil P 256 cm ; 2
1
4/5 cm batang
2 Pasang dinding sisi kiri/kanan/belakang 7.70 M 2
3 Pasang dinding atas/bawah/tengah 2.15 M 2
4 Pasang ambal pintu kaca ; 2 trap 1.40 M 2
Pasang laci dan pintu laci dengan 4 buah
5
acessories
Pasang pintu kaca polos double dan 2.10 M 2
6
acessories

VIII Perbaikan Dinding Gypsumboard


Penggantian/pemasangan dinding 1.00 LS
1
gypsumboard
2 Pemasangan wallpaper 1.00 LS
Terbilang Jumlah

……………………………………………………………. PPN 10%

Total

……………………………………………………………. Dibulatk
an

PIHAK KEDUA PIHAK


PERTAMA
PT/CV/Firma................. Pejabat
Pembuat Komitmen

---------------------
---------------------------
SURAT PERINTAH KERJA
Nomor : ………………………………….

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ............... tanggal ...............


tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan dokumen-dokumen yang secara langsung mendasari


pembuatan perjanjian ini :

KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau DPA-SKPD Nomor : ...............
tanggal .............
Surat Penawaran harga Nomor ........ tanggal ...........
Berita Acara Rapat Klarifikasi dan Negosiasi Nomor ........ tanggal ......... (kalau ada)
Surat Keputusan .......... Nomor ....... tanggal ......tentang Penetapan Penyedia
Barang/Jasa
(dapat ditambahkan surat-surat yang berkenaan tentang pengadaan
barang/jasa)

PIHAK PERTAMA memerintahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
dan sanggup untuk melaksanakan perintah tersebut dengan ketentuan sebagaimana
pasal - pasal sebagai berikut :

Pasal 1 : Pekerjaan :
Pekerjaan/Pembelian/Pengadaan/renovasi dsb.................

Pasal 2 : Harga Pekerjaan :


Rp. …………… (dengan huruf)

Pasal 3 : Jangka Waktu :


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan hingga selesai secara
keseluruhan (100% dari total bobot fisik pekerjaan) adalah 60
(Enam Puluh) hari kalender atau tanggal……. Sampai dengan
…………..

Pasal 4 : Cara Pembayaran :


Pembayaran biaya pekerjaan tersebut pasal 1 Surat Perintah
Kerja ini dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dilaksanakan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara/Kas Daerah ………………..
Biaya pekerjaan tersebut pada pasal 2 surat perintah kerja ini
dibebankan pada DIPA satuan kerja. Tahun anggaran 200….
Nomor : ………….. tanggal 31 Desember ………… dengan Kode
Satuan Kerja.
Pembayaran dilaksanakan secara sekaligus sebesar 100% dari
harga pekerjaan, yaitu sebesar 100% X Rp ……….. kepada
Rekening Perusahaan. Dengan Nomor Rekening :…………pada
BANK………, setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan secara
keseluruhan pekerjaan tersebut pada Surat Perintah Kerja ini
dan di terima baik oleh Pihak pertama yang dituangkan dalam
Berita Acara Pembayaran Pekerjaan atas dasar berita acara dan
pemeriksaan dan penerimaan pekerjaan yang di buat dan
ditanda tangani oleh panitia pemeriksaan dan penerimaan
barang dan jasa.

Pasal 5 : SANKSI
PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari harga borongan pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan pekerjaan.
Jika keterlambatan sudah dalam jangka waktu maksimal maka
perusahaan dikenakan denda sebesar 5 % (lima persen) dari
nilai harga borongan dan PIHAK PERTAMA berhak membatalkan
secara sepihak atas Surat Perintah Kerja dimaksud.
Segala biaya yang timbul sebagian akibat pembatalan surat
perintah kerja menjadi Beban Pihak Perusahaan

Demikian Surat Perintah Kerja ini di buat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap, terdiri 4
(empat) asli bermaterai cukup, dan mulai berlaku sejak ditandatangani oleh Kedua
Belah Pihak, untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya;.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Kop...... Pejabat Pembuat Komitmen

Mengetahui/Menyetujui
Kuasa Pengguna Anggaran

Nb. SPK ini dapat digunakan untuk pekerjaan/Pembelian/Pengadaan/renovasi


dsb................. yang pengadaannya jumlahnya relatif kecil. Jadi tidak perlu
menggunakan Surat Perjanjian.
SURAT PERJANJIAN KERJA
Nomor ……………………….

Tentang

PEKERJAAN PENGADAAN PERSONAL KOMPUTER DAN MESIN PRINTER


PADA KANTOR………………………………….
…………………………………………………
Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua
ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan :

KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau DPA-SKPD Nomor : ...............
tanggal .............
Surat Penawaran harga Nomor ........ tanggal ...........
Berita Acara Rapat Klarifikasi dan Negosiasi Nomor ........ tanggal ......... (kalau ada)
Surat Keputusan .......... Nomor ....... tanggal ......tentang Penetapan Penyedia
Barang/Jasa
(dapat ditambahkan surat-surat yang berkenaan tentang pengadaan
barang/jasa)

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pekerjaan Pengadaan Personal Komputer dan
Mesin Printer untuk keperluan Kantor ………………………Tahun Anggaran 200… dengan
nilai Kontrak yang telah ditetapkan dan pasti; dan kedua belah pihak juga menyatakan
setuju untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku
di Indonesia, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam
pasal-pasal dibawah ini.
Pasal 1
PENYERAHAN TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA menyerahkan tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menyatakan menerima penyerahan tugas dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan
Pekerjaan Pengadaan Personal Komputer dan Mesin Printer Pada Kantor
………………………………… sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dan ketentuan
pasal-pasal Surat Perjanjian ini beserta lampirannya.

Pasal 2
TUGAS DAN KEWAJIBAN

PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang telah diberikan oleh PIHAK PERTAMA
untuk melaksanakan:

1. Pekerjaan Pengadaan Personal Komputer dan Mesin Printer Pada Kantor .......
2. Secara baik dan bertanggung jawab sesuai dengan RKS Nomor:…………………
tanggal …………………………

Pasal 3
JANGKA WAKTU DAN DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut Pasal 1 dalam Surat Perjanjian ini
adalah 5 (lima) hari kalender sejak penandatanganan kontrak sampai dengan
pekerjaan selesai diserahkan oleh PIHAK KEDUA.
2 Jika telah memenuhi persyaratan sesuai dengan Kerangka Acuan atau Ketentuan
Teknis yang dinyatakan dengan Berita Acara oleh Panitia Pemeriksa/Penguji
Barang dan Jasa, maka PIHAK PERTAMA akan menerima pekerjaan tersebut yang
dinyatakan secara tertulis dalam Berita Acara.
3. PIHAK PERTAMA berhak membuat evaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan PIHAK
KEDUA, dan apabila ditemukan adanya penyimpangan (tidak sesuai Surat
Perjanjian) maka PIHAK PERTAMA akan memberikan Surat Teguran kepada PIHAK
KEDUA. Apabila setelah diberikan Surat Teguran ternyata tidak ada upaya
perbaikan, PIHAK PERTAMA akan memutuskan secara sepihak Surat Perjanjian ini
dengan PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA wajib mematuhi semua peraturan yang berlaku sehubungan
dengan pekerjaan ini, termasuk ketentuan-ketentuan intern yang dikeluarkan
oleh PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA wajib mentaati petunjuk dan saran – saran yang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA demi kelancaran tugas pekerjaannya.

Pasal 4
PENGALIHAN TUGAS PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini PIHAK KEDUA tidak dibenarkan mengalihkan tugas
pekerjaan sebagian/seluruhnya kepada PIHAK KETIGA tanpa seijin PIHAK PERTAMA.

Pasal 5
BIAYA DAN SYARAT PEMBAYARAN

1. Biaya untuk pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 Perjanjian ini adalah sebesar Rp.
………………..(………………………………………..)
2. Pelaksanaan pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dibayarkan
sekaligus, apabila prestasi pekerjaan selesai 100 % dengan baik dibuktikan
dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan dari Pengujian Barang oleh Panitia
Pemeriksa/Penguji Barang/Jasa. Semua pembayaran akan d selesaikan dengan
pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dari Bendaharawan
…………………………………………………
3. Setiap pembayaran kepada PIHAK KEDUA akan dipungut pajak-pajak menurut
peraturan yang berlaku.
4. Pembayaran dilakukan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kas
Daerah ……………………
5. Harga tersebut adalah tetap tidak berubah ( Fixed Price) termasuk pajak sesuai
kententuan yang berlaku.
6. PIHAK KEDUA tidak dapat membuat perubahan harga atau tambahan biaya
apapun juga yang berhubungan dengan pelaksanaan Surat Perjanjian ini kecuali
atas persetujuan PIHAK PERTAMA.

Pasal 6
SANKSI

1. Kelalaian dan keterlambatan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan yang


diserahkan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan Surat Perjanjian ini, setelah
mendapat peringatan/tegoran secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dan tidak
mengindahkan tegoran tersebut, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan sanksi
"denda" sebesar minimum (satu) permil untuk setiap hari keterlambatan sampai
dengan maksimum sebesar 5 (lima) persen dari harga borongan atau dapat
dikenakan Pemutusan Surat Perjanjian ini secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA
tanpa memberi ganti rugi/biaya kepada PIHAK KEDUA.
2. Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan
pembayaran kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA bersedia dikenakan
sanksi denda yang besarnya disesuaikan dengan tanggung jawab PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal 6.

Pasal 7
FORCE MAJEURE

Keadaan Force Majeure adalah keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi karena
bencana alam (gempa, banjir dan sebagainya ) peperangan, pemogokan,
pemogokan atau kemacetan yang timbul karena dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah yang mengakibatkan Look-Out dalam bidang keuangan dan
perubahan moneter.
Kelambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya Force Majeure semacam ini dapat
dipertimbangkan oleh PIHAK PERTAMA, asal saja diberitahukan secara tertulis
oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari terhitung sejak.
Apabila dalam kejadian sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini PIHAK KEDUA
tidak memberitahukan kejadian Force Majeure tersebut kepada PIHAK PERTAMA,
maka keterlambatan penyerahan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal
1 Surat Perjanjian ini dianggap bukan Force Majeure.
Dalam pemberitahuan kejadian Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat 2
pasal ini harus disertai dengan keterangan dari yang berwenang mengenai
peristiwa tersebut dan PIHAK KEDUA dapat sekaligus mengajukan permohonan
perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA.
PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak
diterimanya permohonan perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud dalam
ayat 4 pasal ini akan memberikan jawaban secara tertulis mengenai permohonan
dimaksud kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 8
GARANSI

Terhadap barang-barang yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
seperti tersebut pada Pasal 2 ayat 1 diatas, harus diberikan jaminan bahwa barang-
barang tersebut asli (original) baik software maupun hardware dan bertanggung-jawab
atas tuntutan hak cipta/merk/kekayaan intelektual dari pihak-pihak yang berhak serta
menjamin pemakaian minimal selama 1 (satu) tahun untuk segala jenis kerusakan
yang diakibatkan bukan karena kesalahan pemakai.

Pasal 9
PERSELISIHAN

Segala perselisihan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan akan dicoba
diselesaikan secara musyawarah antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, bila tidak
dapat diselesaikan secara musyawarah, maka kedua belah pihak dapat memilih Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) yang anggotanya terdiri dari seorang wakil dari
PIHAK PERTAMA dan seorang wakil dari PIHAK KEDUA, ditambah lagi seorang diluar
kedua belah pihak yang sama-sama disetujui.

Pasal 10
LAIN-LAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut
dalam Surat Perjanjian Tambahan (Addendum) dan merupakan Perjanjian yang
tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.
Surat Perjanjian ini dibuat dalam 7 (tujuh) rangkap, 3 (tiga) rangkap asli dan 4 (empat)
rangkap copy yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, setelah dibubuhi
materai yang cukup dan ditanda tangani di ……….. pada hari, tanggal, bulan dan
tahun tersebut di atas.

Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di ………….. pada hari dan
tanggal tersebut di atas.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,


………………………………….. …………………………………..
…………………………………..

……………………………. …………………………….
Jabatan Pada Perusahaan NIP.
LAMPIRAN SURAT PERINTAH KERJA (SPK)
Nomor : ………………………….
Tanggal : …………………

HARGA JUMLAH
NO SPESIFIKASI VOLUME
SATUAN (RP) HARGA (Rp)
1 Pengadaan Personal Komputer 4 Unit ………………….. ………………
Merk : Wearnes Premiere 6828 …..
Pentium IV 1,7 GHz
Chipset SIS 650
256 MB SDRAM
20 GB HDD
Realtek 8139 onboard 10/100
Mbps Ethernet
3,5” 1,44 MB FDD
Scroler Mouse
107 Keys multimedia keyboard
15” monitor

2 Pengadaan Mesin Printer 4 Unit ………………….. ………………


Merk : HP. Deskjet 656 C
Inkjet Printer
6ppm in black & 3ppm in color
Optional photo quality colour
eith photo cartridge
100 sheet tray
PCL level 3
512kBytes built in RAM and
32Kbyte receive buffer
USB interface
1000 page duty cycle
Terbilang : Jumlah ………………..
………………………………………………………………… PPN 10% ………………..
………. TOTAL ……………..

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,


…………………………………..

………………………………..

………………………………..

…………………………………. ……………………………..
Direktur NIP.

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN


PENGADAAN DAN PEMASANGAN GENERATOR SET SERTA PERLENGKAPANNYA
PADA GEDUNG ……………………………….

Nomor : …………………………

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan
Generator Set Serta Perlengkapannya untuk keperluan Kantor ………………………Tahun
Anggaran 200… dengan nilai Kontrak yang telah ditetapkan dan pasti; dan kedua belah
pihak juga menyatakan setuju untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan
Undang-Undang yang berlaku di Indonesia, dengan ketentuan dan syarat-syarat
sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini.

Pasal 1
Tugas/Lingkup Pekerjaan

PIHAK KESATU memberikan tugas Pekerjaan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA
menerima tugas/pekerjaan dari PIHAK KESATU berupa Pekerjaan Pengadaan dan
Pemasangan Generator Set serta perlengkapannya pada gedung
………………………………………………… Tahun Anggaran ……………. seperti tertera pada
Lampiran Surat Keputusan Penetapan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SKPPBJ)
Nomor : ……………………………….. tanggal………………………

Pasal 2
Ketentuan dan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan Tersebut dalam Pasal 1 harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, berdasarkan;
1. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003;
2. Peraturan Pemerintah lainnya yang terkait dengan pelaksanaan Kontrak ini;
3. Dokumen Pelelangan Umum Pasca kualifikasi Pekerjaan Pengadaan dan
Pemasangan Generator Set serta perlengkapannya Nomor : …………………….
Tanggal………………….
4. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan Nomor : ……….…………. tanggal……………
5. Surat Penawaran Harga Nomor :……………… tanggal ………………..

Pasal 3
Itikad Baik

1. PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA bertindak berdasarkan asas saling percaya yang
disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak;
2. PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan
jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Jika selama Kontrak
salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.

Pasal 4
Syarat-syarat Umum

1. Yang dimaksud dengan PIHAK KESATU adalah pihak Pemberi Pekerjaan, dalam hal
ini Pejabat Pembuat Komitmen ................................……………….
………………………………………………………………………………………
2. Yang dimaksud dengan PIHAK KEDUA adalah Pelaksana Pekerjaan, dalam hal ini
adalah ………………………………… bertindak untuk dan atas nama Direktur
PT……………………………
3. Kontrak Perjanjian adalah Pelaksanaan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan
Generator Set serta perlengkapannya antara PIHAK KESATU dengan PIHAK
KEDUA;
4. Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan adalah sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 2 kontrak Perjanjian ini;
5. Pekerjaan yang diadakan adalah sebagaimana Kontrak Perjanjian Pekerjaan
Pengadaan dan Pemasangan Generator Set serta perlengkapannya;
6. Surat/Kontrak Perjanjian ini didukung oleh semua dokumen yang terkait dengan
pekerjaan pengadaan seperti dimaksud dalam Pasal 1, dan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari Kontrak Perjanjian ini;
7. PIHAK KEDUA menjamin dan melindungi PIHAK KESATU dari segala tuntutan atau
klaim dari pihak manapun apabila terjadi pelanggaran hak paten, hak cipta dan
merk.

Pasal 5
Persyaratan Teknis Pekerjaan

Perincian dari nama, mutu, jenis, volume dan spesifikasi teknis Pengadaan dan
Pemasangan Generator Set serta perlengkapannya pada gedung …………………..
……………………………………. Tahun Anggaran ……………. adalah sebagaimana yang
diminta oleh PIHAK KESATU seperti dalam Dokumen Kontrak Pengadaan dan tertera
dalam Lampiran Keputusan Penetapan Penunjukan Penyedia Barang
Nomor :……………………tanggal…………………… yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Kontrak Perjanjian ini.

Pasal 6
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Seluruh pelaksanaan pekerjaan seperti yang dimaksud dalam Pasal 1 tersebut diatas,
harus 100% selesai dilaksanakan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kalender
terhitung setelah Surat Perjanjian/Kontrak diterbitkan dan seluruh pekerjaan harus
selesai dan diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU paling lambat tanggal
………………………………………………

Pasal 7
Pengawasan dan Pemeriksaan Pekerjaan

1. Untuk melaksanakan pengendalian pekerjaan diadakan pengawasan,


pengoreksian, dan pengujian pekerjaan yang dilakukan oleh Panitia
Pemeriksa/Penguji Barang dan Jasa.
2. PIHAK KEDUA harus mematuhi segala petunjuk teknis dan pengarahan serta
perintah dari Panitia Pemeriksa/Penguji seperti tersebut pada ayat I diatas.

Pasal 8
Harga Kontrak Pekerjaan

Harga borongan/kontrak pekerjaan tersebut dalam pasal 1 Kontrak Perjanjian adalah


sebesar Rp. ……………………………………………………(dengan huruf). termasuk
perhitungan-perhitungan pajak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dibebankan pada anggaran DIPA No………………… tanggal 31 Desember
……………….. MAK : …………………………….Tahun
Anggaran 2007.
Pasal 9
Tata Cara Pembayaran dan Syarat-syaratnya

Pembayaran Harga Borongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, dilakukan oleh


PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA, sebagai berikut :
1. Pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dapat dilakukan sekaligus
100% dari nilai kontrak dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU, dengan terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan/pengujian oleh Panitia Pemeriksa/Penguji yang dibuktikan
dengan Berita Acara Pemeriksaan/Pengujian.
2. Pembayaran atas barang/peralatan yang telah dilakukan serah terima
barang/pekerjaan dan dinyatakan baik serta memenuhi syarat, akan dilakukan
PIHAK KESATU setelah PIHAK KEDUA mengajukan Surat Permintaan Pembayaran
(tagihan) yang dilampiri :
a. Kwitansi dalam rangkap 7 (tujuh); rangkap KESATU bermaterai Rp. 6.000,00
b. Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan.
c. Berita acara Pemeriksaan/Pengujian.
d. Faktur Pajak.
3. Pelaksanaan Pembayaran dilakukan dengan pengajuan SPP-LS melalui KPPN/Kas
Daerah …………………. sesuai dengan Peraturan yang berlaku.
4. Nomor Rekening PIHAK KEDUA : Bank ……………………………………………. Nomor
Rekening : ……………………………… Seluruh pembayaran untuk pelaksanaan
kontrak pekerjaan ini dibayarkan dengan mata uang Rupiah.
5. Setelah Kontrak ditandatangani oleh para pihak, PIHAK KEDUA dapat mengajukan
permintaan uang muka setinggi-tingginya 20% (dua puluh persen) dari nilai
kontrak.
6. Pembayaran uang muka dilakukan setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Surat
Jaminan Uang Muka sesuai dengan ketentuan pasal 10 Surat Perjanjian
Pemborongan ini.
7. Pengembalian uang muka sebagaimana dimaksud diatas, diperhitungkan
berangsur-angsur secara merata (proporsional) pada tahap-tahap pembayaran
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak dan selambat-lambatnya harus lunas
pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus perseratus).

Pasal 10
Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Uang Muka

1. Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini PIHAK KEDUA, telah menyerahkan


jaminan Pelaksanaan Pekerjaan pada PIHAK KESATU sebesar 5% x Rp.
……………………………… = Rp. ……………………………………,
(………………………………………………………………) dalam bentuk Surat Jaminan
Pelaksanaan. Jaminan, Pelaksanaan Pekerjaan tersebut diserahkan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK KESATU paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
penandatanganan Kontrak Perjanjian oleh kedua .belah pihak dan dikembalikan
oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA setelah waktu penyerahan pekerjaan,
dan pekerjaan secara keseluruhan telah selesai 100%. Masa berlaku Jaminan
Pelaksanaan adalah sampai dengan tanggal …………………………
2. Jaminan Uang Muka adalah jaminan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK KESATU dalam rangka pengambilan uang muka dengan nilai sekurang-
kurangnya 20 % dari nilai kontrak
3. Jaminan Pelaksanaan dan jaminan Uang Muka, harus dikeluarkan oleh Bank
Umum.
4. Apabila PIHAK KEDUA gagal melaksanakan Kontrak, maka jaminan-jaminan yang
diserahkan kepeda PIHAK KESATU disita oleh PIIIAK KESATU untuk dicairkan dan
disetorkan ke Kas Negara.
5. Jaminan Pelaksanaan akan dikembalikan oleh PIHAK KESATU, selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari setelah selesainya pelaksanaan tugas kewajiban PIHAK
KEDUA.
6. Jaminan Uang Muka akan dikembalikan oleh PIHAK KESATU setelah pengembalian
uang muka dilunasi oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 11
Sanksi dan Denda

1. Jika Pihak kedua tidak dapat menyelesaikan pekerjaan termasuk sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan yang tercantum pada Pasal 6 Surat perjanjian
Pemborongan ini, maka untuk setiap hari keterlambatan, PIHAK KEDUA wajib
membayar "denda keterlambatan" sebesar 1 0/00 (satu permil) dari nilai pekerjaan
untuk setiap hari keterlambatan.
2. Besarnya denda yang dibayar oleh PIHAK KESATU atas keterlambatan
pembayaran kepada PIHAK KEDUA sebepar bunga terhadap nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu
menurut ketetapan Bank Indonesia.
3. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 pasal ini, akan diperhitungkan dengan
kewajiban pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
Hak dan Kewajiban Para Pihak

1. Hak dan kewajiban PIHAK KESATU


1) PIHAK KESATU berhak menerima hasil pekerjaan dari PIHAK KEDUA sesuai
dengan spesifikasi yang diminta, baik volume, jenis maupun mutu dalam
keadaan baik dan baru.
2) PIHAK KESATU berhak melakukan pemeriksaan awal terhadap mutu semua
bahan/material/peralatan/barang yang akan digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan oleh PIHAK KEDUA
3) PIHAK KESATU berhak melakukan pengawasan, penelitian, pemeriksaan dan
pengujian terhadap setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
4) PIHAK KESATU berhak menolak atau mengembalikan bahan/material/
barang/peralatan yang dikirim rusak atau tidak sesuai dengan pesanan atau
pemasangannya tidak sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen
pelelangan.
5) PIHAK KESATU berkewajiban membayar sejumlah harga pekerjaan yang
telah disepakati apabila PIHAK KEDUA telah memenuhi semua
kewajibannya.
2. Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA
1) PIHAK KEDUA berkewajiban dalam melaksanakan pekerjaan harus sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis Dokumen
Pelelangan Penyediaan Barang/Jasa Nomor …………………… Tanggal
……………………
2) PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan pengepakan atas barang-barang
yang dikirim dari asal barang sampai ke lokasi yang telah ditetapkan.
3) PIHAK KEDUA berkewajiban tetap menjaga lingkungan pelaksanaan dengan
baik dan bersih.
4) PIHAK KEDUA berhak meminta pembayaran dengan harga yang telah
disepakati apabila PIHAK KEDUA telah memenuhi semua kewajibannya.
5) PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan seluruh
pekerjaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
6) PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan oleh PIHAK KESATU sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
7) PIHAK KEDUA berkewajiban menjaga keamanan seluruh bahan/material/
peralatan/barang yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
8) PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan seluruh hasil pekerjaan yang
telah dilaksanakan sesuai dengan kontrak perjanjian dan sesuai Jadwal
Pelaksanaan yang telah ditetapkan.

Pasal 13
Pelaksanaan dan Penyerahan Pekerjaan

1. Pelaksanaan Pekerjaan dimaksud pada pasal 1 Kontrak Perjanjian ini adalah di


Kantor …………………………………………………………………………………
2. Penyerahan hasil pekerjaan dilakukan dengan membuat dan menyerahkan
dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

Pasal 14
Transportasi

1. Dalam rangka pelaksanaan kontrak perjanjian ini, PIHAK KEDUA menyediakan alat
transportasi untuk pengiriman/pengangkutan barang yang dipesan oleh PIHAK
KESATU.
2. Segala biaya transportasi yang dikeluarkan menjadi beban PIHAK KEDUA dan
sudah termasuk dalam biaya kontrak.

Pasal 15
Pemutusan hubungan Kerja

1. PIHAK KESATU berhak memutuskan kontrak perjanjian sepihak, dengan


memberitahukan tertulis 7 (tujuh) hari kalender sebelumnya setelah melakukan
peringatan/teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut kepada PIHAK KEDUA.
1) PIHAK KEDUA dalam 1 (satu) minggu terhitung tanggal kontrak perjanjian
ini, tidak atau belum mulai melaksanakan pekerjaan sebagaimana diatur
dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini.
2) PIHAK KEDUA secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja
memperlambat penyelesaian pekerjaan sabagai diatur dalam Pasal 6 Surat
perjanjian ini.
3) PIHAK KEDUA memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau
dapat merugikan PIHAK KESATU, sehubungan dengan pekerjaan ini.
2. Jika terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh PIHAK KESATU
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, PIHAK KESATU dapat menunjuk
perusahaan lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut, PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada
PIHAK KESATU semua arsip dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan
kontrak perjanjian ini.
Dalam hal demikian, maka Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana
termaksud dalam Pasal 10 Kontrak Perjanjian ini menjadi milik negara. Jaminan
tersebut akan dicairkan oleh PIHAK KESATU dan diperhitungkan dengan
presentasi pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA tidak berhak menuntut ganti rugi kepada PIHAK KESATU.

Pasal 16
Penyelesaian Perselisihan

1. Perselisihan yang timbul mengenai pelaksanaan Kontrak Perjanjian ini akan


diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat antara kedua belah pihak.
2. Perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah akan diusahakan
penyelesaiannya melalui satu arbritrase yang terdiri dari wakil PIHAK KESATU,
wakil PIHAK KEDUA dan anggota lainnya yang dipilih atas persetujuan PIHAK
KESATU dan PIHAK KEDUA yang semuanya akan duduk dalam satu arbritase.
3. Apabila arbritase sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal 16 tidak berhasil
mencapai suatu penyelesaian, maka permasalahan akan diajukan ke Pengadilan
Negeri.
4. Dalam rangka perjanjian ini kedua belah pihak bersepakat untuk memilih
kedudukan domisili yang tetap yaitu Kantor Pengadilan Negeri .......................

Pasal 17
Bahasa dan Hukum

Dalam rangka pelaksanaan Kontrak Perjanjian ini PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA
bersepakat bahwa bahasa yang akan digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Hukum
yang digunakan adalah Hukum yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.

Pasal 18
Perpajakan

Harga Kontrak Pekerjaan seperti dimaksud dalam Pasal 8 perjanjian ini sudah termasuk
pajak-pajak yang berlaku.

Pa s a l 1 9
Korespondensi

Dalam rangka pelaksanaan Kontrak Perjanjian ini PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA
bersepakat bahwa demi kelancaran pekerjaan dapat dilakukan korespondensi
diantara kedua belah pihak baik melalui surat, fax maupun telepon, dengan
alamat seperti tertera pada pembukaan Kontrak Perjanjian iini.

Pasal 20
Kenaikan Harga

Untuk pelaksanaan Kontrak Perjanjian ini tidak ada kenaikan harga (claim) dari
PIHAK KEDUA kecuali Pemerintah secara khusus mengaturnya.

Pasal 21
Keadaan Kahar

1. Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah suatu keadaan/kejadian


diluar kekuasaan atau kemampuan kedua belah pihak, keadaan dimaksud
adalah :
1) Peperangan
2) Kerusuhan
3) Revolusi
4) Bencana alam; banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor,
wabah penyakit, angin topan.
5) Pemogokan nasional
6) Kebakaran
7) Gangguan industri lainnya.
2. Dalam hal terjadi keadaan kahar PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK
KESATU dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak terjadinya keadaan
Kahar, dilampauinya jangka waktu tersebut hilangnya hak PIHAK KEDUA untuk
menunjukkan keadaan kahar dan hak untuk menuntut akibat keadaan kahar,
dan PIHAK KESATU akan menyelesaikan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Pasal 22
Pengawasan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

1. Untuk melaksanakan pengendalian pekerjaan yang terdiri atas


pengawasan, pengoreksian dan pengujian pekerjaan dilakukan oleh Panitia
Pemeriksa/Penguji Barang/Jasa;
2. PIHAK KEDUA harus mematuhi segala petunjuk teknis dan pengarahan
serta perintah dari Panitia/penguji;
3. Running Test (Masa Percobaan) dilakukan selama 3 (tiga) hari.

Pasal 23
Amandemen Kontrak

1. PIHAK KESATU bersepakat dengan PIHAK KEDUA untuk tidak melakukan


Amandemen/perubahan Kontrak sepanjang tidak terjadi keadaan Kahar,
perubahan pekerjaan karena disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh
kedua belah pihak atau perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya
perubahan pekerjaan, pesanan.
2. Apabila terjadi Amandemen Kontrak, PIHAK KESATU bersepakat dengan PIHAK
KEDUA untuk mengatur dalam Amandemen Kontrak yang tidak merugikan
PIHAK KESATU.

Pasal 24
Ketentuan Tambahan

1. Apabila ada perubahan dalam hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan
diatur kemudian secara musyawarah oleh kedua belah pihak akan mencantumkan
dalam addendum/amandemen yang merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dalam perjanjian ini.
2. Jika terdapat kekeliruan atau kekurangan dalam surat perjanjian ini dapat diadakan
perbaikan atau peninjauan kembali oleh kedua belah pihak.

Pasal 25
Lampiran-lampiran

Pada Surat Perjanjian Kontrak ini dilampirkan :


1. Jaminan Pelaksanaan;
2. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SKPPB);
3. Pengumuman Pemenang Lelang dari Panitia Pelelangan;
4. Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ);
5. Surat Pengusulan Calon Pemenang dari Panitia Pelelangan;
6. Berita Acara Hasil Pelelangan;
7. Berita Acara Evaluasi dan Penilaian Penawaran;
8. Berita Acara Pembukaan Penawaran;
9. Berita Acara Pemberian Penjelasan;
10. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.

Pasal 26
Penutup

Surat Perjanjian Kontrak ini dibuat dalam keadaan sadar, tanpa paksaan, dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak di ............. pada hari, tanggal, bulan dan tahun
sebagaimana tersebut diatas, dalam rangkap 10 (sepuluh) dan 2 (dua) eksemplar
dibubuhi materai secukupnya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


………………………………….. …………………………………..
…………………………………..

……………………………. …………………………….
Jabatan Pada Perusahaan NIP.

SURAT PERJANJIAN KONTRAK


Nomor : 1901 / 91 / SIJUK. I / 2003
Tentang
PEKERJAAN PENGADAAN BARANG INVENTARIS KANTOR
BERUPA LCD PROJEKTOR

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ............... tanggal ...............


tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pekerjaan Pengadaan Barang Inventaris
Kantor berupa LCD Proyektor untuk keperluan Kantor ………………………Tahun
Anggaran 200… dengan nilai Kontrak yang telah ditetapkan dan pasti; dan kedua belah
pihak juga menyatakan setuju untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan
Undang-Undang yang berlaku di Indonesia, dengan ketentuan dan syarat-syarat
sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini.

Pasal 1
TUGAS DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Tugas/kewajiban dan ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA adalah melaksanakan pekerjaan pengadaan barang inventaris kantor
……………………………………………………berupa LCD Projektor pada kantor ……..adalah
sebagai berikut :
No Spesifikasi Volume
1 PENGADAAN BARANG INVENTARIS BERUPA LCD 1 unit
PROJECTOR
Merk : INFOCUS LP 650
* Device Type – DLP Projector
* Built- in Devices – Stereo speakers
* Dimensions ( Wx D x H ) – 13,8 in x 4,3 in
* Weight – 9,3 lbs
* Image Brightenes – 2500 ANSI lumens
* Max Resolution – 1024 x 768
* Tecnology – Digital Light Processing ( DLP)
* Color Support – 24 bit ( 16,7 M color)
* Image contrast Ratio- 800 : 1
* Lamp Tipe – UHP 250 Watt ( 2000 hour ( s ) )
* Video Input – NTSC, SECAM, PAL, HDTV
* Audio Output – Speaker (s) – integrated
* Sound Output Mode – Stereo 2 Watt
* Input Device – Remote Control
* Compliat Standards – UL,CSA,TRUV,EN55022,
FCC- A, NOM, C-TICK, GOST, ICES-003
* Power –AC 100/ 240 V ( 50/60 Hz)
* Power Consumption Operational – 350 Watt

Pasal 2
JANGKA WAKTU PELAKSANA

Waktu pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang inventaris berupa LCD projector


pada Kantor ……………… harus diselesaikan tidak lebih dari 5 (lima) hari
kalender terhitung sejak ditandatanganinya Surat perintah Kerja tanggal………
atau selambat-lambatnya tanggal…………………

jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 tidak dapat
diubah, kecuali berdasarkan permintaan tertulis dari PIHAK KEDUA yang
disampaikan pada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender
sebelum batas waktu yang ditetapkan dengan disertai alasan yang tepat dan
dapat dipertimbangkan oleh PIHAK PERTAMA, dan selanjutnya dapat diatur
kemudian dalam Addendum Kontrak.

Pasal 3
PENGALIHAN TUGAS PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pihak Kedua tidak dibenarkan mengalihkan tugas
pekerjaan sebagian / seluruhnya kepada pihak ketiga tanpa seizin PIHAK PERTAMA
Pasal 4
NILAI KONTRAK DAN SYARAT PEMBAYARAN

Biaya untuk pekerjaan tersebut dalam pasal 1 Perjanjian ini adalah sebesar Rp………
(dengan huruf)
Pelaksanaan pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dibayarkan sekaligus
atau seluruhnya ( 100%) apabila prestasi pekerjaan telah selesai 100% dengan
baik yang dinyatakan dengan berita acara hasil pemeriksaan pekerjaan oleh
panitia pemeriksa / penguji barang
Setiap pembayaran kepada PIHAK KEDUA akan di pungut pajak-pajak menurut
peraturan yang berlaku
Pembayaran dilakukan dengan pengajuan SPP-LS melalui Kantor Pelayaran
Perbendaharaan Negara/Kas Daerah ..................
Harga tersebut adalah tetap tidak berubah (Fixed Price ) termasuk pajak sesuai
ketentuan yang berlaku
Pihak kedua tidak dapat membuat perubahan harga atau tambahan biaya apapun juga
yang berhubungan dengan pelaksanaan surat perjanjian ini kecuali atas
persetujuan PIHAK PERTAMA

Pasal 5
PEMERIKSAAN PERALATAN / BARANG

Segera setelah peralatan/ barang tiba di lokasi, harus segera dilakukan pemeriksaan
pendahuluan terhadap :
Kerusakan yang terlihat
Kesesuaian nya dalam spesifikasi teknis
Pemeriksaan pekerjaan yang dilakukan bersama oleh panitia pemeriksa / penguji
barang dan jasa yang kemudian hasil pemeriksaannya dituangkan dalam suatu
berita acara hasil pemeriksaan
PIHAK PERTAMA berhak menolak semua peralatan atau barang yang menyimpang dari
spesifikasi dan persyaratan atau peralatan /barang yang cacat. Dalam hal ini
PIHAK KEDUA wajib atau harus mengganti peralatan /barang yang ditolak
tersebut. Biaya penggantian dibebankan kepada PIHAK KEDUA
PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap kondisi pekerjaan sehingga dapat diyakini
bahwa pekerjaan yang bersangkutan memberikan hasil pekerjaan yang baik

Pasal 6
SANKSI

Kelalaian dan keterlambatan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan yang


diserahkan oleh PIHAK PERTAMA Berdasarkan Surat Perjanjian ini akan
dikenakan sanksi “denda” sebesar minimum 1(satu) permil untuk setiap hari
keterlambatan penyerahan sampai dengan maksimum sebesar 5% dari harga
borongan
Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan
pembayaran kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA bersedia dikenakan
sanksi denda yang besarnya disesuaikan dengan tanggung jawab PIHAK
KEDUA sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 1

Pasal 7
KENAIKAN HARGA

Kenaikan harga selama masa pelaksanaan kontrak ini ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA
PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan tambahan biaya apapun juga (Klaim)
walaupun ada kenaikan harga material atau jasa yang ada hubungannya
dengan pekerjaan ini
Pasal 8
JAMINAN

Apabila peralatan / barang yang diterima di lokasi dalam keadaan rusak, cacat, kurang
dan tidak sesuai dengan spesifikasi maka PIHAK KEDUA harus segera
mengganti dengan yang baru selambat - lambatnya 1 ( satu ) minggu setelah
surat pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA
Peralatan atau barang pada Surat Perjanjian ini harus diberikan jaminan dari tuntutan
hak cipta/merk/paten/kekayaan intelektual dari pihak-pihak yang berhak dan
menjamin atas pemakaian minimal selama 1 (satu) tahun untuk segala jenis
kerusakan yang diakibatkan bukan karena kesalahan pemakai

Pasal 9
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

Penyimpangan-Penyimpangan dan atau perubahan yang merupakan penambahan atau


pengurangan
Pekerjaan tambah kurang atau hanya berlaku apabila ada permintaan tertulis dari
PIHAK KEDUA yang menyebutkan jenis serta biaya pekerjaan
Perhitungan biaya untuk pekerjaan tambah kurang diperhitungkan menurut harga
satuan pekerjaan yang dimaksud oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA
Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga
yang disetujui oleh kedua belah pihak
Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah
waktu penyelesaian pekerjaan dan mengurangi kualitas kerja kecuali atas
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA

Pasal 10
FORCE MAJEURE

Keadaan Force Majeure adalah keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi karena bencana
alam ( gempa, banjir dan sebagainya ) kebakaran, peperangan,huru-hara, pemotongan
atau kemacetan yang timbul karena dikeluarkannya peraturan pemerintah yang
mengakibatkan perubahan moneter
Keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya force majeure semacam ini dapat
dipertimbangkan oleh PIHAK PERTAMA, asal saja diberitahukan secara tertulis oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu selambat-lambatnya 7(tujuh) hari
terhitung sejak tanggal terjadinya force majeure
apabila dalam kejadian sebagaimana dimaksud dalam ayat dua pasal ini Pihak kedua tidak
memberitahukan kejadian force Majeure tersebut kepada PIHAK PERTAMA, maka
keterlambatan penyerahan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal satu surat
perjanjian ini dianggap bukan force majeure
Dalam pemberitahuan kejadian force majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat dua pasal
ini harus disertai dengan keterangan dari pihak yang berwenang mengenai peristiwa
tersebut dan PIHAK KEDUA dapat sekaligus mengajukan permohonan perpanjangan
waktu pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA
Pihak pertama dalam waktu 7 ( tujuh ) hari kalender terhitung sejak diterimanya permohonan
perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 pasal ini akan memberikan
jawaban secara tertulis mengenai permohonan dimaksud kepada PIHAK KEDUA

Pasal 11
PERSELISIHAN

Segala perselisihan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan dapat


diselesaikan secara musyawarah antar PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, bila
tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka kedua belah pihak dapat
memilih Badan Arbitrasi Nasional Indonesia ( BANI ) di Jakarta.
Apabila cara yang dimaksud pasal 11 ayat 1 juga tidak dapat menyelesaikan
perselisihan yang timbul, maka penyelesaian selanjutnya akan diserahkan
kepada keputusan pengadilan Negeri, untuk itu ditetapkan domisili yang tetap
di Kantor Pengadilan Negeri ……………..

Pasal 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran Resmi yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Surat
Perjanjian ini adalah :

Surat Keputusan Pemenang Pelelangan Nomor : ……………, tanggal ……………..


Pengumuman Hasil Pelelangan Nomor : ………………………, tanggal …………….
Nota Dinas Tidak Adanya Sanggahan Nomor : ……………., tanggal ……………..
Penetapan Pemenang Pelangan Nomor : ………………., tanggal ……………..
Nota Dinas Usulan Calon Pemenang Pelelangan Nomor : ………………………….,
tanggal ………………..
Berita Acara Evaluasi, Penawaran Harga Nomor : ……………., tanggal ………….
Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran Harga Nomor : …………………., tanggal
………………………
Surat Penawaran Harga PT. ……………….Nomor : ………………., tanggal …………
Berita Acara Aanwidjing Nomor : ………………………………, tanggal ………………
Undangan Pelelangan Nomor : ……………………………….., tanggal ……………….
Berita Acara Perkiraan Harga Menurut Perhitungan Sendiri (HPS) Nomor :
……………………………, tanggal …………………………
12. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Nomor : …………, tanggal …

Pasal 13
LAIN-LAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua pihak, akan diatur lebih lanjut
dalam surat perjanjian tambahan (Addendum) dan merupakan perjanjian yang
tidak terpisahkan dari surat perjanjian
Surat perjanjian ini dibuat dalam 7( tujuh) rangkap 3 ( tiga) rangkap asli dan 4 (empat )
rangkap copy yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, setelah dibubuhi
materai yang cukup dan ditandatangani di ………. pada hari, tanggal, bulan dan
tahun tersebut di atas.
Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di…………...pada hari dan
tanggal tersebut di atas

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,


………………………………….. …………………………………..
…………………………………..

…………………………………. ……………………………..
Direktur NIP.
SURAT PERJANJIAN PELAKSANA PEKERJAAN
Nomor : ………………………………….
Tanggal : .......……………………………..

TENTANG
PENGADAAN FILING CABINET, KOMPUTER PC + PERLENGKAPANNYA, DATA
STRORED (USD), TUSTEL, RECORDER DIGITAL, LAPTOP
ANTARA
……………………………………………………….
DENGAN
……………………………………………………….

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ............... tanggal ...............


tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA..
2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan :


1) DIPA ………………………….. tahun anggaran ……… nomor ……………………… tanggal
……………………………………
2) Surat keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Nomor ……………………………..tanggal
……………………………, tentang pembentukan Panitia Pelaksana Pembelian dan
Pengadaan Barang dan Jasa …………………………………………;
3) Surat Penawaran Harga : No. ………………………………….
4) Berita Acara Negosiasi Harga Nomor : ………………………. tanggal …… …………
5) Surat Penetapan Penunjukan Nomor : …………………… …. tanggal
……………………….
6) Surat Perintah Kerja Nomor : ……………………………. Tanggal ………………......

Dengan ini kedua belah pihak telah bersepakat dan menyetujui untuk mengadakan
perjanjian pekerjaan Pengadaan Filing Cabinet, tustel, Komputer PC +
Perlengkapannya, Data Stored (USB), Digital Recorder, Lapptop, dengan Ketentuan
seperti yang tercantum dalam pasal-pasal sebagai berikut :

Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN

PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima dan melaksanakan pekerjaan tersebut untuk PIHAK PERTAMA;
Pekerjaan Pengadaan Filing Cabinet, Tustel, komputer PC + Perlengkapannya, Data
Stored (USB), Digital Recorder, Laptop tersebut merupakan pelaksanaan kegiatan yang
tertera dalam DIPA ………………………………………. tahun anggaran ………….
Nomor…………… tanggal …………………………….

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN

Lingkup perjanjian pekerjaan Pengadaan Filing Cabinet, Tustel, Komputer PC +


perlengkapannya, Data Stored (USB), Digital Recorder, Laptop, sesuai dengan yang
dimaksud dalam pasal 1 tersebut diatas meliputi :
Pekerjaan Pengadaan Filling Cabinet sebanyak 3 (tiga) unit, Tustel sebanyak 5 (lima)
unit, komputer PC + Perlengkapannya sebanyak 2 (dua) unit, Data Stored (USB)
sebanyak 3 (tiga) unit, Laptop sebanyak 2 (dua) unit dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan harga , jumlah, jenis dan spesifikasi
sesuai dengan daftar lampiran I dari Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan terlampir
;
Barang-barang yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus
dalam keadaan baru, baik dan benar serta dapat berfungsi sebagaimana mestinya;
PIHAK KEDUA diharuskan memberikan petunjuk/cara pemakaian kepada PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA wajib menanggung segala biaya yang timbul karena
kegiatan diatas.

Pasal 3
HARGA BARANG

Harga borongan pekerjaan Pengadaan Filing Cabinet, Tustel, Digital Recorder, Komputer
PC + Perlengkapannya, Data Stored (USB), Laptop sesuai Pasal 2 perjanjian ini adalah
sebesar Rp. ………………………. (dengan huruf), termasuk pajak-pajaknya, dan harga
tersebut dalam perjanjian ini adalah tetap dan tidak berubah.

Pasal 4
WAKTU PENYERAHAN

1. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan keseluruhan barang sesuai dengan permintaan


dalam jangka waktu selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari kalender sejak Surat
Perintah Kerja ditandatangani oleh kedua belah pihak. Pada waktu penyerahan
barang-barang dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, terlebih dahulu harus
diadakan uji coba dan pemeriksaan oleh penerima barang dan dinyatakan dalam
Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima Barang;
2. Apabila terdapat penyimpangan atau kekurangan jumlah peralatan sehingga tidak
sesuai dengan pesanan PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA Wajib mengganti dan
atau melengkapinya terlebih dahulu.

Pasal 5
TEMPAT PENYERAHAN

Barang diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA di lokasi


…………………………………………(Sebutkan nama kantornya serta alamat yang jelas)
……………………………………………………………………………………………………………………

Pasal 6
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran dilaksanakan sekaligus, sebesar Rp. ……………………… (dengan huruf),


setelah PIHAK KEDUA menyerahkan barang/hasil pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA
seperti dimaksud dalam pasal 4 Surat Perjanjian ini dan dibayar melalui KPPN/Kas
Daerah ………………… dengan cara pemindah bukuan kepada Bank
…………………………………………………………… Nomor Rek.
…………………………………….. atas nama PT/CV/Firma/Koperasi ..................................

Pasal 7
PAJAK-PAJAK

Semua pajak-pajak yang timbul akibat dari perjanjian ini menjadi tanggungan PIHAK
KEDUA sepenuhnya.

Pasal 8
MASA GARANSI

PIHAK KEDUA memberikan masa garansi atas barang-barang yang diserahkan sesuai
dengan kondisi umum yang berlaku sejak barang-barang yang diserahkan seluruhnya
dengan baik dan lengkap dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA

Pasal 9
HAK PATEN DAN HAK CIPTA

PIHAK KEDUA wajib melindungi barang-barang yang diserahkan dari keasliannya


(original) baik software maupun hardware dari segala tuntutan atau klaim dari pihak
lain atas pelanggaran hak Paten dan Hak Cipta.

Pasal 10
SANKSI-SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan seluruh kegiatan dan atau
penyerahan barang tidak dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebagaimana dimaksud pada pasal 4, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 1
0
/00 (satu permil) setiap hari keterlambatan atau maksimum sebesar 5% (lima persen)
dari total harga dan dibayarkan sekaligus pada saat pembayaran.
Denda sebagaimana dimaksud diatas dikecualikan apabila PIHAK KEDUA mengalami
Force Majeure.

Pasal 11
PERUBAHAN HARGA

1. Kenaikan harga barang yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan pengadaan


ditanggung oleh PIHAK KEDUA;
2. PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan atas kenaikan harga barang,
kecuali terdapat kebijaksanaan Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang
moneter, yang diumumkan secara resmi dan diatur dalam Peraturan Pemerintah,
khusus untuk pekerjaan borongan.

Pasal 12
FORCE MAJEURE

Hal-hal yang termasuk Force Majeure dalam perjanjian ini adalah :


1. Bencana Alam atau keadaan cuaca yang tidak memungkinkan pelaksanaan
pekerjaan diselesaikan;
2. Adanya haru-hura/perang atau kekacauan yang tidak memungkinkan pelaksanaan
pekerjaan diselesaikan;
3. Peraturan Pemerintah dibidang ekonomi dan moneter, yang secara langsung
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
4. Kejadian lain diluar kekuasaan/kemampuan manusia dan disetujui oleh PIHAK
PERTAMA.

Pasal 13
PERSELISIHAN DAN DOMISILI

1. Perselisihan dibidang teknis dan diluar bidang teknis akan diselesaikan, oleh kedua
belah pihak secara musyawarah;
2. Jika dengan cara musyawarah tidak dapat dicapai suatu penyelesaian, maka akan
dibentuk Panitia Penyelesaian Perselisihan (Arbitrasi) yang terdiri dari 3 (tiga)
orang, yaitu :
- Seorang wakil PIHAK PERTAMA;
- Seorang wakil PIHAK KEDUA;
- Seorang wakil PIHAK KETIGA yang ditunjuk oleh dan atau dengan persetujuan
wakil-wakil kedua belah pihak.
3. Untuk penyelesaian perselisihan ini, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersama-
sama memilih tempat kedudukan yang tetap pada Kantor Pengadilan Negeri
…………………..

Pasal 14
LAIN-LAIN

Segala perubahan berkenan dengan isi serta maksud surat perjanjian ini dapat
dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak, dan akan dituangkan dalam satu
addendum yang merupakan suatu kesatuan, dan ditanda tangani oleh kedua belah
pihak.

Pasal 15
PENUTUP

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini demikian pula
perubahan-perubahan yang dianggap perlu oleh Kedua Belah Pihak, akan diatur
dalam Surat Perjanjian Tambahan (Addendum) yang tidak terpisahkan dari Surat
Perjanjian ini dan dianggap sah setelah disetujui oleh Kedua Belah Pihak.
2. Surat Perjanjian ini dibuat dengan sebenarnya dalam rangkap secukupnya, dan
dinyatakan berlaku dan sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada
hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana diuraikan diatas. PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA masing-masing menerima satu berkas asli, dan selebihnya
diperuntukkan bagi instansi-instansi yang berkepentingan dalam Surat Perjanjian
ini;
3. Surat Perjanjian ini sah dan mengikat kedua belah pihak serta berlaku terhitung
sejak tanggal ditandatangani bersama.

PIHAK KEDUA : PIHAK PERTAMA :

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
SURAT PERINTAH KERJA
Nomor : ………………………….

Pada hari ini, …………… tanggal …………………………. Tahun ……………………………,


kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ………………………………………..
Jabatan : ………………………………………..
Alamat : ………………………………………..

Berdasarkan Keputusan …………….. Nomor : …………………., tanggal ……………..,


ditunjukkan selaku Pejabat Pembuat Komitmen pada …………………………………., dalam
hal ini bertindak dan atas nama Pemerintah RI/Pemerintah Daerah …………………….,
yang untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ………………………………………..
Jabatan : ………………………………………..
Alamat : ………………………………………..

Yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan akte notaris Nomor :
…….. oleh Notaris ……………………. Yang berkedudukan di
……………………………………….. dalam hal ini sesuai dengan ketentuan anggaran
dasarnya bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi ………………….,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Berdasarkan Surat Penawaran Harga PIHAK KEDUA Nomor : ………………………….


Tanggal …………………… dengan ini PIHAK PERTAMA memberikan tugas pekerjaan
kepada PIHAK KEDUA, sebagai Penyedia Barang/Jasa untuk Pengadaan Filing Cabinet,
komputer PC + Perlengkapannya, Data Stored (USB), Digital Recorder, Laptop, dan
tustel yang jumlah, jenis dan spesifikasi sesuai dengan daftar lampiran I dari Surat
Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan terlampir; untuk keperluan Kantor
………………………………………………….. dan PIHAK KEDUA menyatakan sanggup untuk
melaksanakannya dengan ketentuan sebagai berikut :

Pelaksanaan tugas pekerjaan harus sesuai dengan Surat Penawaran Harga PIHAK
KEDUA Nomor : …………………………. Tanggal ………………………
Harga Pengadaan Filing Cabinet, komputer PC + Perlengkapannya, Data Stored (USB),
Digital Recorder, Laptop dan tustel adalah sebesar Rp. ……………………. (dengan
huruf),
Penyelesaian Pekerjaan sampai 100% oleh PIHAK KEDUA, Paling lambat dalam jangka
waktu 20 9dua puluh) hari kalender terhitung sejak di tanda tanganinya Surat Perintah
Kerja ini.
Pembayaran akan dilaksanakan setelah penyedia barang/jasa menyelesaikan
pekerjaan fisik mencapai 100% (seratus persen) atau sebesar Rp …………………….
(dengan huruf); yang dilampiri dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
…………………………………. tidak diperkenankan menyerahkan pekerjaan tersebut
kepada pihak ketiga.
……………………………….. tidak dibenarkan mengajukan klaim apapun atau mengurangi
kualitas pekerjaan dengan alasan kenaikan harga barang dan upah ataupun kesalahan
perhitungan dalam penawaran yang telah diajukan.
Apabila dalam penyelesaian pekerjaan tersebut terjadi keterlambatan oleh PIHAK
KEDUA, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 1 0 00 (satu permil) untuk
setiap hari keterlambatan dan denda komulatif maksimal 5% (lima persen) dari harga
penawaran.

Demikian Surat Perintah Kerja ini dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada hari
dan tanggal tersebut diatas untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Koperasi Pejabat Pembuat
Komitmen .....

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA (KPBJ)
PENGADAAN ALAT PENGOLAH DATA
BERUPA 5 (LIMA) UNIT DELL OPTILEX 170L SMALL MICRO TOWER
Nomor : ……………………………………
Tanggal : ………………………….

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ............... tanggal ...............


tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa pengadaan peralatan alat
pengolah data dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam
pasal-pasal dibawah ini :

Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas tersebut untuk melaksanakan pengadaan Alat Pengolah Data
berupa : 5 (lima) unit Dell OPTILEX 170L Small Micro Tower.

2. Pengadaan peralatan tersebut diserahkan dan dipasang di kantor


………………………

3. PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban kepada PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan,


menyelesaikan, dan menyerahkan barang dalam keadaan baru dan asli serta
mengganti barang-barang yang diserahkan apabila ada yang rusak dengan
ketentuan dan spesifikasi teknis yang tercantum dalam dokumen pelelangan.

Pasal 2
DASAR KONTRAK DAN PELAKSANAAN PENGADAAN

1. Dasar kontrak pengadaan peralatan ini menjadi lampiran dan bagian yang
mengikat serta tidak terpisahkan dalam perjanjian ini adalah :

a. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor : …………………… tanggal


………………………
b. Surat Penawaran Harga Nomor : ………………………….. tanggal ………………
c. Surat Usulan Calon Penyedia Barang/Jasa Nomor : …………………….. tanggal …..
…………………
d. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa Nomor : ……………… tanggal
……………………
e. Berita Acara :
Penjelasan Pekerjaan
Pembukaan Surat Penawaran Harga
Evaluasi Surat Penawaran Harga
Evaluasi, Klarifikasi, Negosiasi Teknis dan Harga
f. Surat Jaminan Pelaksanaan

2. Dasar dan spesifikasi teknis yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
kontrak Pengadaan Barang/Jasa ini yaitu :

a. Keputusan Presiden RI Nomor : 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
b. Keputusan Presiden RI Nomor : 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta Lampiran I dan II.
c. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Pengadaan Alat Pengolah Data.

Pasal 3
JENIS KONTRAK

Jenis kontrak yang digunakan adalah Kontrak Lump sum, kontrak Lump sum adalah
kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh peralatan tersebut dalam
Pasal 1 dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah yang pasti dan tetap, dan semua
resiko yang mungkin terjadi dalam proses pengadaan barang/jasa sepenuhnya
ditanggung oleh Penyedia barang/Jasa.

Pasal 4
AMANDEMEN KONTRAK
Amandemen kontrak adalah ketentuan mengenai perubahan kontrak, perubahan
kontrak dapat terjadi apabila :

Perubahan pekerjaan disebabkan oleh suatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak.

Perubahan jadwal pelaksana pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan

Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan


pelaksanaan pekerjaan.

Amandemen bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

Hak dan kewajiban para pihak adalah ketentuan mengenai hak-hak yang dimiliki serta
kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
dalam melaksanakan kontrak.

a. Hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA


1) Memeriksa dan menguji coba pengadaan peralatan yang dilaksanakan dan
diserahkan oleh PIHAK KEDUA

2) Memilih laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pengadaan


peralatan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.

3) Membayar harga peralatan sesuai dengan nilai kontrak yang telah ditetapkan
kepada PIHAK KEDUA.

4) Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh PIHAK
KEDUA untuk kelancaran pelaksanaan pengadaan peralatan.

b. Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA


1) Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pengadaan peralatan tersebut pada
pasal 1 sesuai dengan harga yang telah ditetapkan.

2) Berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari


PIHAK PERTAMA untuk kelancaran pelaksanaan pengadaan peralatan tersebut.

3) Melaporkan pelaksanaan pengadaan peralatan tersebut secara periodik kepada


PIHAK PERTAMA.

4) Melaksanakan dan penyelesaian pengadaan peralatan tersebut sesuai dengan


jadwal penyerahan barang yang telah ditetapkan.
5) Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan PIHAK PERTAMA.

6) Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal waktu penyerahan barang


yang telah ditetapkan.

Pasal 6
TANGGUNG JAWAB DAN JAMINAN HUKUM HASIL PEKERJAAN

1. Pengadaan dan penyerahan peralatan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi teknis yang telah
ditentukan.

2. Pengadaan Peralatan tersebut pada pasal 1 diatas harus dilaksanakan sendiri oleh
PIHAK KEDUA dan dilarang diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak lain.

3. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian


dan pengalaman yang dimilikinya, untuk pengadaan peralatan tersebut diatas
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

4. Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam pasal 1 Kontrak Pengadaan


Barang/Jasa ini dan ketepatan waktu penyerahan/pengiriman barang merupakan
tanggung jawab PIHAK KEDUA.

5. Peralatan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus sesuai dengan standar yang
telah disebutkan dalam spesifikasi teknis pada pasal 1 diatas.

6. PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan pengepakan atas barang-barang yang


dikirim dari asal barang sampai ke kantor ....................(kantor PIHAK PERTAMA)

7. PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian atas
barang untuk memastikan kecocokannya dengan spesifikasi teknis dan
persyaratan yang telah ditentukan.

8. PIHAK KEDUA diharuskan menyediakan layanan purna jual terhadap peralatan


yang dipesan pada pasal 1 diatas.

9. PIHAK KEDUA harus menjamin kepada PIHAK PERTAMA bahwa barang yang
diserahkan tidak melanggar hak atas kekayaan intelektual sebagaimana ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas segala klaim atau tuntutan
sehubungan dengan hal tersebut pada ayat 9 pasal ini, dan PIHAK KEDUA
membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan apapun dan dimanapun yang
mungkin timbul, serta PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan akan mengambil
segala tindakan hukum yang perlu termasuk mewakili ke depan pengadilan.
Pasal 7
PERALATAN

1. Peralatan yang dipesan oleh PIHAK PERTAMA dan segala sesuatu yang diperlukan
untuk pelaksanaan pengadaan peralatan ini harus diserahkan dalam keadaan baru
oleh PIHAK KEDUA.

2. PIHAK PERTAMA berhak menolak peralatan yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA, jika
kualitas dan spesifikasinya tidak memenuhi persyaratan.

3. Jika peralatan tersebut ditolak PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA harus
mengganti peralatan tersebut, dengan peralatan baru yang memenuhi
persyaratan.

4. Tidak tersedianya peralatan di pasaran, tidak dapat dijadikan alasan untuk


keterlambatan dalam penyerahan barang.

5. Apabila peralatan yang diserahkan setelah melalui pengetesan/pengujian ternyata


tidak memenuhi persyaratan kualifikasi dan spesifikasi yang telah ditentukan maka
PIHAK KEDUA wajib mengganti tanpa berhak menuntut kerugian.

Pasal 8
JANGKA WAKTU PENYERAHAN BARANG

1. Jangka waktu penyerahan barang ditetapkan selama 20 (dua puluh) hari kalender
terhitung sejak tanggal Surat Perintah Kerja (SPK) ditandatangani diatas Materai
dan disetujui oleh Penyedia Barang/Jasa

2. Waktu penyerahan barang tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat diubah oleh
PIHAK KEDUA, kecuali PIHAK PERTAMA telah memberikan persetujuan tertulis dan
diatur di dalam perjanjian tambahan (addendum kontrak).

Pasal 9
UJI COBA PERALATAN

1. Setelah peralatan dikirim, peralatan diuji coba oleh PIHAK KEDUA disaksikan oleh
PIHAK PERTAMA.

2. Apabila pengoperasian peralatan tersebut memerlukan keahlian khusus maka


harus dilakukan pelatihan kepada PIHAK PERTAMA oleh PIHAK KEDUA, biaya
pelatihan termasuk dalam harga peralatan yang dipesan.

3. Apabila hasil uji coba tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan, maka
PIHAK KEDUA memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut dengan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 10
JAMINAN PELAKSANAAN DAN JAMINAN UANG MUKA

1. Jaminan Pelaksanaan :
a. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA jaminan
pelaksanaan selamat-lambatnya pada saat Kontrak Pengadaan Barang/Jasa ini
ditanda tangani. Surat Jaminan Pelaksanaan tersebut dapat berupa guarantee
yang harus dikeluarkan oleh Bank Umum atau berupa Bond yang dikeluarkan
oleh perusahaan asuransi kerugian yang mempunyai program surety Bond.
Besar nilai jaminan pelaksanaan adalah 5% (lima persen) dari harga kontrak
atau sebesar Rp ………………….. (dengan huruf)

b. Surat Jaminan pelaksanaan tersebut ayat 1 pasal ini, diserahkan kembali oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, setelah seluruh barang-barang diterima
dengan baik oleh PIHAK PERTAMA.

c. Dalam surat jaminan pelaksanaan tersebut ayat 1 pasal ini harus ada
ketentuan bahwa Jaminan Pelaksanaan menjadi Milik Negara dan dapat
dicairkan oleh PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan PIHAK KEDUA , bilamana
terjadi Pemutusan perjanjian dengan memperhintungkan prestasi pekerjaan
yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.

d. Masa berlaku surat jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal


penandatangan Kontrak Pengadaan Barang /Jasa ini sampai dengan 14 hari
(empat belas) hari setelah kontrak berakhir.

e. Jika PIHAK KEDUA mengundurkan diri setelah menandatangani Kontrak


Pengadaan Barang/Jasa ini, maka jaminan pelaksanaan menjadi milik negara.
Dan apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan ayat 1 pasal ini, maka PIHAK
PERTAMA dapat Membatalkan PIHAK KEDUA sebagai pemenang pelelangan.

f. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan PIHAK KEDUA sebagai pemenang


Pelelangan, apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan ayat 1 a Pasal ini.

2. Jaminan Uang Muka :


a. Sebelum pembayaran uang muka oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dilakukan, maka PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA
Jaminan Uang Muka berupa surat jaminan umum atau perusahaan asuransi
kerugian (bentuk jaminan sesuai dengan ayat 1.a pasal ini) sebesar 20% dari
harga barang/nilai kontrak atau sebesar Rp. ……………. (dengan huruf)

b. Jaminan uang muka tersebut pada ayat 2.a pasal ini, akan diperhitungkan
dalam tahap-tahap pembayaran sebagaimana diatur dalam pasal 12 kontrak
pengadaan barang/jasa ini.

c. Dalam surat jaminan uang muka tersebut ayat 2.a pasal ini, harus ada
ketentuan bahwa jaminan uang muka menjadi milik negara dan dapat
dicairkan oleh PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan PIHAK KEDUA bilamana
terjadi Pemutusan kontrak, dengan memperhitungkan prestasi pekerjaan yang
telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.

d. PIHAK KEDUA telah menjamin bahwa penggunaan uang muka tersebut dalam
ayat 2.a pasal ini adalah sepenuhnya diperuntukkan atau dipergunakan bagi
pelaksanaan pengadaan Alat Pengolah Data berupa : 5 (lima) unit Dell Optiplex
170L Small Micro Tower sebagaimana disebut dalam Pasal 1 Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa (KPBJ) ini.

Pasal 11
HARGA BARANG / NILAI KONTRAK

1. Harga barang atau Nilai Kontrak atas pengadaan peralatan tersebut dalam Pasal 1
adalah sebesar Rp. ……………………….. (dengan huruf) merupakan jumlah yang
pasti dan tetap (lumpsum fixed price) dibebankan pada DIPA Kantor
……………………….. Tahun Anggaran ……… Nomor : ……………… tanggal
…………………………………
2. Dalam Harga / Nilai Kontrak tersebut diatas sudah termasuk segala pengeluaran
PIHAK KEDUA beserta pajak-pajak dan biaya-biaya lainnya yang harus dibayar oleh
PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 12
CARA PEMBAYARAN

0 Pembayaran harga barang/nilai kontrak pada pasal 11 tersebut diatas


dilakukan secara bertahap dengan sistem dan jumlah tahap berdasar kesepakatan
antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan diatur sebagai berikut :

Pembayaran Pertama berupa : Uang Muka kepada PIHAK KEDUA sebesar 20% dari
harga barang/nilai kontrak yaitu : 20% x Rp. ………………………….. = Rp.
……………………… (dengan huruf) dapat dibayarkan setelah Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa (KPBJ) ini ditandatangani kedua belah pihak dan atas jumlah tersebut
PIHAK KEDUA memberikan Jaminan Uang Muka sebagaimana tersebut dalam Pasal
10 ayat 2.a

Pembayaran Kedua : Sebesar 100% dari harga barang/nilai kontrak dikurangi 100%
nilai uang muka setelah seluruh peralatan yang dipesan terpasang dan diterima
dengan baik oleh PIHAK PERTAMA yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan yang disetujui dan ditandatangani oleh Kedua Belah Pihak,
pembayaran menjadi =100% - (100% Uang Muka) = 100% - 20% = 80% x Rp.
………………… = Rp. ……………………… (dengan huruf).

1 Tahap-tahap pembayaran harga barang/nilai kontrak tersebut dalam ayat 1


dilakukan melalui KPPN /Kas Daerah ……….. dan disalurkan melalui rekening PIHAK
KEDUA pada ……. Bank …………………. Rekening Nomor : ………………………….
Pasal 13
KENAIKAN HARGA

1. Kenaikan harga peralatan, selama masa pelaksanaan pengadaan Alat Pengolahan


Data berupa : 5 (lima) unit Dell Optiplex 170L Small Micro Tower ini ditanggung
sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.

2. PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan (klaim) atas kenaikan harga Alat
Pengolah Data berupa : 5 (lima) unit Dell Optiplex 170L Small Micro Tower
tersebut, kecuali adanya kebijakan dari Pemerintah Republik Indonesia dalam
bidang moneter yang secara resmi menyatakan dari tentang adanya kenaikan
harga-harga yang diakibatkan adanya perubahan kurs valuta asing terhadap mata
uang Rupiah (Devaluasi terhadap nilai tukar Rupiah) yang secara resmi diatur
dalam peraturan Perundang-undangan.

Pasal 14
BEBAN BIAYA DAN PAJAK

1. Segala biaya sehubungan pembuatan surat perjanjian ini termasuk biaya materai
tempel Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibebankan kepada PIHAK KEDUA .
2. Segala pajak sehubungan dengan Pengadaan Alat Pengolahan Data berupa: 5
(lima) unit Dell Optiplex 170L Small Micro tower ini ditanggung oleh PIHAK KEDUA,
dan dilunasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 15
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR)

1. Yang dimaksud “keadaan kahar” dalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa ini adalah
suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak sehingga kewajiban yang
telah ditentukan dalam kontrak tidak dapat dipenuhi.

2. Yang digolongkan keadaan kahar adalah :


a. Peperangan
b. Kerusuhan
c. Revolusi
d. Bencana Alam : banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor,
wabah penyakit, dan angin topan.
e. Pemogokan
f. Kebakaran
g. Gangguan industri lainnya.
3. Apabila terjadi “keadaan kahar”, maka :
a. PIHAK KEDUA menyatakan secara tertulis Kepada PIHAK PERTAMA bahwa telah
terjadi “keadaan kahar”.

b. Apabila terjadi keadaan kahar maka PIHAK KEDUA memberitahukan dalam


waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terjadinya keadaan kahar
dengan menyertakan pernyataan keadaan kahar dari instansi yang berwenang.
c. Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA tentang “keadaan kahar” tersebut, PIHAK PERTAMA
tidak memberikan jawaban, maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui
terjadinya “keadaan kahar” tersebut.

4. Apabila “keadaan kahar” itu ditolak oleh PIHAK PERTAMA maka berlaku ketentuan-
ketentuan Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 19 dalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
ini.

Pasal 16
DENDA DAN GANTI RUGI

Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada Penyedia Barang/Jasa


sedangkan Ganti Rugi adalah sanksi financial yang dikenakan kepada Pengguna
Barang/Jasa, karena terjadinya cidera janji.

0 Denda yang dikenakan kepada PIHAK KEDUA :


1
0 Jika PIHAK KEDUA melakukan kelalaian dan telah mendapat peringatan
tertulis dari PIHAK PERTAMA 3 (tiga) kali berturut-turut tetap tidak
mengindahkan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam dokumen Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa ini, maka untuk setiap kali melakukan kelalaian, PIHAK
KEDUA wajib membayar “Denda Kelalaian” sebesar 1% (satu persen) dari
jumlah biaya pelaksanaan pengadaan, dengan ketentuan PIHAK KEDUA tetap
berkewajiban memperbaiki kesalahan / kelalaian yang diperingatkan tersebut.

1 JIKA PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan dan menyerahkan


peralatan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tercantum dalam
pasal 8 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa ini, maka untuk setiap hari
keterlambatan, PIHAK KEDUA wajib membayar denda keterlambatan sebesar 1
0
00 (satu perseribu) dari nilai kontrak.

2 Jumlah maksimum denda kumulatif ayat 1 dan 2 Pasal ini ditetapkan


sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak.

3 Denda-denda tersebut dalam pasal ini, dibebankan kepada PIHAK


KEDUA dan akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

2 Ganti rugi yang dikenakan kepada PIHAK PERTAMA :

0 Apabila PIHAK PERTAMA terlambat melakukan pembayaran atas


penyerahan peralatan dari PIHAK KEDUA akan dikenakan ganti rugi.
1 Besarnya ganti rugi yang dibayar PIHAK PERTAMA atas keterlambatan
pembayaran Kepada PIHAK KEDUA adalah sebesar bunga terhadap nilai
tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku
pada saat ini menurut ketetapan Bank Indonesia.

Pasal 17
RESIKO

1. Jika Peralatan yang dipesan PIHAK PERTAMA musnah karena kelalaian PIHAK
KEDUA belum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul.

2. Jika pada waktu pemesan Alat Pengolah Data berupa : 5 (lima) unit Dell
Optiplex 170L Small Micro Tower tersebut terjadi kemacetan akibat tidak
tersedianya peralatan yang dipesan dan karena adanya kesalahan dari PIHAK
KEDUA, maka segala resiko akibat keterlambatan dalam penyerahan peralatan
tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

3. Apabila selama PIHAK KEDUA melaksanakan pengadaan peralatan ini


menimbulkan kerugian PIHAK KETIGA (orang-orang yang tidak ada sangkut
pautnya dengan perjanjian ini) akibat kelalaian PIHAK KEDUA, maka segala
kerugian ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

4. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan pasal 1609 KUH
perdata.

Pasal 18
ITIKAD BAIK

1. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan
hak-hak dan kewajiban yang diatur dalam Pasal 5.

2. Para pihak setuju untuk melaksanakan kontrak dengan jujur tanpa menonjolkan
kepentingan masing-masing pihak. Jika selama kontrak, salah satu pihak merasa
dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan
tersebut.

Pasal 19
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK

1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai.

2. Penghentian kontrak dilakukan bilamana terjadi hal-hal di luar kekuasaan kedua


belah pihak sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban yang
disebabkan oleh : timbulnya perang, pemberontakan, perang saudara di wilayah
Republik Indonesia, keributan, kekacauan dan huruhara, bencana alam lainnya
sepanjang kejadian-kejadian tersebut berkaitan dengan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang dinyatakan secara resmi oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Dalam hal kontrak dihentikan, maka PIHAK PERTAMA wajib membayar kepada
PIHAK KEDUA sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang
telah dicapai.

3. Pemutusan Kontrak dapat dilakukan bilamana para pihak cidera janji dan/atau
tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam
Pasal 5 di atas.

4. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana para pihak terbukti melakukan kolusi,


kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa
maupun pelaksanaan pengadaan peralatan, dalam hal ini :
a) PIHAK KEDUA dapat dikenakan sanksi yaitu
1. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan ke kas Negara.
2. Dikenakan daftar hitam untuk jangka waktu 2(dua) tahun.
3. Membayar denda ganti rugi kepada Negara.
b) PIHAK PERTAMA dikenakan sanksi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. PIHAK PERTAMA dapat memutuskan kontrak secara sepihak apabila denda


keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia barang/jasa
sudah melampaui besarnya jaminan pelaksanaan atau jumlah denda kumulatif
telah mencapai maksimum 5% (lima persen) dari nilai kontrak pengadaan
peralatan ini.

6. Jika terjadi Pemutusan kontrak/ perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk Penyedia Barang/Jasa lain untuk melaksanakan pengadaan peralatan
tersebut dan PIHAK KEDUA segera menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA dokumen
kontrak lengkap dengan lampiran-lampirannya dan seluruh keterangan lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan peralatan tersebut yang telah dilakukan
oleh PIHAK KEDUA.

7. Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kesalahan pengguna barang/jasa,


dikenakan sanksi berupa kewajiban mengganti kerugian yang menimpa
penyedia barang/jasa sesuai yang ditetapkan dalam pasal 16 ayat b.2.

8. Kontrak dibatalkan apabila para pihak terbukti melakukan KKN, kecurangan, dan
pemalsuan dalam proses pengadaan maupun pelaksanaan kontrak.

Pasal 20
SERAH TERIMA PERALATAN

1. Saat penyerahan barang harus dilakukan penelitian atas spesifikasi, mutu,


kelengkapan, dan kondisi nyata (actual condition) dicocokkan dengan yang tertuang
dalam Surat Perintah Kerja (SPK) dan/atau dokumen yang menyertai penyerahan
barang.

2. Hasil penelitian dituangkan dalam berita acara serah terima pekerjaan yang
ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

3. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan merupakan dokumen yang harus dilampirkan
dalam surat permintaan Pembayaran.

4. PIHAK PERTAMA dapat menunjuk wakil untuk memeriksa barang yang akan
diserahkan sebagai petugas pemeriksa dan menandatangani berita acara.

5. Apabila hasil pemeriksaan barang tidak sesuai dengan jenis dan mutu barang yang
ditetapkan dalam Surat Perintah Kerja, PIHAK PERTAMA berhak menolak barang
tersebut dan PIHAK KEDUA harus mengganti barang yang sesuai dengan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

0 Bila terjadi Perselisihan antara kedua belah pihak, maka kedua belah pihak
menyelesaikan perselisihan di Indonesia dengan cara musyawarah

1 Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan
diselesaikan melalui "Panitia Pendamai" terdiri dari 3 (tiga) orang yang bertugas
sebagai juri yang dibentuk oleh kedua belah pihak, yaitu :

Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota.

Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota dan

Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah pihak.

3. Keputusan "Panitia Pendamai" ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya
penyelesaian perselisihan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini, tidak dapat diterima oleh
salah satu pihak, maka perselisihan akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri
……………………

Pasal 22
TEMPAT KEDUDUKAN
Untuk pelaksanaan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa ini beserta segala akibatnya, kedua
belah pihak telah setuju memilih tempat kedudukan hukum yang tetap di kantor
Pengadilan Negeri ………………….

Pasal 23
PENUTUP

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa ini atau
perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur
lebih lanjut dalam (addendum kontrak) yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Kontrak Pengadaan Barang/Jasa (KPBJ) ini.

2. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa ini dibuat dalarn rangkap 8(delapan) bermeterai


cukup, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta pihak-pihak lain yang berkepentingan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pengadaan peralatan ini.

3. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam Kontrak Pengadaan Alat Pengolah Data
berupa 5 (lima) unit Dell Optiplex 1701, Small Micro Tower ini telah menyetujui
untuk melaksanakan kontrak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak di ................
(sebutkan lokasi dan kotanya) pada hari dan tanggal tersebut di atas, serta
dinyatakan berlaku sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Kerja (SPK) yang
telah disetujui dan ditandatangani di atas, serta dinyatakan berlaku sejak tanggal
diterbitkannya Surat Perintah Kerja (SPK) yang telah disetujui dan ditandatangani
diatas materai tempel oleh PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA


PT/CV/Firma/Koperasi..... Pejabat Pembuat Komitmen
....

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
SURAT PERINTAH KERJA
NOMOR : ……../SPK/...........

Anggaran : DIPA KANTOR ..................


Tahun Anggaran : 200....
Kofe Fungsi / Sub Fungsi/ Program/ Kegiatan :
Kode Sub Kegiatan / MAK :
=====================================================
Kepada : PT/CV/Firma/Koperasi NPWP :
0000000000000000
Alamat :

Rekening pada Bank : Bank …………………………….


Rekening No. ……………………….
=====================================================
Kami mengharapkan kepada saudara agar dapat mengirimkan/menyerahkan kepada
kami barang-barang tersebut dibawah ini :

NO Harga (dalam rupiah)


NAMA BARANG Jumlah Satuan
Satuan Jumlah

ALAT PENGOLAH DATA 5(lima) UNIT


BERUPA :
Dell Optiplex 170L Small Micro
Tower
Pentium 4 2.8 GHZ
HT/1GB/80 GB/CD-RW/NIC10-
100/XP
PRO+DELL 15” E152FP Plat Panel
LCD MONITOR
Micro Tower Black-intel Pentium IV
2.8 GHZ HT
1 MB Chase, 1GB 400 MHz DDR
SDRAM
Memory (Max. 2GB, 2 DIMM
Slosts)
Intel 865GV Chipset w/800MHz FSB
Hyper Treading
80GB HDD Ultra ATA/100 7200
rpm, FDD, 3PCI,
1 serial, 1 pararel, 6 USB
Keyboard & mouse, CD-RW
Integrated intel extreme graphic
(up to 64MB)
w/NO AGP Slot. NIC 10/100, XP
PRO, DELL 15
E152FP Flat Panel LCD Monitor,
external Speaker
Jumlah
Terbilang :

SYARAT :
1 Jangka waktu Penyerahan : 20 (duapuluh) kalender terhitung mulai dari tanggal
2 Surat Perintah Kerja ini
3 Tempat penyerahan : Kantor …………………………………………….(alamat jelas)
Keterangan :
a. Tanpa hak mengajukan kenaikan harga
b. Keterlambatan tanpa dapat membuktikan terjadinya force majeure (hal=hal
yang diluar kekuasaan perusahaan), untuk setiap hari keterlambatan
dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu perseribu) dari harga/nilai Surat
Perintah Kerja ini dan apabila denda telah melebihi 5% maka PIHAK
PERTAMAtanpa pemberitahuan lebih dahulu berhak memutuskan surat
Perintah Kerja ini secara sepihak dengan menunjuk perusahaan lainnya dan
segala kerugian sebagai akibat Pemutusan Surat perintah kerja ini menjadi
4 tanggung jawab perusahaan yang telah menandatangani Surat Perintah
Kerja ini.
c. Barang dalam keadaan 100% baru dan dapat dipergunakan
d. Harga sudah termasuk pajak ; PPN 10%
Pembayaran : Dilakukan setelah adanya Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
yang telah ditanda tangani oleh Pejabat yang mengeluarkan Surat Perintah Kerja
ini.

Yang bertanda tangan di bawah ini sanggup menyelesaikan dan memenuhi dengan
baik segala isi Surat Perjanjian dan syarat-syarat yang tercantum dalam Surat Perintah
Kerja ini.

PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA
Nama Perusahan Pejabat Pembuat
Komitmen

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
SURAT PERJANJIAN KONTRAK

PELAKSANAAN PENGADAAN
ALAT PENGOLAH DATA BERUPA NOTEBOOK DAN LCD PROJECTOR
…………………………………………..
TAHUN ANGGARAN 200...
Nomor : ………………………….

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ............... tanggal ...............


tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan :

KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau DPA-SKPD Nomor : ...............
tanggal .............
Surat Penawaran harga Nomor ........ tanggal ...........
Berita Acara Rapat Klarifikasi dan Negosiasi Nomor ........ tanggal ......... (kalau
ada)
Surat Keputusan .......... Nomor ....... tanggal ......tentang Penetapan Penyedia
Barang/Jasa
(dapat ditambahkan surat-surat yang berkenaan tentang pengadaan barang/jasa)
Dengan ini menyatakan bahwa :

a. Kedua belah pihak telah setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu
perjanjian pelaksanaan pengadaan alat pengolah data berupa notebook dan LCD
projector untuk keperluan kantor …………………….

b. Harga barang tersebut sebesar Rp. …………………… (dengan huruf) dari anggaran
pengadaan alat pengolah data berupa notebook dan LCD. Projector,
…………………….. Kantor ............ yang tertuang dalam DIPA Tahun anggaran 200....
Nomor ……………………….. tanggal …………………….

c. Kedua belah pihak setuju bahwa PIHAK PERTAMA membayar sesuai harga kontrak
dan PIHAk KEDUA melaksanakan penyerahan barang sesuai yang diperjanjiakan.

d. Pelaksanaan penyerahan barang selama 15 (lima belas) hari kalender dan dimulai
pada saat diterbitkannya Surat Pesanan.

e. Kontrak/perjanjian ini berlaku sejak ditandatangani kedua belah pihak diatas


materai Rp. 6.000,-

f. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA ,menyetujui melaksanakan perjanjian sesuai


dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku di Indonesia pada hari dan
tanggal ditandatangani perjanjian/kontrak.

g. Kedua belah pihak setuju mengadakan perikatan dalam kontrak pelaksanaan


pengadaan alat pengolah data berupa notebook dan LCD Projector, untuk
keperluan Kantor.............. dengan syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus
sebagai berikut :

BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM
(KETENTUAN UMUM)

Ketentuan umum terdiri dari definisi ruang lingkup pengadaan, jaminan pelaksanaan dan
garansi / Jaminan purna jual, pembayaran harga, amandemen kontrak, hak dan
kewajiban para pihak, jadwal pelaksanaan penyerahan barang, pengawasan,
keterlambatan penyerahan barang, keadaan kahar, itikad baik, Pemutusan kontrak,
penyelesaiaan perselisihan, bahasa, dan hukum, perpajakan, dan korespondensi.
Ketentuan umum tersebut diuraikan dalam pasal-pasal sebagai berikut :

PASAL 1
DEFINISI

1. Perjanjian/Kontrak adalah kesepakatan kedua belah pihak untuk mengikatkan diri


dalam suatu perjanjian pelaksanaan pengadaan alat pengolah data berupa notebook
dan LCD projector, Kantor ............. yang dituangkan dalam Surat Perjanjian/Kontrak.
2. Keadaan Kahar adalah keadaan yang merupakan suatu keadaanyang terjadi diluar
kehendak atau perkiraan, sehingga penyerahan barang yang telah ditentukan dalam
kontrak tidak dapat dipenuhi. Seperti keadaan peperangan, kerusuhan, revolusi,
bencana alam, pemogokan, kebakaran, dan atau gangguan industri lainnya.

PASAL 2
HARGA

Harga pengadaan alat pengolahan data berupa notebook dan LCD projector,……………….
yang diperjanjikan sebesar Rp. …………………. (dengan huruf) dibiayai dari anggaran
Kantor ......................... Tahun Anggaran 200......

PASAL 3
PEMBAYARAN

Pembayaran barang sebesar Rp. ……………….. (dengan huruf) akan dilakukan sekaligus
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, setelah barang diperiksa yang dituangkan
dalam berita Acara Pemeriksaan, selanjutnya diserah terimakan dan dibuatkan Berita
Acara Serah Terima Barang Kemudian di transfer ke Rekening PT/CFV/Firma/Koperasi ......
…………………… pada Bank ……………………… Rekening No. ………………., dan PIHAK
KEDUA Menyerahkan jaminan barang/garansi purna jual sebagai jaminan atas kualitas
barang.

PASAL 4
JAMINAN PELALAKSANAAN DAN GARANSI/PURNA JUAL BARANG

1. Jaminan pelaksanaan diberikan sebelum penandatanganan kontrak dan diterbitkan


oleh bank umum/ perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian
(surety bond) yang direasuransikan kepada perusahaan asuransi.
2. Garansi/purna jual barang diberikan setelah dilaksanakan penyerahan barang yang
merupakan jaminan bila adanya kerusakan atau terjadi hal lainnya pada barang
yang berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung sejak dilakukan penyerahan barang.

PASAL 5
AMANDEMEN KONTRAK

1. Amandemen kontrak dilakukan apabila terjadi perubahan pengadaan barang, jadwal


penyerahan barang, perubahan harga dan keadaan kahar.

2. Amandemen dapat dilakukan apabila disetujui baik oleh PIHAK PERTAMA maupun
PIHAK KEDUA.

PASAL 6
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

1. Pihak kewajiban PIHAK PERTAMA adalah memeriksa spesifikasi dan kondisi barang
dan membayar harga barang tersebut sebesar Rp. ……………………. (dengan huruf).
2. Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA adalah menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pengadaan alat pengolahan data berupa notebook dan LCD Projector,…………………
sebesar Rp. ………………. (dengan huruf), memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan barang-barang yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA
dan menyerahkan barang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

PASAL 7
PENYERAHAN BARANG

1. Jangka waktu penyerahan alat pengolahan data berupa notebook dan LCD projector,
adalah15 (lima belas) hari kalender mulai berlaku sejak diterbitkannya Surat
Pesanan.

2. Pengiriman barang tersebut menggunakan prangko kantor ............(alamat jelas)

3. Masa berlaku surat garansi/purna jual barang alat pengolah data berupa notebook
dan LCD projector, …………………. Selama 1 (satu) tahun sejak barang diserahkan
yang dituangkan dalam Berita Acara Serah terima Barang dari PIHAK KEDUA.

PASAL 8
PEMERIKSAAN BARANG

Pemeriksaan barang alat pengolahan data berupa notebook dan LCD projector
…………….. dilakukan oleh Tim Pemeriksaan yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA dengan
surat keputusan Pejabat Pembuat Komitmen, Nomor : ……………………. Tanggal
…………………., ketidak sesuaian spesifikasi dan tidak baiknya kondisi barang dari hasil
pemeriksaan dapat dikembalikan kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 9
KETERLAMBATAN PENYERAHAN BARANG

Apabila terjadi keterlambatan penyerahan barang atau keterlambatan pembayaran yang


merupakan kewajiban PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA, maka diatur denda sebagai
berikut :
1. Penyerahan barang dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA mengalami
keterlambatan/melebihi dari jadwal yang ditentukan, PIHAK KEDUA dikenakan denda
sebesar 1 0 00 (satu perseribu) dari harga kontrak atau 5% x Rp. …………….. = Rp.
…………… (dengan huruf).

2. Pembayaran (Pembuatan Surat Permintaan Pembayaran) dari PIHAK PERTAMA


kepada PIHAK KEDUA mengalami keterlambatan, PIHAK PERTAMA dikenakan denda
sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat
suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia.

3. Denda tidak berlaku apabila penyebab keterlambatan disebabkan keadaan


kahar.
PASAL 10
KEADAAN KAHAR

1. Keadaan kahar merupakan suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehingga penyerahan barang yang telah ditentukan
dalam kontrak tidak dipenuhi. Keadaan kahar tersebut adalah peperangan,
kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran dan gangguan industri
lainnya. Atas keterlambatan penyerahan barang akibat tersebut diatas, maka
pembayaran tidak dikenakan sanksi (denda)
2. Apabila terjadi keadaan kahar PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA saling
memberitahukan keadaan tersebut dan disepakati kedua belah pihak bahwa
keadaan tersebut termasuk keadaan kahar.

PASAL 11
ITIKAT BAIK

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bertindak berdasarkan asas saling percaya yang
disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
2. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan
jujur tanpa memperlihatkan adanya kepentingan masing-masing pihak. Jika selama
kontrak salah satu pihak ada yang merasa dirugikan, akan diupayakan
penyelesaiannya secara musyawarah mupakat.

PASAL 12
PEMUTUSAN KONTRAK

Pemutusan/pembatalan perjanjian/kontrak tidak dapat dilakukan secara sepihak, tetapi


harus berdasarkan kesepakatan/persetujuan kedua belah pihak.

PASAL 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah/mufakat melalui Panitia Pendamai atau Pengadilan
Negeri.

PASAL 14
BAHASA DAN HUKUM

Bahasa yang dipergunakan dalam perjanjian/kontrak ini adalah bangsa Indonesia dan
hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

PASAL 15
PERPAJAKAN
Pajak Pertambahan Nilai dan pajak-pajak lainnya serta bea materai sesuai dengan
ketentuan perundingan yang berlaku menjadi beban PIHAK KEDUA.

PASAL 16
KORESPONDENSI

Korespondensi dalam bentuk surat menyurat kepada PIHAK PERTAMA ditunjukkan


kepada Pejabat Pembuat Komitmen, ………………………………………. sedang kepada
PIHAK KEDUA dalam bentuk surat menyurat ditujukkan kepada
………………………………………………………………………………………………………………....

BAB II
SYARAT-SYARAT UMUM
(KETENTUAN UMUM)

PASAL 17
PENANGGUHAN

Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan kewajiban sebagaimana mestinya, PIHAK PERTAMA
dapat melakukan penangguhan pembayaran secara tertulis kepada PIHAK KEDUA dan
diberikan kesempatan untuk memenuhi kewajibannya sampai batas waktu yang telah
ditentukan dalam perjanjian.

BAB III
SYARAT-SYARAT KHUSUS
(KETENTUANKHUSUS)

PASAL 18
ASAL BARANG

Asal barang yang diadakan adalah seluruhnya buatan produk luar negeri karena barang-
barang tersebut belum diproduksi dalam negeri.

PASAL 19
HAK PATEN DAN HAK CIPTA

PIHAK KEDUA wajib melindungi barang-barang yang diserahkan dari keasliannya


(original) baik software maupun hardware dari segala tuntutan atau klaim dari pihak
lain atas pelanggaran Hak Paten dan Hak Cipta.

PASAL 20
JAMINAN PELAKSANA

Jaminan Pelaksanaan pengadaan alat pengolah data berupa produk note book dan LCD
projector, sebesar 5% dari kontrak.

PASAL 21
PEMBAYARAN

1. Pembayaran dilakukan dalam sekaligus setelah penyerahan barang yang dinyatakan


dalam Berita Acara serah terima Barang dan ditanda tangani oleh kedua belah
pihak.

2. Pembayaran yang akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sebesar
Rp. …………………. (dengan huruf).

3. Mata uang yang dipergunakan dalam perjanjian/kontrak ini adalah mata uang
Rupiah.

PASAL 22
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan
diselesaikan oleh suatu “Panitia Pendamai” yang berfungsi sebagai juri/wasit,
dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak yang terdiri dari :

2. Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak dan biaya
penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul bersama.

3. Jika keputusan sebagaimana dimaksud Ayat 2 pasal ini tidak dapat diterima oleh
salah satu atau kedua belah pihak, maka perselisihanakan diteruskan melalui
Pengadilan Negeri.
PASAL 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Perjanjian/kontrak pengadaan alat pengolahan data berupa notebook dan LCD projector,
…………….. dilampiri dokumen-dokumen yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan dari kontrak terdiri atas :
1. Surat Penawaran dengan lampiran-lampirannya.
2. Surat Keputusan Penunjukkan Pemenang Pemilihan Langsung Penyedia Barang
(SKPPB).
3. Jaminan Pelaksanaan.

PASAL 24
PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut
dalam Surat Perjanjian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian ini.
2. Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), 2 (dua) rangkap bermaterai cukup
yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA.
3. Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan pengadaan barang ini, kedua belah
pihak telah memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan sah dikantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri....................
4. Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam keadaan sadar,
tanpa paksaan dari pihak manapun di .................... pada hari dan tanggal tersebut
diatas.
5. Surat Perjanjian ini dinyatakan berlaku sejak tanggal diterbitkannya surat pesanan
dari PIHAK PERTAMA.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Koperasi........ Pejabat Pembuat
Komitmen.....

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP

SURAT PESANAN
Nomor : ...................

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
NIP :
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen ................
Alamat : ...........................................................
Berdasarkan Surat Perjanjian/Kontrak Nomor : .....................tanggal ............., dengan
ini kami minta agar Saudara :

Nama :
Jabatan : Direktur PT/CV/Firma/Koperasi......
Alamat :

dapat segera mengirimkan barang alat pengolah data berupa notebook dan LCD
projector, dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Surat
Perjanjian tersebut diatas.

Demikian Surat Pesanan ini diterbitkan di ............ pada tanggal ........... agar dapat
Saudara laksanakan dengan baik dan atas perhatian serta kesediaan Saudara kami
mengucapkan terima kasih

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Koperasi Pejabat Pembuat
Komitmen......

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP

SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK)


Nomor :
Tanggal :

PENGADAAN KENDARAAN RODA 2 (DUA) atau RODA 4 (EMPAT)


(Pilih yang mana mau dilaksanakan)
Antara
KUASA PENGGUNAAN ANGGARAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN
ANGGARAN DIPA ……………………………………..
…………………………………………………………..
Dengan
……………………………………………………..

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Bahwa berdasarkan :
1. Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
2. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing) No. ……………………….. tanggal
………………………
4. Surat Penawaran Perusahaan No. …………………………… Tanggal ………….......
5. Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran No. …………………… tanggal
………………………….

6. Berita Acara Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran No. ……………….. tanggal


…………………………….
7. Surat Laporan Hasil Pelaksanaan Pelelangan No. …………………… tanggal
………………........……….
8. Surat Penetapan Pemenang Lelang No. ……………………………………
9. Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No. ………………… tanggal …….
…………………..

Dengan ini sepakat untuk membuat SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK) yang
mengikat kedua belah pihak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam pasal-
pasal tersebut dibawah ini :

PASAL 1
TUGAS DAN PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA dalam kedudukan sebagai tersebut diatas memberikan tugas kepada
PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dan menyanggupi untuk melaksanakan
pekerjaan Pengadaan Barang Kendaraan Roda 2 (Dua) atau Roda 4 (Empat) sebanyak
……….. unit.

PASAL 2
RINCIAN PEKERJAAN

Rincian pekerjaan Pengadaan Kendaraan Roda 2 (Dua) atau Roda 4 (Empat)


sebagaimana tersebut pada Pasal 1 harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan Penyedia Barang dan Berita Acara Penjelasan
(Aanwijzing).

PASAL 3
HARGA BORONGAN

(1) Jumlah harga borongan seluruh pekerjaan Pengadaan Kendaraan Roda 2 (Dua)
atau Roda 4 (Empat) sebanyak …… unit telah disepakati sebesar Rp.
…………………. (dengan huruf) sudah termasuk Pajak sesuai ketentuan peraturan
yang berlaku.

(2) Pembayaran dari jumlah harga borongan sebagaimana tersebut pada Pasal 3 ayat
1 diatas dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dibebankan pada
Anggaran DIPA Kantor ………………………………….. Tahun Anggaran …………

PASAL 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melaksanakan dan menyerahkan kepada


PIHAK PERTAMA pekerjaan sebagaimana tersebut pada Pasal 1 dengan jangka
waktu, sampai dengan tanggal ………………………. setelah Surat Perjanjian Kerja
(Kontrak) ditandatangani.
(2) Waktu penyerahan dapat diperpanjang apabila ada permintaan tertulis dari
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dan dapat disetujui selama menggunakan
alasan-alasan yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan, termasuk
diantaranya adalah Force Majeure.
PASAL 5
JAMINAN PELAKSANAAN

(1) Jaminan pelaksanaan adalah 5% (lima persen) dari harga borongan dan
diberikan pada waktu penandatanganan Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) akan
dikembalikan setelah barang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dan
dinyatakan dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima Barang oleh Panitia
Pemeriksa dan Penerima Barang.

(2) Jaminan pelaksanaan menjadi milik Negara apabila penyedia barang dalam
waktu yang telah ditentukan tidak melaksanakan pekerjaan atau menyerahkan
barang.

(3) Jaminan pelaksanaan menjadi milik Negara apabila penyedia barang


mengundurkan diri setelah menandatangani Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

PASAL 6
CARA PEMBAYARAN

Cara pembayaran sebagaimana tersebut Pasal 3 dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA


melalui KPPN atau Kas Daerah …………, kepada PIHAK KEDUA dan akan dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut
(1) Pembayaran dilaksanakan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah harga
borongan atau sebesar Rp. ………………… (dengan huruf) segera dibayarkan
setelah PIHAK KEDUA menyerahkan seluruh pekerjaan Pengadaan Barang
kendaraan roda 2 (Dua) atau Roda 4 (Empat) di tempat penyerahan yang telah
ditentukan, yang selanjutnya dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dan
Serah Terima Pekerjaan oleh Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang.
(2) Pembayaran dilakukan melalui ke Bank …………………………. No. Rekening
………………………………. Atas nama PT/CV/Firma/Koperasi …………………
(3) Pajak-pajak yang timbul sehubungan dengan Surat Perjanjian ini akan menjadi
beban PIHAK KEDUA.

PASAL 7
KEADAAN MEMAKSA

(1) Bila dalam waktu melaksanakan pekerjaan terjadinya suatu yang dapat dianggap
sebagai Force Majeur sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi PIHAK KEDUA
maka PIHAK KEDUA harus segera melaporkan secara tertulis kepada PIHAK
PERTAMA selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah terjadi Force Majeur.

(2) Yang termasuk "keadaan memaksa" adalah peristiwa-peristiwa sebagai berikut :


a. Bencana Alam (gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan lain-lain).
b. Peperangan /Pemberontakan /huru-hara)
c. Kebakaran
d. Sabotase
e. Pemogokan Umum
f. Kejadian sebagaimana huruf a. sampai huruf e. dinyatakan resmi oleh
Pemerintah sebagai Force Majeur.

(3) Apabila terjadi " keadaan memaksa" PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada
PIHAK PERTAMA selaku pemberi tugas secara tertulis selambatlambatnya dalam
waktu 14 (empat betas) sejak terjadinya Force Majeur.

(4) Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau
menolak secara tertulis dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak adanya
pemberitahuan tersebut.

(5) Jika dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA tentang "keadaan memaksa" tersebut PIHAK PERTAMA tidak
memberikan jawabannya maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya "
keadaan memaksa" tersebut.

(6) Jika PIHAK KEDUA tidak mungkin menyelesaikan pekerjaannya karena adanya
Force Majeur, maka PIHAK PERTAMA akan memperhitungkan kewajibannya
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana kontrak pelaksanaan pekerjaan dan PIHAK
KEDUA wajib menyerahkan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan sampai
saat Force Majeur tersebut. Pembayaran sisa pekerjaan didasarkan pada Berita
Acara Pemeriksaan.

PASAL 8
PEMBATALAN / PEMUTUSAN PERJANJIAN

(1) PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk membatalkan/memutuskan Surat


Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA cidera janji dan/tidak memenuhi kewajiban
dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam kontrak ini.

(2) PIHAK KEDUA telah menyerahkan atau melimpahkan seluruhnya tugas


pekerjaan tersebut kepada PIHAK LAIN tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA.

(3) Dengan membatalkan/memutuskan Surat Perjanjian ini, maka semua pekerjaan


yang telah selesai yang berada di lokasi pekerjaan menjadi milik PIHAK
PERTAMA.

PASAL 9
DENDA DAN GANTI RUGI

(1) Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada PIHAK KEDUA
sedangkan ganti rugi adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada PIHAK
PERTAMA, karena terjadinya cidera janji yang tercantum dalam Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak).

(2) Besarnya denda kepada PIHAK KEDUA atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan
adalah 1 0/00 (satu per seribu) rak dan setinggi-tingginya sebesar 5% (lima
persen). per hari dari nilai kontrak

(3) Besarnya ganti rugi yang dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar,
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut keterangan
Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam
dokumen kontrak.
PASAL 10
PERSELISIHAN

(1) Bila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, maka
kedua belah pihak menyelesaikan perselisihan di Indonesia dengan cara
musyawarah, mediasi, konsiliasi, arbitrase, atau melalui pengadilan yang disepakati
kedua belah pihak yaitu Pengadilan Negeri .................
(2) Segala biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya perselisihan sebagaimana ayat (1)
di atas, dipikul oleh para pihak.
(3) Proses penyelesaian sebagaimana tersebut pada ayat (1) tidak dapat dijadikan
alasan oleh PIHAK KEDUA untuk menunda pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal
yang telah ditetapkan.

PASAL 11
LAIN-LAIN

(1) Kontrak yang dibuat meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu kesatuan
yang disebut kontrak.

(2) Apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam dokumen-
dokumen perjanjian/kontrak, maka yang dipakai adalah dokumen yang
pertama menurut urutan tersebut di atas.

(3) Hal-hal yang ada hubungannya dengan Surat Perjanjian ini dan belum cukup
diatur dalam pasal-pasal Surat Perjanjian ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
kedua belah pihak secara musyawarah dan mufakat dalam Surat Perjanjian
Tambahan/Addendum dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

PASAL 12
PENUTUP

(1) Surat Perjanjian ini dinyatakan sah dan mengikat kedua belah pihak, serta mulai
berlaku sejak tanggal ditanda tangani Surat Perjanjian Kerja (KONTRAK).

(2) Surat Perjanjian Kerja (KONTRAK) ini dibuat dalam rangkap 6 (sesuai kebutuhan), 2
(dua) rangkap diantaranya dibubuhi materai Rp 6.000,(Enam ribu rupiah) untuk
masing-masing pihak dan mempunyai kekuatan hukum yang sama

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK)
Nomor :
Tanggal :

PENGADAAN BARANG ELEKTRONIK


Antara
KUASA PENGGUNAAN ANGGARAN
…………………………………………………………..
Dengan
……………………………………………………..

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ............... tanggal ...............


tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Bahwa berdasarkan :
1. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) No. : ……………………Tanggal
……………………….
2. Berita Acara Pembukaan Harga Penawaran Harga No. : ……………………… Tanggal
………………………..
3. Surat Penetapan Pemenang Lelang No. : … … … … … … .
Ta n g g a l … … … … … .
Berdasarkan hal tersebut diatas PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah setuju dan
sepakat untuk mengikatkan diri dalam Surat Perjanjian (Kontrak) Pengadaan Barang
Elektronik dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-
pasal berikut :

PASAL 1
TUGAS DAN PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA dalam kedudukan sebagai tersebut di atas, memberikan tugas


kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima dan menyanggupi untuk
melaksanakan pekerjaan Pengadaan Barang Elektronik.

PASAL 2
RINCIAN PEKERJAAN

Rincian pekerjaan pengadaan Barang Elektronik tersebut pada Pasal 1 harus


sesuai dengan spesifi kasi teknis yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

PASAL 3
HARGA BORONGAN

(1) Jumlah harga borongan seluruh pekerjaan Pengadaan. Barang Elektronik telah
disepakati sebesar Rp. …………………. (dengan huruf) termasuk pajak sesuai
ketentuan yang berlaku.

(2) Pembayaran jumlah harga borongan tersebut pada Pasal 3 dilaksanakan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dibebankan Anggaran DIPA
Kantor .................... Tahun 200.....

PASAL 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melaksanakan dan menyerahkan kepada


PIHAK PERTAMA pekerjaan tersebut pada Pasal 1 dengan jangka waktu 15 (lima
belas) hari kerja setelah Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ditandatangani.
(2) Waktu penyerahan dapat diperpanjang apabila ada permintaan tertulis dari
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dan dapat menyetujui selama
menggunakan alasan-alasan yang kuat dan dapat dipertanggung–jawabkan
termasuk diantaranya adalah Force Majcure.

PASAL 5
JAMINAN PELAKSANAAN

(1) Jaminan pelaksanaan adalah 5% (lima persen) dari HPS dan diberikan pada
waktu penandatanganan Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) dan akan
dikembalikan setelah barang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA serta
dinyatakan dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima Barang oleh
Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang.

(2) Jaminan pelaksanaan menjadi milik Negara apabila penyedia barang dalam
waktu yang telah ditentukan tidak melaksanakan pekerjaan atau
menyerahkan barang sesuai ketentuan teknis yang telah ditetapkan.

(3) Jaminan pelaksanaan menjadi milik Negara apabila penyedia barang


mengundurkan diri setelah menandatangani Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

PASAL 6
CARA PEMBAYARAN

Cara pembayaran tersebut Pasal 3 dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA melalui


Bendaharawan DIPA Kantor ................. Tahun 200... kepada PIHAK KEDUA dan akan
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut

(1) Pembayaran dilaksanakan sebesar 100% ( seratus persen) dari jumlah harga
borongan sebesar Rp …………………. (dengan huruf) dibayarkan setelah PIHAK
KEDUA menyerahkan seluruh pekerjaan Pengadaan Barang Elektronik di
………………(sebutkan tempat dan lokasi), yang selanjutnya dituangkan dalam
Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima Pekerjaan oleh Panitia Pemeriksa
dan Penerima Barang.

(2) Pembayaran dilakukan melalui KPPN /Kas Daerah……………… ke Bank


……………………… No. Rekening ………………. a.n PT/CV/Firma ……………………

(3) Pajak-pajak yang timbul sehubungan dengan Surat Perjanjian Kerja ( Kontrak)
ini akan menjadi beban PIHAK KEDUA.

PASAL 7
KEADAAN MEMAKSA

(1) PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengajukan klaim atas kenaikan harga
borongan/harga jadi.

(2) PIHAK KEDUA dapat dibebaskan dari denda keterlambatan Penyelesaian


Pekerjaan apabila kelambatan diakibatkan dari hal-hal atau kejadian di luar
kekuasaan kedua belah pihak (force majeure) dan dapat diterima oleh PIHAK
PERTAMA.

(3) PIHAK KEDUA dapat meminta pertimbangan dari PIHAK PERTAMA secara
tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak
terjadinya keadaan memaksa dan dilampirkan bukti-bukti yang sah untuk
menyelesaikan pekerjaan akibat keadaan memaksa berdasarkan penyelidikan
yang seksama.
PASAL 8
PEMBATALAN/PEMUTUSAN PERJANJIAN

(1) PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk membatalkan/memutuskan Surat


Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA ternyata tidak mampu melaksanakan
pekerjaan pada Pasal 1 di atas.

(2) PIHAK KEDUA telah menyerahkan atau melimpahkan seluruhnya tugas


pekerjaan tersebut kepada pihak lain tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA.

(3) Dengan membatalkan/memutuskan Surat Perjanjian Kerja ini, maka semua


pekerjaan yang telah selesai yang berada di lokasi pekerjaan menjadi milik
PIHAK PERTAMA.

PASAL 9
DENDA DAN GANTI RUGI

(1) Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada PIHAK KEDUA
sedangkan ganti rugi adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada PIHAK
PERTAMA karena terjadinya cidera janji yang tercantum dalam Surat Perjanjian
Kerja ( Kontrak ).

(2) Besarnya denda kepada PIHAK KEDUA atas keterlambatan penyelesaian


pekerjaan adalah 1 %o (satu permil ) dari harga kontrak untuk setiap hari
keterlambatan dan maksimal 5% (lima persen)

(3) Besarnya ganti rugi yang dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut
keterangan Bank Indonesia atau dapat diberikan kompensasi sesuai
ketentuan dalam dokumen kontrak.

PASAL 10
PERSELISIHAN

(1) Bila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, maka kedua
belah pihak menyelesaikan perselisihan di Indonesia pengadilan yang
disepakati kedua belah pihak yaitu Pengadilan Negeri ……………..

(2) Segala biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya perselisihan sebagaimana


ayat (1) di atas dipikul oleh para pihak.

PASAL 11
LAIN-LAIN
(1) Kontrak yang dibuat meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu
kesatuan yang disebut kontrak.

(2) Apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam


dokumen-dokumen perjanjian/kontrak, maka yang dipakai adalah
dokumen yang pertama menurut urutan tersebut di atas.

(3) Hal-hal yang ada hubungannya dengan Surat Perjanjian ini dan belum cukup
diatur dalam pasal-pasal Surat Perjanjian ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
kedua belah pihak secara musyawarah dan mufakat dalam Surat Perjanjian
Tambahan/Addendum dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

PASAL 12
P E N U T U P

(1) Surat Perjanjian ini dinyatakan sah dan mengikat kepada kedua belah pihak dan
mulai berlaku sejak ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal tersebut
di atas di Jakarta.
(2) Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap seperlunya, 2 (dua) rangkap
diantaranya dibubuhi materai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah) untuk masing-masing
pihak yang mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK)
PENGADAAN ALAT TULIS KANTOR …………………………..

Nomor : ………………………………..
Tanggal : ………………………………..

Antara

Kuasa Pengguna Anggaran DIPA ………………………………….

Dengan

……………………………………………………………..

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan :

1. KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
2. KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran(DIPA) atau DPA-SKPD
Nomor : ............... tanggal .............
4. Dokumen Pelelangan pengadaan inventaris
Kantor ..................................
5. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan Nomor ............
tanggal ..............
6. Surat Penawaran harga dari PT/CV/Firma/Kop. Nomor ........
tanggal ..........
7. Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawarani Nomor .....
tanggal .........
8. Berita Acara Evaluasi Administrasi dan Teknis Nomor
..........tanggal ..........
9. Surat Keputusan .......... Nomor ....... tanggal ......tentang Penetapan
Pemenang Penyedia Barang/Jasa (dapat ditambahkan surat-surat yang berkenaan
tentang pengadaan barang/jasa

Dengan ini bersepakat untuk membuat SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK)


yang mengikat kedua belah pihak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
pasal-pasal tersebut di bawah ini.

PERTAMA
TUGAS DAN PEKERJAAN
PASAL 1

PIHAK PERTAMA dalam kedudukannya sebagaimana tersebut diatas memberikan tugas


kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dan menyanggupi untuk
melaksanakan pekerjaan pengadaan Alat Tulis Kantor. ............................

KEDUA
RINCIAN PEKERJAAN
PASAL 2

Rincian Pekerjaan Pengadaan Alat Tulis Kantor …………………………tersebut pada pasal


1 harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pelelangan dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing) Inventaris Kantor
…………………………………………Nomor .......... tanggal ...............

KETIGA
HARGA BORONGAN
PASAL 3

1. Jumlah harga borongan pekerjaan Pengadaan Alat Tulis Kantor tersebut pada pasal
1 adalah sebesar Rp. …………………………… (dengan huruf).

2. Harga tersebut diatas sudah termasuk pajak-pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
Pembayaran dari jumlah harga borongan seperti tersebut pada Pasal 3 ayat 1,
dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yang dibebankan pada
DIPA Kantor …………………………………. Tahun 200...
KEEMPAT
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
PASAL 4

PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melaksanakan dan menyerahkan hasil pekerjaan


Pengadaan Alat Tulis Kantor .........................kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka
waktu 25 (dua puluh lima) hari kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja
ditandatangani.

KELIMA
CARA PEMBAYARAN
PASAL 5

Cara pembayaran harga borongan tersebut pada pasal 3 dilaksanakan oleh PIHAK
PERTAMA melalui SP2D oleh KPPN/Kas Daerah……………………….. pada Bank
…………………….Nomor Rekening .......... Kepada PIHAK KEDUA dan akan dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pembayaran sebesar 100% (seratus persen) dari harga borongan atau Rp.
…………………………… (dengan huruf) setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan seluruh
pekerjaan yang dituangkan kedalam Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.

2. Terhadap pembayaran tersebut ayat 1 dilakukan pungutan pajak oleh


bendaharawan, selaku wajib pungut pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

KEENAM
SANKSI
PASAL 6

Apabila pekerjaan tidak dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tepat pada waktu yang telah
ditentukan pada pasal 4, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi berupa denda 1 0 00
(satu perseribu) dari harga borongan untuk setiap hari keterlambatan dan setinggi-
tingginya 5% (lima persen) dari harga borongan seluruhnya, kecuali apabila waktu
penyerahan diperpanjang karena alasan-alasan yang dapat diterima oleh PIHAK
PERTAMA.

KETUJUH
KEADAAN MEMAKSA
PASAL 7

1. Perusahaan tidak diperkenankan mengajukan klaim atas kenaikan harga borongan


yang sudah ditetapkan
2. Perusahaan dapat dibebaskan dari denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan
apabila keterlambatan disebabkan oleh keadaan memaksa dan dapat diterima oleh
PIHAK PERTAMA.

3. PIHAK KEDUA dapat meminta pertimbangan dari PIHAK PERTAMA secara tertulis
selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya keadaan
memaksa dan dilampirkan bukti-bukti yang sah untuk menyelesaikan pekerjaan
akibat keadaan memaksa berdasarkan penyelidikan yang seksama.

4. PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau menolak secara tertulis “Keadaan Memaksa”
itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak adanya pemberitahuan tersebut.

5. Jika dalam jangka waktu 3 x 24 jam PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban,
maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya “Keadaan Memaksa” tersebut.

6. Bilamana “Keadaan Memaksa” ditolak oleh PIHAK PERTAMA, maka berlaku


ketentuan–ketentuan dalam perjanjian ini.
KEDELAPAN
PEMBATALAN/PEMUTUSAN PERJANJIAN
PASAL 8

1. PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk membatalkan/memutuskan Surat Perjanjian


ini apabila PIHAK KEDUA ternyata tidak mampu melaksanakan pekerjaan pada
Pasal 1 diatas.

2. PIHAK KEDUA telah menyerahkan atau melimpahkan seluruh tugas pekerjaan


tersebut kepada PIHAK KETIGA tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA.

3. Dengan membatalkan/memutuskan Surat Perjanjian ini, maka semua pekerjaan


yang telah selesai menjadi milik PIHAK PERTAMA.

KESEMBILAN
PERSELISIHAN / ARBITRASE
PASAL 9

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka diselesaikan secara
musyawarah untuk mencapai mufakat

2. Apabila dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat belum dapat


menyelesaikan perselisihan yang ada, maka kedua belah pihak dapat mengajukan
persoalan kepada Panitia Arbitrase yang anggota-anggotanya ditunjuk oleh kedua
belah pihak sedangkan biaya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

3. Apabila dengan musyawarah untuk mencapai mufakat melalui Panitia Abritrase


tidak terdapat penyelesaian yang layak dan memuaskan, maka kedua belah pihak
memilih tempat kedudukan hukum yang sah dan tidak berubah di Kantor Panitera
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
4. Proses Penyelesaian dengan cara musyawarah oleh Panitia Abritase atau
Pengadilan Negeri tidak dapat dijadikan alasan PIHAK KEDUA untuk menunda
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

KESEPULUH
LAIN-LAIN
PASAL 10

Hal-hal yang ada hubungannya dengan Surat Perjanjian ini dan belum cukup diatur
dalam pasal-pasal Surat Perjanjian akan ditentukan lebih lanjut oleh kedua belah pihak
secara musyawarah dan mufakat dalam surat Perjanjian Tambahan/Addendum dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

KESEBELAS
PENUTUP
PASAL 11

1. Surat perjanjian ini dinyatakan sah dan mengikat kedua belah pihak dan mulai
berlaku setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal tersebut
diatas.
2. Surat perjanjian ini dibuat dalam rangkap secukupnya 2 (dua) rangkap masing-
masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
Lampiran I

SURAT PERJANJIAN KONTRAK


Nomor : …………………………..
Tanggal : …………………………..
Pekerjaan Pengadaan Alat Tulis Kantor
Tahun Anggaran 2003

HARGA JUMLAH
NO URAIAN/JENIS BARANG VOLUME SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)
SEBUT DAN URAIKAN ALAT TULIS
KANTOR YANG DIBELI
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP

Nomor :
Lampiran :
Perihal : Surat Perintah Kerja

Kepada Yth,
Direktur ………………………………….
……………………………………………..
……………………………………………..

Berdasarkan Surat Penetapan pemenang pelelangan Nomor : …………………


tanggal …………………………, bahwa PT/CV/Firma/Kop. ………………………………
ditetapkan sebagai pelaksana Pekerjaan Pengadaan Alat Tulis untuk keperluan
Kantor ...............(sebutkan satkernya)
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini kami perintahkan agar Saudara
segera melaksanakan pekerjaan dimaksud dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jumlah harga borongan untuk pengadaan Alat Tulis Kantor …………….. adalah
sebesar Rp. ……………………….. (dengan huruf) sudah termasuk pajak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 25 (dua puluh lima) hari kalender
terhitung mulai tanggal Surat Perintah Kerja ini.

3. Penyerahan pekerjaan selambat-lambatnya pada tanggal ……………………, yang


dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
4. Pembayaran dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ……………., yang
dilaksanakan langsung melalui KPPN ………………….. ke Rekening PT/CV/Firma/Kop.
………….. pada Bank .................. Nomor Rekening …………

5. Ketentuan lain yang belum diatur dalam Surat Perintah Kerja ini, diatur dan
ditetapkan dalam Surat Perjanjian Kerja / Kontrak.

Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Nama Perusahaan Pejabat Pembuat


Komitmen

Nama Nama
Jabatan Pada Perusahaan NIP

SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK)


Nomor :
Tanggal :

Tentang

PEKERJAAN PERBAIKAN RUMAH ……………………………..

Antara

KUASA PENGGUNA ANGGARAN DAFTAR ISIAN


PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)
………………………………………….

Dengan

………………………………………………………………

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan ................. Nomor............. tanggal................. tentang


pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Bahwa berdasarkan :

1. KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
2. KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran(DIPA) atau DPA-SKPD
Nomor : ............... tanggal .............
2. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan Nomor ............ tanggal ..............
3. Surat Penawaran harga dari PT/CV/Firma/Kop. Nomor ........ tanggal ..........
4. Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawarani Nomor ..... tanggal .........
5. Berita Acara Evaluasi Administrasi dan Teknis Nomor ..........tanggal ..........
6. Surat Keputusan .......... Nomor ....... tanggal ......tentang Penetapan Pemenang
Penyedia Barang/Jasa
(dapat ditambahkan surat-surat yang berkenaan tentang pengadaan barang/jasa

Kedua belah pihak menyatakan setuju dan sepakat untuk mengadakan suatu
perjanjian pelaksanaan Pekerjaan Perbaikan Rumah …………………………. dengan
ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal tersebut
dibawah ini.

Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut, yaitu melaksanakan Pemborongan Pekerjaan Perbaikan Rumah
……………………………. Sesuai rincian pekerjaan terlampir.

Pasal 2
RINCIAN PEKERJAAN

Rincian Pekerjaan Perbaikan Rumah …………………….. seperti tersebut pada Pasal 1


harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

Pasal 3
HARGA BORONGAN

Jumlah harga borongan seluruh pekerjaan Perbaikan Rumah ……………………….. telah


disepakati sebesar Rp. ………………………… (dengan huruf) sudah termasuk pajak-
pajak.

Pasal 4
JANGKA WAKTU PELALKSANAAN

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melaksanakan dan menyerahkan kepada PIHAK
PERTAMA pekerjaan tersebut pada Pasal 1 dengan jangka waktu pelaksanaan
selama 30 (tiga puluh) hari kalender setelah Surat Perjanjian Kerja ditandatangani.

(2) Waktu penyerahan dapat diperpanjang apabila ada permintaan tertulis dari PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA dapat menyetujui selama
menggunakan alasan-alasan yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan,
termasuk diantaranya adalah force majeure.

Pasal 5
CARA PEMBAYARAN

(1) Pembayaran dilaksanakan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah harga
borongan atau sebesar Rp. …………………….. (dengan huruf) dapat dibayarkan
setelah PIHAK KEDUA menyerahkan seluruh pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA
berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima Pekerjaan melalui
KPPN/Kas Daerah......... ke Rekening Bank ……………….. No. …………………… atas
nama PT/CV/Firma/Kop ...................

(2) Pajak-pajak lain yang timbul sehubungan dengan Surat Perjanjian ini akan menjadi
beban PIHAK KEDUA.

Pasal 6
SANKSI

Apabila pekerjaan tidak dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tepat pada waktu yang telah
ditentukan pada Pasal 4 ayat 1, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi berupa denda
sebesar 1 0 00 (satu perseribu) dari harga borongan seluruhnya untuk setiap hari
keterlambatan sampai dengan maksimum denda 5% (lima persen) dari harga
borongan seluruhnya, kecuali apabila waktu penyerahan diperpanjang karena alasan-
alasan yang dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 7
KEADAAN MEMAKSA

(1) Perusahaan tidak diperkenankan mengajukan klaim atas kenaikan harga borongan
yang sudah ditetapkan, Perusahaan dapat dibebaskan dari denda keterlambatan
penyelesaian pekerjaan apabila kelambatan disebabkan keadaan memaksa dan
dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA.

(2) PIHAK KEDUA dapat meminta pertimbangan dari PIHAK PERTAMA secara tertulis
selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) hari sejak terjadinya keadaan memaksa
dan dilampirkan bukti-bukti yang sah untuk menyelesaikan pekerjaan akibat
keadaan memaksa berdasarkan penyelidikan bersama.

(3) PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau menolak secara tertulis “Keadaan
Memaksa” itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak adanya pemberitahuan
tersebut.

(4) Jika dalam jangka waktu 3 x 24 jam PIHAK PERTAMA Tidak memberikan jawaban,
maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya “Keadaan Memaksa” tersebut.

(5) Bilamana “Keadaan Memaksa ditolak PIHAK Pertama maka berlaku ketentuan-
ketentuan dalam perjanjian ini.

Pasal 8
PEMBATALAN PEMUTUSAN SURAT PERJANJIAN

(1) PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk


membatalkan/memutuskan Surat Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA ternyata
tidak mampu melaksanakan pekerjaan pada Pasal 1 diatas dengan bukti bahwa
PIHAK KEDUA telah menyerahkan atau melimpahkan seluruhnya tugas pekerjaan
tersebut kepada PIHAK KETIGA tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA.

(2) Dengan membatalkan/memutuskan Surat Perjanjian ini, maka semua pekerjaan


telah selesai dan terpasang termasuk bahan-bahan yang berada di lokasi
pekerjaan menjadi milik PIHAK PERTAMA.

Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka akan diselesaikan
secara musyawarah untuk mencapai mufakat.

(2) Apabila dengan cara musyawarah untuk mufakat tidak terdapat penyelesaian
yang layak dan memuaskan, maka kedua belah pihak memilih tempat kedudukan
hukum yang sah tidak berubah di Pengadilan Negeri
…………………………………………….

(3) Proses penyelesaian dengan cara musyawarah atau Pengadilan Negeri tidak dapat
dijadikan alasan oleh PIHAK KEDUA untuk menunda pelaksanaan pekerjaan sesuai
jadwal yang telah ditetapkan.

Pasal 10
LAIN-LAIN

Kontrak yang dibuat meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu kesatuan yang
disebut kontrak.

(2) Apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam dokumen-
dokumen perjanjian/kontrak maka yang dipakai adalah dokumen yang pertama
menurut urutan tersebut di atas.

(3) Hal-hal yang ada hubungannya dengan Surat Perjanjian ini dan belum cukup
diatur dalam pasal-pasal Surat Perjanjian ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
kedua belah pihak secara musyawarah dan mufakat dalam Surat Perjanjian
Tambahan / Addendum dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.

Pasal 11
PENUTUP

(1) Surat Perjanjian ini dinyatakan sah dan mengikat kedua belah pihak dan mulai
berlaku setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal tersebut
diatas di …………….
(2) Surat perjanjian ini dibuat dalam rangkap secukupnya dengan 2 (dua) rangkap
masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)


PEKERJAAN PERBAIKAN RUMAH …………………………

KUASA PENGGUNA ANGGARAN


DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)
……………………………………………………………….
……………………………………………………………….
Menimbang : a. Bahwa hasil evaluasi pengadaan barang/jasa Pekerjaan
Perbaikan Rumah ……………………… telah dilaksanakan oleh
Panitia Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana mestinya.

b. Bahwa penetapan penyedia barang/jasa tersebut diatas


telah ditetapkan dengan surat Nomor : ……………………….
Tanggal ……………………………………………………………………

c. Bahwa berdasarkan penetapan penyedia barang/jasa


tersebut perusahaan ………………………… dengan harga Rp.
……………………….. (dengan huruf) dinyatakan sebagai
penyedia barang/jasa.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 1 Tahun 2004


2. Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2004
3. Keputusan Presiden No. 61 Tahun 2004

MEMUTUSKAN

Menyatakan :

PERTAMA : Menunjuk :
Nama Perusahaan :
Alamat :

NPWP :

Untuk melaksanakan Pekerjaan Perbaikan Rumah


………………………………………………………….........................

KEDUA : Harga borongan seluruh pekerjaan pemeliharaan tersebut


diatas, sebesar Rp. …………………………. (dengan huruf)
termasuk pajak-pajak sesuai ketentuan dan peraturan
perundingan yang berlaku.

KETIGA : Jangka waktu pelaksanaan selama 30 (tiga puluh) hari kalender


sejak ditandatangani Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) dan apabila
……………………….. tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan waktu yang ditentukan, maka untuk setiap hari
keterlambatan akan dikenakan sanksi denda yang besarnya
ditetapkan sebesar 1 0/00 (satu perseribu) dan setinggi-tingginya
5% (lima persen) dari harga borongan.

KEEMPAT : Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak


tanggal diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja ini, pekerjaan harus
sudah selesai dilaksanakan.

KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan bahwa apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini, akan diubah dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.

Ditetapkan di :
Pada tanggal :

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Kop...... Kuasa Pengguna Anggaran

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP

SURAT PERJANJIAN KONTRAK


Nomor :
Tentang
PEKERJAAN PENCETAKAN BUKU
......................................................

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pekerjaan Pencetakan
Buku .....................................…Tahun Anggaran 200… dengan nilai Kontrak yang telah
ditetapkan dan pasti; dan kedua belah pihak juga menyatakan setuju untuk
melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia,
dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal
dibawah ini.

Pasal 1
TUGAS DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Tugas/kewajiban dan ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA adalah melaksanakan pekerjaan pencetakan buku ………………………... sebagai
berikut :
No Spesifikasi Volume
1 PENCETAKAN BUKU (……………………sebutkan judul buku) ……………….

Jelaskan spesifikasi buku yang mau dicetak

misalnya ukuran buku …….. x ……. cm


kertas yang digunakan HVS ………gram
dicetak berapa warna
cover biasa apa lux
jumlah halaman
dan lain-lain berkenaan dengan buku yang
akan dicetak.

Pasal 2
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Waktu pelaksanaan pekerjaan pencetakan buku……………………………. harus


diselesaikan tidak lebih dari 25 (dua puluh lima) hari kalender terhitung sejak
ditandatanganinya Surat Perintah Kerja tanggal………atau selambat-lambatnya
tanggal……………….…

2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 tidak
dapat diubah, kecuali berdasarkan permintaan tertulis dari PIHAK KEDUA yang
disampaikan pada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender
sebelum batas waktu yang ditetapkan dengan disertai alasan yang tepat dan dapat
dipertimbangkan oleh PIHAK PERTAMA, dan selanjutnya dapat diatur kemudian
dalam Addendum Kontrak.

3. Sebelum buku naik cetak, naskah yang telah diedit dan dikoreksi oleh PIHAK KEDUA
hendaklah diperlihatkan terlebih dahulu kepada PIHAK PERTAMA untuk dikoreksi
sekali lagi untuk menghindari salah cetak.

Pasal 3
PENGALIHAN TUGAS PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pihak Kedua tidak dibenarkan mengalihkan tugas
pekerjaan sebagian / seluruhnya kepada pihak ketiga tanpa seijin PIHAK PERTAMA

Pasal 4
NILAI KONTRAK DAN SYARAT PEMBAYARAN

1. Biaya untuk pekerjaan tersebut dalam pasal 1 Perjanjian ini adalah sebesar
Rp……… (dengan huruf)
2. Pelaksanaan pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dibayarkan
sekaligus atau seluruhnya ( 100%) apabila prestasi pekerjaan telah selesai 100%
dengan baik yang dinyatakan dengan berita acara hasil pemeriksaan pekerjaan
oleh panitia pemeriksa / penguji barang
3. Setiap pembayaran kepada PIHAK KEDUA akan di pungut pajak-pajak menurut
peraturan yang berlaku
4. Pembayaran dilakukan dengan pengajuan SPP-LS melalui Kantor Pelayaran
Perbendaharaan Negara/Kas Daerah ..................
5. Harga tersebut adalah tetap tidak berubah (Fixed Price ) termasuk pajak sesuai
ketentuan yang berlaku
6. Pihak kedua tidak dapat membuat perubahan harga atau tambahan biaya apapun
juga yang berhubungan dengan pelaksanaan surat perjanjian ini kecuali atas
persetujuan PIHAK PERTAMA

Pasal 5
PEMERIKSAAN BARANG

1. Segera setelah buku tiba di lokasi, harus segera dilakukan pemeriksaan


pendahuluan terhadap :
Kerusakan yang terlihat
Kesesuaian nya dalam spesifikasi teknis
2. Pemeriksaan pekerjaan yang dilakukan bersama oleh panitia pemeriksa / penguji
barang dan jasa yang kemudian hasil pemeriksaannya dituangkan dalam suatu
berita acara hasil pemeriksaan
3. PIHAK PERTAMA berhak menolak buku yang menyimpang dari spesifikasi dan
persyaratan yang telah ditentukan. Dalam hal ini PIHAK KEDUA wajib atau harus
mengganti buku yang ditolak tersebut. Biaya penggantian dibebankan kepada
PIHAK KEDUA

Pasal 6
SANKSI

1. Kelalaian dan keterlambatan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan yang


diserahkan oleh PIHAK PERTAMA Berdasarkan Surat Perjanjian ini akan dikenakan
sanksi “denda” sebesar minimum 1(satu) permil untuk setiap hari keterlambatan
penyerahan sampai dengan maksimum sebesar 5% dari harga borongan
2. Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan
pembayaran kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA bersedia dikenakan
sanksi denda yang besarnya disesuaikan dengan tanggung jawab PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 1

Pasal 7
KENAIKAN HARGA

Kenaikan harga selama masa pelaksanaan kontrak ini ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA
PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan tambahan biaya apapun juga
(klaim) walaupun ada kenaikan harga material atau jasa yang ada hubungannya
dengan pekerjaan ini

Pasal 8
FORCE MAJEURE

1. Keadaan Force Majeure adalah keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi
karena bencana alam ( gempa, banjir dan sebagainya ) kebakaran,
peperangan,huru-hara, pemotongan atau kemacetan yang timbul karena
dikeluarkannya peraturan pemerintah yang mengakibatkan perubahan moneter
2. Keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya force majeure semacam ini
dapat dipertimbangkan oleh PIHAK PERTAMA, asal saja diberitahukan secara
tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu selambat-
lambatnya 7(tujuh) hari terhitung sejak tanggal terjadinya force majeure
3. Apabila dalam kejadian sebagaimana dimaksud dalam ayat dua pasal ini PIHAK
KEDUA tidak memberitahukan kejadian force Majeure tersebut kepada PIHAK
PERTAMA, maka keterlambatan penyerahan pekerjaan sebagaimana dimaksud
dalam pasal satu surat perjanjian ini dianggap bukan force majeure
4. Dalam pemberitahuan kejadian force majeure sebagaimana dimaksud dalam
ayat dua pasal ini harus disertai dengan keterangan dari pihak yang berwenang
mengenai peristiwa tersebut dan PIHAK KEDUA dapat sekaligus mengajukan
permohonan perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA
5. Pihak pertama dalam waktu 7 ( tujuh ) hari kalender terhitung sejak diterimanya
permohonan perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 pasal ini
akan memberikan jawaban secara tertulis mengenai permohonan dimaksud
kepada PIHAK KEDUA

Pasal 9
PERSELISIHAN

1. Segala perselisihan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan dapat


diselesaikan secara musyawarah antar PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, bila
tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka kedua belah pihak dapat
memilih Badan Arbitrase Nasional Indonesia ( BANI ) di Jakarta.
2. Apabila cara yang dimaksud pasal 11 ayat 1 juga tidak dapat menyelesaikan
perselisihan yang timbul, maka penyelesaian selanjutnya akan diserahkan kepada
keputusan Pengadilan Negeri, untuk itu ditetapkan domisili yang tetap di Kantor
Pengadilan Negeri ……………..

Pasal 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran resmi yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Surat
Perjanjian ini adalah :
Pasal 11
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran Resmi yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Surat
Perjanjian ini adalah :

1. Surat Keputusan Pemenang Pelelangan Nomor : ……………, tanggal ……………..


2. Pengumuman hasil pelelangan Nomor : ………………………, tanggal …………….
3. Nota Dinas Tidak Adanya Sanggahan Nomor : ……………., tanggal ……………..
4. Penetapan Pemenang Pelelangan Nomor : ………………., tanggal ……………..
5. Nota Dinas Usulan Calon Pemenang Pelelangan Nomor : ……………………….,
tanggal ………………..
6. Berita Acara Evaluasi, Penawaran Harga Nomor : ……………., tanggal ………….
7. Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran Harga Nomor : …………………., tanggal
………………………
8. Surat Penawaran Harga PT. ……………….Nomor : ………………., tanggal …………
9. Berita Acara Aanwidjing Nomor : ………………………………, tanggal ………………
10. Undangan Pelelangan Nomor : ……………………………….., tanggal ……………….
11. Berita Acara Perkiraan Harga Menurut Perhitungan Sendiri (HPS) Nomor :
……………………………, tanggal …………………………
12. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) Nomor : …………, tanggal …

Pasal 12
LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua pihak, akan diatur lebih lanjut dalam
surat perjanjian tambahan (Addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak
terpisahkan dari surat perjanjian.
2. Surat perjanjian ini dibuat dalam 7 (tujuh) rangkap 3 (tiga) rangkap asli dan 4
(empat) rangkap copy yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, setelah
dibubuhi materai yang cukup dan ditandatangani di ………. pada hari, tanggal,
bulan dan tahun tersebut di atas.
3. Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di…………...pada
hari dan tanggal tersebut di atas.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,


………………………………….. …………………………………..
…………………………………..
…………………………………. ……………………………..
Direktur NIP.

SURAT PERINTAH KERJA


Nomor : ………………………….

Pada hari ini, …………… tanggal …………………………. Tahun ……………………………,


kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………………………………………..
Jabatan : ………………………………………..
Alamat : ………………………………………..

Berdasarkan Keputusan …………….. Nomor : …………………., tanggal ……………..,


ditunjukkan selaku Pejabat Pembuat Komitmen pada …………………………………., dalam
hal ini bertindak dan atas nama Pemerintah RI/Pemerintah Daerah …………………….,
yang untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

Nama : ………………………………………..
Jabatan : ………………………………………..
Alamat : ………………………………………..

Yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan akte notaris Nomor :
…….. oleh Notaris ……………………. Yang berkedudukan di
……………………………………….. dalam hal ini sesuai dengan ketentuan anggaran
dasarnya bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi ………………….,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Berdasarkan Surat Penawaran Harga PIHAK KEDUA Nomor : ………………………….


Tanggal …………………… dengan ini PIHAK PERTAMA memberikan tugas pekerjaan
kepada PIHAK KEDUA, sebagai Pencetak Buku ......................... yang spesifikasi
teknisnya sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan terlampir; untuk
keperluan Kantor ………………………………………………….. dan PIHAK KEDUA
menyatakan sanggup untuk melaksanakannya dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan tugas pekerjaan harus sesuai dengan Surat Penawaran Harga PIHAK
KEDUA Nomor : …………………………. Tanggal ………………………
2. Harga Pencetakan buku…………………………………………….adalah sebesar Rp.
……………………. (dengan huruf),
3. Penyelesaian Pekerjaan sampai 100% oleh PIHAK KEDUA, Paling lambat dalam
jangka waktu 25 (dua puluh lima) hari kalender terhitung sejak di tanda tanganinya
Surat Perintah Kerja ini.
4. Pembayaran akan dilaksanakan setelah penyedia barang/jasa menyelesaikan
pekerjaan fisik mencapai 100% (seratus persen) atau sebesar Rp …………………….
(dengan huruf); yang dilampiri dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
5. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menyerahkan pekerjaan tersebut kepada
pihak ketiga.
6. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan mengajukan klaim apapun atau mengurangi
kualitas pekerjaan dengan alasan kenaikan harga barang dan upah ataupun
kesalahan perhitungan dalam penawaran yang telah diajukan.
7. Apabila dalam penyelesaian pekerjaan tersebut terjadi keterlambatan oleh PIHAK
KEDUA, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 1 0 00 (satu permil)
untuk setiap hari keterlambatan dan denda komulatif maksimal 5% (lima persen)
dari harga penawaran.

Demikian Surat Perintah Kerja ini dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada hari
dan tanggal tersebut diatas untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Koperasi Pejabat Pembuat Komitmen .....

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
II
CONTOH
SURAT PERJANJIAN (KONTRAK)
PEMBANGUNAN FISIK

SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN PELAKSANAAN


PEMBANGUNAN ………………………

Nomor : …………….
Tanggal : …………….

Pada hari ini, .......... tanggal ............. bulan .......... tahun Dua ribu ....... kami yang
bertanda tangan dibawah ini setuju mengadakan perjanjian pekerjaan pelaksanaan :

Antara

I. Nama : ..........................
NIP. : .........................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Kantor ...................
Alamat Kantor : .......................................................................

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala ....... Nomor ........ tanggal ........telah


ditetapkan selaku Pejabat Pembuat Komitmen Kantor ..................., dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia/Pemerintah
Daerah ........., yang selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai PIHAK
KESATU.

Dengan

II. Nama : .....................................


Jabatan : .....................................
Alamat Kantor : .....................................
Nama Badan Usaha : PT/CV/Firma/Kop...........

Sesuai dengan Akte Notaris Nomor ... tanggal .......... dan Akte Perubahan
terakhir Nomor .... tanggal .......... dari Notaris ..............., SH. Dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Kop............ , yang selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Maka dengan ini disetujui oleh dan di antara pihak-pihak tersebut, ketentuan-
ketentuan sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal di bawah ini :
Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN

1. PIHAK KESATU memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima untuk melaksanakan pekerjaan Pembangunan ……………….. yang
berlokasi di …………………………………………………………………
2. PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban kepada PIHAK KESATU untuk melaksanakan,
menyelesaikan, dan memelihara pekerjaan, serta memperbaiki kerusakan sesuai
ketentuan dan spesifikasi yang tercantum dalam kontrak.

Pasal 2
DASAR PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Dasar perjanjian dan pelaksanaan pekerjaan pemborongan ini menjadi lampiran


dan bagian yang mengikat serta tidak terpisahkan dalam perjanjian ini adalah :
a. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor ................ tanggal 31
Desember 200...
b. Surat Penawaran Harga (SPH)
Nomor : .......................................
Tanggal : .......................................

c. Usulan Calon Pemenang Pelelangan


Nomor : .......................................
Tanggal : .......................................

d. Penetapan Pemenang Pelelangan


Nomor : ……………………………………
Tanggal : ……………………………………

e. Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa Pemborongan


Nomor : ......................................
Tanggal : ......................................

f. Berita Acara :
i. Penjelasan Pekerjaan beserta lampiran
ii. Pembukaan surat penawaran beserta lampiran
Hasil Pelelangan beserta lampiran

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)


Gambar-gambar
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Shop Drawings
Jaminan Pelaksanaan
2. Dasar spesifikasi teknis dan non teknis pelaksanaan pekerjaan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam perjanjian ini yaitu :
a. Pasal-pasal yang masih berlaku dari Algemene voorwaarden voor de
uitvoerin bij aaneming van openbare werken, yang disahkan dengan Surat
Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9 tanggal 29 Mei 1941 dan
Tambahan Lembaran Negara nomor 14571.
b. Peraturan Pembangunan dari Pemerintah Daerah setempat.
c. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 yang
diperbaharui dengan KEPPRES No. 61 Tahun 2004 dan No. 32 Tahun 2005.
e. Keputusan Menteri PU Nomor : 061/KPTS/1981 tentang Prosedur Pokok
Pengadaan Bangunan Gedung Negara.
f. Keputusan Menteri PU Nomor : 38/KPTS/1998 tentang Dokumen Lelang
Standar Pengadaan Jasa Pemborong.
g. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/
M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
h. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan.
i. Petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan pengawas pekerjaan
tersebut dalam pasal 3 perjanjian ini.
j. Selain ketentuan tersebut di atas juga terikat kepada peraturan tentang
bangunan lainnya yang berlaku.

Pasal 3
PENGAWAS PEKERJAAN

1. Untuk pengendalian pekerjaan yang terdiri atas kegiatan pengawasan, pengujian


dan pengkoreksian, maka PIHAK KESATU menunjuk …………………..…., alamat
…………………………………………… sebagai pengawas pekerjaan yang bertindak
untuk dan atas nama PIHAK KESATU, dan telah diketahui PIHAK KEDUA.

2. Apabila Badan Hukum yang ditunjuk dalam ayat 1 pasal ini berhalangan atau
tidak dapat menjalankan kewajibannya, maka PIHAK KESATU dapat menunjuk
penggantinya dan diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.

3. PIHAK KEDUA harus mematuhi perintah/petunjuk teknis dan manajemen dari


pengawas pekerjaan sesuai kewenangan yang telah ditentukan.

Pasal 4
BAHAN DAN PERALATAN

1. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan


pekerjaan pemborongan ini harus disediakan oleh PIHAK KEDUA.

2. PIHAK KEDUA wajib mengajukan contoh bahan dan peralatan yang akan
digunakan untuk mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU.
3. PIHAK KESATU berhak melakukan pengujian terhadap bahan dan peralatan yang
diajukan PIHAK KEDUA.

4. PIHAK KESATU berhak menolak bahan dan peralatan yang disediakan oleh PIHAK
KEDUA, jika kualitas dan spesifikasinya tidak memenuhi persyaratan.
5. Jika bahan dan peralatan tersebut ditolak PIHAK KESATU, maka PIHAK KEDUA
harus menyingkirkan bahan dan peralatan tersebut dari lokasi pekerjaan dalam
waktu 2 x 24 jam. PIHAK KEDUA harus mengganti dengan bahan dan peralatan
baru yang memenuhi persyaratan.

6. Apabila bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang setelah melakukan


pengujian ternyata tidak memenuhi persyaratan kualifikasi dan spesifikasi yang
telah ditentukan, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti/memperbaiki tanpa berhak
menuntut kerugian.

7. Jika bahan dan peralatan tidak terdapat di pasaran, maka PIHAK KEDUA dapat
mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara melalui persetujuan
tertulis PIHAK KESATU, dalam hal ini tetap berlaku ketentuan ayat 13 pasal ini.

8. Tidak tersedianya bahan dan peralatan di pasaran, tidak dapat dijadikan alasan
untuk keterlambatan pekerjaan.

9. PIHAK KEDUA wajib menjaga keamanan bahan dan peralatan di lokasi dari
pencurian.

10. PIHAK KEDUA wajib menjaga kebersihan lokasi dan lingkungan dari kotoran dan
polusi yang ditimbulkan penggunaan bahan dan peralatan dalam pelaksanaan
pekerjaan.

11. PIHAK KEDUA wajib membuat tempat atau gudang yang baik dan aman untuk
menyimpan bahan dan peralatan guna kelancaran pekerjaan.

12. PIHAK KEDUA harus menjalin kerja sama yang baik dengan pemasok perangkat
dari luar dan dalam negeri.

13. PIHAK KEDUA menjamin bahwa bahan dan peralatan yang dipasang tersedia suku
cadang dan agen penjualnya di Indonesia serta bersedia memberikan pelayanan
purna jual.

14. PIHAK KEDUA diwajibkan memaksimalkan penggunaan bahan dan peralatan


produksi dalam negeri.

Pasal 5
TENAGA KERJA
1. PIHAK KEDUA wajib menugaskan tenaga kerja ahli dan terampil dalam jumlah
cukup sesuai kebutuhan pekerjaan yang dicantumkan dalam Daftar Isian Staf Inti
Proyek dan diserahkan kepada PIHAK KESATU.

2. Di lokasi pekerjaan harus ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai
pemimpin pelaksana yang mempunyai wewenang penuh untuk mewakili PIHAK
KEDUA yang dapat menerima/memberikan/memutuskan segala urusan pekerjaan
di lapangan.

3. Penunjukan/penugasan/penggantian staf proyek atau pemimpin pelaksana harus


memenuhi kualifikasi, kemampuan dan pengalaman yang telah ditentukan
dengan melampirkan curriculum vitae dan mendapat persetujuan tertulis PIHAK
KESATU.

4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga kerja harian dalam jumlah cukup dan
kualifikasi sesuai dengan volume dan kompleksitas pekerjaan.

5. Penyediaan tenaga kerja harian harus dilaporkan kepada PIHAK KESATU dalam
bentuk daftar yang dilampiri keterangan identitas setiap tenaga kerja.

6. Jika PIHAK KESATU meminta PIHAK KEDUA untuk memperhatikan orang atau
tenaga kerjanya dan menyatakan alasan atas permintaan tersebut, maka PIHAK
KEDUA harus menjamin dalam waktu 7 x 24 jam orang atau tenaga kerja tersebut
sudah harus meninggalkan lokasi pekerjaan, dan tidak berhubungan lagi dengan
pekerjaan dalam kontrak.

7. PIHAK KEDUA wajib menyediakan perlengkapan pengamanan untuk keselamatan


tenaga kerja.

8. Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ditanggung


oleh PIHAK KEDUA.

9. PIHAK KEDUA wajib menyelenggarakan Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK)


kecelakaan dan kematian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

10. Asuransi tersebut harus memiliki masa berlaku minimal sampai akhir masa
kontrak, dan diserahkan kepada PIHAK KESATU selambat-lambatnya 10 (sepuluh)
hari sejak dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja. Asuransi tersebut bisa dilakukan
menurut variabel jumlah pekerja yang ada di lapangan.

11. PIHAK KEDUA harus bertanggung jawab atas kerugian PIHAK KESATU akibat
perbuatan orang-orang yang dipekerjakannya.

12. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA
wajib memberikan pertolongan medis sepenuhnya terhadap korban, dan seluruh
biaya yang ditimbulkan ditanggung PIHAK KEDUA.
13. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan dan ketertiban bagi para pekerja yang tinggal sementara di lokasi
pekerjaan.

14. Hubungan antara para pekerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur
secara khusus, tunduk pada peraturan-peraturan perburuhan yang berlaku.

15. Semua yang berkaitan dengan persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun Sub
Kontraktor menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA, baik di dalam
maupun di luar pengadilan.

Pasal 6
SUB KONTRAKTOR

PIHAK KEDUA wajib bekerja sama dengan Sub Kontraktor (termasuk dengan Sub
Kontraktor Golongan Ekonomi Lemah) setempat, sesuai dengan bidang
keahliannya.

PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menyerahkan seluruh pekerjaan kepada Sub


Kontraktor atau PIHAK KETIGA.

Apabila suatu bagian pekerjaan akan diserahkan kepada Sub Kontraktor, maka
sebelumnya harus mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU.

Hubungan antara PIHAK KEDUA dengan Sub Kontraktor menjadi tanggung jawab
sepenuhnya PIHAK KEDUA.

Jika ternyata PIHAK KEDUA menyerahkan pekerjaan kepada Sub Kontraktor tanpa
persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU, maka PIHAK KESATU dapat
memberlakukan Pasal 18.

Untuk pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor atas persetujuan PIHAK
KESATU, maka PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan koordinasi yang baik dan
penuh tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Sub
Kontraktor, dan hal ini tidak mengurangi kewenangan Pengawas Pekerjaan.

PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan Sub Kontraktor dan segala
sesuatu yang menyangkut hubungan antara PIHAK KEDUA dengan Sub
Kontraktor.

Sebelum dilakukan Serah Terima I (KESATU) pekerjaan kepada PIHAK KESATU, maka
PIHAK KEDUA harus telah menyelesaikan segala urusan keuangan dengan para
Sub Kontraktor.

Pasal 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan sampai 100% (Serah Terima I)
ditetapkan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender terhitung tanggal
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 dan ayat 2 pasal ini tidak dapat diubah oleh
PIHAK KEDUA, kecuali PIHAK KESATU telah memberikan persetujuan tertulis dan
diatur dalam Perjanjian Tambahan (Addendum).

Pasal 8
MASA PEMELIHARAAN

Masa pemeliharaan hasil pekerjaan ditetapkan selama 6 (enam) bulan terhitung sejak
tanggal pekerjaan selesai 100% dan telah diterima oleh PIHAK KESATU dalam
keadaan baik, yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima I.

Apabila selama masa pemeliharaan ternyata terdapat kerusakan-kerusakan akibat


iklim atau akibat kelalaian/kesalahan pemakaian/pemasangan bahan yang tidak
sesuai dengan ketentuan perjanjian, maka PIHAK KEDUA wajib melakukan
perbaikan, dan seluruh biaya perbaikan tersebut ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
.
Berkaitan ayat 2 pasal ini, maka masa pemeliharaan terhitung sampai dengan
berakhirnya perbaikan yang dilakukan tersebut.

Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2
pasal ini maka PIHAK KESATU dapat menunjuk PIHAK KETIGA untuk melakukan
perbaikan tersebut dengan biaya dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 9
JAMINAN PELAKSANAAN DAN JAMINAN UANG MUKA

1. Jaminan Pelaksanaan :

a. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK KESATU Jaminan


Pelaksanaan pekerjaan selambat-lambatnya pada saat Perjanjian ini
ditandatangani. Surat Jaminan tersebut harus dikeluarkan oleh Bank
Pemerintah Besar Nilai Jaminan adalah 5% dari Biaya Pekerjaan Borongan
atau sebesar 5% x Rp....................... = Rp..............(dengan huruf)

b. Surat Jaminan tersebut pada huruf a ayat 1 pasal ini, akan diserahkan
kembali oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA, setelah Serah Terima II
pekerjaan fisik dilaksanakan dan diterima dengan baik oleh PIHAK KESATU.

Dalam Surat Jaminan Pelaksanaan tersebut dalam huruf a ayat 1 pasal ini
harus ada ketentuan bahwa jaminan pelaksanaan menjadi milik negara dan
dapat dicairkan oleh PIHAK KESATU tanpa persetujuan PIHAK KEDUA,
bilamana terjadi pemutusan perjanjian dengan memperhitungkan prestasi
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.

Masa berlaku Surat Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sampai


dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal masa pemeliharaan berakhir
berdasarkan kontrak. Apabila terjadi perpanjangan masa pekerjaan, maka
PIHAK KEDUA wajib memperpanjang masa jaminan tersebut dan harus
dijamin tidak ada waktu senggang diantaranya.

Jika PIHAK KEDUA mengundurkan diri setelah menandatangani kontrak


(Surat Perjanjian) ini, maka jaminan pelaksanaan menjadi milik negara.

PIHAK KESATU dapat membatalkan PIHAK KEDUA sebagai pemenang lelang,


apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan ayat 1 a pasal ini.

2. Jaminan Uang Muka

a. Sebelum pembayaran uang muka oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA
dilakukan, maka PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK KESATU
jaminan uang muka berupa surat jaminan Bank Pemerintah atau Perusahaan
Asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) sebesar
20% dari biaya pelaksanaan borongan atau sebesar 20% x
…………………………

b. Jaminan uang muka tersebut pada huruf a ayat 2 pasal ini, secara
berangsur-angsur akan diperhitungkan dalam tahap-tahap pembayaran
sebagaimana termaksud dalam pasal 11 perjanjian ini, dan harus sudah
lunas selambat-lambatnya pada saat Serah Terima I pekerjaan konstruksi
fisik.

c. Dalam surat jaminan uang muka tersebut huruf a di atas, harus ada
ketentuan bahwa jaminan uang muka menjadi milik negara dan dapat
dicairkan oleh PIHAK KESATU tanpa persetujuan PIHAK KEDUA bilamana
terjadi pemutusan perjanjian, dengan memperhitungkan prestasi pekerjaan
yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
d. PIHAK KEDUA telah menjamin bahwa penggunaan uang muka tersebut
dalam butir a ayat 2 pasal ini adalah sepenuhnya diperuntukkan atau
dipergunakan bagi pelaksanaan pekerjaan pemborongan sebagaimana
disebut dalam pasal 1 surat perjanjian ini.

Pasal 10
BIAYA PELAKSANAAN BORONGAN

Jumlah biaya pelaksanaan borongan ini adalah sebesar Rp. ……………………..


(……………………………………………………………………………. ) yang merupakan
biaya yang pasti dan tetap (lumpsum fixed price), yang dibebankan pada DIPA
Nomor …………………….. tanggal 31 Desember ………………

Dalam jumlah biaya, pelaksanaan tersebut di atas sudah termasuk segala pengeluaran
PIHAK KEDUA beserta pajak-pajak dan biaya-biaya lainnya yang harus dibayar
oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam jumlah biaya pelaksanaan tersebut di atas sudah termasuk segala pengeluaran
PIHAK KEDUA beserta pajak-pajak dan biaya-biaya lainnya yang harus dibayar
oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Volume, harga satuan pekerjaan, satuan upah dan harga satuan bahan tidak mengikat
pada harga borongan Lumpsum, tetapi hanya dipakai untuk menghitung
perubahan harga bila terjadi pekerjaan tambah kurang.

Pasal 11
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran harga borongan tersebut pasal 10 di atas dilakukan secara bertahap


dengan perincian sebagai berikut :

Termin Sebesar dari harga borongan Atau sebesar Jika pekerjaan diterima
ke (Rp.) telah bernilai
Uang 20% x Nilai Kontrak Sudah diterima Jaminan
muka Uang Muka dari Bank
Umum/Asuransi sebesar
nilai uang muka
I (35% x Nilai Kontrak)- (35% x 35% dari harga borongan
Uang muka) yang dibuktikan dengan
Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan Pelaksanaan
II (30% x Nilai Kontrak)- (35% x 65% dari harga borongan
Uang muka) yang dibuktikan dengan
Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan Pelaksanaan
III (30% x Nilai Kontrak)- (30% x 100% dari harga
Uang muka) borongan yang
dibuktikan dengan Berita
Acara Serah Terima I
Pekerjaan Pelaksanaan
IV 5% x Nilai Kontrak Setelah masa
pemeliharaan dilampaui
dengan baik yang
dibuktikan dengan Berita
Acara Serah Terima II
Pekerjaan Pelaksanaan
Jumlah 100%

Tahap-tahap pembayaran di atas dilakukan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan


Negara/Kas Daerah ……………… sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan ditransfer
ke Bank ………………………. Nomor Rekening ………………. atas nama PT/CV/Firma/Kop.
……………….

Pasal 12
KENAIKAN HARGA

Kenaikan harga bahan, peralatan dan upah selama masa pelaksanaan pekerjaan
pemborongan ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan/klaim atas kenaikan harga bahan,
peralatan dan upah tersebut, kecuali apabila Pemerintah Republik Indonesia
dalam bidang moneter secara resmi menyatakan tentang kenaikan tersebut yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan atau pemberitahuan resmi secara
tertulis.

Pasal 13
BEBAN BIAYA DAN PAJAK

1. Segala biaya sehubungan pembuatan surat perjanjian ini termasuk biaya materai
tempel Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

2. Segala biaya sehubungan pekerjaan pemborongan ini ditanggung PIHAK KEDUA


dan dilunasi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

3. PIHAK KEDUA wajib mengurus dan menyelesaikan semua perizinan yang berlaku
dengan pelaksanaan pekerjaan ini, dan segala biaya yang dikeluarkan menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Pasal 14
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan, hanya


dianggap sah sesudah mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU dengan
menyebut jenis, volume dan rincian pekerjaan secara jelas.

2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar


harga yang disetujui oleh Kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar
harga satuan pekerjaan dalam pasal 10 ayat 4 perjanjian ini.
3. Harga pekerjaan tambah kurang dalam ayat 1 dan 2 pasal ini setinggi-tingginya
10% dari harga borongan yang sudah termasuk pajak yang harus dibayarkan oleh
PIHAK KEDUA.

4. Adanya pekerjaan tambah-kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk


mengubah jangka waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis
PIHAK KESATU.

5. Untuk pekerjaan tersebut di atas, dibuat perjanjian tambahan (addendum).

6. Pelaksanaan pembayaran pekerjaan tambah kurang dilakukan setelah pekerjaan


selesai (100%).

Pasal 15
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud dalam “Keadaan memaksa” dalam perjanjian ini adalah peristiwa-
peristiwa yang berada di luar kemampuan PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang
dapat mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan kegiatan kedua belah pihak, yaitu :

Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, dan banjir)


Perang, revolusi, makar, huru-hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacuan (kecuali
karyawan kontraktor)
Kebakaran (kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalaian PIHAK
KEDUA)
Keadaan Memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh Pemerintah.

2. Apabila terjadi “keadaan memaksa”, maka :


a. PIHAK KESATU menyatakan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA bahwa
telah terjadi “keadaan memaksa”.
b. Apabila selama 3 hari sejak terjadinya keadaan memaksa PIHAK KESATU
tidak membuat pernyataan tersebut ayat 2a pasal ini, maka PIHAK KEDUA
berhak mengajukan keadaan tersebut kepada PIHAK KESATU untuk
mendapat persetujuan tertulis.
c. Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK
KEDUA kepada PIHAK KESATU tentang “keadaan memaksa” tersebut, PIHAK
KESATU tidak memberi jawabannya, maka PIHAK KESATU dianggap
menyetujui adanya “keadaan memaksa” tersebut.
d. PIHAK KEDUA wajib mengamankan lapangan dan segera menghentikan
seluruh kegiatan pekerjaan setelah menerima pernyataan / persetujuan
tertulis tentang keadaan memaksa dari PIHAK KESATU.
e. PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat keadaan
memaksa, setelah diperiksa oleh Pengawas Pekerjaan.
f. Pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dilakukan setelah
dilakukan perhitungan, dan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan kewajiban
keuangan kepada para pekerja harian dan Sub Kontraktor.
3. Apabila “keadaan memaksa” itu ditolak oleh PIHAK KESATU maka berlaku
ketentuan-ketentuan pasal 7, pasal 16, dan pasal 18 dalam surat perjanjian ini.

Pasal 16
SANKSI / DENDA

Jika PIHAK KEDUA melakukan kelalaian dan telah mendapat peringatan tertulis dari
PIHAK KESATU 3 (tiga) kali berturut-turut tetap tidak mengindahkan kewajibannya
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Kontrak Perjanjian ini, maka untuk
setiap kali melakukan kelalaian, PIHAK KEDUA wajib membayar “denda kelalaian”
sebesar 1o/oo (satu perseribu) dari jumlah biaya pekerjaan pemborongan.

Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan yang tercantum dalam pasal perjanjian ini, maka
untuk setiap hari keterlambatan PIHAK KEDUA wajib membayar “denda
keterlambatan sebesar 1o/oo (satu perseribu) dari jumlah biaya pekerjaan
pemborongan.

Jumlah maksimum denda kumulatif ayat 1 dan 2 pasal ini ditetapkan sebesar 5% (lima
perseratus) dari jumlah biaya pekerjaan pemborongan.

Denda-denda tersebut dalam pasal ini, dibebankan kepada PIHAK KEDUA dan akan
diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK
KEDUA.

Pasal 17
RESIKO

Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah karena kelalaian PIHAK KEDUA sebelum
diserahkan kepada PIHAK KESATU, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas
segala kerugian yang timbul.

Jika pada waktu pelaksanaan terjadi kemacetan-kemacetan akibat tidak tersedianya


bahan dan alat-alat karena kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala resiko akibat
kemacetan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Apabila selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini menimbulkan


kerugian PIHAK KETIGA (orang-orang yang tidak ada sangkut paut dengan
pekerjaan ini) akibat kelalaian PIHAK KEDUA, maka segala kerugian ditanggung
oleh PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan pasal 1609 KUH Perdata.
Pasal 18
PEMUTUSAN PERJANJIAN

PIHAK KESATU dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa menggunakan
pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata setelah PIHAK KESATU
memberikan peringatan/teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut tetapi PIHAK
KEDUA tetap tidak mengindahkannya dalam hal :

Dalam waktu 7 (tujuh) hari terhitung tanggal Surat Perintah Mulai Kerja
diterbitkan oleh PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA tidak memulai melaksanakan
pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam pasal 1 surat perjanjian
ini.

Dalam waktu 7 (tujuh) hari berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan


pemborongan yang telah dimulainya.

Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat


penyelesaian pekerjaan pemborongan ini.

Memberikan keterangan tidak benar yang dapat merugikan PIHAK KESATU


sehubungan dengan pekerjaan pemborongan ini.

Jika PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini tidak sesuai dengan
jadwal waktu (Time Schedule) yang telah disetujui oleh PIHAK KESATU.

PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak dapat melaksanakan atau melanjutkan pekerjaan


yang ditugaskan.

PIHAK KEDUA telah memborongkan sebagian atau seluruh pekerjaan kepada


PIHAK KETIGA tanpa persetujuan tertulis PIHAK KESATU.

Apabila jumlah denda kumulatif telah mencapai maksimum 10% (sepuluh


persen) dari jumlah harga pekerjaan pemborongan ini.

Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan ketentuan tentang Sub Kontraktor


sebagaimana diatur dalam pasal 6 surat perjanjian ini.

2. Jika terjadi pemutusan perjanjian pemborongan secara sepihak oleh PIHAK


KESATU, sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, maka PIHAK KESATU
dapat menunjuk Pemborong lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. PIHAK
KEDUA segera menyerahkan kepada PIHAK KESATU dokumen kontrak lengkap
dengan lampiran-lampirannya dan seluruh keterangan lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan PIHAK KEDUA.

3. Apabila terjadi pemutusan perjanjian sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini,


maka PIHAK KESATU akan memperhitungkan dan menetapkan pembayaran
berdasarkan penilaian prestasi pelaksanaan pekerjaan yang telah diselesaikan
oleh PIHAK KEDUA.
4. Dalam hal demikian, maka Jaminan Pelaksanaan yang telah diserahkan oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU menjadi milik negara sebagaimana diatur
dalam pasal 9 surat perjanjian ini.

Pasal 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, akan diselesaikan secara
musyawarah.

Apabila perselisihan ini tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan
diselesaikan melalui Pengadilan Negeri di ………………..

Pasal 20
LAPORAN

Jika sewaktu-waktu diminta oleh PIHAK KESATU untuk menyerahkan sebagian atau
keseluruhan dokumen kontrak, laporan, serta catatan, selama pelaksanaan di
lapangan maka PIHAK KEDUA harus segera menyerahkannya kepada PIHAK
KESATU.

PIHAK KEDUA wajib membuat laporan berkala pelaksanaan pekerjaan secara


keseluruhan, termasuk pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan Sub Kontraktor.

PIHAK KEDUA wajib membuat catatan yang jelas dan pasti mengenai kemajuan
pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Laporan dan atau catatan tersebut dalam ayat 2 dan 3 pasal ini, dibuat berbentuk
buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada format yang telah disetujui pengawas
pekerjaan dan harus selalu berada di tempat pekerjaan.

PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan kepada PIHAK KESATU foto-foto
dokumentasi setiap bagian pekerjaan tentang persiapan, pelaksanaan, dan hasil
pekerjaan sampai selesai yang dimasukkan dalam album dan dibuat dalam
rangkap 5 (lima).

PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK KESATU pada saat penyerahan 1
pekerjaan yakni gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings)
dalam bentuk kalkir dan blue print.

Pasal 21
TEMPAT KEDUDUKAN
Untuk pelaksanaan perjanjian pemborongan ini beserta segala akibatnya, kedua belah
pihak telah setuju memilih tempat kedudukan hukum yang tetap di Kantor Pengadilan
Negeri di .....................

Pasal 22
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut
dalam surat perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari surat perjanjian ini.

Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 10 (sepuluh) bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk PIHAK KESATU
dan PIHAK KEDUA serta pihak-pihak lain yang berkaitan dengan pekerjaan
pemborongan ini.

Surat perjanjian pekerjaan pemborongan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di
………….. pada hari dan tanggal tersebut di atas dan dinyatakan berlaku sejak
tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari PIHAK KESATU kepada
PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

Mengetahui :
Kuasa Pengguna Anggaran / Barang

NB :
Contoh Surat Perjanjian ini bersumber
dari pekerjaan pembangunan fisik
Senilai Rp. 1,4 Milyar
SURAT PERINTAH MULAI KERJA
Nomor : ………………………………..

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Dengan ini memerintahkan kepada :

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................
NPWP : 0000.000000.000000

Untuk melaksanakan pekerjaan : “Pembangunan …………………………………………..”

Yang berlokasi pada …………………………………………………………………, meliputi


pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik seperti tercantum dalam Surat Penawaran
Nomor ……………. tanggal ……………… dengan biaya sebesar Rp. …………………..
Terbilang : ……………………………………………..

Dengan syarat-syarat / ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Biaya pekerjaan Pembangunan ……………………. ini akan dibayarkan dari DIPA


Nomor …………………. Tanggal 31 Desember ……….
Jumlah biaya pekerjaan pembangunan tersebut sudah termasuk PPN 10% serta
pengeluaran lainnya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pembangunan ditetapkan selama 120
(seratus dua puluh) hari kalender, terhitung sejak tanggal ………………. sampai dengan
……………………

Demikian Surat Perintah Mulai Kerja ini dikeluarkan untuk dilaksanakan sebaik-baiknya.

Yang menerima perintah Pejabat Pembuat Komitmen


PT.

___________________
___________________
SURAT PENYERAHAN LAPANGAN
Nomor : …………………………………….

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Dengan ini memerintahkan kepada :

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................
NPWP : 0000.000000.000000

Dengan ini menyatakan :

PIHAK KESATU menyerahkan lapangan kepada PIHAK KEDUA sebagai Pelaksana


pekerjaan Pembangunan ………………………………. pada Kantor…………………terletak di
Jalan………..(sebutkan kotanya) , berdasarkan Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan
Nomor : ……………………….. tanggal …………….. PIHAK KEDUA akan melaksanakan
pekerjaan tersebut dalam jangka waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender
terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja dikeluarkan.

Demikianlah Surat Penyerahan Lapangan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua
belah pihak untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


PT. Pejabat Pembuat Komitmen

___________________ ___________________
SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN
Pekerjaan Renovasi Aula dan
Pembuatan Lapangan Parkir

Nomor : ………/……/…../……/…….

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan :

Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen


…………………………………………………………..
Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….
Tentang : Penetapan Pemenang Pelelangan Pengadaan Pekerjaan Renovasi Aula
dan Pembuatan Lapangan Parkir.

Pengumuman
Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….
Tentang : Pengumuman Pemenang Pelelangan
Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen
…………………………………………………………
Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….
Tentang : Penunjukkan Pemenang Pelelangan

Surat Perintah Kerja (SPK)


Nomor : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pekerjaan Renovasi Aula dan Pembuatan
Lapangan Parkir untuk keperluan Kantor ………………………Tahun Anggaran 200…
dengan nilai Kontrak yang telah ditetapkan dan pasti; dan kedua belah pihak juga
menyatakan setuju untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan Undang-Undang
yang berlaku di Indonesia, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana
tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini.

Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima pekerjaan tersebut, yaitu untuk melaksanakan pekerjaan : Renovasi Aula
dan Pembuatan Lapangan Parkir pada Kantor ………………………………………….

Pasal 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 diatas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atas
dasar referensi sebagaimana tersebut dalam lampiran ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Lampiran – lampiran dimaksud adalah sebagai berikut :

Gambar-gambar [termasuk gambar detail], Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan


(RKS) dan Berita Acara Aanwijzing/Penjelasan Pekerjaan.
Diikuti semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan administrasi teknis yang
tercantum dalam :
Algemene Voorwaarden voor de Uitvoering Van openbare werkwn, yang
disyahkan dengan Surat Keputusan Pemerintahan Hindia Belanda Nomor : 9
tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor : 14571.
Peraturan Beton Bertulang di Indonesia Tahun 1977.
Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 1971.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961.
Peraturan Pembangunan Pemerintahan Daerah setempat.
Undang-Undang Nomor : 1 tahun 1970, tentang keselamatan kerja.
Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000, dan petunjuk teknis Keppres No.
18 tahun 2000.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 61/KPTS/1981.
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor : 295/KPTS/CK/1997 tanggal
1 April 1997.
Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS No.
6544/D.IV/02/1998- Se.36/A/21/0298 tanggal 10 Pebruari 1998.
Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan oleh Direksi Pekerjaan dalam pasal 3 Perjanjian ini, maka mencapai
tujuan perjanjian.

Pasal 3
DIREKSI / PENGAWAS PEKERJAAN

Sebagai Direksi untuk pengawas pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan oleh ……


……………………………………. Yang beralamat di Jalan ………………………..
…………………………..

Pasal 4
BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT

Bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang diperlukan untuk melaksanakan


pemborongan tersebut dalam pasal 1 perjanjian ini harus disediakan oleh PIHAK
KEDUA.
PIHAK KEDUA wajib membuat tempat atau gedung yang baik untuk penyimpanan
bahan-bahan dan alat-alat tersebut guna lancarnya pekerjaan.
PIHAK PERTAMA /DIREKSI PENGAWAS Pekerjaan berhak disediakan oleh PIHAK KEDUA,
jika kualitas nya tidak memenuhi persyaratan.
Jika Bahan-bahan dan alat-alat tersebut ditolak oleh PIHAK PERTAMA/ DIREKSI
PENGAWAS pekerjaan, maka PIHAK KEDUA harus menyingkirkan bahan-bahan
dan alat-alat tersebut dari lokasi pekerjaan dalam jangka waktu 2 x 24 jam,
kemudian menggantikannya dengan yang memenuhi persyaratan.
Tidak tersedia bahan-bahan dan alat-alat, tidak dapat dijadikan alasan untuk
keterlambatan pekerjaan.

Pasal 5
TENAGA KERJA DAN UPAH

Agar pekerjaan berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA harus menyediakan
tenaga kerja yang cukup jumlah, keahlian serta keterampilannya.
Ongkos-ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut ditanggung
oleh PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA diwajibkan menyelenggarakan program Asuransi Sosial Tenaga Kerja
[Astek] sesuai dengan ketentuan dan peraturan Pemerintah yang berlaku.

Pasal 6
PELAKSANAAN PEKERJAAN OLEH PIHAK KEDUA

Ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai
pimpinan pelaksana yang mempunyai wewenang/kuasa penuh untuk mewakili
PIHAK KEDUA, yang dapat menerima/ memberikan/ memutuskan segala
petunjuk-petunjuk dari PIHAK PERTAMA /DIREKSI PENGAWAS.
Menunjuk pimpinan pelaksana/Tenaga ahli ini harus mendapat persetujuan dari PIHAK
PERTAMA.

Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Pimpinan Pelaksana/Tenaga Ahli yang


digunakan oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi syarat yang diperlukan, maka
PIHAK KEDUA segera mengganti dengan ahli lain yang memenuhi syarat
tersebut.
PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK PERTAMA sebagai
perbuatan oleh orang-orang yang dipekerjakan olehnya.

Pasal 7
JANGKA WAKTU PELAKSANA

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai 100% (seratus persen) siap yang
disebut dalam pasal 1 perjanjian ini ditetapkan selama 75 (tujuh puluh lima) hari
kalender terhitung tanggal ………………….. dan berakhir tanggal
……………………………
Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat dirobah oleh PIHAK
KEDUA, kecuali adanya “Keadaan Memaksa” seperti diatur dalam pasal 8
perjanjian ini dan harus disetujui oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis, bahwa
waktu penyelesaian dapat diperpanjang.

Pasal 8
KEADAAN MEMAKSA

Yang termasuk dalam “KEADAAN MEMAKSA” adalah peristiwa-peristiwa sebagai berikut


:
Bencana alam, [gempa bumi, tanah longsor, angin puyuh dan banjir].
Kebakaran.
Perang, huru-hara, Pemogokan, Pemberontakan dan Epidemi, yang secara
keseluruhan berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan ini.
Hal-hal lain yang diluar dari wewenang PIHAK KEDUA.
Apabila terjadi “KEADAAN MEMAKSA”, PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada
PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat
belas) hari sejak terjadinya keadaan memaksa serta disertai bukti-bukti yang
syah, demikian juga pada waktu keadaan memaksa berakhir.
Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui, atau menolak
secara tertulis keadaan memaksa itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam, sejak ada
pemberitahuan tersebut.

Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak pemberitahuan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA, tentang “KEADAAN MEMAKSA” tersebut, PIHAK PERTAMA tidak
memberikan jawabannya, maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya
“KEADAAN MEMAKSA” tersebut.

Pasal 9
MASA PEMELIHARAAN

Masa pemelihataan atas kesil pekerjaan selama 45 (empat puluh lima) hari kalender
terhitung sejak tanggal pekerjaan diserah terimakan untuk pertama kalinya.
Dalam masa pemeliharaan, PIHAK KEDUA diwajibkan atas perintah PIHAK PERTAMA
dengan segera mengadakan perbaikan/pembetulan segala kekurangan dan
cacat.
Apabila PIHAK KEDUA tidak mengindahkan perintah ini, maka pekerjaan perbaikan ini
dilaksanakan oleh PIHAK KETIGA atas perintah PIHAK PERTAMA dengan biaya
yang dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 10
JAMINAN PELAKSANAAN

PIHAK KEDUA menyerahkan jaminan pelaksanaan pekerjaan berupa surat jaminan


Bank Pemerintah/Bank lain/Lembaga Keuangan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan Republik Indonesia sebesar 5% (lima persen) dari jumlah harga
borongan = 5% x Rp. …………………, = Rp. ……………………….
……………………………………………………

Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari


kalender semenjak Surat perjanjian ini dinyatakan berlaku.

Jaminan Pelaksanaan tersebut pada ayat 1 pada pasal ini dapat dicairkan oleh PIHAK
PERTAMA secara langsung apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri setelah
menandatangani Surat Perjanjian ini atau apabila Pemutusan perjanjian.

Apabila terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan yang telah disetujui oleh PIHAK
PERTAMA, maka PIHAK KEDUA wajib memperpanjang jaminan pelaksanaannya.

Surat jaminan Bank tersebut dikembalikan kepada kontraktor selaku PIHAK KEDUA
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) siap.

Pasal 11
HARGA BORONGAN
Jumlah harga borongan pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 Perjanjian ini adalah sebesar
Rp. ……………….., (………………………………………………………………………….
…………………) dan merupakan jumlah yang pasti yang dibebankan kepada :
DIPA : ………………………………………
Nomor : ………………………………………
Tanggal : ………………………………………

Pasal 12
KENAIKAN HARGA BAHAN-BAHAN

Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama masa pelaksanaan pekerjaan
borongan ini berlangsung, ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan/klaim atas kenaikan
harga bahan-bahan, alat-alat dan upah terkecuali apabila terjadi
tindakan/kebijaksanaan Pemerintah Republik Indonesia di bidang moneter,
khususnya untuk pekerjaan pemborongan.

Pasal 13
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran harga borongan tersebut dalam pasal 11 diatas dilakukan secara bertahap
dengan perincian sebagai berikut :

Syarat-syarat pembayaran /Termyn :


Angsuran termyn dibayar sesuai dengan nilai prestasi yang telah
dilaksanakan dengan rumus sebagai berikut :
Rumus : NA = [P-P’] x NB [P-P’] UM
NA : Nilai Angsuran dalam rupiah
P : Nilai prestasi yang dicapai dalam persen
P’ : Nilai Prestasi yang telah dibayar dalam persen
NB : Nilai borongan
UM : Uang Muka

Pembayaran Termin yang diperhitungkan dengan rumus tersebut pada ayat


1.a harus bernilai minimum 10% [sepuluh persen) dari jumlah borongan.

Pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dibayar 95% (sembilan puluh lima
persen).

Angsuran terakhir sebanyak 5% (lima persen) dari jumlah harga borongan


dibayar setelah pekerjaan melalui masa pemeliharaan sesuai dengan pasal 9
perjanjian ini dinyatakan dengan suatu Berita Acara Serah Terima ke – 1 antara
kedua belah pihak. Pembayaran tersebut di atas dilakukan melalui Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara /Kas Daerah ……………………..

Pembayaran Uang Muka


Pembayaran uang muka kepada PIHAK KEDUA sebesar 20% (dua puluh persen)
dari harga borongan yaitu sebesar 20 x Rp. ………………… = Rp. ….
…………………………………………………………………………………………………………,
dilakukan setelah kedua belah pihak setuju dengan cara memindahkan kedalam
rekening Bank PIHAK KEDUA yaitu pada Bank ………Nomor Rekening ………………,
setelah PIHAK PERTAMA menyetujui surat permintaan uang muka dari PIHAK
KEDUA dengan disertai kuitansi/rencana penggunaan dan kebutuhan serta
jaminan uang muka sebagaimana ketentuan yang berlaku.

Pasal 14
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

Penyimpanan – penyimpanan atau perubahan – perubahan yang merupakan


penambahan pekerjaan, hanya dianggap syah sesudah mendapat perintah
tertulis dari Direksi Pekerjaan /PIHAK PERTAMA, dengan menyebutkan jenis dan
perincian pekerjaan secara jelas.

Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar-


dasar yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar
harga satuan pekerjaan yang dilampirkan bersama ini.

Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk
merubah waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis Direksi
pekerjaan/PIHAK PERTAMA.
a. Untuk perjanjian diatas dapat dibuat pekerjaan tambahan (addendum).

Pasal 15
PENGAMANAN TEMPAT KERJA DAN TENAGA KERJA

PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja/tenaga kerja,


kebersihan halaman, bangunan-bangunan, alat-alat dan bahan-bahan bangunan
selama 75 (tujuh puluh lima) hari pekerjaan berlangsung.

PIHAK KEDUA, bertanggung jawab/wajib menyediakan sarana untuk menjaga


keselamatan para tenaga kerjanya, guna menghindarkan bahaya yang mungkin
terjadi pada saat pelaksanaan.

Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA
diwajibkan memberikan pertolongan kepada korban dan segala biaya yang
dikeluarkan sebagai akibatnya menjadi beban / tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
dan ketertiban, dalam hal ini para tenaga kerjanya tinggal sementara di lokasi
pekerjaan.
Hubungan tenaga kerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur khusus tunduk
kepada peraturan perburuhan yang berlaku.

Pasal 16
SANKSI DAN DENDA

Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan yang tercantum dalam pasal 7 perjanjian ini, maka untuk
setiap hari keterlambatan PIHAK KEDUA wajib membayar ‘Denda keterlambatan’
sebesar 1/000 (satu permil) dari harga borongan sampai sebanyak-banyaknya 5 0/0
(lima persen) dari harga borongan.

Pasal 17
RESIKO

Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah akibat dari bencana atau dengan cara
apapun sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul, kecuali jika
PIHAK PERTAMA telah lalai untuk menerima pekerjaan tersebut.

Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan oleh
sesuatu cacat-cacat tersembunyi dalam strukturnya atau disebabkan oleh
retaknya tanah, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sesuai dengan
ketentuan AV pasal 54 (SU) terhitung sejak tanggal penyerahan hasil pekerjaan
kepada PIHAK PERTAMA.

Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang


diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan atau alat
karena semata-mata kesalahan PIHAK KEDUA maka segala resiko akibat
kemacetan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawan PIHAK KEDUA

Segala persoalan dan tuntutan para tenaga kerja menjadi beban dan tanggung jawab
sepenuhnya PIHAK KEDUA, atau dengan kata lain bahwa PIHAK KEDUA
membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan para tenaga kerja yang
berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini baik di dalam maupun di luar
pengadilan.

Bilamana PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini menimbulkan


kerugian – kerugian bagi PIHAK KETIGA (Orang-orang yang tidak ada sangkut
pautnya dengan perjanjian ini), maka segala kerugian ditanggung sepenuhnya
oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 18
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Penyelesaian perselisihan terdiri atas 2 (dua) alternatif, tergantung alternatif mana
yang akan dipilih oleh kedua belah pihak. Untuk Surat Perjanjian ini akan ditetapkan
oleh kedua belah pihak di kemudian hari.

Alternatif :
Jika terjadi perselisihan antara kedua belah Pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.

Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan
diselesaikan oleh suatu “Panitia Pendamai” yang berfungsi sebagai juri/wasit;
dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak terdiri dari :
Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota
Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota
Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oeh kedua
belah pihak.

Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya penyelesaian
perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul secara bersama.

Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak diterima oleh ssalah satu
pihak atau kedua belah pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui
Pengadilan Negeri ………………….

Alternatif 2 :
Jika terjadi perselisihan antar kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.

Jika perselisihan ini tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka perselisihan ini
akan diputuskan melalui Badan Arbitrase Nasional (BANI), putusan mana
mengikat secara mutlak untuk tingkat pertama dan terakhir.

Biaya penyelesaian termasuk dalam ayat 2 pasal ini, akan ditanggung secara
bersamaan yang sama besarnya.
Pasal 19
PEMUTUSAN PERJANJIAN

PIHAK PERTAMA dapat membatalkan perjanjian ini secara sepihak dengan


pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) hari sebelumnya setelah melakukan peringatan /
Teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut – turut jika PIHAK KEDUA :
Dalam waktu 1(satu) bulan terhitung tanggal Surat Perjanjian ini tidak/belum
mulai melaksanakan pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur pasal 1.
Dalam waktu 1 (satu) bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan
pemborongan yang telah dimulainya.
Secara langsung/tidak langsung dengan sengaja memperlambat
penyelesaian pekerjaan pemborongan ini.
Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan
PIHAK PERTAMA, sehubungan dengan pekerjaan pemborongan ini.
Jika pekerjaan pemborongan ini tidak dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.

Jika terjadi Pemutusan hubungan Perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, PIHAK PERTAMA dapat menunjuk
pemborong lain atas kehendak dan berdasarkan pilihan sendiri menurut
ketentuan yang berlaku untuk menyelesaikan pekerjaan pemborongan tersebut,
PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA segala arsip, gambar-
gambar, perhitungan-perhitungan dan keterangan-keterangan lainnya yang
berhubungan dengan Surat Perjanjian Pemborongan ini.

Dalam hal demikian, maka Jaminan Uang Muka sebagai termaksud pasal 14 menjadi
milik negara, jaminan Bank yang telah diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA akan dicairkan oleh PIHAK PERTAMA dan diperhitungkan dengan
prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan PIHAK KEDUA.

Pasal 20
BEA MATERAI DAN PAJAK-PAJAK

Bea materai dan pajak-pajak lainnya yang berhubungan dengan PIHAK KEDUA dalam
melaksanakan pekerjaan ini menjadi tanggungan PIHAK KEDUA sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dan peraturan –peraturan yang berlaku.

Pasal 21
TEMPAT KEDUDUKAN

Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan perjanjian ini, kedua belah pihak telah
memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan syah di kantor Kepaniteraan
Pengadilan Negeri di …………………

Pasal 22
LAIN-LAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian Pemborongan ini atau
perubahan – perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan
diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian Tambahan (Addendum) dan merupakan
perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian.

Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 10 (sepuluh) terdiri dari 2 asli bermaterai
cukup yang sama kuatnya untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selebihnya
diberikan kepada Pihak-pihak yang berkepentingan dan ada hubungannya
dengan pekerjaan pemborongan ini.

Pasal 23
PENUTUP
Sejak ditanda-tanganinya Surat Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA,
maka seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal perjanjian ini dan
seluruh ketentuan di dalam dokumen kontrak merupakan satu kesatuan serta
bagian yang tak terpisahkan dengan perjanjian ini termasuk segala sanksinya,
mempunyai kekuatan mengikat dan berlaku bagi kedua belah pihak berdasarkan
ketentuan dalam pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Yang dimaksud dengan dokumen-dokumen tersebut Ayat (1) pasal ini adalah dokumen-
dokumen yang ada pada saat mulai, selama dan sesudah perjanjian ini berlaku
bagi PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang meliputi :
Penawaran
Kontrak
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Gambar-gambar Rencana
Berita Acara – Berita Acara
Laporan harian, Mingguan dan Bulanan

Dengan dan karena ketentuan Ayat (1) dan (2) pasal ini, ketentuan pada pasal 1266
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak diberlakukan lagi apabila ke dua
belah pihak tidak memenuhi kewajibannya.

Surat Perjanjian Pemborongan ini ditanda-tangani oleh kedua belah pihak dan mulai
berlaku pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana tersebut di atas.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


…………………………………….. ……………………………………..

…………………………………….. ………………………………
……………………….. ………………………..

SURAT PERINTAH KERJA


Nomor : ……………….
Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua
ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)
: Selanjutnya dalam hal ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................
NPWP : 0000.000000.000000
Selanjutnya dalam hal ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA memberikan perintah kerja kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan
pekerjaan sebagai berikut :

Nama Pekerjaan : Renovasi Aula dan Pembangunan Lapangan Parkir ……….


……………………………
Lokasi : ………………………………………………………………………......
Waktu Pelaksanaan : 75 (tujuh puluh) hari kalender
Imbalan Jasa : Sebesar Rp. ……………………………………………………..
…………………………………………….
Ketentuan Lain : Akan diatur dalam Surat Perjanjian (Kontrak)

Surat Perintah Kerja ini dibuat rangkap 6 (enam) yang masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

Tempat, dan tanggal ..............


PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU,
…………………………… ……………………………

…………………………… ……………………………
III
CONTOH
SURAT PERJANJIAN (KONTRAK)
KONSULTAN PERENCANA

SURAT PERJANJIAN
PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
-------------------------------------------------------------------------
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat
untuk mengikatkan diri dalam suatu perjanjian pekerjaan perencanaan dengan
ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini :
Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut, yaitu untuk melaksanakan : Pekerjaan Perencanaan Pembangunan
………………………………………….1 Paket lokasi kegiatan di……………

Tugas pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana yang
tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), antara lain :
a.Melaksanakan pekerjaan persiapan perencanaan seperti : mengumpulkan data
dan informasi lapangan, (termasuk penyelidikan tanah sederhana) membuat
interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan
konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah
setempat / perijinan bangunan.

b.Membuat pra rancangan teknis seperti : rencana tampak, pra rancangan


bangunan termasuk program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan
mengurus perijinan sampai mendapatkan advis planning, keterangan
persyaratan bangunan dan lingkungan, dan IMB pendahuluan dari
Pemerintah Daerah Setempat.

c. Membuat pengembangan rancangan teknis seperti : rencana arsitektur,


struktur, dan utilitas secara lengkap beserta prasarananya termasuk
perhitungan sesuai Keperluannya, dan rencana perkiraan biaya.

d.Membuat rancangan gambar detail seperti : gambar detail arsitektur, detail


struktur, detail utilitas, menyusun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan membuat laporan akhir
perencanaan termasuk petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan
perawatannya.

e.Mengadakan pelelangan seperti : membuat PIHAK PERTAMA dalam menyusun


dokumen pelelangan, membantu panitia pelelangan dalam menyusun
program dan pelaksanaan pelelangan, Aanwijzing, evaluasi penawaran dan
menyusun kembali dokumen lelang bilamana terjadi lelang ulang.

f. Mengadakan pengawasan berkala selama dalam pelaksanaan konstruksi fisik


dan membuat laporan pengawasan berkala.

g.Memeriksa dan mengesahkan gambar-gambar yang sesuai dengan


pelaksanaan di lapangan (As-Built Drawing).

h.Kekurangan informasi dan kesalahan menterjemahkan informasi adalah


sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
Pasal 2
DASAR PERJANJIAN DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 diatas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
atas dasar referensi-referensi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
perjanjian ini yaitu :

a. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) ……………………………


Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

b. Surat Penawaran Harga (SPH)


Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

c. Surat Usulan Penetapan Penyedia Jasa Konsultan Perencana.


Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

d. Surat Penetapan Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan Konstruksi


Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan


Konstruksi
Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….

2. Dasar spesifikasi teknis dan non teknis dan non teknis pelaksanaan pekerjaan
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam perjanjian ini yaitu :
a. Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-Undang Nomor : 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
c. Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 2003 Tentang Bangunan Gedung
d. Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2002 tanggal Tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
e. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan barang/ Jasa Pemerintah.
f. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor :
332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara.
g. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 339/KPTS/M/2002
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengguna Jasa Konstruksi dalam Instansi
Pemerintah.
h. Peraturan Beton Indonesia 1971.
i. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PPKI Tahun 1961.
j. Peraturan Bangunan Baja Indonesia (PBBI) Tahun 1984.
k. Peraturan Pembebanan Baja Indonesia PPI-RI-18-1997.
l. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1997.
m. Pedoman Plumbing Instalasi Listrik Tahun 1997.
n. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) Tahun 1982.
o. Peraturan Pembangunan dari Pemerintah Daerah Setempat.
p. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung antara lain :

i. SNI 03-3990-1995 tentang Tatacara Instalasi Penangkal petir untuk


bangunan.

ii. SNI-0255-1987 D tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987.

iii. SNI 03-1727- 1989 tentang Tatacara Perencanaan Pembebanan untuk


Rumah dan Gedung.

iv. SNI 03-1729-1989 tentang Tatacara perencanaan Baja untuk gedung.

v. SNI 03-1736-1989 Tentang Tatacara Perencanaan Struktur Bangunan


untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Gedung.

vi. SNI 03-2410-1989 tentang Tatacara Pengecatan Dinding Tembok


dengan cat emulsi.

vii. SNI 03-2847-1992 tentang Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk


Bangunan Gedung.

q. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan perencanaan yang ditetapkan.

r. Petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA yang
masih sesuai dengan lingkup tanggung jawab dan kewajiban PIHAK KEDUA
tersebut dalam pasal 3 perjanjian ini.

s. Selain ketentuan tersebut diatas juga terikat kepada peraturan tentang


bangunan lainnya yang berlaku.

Pasal 3
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

1. Pekerjaan Perencanaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus


mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Surat Perjanjian ini.

2. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan,


keahlian dan pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan
perencanaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan ketentuan –
ketentuan dalam Surat Perjanjian ini.

3. Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini dan
ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan merupakan tanggung jawab PIHAK
KEDUA.

4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan tugas seluruhnya atau sebagian


tugas yang diterima dari PIHAK PERTAMA kepada Pihak lain, kecuali dengan
persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.

5. PIHAK KEDUA harus bersedia memberikan cetakan-cetakan yang merupakan


hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakannya kepada PIHAK PERTAMA apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan dengan biaya dari PIHAK KEDUA.

6. PIHAK KEDUA beserta personalianya tidak dibenarkan baik langsung maupun


tidak langsung turut serta baik sebagai sub kontraktor maupun pemasok bahan
bangunan dari kegiatan ini dan juga tidak dibenarkan merangkap sebagai
Konsultan Manajemen Konstruksi.

7. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kebenaran perencanaan yang


dihasilkannya dan segala kesalahan-kesalahan perencanaan yang baru diketahui
pada waktu pelaksanaan dan pasca konstruksi, maka PIHAK KEDUA bertanggung
jawab atas kerugian PIHAK PERTAMA, sebagai akibat kesalahan perencanaan
tersebut.

8. Kelancaran pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan


sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

9. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan pasal 1609 KUH,
Perdata.

Pasal 4
HASIL PEKERJAAN PERENCANAAN

Hasil pekerjaan perencanaan oleh PIHAK KEDUA yang harus disampaikan kepada PIHAK
PERTAMA dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga), setidak-tidaknya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Konsep Rancangan Teknis.
a. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
b. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi
hubungan ruang, dll.
c. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah
sederhana, keterangan rencana kota, dll.

2. Tahap Pra-rancangan Teknis


a. Gambar-gambar rencana tapak
b. Gambar-gambar pra-rencana bangunan
c. Perkiraan biaya pembangunan
d. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
e. Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempat.
f. Gambar perspektif dan maket (sepanjang diwajibkan).

3. Tahap Pengembangan Rancangan.


a. Gambar Pengembangan rencana arsitektur, struktur utilitas.
b. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan
c. Draf rencana anggaran biaya
d. Draf rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

4. Tahap Rancangan Gambar Detail


a. Gambar rencana teknis bangunan lengkap
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
c. Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ)

d. Rencana anggaran biaya (RAB)


e. Laporan perencanaan arsitektur, struktur, lengkap dengan perhitungan yang
diperlukan.

5. Tahap Pelelangan
a. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan
b. Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan peralatan /
perlengkapan /bangunan (bila ada).

6. Tahap Pengawasan Berkala

Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PERENCANAAN

1. Pekerjaan yang tercantum dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini harus diselesaikan
tahap demi tahap, setelah mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.

2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaan sampai dengan penyerahan


dokumen pelelangan sebagaimana disebut dalam pasal 4 ayat 1,2,3 dan 4
Perjanjian ini ditetapkan selama 15 (lima belas) hari kalender terhitung sejak
tanggal Surat Perintah Pelaksanaan Pekerjaan ditanda tangani di atas material
dan disetujui oleh Penyedia Jasa Konsultan Perencana.

3. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan tersebut dalam ayat 2 dan 3 pasal ini tidak
dapat diubah oleh PIHAK KEDUA kecuali adanya keadaan memaksa seperti diatur
dalam Pasal 14 Surat Perjanjian ini, atau adanya perintah perubahan tugas
pekerjaan dari PIHAK PERTAMA secara tertulis, yang mengakibatkan terdapat
perpanjangan/ penambahan waktu penyelesaian pekerjaan dan diatur dalam
perjanjian tambahan (addendum).

4. Hasil pekerjaan perencanaan sampai mencapai prestasi 100% sebagaimana


disebut dalam pasal 4 ayat 6 Surat Perjanjian ini paling lambat harus sudah
selesai dan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kalender terhitung setelah tanggal dilaksanakan Serah
Terima Pertama Pekerjaan pelaksanaan fisik dari Kontraktor Pelaksana kepada
PIHAK PERTAMA.

Pasal 6
BIAYA PEKERJAAN PERENCANAAN

1. Jumlah biaya perencanaan tersebut dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini adalah
sebesar Rp. ……..…….. (……………………………………………….
………………………………), merupakan biaya yang pasti dan tetap (Lumpsum Fixed
Price) yang dibebankan pada DIPA ………………………. ……………………….. Tahun
Anggaran ……. Nomor : …………………… tanggal 31 Desember ……….. Nomor
Kode Fungsi, Fungsi, Program, kegiatan, Sub Kegiatan,
………………………………………………………….

2. Dalam Jumlah biaya pekerjaan perencanaan tersebut diatas sudah termasuk


segala pengeluaran beserta pajak-pajak, bea materai dan biaya-biaya lainnya
yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

Pasal 7
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran biaya pekerjaan perencanaan dalam pasal 6 Surat Perjanjian ini


dilaksanakan secara terhadap sesuai dengan prestasi pekerjaan perencanaan yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pembayaran tahap kesatu sebesar 25% dari jumlah biaya perencanaan yakni
sejumlah Rp. …………… (………………………………………………..
…………………………) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan perencanan
mencapai 25%, yaitu PIHAK KEDUA sudah menyelesaikan Tahap Konsep
Rancangan teknis dan Tahap Pra-Rancangan teknis, dan telah diterima dengan
baik oleh PIHAK PERTAMA.

2. Pembayaran tahap kedua sebesar 25% dari jumlah biaya perencanaan yakni
sejumlah Rp. …………… (………………………………………………..
…………………………) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan perencanaan
mencapai 50%, yaitu PIHAK KEDUA sudah menyelesaikan tahapan pekerjaan
sampai dengan Tahap Pengembangan Rancangan dan telah diterima dengan baik
oleh PIHAK PERTAMA.
3. Pembayaran tahap ketiga sebesar 30% dari jumlah biaya perencanaan yakni
sejumlah Rp. …………… (………………………………………………..
…………………………) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan perencanaan
mencapai 80%, yaitu PIHAK KEDUA sudah menyelesaikan tahapan pekerjaan
sampai dengan Tahap Rancangan Gambar Detail dan telah diterima dengan baik
oleh PIHAK PERTAMA.

4. Pembayaran tahap keempat sebesar 5% dari jumlah biaya perencanaan yakni


sejumlah Rp. ……….. (……………………) dibayarkan ÿÿtelah prestasi pekerjaan
perencanaan mencapai 85%, yaitu PIHAK PERTAMA sudah menunjuk Kontraktor
Pelaksana dan PIHAK KEDUA telah menyelesaikan pekerjaan pada Tahap
Pelelangan serta diterima baik oleh PIHAK PERTAMA.

5. Pembayaran tahap kelima/terakhir 15% dari jumlah biaya pekerjaan perencanaan


yakni sejumlah Rp. ……………(dengan huruf) dibayarkan setelah prestasi
pekerjaan pelaksanaan mencapai 100%, yaitu dilaksanakan Serah Terima
Pertama Pekerjaan Konstruksi Fisik dari kontraktor Pelaksana Kepada PIHAK
PERTAMA, dan PIHAK KEDUA telah menyerahkan seluruh hasil tugas dan
tanggung jawabnya sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 ayat 1, 2, 3, 4, 5 dan
6 Surat Perjanjian ini kepada PIHAK PERTAMA.

6. Tahap-tahap pembayaran tersebut diatas dinyatakan dalam berita acara


kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran yang disetujui dan ditanda
tangani oleh kedua belah pihak melalui KPPN/Kas Daerah …….dan disalurkan ke
Rekening PIHAK KEDUA pada Bank …………………………. ………………………………..
Nomor : ………………. .

Pasal 8
BEBAN BIAYA DAN PAJAK

Segala pengeluaran biaya sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian ini


termasuk biaya materai tempel Rp.6.000,- (enam ribu rupiah) dibebankan
kepada PIHAK KEDUA.

Segala pajak-pajak sehubungan pekerjaan perencanaan ini ditanggung oleh PIHAK


KEDUA, dan dilunasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 9
TENAGA KERJA DAN UPAH

Agar pekerjaan perencanaan berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA


diwajibkan menggunakan bentuk organisasi dan menyediakan tenaga kerja yang
cukup jumlah, keahlian serta ketrampilannya sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK PERTAMA sebagai akibat
perbuatan orang-orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA, sehubungan
dengan pekerjaan perencanaan ini.

Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
perencanaan ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 10
PELAKSANAAN PIHAK KEDUA

Di tempat pekerjaan perencana PIHAK KEDUA harus menyediakan tenaga-tenaga ahli


untuk menyelesaikan pekerjaan yang sesuai dengan tugas-tugas tercantum
dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini.

Untuk setiap tahapan pekerjaan perencanaan harus ada wakil PIHAK KEDUA yang
ditunjuk sebagai penanggung jawab pekerjaan, yang mempunyai wewenang
/kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA, dan dapat
menerima/memberikan/memutuskan segala petunjuk yang diberikan oleh PIHAK
PERTAMA.

Penunjukan Penanggung Jawab Pekerjaan, yang dilampiri dengan Curriculum Vitae


yang bersangkutan, harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA secara
tertulis.

Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, penanggung jawab pekerjaan yang


ditunjuk PIHAK KEDUA tidak memenuhi syarat, maka PIHAK PERTAMA
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA harus
segera mengganti dengan petugas/tenaga ahli lain yang memenuhi persyaratan
yang diminta oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 11
SANKSI DAN DENDA

Jika PIHAK KEDUA terlambat menyelesaikan pekerjaan perencanaan dalam batas waktu
yang telah ditetapkan dalam Pasal 5 Surat Perjanjian ini akibat kelalaian PIHAK
KEDUA, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu permil) dari
biaya pekerjaan perencanaan untuk setiap hari kelambatan penyelesaian
pekerjaan.

Jika PIHAK KEDUA melalaikan ketentuan dalam Surat Perjanjian ini dan telah mendapat
peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dari PIHAK PERTAMA, tetapi PIHAK
KEDUA tidak juga memperbaiki kelalaian PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar
1% (satu persen) dari biaya perencanaan, dengan ketentuan PIHAK KEDUA tetap
bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan/kelalaian yang diperingatkan
tersebut.
Maksimum denda kumulatif ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari jumlah biaya
pekerjaan perencanaan.

Apabila terbukti bahwa pelaksanaan pekerjaan perencanaan bertentangan dengan


Surat Perjanjian ini dan mengakibatkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA, maka
PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut.

Jika PIHAK KEDUA tidak melaksanakan ketentuan tersebut dalam Pasal 9 ayat 1
perjanjian ini baik dalam bentuk organisasi, jumlah dan kualifikasi tenaga ahli
yang telah ditetapkan, maka PIHAK KEDUA setuju diberi imbalan biaya/jasa
sebesar perhitungan yang nyata-nyata digunakan dalam melaksanakan tugas
tersebut.

Denda-denda tersebut dalam pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban


pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PERUBAHAN TUGAS PEKERJAAN

Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan dalam bagian pekerjaan perencanaan


tersebut dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini, maka pada saat itu pula PIHAK
PERTAMA bersama-sama dengan PIHAK KEDUA mengadakan penilaian terhadap
bagian pekerjaan yang telah dilakukan PIHAK KEDUA.

Biaya Perencanaan bagian-bagian pekerjaan yang telah disahkan dan diterima dengan
baik oleh PIHAK PERTAMA, akan dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA.

Pasal 13
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)

Yang dimaksud “keadaan kahar” dalam perjanjian ini adalah suatu keadaan yang
terjadi di luar kehendak para pihak sehingga pekerjaan/jasa yang telah
ditentukan dalam kontrak.

Yang digolongkan keadaan kahar adalah :


Peperangan
Kerusuhan
Revolusi
Bencana alam : banjir, gempa bumi, badai, gunung, meletus, tanah
longsor, wabah penyakit, dan angin topan.
Pemogokan;
Kebakaran;
Gangguan, industri lainnya;

Apabila terjadi “keadaan kahar”, maka :


PIHAK PERTAMA menyatakan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA bahwa
telah terjadi “keadaan memaksa”.

Apabila selama 3 (tiga) hari sejak terjadinya keadaan memaksa PIHAK


PERTAMA tidak membuat pernyataan tersebut ayat 2a pasal ini, maka
PIHAK KEDUA berhak mengajukan keadaan tersebut kepada PIHAK
PERTAMA untuk mendapat persetujuan tertulis.

Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK


KEDUA kepada PIHAK PERTAMA tentang “keadaan kahar” tersebut, PIHAK
PERTAMA tidak memberikan jawaban, maka PIHAK PERTAMA dianggap
menyetujui terjadinya “keadaan kahar” tersebut.

PIHAK KEDUA wajib mengamankan lapangan dan segera menghentikan


seluruh kegiatan pekerjaan setelah menerima pernyataan/persetujuan
tertulis tentang keadaan kahar dari PIHAK PERTAMA.

PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat keadaan


kahar, setelah diperiksa oleh PIHAK PERTAMA.

Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan setelah


dilakukan perhitungan, dan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan kewajiban
keuangan kepada para pegawai dan tenaga ahli yang dipekerjakan oleh
PIHAK KEDUA.

Apabila “keadaan kahar” itu ditolak oleh PIHAK PERTAMA maka berlaku ketentuan-
ketentuan Pasal 5, Pasal 11, Pasal 14 Surat Perjanjian ini.

Pasal 14
PEMUTUSAN PERJANJIAN

PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa menggunakan
ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata setelah
PIHAK PERTAMA memberikan peringatan / teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut –
turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkan dalam hal :

PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas perencanaan sebagaimana mestinya


yang dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 4 Surat Perjanjian ini.

Jangka waktu yang ditetapkan dalam Pasal 5 ayat 2 Surat Perjanjian ini tidak
ditepati, karena kelalaian PIHAK KEDUA.

Dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Perintah Kerja tidak atau
belum memulai melaksanakan pekerjaan perencanaan sebagaimana diatur
dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini.
Dalam waktu satu bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan
perencanaan yang telah dimulainya.

Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat


penyelesaian pekerjaan perencanaan ini.

PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh


PIHAK PERTAMA.

PIHAK KEDUA memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat
merugikan PIHAK PERTAMA sehubungan dengan pekerjaan perencanaan.

Denda kumulatif telah mencapai 5% (lima persen) dari jumlah biaya pekerjaan
perencanaan, seperti dalam pasal 11 ayat 3 perjanjian ini.

Jika terjadi Pemutusan perjanjian perencanaan ini, maka PIHAK PERTAMA dapat
menujuk Konsultan Perencana lain untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersebut
dalam pasal 1 diatas, atas biaya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

Dalam hal adanya Pemutusan perjanjian karena salah satu atau beberapa alasan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, maka PIHAK KEDUA tidak berhak
menuntut ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA, tetapi berhak atas pembayaran
prestasi dengan memperhitungkan nilai hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan,
serta kegunaan bagi negara.

Selain yang tersebut dalam ayat 1 pasal ini, maka perjanjian ini hanya dapat
dibatalkan dengan persetujuan tertulis dari kedua belah pihak.

Pasal 15
JAMINAN HUKUM ATAS HASIL PEKERJAAN

PIHAK KEDUA menjamin bahwa semua hasil pekerjaan PIHAK KEDUA yang diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA tidak melanggar hak patent atau hak lain yang dimiliki
oleh Pihak Ketiga.

Jika terjadi klaim atau tuntutan lainnya sehubungan dengan hal tersebut ayat (1) Pasal
ini, PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan apapun
dan di manapun yang mungkin timbul serta PIHAK KEDUA dengan ini
menyatakan akan mengambil segala tindakan hukum yang perlu termasuk
mewakili ke depan pengadilan.

Pasal 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.
Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan
diselesaikan oleh suatu “Panitia Pendamai” yang berfungsi sebagai juri/wasit,
yang dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak, dan terdiri dari 3 (tiga)
orang yaitu :

Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota.


Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota, dan
Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah
Pihak.

Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya penyelesaian
perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul secara bersama.

Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh salah
satu pihak atau kedua belah pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui
Pengadilan Negeri.

Pasal 17
TEMPAT KEDUDUKAN

Untuk pelaksanaan perjanjian perencanaan ini, beserta segala akibat hukumnya, kedua
belah pihak telah tempat kedudukan (Domisili) yang tetap dan sah di Kantor
Pengadilan Negeri ………………………...

Pasal 18
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut
dalam Surat Perjanjian Tambahan (Addendum) dan merupakan perjanjian yang
tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.
Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 8 (delapan) bermaterai cukup, dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama masing-masing untuk PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA serta kepada Pihak-pihak lain yang berkepentingan dan ada
hubungannya dengan pekerjaan perencanaan ini.

Surat Perjanjian Pekerjaan Perencanaan ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di
………… pada hari dan tanggal tersebut di atas, dan dinyatakan berlaku sejak
diterbitkannya Surat Perintah Kerja dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Kop.…………………. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
…………………….. ……………………..
Direktur NIP :
SURAT PERINTAH KERJA
Nomor : …………………………..

Diperintah Kepada :

Nama Perusahaan : ………………………………


Alamat : ………………………………
NPWP Nomor : ………………………………
Rekening Pada Bank : ………………………………

Untuk melaksanakan :
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan …………………………………………….
………………………………….. Gedung Kantor dan …………………………………………….

Dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaan terhitung sejak tanggal
…………….sampai dengan dilakukannya serah terima pekerjaan konstruksi fisik
oleh Kontraktor Pelaksana.
Biaya Perencanaan ditetapkan sebesar Rp. …………….. (…………………
……………………………………………).
Dibebankan pada anggaran : DIPA …………………………………………… …………………
tanggal 31 Desember ….. Nomor Kode Fungsi, Sub Fungsi, Program, Sub
Kegiatan, MAK.
Cara Pembayaran : Diatur dalam Surat Perjanjian.

Catatan :
Tanpa hak mengajukan kenaikan harga.
Keterlambatan pekerjaan tanpa dapat membuktikan terjadi force majeure (hal-
hal diluar kekuasaan perusahaan) dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu
perseribu) untuk setiap hari keterlambatan dengan denda maksimum sebesar
5% (lima per seratus) dari harga pekerjaan.

Tempat/tgl………………………..
Menyetujui SPK ini PIHAK PERTAMA
…………………………. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

…………………….. ……………………..
Direktur NIP :
SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK)
PERENCANAAN

PEKERJAAN :
PRASARANA FISIK ........................................................
.............................................................................................

LOKASI :

Nomor :
Tanggal :

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan :

1. DIPA/DPA-SKPD Nomor ………………. Tanggal …………


2. Penetapan/Penunjukan dan Perintah Kerja Konsultan Perencana Nomor.......
tanggal ..................

dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu
Perjanjian Pekerjaan Perencanaan Prasarana Fisik ............. satu paket
di .............................dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum
dalam pasal-pasal dibawah ini :

Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut, yaitu untuk melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Prasarana Fisik
……………………satu paket di ………………………, dengan pedoman persyaratan yang
telah di tetapkan yang antara lain meliputi pekerjaan sebagai berikut :
Mengumpulkan data-data lapangan dan lingkungan , serta penyelidikan tanah
sederhana
Membuat rencana tapak, perencana dan melakukan penelitian dan pengujian
anggaran untuk pelaksanaan konstruksi
Membuat rencana lengkap: rencana arsitektur, rencana struktur, penjelasan-
penjelasan rencana, perhitungan-perhitungan struktur termasuk tahan gempa,
rencana dan perhitungan sistem data cahaya dan plumbing dalam bangunan.
Membuat gambar-gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat, rencana volume
dan biaya, program pelaksanaan dan rencana pelelangan.
Memberikan penjelasan-penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, menyusun
dokumen konstruksi dan memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan
perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi.

Pasal 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN PERENCANAAN

Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 di atas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atas
dasar referensi-referensi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini yaitu:

Pedoman Persyaratan /TOR (Pengarahan Penugasan dan Usulan Teknis/Biaya)


Pekerjaan Perencanaan yang telah ditetapkan.

Semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan administrasi teknis yang


tercantum dalam :
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
Algemene Voorwaarden Voor de Uitvoerin Bij Aameming Van Openbare Werken,
yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda Nomor
14571 (Khusus pasal-pasal yang masih berlaku).
Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 2004 beserta lampirannya.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 061/KPTS/1981.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang
Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
Surat Keputusan Bersama Bappenas dan Departemen Keuangan
Nomor: S - 42 / A / 2000
S-2262/D.2/05/2000
Tanggal 3 Mei 2000
Keputusan-Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor
332/KPTS/M/2002, tanggal 21 Agustus 2002.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) Tahun 1971 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1977 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.

Pasal 3
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti pedoman
persyaratan (Pengarahan Penugasan dan Usulan Teknis atau Biaya) yang telah
ditetapkan.

PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian


dan pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan perencanaan
sesuai dengan persyaratan (TOR) dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Semua tugas seperti diuraikan dalam pasal 1. Surat Perjanjian ini dan ketetapan
waktu penyelesaiannya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan tugas yang telah diterimanya dari
PIHAK PERTAMA kepada Pihak lain baik sebagian maupun seluruhnya kecuali atas
persetujuan PIHAK PERTAMA.

PIHAK KEDUA harus bersedia memberikan cetakan-cetakan dari dokumen


pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dengan
tanggungan biaya dari PIHAK PERTAMA.

PIHAK KEDUA beserta personalianya tidak dibenarkan langsung maupun tidak


langsung turut serta baik sebagai sub Kontraktor maupun sebagai leveransir dari
pekerjaan ini.

PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kebenaran perencanaan yang


dihasilkannya dan kesalahan-kesalahan perencanaan yang baru diketahui pada
masa pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.

Pasal 4
HASIL PEKERJAAN PERENCANAAN

Hasil pekerjaan perencanaan sesuai dengan Pedoman persyaratan yang antara lain
meliputi:
PIHAK KEDUA harus menyerahkan 12 (dua belas) exemplar dokumen Pelelangan
kepada PIHAK PERTAMA paling lambat tanggal ........ yang meliputi:
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) = 12 exemplar.
Gambar-gambar termasuk gambar detail = 12 exemplar.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) = 5 exemplar.
CD Copy dari gambar-gambar tersebut = I set.

Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan-pekerjaan yang tercantum dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini harus


diselesaikan tahap demi tahap, setelah mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA
dan Instansi yang berwenang.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai 100% tersebut dalam pasal 1
Surat Perjanjian ini ditetapkan selama 21 (dua puluh satu) hari kalender dihitung
sejak, tanggal………………………. sampai dengan tanggal …………………
Pasal 6
BIAYA PEKERJAAN PERENCANAAN

Jumlah biaya perencanaan tersebut dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini sebesar Rp.
………………(dengan huruf) yang dibebankan pada DIPA. Nomor: …………………;
tanggal 31 Desember 200… dan merupakan jumlah yang pasti (lumpsum fixed
price).
Dalam jumlah biaya Perencanaan tersebut diatas sudah termasuk segala
pengeluaran beserta pajak-pajak dan biaya-biaya lainnya yang dibayar oleh PIHAK
KEDUA sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Pasal 7
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran Pertama sebesar Rp. ...................... (…………………………………) yakni


sebesar 85% (delapan puluh lima persen) dari jumlah biaya Perencanaan setelah
prestasi mencapai 100% (seratus persen) dan dinyatakan dengan Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan Perencanaan dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan
Pejabat yang berwenang dari Dinas Pekerjaan Umum/Pejabat yang ditunjuk.

Pembayaran kedua sebesar Rp. ........................... (dengan huruf), yakni sebesar


15% (lima belas persen) dari jumlah biaya perencanaan setelah fisik Pekerjaan
Pelaksanaan mencapai 100% (seratus persen) dan dinyatakan dengan Berita Acara
Persetujuan Kemajuan Pekerjaan yang ditanda tangani oleh PIHAK PERTAMA dan
Pejabat yang berwenang dari Dinas Pekerjaan Umum/Pejabat yang ditunjuk
olehnya serta melampiri Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pelaksanaan.
Tahap-tahap pembayaran tersebut diatas dilakukan melalui Kantor Perbendaharaan
dan Kas Negara/Kas Daerah ………………….. , kepada PIHAK KEDUA yang
mempunyai rekening pada Bank…………………. Nomor Rekening ……………

Pasal 8.
TENAGA KERJA DAN UPAH

Agar Pekerjaan Perencanaan berjalan seperti yang telah ditetapkan, PIHAK KEDUA
harus menyediakan tenaga kerja yang cukup baik jumlah, keahlian dan
ketrampilannya.

Ongkos-ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan


tersebut ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 9
PELAKSANAAN PIHAK KEDUA

Di tempat pekerjaan perencanaan PIHAK KEDUA harus menyediakan tenaga-


tenaga ahli untuk menyelesaikan pekerjaan yang sesuai dengan tugas-tugas yang
tercantum dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini.

Untuk pekerjaan perencanaan berkala harus ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk
sebagai tenaga ahli yang mempunyai wewenang/kuasa penuh mewakili PIHAK
KEDUA dan dapat menerima/memberikan segala petunjuk dari PIHAK PERTAMA.

Penunjukkan tenaga ahli harus mendapat persetujuan dari PIHAK KEDUA.

Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA tenaga ahli yang ditunjuk oleh
PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan maka PIHAK PERTAMA.
akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA
segera mengganti dengan tenaga ahli lain yang mempunyai persyaratan tersebut.

PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas segala kerugian PIHAK PERTAMA
sebagai akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakan olehnya.

Pasal 10
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

Yang dimaksud dengan "Keadaan Memaksa" adalah peristiwa-peristiwa seperti


berikut:
Bencana Alam (gempa bumi, tanah longsor dan banjir).
Kebakaran.
Perang, huru-hara, pemberontakan, pemogokan dan epidemi.
Peraturan Pemerintah di bidang moneter yang pelaksanaannya diatur sesuai
dengan Keputusan Pemerintah.
Yang masing-masing mempunyai akibat langsung sehingga tertundanya
penyelesaian pekerjaan pemilihan ini.

Apabila terjadi "Keadaan Memaksa" PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara


tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas)
hari sejak terjadinya "Keadaan Memaksa" disertai bukti-bukti yang sah, demikian
juga pada waktu "Keadaan Memaksa" berakhir.

Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA menyetujui atau menolak secara tertulis


"Keadaan Memaksa" itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya
pemberitahuan tersebut..

Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA


kepada PIHAK PEKTAMA tentang "Keadaan Memaksa" tersebut PIHAK PERTAMA
tidak memberikan jawaban, maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui akibat
"Keadaan Memaksa" tersebut.

Bilamana "Keadaan Memaksa" itu ditolak oleh PIHAK PERTAMA maka berlaku
ketentuan-ketentuan pasal 3 ayat 3, pasal 5 ayat 2 dan pasal 12 atau pasal 14,
Surat perjanjian ini.

Pasal 11
PERUBAHAN TUGAS PEKERJAAN

Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan-perubahan dalam bagian Pekerjaan


Perencanaan tersebut dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini, maka pada saat itu pula
PIHAK PERTAMA bersama-sama PIHAK KEDUA mengadakan penilaian terhadap
bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA.

Biaya Perencanaan bagian-bagian pekerjaan yang telah disahkan dan diterima


dengan balk oleh PIHAK PERTAMA, maka akan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
SANKSI DAN DENDA

Jika PIHAK KEDUA setelah mendapat peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut
tidak mengindahkan tugas dan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam pasal
1,2,3,4 dan 9 Surat Perjanjian ini, maka setiap kali melakukan kelalaian, PIHAK
KEDUA wajib membayar denda kelalaian sebesar 2 0/00 (dua permil) dari biaya
Perencanaan.

Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan Pekerjaan Perencanaan sesuai


dengan jangka waktu yang, tercantum dalam pasal 5 Surat Perjanjian ini, maka
setiap kali melakukan kelalaian PIHAK KEDUA akan dikenakan denda untuk setiap
hari keterlambatan sebesar 10/00 (satu permil) dari biaya perencanaan sampai
sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari biaya Perencanaan
Denda-denda tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini akan diperhitungkan dengan
kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Jika terjadi perselisihan kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan
secara musyawarah

Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan
diselesaikan oleh "Panitia Arbitrase" yang dibentuk dan diangkat oleh kedua pihak.

Keputusan "Panitia Arbitrase" mengikat kedua belah pihak secara mutlak untuk
ditingkat pertama dan terakhir, serta tidak dapat diajukan banding.

Biaya penyelesaian untuk "Panitia Arbitrase" ditanggung secara bersama yang


sama besarnya.

Pasal 14.
PEMUTUSAN PERJANJIAN

PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa


menggunakan pasal-pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
apabila:
PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas sebagaimana tercantum dalam pasal
1 Surat Perjanjian ini.
Jika jangka waktu yang ditetapkan dalam pasal 5 ayat 2 Surat Perjanjian ini
tidak ditepati, sedangkan PIHAK PERTAMA telah memberikan peringatan secara
tertulis kepada PIHAK KEDUA 3 (tiga) kali berturut-turut dan tidak diindahkan
oleh PIHAK KEDUA.
Denda keterlambatan akibat kelalaian kerja PIHAK KEDUA telah mencapai 5%
(lima persen) dari biaya pekerjaan.

Jika terjadi pemutusan Perjanjian PIHAK PERTAMA dapat menunjuk Konsultan


Perencana lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Selain dari yang tersebut dalam ayat 1 pasal ini, maka Perjanjian ini hanya dapat
dibatalkan dengan Persetujuan tertulis dari kedua belah pihak
Pasal 15
BEA MATERAI DAN PAJAK

Biaya materai dari Surat Perjanjian ini serta pajak-pajak lainnya dibebankan kepada
PIHAK KEDUA, dan harus dilunasi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 16
TEMPAT KEDUDUKAN
Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan perjanjian ini. kedua belah pihak telah
memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan syah di Kantor Pengadilan Negeri
Denpasar.

Pasal 17
LAIN-LAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja (Kontrak) ini atau
perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh Kedua belah pihak akan diatur
lebih lanjut dalam Perjanjian Kerja Tambahan (Addendum) dan merupakan
perjanjian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja (kontrak) ini.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 12 (dua belas) bermeterai cukup yang sama
kuatnya untuk pihak-pihak yang bersangkutan serta ada hubungannya dengan
pekerjaan perencanaan ini.

Pasal 18
PENUTUP

Dengan ditandatanganinya Perjanjian ini oleh kedua belah pihak, maka seluruh
ketentuan yang tercantum, dalam dokumen-dokumen yang merupakan kesatuan
serta bagian yang tak terpisahkan dengan perjanjian ini, termasuk segala'
sanksinya mempunyai kekuatan mengikat dan berlaku sebagai Undang-undang
bagi kedua belah pihak, berdasarkan ketentuan dalam pasal 1338 ayat 1 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.

Dengan dan karena ketentuan ayat 1 dan ayat 2 tersebut, ketentuan pada pasal
1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak diberlakukan lagi dalam
perjanjian ini, apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajibannya.

Perjanjian Perencanaan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di ………pada


hari dan tanggal tersebut diatas dan dinyatakan berlaku sejak tanggal
ditandatangani Perjanjian ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Kop......... Pejabat Pembuat
Komitmen

Mengetahui :
Kuasa Pengguna Anggaran/Barang
Nb :
Contoh Surat Perjanjian ini bersumber
Dari pekerjaan Perencanaan prasarana
Fisik senilai Rp. 30 juta
SURAT PERINTAH KERJA
Nomor : ………………………………….
Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua
ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Dengan ini memerintahkan kepada :

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................
SIUJK : ..............................................
NPWP : 0000.000000.000000

Untuk melaksanakan Pekerjaan, Perencanaan Prasarana Fisik .................. yang meliputi


seperti tercantum dalam Surat Penawaran Harga No. ................... tanggal.....dan Berita
Acara Hasil Klarifikasi dan Negosiasi Nomor ......tanggal........

Dengan syarat-syarat/ ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Pengarahan Penugasan Kerangka Acuan


kerja (KAK) Pekerjaan Perencanaan dan Perubahannya yang tercantum dalam
berita acara penjelasan (aanwijzing).
2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaan di tetapkan sejak
dikeluarkannya surat perintah mulai kerja ini, selama 21 (dua puluh satu) hari
kalender dan pengawasan berkala sampai dengan serah terima I (Pertama)
pekerjaan konstruksi fisik.
3. Biaya perencanaan pekerjaan ini akan dibayarkan dari Penyediaan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) No........., tanggal 31 Desember 200.....
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perintah Mulai Kerja ini, akan diatur
lebih lanjut dalam Perjanjian Perencanaan.

Konsultan Perencana Pejabat Pembuat Komitmen

---------------------------
----------------------------------
SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK)
PERENCANAAN

PEKERJAAN :
PERENCANAAN PRASARANA FISIK ………….
………………………………………………………….
………………………………………………………….

LOKASI :
…………………………………………………………….

Nomor : …………………………………

Tanggal : …………………………………

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ............... tanggal ...............


tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan :

Penetapan/Penunjukan dan Perintah Kerja Konsultan Perencana


Nomor..................tanggal ..................
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat
untuk mengikat diri dalam suatu perjanjian pekerjaan perencanaan Prasarana
Fisik ................................................ dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana
tercantum dalam pasal-pasal tersebut dibawah ini :

Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut yaitu untuk melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Prasarana Fisik
…………………………………… satu paket ……………………………….., dengan pedoman
persyaratan yang telah ditetapkan yang antara lain meliputi pekerjaan sebagai
berikut :

1. Mengumpulkan data-data lapangan dan lingkungan, serta penyelidikan tanah


sederhana.
2. Membuat rencana tapak, perencana dan melakukan penelitian dan pengujian
anggaran untuk pelaksanaan konstruksi.
3. Membuat rencana lengkap : rencana arsitektur, rencana struktur, penjelasan-
penjelasan rencana, perhitungan-perhitungan struktur termasuk tahan gempa,
rencana dan perhitungan sistem data cahaya dan plumbing dalam bangunan.
4. Membuat gambar-gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat, rencana volume
dan biaya, program pelaksanaan dan rencana pelelangan.
5. Memberikan penjelasan-penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, menyusun
dokumen konstruksi dan memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan
perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi.

Pasal 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN PERENCANAAN

Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 diatas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atas
dasar referensi-referensi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.

1. Pedoman Persyaratan / TOR (pengarahan Penugasan dan Usulan Teknis / biaya)


Pekerjaan Perencanaan yang telah ditetapkan.

2. Semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan administrasi teknis yang


tercantum dalam :

a. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.


b. Aglemene Voorwaarden Voor de Uitvoerin Bij Aanneming Van Openbare
Werken, yang disahkan dengan Surat Keputusan pemerintah Hindia Belanda
Nomor 14571 (Khusus pasal-pasal yang masih berlaku).
c. Keputusan Presiden Nomor 61 Th. 2004 beserta lampirannya.
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 061/KPTS/1981
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang
Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
f. Surat Keputusan Bersama Bappenas dan Departemen Keuangan.
Nomor : S – 42 / A / 2000
A-2262/D.25/05/2000
g. Keputusan-keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor
332/KPTS/M/2002, tanggal 21 Agustus 2002.
h. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) tahun 1971 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.
i. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.
j. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.
Pasal 3
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti pedoman
persyaratan (Pengarahan Penugasan dan Usulan Teknis atau Biaya) yang telah
ditetapkan.

2. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan,


keahlian dan pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan
perencanaan sesuai dengan persyaratan (TOR) dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku.
3. Semua tugas seperti diuraikan dalam pasal 1. Surat Perjanjian ini dan
ketetapan waktu penyelesaiannya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan tugas yang telah diterimanya dari
PIHAK PERTAMA kepada Pihak lain baik sebagian maupun seluruhnya kecuali atas
persetujuan PIHAK PERTAMA.

5. PIHAK KEDUA harus bersedia memberikan cetakan-cetakan dari dokumen


pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dengan
tanggungan biaya dari PIHAK PERTAMA.

6. PIHAK KEDUA beserta personalianya tidak dibenarkan langsung maupun tidak


langsung turut serta baik sebagai sub Kontraktor maupun sebagai levaransi dari
proyek ini.

7. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kebenaran perencanaan yang


dihasilkannya dan kesalahan-kesalahan perencanaan yang baru diketahui pada
masa pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.

Pasal 4
HASIL PEKERJAAN PERENCANAAN

Hasil pekerjaan perencanaan sesuai dengan Pedoman persyaratan yang antara lain
meliputi:
1. PIHAK KEDUA harus menyerahkan 12 (dua belas) exemplar dokumen Pelelangan
kepada PIHAK PERTAMA paling lambat tanggal ......yang meliputi:
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) = 12 exemplar.
2. Gambar-gambar termasuk gambar detail = 12 exemplar.
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) = 5 exemplar.
4.CD Copy dari gambar-gambar tersebut = 1 set.

Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan-pekerjaan yang tercantum dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini harus


diselesaikan tahap demi tahap, setelah mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA
dan Instansi yang berwenang.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai 100% tersebut dalam pasal I Surat
Perjanjian ini ditetapkan selama 21 (Dua puluh satu) hari kalender dihitung sejak
tanggal …………………… Sampai dengan tanggal ………………….

Pasal 6
BIAYA PEKERJAAN PERENCANAAN

1. Jumlah biaya perencanaan tersebut dalam pasal I Surat Perjanjian ini sebesar
Rp. ………………………. (dengan huruf), yang dibebankan pada DIPA Nomor:
………………………., tanggal …………………… dan merupakan jumlah yang pasti
(lumpsum fixed price).

2. Dalam jumlah biaya Perencanaan tersebut diatas sudah termasuk segala


pengeluaran beserta pajak-pajak dan biaya-biaya lainnya yang dibayar oleh PIHAK
KEDUA sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Pasal 7
CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran Pertama sebesar Rp. ………………………………. (dengan huruf ),


yakni sebesar 85% (delapan puluh lima persen) dari jumlah biaya Perencanaan
setelah prestasi mencapai 100% (seratus persen) dan dinyatakan dengan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Perencanaan dan ditandatangani oleh PIHAK
PERTAMA dan Pejabat yang berwenang dari Dinas Pekerjaan Umum/Pejabat yang
ditunjuk.

2. Pembayaran kedua sebesar Rp. Rp. ………………………………. (dengan huruf),


yakni. sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah biaya perencanaan setelah
pisik Pekerjaan Pelaksanaan mencapai 100% (seratus persen) dan dinyatakan
dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan Pekerjaan yang ditanda tangani oleh
PIHAK PERTAMA dan Pejabat yang berwenang dari Dinas Pekerjaan Umum/Pejabat
yang ditunjuk olehnya serta melampiri Berita Acara Serah Terima I Pekerjaan
Pelaksanaan.
3. Tahap-tahap pembayaran tersebut diatas dilakukan melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN)/Kas Daerah………., kepada PIHAK KEDUA yang
mempunyai rekening pada Bank ………….. Nomor Rekening: 00.000000

Pasal 8
TENAGA KERJA DAN UPAH

2. Agar Pekerjaan Perencanaan berjalan seperti yang telah ditetapkan, PIHAK


KEDUA harus menyediakan tenaga kerja yang cukup, baik jumlah, keahlian dan
ketrampilannya.

3. Ongkos-ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan


perencanaan tersebut ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 9
PELAKSANAAN PIHAK KEDUA

1. Ditempat pekerjaan perencanaan PIHAK KEDUA harus menyediakan tenaga-tenaga


ahli untuk menyelesaikan pekerjaan yang sesuai dengan tugas-tugas yang
tercantum dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini.

2. Untuk setiap tahapan pekerjaan perencanaan harus ada wakil PIHAK KEDUA
yang ditunjuk sebagai penanggungjawab pekerjaan yang mempunyai
wewenang/kuasa penuh mewakili PIHAK KEDUA dan dapat
menerima/memberikan segala petunjuk kepada PIHAK PERTAMA.

3. Penunjukan penanggung jawab pekerjaan, dilampiri dengan Curriculum Vitae


yang bersangkutan dan harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA secara
tertulis.

4. Apabila menurut PIHAK PERTAMA, penanggung jawab pekerjaan yang ditunjuk


PIHAK KEDUA tidak memenuhi syarat, maka PIHAK PERTAMA memberitahukan
secara tertulis kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA harus segera mengganti
dengan petugas/tenaga ahli lain yang memenuhi persyaratan yang diminta
PIHAK PERTAMA.

Pasal 10
SANKSI

1. Apabila pekerjaan tidak dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tepat pada waktu yang
telah ditentukan pada pasal 4, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi berupa denda
1 0 00 (satu perseribu) dari harga borongan untuk setiap hari keterlambatan dan
setinggi-tingginya 5% (lima persen) dari harga borongan seluruhnya, kecuali
apabila waktu penyerahan diperpanjang karena alasan-alasan yang dapat diterima
oleh PIHAK PERTAMA.

2. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan Pekerjaan perencanaan sesuai


dengan jangka waktu yang tercantum dalam pasal 5 Surat Perjanjian ini, maka
setiap kali melakukan kelalaian, PIHAK KEDUA maka untuk setiap hart
keterlambatan sebesar 20/00 (dua permil) dari biaya perencanaan sampai
sebanyak-banyaknya 10% (sepuluh persen) dari biaya perencanaan.

3. Denda-denda tersebut dalam ayat I dan 2 pasal ini akan diperhitungkan dengan
kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 11
PERUBAHAN TUGAS PEKERJAAN

1. Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan dalam bagian pekerjaan perencanaan


tersebut dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini, maka pada saat itu pula PIHAK PERTAMA
bersama-sama dengan PIHAK KEDUA mengadakan penilaian terhadap bagian
pekerjaan

2. Biaya Perencanaan bagian-bagian pekerjaan yang telah disahkan dan diterima


dengan baik oleh PIHAK PERTAMA, akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA.

Pasal 12
KEADAAN KAHAR

Keadaan kahar merupakan suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehingga penyerahan barang yang telah ditentukan
dalam kontrak tidak dipenuhi. Keadaan kahar tersebut adalah peperangan,
kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran dan gangguan industri
lainnya. Atas keterlambatan penyerahan barang akibat tersebut diatas, maka
pembayaran tidak dikenakan sanksi (denda)

Apabila terjadi keadaan kahar PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA saling
memberitahukan keadaan tersebut dan disepakati kedua belah pihak bahwa
keadaan tersebut termasuk keadaan kahar.

Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Jika terjadi perselisihan kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan
secara musyawarah.

2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan
diselesaikan oleh "Panitia Arbitrase" yang dibentuk dan diangkat oleh kedua pihak.

3. Keputusan "Panitia Arbitrase" mengikat kedua belah pihak secara mutlak untuk
ditingkat pertama dan terakhir, serta tidak dapat diajukan banding.

4. Biaya penyelesaian untuk "Panitia Arbitrase" ditanggung secara bersama


yang sama besarnya.

Pasal 14
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa


menggunakan pasal-pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum perdata,
apabila:

a. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas sebagaimana tercantum dalam Pasal


I Surat Perjanjian ini.
b. Jika jangka waktu yang ditetapkan dalam pasal 5 ayat 2 Surat Perjanjian ini
tidak ditepati, sedangkan PIHAK PERTAMA telah memberikan peringatan
secara tertulis kepada PIHAK KEDUA 3 (tiga) kali berturut-turut dan tidak
diindahkan oleh PIHAK KEDUA.
c. Denda keterlambatan akibat kelalaian kerja PIHAK KEDUA telah
mencapai 10% (sepuluh persen) dari biaya pekerjaan.

2. Jika terjadi Pemutusan perjanjian PIHAK PERTAMA dapat menunjuk Konsultan


Perencana lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

3. Selain dari yang tersebut dalam ayat 1 pasal ini, maka Perjanjian ini hanya dapat
dibatalkan dengan Persetujuan tertulis dari kedua belah pihak

Pasal 15
BEA MATERAI DAN PAJAK

Biaya materai dari Surat Perjanjian ini serta pajak-pajak lainnya dibebankan kepada
PIHAK KEDUA, dan harus dilunasi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 16
TEMPAT KEDUDUKAN

Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan perjanjian ini, kedua belah pihak telah
memilih tempat kedudukan (domisili) yang tempatnya sah di Kantor
Pengadilan .......................

Pasal 17
LAIN-LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja (Kontrak) ini atau
perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh Kedua belah pihak akan diatur
lebih lanjut dalam Perjanjian Kerja Tambahan (Addendum) dan merupakan
perjanjian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja (kontrak) ini.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 12 (dua belas) bermeterai cukup yang sama
kuatnya untuk pihak-pihak yang bersangkutan serta ada hubungannya dengan
pekerjaan perencanaan ini.

Pasal 18
PENUTUP

1. Dengan ditandatanganinya Perjanjian ini oleh kedua belah pihak, maka


seluruh ketentuan yang tercantum, dalam dokumen-dokumen yang merupakan
kesatuan serta bagian yang tak terpisahkan dengan perjanjian ini, termasuk
segala sanksinya mempunyai kekuatan mengikat dan berlaku sebagai Undang-
undang bagi kedua belah pihak, berdasarkan ketentuan dalam pasal 1338 ayat 1
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2. Dengan dan karena ketentuan ayat 1 dan ayat 2 tersebut, ketentuan pada
pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak diberlakukan lagi dalam
perjanjian ini,

3. Perjanjian Perencanaan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada
hari dan tanggal tersebut diatas dan dinyatakan berlaku sejak tanggal
ditandatangani Perjanjian ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Kop....... Pejabat Pembuat
Komitmen...

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP

Mengetahui,
Kuasa Pengguna Anggaran.....

Nama
NIP
SURAT PERINTAH MULAI KERJA
Nomor : …………………………….

Pada hari ini .............. tanggal....................bulan................tahun dua ribu ................,


kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
NIP :
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen ................
Alamat : ...........................................................

Berdasarkan Surat Perjanjian/Kontrak Nomor : ..............tanggal ............., dengan ini


memerintahkan kepada :

Nama :
Jabatan : Direktur PT/CV/Firma/Koperasi......
Alamat :

Untuk melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Prasarana Fisik ............. (Pembangunan


Gedung Kantor) Satu Paket di .......................
Yang meliputi pekerjaan seperti tercantum dalam Surat Penawaran Harga No:
………………………….. tanggal ………………………. dan Berita Acara Hasil Klarifikasi dan
Negosiasi No. …………………………………, tanggal ……………………… dengan harga
borongan sebesar Rp. …………………………..(dengan huruf).

Dengan syarat-syarat/ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Pengarahan Penugasan Kerangka Acuan


Kerja (KAK) Pekerjaan Perencanaan dan Perubahannya yang tercantum dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaan ditetapkan sejak


dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja ini, selama 21 (dua puluh satu) hari
kalender dan pengawasan berkala sampai dengan Serah Terima I (Pertama)
pekerjaan konstruksi fisik.

3. Biaya perencanaan pekerjaan ini akan dibayarkan dari Penyediaan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran DIPA No. ………………………………………., tanggal
…………………………………

4. Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat Perintah Mulai Kerja ini, akan diatur
lebih lanjut dalam Perjanjian Perencanaan yang dibuat kemudian yang merupakan
addendum dari surat perjanjian ini.

5. Demikian untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Kop....... Pejabat Pembuat
Komitmen......

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
IV
CONTOH
SURAT PERJANJIAN (KONTRAK)
KONSULTAN PENGAWAS

SURAT PERINTAH KERJA


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
..................................................

Nomor :
Tanggal :

PEKERJAAN PENGAWASAN REHABILITASI SEDANG GEDUNG


................................................................................................

Berdasarkan surat penetapan penyedia jasa untuk konsultan pengawas nomor :


………………………. kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

MEMERINTAHKAN KEPADA :

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Untuk melakukan tugas pekerjaan pengawasan dengan ketentuan sebagai berikut :

Tugas Pekerjaan Pengawasan


Pekerjaan pengawasan yang akan di laksanakan adalah : pengawasan rehabilitasi
sedang Gedung……………………………………………………………….. tahun anggaran
…. Meliputi tugas- tugas sebagai berikut :
Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan di jalankan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan
Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi
Mengawasi pelaksanaan pemakaian konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan
laju pencapaian volume / realistik fisik.
Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk membantu memecah kan
persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi
Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala , memahami laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan dengan memasukkan hasil
rapat– rapat lapangan, laporan mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi
yang di buat oleh pemborong
Memeriksa berita acara Kemajuan Pekerjaan untuk Pembayaran Angsuran
Pemeliharaan Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pertama, dan Serah Terima
Kedua Pekerjaan Konstruksi
Meneliti gambar – gambar Pelaksanaan yang di ajukan pemborong
Menyusun daftar cacat-cacat/ kerusakan sebelum serah terima pertama
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan dan menyusun laporan
akhir pekerjaan pengawasan.

Biaya Pekerjaan Pengawasan


Besar biaya Pekerjaan Pengawasan adalah Rp ………………….(dengan huruf)
Yang merupakan jumlah yang tetap dan pasti (lumpsum fixed prtice) yang
dibebankan pada DIPA/DPA SKPD No……………… tanggal …………….
Jumlah biaya tersebut di atas sudah termasuk segala pengeluaran beserta
pajak-pajak, bea materai dan biaya-biaya lainnya yang harus dibayar oleh
PIHAK KEDUA sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Cara Pembayaran
Pembayaran tahap kesatu sebesar 90 % dari jumlah biaya Pengawasan sebesar
Rp..................... . (terbilang : ……………………………………………………) dibayarkan
setelah prestasi pekerjaan Konstruksi Fisik di lapangan mencapai 100 % dan PIHAK
KEDUA telah melaksanakan tugas pengawasan serta telah di terima oleh PIHAK
KESATU

Pembayaran tahap kedua sebesar 10 % dari jumlah biaya pengawasan yakni sejumlah
Rp. ,………………….. (terbilang ………………………………..) dibayarkan setelah masa
pemeliharaan berakhir (serah terima kedua pekerjaan konstruksi fisik) serta PIHAK
KEDUA telah menyerahkan hasil pekerjaan pengawasan. Pembayaran tahap ke dua
dapat dibayarkan meskipun masa pemeliharaannya belum berakhir dengan catatan
bahwa PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK KESATU jaminan pemeliharaan
yang diterbitkan Bank Pemerintah atau lembaga keuangan lain yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan sebesar Rp. ……..,- (terbilang : ………..) seperti yang diatur dalam
Keppres RI( no. 80 Tahun 2003 sebagaimana telah disempurnakan dengan Keppres RI
No. 61 tahun 2004.

Tahap-tahap pembayarantersebut diatas dinyatakan dalam Berita Acara Kemajuan


Pekerjaan untuk pembayaran angsuran yang di tanda tangani oleh kedua belah pihak
melalui KPPN/Kas Daerah…………. ke rekening PIHAK KEDUA pada Bank
…………………………. Nomor Rekening ……………………..

PERSYARATAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS


Daftar Isian Pelaksanaan Angsuran (DIPA ) : Nomor : …………………….
Tanggal………………………. Tahun anggaran…………………………….
Keputusan Prediden RI No.80 tahun 2003 sebagaimana telah di perbaharui
dengan keputusan presiden RI No. 64 tahun 2004 beserta petunjuk teknis
pelaksanaannya
Surat Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No.
322/KPTS/M/22002 tanggal 21 Agustus 2002.
Semua Ketentuan Dan Peraturan Serta Standar Nasional Indonesia

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan sampai selesai 100 % yang disebut dalam butir 1 Surat
Perintah Kerja ini terhitung mulai tanggal ……………….sampai dilaksanakan Serah
Terima Kedua Pekerjaan Konstruksi, dengan kewajiban bahwa PIHAK KEDUA harus
menyerahkan hasil pekerjaan pengawasannya kepada PIHAK KESATU.

SANKSI DAN DENDA


Jika PIHAK KEDUA melalaikan tugasnya dan telah mendapat peringatan tertulis
dari PIHAK KESATU 3 (Tiga) kali berturut-turut tetap tidak mengindahkan
kewajibannya, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda kelalaian sebesar 1 0/00
(satu permil) dari biaya pekerjaan Pengawasan dengan ketentuan bahwa,
PIHAK KEDUA tetap menyelesaikan kewajibannya.
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan tugas dan tanggung
jawabnya dalam batas waktu yang ditetapkan, maka untuk setiap hari
kelambatan PIHAK KEDUA wajib membayar denda kelambatan sebesar 3 0/00
(tiga permil) dari biaya pekerjaan Pengawasan.
Jumlah denda kumulatif maksimum ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen)
dari biaya pekerjaan Pengawasan

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Jika terjadi perselisihan di kemudian hari, maka perselisihan tersebut akan


diselesaikan secara musyawarah dan apabila tidak ada kesepakatan antara
keduanya, maka kedua belah pihak akan menyelesaikan dan memilih tempat
kedudukan yang sah dan tidak berubah pada Pengadilan Negeri setempat.
Surat Perintah Kerja (SPK) ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada hari
tanggal tersebut di dibawah ini dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA .

Ditetapkan : ……………………….
Tanggal : ………………………

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Konsultan Pengawas Pejabat Pembuat Komitmen

Di ketahui Oleh :
Kuasa Pengguna Anggaran

Lampiran Surat Perintah Kerja


Nomor : ...........................
Tanggal : ...........................

BIAYA LANGSUNG PERSONEL.

Kelompo Billing
No Kualifika Man Jumlah
Uraian tugas k Personil Rate
. si Month Rp)
keahlian (Rp)
1. Supervisor STM - Pengawa 1 1,70 1.850.00 3.145.0
Harian 10 s 0 00
2. Tenaga SMA - Operator 1 1,00 1.000.00 1.000.0
Adminis- 18 kompute 0 00
Trasi dan r
Opera-
Tor
Komputer
JUMLAH 4.145.0
00

BIAYA LANGSUNG NON PERSONEL

Harga Jumlah
No
Uraian Volume Banyaknya satuan Harga
.
(Rp) (Rp)
BIAYA
PENGGANDAAN
1 Laporan Mingguan 12 Minggu 3 Set 15.000 540.000
2 Laporan Bulanan 3 bulan 3 Set 47.200 424.800
3 BIAYA ATK 1 paket 800.000 800.000
Jumlah 1.764.800

1. BIAYA LANGSUNG PERSONIL Rp. 4.145.000,-


2. BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL Rp. 1.764.800,-
SUB TOTAL Rp. 5.909.980,-
PPN 10 % Rp. 590.980,-
TOTAL Rp. 6.500.780,-
DIBULATKAN Rp. 6.500.000,-

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Kop...... Pejabat Pembuat
Komitmen

SURAT PERJANJIAN
KEGIATAN PENGAWASAN
PEMBANGUNAN PRASARANA FISIK
.......................................................
Nomor :
Tanggal :

Pada hari ini, .......... tanggal ............. bulan .......... tahun Dua ribu ....... kami yang
bertanda tangan dibawah ini setuju mengadakan perjanjian pekerjaan pelaksanaan
pengawasan pembangunan Prasarana Fisik .....................................:

Antara

I. Nama : ..........................
NIP. : .........................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Kantor ...................
Alamat Kantor : .......................................................................

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala ....... Nomor ........ tanggal ........telah


ditetapkan selaku Pejabat Pembuat Komitmen Kantor ..................., dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia/Pemerintah
Daerah ........., yang selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai PIHAK
KESATU.

Dengan
II. Nama : .....................................
Jabatan : .....................................
Alamat Kantor : .....................................
Nama Badan Usaha : PT/CV/Firma/Kop...........

Sesuai dengan Akte Notaris Nomor ... tanggal .......... dan Akte Perubahan
terakhir Nomor .... tanggal .......... dari Notaris ..............., SH. Dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Kop............ , yang selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

dengan disetujui oleh dan di antara pihak-pihak tersebut, diadakanlah perjanjian


Pengawasan Pembangunan Fisik .......... dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana
tercantum dalam pasal-pasal sebagai berikut :

Pasal 1
TUGAS KEGIATAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas tersebut, yaitu untuk melaksanakan Kegiatan Pengawasan
Pembangunan Prasarana Fisik …………. Tugas pekerjaan yang akan dilaksanakan
oleh PIHAK KEDUA adalah sebagaimana yang tercantum dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK), seperti antara lain :
Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan
laju pencapaian volume/realisasi fisik.
Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk membantu memecahkan
persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-
rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi
yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
Memeriksa berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran,
pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua pekerjaan
konstruksi.
Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drawings) yang diajukan oleh
Kontraktor Pelaksana.
Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (As-Built Drawings)
sebelum serah terima pertama
Menyusun daftar cacat-cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan
akhir pekerjaan pengawasan.
Bersama Konsultan Perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan
penggunaan bangunan gedung.
Membantu PIHAK PERTAMA dalam menyusun dokumen pendaftaran gedung
sebagai bangunan gedung negara.

Pasal 2
DASAR PERJANJIAN DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 di atas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
atas dasar referensi-referensi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini, yaitu :
DIPA atau DPA-SKPD Kantor .................................
Nomor :
Tanggal : 31 Desember
Surat Penawaran Harga (SPH).
Nomor :
Tanggal :
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
Nomor :
Tanggal :

Dasar spesifikasi teknis dan non teknis pelaksanaan pekerjaan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam perjanjian ini yaitu :
Pasal-pasal yang masih berlaku dari Algemene Voorwarden voor de uitvoering
bij aaneming van open barewerken, yang disahkan dengan Surat Keputusan
Pemerintah Hindia Belanda Nomor : 9, tanggal 29 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara Nomor : 14571.
Peraturan Pembangunan dari Pemerintah Daerah setempat.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Keputusan Presiden Nomor : 80 Tahun 2003 beserta lampirannya.
Keputusan Menteri PU Nomor: 061/KPTS/1981, tentang Prosedur Pokok
Pengadaan Bangunan Gedung Negara.
Keputusan Menteri PU Nomor : 38/KPTS/1998 tentang Dokumen Lelang Standar
Pengadaan Jasa Pemborong.
SK Menteri Nomor : 332/KPTS/M/2002 tanggal 1 Agustus 2002, tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung, antara lain :
SNI03-3990-1995
Tentang Tata Cara Instalasi Penangkal Petir untuk Bangunan.
SNI 0255-1987 D
Tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987.
SNI 03-1727-1989
Tentang Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung.
SNI 03-1729-1989
Tentang Tata Cara Perencanaan Baja untuk Gedung,
SNI 03-1736-1989
Tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
SNI 03-2410-1989
Tentang Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan cat emulsi.
SNI 03-2847-1992
Tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.
Gambar-gambar (termasuk gambar-gambar detail) Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Pekerjaan (RKS) dengan semua perubahannya sesuai dengan Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan pengawasan yang ditetapkan.
Petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA yang masih.
sesuai dengan lingkup tanggung jawab dan kewajiban PIHAK KEDUA tersebut
dalam pasal 3 perjanjian ini.
Selain ketentuan tersebut di atas juga terikat kepada peraturan tentang bangunan
lainnya yang berlaku.

Pasal 3
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

Pekerjaan pengawasan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti
ketentuan yang tercantum dalam Surat Perjanjian ini.
PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian
dan pengalamannya yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan
pengawasan akan sesuai dengan Surat Perjanjian ini.
Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini dan
ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan merupakan tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan tugas yang diterima dari PIHAK
PERTAMA kepada pihak lain.
PIHAK KEDUA beserta personalianya tidak dibenarkan baik langsung ataupun tidak
langsung turut serta baik sebagai sub Kontraktor maupun pemasok bahan dari
pekerjaan ini.
PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas segala kerugian PIHAK PERTAMA,
akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA sehubungan
dengan pekerjaan ini.
PIHAK KEDUA wajib melaksanakan periksa ulang semua dokumen teknis sesuai
keahliannya, dan memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA tentang kelainan yang
ditemukan dan mengusulkan cara penyelesaiannya sesuai standar dan ketentuan
serta peraturan yang berlaku.
Kelancaran pelaksanaan pembangunan yang berhubungan dengan pengawasan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan pasal 1609 KUH
Perdata.

Pasal 4
HASIL PEKERJAAN PENGAWASAN

Hasil pekerjaan pengawasan di samping harus sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja,
harus diserahkan kepada PIHAK PERTAMA minimal dalam rangkap 5 (lima), yang
masing-masing terdiri dari :
Buku harian. yang memuat semua kejadian, perintah/petunjuk yang penting dari
PIHAK PERTAMA, Kontraktor Pelaksana, dan PIHAK KEDUA.
Laporan harian, berisi keterangan tentang :
Tenaga kerja.
Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak.
Alat-alat.
Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan.
Waktu pelaksanaan pekerjaan.
Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian.
Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran angsuran.
Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
Tambah kurang.
Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (As-Built Drawings) dan Manual
Peralatan-peralatan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
Laporan rapat di lapangan (Site Meeting).Gambar rincian pelaksanaan (Shop
Drawings) dan Time Schedule yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksanaa pengawasan
pekerjaan bangunan gedung negara lengkap dengan lampiran-lampirannya .
Laporan Pekerjaan Pengawasan.

Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pengawasan sampai selesai 100 % yang


disebut dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini, terhitung mulai tanggal ……….. (Surat
Keputusan Penunjukkan dan Perintah Mulai Kerja dari PIHAK PERTAMA) sampai
dengan dilaksanakannya Serah Terima Kedua pekerjaan konstruksi fisik dari
Kontraktor Pelaksana kepada PIHAK PERTAMA dengan kewajiban bahwa PIHAK
KEDUA harus menyerahkan hasil pekerjaan pengawasan sebagaimana tercantum
dalam pasal 4 Surat Perjanjian ini.
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat
diubah oleh PIHAK KEDUA kecuali adanya "keadaan memaksa" seperti diatur dalam
Pasal 14 Surat Perjanjian ini, atau adanya perintah penambahan pekerjaan dari
PIHAK PERTAMA secara tertulis, yang mengakibatkan terdapat
perpanjangan/penambahan waktu penyelesaian pekerjaan dan diatur dalam
perjanjian tambahan (addendum).

Pasal 6
BIAYA PEKERJAAN PENGAWASAN

Jumlah biaya pekerjaan pengawasan tersebut dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini
ditetapkan sebesar Rp........... (dengan huruf) merupakan biaya yang pasti dan
tetap (lumpsum fixed price), yang dibebankan DIPA Kantor ……………… Tahun
Anggaran 2005, Nomor : …. tanggal 31 Desember ………. Dengan kode kegiatan.
………………………
Jumlah biaya tersebut di atas sudah termasuk segala pengeluaran beserta pajak-
pajak, bea materai dan biaya-biaya lainnya yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA
sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 7
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran biaya pekerjaan pengawasan tersebut dalam pasal 6 Surat Perjanjian ini
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan prestasi pekerjaan pemborongan,
yang telah disetujui/disahkan oleh PIHAK PERTAMA, dengan ketentuan sebagai
berikut :

Pembayaran tahap kesatu sebesar 95 % dari biaya pengawasan yakni sejumlah


Rp. …………… (Dengan huruf) setelah prestasi pekerjaan Kontraktor Pelaksana
mencapai 100 % (serah terima pertama), dan PIHAK KEDUA telah
melaksanakan tugas pengawasan dengan baik serta diterima oleh PIHAK
PERTAMA.

Pembayaran tahap kedua sebesar 5 % dari jumlah biaya pekerjaan


pengawasan yakni sejumlah ………………… (Dengan huruf) dibayar setelah
masa pemeliharaan berakhir dan sudah dilaksanakan serah terima kedua
pekerjaan konstruksi fisik, serta PIHAK KEDUA telah menyerahkan hasil
pekerjaan pengawasan sesuai Pasal 4 Surat Perjanjian ini kepada PIHAK
PERTAMA.

Tahap-tahap pembayaran tersebut di atas dinyatakan dalam berita acara kemajuan


pekerjaan untuk pembayaran angsuran yang ditanda tangani oleh kedua belah
pihak dan dengan pengesahan oleh pejabat yang berwenang dari Departemen
Kimpraswil atau pejabat yang ditunjuk olehnya.

Pasal 8
BEBAN BIAYA DAN PAJAK

Segala pengeluaran biaya sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian ini


termasuk biaya materai tempel RP. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibebankan kepada
PIHAK KEDUA.

Segala pajak-pajak sehubungan pekerjaan pengawasan ini ditanggung oleh PIHAK


KEDUA, dan dilunasi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 9
TENAGA KERJA DAN UPAH

Agar pekerjaan pengawasan berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA


diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang cukup baik jumlah, keahlian serta
ketrampilannya sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan yang telah
disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
Ongkos-ongkos dan upah kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
pengawasan ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

PIHAK KETIGA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK PERTAMA sebagai
akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA, sehubungan
dengan pekerjaan pengawasan ini.

Pasal 10
PELAKSANAAN PIHAK KEDUA

Di tempat pekerjaan pengawasan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang
ditunjuk sebagai Pimpinan Pengawas/Tenaga Ahli, yang mempunyai wewenang
kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA, dan dapat menerima/ memberikan/
memutuskan segala petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.

Penunjukan Pemimpin Pengawas/Tenaga Ahli ini yang dilampiri dengan Curriculum


Vitae yang bersangkutan, harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA secara
tertulis.

Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Tenaga Ahli dari Pengawas yang
ditunjuk PIHAK KEDUA tidak memenuhi syarat, maka PIHAK PERTAMA akan
menolak tenaga ahli tersebut dan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA dan PIHAK KEDUA harus segera mengganti dengan Pengawas/Tenaga ahli
lain yang memenuhi syarat sebagaimana yang diminta oleh PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA harus menggunakan bentuk organisasi, jumlah dan kualifikasi tenaga
ahli dengan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang tercantum dalam
Pedoman Pengawasan (TOR/KAK) yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.

Pasal 11
SANKSI DAN DENDA

Jika PIHAK KEDUA melalaikan tugas dan kewajiban sesuai Surat Perjanjian ini dan
telah mendapat peringatan tertulis dari PIHAK PERTAMA, 3 (tiga) kali berturut-turut
tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya, maka untuk setiap kali
melakukan kelalaian PIHAK KEDUA dikenakan "denda kelalaian" sebesar 1%(satu
persen) dari biaya pengawasan, dengan kewajiban PIHAK KEDUA tetap harus
memperbaiki kelalaian yang diperingatkan tersebut.

Jumlah denda kumulatif tersebut dalam ayat 1 di atas ditetapkan maksimum


sebesar 10 % (sepuluh persen) dari jumlah biaya pengawasan.
Apabila terbukti bahwa pelaksanaan pekerjaan pengawasan bertentangan dengan
Surat Perjanjian ini dan mengakibatkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA maka PIHAK
KEDUA bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut.

Jika PIHAK KEDUA tidak melaksanakan ketentuan tersebut dalam Pasal 10 ayat 1
Surat Perjanjian ini baik dalam bentuk organisasi, kualifikasi tenaga maupun jumlah
tenaga yang ditetapkan, maka PIHAK KEDUA setuju akan diberi biaya pekerjaan
pengawasan sebesar perhitungan yang nyata-nyata digunakan dalam menjalankan
tugas pengawasaan tersebut.

Denda-denda tersebut dalam ayat I pasal ini, akan diperhitungkan dalam


pembayaran yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PERUBAHAN TUGAS PEKERJAAN

Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan dalam bagian pekerjaan pengawasan


tersebut dalam Pasal I Surat Perjanjian ini, maka pada saat itu pula PIHAK PERTAMA
bersama-sama dengan PIHAK KEDUA mengadakan penilaian terhadap bagian
pekerjaan yang telah dilakukan PIHAK KEDUA.
Biaya pengawasan bagian-bagian pekerjaan yang telah disahkan dan diterima
dengan baik oleh PIHAK PERTAMA, akan dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA.

Pasal 13
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

Yang dimaksud "keadaan memaksa" dalam perjanjian ini adalah peristiwa-peristiwa


yang berada di luar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang dapat
mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan kegiatan kedua belah pihak, yaitu :
Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, badai, dan banjir).
Perang, revolusi, makar, huru-hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan
(kecuali karyawan Kontraktor).
Kebakaran (kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalaian
PIHAK KEDUA).
Keadaan memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah.

Apabila terjadi "keadaan memaksa", maka :


PIHAK PERTAMA menyatakan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA bahwa telah
terjadi "keadaan memaksa".
Apabila selama 14 (empat belas) hari sejak terjadinya keadaan memaksa
PIHAK PERTAMA tidak membuat pernyataan tersebut ayat 2 a pasal ini, maka
PIHAK KEDUA berhak mengajukan keadaan tersebut kepada PIHAK PERTAMA
untuk mendapat persetujuan tertulis.
Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA
kepada PIHAK. PERTAMA tentang "keadaan memaksa" tersebut PIHAK PERTAMA
tidak memberikan jawaban, maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui
terjadinya "keadaan memaksa" tersebut.
PIHAK KEDUA wajib mengamankan lapangan dan segera menghentikan seluruh
kegiatan pekerjaan setelah menerima pernyataan/persetujuan tertulis tentang
keadaan memaksa dari PIHAK PERTAMA.
PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat keadaan
memaksa, setelah diperiksa oleh PIHAK PERTAMA.
Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan setelah dilakukan
perhitungan, dan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan kewajiban keuangan
kepada para pegawai dan tenaga ahli yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA.

Apabila "keadaan memaksa" itu ditolak oleh PIHAK PERTAMA maka berlaku
ketentuan-ketentuan pasal 5, pasal 12, dan pasal 15 Surat Perjanjian ini.

Pasal 14
PEMUTUSAN PERJANJIAN

PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa


menggunakan ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata setelah PIHAK PERTAMA memberikan peringatan/teguran tertulis 3 (tiga)
kali berturut-turut tetapi PIHAK KEDUA tetapi tidak mengindahkannya dalam hal :
PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana mestinya
yang dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 4 Surat Perjanjian ini.
Jika jangka waktu yang ditetapkan dalam Pasal 5 ayat 2 Surat Perjanjian ini
tidak ditepati, karena kelalaian PIHAK KEDUA.
Dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal terbitnya Surat Keputusan
penunjukkan PIHAK KEDUA tidak atau belum memulai melaksanakan pekerjaan
pengawasan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini.
Dalam waktu satu bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan
pengawasan yang telah dimulainya.
Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat
penyelesaian pekerjaan pengawasan ini.
PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh
PIHAK PERTAMA.
PIHAK KEDUA memberikan keterangan yang tidak benar yang merugikan atau
dapat merugikan PIHAK PERTAMA sehubungan pekerjaan pengawasan ini. Telah
dikenakan denda kumulatif sebesar 10 % (sepuluh persen) dari biaya pekerjaan
pengawasan, sebagaimana seperti dalam Pasal 12 ayat 2 Perjanjian ini.

Jika terjadi pemutusan perjanjian pengawasan ini, maka PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk Konsultan Pengawas lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam
Pasal 1 di atas.
Dalam hal adanya pemutusan perjanjian karena salah satu atau beberapa alasan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, maka PIHAK KEDUA tidak berhak
menuntut ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA, tetapi berhak atas pembayaran
prestasi dengan memperhitungkan nilai hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
serta kerugian negara.

Selain yang tersebut dalam ayat 1 pasal ini, maka perjanjian ini hanya dapat
dibatalkan dengan persetujuan tertulis dari kedua belah pihak.

Pasal 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.

Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan
diselesaikan oleh suatu "Panitia Pendamai" yang berfungsi sebagai juri/wasit, yang
dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak, dan terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu :
Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota.
Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota dan
Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua
belah pihak.

Keputusan "Panitia Pendamai" ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya
penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul secara bersama.

Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh
salah satu pihak atau kedua belah pihak, maka perselisihan akan diteruskan
melalui Pengadilan Negeri.

Pasal 16
TEMPAT KEDUDUKAN

Untuk pelaksanaan perjanjian pengawasan ini, beserta segala akibat hukumnya, kedua
belah pihak telah memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan sah di Kantor
Pengadilan Negeri Jakarta.

Pasal 17
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut
dalam Surat Perjanjian Tambahan (Addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak
terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.
Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 10 (sepuluh) bermeterai cukup, dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA serta kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dan ada
hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini.

Surat Perjanjian Pekerjaan Pengawasan ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di
Jakarta pada hari dan tanggal tersebut di atas, dan dinyatakan berlaku sejak
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Konsultan Pengawas Pejabat Pembuat
Komitmen

SURAT PERINTAH MULAI KERJA


KEGIATAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN
PRASARANA FISIK

Nomor :
Tanggal :

Berdasarkan surat penetapan pemenang untuk jasa konsultan pengawas nomor :


………………………tanggal ................. kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)
Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............
tanggal ............... tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola
keuangan pada (sebutkan instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

MEMERINTAHKAN KEPADA :

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Untuk melakukan tugas pekerjaan pengawasan dengan ketentuan sebagai berikut :

TUGAS KEGIATAN
Kegiatan Pengawasan yang akan dilaksanakan adalah : Pembangunan…………..
yang meliputi tugas-tugas sebagai berikut :
Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan
laju pencapaian volume/realisasi fisik.
Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk membantu memecahkan
persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-
rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi
yang dibuat oleh Pemborong.
Memeriksa berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran,
pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua pekerjaan
konstruksi.
Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drawings) yang diajukan oleh
Kontraktor Pelaksana.
Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (As-Built Drawings)
sebelum serah terima pertama.
Menyusun daftar cacat-cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan
akhir pekerjaan pengawasan.

BIAYA PENGAWASAN
Besarnya biaya pekerjaan pengawasan adalah Rp. …………..………….. (dengan
huruf) yang merupakan jumlah tetap dan pasti (lumpsum fixed price), yang
dibebankan pada Proyek sesuai dengan DIPA atau DPA-SKPD
………………………………….. tanggal … Desember ….…

Jumlah biaya tersebut di atas sudah termasuk segala pengeluaran beserta


pajak-pajak, bea meterai dan biaya-biaya lainnya yang harus dibayar oleh
PIHAK KEDUA sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

CARA PEMBAYARAN
Pembayaran tahap kesatu sebesar 95 % dari biaya pengawasan yakni
sejumlah. Rp……………………………….(dengan huruf) dibayarkan setelah
prestasi pekerjaan Kontraktor Pelaksana mencapai 100 % (serah terima
pertama), dan PIHAK KEDUA telah melaksanakan tugas pengawasan dengan
baik serta diterima oleh PIHAK PERTAMA.

Pembayaran tahap kedua sebesar 5% dari jumlah biaya pekerjaan pengawasan


yakni sejumlah Rp. ………..………………………….. dibayar setelah masa
pemeliharaan berakhir dan sudah dilaksanakan serah terima kedua pekerjaan
konstruksi fisik serta PIHAK KEDUA telah menyerahkan hasil pekerjaan
pengawasan sesuai Pasal 4 Surat Perintah Kerja ini kepada PIHAK PERTAMA.

Tahap-tahap pembayaran tersebut di atas dinyatakan dalam berita acara


kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran yang ditanda tangani oleh
kedua belah pihak dan dengan pengesahan pejabat yang berwenang dari
Departemen Kimpraswil atau pejabat yang ditunjukkan olehnya.

PERSYARATAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS


Keputusan Presiden RI Nomor : 80Tahun 2003 beserta petunjuk teknis
pelaksanaannya.
SK Menteri Nomor : 322/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002.
Kontrak Pelaksanaan Konstruksi fisik yang meliputi gambar-gambar, RKS dan
segala perubahannya.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan
Semua ketentuan dan peraturan serta Standar Nasional Indonesia tentang
Bangunan Gedung.

JANGKA WAKTU
Jangka waktu pelaksanaan sampai selesai 100 % yang disebut dalam butir 1 Surat
Perintah Mulai Kerja ini terhitung mulai tanggal ……………………….. sampai
dilaksanakan Serah Terima Kedua pekerjaan konstruksi, dengan kewajiban bahwa
PIHAK KEDUA harus menyerahkan hasil pekerjaan pengawasannya kepada PIHAK
PERTAMA.

SANKSI DAN DENDA


Jika PIHAK KEDUA melalaikan tugasnya dan telah mendapat peringatan tertulis
dari PIHAK PERTAMA 3 (tiga) kali berturut-turut tetap tidak mengindahkan
kewajibannya, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda kelalaian sebesar 1% (satu
persen) dari biaya pekerjaan pengawasan dengan ketentuan bahwa, PIHAK
KEDUA tetap menyelesaikan kewajibannya.
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan tugas dan tanggung
jawabnya dengan batas waktu yang ditetapkan, maka untuk setiap hari
kelambatan sebesar 3 % (tiga persen) dari biaya pekerjaan pengawasan.
Jumlah denda kumulatif ditetapkan maksimum 10 % (sepuluh persen) dari
biaya pekerjaan pengawasan.

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Jika terjadi perselisihan dikemudian hari, maka perselisihan tersebut akan


diselesaikan secara musyawarah dan apabila tidak ada kesepakatan antara
keduanya, maka kedua belah pihak akan menyelesaikan dan memilih tempat
kedudukan yang sah dan tidak berubah pada Pengadilan Negeri di ……………….

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di
…………… dan mulai berlaku sejak tanggal ditanda tanganinya oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Konsultan Pengawas Pejabat Pembuat Komitmen

(-----------------------) (-------------------------------------)

SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN


PENGAWASAN PEMBANGUNAN
....................................................
Nomor :
Tanggal :

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ............... tanggal ...............


tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
R.I/ Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma/Koperasi yang selanjutnya dalam hal ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak telah bersepakat mengadakan Perjanjian Pekerjaan Pengawasan


Pembangunan ............................, berdasarkan :

DIPA Nomor .......................tanggal 3 I Desember 200....


Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Penawaran Nomor ............ tanggal .........
Surat Penetapan Konsultan Pengawas Nomor .......................tanggal ..............
4. Surat penunjukkan Penyedia Jasa Konsultan Pengawas Nomor .... tanggal ........

Demikian ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal di bawah ini


:

Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut, yaitu untuk melaksanakan Pekerjaan Pengawasan
Pembangunan ......................................................
Tugas Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA adalah sebagaimana yang
tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), antara lain :
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan din metoda pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan
laju pencapaian volume/realisasi fisik.
Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk membantu
memecahkan persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi
Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan dan konstruksi Pekerjaan Pengawasan,
dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan
bulanan pekerjaan kostruksi yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana
Memeriksa berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran,
pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua pekerjaan
konstruksi.
Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drawings) yang diajukan oleh
Kontraktor Pelaksana
Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (As built drawings)
sebelum serah terima pertama.
i. Menyusun daftar cacat-cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan
akhir pekerjaan pengawasan.
Bersama Konsultan Perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan
penggunaan bangunan gedung
Membantu PIHAK PERTAMA dalam menyusun dokumen pendaftaran gedung
sebagai bangunan gedung negara

Pasal 2
DASAR PERJANJIAN DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan tersebut dalam pasal di atas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atas
dasar referensi-referensi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini, yaitu :
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Nomor :
Tanggal :
Surat Penawaran Harga (SPH) Nomor
Nomor :
Tanggal :
Cerita Acara Klarifikasi dan Negosiasi
Nomor :
Tanggal :
Surat Penetapan Konsultan Pengawas
Nomor :
Tanggal :
Surat Penunjukkan Penyedia Jasa Konsultan Pengawas
Nomor :
Tanggal :
Keppres RI. No. 80 tahun 2003, yang diperbaharui Keppres RI No. 61 Tahun
2004 tentang Pedoman Pengadaan Barang /Jasa Instansi Pemerintah

Dasar spesifikasi teknis dan non teknis pelaksanaan pekerjaan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam perjanjian ini yaitu :
Pasal-pasal yang masih berlaku dari Algemene voorwaarden voor de uitvoering bij
aaneming van openbare werken, yang disahkan dengan Surat Keputusan
Pemerintah Hindia Belanda. 9 tanggal 29 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran
Negara nomor 14571
Peraturan Pembangunan dari Pemerintah Daerah setempat.
Undang-undang Nomor I Tahun 1970 tentang Keselamatan kerja
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 beserta lampirannya
Keputusan Menteri PU Nomor: 061/KPTS/1981 tentang Prosedur Pokok Pengadaan
Bangunan Gedung Negara.
Keputusan Menteri PU Nomor : 38/I{PTS/1998 tentang Dokumen Lelang Standar
Pengadaan Jasa Pemborong
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002
tanggal 21 Agustus 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung, antara lain :
SNI-03-3990-1995
tentang Tata cara Instalasi Penangkal Petir untuk Bangunan
SNI-0255-1987 D
tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987
SNI 03-1727-1989
tentang Tata cara Perencanaan Pembebanan untuk Rul11ah dan Gedung
SNI 03-1729-1989
tentang Tata cara Perencanaan Baja untuk Gedung
SNI 03-1736-1989
tentang Tata cara Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
SNI 03-2410-1989
tentang Tata cara Pengecatan Dinding Tembok dengan cat emulsi
SN103-2847-1992
tentang Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
Gambar-gambar (termasuk gambar-gambar detail) Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Pekerjaan (RKS) dengan semua perubahannya sesuai dengan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan pengawasan yang ditetapkan.
Petunjuk dan Peringatan tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA yang masih
sesuai dengan lingkup tanggung jawab PIHAK KEDUA tersebut dalam pasal 3
perjanjian ini.
Selain ketentuan tersebut di alas juga terikat kepada peraturan tentang bangunan
lainnya yang berlaku.

Pasal 3
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti ketentuan
yang tercantum dalam Surat Perjanjian ini.

PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan keahlian


dan Pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
Pemborong akan sesuai dengan Surat perjanjian ini.

Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam pasal 1 Surat Perjanjian dan
ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan dengan tanggung
jawab oleh PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA tidak di perkenankan memberikan tugas yang diterima dari PIHAK
PERTAMA kepada pihak lain.

PIHAK KEDUA beserta Personilnya tidak dibenarkan balk langsung ataupun tidak
langsung turut serta baik sebagai Sub kontraktor maupun sebagai pemasok bahan
dari pekerjaan ini.

PIHAK KEDUA, bertanggung, jawab penuh atas segala kerugian PIHAK PERTAMA,
akibat perbuatan orang-orang; yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA sehubungan
dengan pekerjaan ini.

PIHAK KEDUA wajib melaksanakan periksa ulang semua Dokumen Teknis sesuai
keahliannya, dan memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA tentang kelainan yang
ditemukan dan mengusulkan cara penyelesaiannya sesuai dengan standar dan
ketentuan serta peraturan yang berlaku

Kelancaran pelaksanaan pembangunan yang berhubungan dengan pengawasan


sepenuhya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan pasal 1609 KUH
Perdata.

Pasal 4
HASIL PEKERJAAN PENGAWASAN

Hasil pekerjaan pengawasan di samping harus sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja,
harus diserahkan kepada PIHAK PERTAMA minimal dalam rangkap 5 (Lima), yang
masing-masing terdiri dari :

Buku harian, yang memuat semua kejadian, perintah/petunjuk yang penting dari
PIHAK PERTAMA. Kontraktor pelaksanaan, dan PIHAK KEDUA.
gan tentang :
Tenaga kerja.
Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak.
Alat-alat.
Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan.
Walau pelaksanaan pekerjaan
2. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian
3. Berita Acara kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran angsuran.
4. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara pemeriksaan pekerjaan
tambah kurang.
5. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as-built drawings) dan Manual
Peralatan-peralatan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
Laporan rapat di lapangan (site meeting).
Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan Time Schedule yang dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana
Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan gedung negara lengkap dengan
lampiran-lampirannya.
9. Laporan Akhir Pekerjaan Pengawasan.

Pasal 5
.JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKER.IAAN

Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan pengawasan sampai selesai 100 % yang


disebut dalam pasal I Surat Perjanjian ini. terhitung sejak tanggal diterbitkanya
Surat Perintah Mulai Kerja sampai dengan dilaksakannya Serah Terima Kedua
pekerjaan konstruksi fisik dari Kontraktor Pelaksana kepada PIHAK PERTAMA,
dengan kewajiban bahwa PIHAK KEDUA harus menyerahkan hasil pekerjaan
pengawasan sebagaimana tercantum dalam pasal 4 surat perjanjian ini.

Jangka Waktu penyelesaian pekerjaan tersebut pada ayat I pasal ini, tidak dapat
diubah oleh PIHAK KEDUA, kecuali adanya keadaan Memaksa seperti diatur dalam
pasal 14 Surat Perjanjian ini, atau adanya perpanjangan; penambahan waktu
penyelesaian pekerjaan dan diatur dalam perjanjian tambahan (addendum).

Pasal 6
BIAYA PEKERJAAN PENGAWASAN

Jumlah biaya pekerjaan pengawasan tersebut dalam pasal I Surat Perjanjian ini
ditetapkan sebesar Rp. …………………,- (……………………………………..), yang
merupakan biaya yang pasti dan tetap (lumpsum fixed price), yang dibebankan
pada DIPA Kantor Pusat Biro Umum dan Perlengkapan-LIPI Tahun Anggaran 2005.

Dalam jumlah biaya pekerjaan pengawasan tersebut di atas sudah termasuk


segala pengeluaran beserta bea materai dan biaya-biaya lainnya yang harus
dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku
Pasal 7
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran biaya pekerjaan pengawasan dalam pasal 6 Surat Perjanjian ini


dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan prestasi pekerjaan pemborongan,
yang telah disetujui/disahkan oleh PIHAK PERTAMA, dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
1. Pembayaran tahap kesatu sebesar 50% dari biaya pengawasan yakni sebesar :
50% x Rp …………… = Rp. …………………… (dengan huruf) dibayarkan
setelah prestasi pekerjaan Kontraktor Pelaksana mencapai 55%. dan PIHAK
KEDUA telah melaksanakan tugas pengawasan dengan baik serta diterima oleh
PIHAK PERTAMA.

2. Pembayaran tahap kedua sebesar 40% dari biaya pengawasan yakni sebesar:
40% x Rp………………. = Rp………………….. (dengan huruf) dibayarkan setelah
prestasi pekerjaan Kontraktor Pelaksana mencapai 100%, (serah terima
pertama) dan PIHAK KEDUA telah melaksanakan tugas pengawasan dengan
balk serta diterima oleh PIHAK PERTAMA.
Pembayaran tahap ketiga sebesar 10% dari biaya pengawasan yakni sebesar : 10%
x Rp……………….= Rp ……………. (dengan huruf), dibayarkan setelah masa
pemeliharaan berakhir dan sudah dilaksanakan serah terima kedua pekerjaan
konstruksi fisik, serta PIHAK KEDUA telah menyerahkan hasil pekerjaan
pengawasan sesuai pasal 4 Surat Perjanjian ini kepada PIHAK PERTAMA.

3. Tahap-tahap pembayaran tersebut diatas dinyatakan dalam berita acara


kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran yang ditandatangani oleh
kedua belah pihak.

4. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan secara


langsung melalui Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara Jakarta 111,
dengan cara mentransfer langsung ke rekening Nomor………………….., pada
Bank…………………………..atas nama …………………..

Pasal 8
BEBAN BIAYA DAN PAJAK

Segala pengeluaran biaya sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian ini


termasuk biaya materai tempel Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dibebankan kepada
PIHAK KEDUA.

Segala biaya sehubungan pekerjaan pengawasan ini ditanggung oleh PIHAK


KEDUA, dan dilunasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 9
TENAGA KERJA DAN UPAH
1. Agar pekerjaan pengawasan. berjalan seperti yang ditetapkan. PIHAK KEDUA
diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang cukup baik Jumlah, keahlian serta
keterampilannya.

2. Ongkos-ongkos dan upah kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan


pengawasan ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA

3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK PERTAMA sebagai
akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA, sehubungan
dengan pekerjaan pengawasan ini.

Pasal 10
PELAKSANAAN PIHAK KEDUA

Di tempat pekerjaan pengawasan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA sebagai
pimpinan pengawas/tenaga ahli, yang mempunyai wewenang/kuasa penuh untuk:
mewakili PIHAK KEDUA. Dan dapat menerima/ mendapatkan/ memutuskan segala
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh PIHAK PER TAMA

Penunjukkan pimpinan pengawas/tenaga ahli yang dilampiri dengan Curriculum


Vitae yang bersangkutan harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA secara
tertulis.

Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Tenaga Ahli Pengawas yang di


tunjuk PIHAK KEDUA, memenuhi persyaratan yang diperlukan, maka PIHAK
PERTAMA akan menolak tenaga ahli tersebut dan memberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA segera mengganti pengawas/tenaga ahli
lain yang memenuhi syarat sebagaimana yang di minta oleh PIHAK PERTAMA.

PIHAK KEDUA hanya menggunakan bentuk organisasi, jumlah dan klasifikasi


tenaga ahli dengan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang tercantum,
dalam pedoman Pengawasan (TOR/KAK) yang telah di setujui oleh kedua belah
pihak.
Pasal 11
SANKSI DAN DENDA

Jika PIHAK KEDUA melalaikan tugas dan kewajibannya sesuai Surat Perjanjian ini
dan telah mendapat peringatan tertulis dari PIHAK PERTAMA, 3 (tiga) kali berturut-
turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya, maka untuk setiap kali
melakukan kelalaian PIHAK KEDUA dikenakan "denda kelalaian" sebesar I % (satu
persen) dari biaya pengawasan, dengan kewajiban PIHAK KEDUA tetap harus
memperbaiki kelalaian yang diperingatkan tersebut.
Jumlah denda kumulatif tersebut dalam ayat I di atas ditetapkan maksimum
Sebesar 5% (lima persen) dari jumlah biaya pengawasan
Apabila terbukti bahwa pelaksanaan pekerjaan pengawasan bertentangan dengan
Surat Perjanjian ini dan mengakibatkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA maka PIHAK
KEDUA bertanggung jawab penuh alas kerugian tersebut
Jika PIHAK KEDUA tidak melaksanakan ketentuan tersebut dalam Pasal 11 ayat 1
Surat Perjanjian ini baik dalam bentuk organisasi, kualifikasi tenaga maupun jumlah
tenaga yang telah di tetapkan maka PIHAK KEDUA setuju akan di beri biaya
pekerjaan pengawasan sebesar perhitungan yang nyata-nyata digunakan dalam
menjalankan tugas pengawasan tersebut.
Denda–denda tersebut dalam ayat 1 pasal ini, akan diperhitungkan salam
pembayaran yang di lakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA

Pasal 12
PERUBAHAN TUGAS PEKERJAAN

Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan-perubahan dalam bagian pekerjaan


pengawasan sesuai pasal I dalam Surat perjanjian ini maka pada saat itu pula
PIHAK PERTAMA bersama-sama PIHAK KEDUA mengadakan penilaian terhadap
bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
Biaya Pengawasan bagian-bagian pekerjaan yang telah disyahkan/diterima dengan
balk oleh PIHAK PERTAMA, akan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA

Pasal 13
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud dalam keadaan memaksa dalam perjanjian ini adalah peristiwa-
peristiwa yang berada diluar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang
dapat mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan kegiatan kedua belah pihak, yaitu :
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, badai dan banjir)
b. Perang, revolusi, makar, huru-hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan
(kecuali karyawan kontraktor)
c. Kebakaran (kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalaian
PIHAK KEDUA).
d. Keadaan memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah.

Apabila terjadi “Keadaan Memaksa”, maka


PIHAK PERTAMA menyatakan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA bahwa telah
terjadi keadaan Memaksa
Apabila selama 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Memaksa
PIHAK PERTAMA tidak membuat pernyataan tersebut ayat 2 a pasal ini, maka
PIHAK KEDUA berhak mengaju kan keadaan tersebut kepada PIHAK PERTAMA
untuk mendapat persetujuan tertulis
Jika dalam waktu 3 X 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA tentang keadaan memaksa keadaan tersebut PIHAK
PERTAMA tidak memberi jawabannya, maka PIHAK PERTAMA dianggap
menyetujui adanya keadaan Memaksa tersebut.
Pihak KEDUA wajib mengamankan lapangan dan segera menghentikan seluruh
kegiatan pekerjaan setelah menerima pernyataan/persetujuan tertulis tentang
keadaan persetujuan tertulis tentang keadaan memaksa dari PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat keadaan
Memaksa setelah diperiksa oleh PIHAK PERTAMA.
Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan setelah dilakukan
perhitungan, dan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan kewajiban keuangan
kepada para pegawai dan tenaga ahli yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA

Apabila keadaan memaksa tersebut ditolak oleh PIHAK PERTAMA, maka berlaku
ketentuan pasal 5, pasal 11 atau pasal 14 surat perjanjian ini.

Pasal 14
PEMUTUSAN PERJANJIAN

PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa


menggunakan pasal–pasal 1266 & 1267 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata) setelah PIHAK PERTAMA memberikan peringatan/ teguran tertulis 3 (tiga)
kali berturut-turut tetapi PIHAK KEDUA tetapi tidak mengindahkanya dalam hal :
PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas pekerjaan pengawasan sebagaimana
mestinya yang dimaksud dalam pasal 1 dan Pasal 4 Surat perjanjian in.
Jika jangka waktu yang ditetapkan dalam pasal 5 ayat 2 surat perjanjian ini
tidak ditepati karena kelalaian PIHAK KEDUA.
Dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal terbitnya surat keputusan
penunjukkan PIHAK KEDUA tidak atau belum memulai melaksanakan pekerjaan
pengawasan sebagaimana di atur dalam pasal 1 surat perjanjian ini
Dalam waktu satu bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan
pengawasan yang telah dimulainya.
Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat
penyelesaian pekerjaan pengawasan ini
PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA memberi keterangan yang tidak benar yang merugikan atau
dapat merugikan PIHAK PERTAMA sehubungan pekerjaan pengawasan ini.
Telah dikenakan denda yang kumulatif sebesar. 5% (lima persen) dan biaya
pekerjaan pengawasan, sebagaimana seperti dalam pasal 10 ayat 2 perjanjian
ini.

Jika terjadi Pemutusan perjanjian Pengawasan ini, maka PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk Konsultan Pengawas lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam
Pasal I di atas.

Dalam hal adanya pemutusan perjanjian karena salah satu atau beberapa alasan
sebagaimana di maksud dalam ayat 1 pasal ini, maka PIHAK KEDUA tidak berhak
menuntut ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA, tetapi berhak atas pembayaran
prestasi dengan memperhitungkan nilai hasil pekerjaan yang telah di laksanakan
serta kerugian negara
Selain yang tersebut dalam ayat I Pasal ini maka Perjanjian ini hanya dapat
dibatalkan dengan persetujuan tertulis dari kedua belah pihak.

Pasal 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi perselisihan antara Kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah

2. Apabila perselisihan itu tidak diselesaikan secara musyawarah maka akan


diselesaikan oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit yang
dibentuk dan diangkat oleh Kedua belah pihak dan terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu :
Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota
Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota, dan
Seorang, PIHAK KETIGA yaitu ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua
belah pihak.

3. Keputusan Panitia Pendamai ini mengikat kedua belah pihak dan biaya
penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul secara bersama

4. Jika Keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat di terima oleh
salah satu pihak atau kedua belah pihak, maka perselisihan akan diteruskan
melalui pengadilan negeri di ……………………

Pasal 16
TEMPAT KEDUDUKAN

Untuk pelaksanaan perjanjian pengawasan ini, beserta segala akibat hukumnya, kedua
belah pihak telah memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan sah di Kantor
Pengadilan Negeri di …………………

Pasal 17
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh Kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut
dalam Surat perjanjian Tambah (addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak
terpisahkan dari surat perjanjian ini.

Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 10 (sepuluh) bermaterai cukup, dan
mempunyai kekuatan hukum yang, sama masing - masing untuk PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA serta kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dan ada
hubungannya dengan Pekerjaan Pengawasan ini.
Surat perjanjian Pekerjaan Pengawasan ini di tandatangani oleh kedua belah pihak
di …………… dan tanggal tersebut di atas, dan dinyatakan berlaku sejak di
tandatangani oleh kedua belah pihak.

SURAT PERINTAH MULAI KERJA


NOMOR : ...........................

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Memerintahkan kepada :

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma/Koperasi...............
Alamat : ...............................................

Untuk melaksanakan :

Pekerjaan :
Lokasi :
DIPA :
Tahun anggaran :
Nilai pengawasan :
Terbilang :
Waktu penyelesaian : Sampai pekerjaan selesai 100 % atau serah
terima II pekerjaan fisik

Demikian surat perintah mulai kerja ini di keluarkan untuk di laksanakan sebaik-
baiknya.

Jakarta, 8 Juli 2005

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Konsultan Pengawas Pejabat Pembuat Komitmen
LAMPIRAN SURAT PERINTAH MULAI KERJA

Nomor :
Tanggal :

KEGIATAN : PEMBANGUNAN ............................................


LOKASI : JL ..................................................................

Jaya Langsung Personil (Remuneration)


V
CONTOH
SURAT PERJANJIAN (KONTRAK)
KONSULTANSI JASA PENELITIAN
DAN
TEKNOLOGI INFORMATIKA

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


PENYEDIA JASA KONSULTANSI PENYUSUNAN …………..
………………………………………………………………………

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ...............
tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada
(sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah /
Pemerintah Daerah ........................... yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut
sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma yang selanjutnya dalam hal ini disebut
sebagai PIHAK KEDUA.
Dasar pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
berdasarkan :
1. KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
2. KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran(DIPA) atau DPA-SKPD Nomor : ...............
tanggal .............
4. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Pengadaan Jasa
Konsultansi Penyusunan .......
5. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengadaan Jasa Konsultansi ......................................
6. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan Nomor ............ tanggal ..............
7. Surat Penawaran harga Nomor ........ tanggal ...........
8. Berita Acara Rapat Klarifikasi dan Negosiasi Nomor ..... tanggal ......... (kalau
ada)
9. Surat Keputusan .......... Nomor ....... tanggal ......tentang Penetapan Penyedia
Barang/Jasa
10. (dapat ditambahkan surat-surat yang berkenaan tentang pengadaan
barang/jasa)

KEDUA BELAH PIHAK bersama ini menyatakan setuju dan bersepakat untuk
mengikatkan diri dalam suatu perjanjian (kontrak) Pelaksanaan Pekerjaan Penyedia
Jasa Konsultansi ............................................................................ dengan ketentuan
dan syarat- syarat sebagai tercantum dalam pasal-pasal tersebut dibawah ini.

Pasal 1
PENGERTIAN UMUM

Yang dimaksud dalam Surat Perjanjian ini dengan :

a. ”Surat Perjanjian (Kontrak)” adalah suatu perjanjian / Kontrak Pelaksanaan


Pekerjaan Penyedia Jasa Konsultansi ................................ yang dibiayai dari Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) (DPA-SKPD kalau dananya bersumber dari
APBD) Nomor .......................... tanggal .......................... antara PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA;
b. ”Hari” adalah hari menurut perhitungan hari kalender.
c. ”Biaya Pelaksanaan Pekerjaan” adalah biaya/harga jasa konsultansi sudah
termasuk pajak-pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
d. ”Jasa Konsultansi Penyusunan .......................................... adalah kegiatan
penyusunan ........................................... yang akan digunakan sebagai ...................
e. ”Konsultan” adalah Perusahaan penyedia jasa yang melaksanakan kegiatan
Penyusunan ..........................
f. ”PIHAK KETIGA” adalah pihak lain, diluar PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA;
g. ”Jadwal” adalah waktu pelaksanaan setiap kegiatan;
h. ”Tim Teknis” adalah suatu tim yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA yang tugasnya
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dan membuat Berita Acara Pemeriksaan
dan Serah Terima.
Pasal 2
SASARAN PEKERJAAN

Sasaran pekerjaan penyedia jasa konsultansi adalah ...........................


untuk ................ yang terdiri dari (sebutkan jumlah/jenisnya) yaitu :
a. ..............
b. ..............
c. .............. dst.

Pasal 3
DOKUMEN KONTRAK

Pekerjaan Jasa konsultansi Penyusunan ............................................ berdasarkan pada


ketetapan yang ada di dalam dokumen kontrak ini memiliki kekuatan hukum yang
mengikat antara lain :

1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);


2. Kerangka Acuan Kerja (KAK);
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan beserta lampirannya;
4. Surat Penawaran beserta lampirannya;
5. Berita Acara Penutupan dan Pembukaan penawaran beserta lampirannya;
6. Berita Acara Evaluasi Teknis;
7. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi beserta lampirannya;
8. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan;
9. Usul Penetapan Pemenang;
10. Surat Penetapan Pemenang;
11. Surat Perjanjian Pekerjaan;
12. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Pasal 4
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK KEDUA harus melaksanakan pekerjaan Penyusunan ............... tersebut pada


pasal 2, berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan beserta perubahannya meliputi :

1. Menyusun Laporan Pendahuluan (inception report);


2. Menganalisis kebutuhan jenis dan jumlah serta spesifikasi/persyaratan sarana dan
prasarana (sesuaikan dengan jenis jasa konsultansi yang dikerjakan)
3. Menyusun daftar kebutuhan sarana berdasarkan hasil analisis;
4. Melakukan ujicoba dan validasi hasil analisis kebutuhan sarana kepada
stakeholders dan pihak lain yang terkait;
5. Membuat laporan kemajuan pekerjaan (intern report)
6. Membentuk kelompok kerja (proyect reference group) yang beranggotakan unsur
stakeholders, yang akan memberikan pengesahan pada standar dan sebagai
embrio lembaga sertifikasi penjamin dan pengendalian mutu;
7. Melakukan konfirmasi draft akhir standar kepada stakeholders dan pihak lain yang
terkait pada proses validasi standar kebutuhan sarana dan prasarana;
8. Workshop pengesahan dan penandatanganan dokumen standar oleh masing-
masing stakeholders;
9. Penggandaan hasil dalam bentuk hardcopy dan CD;
10. Membuat Laporan Akhir (final report).

Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Penyusunan ………………………. Ditetapkan


selama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak ditandatangani Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) oleh PIHAK PERTAMA yaitu tanggal ............ sampai dengan tanggal .........

Pasal 6
BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Kontrak ini bersifat lumpsum artinya nilai total kontrak digunakan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan seperti
tercantum dalam pasal 4 Surat Perjanjian ini. Apabila terdapat kekurangan biaya
satuan pekerjaan maka kekurangan ini akan menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
2. Jumlah biaya untuk pelaksanaan pekerjaan dalam pasal 4 adalah sebesar
Rp. .............. (dengan huruf)
3. Jumlah biaya tersebut pada ayat 2 tersebut sudah termasuk pajak-pajak sesuai
ketentuan yang berlaku.
4. Jumlah biaya tersebut pada ayat 2 pasal ini dibebankan pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) (DPA-SKPD kalau dananya bersumber dari APBD)
Nomor ................... tangggal .......................

Pasal 7
TATA CARA PEMBAYARAN KONTRAK

Permintaan pembayaran untuk tiap tahap pekerjaan harus berdasarkan Berita Acara
kemajuan pekerjaan. Pembayaran kontrak akan dilakukan melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) ....................... atau Bendahara Umum Daerah pada
masing-masing Pemda Kota/Kabupaten/Propinsi (sebutkan salah satu) langsung ke
Nomor Rekening ......................... pada Bank .............................. (Bank PIHAK KEDUA)
dan dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang diatur sebagai berikut :

1. Uang Muka
a. Apabila diperlukan penyedia jasa konsultansi dapat mengajukan pengambilan
uang muka setinggi-tingginya 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak atau
sebesar Rp. ...................... (dengan huruf), setelah penyedia jasa konsultansi
menyerahkan jaminan uang muka sekurang-kurangnya sama dengan uang
muka. Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh bank umum sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
b. Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada setiap tahap pembayaran.

2. Tahap Pembayaran Pelaksanaan Pekerjaan :


a. Pembayaran Tahap I sebesar 30% (tiga puluh persen) dari nilai kontrak
atau sebesar Rp .................. (dengan huruf) setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan (inception report), yang dibuktikan dengan
Berita Acara pemeriksaan dari Tim Teknis.
b. Pembayaran Tahap II sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai kontrak
atau sebesar Rp. .................. (dengan huruh), setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan draft naskah standar .................................. , yang dibuktikan
dengan Berita Acara pemeriksaan dari Tim Teknis.
c. Pembayaran Tahap III sebesar 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak atau
sebesar Rp. ........................ (dengan huruf), setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan laporan akhir dan naskah-naskah rumusan standar kepada PIHAK
PERTAMA dan dinyatakan diterima dan dibuktikan dengan Berita Acara serah
terima oleh Tim Teknis.

Pasal 8
PENGATURAN HUKUM

Perjanjian ini tunduk dan disusun dibawah Hukum Negara Republik Indonesia.

Pasal 9
HAK PATEN DAN HAK CIPTA

PIHAK KEDUA wajib melindungi hasil kerja dari segala tuntutan atau claim dari pihak
lain atas pelanggaran hak Paten, hak cipta dan merk. Hasil pekerjaan yang
dilaksanakan PIHAK KEDUA tersebut sepenuhnya menjadi milik PIHAK PERTAMA.
Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

0 1. Segala perselisihan yang timbul akibat pekerjaan ini yang langsung


mempengaruhi pelaksanaan perjanjian maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
akan menyelesaikan secara musyawarah dan mufakat.
1 2. Apabila secara musayawarah dan mufakat tidak dapat diselesaikan maka
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
secara Arbitrase menurut peraturan BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia)
Jakarta dan mengambil tempat di kantor Pengadilan Negeri ..........................
2 3. Apabila Badan Arbitrase Nasional Indonesia tidak dapat menyelesaikan
perselisihan tersebut, maka akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri ................
Ketetapan yang dihasilkan oleh pengadilan harus merupakan keputusan akhir dan
mengikat KEDUA PIHAK.

Pasal 11
KAHAR (FORCE MAJEURE)
1 Apabila terjadi kahar/keadaan memaksa (Force Majeure) yang secara langsung
mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA harus melaporkan
kepada PIHAK PERTAMA paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender
yang dibuktikan dengan surat tertulis yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang.
2 Yang dikategorikan dengan kahar/keadaan memaksa (Force Majeur) adalah perang,
blokade, revolusi, huru hara, kekacauan, mobilisasi, pemogokan, larangan kerja,
gempa bumi, epidemi, kebakaran, banjir, musibah angkutan laut, udara, darat dan
ancaman terorisme.

Pasal 12
SANKSI-SANKSI

1. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengalihkan tanggung jawab pelaksanaan


pekerjaan yang dimaksud pasal 2 kepada pihak lain.
2. Apabila ketentuan tersebut dalam ayat 1 pasal ini dilanggar oleh PIHAK KEDUA
maka PIHAK PERTAMA berhak membatalkan Surat Perjanjian ini secara sepihak.
3. Apabila dalam pelaksanaan terjadi keterlambatan/kegagalan sebagai akibat
kelalaian PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA :
a. memberi perigatan tertulis kepada PIHAK KEDUA;
b. Apabila peringatan tertulis tiga kali berturut-turut tidak diindahkan oleh PIHAK
KEDUA, maka PIHAK PERTAMA dapat membatalkan surat perjanjian ini secara
sepihak;
c. Pelaksanaan yang terlambat akan dikenakan denda kerugian sebesar 1/1000
(satu permil) dari nilai kontrak untuk tiap hari keterlambatan dihitung dari
batas waktu penyerahan terakhir sebagaimana ditetapkan dalam pasal 5
kontrak ini dengan jumlah denda maksimum 5% (lima persen) dari nilai
kontrak.

4. Apabila terjadi pemutusan hubungan kerja, maka PIHAK KEDUA wajib menyerahkan
hasil pekerjaan dan kelebihan dana sampai saat pemutusan hubungan kerja terjadi
kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 13
PERUBAHAN PERJANJIAN

1. Perubahan atas perjanjian ini sah apabila dilakukan atas persetujuan PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang diituangka dalam sebuah addendum perjanjian
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Apabila terdapat perbedaan persyaratan dan atau pengertian antara perjanjian ini
dengan Kerangka Acuan Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta lampiran-
lampirannya maka yang berlaku adalah ketentuan yang tertuang dalam surat
perjanian ini.
Pasal 14
LAIN-LAIN

0 1. Seluruh administrasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan penyedia


jasa konsultansi penyusunan ........................... menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
1 2. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan ditentukan kemudian oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang akan diatur lebih lanjut dalam surat
perjanjian perubahan (addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak
terpisahkan dari surat perjanjian ini.

Pasal 15
KETENTUAN PENUTUP

Demikianlah Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh KEDUA PIHAK yang
mulai berlaku sejak hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut diatas dan dibuat dalam
rangkap 6 (enam), dibubuhi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) yang mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA : PIHAK PERTAMA :

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP

PEKERJAAN SURAT PERINTAH MULAI


KERJA

Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Nomor : ..............................


Penyusunan .......................................... Tanggal : ..............................
Kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat
Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

-------------------- selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. ---------------

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma
Alamat : ...............................................

-------------------- selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA -------------

PIHAK PERTAMA memberi perintah kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan


pekerjaan sebagai mana tersebut dibawah ini :

1. Jenis pekerjaan :
Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan .............................. untuk keperluan
(satuan kerja)

2. Biaya :
Biaya untuk Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan ....................... sebesar
Rp. .................... (dengan huruf) sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pekerjaan, yang dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
(DPA-SKPD kalau dananya bersumber dari APBD) Nomor .......................
tanggal .............................

3. Jangka Waktu :
Jangka waktu penyelesaian 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung mulai
tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ini.

4. Pembayaran :
Pembayaran dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara ............... atau Bendahara Umum Daerah Kota/Kabupaten/Propinsi
(apabila dananya bersumber dari APBD).
5. Sanksi-sanksi
Apabila terjadi keterlambatan dalam hal penyerahan barang, maka akan
dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu permil) dari nilai kontrak untuk setiap hari
dengan maksimum denda tidak melebihi 5% (lima persen) dari nilai kontrak.

6. Penutup
Surat Perintah Mulai Kerja ini berlaku mulai sejak dikeluarkan dan ditandatangani
oleh KEDUA PIHAK.

PIHAK KEDUA : PIHAK


PERTAMA :

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


PEMBUATAN PROGRAM MULTI MEDIA PADA COMPACT DISK DALAM
RANGKA ............................................................................

Nomor : ............................

Pada hari ini , …………….. tanggal ……………… bulan …………………..tahun dua


ribu .........................., kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat
Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ...............
tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada
(sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah/
Pemerintah Daerah ............................ yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut
sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma yang selanjutnya dalam hal ini disebut
sebagai PIHAK KEDUA.
Dasar pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
berdasarkan :

1. KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
2. KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran(DIPA) atau DPA-SKPD Nomor : ............... tanggal
.............
4. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Pengadaan Jasa Konsultansi
Penyusunan .......
....................................................................................................................................
.....
5. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengadaan Jasa Konsultansi .........................................
6. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan Nomor ............ tanggal ..............
7. Surat Penawaran harga Nomor ........ tanggal ...........
8. Berita Acara Rapat Klarifikasi dan Negosiasi Nomor ........ tanggal ......... (kalau
ada)
9. Surat Keputusan .......... Nomor ....... tanggal ......tentang Penetapan Penyedia
Barang/Jasa
10. (dapat ditambahkan surat-surat yang berkenaan tentang pengadaan barang/jasa)

Secara bersama-sama menyatakan telah sepakat dan mengikat diri mengadakan


kerjasama dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Pembuatan Program Multi Media pada
Media Compact Disk dalam rangka ...........................................dengan ketentuan dan
syarat- syarat sebagai tercantum dalam pasal-pasal tersebut dibawah ini.

Pasal 1
TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA dalam kedudukannya seperti dimaksud di atas, memberi tugas kepada
pihak Kedua, dan PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut dengan mengelola dan
melaksanakan pekerjaan Pembuatan Program Multi Media pada Media Compact Disk
dalam rangka .....................................
Lingkup pekerjaan dan tugas yang diterima oleh PIHAK KEDUA seperti dimaksud dalam
ayat 1 pasal ini meliputi :
0 Melakukan persiapan teknis dan administrasi pekerjaan Pembuatan Program
Multi Media pada Media Compact Disk dalam rangka .....................................
1 Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan Pembuatan Program Multi Media
pada Media Compact Disk dalam rangka .....................................
2 Menyusun buku petunjuk(manual) hasil pelaksanaan Pembuatan Program Multi
Media pada Media Compact Disk dalam rangka .....................................

Pasal 2
DOKUMEN KONTRAK

Dalam hal melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA harus berpedoman pada dokumen-
dokumen tersebut dibawah ini dan bersifat mengikat serta memiliki kekuatan hukum
yang sama dengan perjanjian ini yaitu :

1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);


2. Kerangka Acuan Kerja (KAK);
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan beserta lampirannya;
4. Surat Penawaran beserta lampirannya;
5. Berita Acara Penutupan dan Pembukaan penawaran beserta lampirannya;
6. Berita Acara Evaluasi Teknis;
7. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi beserta lampirannya;
8. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan;
9. Usul Penetapan Pemenang;
10. Surat Penetapan Pemenang;
11. Surat Perjanjian Pekerjaan;
12. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Pasal 3
JANGKA WAKTU DAN PELAKSANAAN
PEMBUATAN PROGRAM MULTI MEDIA PADA MEDIA COMPACT DISK
DALAM
RANGKA ......................................................................................................

Jangka waktu pelaksanaan Pembuatan Program Multi Media pada Media Compact Disk
dalam rangka ..................................... ........., sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
Surat Perjanjian ini adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal
ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
PENGAWASAN PEKERJAAN

Untuk melakukan pengawasan pekerjaan, PIHAK PERTAMA menunjuk petugas sebagai


pengawas yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA dengan tugas
mengadakan pengawasan dan pemantauan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA.

Pasal 5
PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Hasil pelaksanaan pekerjaan harus diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada


PIHAK PERTAMA melalui Panitia Penerima Barang/Jasa yang diangkat
melalui Surat Keputusan oleh PIHAK PERTAMA.
2. Jika telah memenuhi persyaratan sesuai dengan Kerangka Acuan Kegiatan
yang dinyatakan dengan Berita Acara oleh Panitia Penerima Barang/Jasa,
maka PIHAK PERTAMA akan menerima pekerjaan tersebut yang dinyatakan
secara tertulis dalam suatu Berita Acara.

Pasal 6
JUMLAH BIAYA DAN SUMBER DANA PELAKSANAAN PEKERJAAN

1 Jumlah biaya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak untuk pelaksanaan
pekerjaan ini sesuai dengan pasal 1 adalah sebesar Rp. .............. (dengan huruf)
2. Jumlah biaya tersebut pada ayat 1 pasal ini dibebankan pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) (DPA-SKPD kalau dananya bersumber dari APBD)
Nomor ................... tangggal .......................

Pasal 7
TATA CARA PEMBAYARAN

Permintaan pembayaran untuk tiap tahap pekerjaan harus berdasarkan Berita Acara
kemajuan pekerjaan. Pembayaran kontrak akan dilakukan melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) ....................... atau Bendahara Umum Daerah pada
masing-masing Pemda Kota/Kabupaten/Propinsi (sebutkan salah satu) langsung ke
Nomor Rekening ......................... pada Bank .............................. (Bank PIHAK KEDUA)
dan dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang diatur sebagai berikut :

Uang Muka
Apabila diperlukan penyedia jasa konsultansi dapat mengajukan pengambilan
uang muka setinggi-tingginya 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak atau
sebesar Rp. ...................... (dengan huruf), setelah penyedia jasa konsultansi
menyerahkan jaminan uang muka sekurang-kurangnya sama dengan uang
muka. Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh bank umum sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada setiap tahap pembayaran.

2. Tahap Pembayaran Pelaksanaan Pekerjaan :


a. Pembayaran Tahap I sebesar 30% (tiga puluh persen) dari nilai kontrak
atau sebesar Rp .................. (dengan huruf) setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan (inception report), yang dibuktikan dengan
Berita Acara pemeriksaan dari Tim Teknis.
b. Pembayaran Tahap II sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai kontrak
atau sebesar Rp. .................. (dengan huruf), setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan draft naskah standar .................................. , yang dibuktikan
dengan Berita Acara pemeriksaan dari Tim Teknis.
c. Pembayaran Tahap III sebesar 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak atau
sebesar Rp. ........................ (dengan huruf), setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan laporan akhir dan naskah-naskah rumusan standar kepada PIHAK
PERTAMA dan dinyatakan diterima dan dibuktikan dengan Berita Acara serah
terima oleh Tim Teknis.

Catatan : Pembayaran tersebut diatas bisa dilakukan sekaligus setelah


kontrak selesai 100%, bisa juga dilakukan per tahap penyelesaian
pekerjaan yang prosentasenya disepakati oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA.

Pasal 8
PENGATURAN HUKUM

Perjanjian ini tunduk dan disusun dibawah Hukum Negara Republik Indonesia.

Pasal 9
HAK PATEN DAN HAK CIPTA

PIHAK KEDUA wajib melindungi hasil kerja dari segala tuntutan atau klaim dari pihak
lain atas pelanggaran hak Paten dan Hak Cipta.
Hasil pekerjaan yang dilaksanakan PIHAK KEDUA tersebut sepenuhnya menjadi milik
PIHAK PERTAMA.
Pasal 10
SANKSI-SANKSI

1. PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan mengalihkan tanggung jawab


pelaksanaan pekerjaan kepada pihak lain.
2. Apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan seperti tersebut pada ayat 1 pasal ini
dan atau mengalami kegagalan sebagai akibat kelalaian pelaksanaan oleh PIHAK
KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak;
a. memberi peringatan tertulis kepada PIHAK KEDUA;
b. membatalkan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan ini secara sepihak
apabila tiga kali berturut-turut peringatan tertulis tidak diindahkan oleh PIHAK
KEDUA, dan PIHAK KEDUA wajib menyerahkan pekerjaan dan mengembalikan
seluruh dana yang telah diterima kepada Negara melalui Kas Negara atau Kas
Daerah melalui Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
3. Apabila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan dengan melampaui
jangka waktu kontrak seperti tercantum pada pasal 3 , PIHAK KEDUA dikenakan
denda ganti rugi sebesar 10/00 (satu permil) dari nilai kontrak setiap hari
keterlambatan, dengan batas maksimum sebesar 5% (lima persen) dari nilai
kontrak.

Pasal 11
CLAIM

PIHAK KEDUA tidak dapat (tidak dibenarkan) menuntut tambahan biaya apapun juga
(claim) walaupun ada kenaikan harga material atau jasa yang ada hubungannya
dengan pekerjaan ini, kecuali pemerintah menentukan adanya ijin untuk kenaikan
harga (eskalasi) sepanjang dana tersedia untuk itu.

Pasal 12
KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCE MAJEURE

1. Apabila terjadi keadaan memaksa (Force Majeure) yang secara langsung


mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA harus melaporkan
kepada PIHAK PERTAMA paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender
yang dibuktikan dengan surat tertulis yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang, untuk menjadi bahan pertimbangan.persetujuan PIHAK PERTAMA.
2. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (Force Majeur) adalah perang, blokade,
revolusi, huru hara, kekacauan, mobilisasi, pemogokan, larangan kerja, gempa
bumi, epidemi, kebakaran, banjir, musibah angkutan laut, udara, darat dan
ancaman terorisme.
3. Dalam hal terjadi keadaan memaksa (Force Majeure) yang dapat
menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, akan dilakukan perubahan
terhadap batas akhir waktu pelaksanaan pekerjaan. Segala perubahan dimaksud
dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak, serta dituangkan dalam suatu
addendum yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Segala perselisihan yang timbul akibat pekerjaan ini yang langsung mempengaruhi
pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
2. Apabila secara musyawarah dan mufakat tidak dapat diselesaikan maka PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menyelesaikan masalah tersebut secara
Arbitrase menurut peraturan BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia) Jakarta
dan mengambil tempat di kantor Pengadilan Negeri ..........................
3. Apabila Badan Arbitrase Nasional Indonesia tidak dapat menyelesaikan
perselisihan tersebut, maka akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri ................
Ketetapan yang dihasilkan oleh pengadilan harus merupakan keputusan akhir dan
mengikat Kedua Pihak.

Pasal 14
PAJAK DAN BEA METERAI

Bea Meterai, semua pajak, dan pungutan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.

Pasal 15
KETENTUAN PENUTUP

1. Surat Perjanjian ini dinyatakan sah serta mengikat kedua belah pihak dan mulai
berlaku setelah ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
2. Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 6 (enam), dibubuhi materai secukupnya
yang mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA : PIHAK PERTAMA


Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
PEKERJAAN PEMBUATAN PROGRAM MULTI MEDIA PADA COMPACT DISK DALAM
RANGKA ............................................................................

NOMOR : ............................................

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

MENIMBANG : 1. Bahwa dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan


fungsi dapat berjalan secara efektif, (Satuan Kerja .................) akan
menyusun ...........................................

2. Bahwa salah satu kegiatan dalam DIPA / DPA-SKPD


Nomor ......... Tahun ............. adalah Pengadaan Jasa Konsultansi
Pembuatan Program Multi Media pada Compact Disk Dalam Rangka
..................................................................

MEMPERHATIKAN : 1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) (..Satuan Kerja )


Nomor : ..........................
tanggal .........................................

2. Surat Keputusan Penetapan Pemenang lelang pengadaan jasa


Konsultansi Pembuatan Program Multi Media pada Compact Disk
Dalam Rangka ..................................................................
Nomor ......................... tanggal ............................

3. Surat Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan pengadaan jasa


Konsultansi Pembuatan Program Multi Media pada Compact Disk
Dalam Rangka ................................................................ dari
PT/CV/Firma ........................ Nomor ............tanggal .......

MENGINGAT : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 80 Tahun 2003


tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah
dan Perubahannya Keppres RI Nomor 61 Tahun 2004

2. Keputusan ...........………………../Gubernur/Bupati/Walikota Nomor


……… tanggal …….. tentang pengangkatan pejabat
perbendaharaan/pengelola keuangan (sebutkan instansinya)

MENETAPKAN :

PERTAMA : Memberi perintah untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan


jasa Konsultansi Pembuatan Program Multi Media pada Compact
Disk Dalam Rangka ................................ kepada :

Nama Perusahaan :
PT/CV/Firma .......................................
Alamat : ........................................................
......
N.P.W.P : 00.000.000.0.000.000
Harga Penawaran : Rp..................... (dengan huruf)
KEDUA : Pekerjaan pengadaan jasa Konsultansi Pembuatan Program
Multi Media pada Compact Disk Dalam
Rangka ................................................................ dimulai dan berlaku
sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja ini ditetapkan dan harus
selesai dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak
SPMK ini ditandatangani.

KETIGA : Pekerjaan pengadaan jasa Konsultansi Pembuatan Program


Multi Media pada Compact Disk Dalam
Rangka ................................................................ harus dilaksanakan
sesuai dengan Dokumen Pengadaan beserta lampirannya, Berita Acara
Rapat Penjelasan Pekerjaan dan Surat Perjanjian Pekerjaan/Kontrak
yang berkenaan dengan pekerjaan pengadaan ini.

KEEMPAT : Pembayaran untuk Pekerjaan pengadaan jasa Konsultansi


Pembuatan Program Multi Media pada Compact Disk Dalam
Rangka ................................................................ tersebut dibebankan
pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) (DPA-SKPD untuk
Propinsi/Kabupaten/Kota) Nomor ........tanggal .........................

KELIMA : Surat Perintah Melaksanakan Kerja (SPMK) ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan
di : ..........................
Pada
tanggal : ..........................

Yang menerima Perintah kerja PEJABAT PEMBUAT


KOMITMEN

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ..................
DENGAN

PT/CV/FIRMA ......................................................
PEKERJAAN/PEMBUATAN SISTEM JARINGAN INTERNET
PADA .........................................

Nomor : ..........................................

Pada hari ini, ..................... tanggal ......................... bulan ......................... tahun dua
ribu ..................., kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

1. Nama : ................................................
NIP : ................................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat
Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan .............................. Nomor ...............


tanggal ...............
tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada
(sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah/
Pemerintah Daerah ............................ yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut
sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma yang selanjutnya dalam hal ini disebut
sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak telah sepakat membuat Perjanjian Kontrak Kerja


Pekerjaan/Pembuatan Sistem Jaringan Internet pada ........................, dengan
ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
Lingkup Pekerjaan
PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA
menyatakan bersedia melakukan pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA, yaitu
berupa pekerjaan/pembuatan Sistem Jaringan Internet pada .................., sebagaimana
tercantum dalam proposal yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kontrak kerja ini.

Pasal 2
Dasar Pelaksanaan Pekerjaan

1. KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
2. KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK);
5. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan beserta lampirannya;
6. Surat Penawaran beserta lampirannya;
7. Berita Acara Penutupan dan Pembukaan penawaran beserta lampirannya;
8. Berita Acara Evaluasi Teknis;
9. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi beserta lampirannya;
10. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan;
11. Usul Penetapan Pemenang;
12. Surat Penetapan Pemenang;
13. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Pasal 3
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Perjanjian


ini, terhitung sejak tanggal ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sampai
dengan penyerahan hasil akhir dari pekerjaan ini adalah selama 90 (sembilan puluh)
hari kalender.

Pasal 4
Biaya Pelaksanaan Pekerjaan

Jumlah biaya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak untuk pelaksanaan
pekerjaan ini sesuai dengan pasal 1 adalah sebesar Rp. .............. (dengan huruf) yang
dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) (DPA-SKPD kalau dananya
bersumber dari APBD) Nomor ................... tangggal .......................

Pasal 5
Cara Pembayaran dan Pelaporan
PIHAK PERTAMA akan membayar nilai/harga atas pekerjaan sebagaimana tersebut
pada pasal 4 perjanjian ini kepada PIHAK KEDUA dengan melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara ................. atau BUD Propinsi/Kab/Kota, dengan cara
mentransfer langsung ke Rekening Nomor ..................... pada Bank
.........................atas nama PT/CV/Firma ..........................

PIHAK PERTAMA akan membayar nilai/harga pekerjaan sebagaimana tersebut diatas


dengan 2 (dua) tahap, setelah PIHAK KEDUA menyerahkan jaminan pelaksanaan
kepada PIHAK PERTAMA berupa jaminan bank yang diterbitkan oleh Bank Pemerintah
yang nilainya minimal sama dengan nilai kontrak yang akan diterima PIHAK KEDUA.

0 Tahap pembayaran diatur sebagai berikut :

a. Tahap I : PIHAK PERTAMA akan membayarakan sebesar 70% (tujuh puluh


persen) dari nilai kontrak setelah PIHAK KEDUA menyediakan
70% (tujuh puluh persen) barang yang dibutuhkan yaitu sebesar
70% X Rp.............(nilai kontrak) dengan penyampaian laporan
tertulis dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang
menyatakan bahwa pekerjaan/penyediaan barang serta kegiatan
pelaksanaan telah mencapai 70% dan siap untuk diperiksa dan
hasil pemeriksaan tersebut dituangkan dalam Laporan
Kemajuan Pekerjaan yang ditanda tangani oleh kedua belah
pihak.

b. Tahap II : Pembayaran terakhir sebesar 30% dari nilai kontrak, setelah


PIHAK KEDUA menyelesaikan seluruh pekerjaan (100%) yaitu
sebesar 30% X Rp. ...................(nilai kontrak) yang dibuktikan
dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ditanda
tangani kedua belah pihak dan dilampiri Laporan Akhir
penyelesaian pekerjaan.

Pasal 6
Jadwal Kerja dan Pelatihan

PIHAK KEDUA akan bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA dalam mengatur jadwal
kerja. Pegawai yang ditunjuk untuk mengoperasikan internet dimaksud harus hadir
sesuai dengan jadwal pelatihan yang telah ditentukan, dan melakukan pertemuan
konsultatif dengan/tanpa undangan atau permintaan pertama sesuai keperluan
pelaksanaan kerjasama ini selama masa kontrak.

Pasal 7
Tanggung Jawab

1. PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan bantuan kepada PIHAK KEDUA dalam


hal kemudahan pendekatan di lapangan dan kepada staf yang diperlukan yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
2. PIHAK PERTAMA, bertanggung jawab penuh kepada PIHAK KEDUA atas pembayaran
nilai pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5.

3. PIHAK KEDUA akan melaksanakan kesepakatan kerjasama ini sesuai dengan


persyaratan dibawah ini :

a. memeriksa semua informasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan resiko


serta serta hal yang tidak terduga maupun keadaan lain yang bersifat force
majeure.
b. telah mengetahui sampai pada dasar dan tingkat kesulitan dari pekerjaan
didalam kesepakatan kerjasama ini.
c. Telah menyadari bahwa kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan ini
memerlukan standar keahlian yang tinggi.
d. Telah mengetahui adanya tenaga kerja dan sumber lain serta pelayanan yang
dibutuhkan.
e. Telah memberitahukan kepada pegawai/staf yang ditunjuk sebagai petugas
operasional jaringan internet ini.

4. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh kepada PIHAK PERTAMA sebagai


pelaksana pekerjaan dan PIHAK KEDUA berjanji untuk memperlakukan semua
informasi yang diterima dari PIHAK PERTAMA, maupun yang terungkap dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sebagai bahan/data yang bersifat rahasia dan
berkewajiban menjaga kerahasiaannya terhadap pihak lain.

Pasal 8
Hak Paten dan Hak Cipta

PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keorosinilan/keaslian atas pemakaian software


maupun hardware dalam pekerjaan ini dan wajib melindungi hasil kerja dari segala
tuntutan atau klaim dari pihak lain atas pelanggaran hak Paten dan Hak Cipta.

Pasal 9
Kahar/keadaan memaksa (Force Majeure)

1. Apabila terjadi kahar/keadaan memaksa (Force Majeure) yang secara langsung


mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA harus melaporkan
kepada PIHAK PERTAMA paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender
yang dibuktikan dengan surat tertulis yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang, untuk menjadi bahan pertimbangan.persetujuan PIHAK PERTAMA.
2. Yang dimaksud dengan kahar/keadaan memaksa (Force Majeur) adalah perang,
blokade, revolusi, huru hara, kekacauan, mobilisasi, pemogokan, larangan kerja,
gempa bumi, epidemi, kebakaran, banjir, musibah angkutan laut, udara, darat dan
ancaman terorisme.
3. Dalam hal terjadi keadaan memaksa (Force Majeure) yang dapat
menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, akan dilakukan perubahan
terhadap batas akhir waktu pelaksanaan pekerjaan. Segala perubahan dimaksud
dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak, serta dituangkan dalam suatu
addendum yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 10
Penyelesaian Perselisihan

1. Segala perselisihan yang timbul akibat pekerjaan ini yang langsung mempengaruhi
pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
2. Apabila secara musyawarah dan mufakat tidak dapat diselesaikan maka PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menyelesaikan masalah tersebut secara
Arbitrase menurut peraturan BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia) Jakarta
dan mengambil tempat di kantor Pengadilan Negeri ..........................
3. Apabila Badan Arbitrase Nasional Indonesia tidak dapat menyelesaikan
perselisihan tersebut, maka akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri ................
Ketetapan yang dihasilkan oleh pengadilan harus merupakan keputusan akhir dan
mengikat Kedua Pihak.

Pasal 11
Pengawasan Pekerjaan

Untuk melakukan pengawasan pekerjaan, PIHAK PERTAMA menunjuk petugas sebagai


pengawas yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA dengan tugas
mengadakan pengawasan dan pemantauan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA serta melaporkannya secara berkala kepada PIHAK PERTAMA sampai pekerjaan
selesai secara keseluruhan (100%).

Pasal 12
Pajak dan Meterai

Semua pajak, bea meterai dan pungutan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.

Pasal 13
Sanksi dan Denda

1. PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan mengalihkan tanggung jawab pelaksanaan


pekerjaan kepada pihak lain.
2. Apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan seperti tersebut pada ayat 1 pasal ini
dan atau mengalami kegagalan sebagai akibat kelalaian pelaksanaan oleh PIHAK
KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak;
a. memberi peringatan tertulis kepada PIHAK KEDUA;
b. membatalkan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan ini secara sepihak
apabila tiga kali berturut-turut peringatan tertulis tidak diindahkan oleh PIHAK
KEDUA, dan PIHAK KEDUA wajib menyerahkan pekerjaan dan mengembalikan
seluruh dana yang telah diterima kepada Negara melalui Kas Negara atau Kas
Daerah melalui Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
3. Apabila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan dengan melampaui
jangka waktu kontrak seperti tercantum pada pasal 3, PIHAK KEDUA dikenakan
denda ganti rugi sebesar 1 0/00 (satu permil) dari nilai kontrak setiap hari
keterlambatan, dengan batas maksimum sebesar 5% (lima persen) dari nilai
kontrak.

Pasal 14
Ketentuan Penutup

1. Surat Perjanjian ini dinyatakan sah serta mengikat kedua belah pihak dan mulai
berlaku setelah ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
2. Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 6 (enam), dibubuhi meterai secukupnya
yang mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA : PIHAK


PERTAMA :

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
SURAT PERINTAH MULAI KERJA
NOMOR : ...........................................

Berdasarkan Surat Perjanjian Kontrak Kerja Nomor ..................... tanggal ................ dan
surat pernyataan kesanggupan melaksanakan pekerjaan dari
PT/CV/Firma ........................ Nomor ........................ tanggal .......................... untuk
pekerjaan/pembuatan Sistem Jaringan Internet pada .................., maka dengan ini
diperintahkan kepada :

PT/CV/Firma .................................
Alamat ............................................
Kota ................................................

Untuk melaksanakan :

1. Jenis pekerjaan : pembuatan Sistem Jaringan Internet pada ........


2. Jumlah/volume pekerjaan : 1 (satu) paket
3. Jangka waktu : 90 (sembilan puluh) hari sejak SPMK ini
ditandatangani
4. Biaya pelaksanaan : Rp. ............................. (dengan huruf)
5. Pembayaran : Pembayaran akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap
masing-masing sebesar 70% (tujuh puluh persen) dan 30%
(tiga puluh persen) melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara .......... atau Bendahara Umum
Daerah .............. Prop/Kab/Kota yang ditransfer ke rekening
Nomor ....................... Bank ................... atas nama
PT/CV/Firma ...................................
6. Penyerahan pekerjaan : Penyerahan hasil pekerjaan dilakukan pada oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA bertempat pada lokasi
(................................... sebutkan nama dan tempat/lokasi
yang jelas) dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.

7. Sanksi-sanksi : Apabila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian


pekerjaan dengan melampaui jangka waktu kontrak seperti
tercantum pada pasal 3 , PIHAK KEDUA dikenakan denda
ganti rugi sebesar 1 0/00 (satu permil) dari nilai kontrak setiap
hari keterlambatan, dengan batas maksimum sebesar 5%
(lima persen) dari nilai kontrak.

Demikian Surat Perintah Mulai Kerja ini ditetapkan, untuk dapat dilaksanakan sebagai
mana mestinya.

Ditetapkan di : ...........................
Pada tanggal : ............................

PIHAK KEDUA : PIHAK PERTAMA :

Nama Nama
Jabatan pada perusahaan NIP
SURAT PERJANJIAN KERJA (KONTRAK)
Nomor : ...............................................................

ANTARA

KUASA PENGGUNA ANGGARAN ..................

DENGAN

PT/CV/FIRMA ......................................................

TENTANG
PEKERJAAN PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI .........................................

Pada hari ini, ..................... tanggal ......................... bulan ......................... tahun dua
ribu ..................., kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

1. Nama : ................................................
NIP : ...............................................
Jabatan : (sebutkan jabatannya) selaku Pejabat Pembuat
Komitmen
(sebutkan instansinya)
Alamat : (sebutkan alamat instansinya)

Berdasarkan Surat Keputusan ................... Nomor ........... tanggal ...............


tentang pengangkatan pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan pada (sebutkan
instansinya) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah/
Pemerintah Daerah ............................ yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut
sebagai PIHAK PERTAMA..

2. Nama : ..............................................
Jabatan : Direktur/Direktur Utama PT/CV/Firma
Alamat : ...............................................

yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia dengan Akta


Notaris ................... Nomor ........... tanggal .................... dengan segala perubahannya,
bertindak untuk dan atas nama PT/CV/Firma yang selanjutnya dalam hal ini disebut
sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menerangkan terlebih dahulu :

1. Bahwa PIHAK PERTAMA bermaksud untuk mengadakan kegiatan penyusunan


sistem informasi ............................................ yang terdapat dalam
kegiatan ............................. pada DIPA (DPA-SKPD) Nomor ...............................
tanggal ..........................;
2. Bahwa agar kegiatan tersebut di atas dapat diadakan dengan baik maka
diperlukan suatu lembaga penyedia barang/jasa yang akan bertindak sebagai
pelaksana bagi kegiatan tersebut;
3. Bahwa PIHAK KEDUA adalah suatu perusahaan di bidang pengembangan teknologi
informasi serta penyedia barang baik berupa software maupun hardware yang
telah dinilai melalui proses seleksi umum dan dipandang mampu, cakap serta
memenuhi persyaratan sebagai penyedia barang/jasa penyusunan sistem
informasi industri ............................................................
4. Bahwa berdasarkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran ..........................
Nomor ..................... tanggal ......................... , PIHAK KEDUA telah ditetapkan
sebagai pelaksana Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Penyusunan Sistem Informasi
.................................. yang terdapat dalam kegiatan ........................... pada DIPA
(DPA-SKPD) Nomor .......................... tanggal ..............................

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
bersepakat untuk mengikat suatu perjanjian kerja (kontrak) tentang Pekerjaan
Penyusunan Sistem Informasi ......................................... pada
kegiatan .................................. DIPA (DPA-SKPD) ..................................(sebutkan
satkernya) Tahun Anggaran .................., dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai
berikut :

Pasal 1
Pengertian Umum

Yang dimaksud dalam Surat Perjanjian ini dengan :

a. ”Surat Perjanjian Kerja atau Kontrak”, adalah perjanjian kerjasama yang disepakati
oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang menetapkan ketentuan dan syarat-
syarat, berikut lampiran, addendum dan/atau perubahannya apabila ada.
b. ”Kegiatan’ adalah Penyusunan Sistem Informasi ..............................................
sesuai dengan yang dimaksud pada kegiatan ................ .................................. DIPA
(DPA-SKPD) ..................................(sebutkan satkernya) Tahun
Anggaran ...................
c. ”Lampiran” adalah lampiran-lampiran dari surat perjanjian/kontrak yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian/kontrak yang terdiri
dari : Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS, Kerangka Acuan Kerja (KAK), Usulan
Teknis PIHAK KEDUA, Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi dan Keputusan
Pelaksanaan Pekerjaan.
d. ”Nilai Kontrak”, adalah nilai untuk membiayai pelaksanaan Pekerjaan yang
dinyatakan dalam rupiah sebagaimana tersebut dalam pasal 6.
e. ”Pekerjaan”, yang dimaksud dengan pekerjaan di dalam surat perjanjian kerja
sama ini adalah Pengadaan Barang/Jasa Penyusunan Sistem
Informasi ....................
f. ”PIHAK PERTAMA” adalah pengguna barang/jasa yang juga adalah Kuasa Pengguna
Anggaran DIPA (............sebutkan satkernya)
g. ”PIHAK KEDUA”, adalah badan usaha Penyedia Barang/Jasa dalam hal ini adalah
PT/CV/Firma .....................
h. ”Pihak Terkait”, adalah badan usaha/lembaga lain selain PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA yang ikut berperan serta dalam kegiatan Penyusunan Sistem
Informasi ..........................
i. ”Tim Teknis”, adalah Tim yang dibentuk oleh Kuasa Pengguna Anggaran untuk
mengawasi pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi .......................... dari segi
teknis selama dalam proses pelaksanaan pekerjaan.
j. ”Panitia Pemeriksa/Penilai/Penerima” adalah yang selanjutnya disebut Panitia
Penilai yang dibentuk berdasarkan Keputusan ( ..........siapa yang membuat SK)
Nomor ............ tanggal ................. yang bertugas untuk memeriksa, menilai, dan
menerima hasil pekerjaan.
Pasal 2
Tugas Pekerjaan

PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
dengan ini menyatakan kesanggupan untuk menerima tugas dari PIHAK PERTAMA
untuk melaksanakan Pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi ............................ pada
kegiatan .................................... (.......................sebutkan satkernya) Tahun
Anggaran .......

Pasal 3
Dasar Pelaksanaan Pekerjaan

1. KEPPRES Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
2. KEPPRES Nomor : 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK);
5. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan beserta lampirannya;
6. Surat Penawaran beserta lampirannya;
7. Berita Acara Penutupan dan Pembukaan penawaran beserta lampirannya;
8. Berita Acara Evaluasi Teknis;
9. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi beserta lampirannya;
10. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan;
11. Usul Penetapan Pemenang;
12. Surat Penetapan Pemenang;
13. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
14. dapat ditambahkan dengan surat-surat yang berkaitan dengan pengadaan/
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pasal 4
Lingkup dan Jenis Pekerjaan

Ruang lingkup dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA adalah
Pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi ............................................... sebagaimana
tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Pasal 5
Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ditetapkan selama 90 (sembilan puluh) hari


kalender, terhitung mulai ditantangani Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini, yaitu
tanggal ...............
Sampai dengan tanggal ............................
Pasal 6
Nilai Kontrak

Nilai Kontrak untuk Pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi .......................... adalah


sebesar Rp. .................... (dengan huruf) termasuk pajak dan biaya meterai yang
dibebankan pada anggaran kegiatan .............................. ( .............. sebutkan satkernya
...............) Tahun Anggaran ................
Pasal 7
Jaminan Pelaksanaan

(1) PIHAK KEDUA harus menyerahkan Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan sebesar 5%


(lima Persen) dari nilai kontrak dan diserahkan paling lambat pada waktu
penandatanganan kontrak ini.
(2) Jaminan Pelaksanaan adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh pemerintah/
Pemerintah Daerah yang diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
(3) Jaminan Pelaksanaan mempunyai masa berlaku sama dengan jangka waktu
penyelesaian pekerjaan yaitu 90 (sembilan puluh) hari kalender.

Pasal 8
Tata Cara Pembayaran

(1) Sistem pembayaran Pekerjaan dilakukan dalam 3 (tiga )tahap sebagai berikut :

a. Tahap I : sebesar 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak atau sebesar
Rp ................................... (dengan huruf) setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan
pekerjaan sisik sebesar 20% dan menyampaikan Laporan Pendahuluan yang
telah dibahas oleh Tim Penilai dan Panitia Penilai yang dinyatakan diterima
yang dibuktikan dalam Berita Acara Pemeriksaan.

b. Tahap II : sebesar 60% (enam puluh persen) dari nili kontrak atau sebesar
Rp. .......................(dengan huruf) setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan
pekerjaan fisik sebesar 75% dan dituangkan dalam Laporan Antara yang telah
dibahas oleh Tim Penilai dan Panitia Penilai yang dinyatakan diterima yang
dibuktikan dalam Berita Acara Pemeriksaan.

c. Tahap III : sebesar 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak atau sebesar
Rp. .......................(dengan huruf) setelah PIHAK KEDUA menyerahkan seluruh
hasil pekerjaan fisik (100%) termasuk Laporan Akhir yang telah dibahas oleh
Tim Penilai dan Panitia Penilai yang dinyatakan diterima yang dibuktikan
dalam Berita Acara Pemeriksaan.

(2) Pembayaran sebagaimana ayat (1) dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA dilakukan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara ................ atau Bendahara Umum Daerah yang dipindahbukukab/transfer
ke PT/CV/Firma ............ pada Bank ....................... Nomor Rekening ..........................
Pasal 9
Pajak dan Meterai

Semua pajak, bea meterai dan pungutan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.

Pasal 10
Kewajiban Pemberi Tugas (PIHAK PERTAMA)

PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk :

(1) Memudahkan perijinan pengadaan data yang diperlukan dalam rangka


melaksanakan Pekerjaan terhadap Pihak Terkait;
(2) Menerbitkan kepada pejabat, agen, lembaga atau perwakilan pemerintah
semua permohonan yang diperlukan atau dibutuhkan oleh PIHAK KEDUA untuk
kelancaran pekerjaan.
(3) Memberikan keputusan atas semua laporan, rekomendasi dan masalah lain
yang diatur dengan benar untuk pengambilan keputusan oleh PIHAK KEDUA
dalam waktu yang wajar sehingga tidak menunda atau mengganggu
pelaksanaan pelayanan pekerjaan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan kontrak ini.
(4) Membayar jasa yang diberikan oleh PIHAK KEDUA sesuai nilai kontrak dan
jadwal pembayaran yang telah disepakati.

Pasal 11
Kewajiban Penyedia Barang/Jasa (PIHAK KEDUA)

(1) PIHAK KEDUA harus menggunakan semua keahlian, ketelitian dan ketekunan
yang selayaknya dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan Kontrak ini dan
harus melaksanakan semua tanggungjawabnya sesuai dengan standar
profesional yang telah diakui;
(2) PIHAK KEDUA harus bertindak sebagai wakil PIHAK KEDUA di lokasi kegiatan
sesuai dengan lingkup pekerjaannya, terkait dengan tugas-tugasnya sebagai
penyedia barang/jasa.
(3) PIHAK KEDUA harus bertindak setiap saat untuk melindungi kepentingan PIHAK
PERTAMA dan mengambil langkah-langkah yang wajar guna tercapainya tujuan
pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja.

Pasal 12
Hasil Pekerjaan

Hasil pelaksaanaan pekerjaan terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu :


(1) Laporan, Dokumentasi, dan Manual.

Laporan adalah sekumpulan penjelasan tentang kegiatan yang telah


dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan dalam periode tertentu, dan dilakukan
sebagai sarana bagi Tim Pengendali untuk mendapatkan informasi tentang
kemajuan kegiatan (progress report) dalam periode waktu dimaksud dalam Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak) ini, PIHAK KEDUA akan memberikan Laporan sebagai
berikut :
(a) Laporan Pendahuluan. Selambat-lambatnya selama empat belas (14)
hari kalender sejak Kontrak ditandatangani, PIHAK KEDUA akan memberikan
laporan mobilisasi tenaga ahli yang telah dilakukan, pemantapan
metodologi, verifikasi jadwal kegiatan dan penjabarannya untuk
mengantisipasi kendala yang mungkin muncul, pelaksanaan organisasi
kerja, serta melakukan telaah dan pemahaman tentang pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Dalam laporan tersebut juga diberikan rencana penyediaan
sebagian perangkat pendukung, rencana pelaksanaan pengambilan dan
pengumpulan data yang akan dilakukan, mencakup daftar data yang akan
diambil, serta langkah-langkah yang akan dilakukan untuk antisipasi kondisi
perubahan nantinya, jika ada. Laporan pendahuluan diserahkan kepada
PIHAK PERTAMA sebanyak 10 (sepuluh) buku, setelah dibahas dan diterima
oleh Tim Penilai dan Panitia Penilai.
(b) Laporan Antara. Laporan Antara diserahkan kepada PIHAK PERTAMA
sebanyak 10 (sepuluh) buku pada 60 (enam puluh) hari kalender setelah
kontrak ditandatangani. Laporan antara berisi tentang hasil sementara
penyusunan sistem informasi ............................................ , kemajuan kerja
pemasukan data tekstual maupun spasial, penyediaan hardware dan
software pada ............ (sebutkan lokasi pemasangan) , serta rencana
penyelesaian seluruh tahapan proyek.
(c) Laporan Akhir Sementara. Laporan ini berisi seluruh proses kegiatan
yang telah dilakukan beserta hasil yang didapatkan, termasuk didalamnya
adalah pengumpulan dan hasil pemasukan data tekstual maupun spasial,
hasil pengembangan yang dilakukan, hasil instalasi pada seluruh unit kerja,
dokumentasi proses dan pelaksanaan kegiatan pelatihan, pada tanggal yang
ditetapkan disaksikan Tim Penilai dan Panitia Penilai serta pejabat struktural
terkait di lingkungan ( ............... sebutkan satkernya) . Pada bagian akhir
laporan diberikan kesimpulan dan rekomendasi yang bersifat sementara.
Laporan Akhir Sementara yang merupakan versi awal ”Laporan Akhir” ini
diberikan kepada pemberi kerja tidak lebih dari 2 (dua) minggu sebelum
kontrak berakhir yang diberikan sebanyak 10 (sepuluh) buku, yang juga
disertai seluruh draft buku Manual dan buku Dokumentasi.
(d) Laporan Akhir. Diberikan kepada PIHAK PERTAMA sebelum kontrak
berakhir sebanyak 20 (dua puluh) buku. Laporan Akhir merupakan revisi
Laporan Akhir Sementra yang telah didiskusikan dengan Tim Penilai dan
Panitia Penilai Pekerjaan, serta pihak-pihak lain terkait yang berkepentingan
terhasil hasil pekerjaan tersebut.
Dokumentasi merupakan sarana bagi pemberi pekerjaan dalam memahami
secara teknis seluruh kegiatan yang dilaksanakan. Dalam Surat Perjanjian Kerja
(Kontrak) ini, PIHAK KEDUA akan memberikan dokumentasi sebagai berikut :

Dokumentasi Teknis. Berisi semua rancangan tentang Penyusunan Sistem


Informasi ........................................ berbasis sistem informasi .......... (Jelaskan
istilah-istilah yang digunakan seperti diagram. Struktur database rinci sampai
entity terkecil yang ada, koneksi dan relationship antar tabel dalam database,
program aplikasi serta dokumen lain yang terkait dan perlu untuk dijelaskan
secara rinci). Dokumentasi teknis diberikan sebanyak 20 (dua puluh) buku, dan
dilakukan bersamaan dengan penyerahan laporan akhir.

Dokumentasi Digital (softcopy/CD-Rom). Seluruh laporan tersebut di atas


beserta hasil-hasilnya, termasuk hasil program aplikasi SIM ...............(diisi
dengan nama hasil pekerjaan) berbasis .........(diisi teknologi yang digunakan),
Buku Manual, Buku Dokumentasi dalam bentuk CD-Rom sebanyak 20 (dua puluh)
copy, dan diberikan bersamaan dengan Laporan Akhir.

Manual merupakan sekumpulan penjelasan tentang tata cara operasional atau


Prosedur Standar Operasional (SOP) untuk suatu sub sistem kegiatan. Dalam
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini, PIHAK KEDUA akan memberikan Manual
sebagai berikut :
(a) Manual Program Aplikasi. Buku Manual Aplikasi Sistem Informasi .............
berbasiskan ................. akan memuat secara rinci tahapan pengoperasian
aplikasi sampai dengan ”trik” atau cara-cara mudah dalam penyelesaian
masalah yang mungkin di temui. Manual aplikasi Sistem
Informasi................... berbasisi ........... menjadi 3 (tiga) tingkat pengguna,
yaitu (i) Top Eksekutif, (ii) Middle Eksekutif, dan (iii) Operator Pemasukan
Data.

Buku Manual Program Aplikasi Sistem


Informasi ................................................ berbasis ................... diberikan
masing-masing setiap tingkat pengguna dan institusi sebanyak 5 (lima)
buku, dan dilakukan bersamaan dengan penyerahan laporan akhir.
(b) Manual Database. Manual Database adalah buku pegangan yang
diperuntukkan bagi database administrator. Dalam manual ini juga diberikan
penjelasan secara rinci tentang konsep, rencana, dan implementasi jaringan
(networking) yang telah dipasang, cara perawatan, serta pemasangan dan
pelepasan jaringan.

Dalam hubungannya dengan database SIM ................., seluruh struktur


tabel, relationship, entity terkecil data sampai definisinya, akan dijelaskan
pada Buku Manual ini. Manual Database akan diberikan pada saat laporn
akhir, dan berjumlah 10 (sepuluh) buku. Untuk pegangan bagi masing-
masing institusi, maka setiap institusi akan mendapatkan 2 (dua) copy.
Manual Pemeliharaan Sistem. Manual Pemeliharaan Sistem dibuat untuk
menjadi pedoman bagi database administrator dalam melaksanakan instalasi
sistem , perbaikan sistem, pelepasan sistem, serta prosedur standar operasional
(SOP)

Manual Pemeliharaan Sistem diberikan bersama-sama dengan Buku Laporan


Akhir sebanyak 10 (sepuluh) buku. Untuk pegangan bagi masing-masing institusi,
maka setiap institusi akan mendapatkan 2 (dua) copy.

(2) Program Aplikasi Sistem Informasi ...................... berbasis ................. dalam


bentuk ”CD-Installer” dan Perangkat Keras maupun Perangkat Lunak Pendukung
Aplikasi sebagai berikut :

Tabel Jumlah & Spesifikasi Teknis Hardware dan Software

No Spesifikasi Jumlah
.
A Hardware
1. Desktop (jelaskan tipe, jenis, dst) .tulis banyaknya
2. Tuliskan hardware yang dipakai seperti : Laptop, Printer,
server dll

B Software
1. Microsoft Acces 2005 Win 32 English CD Licence
2. Tuliskan software yang dipakai seperti : ArcView 9.1 dll

Pasal 13
Hak Paten dan Hak Cipta

PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keorisinilan/keaslian atas pemakaian software


maupun hardware dalam pekerjaan ini dan wajib melindungi hasil kerja dari segala
tuntutan atau klaim dari pihak lain atas pelanggaran hak Paten dan Hak Cipta.

Pasal 14
Sanksi dan Denda

(1) PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan mengalihkan tanggung jawab pelaksanaan


pekerjaan kepada pihak lain.
(2) Apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan seperti tersebut pada ayat 1 pasal
ini dan atau mengalami kegagalan sebagai akibat kelalaian pelaksanaan oleh
PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak;
a. Memberi peringatan tertulis kepada PIHAK KEDUA.
b. Membatalkan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan ini secara sepihak
apabila tiga kali berturut-turut peringatan tertulis tidak diindahkan oleh
PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA wajib menyerahkan pekerjaan dan
mengembalikan seluruh dana yang telah diterima kepada Negara melalui Kas
Negara atau Kas Daerah melalui Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP).
c. Menunjuk perusahaan lain berdasarkan pilihan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut dan PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK
PERTAMA segala arsip, perhitungan, data informasi, dan keterangan lain yang
berhubungan dengan penyelesaian Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
Kontrak ini.
d. Apabila terjadi pembatalan kontrak ini sebagaimana dimaksud pada butir b
pasal ini, maka segala biaya yang diperlukan untuk penyelesaian dan kelanjutan
pekerjaan ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
(3) Apabila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan dengan
melampaui jangka waktu kontrak seperti tercantum pada pasal 5, PIHAK KEDUA
dikenakan denda ganti rugi sebesar 1 0/00 (satu permil) dari nilai kontrak setiap
hari keterlambatan, dengan batas maksimum sebesar 5% (lima persen) dari nilai
kontrak.

Pasal 15
Force Majeure

(1) Apabila terjadi Force Majeure yang secara langsung mempengaruhi pelaksanaan
perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA harus melaporkan kepada PIHAK PERTAMA
paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender yang dibuktikan
dengan surat tertulis yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang, untuk
menjadi bahan pertimbangan.persetujuan PIHAK PERTAMA.
(2) Yang dimaksud dengan Force Majeur adalah perang, blokade, revolusi, huru hara,
kekacauan, mobilisasi, pemogokan, larangan kerja, gempa bumi, epidemi,
kebakaran, banjir, musibah angkutan laut, udara, darat dan ancaman terorisme.
(3) Dalam hal terjadi Force Majeure yang dapat menyebabkan keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan, akan dilakukan perubahan terhadap batas akhir waktu
pelaksanaan pekerjaan. Segala perubahan dimaksud dilakukan atas persetujuan
kedua belah pihak, serta dituangkan dalam suatu addendum yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 16
Perselisihan

(1) Bila terjadi perselisihan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan ini yang
langsung mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat.
(2) Apabila secara musayawarah dan mufakat tidak dapat diselesaikan maka PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
secara Arbitrase menurut peraturan BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia)
yang diselesaikan oleh suatu Dewan Arbitrase yang anggota-anggotanya dari
seorang wakil PIHAK PERTAMA sebagai anggota dan seorang wakil PIHAK KEDUA
sebagai anggota dan Pihak ketiga yang aktif sebagai ketua yang disetujui oleh
kedua belah pihak. Keputusan Dewan Arbitrase mengikat kedua belah pihak
untuk dilaksanakan dan biaya penyelesaian ditanggung oleh kedua belah pihak.
(3) Apabila dengan jalan tersebut pada ayat (1) dan (2) pasal ini tidak dapat
menyelesaikan perselisihan tersebut, maka akan diselesaikan melalui Pengadilan
Negeri ................ Ketetapan yang dihasilkan oleh pengadilan harus merupakan
keputusan akhir dan mengikat Kedua Pihak.
Pasal 17
Wanprestasi

Apabila PIHAK KEDUA melakukan wanprestasi sehubungan dengan perjanjian


kerjasama ini maka PIHAK PERTAMA dapat memutuskan kontrak ini secara
sepihak setelah diadakan teguran/peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga)
kali berturut-turut atas kelalaian yang dilakukan PIHAK KEDUA.
Teguran/peringatan yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini dilaksanakan setelah terlihat
tanda-tanda bahwa PIHAK KEDUA dalam keadaan :
Secara langsung atau tidak langsung sengaja memperlambat penyelesaian
pekerjaan.
Memberikan keterangan tidak benar yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
Menyerahkan pelaksanaan pekerjaan ini kepada pihak lain secara keseluruhan
atau sebagian tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA.
Jika terjadi pemutusan Kontrak, maka PIHAK PERTAMA dapat menunjuk perusahaan lain
berdasarkan pilihan untuk menyelesaikan Pekerjaan tersebut dan PIHAK KEDUA
harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA segala arsip, perhitungan, data,
informasi, dan keterangan lain yang berhubungan dengan penyelesaian
Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Kontrak ini.
Apabila terjadi pemutusan Kontrak sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini,
maka segala biaya yang diperlukan untuk penyelesaian Pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam Kontrak ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 18
Amandemen Kontrak

PIHAK PERTAMA bersepakat dengan PIHAK KEDUA untuk tidak melakukan


Amandemen/Perubahan Kontrak sepanjang tidak terjadi Force Majeur dan tidak
ada perubahan pekerjaan karena disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan
oleh kedua belah pihak atau perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat
adanya perubahan pekerjaan/pesanan.
Apabila terjadi Amandemen Kontrak PIHAK PERTAMA bersepakat dengan PIHAK KEDUA
untuk mengatur dalam Amandemen Kontrak yang tidak merugikan kedua belah
pihak (misalnya menunda pelaksanaan pekerjaan, memutuskan perjanjian dan
menggantinya dengan perjanjian lain)

Pasal 19
Pemberitahuan

Setiap pemberitahuan yang akan disampaikan kepada para pihak yang terkait dengan
perjanjian ini akan disampaikan secara tertulis atau surat tercatat dengan tanda terima
dan dikirimkan masing-masing dengan alamat
PIHAK PERTAMA :
---------------------------------------------------
---------------------------------------------------

PIHAK KEDUA :
---------------------------------------------------
---------------------------------------------------

Jika terjadi perpindahan alamat selama pelaksanaan perjanjian ini maka pihak yang
berpindah alamat tersebut wajib untuk memberitahukan kepada pihak lain selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah tanggal kepindahan.

Pasal 20
Penutup

Apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini terdapat hal-hal yang tidak atau belum cukup
diatur, kedua belah pihak akan menyelesaikan secara musyawarah dan akan
dituangkan dalam bentuk tertulis yang merupakan bagian dari perjanjian ini.
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini dianggap sah dan berlaku setelah ditandatangani
oleh kedua belah pihak
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini dibuat dalam rangkap 5 (lima), diantaranya 3 (tiga)
rangkap bermeterai cukup dan dua tidak bermeterai untuk PIHAK PERTAMA dan
dua bermeterai untuk PIHAK KEDUA.

Ditandatangani di : ........................
Pada tanggal : ........................

PIHAK KEDUA PIHAK


PERTAMA
Konsultan .................. Pejabat Pembuat Komitmen

----------------------------- --------------------------------
Kop Surat Satuan Kerja

Nomor : .................
Tempat. Tanggal ........
Lampiran : .................
Hal : Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

Kepada Yth :

Direktur PT/CV/Firma
Di ...............................

Memperhatikan Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) antara Pejabat Pembuat


Komitmen DIPA..........................................Tahun Anggaran ......... dengan
PT/CV/Firma ...........................No. ......................... tanggal ...................... tentang
pengadaan barang/jasa Penyusunan Sistem ....................................
, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

Diminta perhatian Saudara untuk segera melaksanakan pekerjaan penyediaan


barang/jasa Penyusunan Sistem ......................................
Nilai kontrak pekerjaan dimaksud pada butir 1 adalah Rp..................(dengan huruf)
termasuk PPn dan jangka waktu penyelesaiam adalah 90 (sembilan puluh) hari
kalender, terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
Pembayaran pekerjaan dimakasud dibebankan pada anggaran DIPA .....................
tahun anggaran .......
Ketentuan lain yang mengatur pelaksanaan pekerjaan dimaksud pada butir 1
dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor ................ tanggal ...........

Demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.


Bersedia melaksanakan Pejabat yang memberi
perintah.
Pekerjaan sesuai dengan Ketentuan Pejabat Pembuat Komitmen.

........................................... ............................................

ADDENDUM
SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN PELAKSANAAN
Pekerjaan Pelaksanaan Pembangunan

Nomor :
Tanggal :

Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN

Tetap
Semula

Pekerjaan tersebut, meliputi antara lain (Sesuai Rekapitulasi Penawaran) :


Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Galian dan Urugan
Pekerjaan Struktur Lantai 1
Pekerjaan Struktur Lantai 2
Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Listrik + Penutup Tangga
Pekerjaan Kusen
Pekerjaan Pengecatan

Berubah Menjadi :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Galian dan Urugan
Pekerjaan Struktur Lantai 1
Pekerjaan Struktur Lantai 2
Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Listrik + Penutup Tangga
Pekerjaan Kusen
DLL seperti yang tercantum di dalam Lampiran Rencana Anggaran Biaya
perubahan setelah harga satuan pekerjaan dieskalasi

Pasal 2
DASAR PERJANJIAN DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tetap
Tetap
Peraturan Menteri Keuangan No : ……………. Tanggal ……………….. tentang
PENYUSUNAN HARGA SATUAN DAN NILAI KONTRAK KEGIATAN PEMERINTAH TAHUN
ANGGARAN
Surat Keputusan Bupati …………………… tentang Perubahan Standar Honorarium,
biaya Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan, Harga Satuan Bahan/ Material dan Harga
Satuan Analisa Pekerjaan
Surat Permohonan Eskalasi Harga Nomor : ……………
Berita Acara Evaluasi Penawaran Eskalasi Harga

Pasal 3
PENGAWAS PEKERJAAN

Tetap
Tetap
Tetap

Pasal 4
BAHAN DAN PERALATAN

Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap

Pasal 5
TENAGA KERJA
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap

Pasal 6
SUB KONTRAKTOR
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap

Pasal 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Tetap
Tetap

Pasal 8
MASA PEMELIHARAAN

Tetap
Tetap
Tetap
Tetap

Pasal 9
JAMINAN PELAKSANAAN DAN JAMINAN UANG MUKA
Tetap
Tetap

Pasal 10
BIAYA PELAKSANAAN BORONGAN

Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Pasal 11
CARA PEMBAYARAN

Tetap

Pasal 12
KENAIKAN HARGA

Tetap
Tetap
Pasal 13
BEBAN BIAYA DAN PAJAK
Tetap
Tetap
Tetap

Pasal 14
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap

Pasal 15
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

Tetap
Tetap
Tetap

Pasal 16
SANKSI DAN DENDA

Tetap
Tetap
Tetap
Tetap

Pasal 17
PEMUTUSAN PERJANJIAN
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Pasal 18
PEMUTUSAN PERJANJIAN
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap

PASAL 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Tetap
Tetap
Pasal 20
LAPORAN
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap

Pasal 21
TEMPAT KEDUDUKAN

Tetap

Pasal 22
PENUTUP

Tetap
Tetap
Tetap

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT/CV/Firma/Kop…. Pejabat Pembuat
Komite

Anda mungkin juga menyukai