Anda di halaman 1dari 6

7.

BOMB CALORIMETER
7.1. Prinsip Kerja
Plain Oxygen Bomb Calorimeter
Prinsip
Jumlah panas yang diukur dalam kalori, yang dihasilkan apabila suatu bahan
atau sampel dioksidasikan dengan sempurna di dalam suatu bomb calorimeter
disebut energi total dari bahan atau sampel. Dalam penetapan energi total ini terjadi
pengubahan energi kimia dalam suatu bahan atau sampel menjadi energi panas dan
diukur jumlah panas yang dihasilkan.

7.2. Tipe/Macam Alat :


Secara prinsip terdapat 3 macam :
1. Isothermal Oxygen Bomb Calorimeter
Dalam kalorimeter ini kenaikkan suhu dari vesel bagian dalam (calorimeter
bucket) dapat diperiksa, sedang suhu vesel bagian luar (jacket) konstan. Suhu
jacket dapat diatur terus-menerus selama penetapan untuk tetap sama
dipertaltankan terhadap calorimeter bucket.

2. Adiatbatic Oxygen Bomb Calorimeter


Dalam kalorimeter ini tidak diperlukan lagi koreksi radiasi panas dan hanya
memerlukan pemeriksaan suhu awal dan akhir kalorimeter dan suhu jacket
perpaku sama terhadap suhu bagian dalam vessel selama penetapan.
Perbedaan dengan macamvyang pertama, bahwa isothermal memerlukan
pemeriksaan suhu awal, suhu antara dan suhu akhir.

3. Ballistic Oxygen Bomb Calorimeter


Dalam alat ini sampel yang diketahui beratnya ditetapkan kalorinya dengan
dibakar di dalam suatu bomb yang berisi oxygen yang berlebihan kemudian
kenaikkan suhu maksimum dari bomb diukur dengan thermocouple dan
galvanometer. Dengan membandingkan kenaikkan suhu dengan sampel standar
yang telah diketahui nilai kalorinya dengan cara pembakaran, nilai kalori sampel
dapat ditetapkan. Dalam hal ini konstante kalibrasi dihitung dengan pembakaran
asam benzoat dalam bomb calorimeter.
Khemikalia standar yang dipergunakan dalam kalorimeter adalah :

Universitas Gadjah Mada


I. asam benzoat : mempunyai nilai kalori 6,32 kcal/g tidak higroskopis terbakar
mudah dan sempurna ada yang tersedia dalam bentuk pellet untuk
mempermudah penanganan
II. naphtalene : mempunyai nilai kalori 9,614 kcal/g
III. sucrose : mempunyai nilai kalori 3,950 kcal/g kedua yang terakhir ini kurang
memuaskan hasilnya
IV. larutan alkali standar: dipakai untuk menitrasi air cucian dalam bomb untuk
menempatkan koreksi asam biasanya dipergunakan larutan natrium carbonat
0,0725 N larutan ini ekuivalen dengan 1 kcal/ml
V. indikator methyl orange atau methyl red
Titrasi :
I. Dilakukan terhadap air cucian dalam bomb yang telah ditampung dalam
gelas beaker dan ditambah dengan indikator methyl orange atau methyl red.
II. Koreksi asam : umumnya bahan makanan yang dibakar mengandung N dan
S yang selanjutnya dengan proses pembakaran dan adanya oksigen yang
berlebihan akan terbentuk gas N2O3 dan S2O3. Oksida ini dengan air akan
membentuk HNO3 dan H2SO4. Panas yang dihasilkan oleh HNO3 0,1 N
dalam kondisi bomb adalah 13,8 kcal/ml. iii.Bila H2SO4 juga terbentuk, maka
koreksi terhadap H2SO4 juga diperhitungkan berdasarkan atas kadar S
dalam sampel.
III. Kadar S dalam sampel ditetapkan bila lebih besar dari 0,1 % dengan cara
analisis gravimetri dari larutan yang tertinggal setelah titrasi dengan Na2CO3.
IV. Koreksi 1,4 kcal harus dilakukan untuk setiap gram S yang dikonversikan
terhadap H2SO4. lni berdasarkan atas panas yang terbentuk oleh 112SO4
0,17 N yaitu 72 kcal/ml. Tetapi koreksi 2 X 13,8 kcal/mol dari S telah
dimasukkan di dalam koreksi asam nitrat sehingga penambahan koreksi
yang harus diaplikasikan untuk S adalah 72 — (2 X 13, 8) = 44,4 kcal/mol
atau 1,4 kcailg (44,4/32 kcal/g).
Untuk mudahnya dapat diekspresikan sebagai 14 kcal untuk tiap percentage
point S per gram sampel.

7.3. Mengoperasikan Alat


Alat :
a. Timbangan anal i tik
b. Timbangan, minimum 3000 g

Universitas Gadjah Mada


c. Gelas ukur, 1000 ml
d. Stopwatch
e. Kompor
f. Unit bomb calorimeter
g. Thermometer
h. Alat pengukur panjang
i. Bomb beserta cawan
j. Tabung oksigen
k. Gelas beaker
l. Buret
m. Pipet

Cara kerja :
1 .Pasang cawan yang telah diisi sampel (pellet) pada tempatnya dan atur kawat pijar
sedemikian rupa sehingga menyentuh sampel.
2.Pipet 1 ml aquadest dengan pipet volume, masukkan ke dalam bomb.
3.Pasang tempat cawan pada bomb, keraskan dengan tutup baut sebaik-baiknya.
4.Isi bomb dengan oksigen, tekanan 35 atm.
5.Pasang bucket yang telah diisi aquadest pada tempatnya.
6.Ambil bomb dengan penjepit dalam keadaan tetap tegak agar sampel tidak berubah
posisi.
7.Diatur sambungan mur pada tempetnya dan masukkan bomb pada bucket.
8.Ambil penjepitnya
9.Pasang penutup bak bomb calorimeter pada tempetnya.
10.Hubungkan pengaduk aquadest dengan dinamo (pasang gelang karetnya).
11 .Hubungkan dinamo dengan sumber listriknya.
12.Diperiksa temperatur aquadest (1,5 °C di bawah suhu kamar).
13.Hubungkan bomb calorimeter dengan unit pembakaran, hubungkan dengan
sumber listrik.

Pembakaran :
1.Diperiksa semua peralatan.
2.Siapkan blanko pencatat data bomb calorimeter dan pencatat waktu.
3.Hidupkan dinamo selama 5 menit, catat temperatur di dalam bucket setiap
menitnya.

Universitas Gadjah Mada


4.Tepat 5 menit bakarlah sampel dengan jalan menekan tombol merah pada unit
pembakaran
5.Catat temperatur setiap waktu tertentu seperti tertera pada formulir data yang
tersedia.
6.Akhiri pencatatan temperatur setelah 6 kali pencatatan menunjukkan angka yang
sama.
Pembongkaran/Pembukaan bomb
1.Lepaskan pengaduk dari dinamo
2.Ambil tutup bomb calorimeter, tempetkan pada tempat yang tersedia.
3.Angkat bomb dari bucket dengan penjepit, lepaskan kedua sambungan mur-nya.
4.Letakkan bomb pada tempatnya.
5.Keluarkan sisa oksigen dari dalam bomb dengan memutar knop pengaman pada
tutupnyabomb.
6.Lepaskan tutup baut, angkat penutup bomb dan tempatkan pada tempatnya.
7.Ambil cawan dengan pinset, cuci bagian dalamnya dengan aquadest, tampung air
cucian dalam gelas beaker.
8.Cuci bomb dengan aquadest. Jadikan satu air cucian tersebut dengan air cucian
cawan.
9.Titrasi air cucian dengan larutan Na2CO3 0,0725 N dengan indikator methyl orange
(m.o.).
10.Lepaskan sisa kawat pijar luruskan dan ukur panjangnya (1 cm = 2,33 kali)
Perhitungan :

a.

ta = temperatur pembakaran atau temperatur pijar

b. W = energi equivalen asam benzoat


H.M. + el + e2 + e3 Kcal / °F atau °C
T

H = konstante kalorimeter asam benzoat = 6,318 kcal/g


M = berat asam benzoat (g BK)
T = korektor temperatur pembakaran
= tc - ta r1(tb - ta)
tc = temperatur konstan
tb = temperatur dimana pembakaran mencapai 60 %

Universitas Gadjah Mada


=ta+60%(t0-ta)
Ta = waktu pembakaran
Tb = waktu b
= kembalikan tb dalam data pencatat
e1 = ml titrasi Na2CO3 0,0725 N
= koreksi panas HNO3
e2 = koreksi panas H2SO4 -------------- = 0
e3 = koreksi panas kawat pijar = kawat pijar
c. Hg = energi bruto = energi total
W.T. – e1 - e3 kcal/g
berat sampel

DATA BOMB CALORIMETER

Tanggal
Nama sample
Berat Sample (dry matter)
Temperatur ruang (0C)
Waktu Temperatur Temperatur
(menit) (0F) (0C) (0F) (0C)
0
1
2
3
4
5
5.45
6
6.15
6.30
7
8
9
10

Universitas Gadjah Mada


11
12
13
14
15
16
17
18
ta
Ta
tc
Tc
r1
r2
tb = ta + 60% (tc - ta)
Tb
e1
T
W
Hg

7.4.Lingkup Analisis
Penggunaan bomb calorimeter terutama dalam pengukuran energi total suatu bahan
(gross energy). Penggunaan dengan selisih antar pengukuran (by difference)
menghasilkan terminologi sesuai dengan masing-masing bidang, rnisalnya dihasilkan
metabolizable energy, degestible energy, net energy dalam tenninologi makanan
ternak. Pada saat ini telah banyak alat yang baru dalam pengukuran kandungan energi
suatu bahan terutama penggunaan near infra red (NIR) yang lebih cepat dan akurat
namun dibutuhkan dana besar untuk alatnya.

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai