Anda di halaman 1dari 24

KHOTBAH PERTAMA ini untuk sungguh-sungguh meneladani Rasulullah SAW ?

Atau akhirnya, ia
Meneladani Rasulullah Saw se utuh nya hanya menjadi seremoni hampa tanpa makna.
Ikhwatal Iman rahimakumullah… jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
ْ ‫ضلل ْلمهه ْموممنن‬ ُ‫ل ْهم ض‬ ‫ ْممنن ْلينهضُدضُه ْ ه‬.َ‫ت ْأمنعمماَلضُمنا‬
‫ا ْمف م‬ ‫شهرنوضُر ْامننفهضُسمناَ ْضُوضُمنن ْ م‬
ُ‫سييمئاَ ض‬ ُ‫ل ْمننحممهدهه ْمومننسمتضُعنيهنهه ْمومننسمتنغفضُهرهه ْمومنهعنوهذضُباَ ض‬
‫ا ْضُمنن ْ ه‬ ُ‫امنلمحنمضُهد ض‬ Rasulullah SAW tidak pernah meminta ummatnya untuk merayakan hari lahirnya.
‫ي ْملهه‬ ‫ضلضُنل ْمف م‬
‫ل ْمهاَضُد م‬ ‫يي ن‬. Tidak pula para sahabat nabi, yang jelas-jelas mereka adalah kaum yang
‫سنولههه‬ ‫شمههد ْاملن ْهممحلمددا ْمعنبهدهه ْمومر ه‬ ‫شضُرنيمك ْلمهه ْموام ن‬‫ا ْمونحمدهه ْلم م‬ ‫شمههد ْامنن ْلمضُالمه ْضُالل ه‬ ‫ام ن‬ mencintai Rasulullah SAW. Akan tetapi, upaya meneladani kehidupan Rasulullah
‫صحنـضُبضُه ْامنجممضُعنيمن‬ ‫صيلىَ ْمعلمىَ ْهممحلمد ْمومعملىَ ْآلضُضُه ْمو م‬ ‫مالللههلم ْ م‬. SAW. sebagaimana yang sering dinasihatkan dalam peringatan Maulid Nabi
‫م‬
ُ‫( ْألماَ ْمبنعهد؛‬3:102)ْ ‫ا ْمحلق ْهتمقاَضُتضُه ْمولممتهمنوتولن ْإضُل ْموانتنم ْهمنسلضُهمنومن‬
‫ه‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫إضُلتقهنوا ْ م‬ adalah sesuatu yang sangat penting. Karena, sesungguhnya keimanan kita
kepada Allah Ta’ala, tidak akan sempurna sebelum kita menjadikan Rasulullah
Kaum muslimin rahimakumullah . SAW sebagai teladan.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
atas limpahan kenikmatan yang tak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita.
Dialah Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan nikmat keimanan dan kesehatan ‫ا ْموانلمينومم ْانلمضُخمر ْمومذمكمر ْ ل م‬
(21)ْ ‫ا ْمكضُثيدرا‬ ‫سمنةة ْلضُممنن ْمكاَمن ْمينرهجو ْ ل م‬ ُ‫سوضُل ْ ل ض‬
‫ا ْأ هنسموةة ْمح م‬ ‫لممقند ْمكاَمن ْلمهكنم ْضُفيِ ْمر ه‬
kepada kita. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
Dialah pula yang telah menyisipkan hidayah dalam hati kita, yang dengan hidayah (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
tersebut, Allah SWT telah menggerakkan hati kita untuk melangkahkan kaki kita dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab [33] : 21)
menuju masjid ini. Sehingga kita bisa berkumpul bersama untuk menunaikan Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa mereka yang meneladani
kewajiban kita sebagai seorang muslim, yaitu melaksanakan shalat Jum’at dan RasuluLlah SAW adalah mereka yang lurus Tauhidnya kepada Allah. Mereka
mendengarkan khutbah Jum’at yang merupakan bagian tak terpisahkan dari yang selalu mengharapkan keridhaan Allah dan balasan terbaik di kampung
pelaksanaan ibadah shalat Jum’at ini. akhirat. Mereka yang menghiasi hari-harinya dengan banyak mengingat Allah
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah terakhir SWT.
Muhammad shallaLlahu alayhi wa sallam. Semoga kecintaan kita kepada beliau Bahkan dalam ayat Al-Qur’an lainnya, Allah Ta’ala menegaskan bahwa syarat
SAW, dapat mempertemukan kita dengannya nanti di syurga, bersama dengan para mendapatkan cinta-Nya adalah mengikuti jejak langkah (sunnah) Rasulullah
Nabiyyin, shiddiqin, syuhadaa’ dan shalihin. shallaLlahu alayhi wa sallam.
Ikhwatal Iman rahimakumullah… jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Selanjutnya, izinkanlah saya selaku khatib, mengingatkan kita semua termasuk diri ‫ا ْمومينغفضُنر ْلمهكنم ْهذهنومبهكنم ْمو ل ه‬
(31)ْ ‫ا ْمغهفوةر ْمرضُحيةم‬ ‫ا ْمفاَلتضُبهعوضُنيِ ْهينحضُبنبهكهم ْ ل ه‬
‫قهنل ْإضُنن ْهكننهتنم ْهتضُحيبومن ْ ل م‬
saya pribadi, untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Karena tidak ada bekal terbaik yang dapat menyelamatkan kita dalam kehidupan di Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
dunia dan akhirat kelak kecuali taqwa. Tidak ada pula derajat kemuliaan yang mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha
pantas disematkan kepada seseorang kecuali derajat ketaqwaan… Inna Penyayang. (QS. Ali Imran [3] : 31)
akramakum indaLlahi atqakum… Dengan taqwa kepada Allah inilah kita berupaya
menjalani kehidupan sehari-hari kita. Untuk itu mengikuti sunnah Rasulullah SAW adalah kewajiban asasi bagi
Ikhwatal Iman rahimakumullah… jamaah shalat jum’at yang berbahagia setiap muslim. Ini merupakan konsekwensi dari syahadat kita yang kedua, wa
Seperti yang kita lihat saat ini. Di bulan Rabi’ul Awwal ini, masyarakat kita terbiasa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Mengikuti sunnah Rasulullah saw. juga
memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW. Berbagai acara diselenggarakan merupakan jalan keselamatan dalam kehidupan akhir zaman.
untuk memeriahkan hari tersebut. Bahkan istana Negara sejak masa pemerintahan Jamaah shalat Jum’at yang semoga dirahmati Allah. Rasulullah saw bersabda,
Bung Karno hingga hari ini telah rutin menyelenggarakan acara untuk memperingati sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Irbadh ibn Sariyyah radhiyaLlahu ‘anhu,
maulid Nabi Muhammad SAW. Berbagai ekspresi kecintaan diungkapkan. Berbagai
nasihat untuk meneladani kehidupan Rasulullah saw. juga telah sering disampaikan. “Aku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang.
Namun, sudahkah berbagai kegiatan / ajakan tersebut telah menghantarkan ummat Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa.
Barangsiapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. imam-kan manusia (kaum muslimin). Kemudian aku akan pergi ke rumah para
Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, lelaki yang tidak menghadiri shalat berjama’ah dan aku bakar rumah-rumah
dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah- mereka. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, no 608)
sunnah itu dengan gigi geraham. Hendaklah kalian taat meski kepada seorang Demikian marahnya Rasulullah saw kepada para laki-laki yang terbiasa
budak Habasyi. Orang mukmin itu seperti seekor unta jinak, di mana saja dia diikat tidak hadir shalat berjamaah di masjid, hingga Rasulullah berkeinginan untuk
dia akan menurutinya.” (Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah dalam sunannya nomor membakar rumah mereka. Karena itu jika memang betul kita mencintai
43, dan Imam Ahmad dalam Musnadnya nomor 16519) Rasulullah SAW, hendaknya kita berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk
Ikhwatal Iman rahimakumullah… jamaah shalat jum’at yang berbahagia. shalat berjama’ah di masjid. Jangan biarkan masjid-masjid kita kosong. Jika kita
Sesungguhnya yang dimaksud dengan sunnah Rasulullah SAW bukanlah hal-hal tidak bisa hadir berjama’ah di masjid pada waktu siang dan sore, setidaknya
tertentu saja dalam kehidupan Rasulullah SAW. Bukan terbatas dalam masalah hadirilah shalat berjama’ah di waktu shubuh. Jangan sampai muncul benih-benih
ubudiyyah (shalat, zakat, shaum dan sejenisnya) saja. Akan tetapi seluruh kemunafikan dalam jiwa kita karena tidak biasa hadir shalat shubuh berjama’ah.
kehidupan Rasulullah adalah sunnah yang harus diikuti. Karena tidak ada satu pun Ikhwatal Iman rahimakumullah… jamaah shalat jum’at yang berbahagia
ucapan dan perbuatan Rasulullah SAW yang keliru. Seluruh segi kehidupan Demikianlah khutbah jumat singkat ini, di hari yang penuh berkah dan rahmat ini,
Rasulullah SAW telah terbimbing dengan wahyu. kita memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, sebagai ungkapan rasa cinta
dan kagum kepada sosok pribadi yang agung, yang menjadi suri tauladan kita.
َ‫حماَ حيحنإطيق حعإن احلحهحوُىَ إإحن يهحوُ إإلل حوُححيي ييوُححى‬ Untuk itu marilah kita teladani beliau dengan seutuhnya, kita tanamkan dalam
Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya sanubari kita, perasaan mahabbah yaitu cinta yang suci kepada junjungan kita
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm [53] : 3- Nabi Muhammad SAW. kita saling bahu membahu ikut berpartisipasi dalam
4) mensukseskan Maulidur Rasulullah SAW.
Bahkan dahulu para sahabat Rasulullah saw sangat memperhatikan dan Semoga dengan upaya kita yang sungguh-sungguh dalam meneladani
meneladani kehidupan Rasulullah saw hingga sampai pada masalah-masalah yang seluruh sunnah Rasulullah SAW, dan menjadikan sunnah tersebut sebagai
kita anggap remeh dan sepele. manhajul hayah (cara hidup) kita, Allah SWT memberikan kesuksesan dan
Untuk itu Ikhwatal Iman rahimakumullah, kita tidak boleh memilih-milih aspek keselamatan dalam kehidupan kita. Baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin-
tertentu saja dalam meneladani Rasulullah saw. Tidak boleh kita parsial dalam aamiin ya Robbal 'alamiin...
memahami dan mengamalkan sunnah Rasulullah saw ini. Karena sesungguhnya, Marilah kita berdoa, memohon kepada Allah Swt. : Al-fatiha...
mengamalkan sunnah Rasulullah saw secara utuh adalah jalan agar kita meraih  Ya Allah pelihara iman kami dan berikan kepada kami kesempatan merasakan
jannah yang dijanjikan Allah Ta’ala. manisnya iman dalam kehidupan ini yaitu dalam meneladani seluruh sunnah
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Rasulullah saw. dengan sebaik-baiknya, sebelum Engkau panggil kami untuk
“Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, ” Para sahabat bertanya, “Wahai menghadap-MU.
Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku  Ya Allah pelihara hati dan pendengaran kami agar tidak terpedaya dari tipu
(mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan.” daya syaithan yang merusak amal ibadah yang telah dan akan kami lakukan.
(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya nomor 6737)  Ya Allah himpunkan kami kelak di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama
Maasyiral muslimin rahimakumullah… Karena itu, marilah kita meneladani Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Engkau
seluruh aspek kehidupan Rasulullah SW. Kita meneladani ibadah beliau SAW. himpunkan kami di tempat yang mulia ini.
Sebagai contoh misalnya, bagaimana Rasulullah SAW sangat memperhatikan ْ ْ ‫صضُرنيمن ْموانفمتنح ْلممناَ ْمفضُاَلنمك ْمخنيهر ْانلمفاَضُتضُحنيمن ْموانغفضُنر ْلممناَ ْمفضُاَلنمك ْمخنيهر ْانلمغاَفضُضُرنيمن ْموانرمحنممناَ ْمفضُاَلنمك ْمخنيهر‬
ُ‫صنرمناَ ْمفضُاَلنمك ْمخنيهر ْاللناَ ض‬
‫مالللههلم ْانن ه‬
shalat lima waktu, dan berjamaah di masjid dalam melaksanakannya. Hingga dalam ‫اللراضُحضُمنيمن ْموانرهزنقمناَ ْمفضُاَلنمك ْمخنيهر ْاللراضُزقضُنيمن ْموانهضُدمناَ ْمومنيجمناَ ْضُممن ْانلمقنوضُم ْاللظاَلضُضُمنيمن ْموانلمكاَفضُضُرنيمن‬
satu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda :  Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi
Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya (Allah Ta’ala), sungguh aku sangat ingin pertolongan.
untuk memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku  Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi
perintahkan seseorang untuk adzan, dan orang lain aku perintahkan untuk meng- kemenangan.
 Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampunan.
 Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat.
 Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki.
 Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat,
baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau
Maha Mendengar, Maha Dekat dan Mengabulkan do’a. Aamiin-aamiin ya
‫ت حفاَحسحتحغإفيرحوُهي إإرنيه يهحوُ احلحغفيحوُير الرر إ‬
ْ‫ححيم‬ ‫أحقيحوُيل حقحوُإلي حهحذا أححسحتحغإفير ح‬
‫ا إلي حوُلحيكحمْ حوُلإحساَإئإر احليمحسلإإمحيحن حوُاحليمحسلإحماَ إ‬
Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,
Khutbahْ Jumatْ –ْ Jebakanْ Orangْ yangْ bertakwa Kalau pun belum terpenuhi, semoga kita termasuk orang-orang yang sedang
berikhtiar memenuhi pesan tersebut sebagai wujud pelaksanaan bunyi Surat Ali
‘Imran ayat 102:
‫ض حوُاللإذىَ حجحعحل يكلل‬ ‫َ احللإذىَ حخحلحق حالإحنحساَحن حخلإحيحفةة إفي حالححر إ‬،‫ب احلحعاَحلإمحيحن‬ َ‫ل حر ب‬ ‫اححلحححميد إ إ‬
‫ أححشحهيد أححن لح إإلححه إإلل‬.‫ب احليمحسلإإمحيحن حبحهحجةة لوُيسيرحوُةرا‬ ‫حياَ احييحهاَ اللإذحيحن آحمينحوُا التقيحوُا ح‬
‫ا ححلق يتحقاَإتإه حوُلح حتيمحوُيتلن إإلل حوُاححنيتحمْ يمحسلإيمحوُحن‬
‫ئ إإحعإتحباَةرا لبَحليملتإقحيحن حوُحجحعحل إفىَ قيليحوُ إ‬
‫حشحي ئ‬
.‫ت حوُيهحوُحعحلىَ يكبَل حشحيئ ئحقإدحيير‬ ‫ك حوُحليه احلحححميد ييححإيىَ حوُييإمحي ي‬ ‫َ حليه احليمحل ي‬،‫ك حليه‬
‫اي حوُحححدهي لح حشإرحي ح‬ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححمـ لئد حسبَيإد‬ ‫ حاللليهلمْ ح‬.‫حوُأححشحهيد أحلن يمححلمةداحعحبيدهي حوُحريسحوُلييه لححنإبلي حبحعحديه‬ beragama Islam.”
َ،‫َ حفحياَأحييحهاَ احليمحسلإيمحوُحن‬،‫صححإاَبه أححجحمإعحيحن أحلماَ حبحعيد‬ ‫احليمحرحسلإحيحن حوُأححفضْإل حالححنإبحياَإء حوُحعحلىَ آلإإه حوُأح ح‬ Ayat tersebut menekankan tentang usaha menjalani takwa secara
maksimal. Kata-kata haqqa tuqâtihi mengasumsikan adanya kerja keras dalam
:ْ‫ا ححلق يتحقاَإته حوُلححتيمحوُيتلن إإلل حوُحأنحـيتحمْ يمحسلإيمحوُحن حفحقحد حقاَحل اي حتحعاَلحىَ إفي إكحتاَإبإه احلحكإرحيإم‬ ‫إالتقيحوُا ح‬ beragama untuk meraih puncak kemuliaan sebagai manusia paling bertakwa.
َ‫خحرةي حخحيير موأمنبمقى‬ ‫ حوُاحل إ‬. َ‫حبحل يت حؤإثيروُحن احلحححياَحة اليدحنحيا‬ Sebab, inna akramakum ‘indallâhi atqâkum (sesungguhnya yang paling mulia di
antara kalian adalah yang paling bertakwa). Di sini sangat jelas bahwa ukuran
kemuliaan adalah takwa, bukan jabatan, kekayaan, garis keturunan, klaim
Kaum muslimin rahimakumullah . keunggulan ras, atau sejenisnya.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur
atas limpahan kenikmatan yang tak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita. Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,
Dialah Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan nikmat keimanan dan kesehatan Namun demikian, yang mesti dicatat adalah bahwa saat orang menjalani
kepada kita. Dialah pula yang telah menyisipkan hidayah dalam hati kita, yang ketakwaan, saat itu pula ia mengemban tanggung jawab yang lebih berat. Ia
dengan hidayah tersebut, Allah SWT telah menggerakkan hati kita untuk bertanggung jawab untuk selalu istiqamah (konsisten) terhadap amalnya,
melangkahkan kaki kita menuju masjid ini. Sehingga kita bisa berkumpul bersama bertanggung jawab untuk tidak angkuh atas prestasi ibadah atau amal
untuk menunaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim, yaitu melaksanakan kebaikannya. Syekh Ibnu Athai’illah as-Sakandari dalam al-Hikam mengatakan:
shalat Jum’at dan mendengarkan khutbah Jum’at yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari pelaksanaan ibadah shalat Jum’at ini.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah terakhir ‫ححلإمإه إإحذا حع ح‬
‫صحيحتهه‬ ‫ححلإمإه إإحذا أححطحعحتيه أححححوُيج إمحن ح‬
‫ك إإحلىَ إ‬ ‫أححن ح‬
‫ت إإحلىَ إ‬
Muhammad shallaLlahu alayhi wa sallam. Semoga kecintaan kita kepada beliau
SAW, dapat mempertemukan kita dengannya nanti di syurga, bersama dengan para "Engkau lebih membutuhkan belas kasih-Nya ketika taat daripada ketika
Nabiyyin, shiddiqin, syuhadaa’ dan shalihin. Aamin ya Allah... bermaksiat."
Sudah pasti ketaatan tetap lebih utama daripada kemaksiatan. Ketaatan
Hampir setiap Jumat minimal kita mendengarkan anjuran dari sang khatib lebih memberi jaminan tentang kebahagiaan hidup daripada kemaksiatan.
untuk senantiasa meningkatkan takwa: memupuk kesadaran ilahiyah yang Ketaantan juga lebih membawa maslahat bagi masyarakat ketimbang
manifestasinya adalah melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan- kemaksiatan. Namun, apakah kelebihan-kelebihan itu lantas mengantarkan
larangan-Nya. Anjuran itu mengandung pesan agar kita semua meningkatkan bukan manusia pada level aman? Tidak. Tugas tak ringan ternyata dipikul setelah itu.
hanya amal ubudiyah kepada Allah Swt, melainkan juga kebaikan bermuamalah Dengan menelaah kata bijak Syekh Ibnu Athai’illah tersebut, dapat
dengan sesama manusia, Juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjauhi dikatakan bahwa orang yang taat lebih memerlukan pertolongan Allah karena ia
maksiat-maksiat, mulai dari yang paling ringan seperti membuang sampah berada pada kondisi yang rawan tergelincir. Karena merasa sangat saleh,
sembarangan sampai yang terberat seperti syirik atau memakan harta anak yatim. seseorang bisa saja punya kecenderungan untuk mengabaikan bahaya dosa-
Kita semua tentu bersyukur bila pesan rutin sang khatib itu dapat dipenuhi dosa kecil. Karena merasa banyak ibadah, seseorang kadang punya tendensi
secara konsisten. Artinya, ada penambahan kualitas takwa dari waktu ke waktu. meremehkan orang lain. Dan seterusnya. Demikianlah, ketaatan membawa
‫‪jebakan yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam perasaan ‘ujub (bangga‬‬
‫‪diri), angkuh, atau sombong.‬‬
‫ححييمْ‬
‫ف حر إ‬ ‫حتعاَ ححلىَ حجروُايد حكإرحييمْ حملإ ي‬
‫ك حبرر حريؤحوُ ي‬
‫‪Khutbahْ II‬‬
‫‪Dikatakan tanggung jawab orang yang taat lebih berat ketimbang orang yang‬‬

‫ل حعلحىَ إإحححساَإنإه حوُاليشحكير حليه حعلحىَ حتحوُإفحيإقإه حوُإاحمإتحناَإنإه‪ .‬حوُأححشحهيد أححن لح إالححه إإلل اي‬
‫‪bermaksiat karena orang yang bermaksiat punya potensi untuk insaf, introspeksi,‬‬
‫‪tobat, hingga pembenahan diri. Tapi bukan berarti maksiat lebih baik dari taat.‬‬ ‫اححلحححميد إ‬
‫‪Sebab, yang dibicarakan di sini adalah tentang olah rohani, suasana batin, yang‬‬ ‫ك حليه حوُأححشحهيد ألن حسبَيحدحناَ يمححلمةدا حعحبيدهي حوُحريسحوُلييه اللداإعىَ إلحىَ‬ ‫حوُاي حوُحححدهي لح حشإرحي ح‬
‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححلمئد إوُحعحلىَ احلإإه حوُأح ح‬
‫‪sering diterlewatkan dari pikiran manusia lantaran tak terlihat oleh kasat mata.‬‬
‫‪Kebanggaan atas prestasi ibadah kerap muncul samar-samar di dalam hati, dan‬‬ ‫صححاَإبإه حوُحسلبَحمْ حتحسلإحيةماَ إكثحيةرا‬ ‫ضْحوُاإنإه‪ .‬الليهلمْ ح‬ ‫إر ح‬
‫‪justru di sinilah tantangan terberatnya.‬‬
‫ا أححمحريكحمْ‬ ‫ا إفحيحماَ أححمحر حوُاحنحتيهحوُا حعلماَ حنحهىَ حوُاحعحليمحوُا أحلن ح‬ ‫س إالتيقوُا ح‬ ‫أحلماَ حبحعيد حفياَ ح احييحهاَ اللناَ ي‬
‫إبأ ححمئر حبحدأح إفحيإه إبحنحفإسإه حوُحثـحنىَ إبحملَ إئحكإتإه إبقيحدإسإه حوُحقاَحل حتعاَ ححلىَ ‪ .‬إإلن ح‬
‫‪Pernyataan Syekh Ibnu Atha’illah tersebut mengingatkan kita semua bahwa‬‬
‫‪semakin bertakwa seseorang seharusnya semakin takut ia terperosok pada takabur.‬‬
‫ا حوُحملَإئحكحتيه‬
‫‪Beribadah atau berbuat baik mungkin adalah hal yang susah, tapi jelas lebih susah‬‬ ‫صبَل‬ ‫صليحوُا حعحلحيإه حوُحسلبَيمحوُا حتحسلإحيةماَ‪ ..‬الليهلمْ ح‬ ‫صليحوُحن حعلحىَ اللنإبىَ يآ احييحهاَ اللإذحيحن آحمينحوُا ح‬ ‫يي ح‬
‫‪beribadah dan berbuat baik namun tanpa merasa lebih baik daripada orang yang‬‬
‫‪tak beribadah atau berbuat baik. Karena itu prestasi ketakwaan secara lahiriah‬‬ ‫صللىَ اي حعلححيإه حوُحسلبَحمْ حوُحعحلىَ آإل حسبَيإدناَ ح يمححلمئد حوُحعحلىَ اححنإبيآإئ ح‬
‫ك‬ ‫حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححلمئد ح‬
‫‪harus diimbangi dengan terus-menerus koreksi diri secara batiniyah.‬‬ ‫ض اللريهلمْ حعإن حاليخلححفاَإء اللراإشإدحيحن أحإبىَ حبحكئر حوُيعحمر‬ ‫ك حوُحملَإئحكإة حاليمحقلرإبحيحن حوُاحر ح‬ ‫حوُيريسلإ ح‬
‫‪Dalam al-Hikam Syekh Ibnu Athai’illah juga menyebutkan:‬‬
‫صححاَحبإة حوُاللتاَإبإعحيحن حوُحتاَإبإعي اللتاَإبإعحيحن حليهحمْ إبإاَحححساَئن‬‫حوُيعحثحماَن حوُحعإلىَ حوُحعحن حبإقليإة ال ل‬
‫حإمحيحن‬ ‫ك حياَ أححرحححمْ اللرا إ‬ ‫ض حعلناَ حمحعيهحمْ إبحرحححمإت ح‬ ‫إاحلىَحيحوُإمْ البَدحيإن حوُاحر ح‬
‫عيمئر حقليلحية آماَيدهي حكثيحرةي أحمداهدهه‬ ‫ت آماَيدهي حوُحقلل ح‬
‫ت أحمدايديه‪ َ،‬حوُير ل‬
‫ب ي‬ ‫ب يعيمئر التحسحع ح‬
‫‪.‬ير ل‬
‫ت‬‫ت احلحححيآيء إمحنيهحمْ حوُحالححمحوُا إ‬ ‫ت حوُحاليمحسلإإمحيحن حوُحاليمحسلإحماَ إ‬‫حالليهلمْ احغإفحر لإحليم حؤإمإنحيحن حوُحاليم حؤإمحناَ إ‬
‫الليهلمْ أحإعلز حالإحسلححمْ حوُحاليمحسلإإمحيحن حوُأحإذلل البَشحر ح‬
‫‪"Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur‬‬
‫"‪berlangsung pendek namun manfaat melimpah.‬‬ ‫ك‬‫صحر إعحباَحد ح‬‫ك حوُحاليمحشإرإكحيحن حوُاحن ي‬
‫‪Dalam hidup ini kualitas usia manusia tidak diukur panjang-pendeknya,‬‬ ‫صحر البَدحيحن حوُاحخيذحل حمحن حخحذحل حاليمحسلإإمحيحن حوُ حدبَمحر أححعحداحء‬ ‫صحر حمحن حن ح‬ ‫حاليمحوُبَحإدليحة حوُاحن ي‬
‫‪melainkan sejauh mana umur itu berfaedah untuk menuju atqâkum (hamba paling‬‬
‫‪bertakwa). Perbaikan diri berjalan maju: dari yang bermaksiat menjadi taat, dan‬‬ ‫ك إإحلىَ حيحوُحمْ البَدحيإن‪ .‬الليهلمْ احدحفحع حعلناَ حالحبلححء حوُحالحوُحباَحء حوُاللزلحإزحل‬ ‫البَدحيإن حوُاحعإل حكلإحماَإت ح‬
‫‪yang taat mesti senantiasa bermuhasabah agar tak terseret kepada kemaksiatan‬‬ ‫صةة‬ ‫حوُحالإمحححن حوُيسحوُحء حالإفحتحنإة حوُحالإمحححن حماَ حظحهحر إمحنحهاَ حوُحماَ حبحطحن حعحن حبلحإدحناَ إاحنيدوُإنحيإسلياَ خآ ل‬
‫ب حالحعاَحلإمحيحن‪ .‬حرلبحناَ آإتناَ ح إفىَ اليدحنحياَ حححسحنةة حوُإفىَ‬ ‫حوُحساَإئإر حاليبحلحداإن حاليمحسلإإمحيحن ‪ .‬عآلمةة حياَ حر ل‬
‫‪baru yaitu takabur.‬‬
‫‪Semoga kita semua selalu dalam lindungannya, terhindar dari jebakan-‬‬
‫‪jebakan itu, untuk menjadi orang benar-benar diridhai Allah subhânahu wa ta‘âlâ.‬‬ ‫ب اللناَإر‪ .‬حرلبحناَ حظحلحمحناَ اححنفيحسحناَ حوُاإحن حلحمْ حتحغإفحر حلحناَ حوُحتحرحححمحناَ‬ ‫خحرإة حححسحنةة حوُإقحناَ حعحذا ح‬ ‫حال إ‬
‫ا حيأحيميرحناَ إبحاَلحعحدإل حوُحالإحححساَإن حوُإإحيتآإء إذيِ‬
‫ ْ‪Aamin-aamiin ya Rabbal'alamin.‬‬
‫‪Diakhir khutba ini‬‬ ‫ا ! إإلن ح‬ ‫لححنيكحوُحنلن إمحن حالحخاَإسإرحيحن‪ .‬إعحباَحد إ‬
‫‪Jangan lupa untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat ini. Siapa yang bershalawat‬‬
‫ظيكحمْ لححعلليكحمْ حتحذلكيرحوُحن حوُاحذيكيروُا ح‬
‫ا‬ ‫حالقيحربحىَ حوُحيحنحهىَ حعإن حالحفححشآإء حوُحاليمحنحكر حوُحالحبحغي حيإع ي‬
‫إ‬
‫‪sekali, maka Allah Swt akan membalas shalawatnya sepuluh kali, arti shalawat adalah‬‬ ‫ح‬
‫ا أكحبحر‬‫ح‬ ‫حالحعإظحيحمْ حيحذيكحريكحمْ حوُاحشيكيرحوُهي حعلحىَ إنحعإمإه حيإزحدكحمْ حوُلإذكير إ‬
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ي‬
‫‪ampunan dari Allah.‬‬

‫ت وُالبَذحكإر الححإكحيإمْ‪ .‬إرنيه‬


‫باَ ححرحك اي لإحي حوُلكحمْ إفي القيحرآإن الحعإظحيإمْ‪ َ،‬حوُحنحفحعإنحي حوُإإرياَيكحمْ إباَلياَ إ‬
Khutbahْ Jumatْ –ْ Hariْ Ibuْ

،‫شضُريك ْمله‬ ‫شمههد ْأمنن ْمل ْضُالممه ْإضُلل ْا ْمونحمدهه ْل ْ م‬


‫ ْأم ن‬،‫شضُرنيمعضُة ْاللنضُبليِ ْالمكريضُم‬
‫ ْموأمنفمهمممناَ ْضُب م‬،‫سلمضُم‬ ‫ل ْاللذي ْمهمدامناَ ْ ه‬
‫سهبمل ْال ل‬ ُ‫ل ْنالمحنمهد ْ ض‬
ُ‫نالمحنمهد ْ ض‬
‫سيلنم ْموباَضُرنك ْمعملىَ ْ م‬
ْ ‫سييضُدناَ ْهممحلمدّد‬ ‫صيل ْو ْ م‬ ‫ ْالللههلم ْ م‬،‫سييمدمناَ ْمومنضُبليمناَ ْهممحلمددا ْمعنبهدهه ْمو ْمرسوهله‬ ‫م‬
‫شمههد ْألن ْ م‬ ‫م‬
‫ ْموأ ن‬،‫هذو ْنالمجلضُل ْموالنكرام‬
‫ ْأوصيكم ْو ْنفسيِ ْبتقوى ْا ْوطاَعته‬،‫ ْفياَيهاَ ْالخوان‬:‫ ْأماَ ْبعد‬،‫صحاَضُبضُه ْمواللتاَضُبعيمن ْضُبإِنحساَضُن ْإملىَ ْمينوضُم ْاليدين‬ ‫وعلىَ ْاله ْوأ ن‬
‫م‬
ْ َ‫ ْمياَ ْأييمها‬:‫ ْبسم ْا ْالرحماَن ْالرحيم‬،‫ ْأعوذ ْباَل ْمن ْالشيطاَن ْالرجيم‬:‫ ْقاَل ْا ْتعاَلىَ ْفيِ ْالقران ْالكريم‬،‫لعلكم ْتفلحون‬
‫صلضُنح ْملهكنم ْأمنعمماَملهكنم ْمومينغفضُنر ْملهكنم ْهذهنومبهكنم ْموممنن ْهيضُطضُع ْا ْمومر ه‬
ْ ‫سوملهه ْمفمقند ْمفاَمز ْمفنودزا‬ ‫اللضُذيمن ْآمممهنوا ْالتهقوا ْا ْموهقوهلوا ْمقنودل ْ م‬
‫ ْهي ن‬،‫سضُديددا‬
َ‫معضُظيدما‬
‫ ْصدق ْا ْالعظيم‬.‫ا ْمحلق ْهتمقاَضُتضُه ْمومل ْمتهمنوهتلن ْإضُلل ْموأمننهتنم ْهمنسلضُهمنومن‬ ‫وقاَل ْتعاَلىَ ْمياَ ْامييمهاَ ْاللضُذنيمن ْآممهننوا ْالتقهنوا ْ م‬

Sidang Jum’ah rahimakumullah,


Setiap tahun pada bulan Desember ada satu hari yang disebut Hari Ibu. Hampir
setiap negara di dunia ini memiliki Hari Ibu yang peringatannya dilaksanakan
pada hari yang berbeda satu sama lain. Di Indonesia Hari Ibu diperingati setiap
tanggal 22 Desember. Di negara-negera Eropa dan Amerika, peringatan Hari Ibu
jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei. Sementara di negara-negara Arab,
seperti, Mesir, Iraq, Saudi Arabia, dan sebagainya Hari Ibu jatuh pada tanggal
21 Maret.

Dari data tersebut, dapat kita ketahui bahwa di setiap budaya atau bangsa,
seorang ibu diakui memiliki peran sangat penting dalam hidup ini. Adanya
peringatan Hari Ibu di seluruh dunia menunjukkan adanya kesadaran bersama
untuk mengakui sekaligus menghargai jasa-jasa ibu. Jauh sebelum dunia
menetapkan perlunya peringatan Hari Ibu, Rasulullah SAW telah meletakkan
dasar-dasar teologis bahwa seorang ibu diakui sangat mulia sebagaimana
ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatakan dari Anas bin Malik RA:

‫ت أححقحداإمْ ال يلمحهاَ إ‬
‫ت‬ ‫الحجلنية حتحح ح‬

“Surga itu di bawah telapak kaki ibu.”


Hadits tersebut menegaskan bahwa seorang ibu memiliki kedudukan yang
sangat mulia hingga seolah-olah surga yang begitu indah dan agung saja tidak
lebih tingggi daripada seorang ibu karena diibaratkan berada di bawah telapak
kakinya. Kita semua tahu bahwa telapak kaki adalah bagian paling bawah atau
rendah dari organ manusia. Namun maksud hadits ini adalah bahwa tidak
mungkin seorang anak bisa masuk surga tanpa ketundukan kepada seorang ibu. darah. Hanya pada fase awal inilah seorang laki-laki memainkan peran alamiah
Sidang Jum’ah rahimakumullah, satu-satunya yang tidak mungkin digantikan oleh perempuan karena sel telur
hanya bisa dibuahi oleh sperma. Maka bisa dimengerti bakti seorang anak
Rasulullah SAW mengisyaratkan agar bakti kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah dibadingkan dengan ibu adalah 1 : 3 karena dalam 3 proses
kepada ayah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari berikutnya seorang ayah sudah tidak terlibat lagi. Masing-masing dari ketiga
Abi Hurairah RA: proses ini sepenuhnya dilakukan oleh ibu dengan susah payah dan penuh risiko.
Hal ini berbeda sama sekali dengan proses awal atau fase pertama yang penuh
“Suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Rasulillah SAW. Orang itu bertanya dengan kenikmatan tanpa risiko berarti.
kepada Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak kami sikapi
dengan baik. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu. Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu. Nabi Setelah selesainya proses pertama, yakni pembuahan sel telur oleh
menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi. Nabi kemudian menjawab, kemudian sperma, maka proses berikutnya atau kedua adalah kehamilan. Dalam proses ini,
ayahmu." seorang ibu harus mengandung si janin dalam kandungan selama rata-rata 9
bulan. Selama 9 bulan ini, tidak ada partisipasi ayah sama sekali karena organ
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa perbandingan bakti kita kepada ibu dan laki-laki memang tidak dirancang untuk bisa mengandung seorang bayi. Hingga
ayah adalah 3 : 1 atau 75 persen : 25 persen. Pertanyaan yang muncul kemudian, kini pun tidak ada teknologi yang bisa membuat laki-laki berpartisipasi atau
atas dasar apa Rasulullah SAW mengisyaratakan perbandingan seperti itu. mengambil alih tugas mengandung. Bayi tabung pun juga tidak bisa
Pertanyaan ini dapat kita temukan jawabannya dalam surat Luqman, ayat 14, dikembangkan dalam organ laki-laki karena faktanya laki-laki memang tidak
dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: memiliki rahim.
Dalam fase mengandung ini, seorang ibu mengalami kesusahan demi
‫صيير‬ ‫صحيحناَ احلإحنحساَحن إبحوُالإحدحيإه حححمحلحتيه أ ييميه حوُحهةناَ حعحلىىَ حوُحهئن حوُإف ح‬
‫صاَل ييه إفي حعاَحمحيإن أحإن احشيكحر إلي حوُلإحوُالإحدحي ح‬
‫ك إإحللي احلحم إ‬ ‫حوُحوُ ل‬ kesusahan yang didalam Al Qur’an digambarkan sebagai ‫ وُهناَ علىَ وُهن‬, yakni
keadaan susah payah dan lemah yang dari hari ke hari bukannya makin ringan
“Dan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada ibu-bapa; ibunya tetapi makin berat.
telah mengandungnya dalam keadaan susah payah dan menyapihnya dalam usia
dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada ibu-bapakmu. Hanya kepada-Ku lah Sidang Jum’ah rahimakumullah,
kembalimu.” Setelah proses kedua selesai, disusul proses ketiga yang merupakan
puncak dari proses kehamilan, yakni proses melahirkan. Lagi-lagi dalam proses
Dari ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam kaitannya dengan proses kejadian melahirkan ini tidak ada keterlibatkan seorang ayah. Seorang ibu harus berjuang
dan kelahiran manusia ke bumi ini, terdapat 4 fase penting. Fase pertama adalah sendiri untuk bisa melahirkan dengan selamat, baik selamat bagi dirinya sendiri
fase yang melibatkan partisipasi dari ayah dan ibu dimana peran ayah sangat maupun bayi yang dilahirkannya. Tugas ini ber-risiko tinggi karena secara
menentukan. Dalam fase ini, sel telur sang ibu tidak mungkin terbuahi tanpa langsung berkaitan dengan keselamatan jiwa. Tentunya telah sering kita dengar
pertemuannya dengan seperrma sang ayah. Dengan kata lain tugas alamiah beberapa perempuan meninggal saat melahirkan. Dalam proses melahirkan ini,
seorang laki-laki atau ayah adalah membuahi sel telur perempuan atau ibu sehingga sang ayah juga tidak bisa berbuat banyak untuk meringankan beban sang ibu.
terjadi kehamilan yang bentuk awalnya berupa gumpalan darah yang dalam Al Seringkali terjadi, sang ayah tak sanggup dan tak tega menyaksikan sang ibu
Qur’an, Surat ke 96, ayat 2 disebut sebagai ‘alaq sebagaimana ayat berikut: sedang berjuang melahirkan karena penderitaan yang dialaminya sangat berat
dengan nyawa sebagai taruhannya. Seringkali pula, sang ayah hanya bisa
‫حخلححق الحنحساَحن إمحن حعلحئق‬ menangis penuh kekhawatiran sambil berdoa mudah-mudahan sang ibu bisa
melahirkan dengan selamat.
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”
Ayat di atas menegaskan bahwa proses awal terjadinya manusia adalah gumpalan Sidang Jum’ah rahimakumullah,
‫‪Setelah proses ketiga selesai, disusul proses keempat, yakni menyusui.‬‬
‫‪Dalam proses menyusui ini, sang ibu harus berhati-hati dan selalu menjaga diri‬‬
‫‪sebaik mungkin karena apa yang terjadi pada dirinya bisa berdampak langsung‬‬
‫‪pada si bayi. Sang ibu harus sanggup berjaga menahan kantuk, baik siang maupun‬‬
‫‪malam. Ketika si bayi haus dan lapar dan membutuhkan ASI, seorang ibu harus‬‬
‫‪selalu siap memberikannya. Dalam tugas ini, sang ayah juga tidak bisa berbuat‬‬ ‫‪Khutbahْ II‬‬
‫‪banyak untuk meringankan beban sang ibu. Berbagai resiko, baik fisik maupun non-‬‬
‫‪fisik pun, juga sering dihadapi para ibu yang sedang menyusui.‬‬
‫شضُرنيمك ْملهه‪ْ .‬ضُانرمغاَدماَلضُممنن‬ ‫شمههدامنن ْلمضُالمه ْضُاللله ْمونحمدهه ْلم م‬ ‫امنلمحنمهدضُللضُ ْمحنمددامكضُثنيدرامكمماَاممممر‪ْ .‬موام ن‬
‫‪Sidang Jum’ah rahimakumullah,‬‬ ‫شضُر‪ْ .‬مالللههلم‬ ‫س ْموانلمب م‬ ‫سييهدنالضُنن ضُ‬ ‫سنولههه ْ م‬ ‫سييمدمناَ ْهممحلمددا ْمعنبهدهه ْمومر ه‬ ‫شمههداملن ْ م‬ ‫مجمحمدضُبضُه ْمومكمفمر‪ْ .‬موام ن‬
‫‪Al-Qur’an memberitakan masa menyusui adalah dua tahun sebagaimana bunyi‬‬
‫‪ayat:‬‬ ‫صملنت ْمعنيةن ْضُبمنمظدّر ْموا ههذةن‬ ‫صنحضُبضُه ْمماَالت م‬‫سييضُدمناَ ْهممحلمدّد ْمومعلمىَ ْاملضُضُه ْمو م‬ ‫سيلنم ْمعلمىَ ْ م‬ ‫صل ي ْمو م‬ ‫م‬
‫ضُبمخمبدّر‬
‫وُفصاَله في عاَمين‬
‫ش ْمماَمظمهمرمومماَمبمطنن‪.‬‬ ‫ا ْمتمعاَلمىَ‪ْ .‬مومذهروانلمفمواضُح م‬ ‫س ْ!! ْضُالتهقوا م‬ ‫املماَ ْمبنعهد ْ‪ْ :‬مفمياَام ْييمهاَاللناَ ه‬
‫”‪“Dan menyapihnya dalam usia dua tahun.‬‬ ‫ا ْاممممرهكنم ْضُبأ منمدّر‬ ‫ضنوضُر ْانلهجنممعضُة ْموانلمجمماَمعضُة‪ْ .‬موانعلمهمنوااملن ْ م‬ ‫مومحاَفضُهظنوامعلمىَ ْاللطاَمعضُة ْموهح ه‬
‫‪Masa dua tahun menyusui dengan ASI adalah ideal terutama bagi ibu-ibu‬‬
‫‪yang memang memiliki kesempatan untuk itu. Tetapi bagi mereka yang memiliki‬‬ ‫مبمدأمفضُنيضُه ْضُبمننفضُسضُه‪ْ .‬مومثلنىَ ْضُبمملمضُئمكضُة ْقهندضُسضُه‪ْ .‬مفمقاَل م ْمتمعاَلمىَ ْموملنم ْميمزلن ْمقاَضُئلدمعلضُنيدماَ‪ْ :‬ضُالن ْ م‬
‫ا‬
‫‪masalah tertentu, maka setidaknya selama 6 bulan pertama dapat‬‬ ‫سيلهمنوامتنسلضُنيدماَ‪ْ .‬مالللههلم‬ ‫صلينوامعملنيضُه ْمو م‬ ‫صلينومن ْمعلمىَ ْاللنضُبنىَ ْمياَ م ْييمهاَاللضُذنيمن ْآممهننوا م‬ ‫مومملمضُئمكمتهه ْهي م‬
‫‪mengusahakannya sebab selama itu ASI bersifat eksklusif. Ini merupakan standar‬‬
‫‪internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya‬‬ ‫سييضُدمناَ‬‫ت ْمعلمىَ ْ م‬ ‫صللني م‬‫سييضُدمناَ ْهممحلمدّد‪ْ .‬مكمماَ م‬ ‫سييضُدمناَ ْهممحلمدّد ْمومعلمىَ ْامضُل ْ م‬ ‫سلينم ْمعلمىَ ْ م‬ ‫صل ي ْمو م‬ ‫م‬
‫‪tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua energi‬‬ ‫سييضُدمناَ ْضُانبمراضُهنيمم‪ْ .‬ضُفاَنلمعاَلمضُمنيمن ْضُالنمك ْمحضُمنيةدممضُجنيةد‬
‫ضُانبمراضُهنيمم ْمومعلمىَ ْامضُل ْ م‬
‫‪dan gizi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI‬‬
‫‪eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit‬‬ ‫ض ْمعضُن ْانلهخلممفاَضُءاللراضُشضُدنيمن‪ْ .‬امضُبىَ ْمبنكدّر ْموهعمممر ْموهعنثمماَمن ْمومعلضُييِ ْمومعضُن‬ ‫مالللههلم ْموانر م‬
‫‪yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat‬‬ ‫ب ْمنضُبييمك ْامنجممضُعنيمن ْمومعضُن‬ ‫صمحاَ ضُ‬ ‫شمرضُة ْانلضُكمراضُم ْمومعنن ْ م‬
‫ساَضُئضُرام ن‬ ‫سلتضُة ْانلهممتيمضُمنيمن ْلضُنلمع م‬ ‫ال ي‬
‫‪pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.‬‬
‫ساَدّن ْضُالمىَ ْمينوضُم ْاليدنيضُن‬‫اللتاَضُبضُعنيمن ْمومتاَضُبضُعىَ ْاللتاَضُبضُعنيمن ْموممنن ْمتضُبمعههنم ْضُبضُاَنح م‬
‫‪Sidang Jum’ah rahimakumullah,‬‬ ‫ت ْنالمنحمياَضُء ْضُمننههنم‬ ‫ت ْموانلهمنؤضُمضُننيمن ْموانلهمنؤضُممناَ ضُ‬ ‫مالللههلم ْانغفضُنرلضُنلهمنسلضُضُمنيمن ْموانلهمنسلضُمماَ ضُ‬
‫‪Mengingat beratnya tugas ibu, yakni tiga hal penting yang terdiri dari:‬‬
‫‪mengandung, melahirkan dan menyusui, maka bisa dimengerti mengapa Nabi‬‬ ‫ت‪ْ .‬مالللههلم ْاندمفنع ْمعلناَانلمغلممء ْموانلمومباَمء ْمواليرمباَ‬ ‫ب ْانلمعضُطلياَ ضُ‬ ‫ت ْضُبمرنحممضُتمك ْمياَمواضُه م‬ ‫مونالمنمموا ضُ‬
‫‪Muhammad SAW mengisyaratkan agar hormat dan bakti kepada ibu lebih besar‬‬ ‫سنومءانلفضُمتضُن ْمماَمظمهمرضُمننمهاَ ْمومماَمبمطمن ْمعنن ْمبلمضُدمناَ‬ ‫مواليزمناَ ْمواللزلمضُزل م ْموانلضُممحمن‪ْ .‬مو ه‬
‫‪daripada kepada ayah.‬‬
‫ب ْانلمعاَلمضُمنيمن‪ْ .‬مرلبمناَامضُتمناَضُفىَ ْاليدننمياَ‬ ‫ساَضُئضُرمبلمضُدانلهمنسلضُضُمنيمن ْمعاَلمدة ْمياَمر ل‬ ‫صدة ْمومعنن ْ م‬ ‫مهمذامخاَ ل‬
‫ت ْواليذنكضُر ْالمحضُكنيضُم‪ْ ْ .‬إلنهه ْمتعاَ مملىَ ْمجلواةد ْمكضُرنيةم ْمملضُةك ْمبرر ْمرهؤنو ة‬
‫ف ْمرضُحنيةم‬ ‫ا ْلضُنيِ ْمولكنم ْضُفيِ ْالقهنرآضُن ْالمعضُظنيضُم‪ْ ،‬مومنمفمعضُننيِ ْموإضُلياَهكنم ْضُباَلياَ ضُ‬
‫باَ ممرمك ْ ه‬ ‫ب ْاللناَضُر‬ ‫سمندة ْموقضُمناَ ْمعمذا م‬ ‫سمندة ْموضُفىَ ْنالمضُخمرضُة ْمح م‬ ‫مح م‬
‫شاَضُء‬ ‫ساَضُن ْموضُانيمتاَضُءضُذى ْانلقهنرمبىَ ْموميننمهىَ ْمعضُن ْانلمفنح م‬ ‫ا ْميأنهمهرضُباَنلمعندضُل ْمونالضُنح م‬ ‫ضُعمباَمدا ْضُالن ْ م‬
‫شهكهروهه ْمعلمىَ ْضُنمعضُمضُه‬ ‫ا ْانلمعضُظنيضُم ْموا ن‬ ‫ىَ ْميضُعهظهكنم ْملمعللهكنم ْمتمذلكهرنومن ْمفاَنذهكهروا م‬ ‫موانلهمننمكضُر ْموانلمبنغ ضُ‬
‫ا ْامنكمبهر‬‫ميضُزندهكنم‪ْ .‬مولمضُذنكهر ضُ‬
Khutbah Jumat : “ْ Merawatْ Perdamainْ Dalamْ Perbedaanْ “ْ

َ،‫ك حليه‬ ‫ حوُأححشحهيد أححن حل إإحلحه إإلل ا ي حوُحححدهي حل حشإرحي ح‬.‫َ حوُحبليحن حلحناَ يسيبحل احلحفحلإح‬،‫صحلإح‬‫َ حوُححلثحناَ حعحلىَ ال ل‬،‫صحلإح‬ ‫ل اللإذحيِ أححمحرحناَ إباَحلإ ح‬ ‫اححلحححميد إ ل إ‬
‫ح‬
ْ‫صححإبإه حوُحمحن تإبحعيهحم‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ َ‫ب‬
‫َ حوُحعلىَ ألإإه حوُ ح‬،‫صبَل حوُحسلحمْ حوُحباَإرحك حعلىَ حسبَيإدناَ يمححلمئد‬ ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ي‬
‫ الليهلمْ ح‬.‫ا حوُحريسوُليه‬ ‫حوُأححشحهد ألن حسبَيحدناَ يمححلمدا حعحبد إ‬
‫ي‬ ‫ة‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ي‬
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ل‬ ‫ا حوُحنحفإسحي إبحتحقحوُىَ إ‬ ‫ي‬
‫ حفأحوُ إ‬:‫إبإإحححساَئن إإحلىَ حيحوُإمْ البَدحيإن أحلماَ حبحعيد‬
‫ت‬ ‫صلإيحوُا ذا ح‬ ‫ا حوُأ ح‬‫ حفاَلتيقوُا ح‬:َ‫َ حقاَحل حتحعاَحلى‬،‫ا حعلز حوُحجرل‬ ‫صحييكحمْ إعحباَحد إ‬
‫حبحيإنيكحمْ حوُأحإطييعوُا ل ح‬
‫ا حوُحريسوُحليه إإحن يكحنيتحمْ يم حؤإمإنيحن‬

Hadirin jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah Allah Swt menciptakan
manusia berbeda-beda, baik dalam bentuk, watak, pemikiran, keahlian,
kepentingan, keyakinan, maupun yang lainnya. Perbedaan yang
menjadi sunnatullah ini bagian dari anugerah yang Allah berikan supaya manusia
dapat saling mengenal, sehingga dapat saling membantu dan saling melengkapi,
atau bergotong royong. Dalam QS. Al-Hujurât 13 dinyatakan:

‫اــ ْأمنتقــاَهكنم ْإضُلن ْ ل م‬


‫اــ ْمعلضُيــةم‬ ُ‫شهعوبداَ ْمومقباَضُئمل ْلضُمتعــاَمرهفوا ْإضُلن ْأمنكمرممهكــنم ْضُعننــمد ْ ل ض‬
‫س ْإضُلناَ ْمخلمنقناَهكنم ْضُمنن ْمذمكدّر ْموأ هننثىَ ْمومجمعنلناَهكنم ْ ه‬
‫مياَ ْأمييمهاَ ْاللناَ ه‬
‫مخضُبيةر‬

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki


dan seorang perempuan, dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kalian saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kalian.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Dalam QS. Hûd
118 Allah menegaskan bahwa perbedaan di antara manusia selamanya akan
terus berlangsung.

‫س ْأ هلمدة ْواضُحمددة ْمول ْميزاهلومن ْهمنخمتلضُضُفيمن‬


‫مولمنو ْشاَمء ْمريبمك ْلممجمعمل ْاللناَ م‬
“Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi kewajiban lainnya menjadi gugur. Dan jika tidak ada yang melaksanakan, maka
mereka senantiasa berselisih.” Menurut Ibnu Katsîr, ayat di atas maksudnya ialah semuanya menanggung dosa. (Al-Qâdlî Abû Bakar Ibnu al-‘Arabi, vol. I, hal. 105,
perbedaan akan terus terjadi di antara manusia; dalam masalah agama, keyakinan, cet. III, 2003). Perintah mendamaikan juga berlaku bagi orang yang terlibat di
tradisi, pendapat, maupun pandangannya. (Ibnu Katsir, vol IV, hal. 310, cet. I, 1419). dalam konflik itu, yakni mengalah untuk berdamai meski sangat berat dilakukan.
Jamaah sholat Jumat yang berbahagia Dalam praktiknya, perbedaan yang ada ini Nabi Muhammad Saw bersabda:
kerap memicu konflik di antara manusia. Hanya karena berbeda paham, berbeda ‫سلمضُم‬ ‫ ْمومخنيهرههمماَ ْاللضُذي ْمينبمدهأ ْضُباَل ل‬،‫ض ْمهمذا‬ ‫ض ْمهمذا ْموهينعضُر ه‬ ُ‫“ ْمل ْميضُحيل ْلضُمرهجدّل ْأمنن ْمينههجمر ْأممخاَهه ْمفنومق ْمثلم ض‬
‫ ْمفهينعضُر ه‬:‫ ْمينلمتقضُمياَضُن‬،‫ث ْلممياَدّل‬
kepentingan, berbeda agama, partai, berbeda pendapat maupun pendapatan, Tidak boleh bagi seseorang memutus hubungan dengan saudaranya lebih dari
seseorang atau kelompok tertentu bermusuhan dengan yang lainnya. Dalam tiga hari. Apabila keduanya bertemu, maka saling berpaling dari yang lainnya.
keadaan konflik, perbedaan yang seharusnya dipahami sebagai anugerah yang Sebaik-baik keduanya adalah yang mengawali salâm atau mengajak berdamai.”
membawa manfaat, justru dipertentangkan hingga mengobarkan api permusuhan. Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullah, Tanpa ada perdamaian di tengah
Karena itu Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi “juru damai” di antara perbedaan, niscaya kehidupan ini akan kacau dan selalu dirundung pertikaian.
orang-orang yang sedang bermusuhan. Mendamaikan orang-orang yang Karena itu jalan perdamaian harus terus diupayakan, baik ada konflik maupun
bermusuhan, dalam bahasa Arab disebut dengan ishlâhu dzâti al-bain. Dalam QS. tidak. Sangkin pentingnya mewujudkan perdamaian, segala cara boleh dilakukan
An-Nisâ 114 disebutkan: demi mewujudkannya. Nabi bersabda: ‫س‬ ‫صلإيحِ حبحيحن اللناَ إ‬ ‫ب اللإذيِ يي ح‬ ‫س احلحكلذا ي‬ ‫“ حلحي ح‬Bukan seorang
pembohong orang yang sedang berusaha mendamaikan masyarakat.” Artinya,
‫ت لإ‬
‫اــ‬ ‫س حوُحمــحن حيحفحعــحل حذلإــ ح‬
‫ك احبإتحغــاَحء حمحر ح‬
‫ضْــاَ إ‬ ‫ف أححوُ إإ ح‬
‫صحلئح حبحيحن اللناَ إ‬ ‫صحدحقئة أححوُ حمحعيروُ ئ‬
‫حل حخحيحر إفي حكإثيئر إمحن حنحجحوُايهحمْ إإلل حمحن أححمحر إب ح‬ jika upaya mendamaikan dua kubu yang bermusuhan hanya bisa ditempuh
َ‫ف ين حؤإتيإه أححجةرا حعإظيةما‬
‫“ حفحسحوُ ح‬ dengan cara berbohong, maka berbohong dalam hal ini diperbolehkan. Akhirul
kalâm, seorang muslim harus menjadi juru damai yang memadamkan api
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan- permusuhan, bukan menjadi provokator yang mengobarkan api pertikaian.
bisikan dari orang yang menyuruh memberi sedekah, atau berbuat ‫َ حوُحتحقلبحل إمبَنحي حوُإمحنيكحمْ إتحلحوُحتــيه إإلنــيه‬،ْ‫ت حوُالبَذحكإر احلححإكحيإم‬‫َ حوُحنحفحعإنحي حوُإإلياَيكحمْ إبحماَ إفحيإه إمحن احلحياَ إ‬،ْ‫ك ا ي لإحي حوُحليكحمْ إفحي احلقيحرآإن احلحكإرحيإم‬ ‫حباَحر ح‬
kebaikan, au ishlâhi baina an-nâs (atau mengadakan perdamaian di antara ‫حإمحيحن‬ ‫ت أححرححيمْ اللرا إ‬ ‫ب احغإفحر حوُاحرحححمْ حوُأححن ح‬ ‫يهحوُ احلحغفيحوُير اللر إ‬
َ‫ححييمْ حوُقيحل حر ب‬
manusia). Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridlaan Allah,
maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” Dalam hadis
diriwayatkan bahwa nabi Muhammad Saw bersabda:
ْ ‫صمدمقضُة‬
‫صملضُة ْموال ل‬
‫صمياَضُم ْموال ل‬ ‫ ْأممل ْأ هنخضُبهرهكنم ْضُبأ منف م‬
‫ضمل ْضُمنن ْمدمرمجضُة ْال ي‬

“Apakah saya belum memberikan kabar kepada kalian tentang perbuatan yang
derajatnya lebih utama daripada puasa, sholat dan sedekah?” Para sahabat
menjawab: َ‫(حبحلى‬Ya, belum). Nabi bersabda: ‫ت ْانلمبنيضُن‬ ُ‫ح ْ مذا ض‬
‫صمل ه‬
‫(“ ْ م‬Perbuatan yang derajatnya
lebih utama daripada puasa, sholat dan sedekah), yaitu mendamaikan orang yang
sedang berselisih.” Dalam hadis lain diriwayatkan, nabi Muhammad Saw bersabda: ‫أح‬
ُ‫ح ْمذا ض‬
‫ت ْانلمبنيــضُن‬ ‫صــمدمقضُة ْإضُ ن‬
‫صــمل ه‬ ‫ل ْال ل‬ ‫“ نف م‬Paling utama-utamanya sedekah adalah mendamaikan
‫ضــ ه‬
orang yang bermusuhan.” Diinformasikan, suatu ketika penduduk Qubâ` bertikai, di
antara mereka saling melempar batu. Ketika nabi Muhammad mendengar kabar itu,
kepada sahabat-sahabatnya, beliau bersabda: ْ‫صإلحِ حبحيحنيهــم‬ ‫“ إاحذحهيبوُا إبحناَ ين ح‬Pergilah bersama
kami, mari kita damaikan di antara mereka (penduduk Qubâ`).” Hadirin jamaah
sholat Jumat yang dirahmati Allah Mendamaikan konflik atau merukunkan kembali
orang-orang yang bermusuhan, menurut Al-Qâdlî Abû Bakar Ibnu al-‘Arabi dalam
karyanya, Ahkâm al-Qur`ân, hukumnya fardlu kifâyah atau menjadi kewajiban
komunal, yakni kewajiban yang jika sudah dijalankan oleh salah seorang maka
‫حوُإإحيحتآإء إذيِ احلقيحرحبىَ حوُحيحنحهىَ حعإن احلحفحححشآإء حوُاحليمحنحكر حوُاحلحبحغي حيإع ي‬
‫ظيكحمْ حلحعلليكحمْ‬ ‫إ‬ ‫إ‬
‫ا احلحعإظحيحمْ حيحذيكحريكحمْ حوُاحشيكيرحوُهي حعحلىَ إنحعإمإه حيإزحدكحمْي‬
‫حتحذلكيرحوُحن‪ ,‬حوُاحذيكيروُا ح‬
‫صحنيعحوُحن‬ ‫ا أححكحبير‪ ,‬حوُاي حيحعلحيمْ حماَ حت ح‬
‫ضْلإإه ييحعإطكمْ‪ ,‬حوُلحإذكير إ‬ ‫‪.‬حوُاحسحئل يحوُهي إمحن حف ح‬

‫‪Khutbah Kedua:‬‬

‫ل حعحلىَ إإحححساَإنإه‪ ,‬حوُاليشحكير حليه حعحلىَ حتحوُإفحيإقإه حوُاحمإتحناَإنإه‪ .‬أححشحهيد أححن لح إإحلحه‬ ‫اححلحححميد إ‬
‫ك حليه‪ ,‬حوُأححشحهيد أحلن حسبَيحدحناَ يمححلمةدا حعحبيدهي حوُحريسحوُلييه اللداإعىَ‬ ‫إإلل ا ي حوُحححدهي لح حشإرحي ح‬
‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححلمئد‪ ,‬حوُحعحلىَ آلإإه حوُأح ح‬
‫صححاَإبإه حوُحسلبَحمْ‬ ‫ضْحوُاإنإه‪ .‬اللليهلمْ ح‬ ‫إإحلىَ إر ح‬
‫ا ححلق يتحقاَإتإه‪ ,‬حوُاحعحليمحوُا أحلن ح‬
‫ا‬ ‫س‪ ,‬إالتيقوُا ح‬ ‫حتحسلإحيةماَ حكإثحيةرا‪ .‬أحلماَ حبحعيد‪ ,‬حفحياَ أحييحهاَ اللناَ ي‬
‫أححمحريكحمْ إبأ ححمئر حبحدأح إفحيإه إبحنحفإسإه حوُحثـلنىَ إبحملَإئحكإتإه إبقيحدإسإه‪ ,‬حوُحقاَحل حتحعاَحلىَ إإحلن ح‬
‫ا‬
‫صليحوُا حعلححيإه حوُحسلبَيمحوُا‬‫صليحوُحن حعحلىَ اللنإببَي حيآأحييحهاَ اللإذحيحن آحمينحوُا ح‬ ‫حوُحملَإئحكحتيه يي ح‬
‫ك حوُحملَإئحكإتحك‬ ‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححلمئد حوُحعحلىَ أححنإبحيآإئحك حوُيريسلإ ح‬ ‫حتحسلإحيةماَ‪ .‬اللليهلمْ ح‬
‫ض اللليهلمْ حعإن احليخلححفاَإء اللراإشإدحيحن أحإبحي حبحكئر حوُيعحمحر حوُيعحثحماَحن‬ ‫احليمحقلرإبحيحن‪ ,‬حوُاحر ح‬
‫صححاَحبإة حوُاللتاَإبإعحيحن حوُحتاَإبإعي اللتاَإبإعحيحن حليهحمْ إبإإحححساَئن إإحلىَ حيحوُإمْ‬ ‫حوُحعلإيي حوُحعحن حبإقليإة ال ل‬
‫ض حعلناَ حمحعيهحمْ إبحرحححمإتحك حياَأححرحححمْ اللراإحإمحيحن‪ .‬اللليهلمْ احغإفحر لإحليمحؤإمإنحيحن‬ ‫البَدحيإن‪ ,‬حوُاحر ح‬
‫ت‪ ,‬إإلنحك حسإمحييع‬ ‫ت الححححيآإء إمحنيهحمْ حوُالححمحوُا إ‬ ‫ت حوُاحليمحسلإإمحيحن حوُاحليمحسلإحماَ إ‬ ‫حوُاحليمحؤإمحناَ إ‬
‫ت‪ .‬اللليهلمْ احدحفحع حعلناَ احلحبلححء حوُاحلحوُحباَحء حوُاللزلحإزحل حوُاحلإمحححن‬ ‫ب اللدحعحوُا إ‬ ‫ب حمإجحي ي‬ ‫حقإرحي ي‬
‫صةة حوُحعحن حساَإئإر‬ ‫حوُيسحوُحء احلإفحتحنإة حماَ حظحهحر إمحنحهاَ حوُحماَ حبحطحن حعحن حبحلإدناَ إإحنيدحوُإنحيإسحياَ حخآ ل‬
‫ب احلحعاَلحإمحيحن‪ .‬حرلبحناَ آإتحناَ إفي اليدحنحياَ حححسحنةة حوُإفي‬ ‫احليبحلحداإن احليمحسلإإمحيحن حعآلمةة حياَ حر ل‬
‫ا حيأحيمير إباَحلحعحدإل حوُالإحححساَإن‬ ‫ا! إإحلن ح‬ ‫ب اللناَإر‪ .‬إعحباَحد إ‬ ‫الإخحرإة حححسحنةة حوُإقحناَ حعحذا ح‬
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita menengok seksama kejadian akhir-akhir ini. Kejahatan sosial
kembali marak terjadi di sekeliling kita. Terutama di kota-kota besar di Indonesia.
Ketika perut terlalu lama tidak dipenuhi tuntutannya. Sedangkan sederet mobil
mewah silih berganti parkir di depan berbagai restoran cepat saji di sepanjang jalan.

Atau ketika para perempuan wangi berseliweran menenteng sopping-bag


yang tertempel di depannya berbagai merek terkenal, melewati para perempuan
gembel di penyebrangan jalan yang menengadahkan tangan hanya sekedar
menggugurkan tuntutan anak-anaknya di bawah kolong jembatan yang dengan setia
menanti segenggam makanan.

Dan sederet lukisan mengenaskan yang menggambarkan betapa luasnya


jarak bentang antara mereka yang kaya dan yang papa, mereka yang hiup dengan
Khutbahْ Jumatْ :ْ
gaya hedonis dan yang bergaya psimis. Lantas masih adakah harapan yang dapat
Kerapuhanْ Sosialْ Akibatْ Berteknologiْ Tanpa Imanْ merubah wajah negeri tercinta ini yang secara perlahan dapat merubah raut wajah
bangsa ini. Bangsa yang sudah terlanjur tekenal sopan tapi melarat. Bangsa yang

‫شيرحوُإرأححنفيإسناَ ححوُإمحن حسبَيحئاَ إ‬ ‫ل حنحححميدهي حوُحنحسحتإعحيينيه حوُحنحسحتحغإفيرهي حوُحنيعحوُيذ إباَ إ‬


‫احلحححمحد إ‬
terkenal religious tapi miskin. Bangsa Timur yang terknal faqir. Dapatkah wajah-
‫ت‬ ‫ل إمحن ي‬ wajah itu berubah? Atau malah akan semakin parah.
‫ حوُحمحن لححمْ حيحجحعإل ا يحليه‬.‫يِ حليه‬ ‫ضْلإحل حفلح حهاَإد ح‬‫ضْلل حليه حوُحمحن يي ح‬ ‫ حمحن حيحهإد ا يحفلح يم إ‬.َ‫أححعحماَلإحنا‬ Para Hadirin yang berbahagia
Inilah tantangan kita bersama. Tantangan bangsa dan umat muslim Indonesia
‫ك حليه حوُأححشحهيد أحلن يمححلمةدا‬ ‫ حوُأححشحهيد أححن لح إإلحه إإلل اي حوُحححدهي لح حشإرحي ح‬.‫ينحوُةرا حفحماَ حليه إمحن ينحوُئر‬ yang jumlahnya mengatasi berbagai umat agama lainnya di Indonesia. Pada
‫صححإبإه حوُحمحن‬ ‫صبَل حوُحسلبَحمْ حوُحباَإرحك حعحلىَ حسبَيإدحناَ يميحلمئد حوُحعلحىَ آلإإه حوُ ح‬ ‫ حأللليهلمْ ح‬.‫حعحبيدهي حوُحريسحوُلييه‬ kesempatan ini Khatib hanya ingin mengingatkan saja, marilah kita bersama-sama
memperbaiki keadaan ini, kita mulai dari diri sendiri. Jangan terlalu mengharap
‫ا حفحقحد‬ ‫صحييكحمْ حوُحنحفإسحي إبحتحقحوُىَ إ‬ ‫ا يأوُ إ‬ ‫ حفحياَ إعحباَحد إ‬:‫ أحلماَ حبحعيد‬.‫حتإبحعيهحمْ إبإإحححساَئن إإلحىَ حيحوُإمْ البَدحيإن‬ banyak dan menghayal adanya kesuksesan tanpa ada sebuah permulaan. Meraba
‫ا حوُلح يتحشإريكوُحا إبإه حشحيئاَ ة حوُإباَحلحوُالإحدحيإن إإحححساَناَ ة‬ ‫ حوُاحعيبيدوُحا ر ح‬:َ‫ حقاَحل اي حتحعاَحلى‬.‫حفاَحز حاليملتقيحوُحن‬
diri kita sejauh manakah kepekaan social kita? Sudahkan hari ini kita menyapa
tetangga samping rumah kita? Sudahkan kita memberikan senyuman kepada front
‫ب‬‫ح إ‬ ‫صاَ إ‬
‫ب حوُال ل‬ ‫حوُإبإذيِ احلقيحرحبىَ حوُاحلحيحتاَحمىَ حوُاحلحمحساَإكيإن حوُاحلحجاَإر إذيِ احلقيحرحبىَ حوُاحلحجاَإر احليجين إ‬ office di belakang mejanya? Suahkah kita menyempatkan melongok ke luar jendela
‫ب حمن حكاَحن يمحخحتاَلة حفيخوُراة‬ ‫ت أححيحماَينيكحمْ إإلن ر ح‬
mobil kita untuk sekedar menyapa para tukang ojek yang mangkal di perempatan
‫ا لح يي إ‬
‫ح ي‬ ‫ب حوُاحبإن اللسإبيإل حوُحماَ حملححك ح‬ ‫إباَلحجن إ‬ jalan yang selalu kita lalui? Jangan-jangan kita tidak pernah melakukan itu semua?
Karena kita terlalu asyik dengan Televisi, Hand Phone, Note Book, tablet atau
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Blackberry. Berbagai benda yang berhasil membawa kita menjelajahi dunia dan
Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt mengangkat derjat kita sebagai orang modern yang melek media? Lalau apakah
yang tak henti-hentinya mengalirkan rahmat dan inayah-Nya ke dalam sungai artinya melek media kalau itu membuat kita terkungkung dalam tempurung
kehidupan ini. Sehingga kita mampu melalui kehidupan kemaren, menjalani kehidupan imagenasi bukan realita. Apakah arti melek teknologi bila kita buta realita?
sekarang dan mudah-mudahan menapaki hari esok.
Shalawat serta salam terlimpah ke haribaan junjungan Nabi Muhammad saw. manusia Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
paling mulia di sisi-Nya dan penolong yang memiliki syafaat di hari kiyamat. Semoga Sungguh berbagai kemajuan teknologi itu telah banyak kita gunakan. Ia telah
kita semua selaku umat dan pengagumnya menjadi manusia yang diprioritaskan menggeser posisi tetangga-tetangga kita. Benar, teknologi itu menjadi lebih dekat
mendapatkan syafaatnya. Amien dengan kita dibandingkan keluarga dan juga tetangga. Inilah virus individualitas yang
‫‪harus dihindari seperti yang telah disinggung oleh al-Qur’an dalam an-Nisa’ 36:‬‬ ‫‪sadar dan ingat akan berbagai bahaya yang mengancam manusia muslim Indonesia‬‬
‫‪yang hidup di Negara yang sedang demam modernism dan liberalism ekonomi.‬‬
‫‪Karena itulah sesungguhnya yang akan menjauhkan kita dari saudara sesama‬‬
‫حوُاحعيبيدوُحا ر‬
‫اح حوُلح يتحشإريكوُحا إبإه حشحيئاَ ة حوُإباَحلحوُالإحدحيإن إإحححساَناَ ة حوُإبإذيِ احلقيحرحبىَ حوُاحلحيحتاَحمىَ حوُاحلحمحساَإكيإن‬ ‫‪muslim dan menggantikannya dengan berbagai benda teknologi yang kering tanpa‬‬
‫ت أححيحماَينيكحمْ إإلن ر ح‬
‫ا‬ ‫ب حوُاحبإن اللسإبيإل حوُحماَ حملححك ح‬
‫ب إباَلحجن إ‬ ‫صاَإح إ‬ ‫ب حوُال ل‬ ‫حوُاحلحجاَإر إذيِ احلقيحرحبىَ حوُاحلحجاَإر احليجين إ‬ ‫‪jiwa.‬‬
‫ب حمن حكاَحن يمحخحتاَلة حفيخوُراة‬ ‫لح ييإح ي‬

‫‪"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.‬‬


‫‪Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,‬‬
‫‪orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat,‬‬ ‫‪KHUTBAHْ KEDUA:‬‬
‫‪ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang‬‬
‫"‪yang sombong dan membangga-banggakan diri‬‬
‫ل حعلحىَ إاحححساَإنإه حوُاليشحكير حليه حعلحىَ حتحوُإفحيإقإه حوُإاحمإتحناَإنإه‪ .‬حوُاححشحهيد اححن لح إاحلحه إالل اي‬ ‫اححلحححميد إ‬
‫‪Bila dilihat sepintas lalu, ayat di atas menyandingkan antara pelarangan‬‬
‫‪menyekutukan Allah swt. dengan perintah berbuat baik kepada orang tua, karib,‬‬ ‫ك حليه حوُاححشحهيد احلن حسبَيحدحناَ يمححلمةدا حعحبيدهي حوُحريسحوُلييه اللداإعىَ إالحىَ‬ ‫حوُاي حوُحححدهي لح حشإرحي ح‬
‫‪kerabat, teman dan lainnya. Ini dapat diterjemahkan bahwa bahwa menjalin hubungan‬‬
‫‪dan menciptakan jejaring social tidak kalah pentingnya dengan men-tauhid-kan Allah‬‬
‫صححاَإبإه حوُحسلبَحمْ حتحسلإحيةماَ إكثحيةرا‬ ‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححلمئد إوُحعحلىَ احلإإه حوُاح ح‬ ‫ضْحوُاإنإه‪ .‬الليهلمْ ح‬ ‫إر ح‬
‫‪swt. Jika berhubungan dengan-Nya (hablum minalllah)Allah swt hanya melarang kita‬‬ ‫ا إفحيحماَ اححمحر حوُاحنحتيهحوُا حعلماَ حنحهىَ‬ ‫س إالتيقوُا ح‬ ‫احلماَ حبحعيد حفياَ ح احييحهاَ اللناَ ي‬
‫‪agar tidak menyekutukan-Nya, sedangkan berhubungan dengan sesama manusia‬‬
‫‪(hablum minan nas)Allah swt memerintahkan untuk berbuat baik kepada mereka‬‬
‫حوُاحعحليمحوُا احلن ار اححمحريكحمْ إباَ ححمئر حبحدأح إفحيإه إبحنحفإسإه حوُحثـحنىَ إبحملَ إئحكإتإه إبقيحدإسإه حوُحقاَحل حتعاَ ححلىَ إالن‬
‫‪semua.‬‬ ‫صليحوُا حعلححيإه حوُحسلبَيمحوُا حتحسلإحيةماَ‪.‬‬ ‫صليحوُحن حعلحىَ اللنإبىَ يآ احييحهاَ اللإذحيحن آحمينحوُا ح‬ ‫ا حوُحملَ إئحكحتيه يي ح‬ ‫ح‬
‫بَ‬
‫صلىَ اي حعحلحيإه حوُحسلحمْ حوُحعحلىَ آإل حسبَيإدناَ ح يمححلمئد حوُحعحلىَ‬ ‫ل‬ ‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححلمئد ح‬ ‫الليهلمْ ح‬
‫‪Ketika kita mengabaikan perintah yang termaktub dalam ayat di atas, maka‬‬
‫‪kebangkrutan social itu akan terjadi. Itu semua akibat ulah manusia yang enggan‬‬ ‫ض اللريهلمْ حعإن حاليخحلحفاَإء اللراإشإدحيحن احإبىَ‬ ‫ك حوُحملَإئحكإة حاليمحقلرإبحيحن حوُاحر ح‬ ‫اححنإبيآإئحك حوُيريسلإ ح‬
‫حبحكئرحوُيعحمرحوُيعحثحماَن حوُحعإلىَ حوُحعحن حبإقليإة ال ل‬
‫‪menjalin silaturrahmi dengan sesamanya. Sehingga terlahirlah individualism yang‬‬
‫‪banyak menggantungkan hidup pada berbagai benda teknologi yang tak berjiwa dan tak‬‬ ‫صححاَحبإة حوُاللتاَإبإعحيحن حوُحتاَإبإعي اللتاَإبإعحيحن حليهحمْ‬
‫‪bernyawa.‬‬ ‫حإمحيحن‬‫ض حعلناَ حمحعيهحمْ إبحرحححمإتحك حياَ اححرحححمْ اللرا إ‬ ‫إبإاَحححساَئن إاحلىَحيحوُإمْ البَدحيإن حوُاحر ح‬
‫‪Ketergantungan ini haruslah segera kita sadari, karena bila penggunaan itu tidak‬‬ ‫ت‬‫ت احلحححيآيء إمحنيهحمْ حوُحالححمحوُا إ‬ ‫ت حوُحاليمحسلإإمحيحن حوُحاليمحسلإحماَ إ‬ ‫حالليهلمْ احغإفحر لإحليم حؤإمإنحيحن حوُحاليم حؤإمحناَ إ‬
‫‪dilandaskan atas kesadaran akan mengarah pada kehancuran akhlaq dan juga‬‬
‫‪keimanan. Bahkan akan mengakibatkan kehancuran nilai-nilai social, sehingga‬‬
‫صحر إعحباَحد ح‬
‫ك‬ ‫ك حوُحاليمحشإرإكحيحن حوُاحن ي‬ ‫الليهلمْ احإعلز حالإحسلححمْ حوُحاليمحسلإإمحيحن حوُأحإذلل البَشحر ح‬
‫‪menambah rusaknya sendi kehidupan berbangsa, seperti yang terjadi sekarang ini.‬‬ ‫صحر البَدحيحن حوُاحخيذحل حمحن حخحذحل حاليمحسلإإمحيحن حوُ حدبَمحر اححعحداحءالبَدحيإن‬ ‫صحر حمحن حن ح‬ ‫حاليمحوُبَحإدليحة حوُاحن ي‬
‫‪Dengan kata lain, hadirin yang terhormat‬‬
‫حوُاحعإل حكلإحماَإتحك إاحلىَ حيحوُحمْ البَدحيإن‪ .‬الليهلمْ احدحفحع حعلناَ حالحبلححء حوُحالحوُحباَحء حوُاللزلحإزحل حوُحالإمحححن‬
‫‪Berbagai patologi social (pencurian, perampokan, pembunuhan, gelandangan‬‬ ‫صةة حوُحساَإئإر‬ ‫حوُيسحوُحء حالإفحتحنإة حوُحالإمحححن حماَ حظحهحر إمحنحهاَ حوُحماَ حبحطحن حعحن حبلحإدحناَ إاحنيدوُإنحيإسلياَ خآ ل‬
‫‪dan berbagai pelanggaran norma social) yang muncul akhir-akhir disebabkan karena‬‬
‫‪tiadanya interaksi social dan melemahnya control di dalamnya. Ini semua dikarenakan‬‬
‫خحرإة‬ ‫ب حالحعاَلحإمحيحن‪ .‬حرلبحناَ آإتناَ ح إفىَ اليدحنحياَ حححسحنةة حوُإفىَ حال إ‬ ‫حاليبحلحداإن حاليمحسلإإمحيحن عآلمةة حياَ حر ل‬
‫‪pola pikir keranjingan terhadap teknologi yang kebablasan.‬‬ ‫ب اللناَإر‪ .‬حرلبحناَ حظلححمحناَ اححنفيحسحناَحوُإاحن لححمْ حتحغإفحر لححناَ حوُحتحرحححمحناَ لححنيكحوُحنلن إمحن‬ ‫حححسحنةة حوُإقحناَ حعحذا ح‬
‫‪Semoga Allah swt membukakan hati kita bersama, dan menjaganya agar tetap‬‬ ‫ا حيأحيميرحناَ إبحاَلحعحدإل حوُحالإحححساَإن حوُإإحيتآإء إذىَ حالقيحربحىَ حوُحيحنحهىَ‬ ‫ا ! إالن ح‬ ‫حالحخاَإسإرحيحن‪ .‬إعحباَحد إ‬
ْ‫ا حالحعإظحيحمْ حيحذيكحريكحم‬
‫ظيكحمْ لححعلليكحمْ حتحذلكيرحوُحن حوُاحذيكيروُا ح‬
‫حعإن حالحفححشآإء حوُحاليمحنحكر حوُحالحبحغي حيإع ي‬
‫إ‬
‫ح‬
‫ا احكحبحر‬ ‫حوُاحشيكيرحوُهي حعلحىَ إنحعإمإه حيإزحدكحمْ حوُلإذكير إ‬
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ي‬

Khutbahْ I

Sepuluhْ Halْ yangْ Sia-siaْ Menurutْ Sayyidinaْ Utsman

‫شمههد ْأمنن ْلم ْإضُملمه‬ ‫ ْأم ن‬.‫ ْموأمنمهرههنم ْضُبمتنوضُحنيضُدضُه ْمومطاَمعضُتضُه‬،‫ل ْاللضُذي ْمخملمق ْالمخنلمق ْلضُضُعمباَمدضُتضُه‬ ُ‫المحنمهد ْ ض‬
‫ ْأمنكممل ه ْالمخنلضُق‬،‫سنولههه‬ ‫سييمدناَ ْهممحلمددا ْمعنبهدهه ْمومر ه‬ ‫شمههد ْأملن ْ م‬ ‫شضُرنيمك ْلمهه ْموأم ن‬
‫إضُلل ْاه ْمونحمدهه ْلم ْ م‬
‫سييضُدمناَ ْهممحلمدّد ْمومعملىَ ْآلضُضُه‬‫سلينم ْمعملىَ ْ م‬ ‫صل ي ْمو م‬ ‫ ْمالللههلم ْ م‬.‫ ْموأمنعمظممههنم ْمطاَمعدة ْلمهه‬،‫ل‬ ُ‫هعهبوضُدليدة ْ ض‬
‫ا ْمحلق ْهتمقاَضُته ْمولممتهمنوهتلن ْضُالل ْمومأننـهتنم‬ ‫ ْضُالتقهنوا م‬،‫ ْمفمياَامييمهاَ ْانلهمنسلضُهمنومن‬،‫ ْاملماَ ْمبنعهد‬.‫صمحضُاَبضُه‬ ‫موأم ن‬
‫ ْانلمينومم ْمننخضُتهم ْمعملىَ ْأمنفمواضُهضُهنم‬:‫ ْمفمقند ْمقاَل م ْاه ْمتمعاَلمىَ ْضُفيِ ْضُكمتاَضُبضُه ْانلمكضُرنيضُم‬.‫همنسلضُهمنومن‬
‫ ْموملنلضُخمرةه ْمخنيةر‬:َ‫ضا‬ ‫ ْوقاَل ْأي د‬.‫شمههد ْأمنرهجلهههنم ْضُبمماَ ْمكاَهننوا ْمينكضُسهبنومن‬ ‫موهتمكيلهممناَ ْأمنيضُدنيضُهنم ْمومت ن‬
َ‫لولمىى‬ ‫للمك ْضُممن ْا ن ه‬
Alhamdulillah, kita masih dikarunia nikmat hidayah dari Allah subhanahu wata’ala
sehingga hingga kini kita memiliki kesadaran untuk beribadah, di antaranya
shalat Jum’at seperti yang kita laksanakan siang ini. Nikmat ini sungguh tak
ternilai meskipun kita mesti terus-menerus introspeksi diri, karena manusia
gudangnya lupa dan kesalahan, untuk menjaga agar petunjuk Allah senantiasa
ada dalam diri kita dan semakin hari kian bertambah.
Saya selaku Khatib juga mengajak kepada jamaah sekalian dan pribadi
saya, untuk selalu berikhtiar meningkatkan kualitas ketakwaan: tak henti-hentinya
mengasah kesadaran ketuhanan kita yang kian mendekatkan diri kita kepada-
Nya. Ketakwaan adalah modal pokok karena orang yang paling mulia di sisi Allah
bukan orang paling kaya, paling pintar, paling cantik, atau paling tinggi jabatan,
melainkan yang paling bertakwa.

Jamaah shalat jum’at yang mudah-mudahan dirahmati Allah,


Imam Ibnu Hajar al-Asqalani pernah menulis pernyataan Sayyidina Utsman bin sungguh sayang sekali orang yang tak mampu memanfaatkan kekuatan tersebut
Affan dalam kitab Munabbihât ‘alâs –ti‘dâddi li yaumil Mî‘âd tentang sepuluh hal dengan baik.
yang paling sia-sia.
Jamaah shalat jum’at hadâkumullah,
Hal sia-sia yang kelima adalah masjid kosong dari orang shalat. Esensi masjid
‫شمرةة ْمعاَلضُةم ْمل ْهينسأ مل ه ْمعننهه ْمعاَلضُةم ْموضُعنلةم ْمل ْمينعممل ه‬ ‫ضميهع ْانلم ن‬
‫شمياَضُء ْمع ن‬ ‫ ْأم ن‬:ْ ‫وقاَل ْعثماَن ْرضيِ ْا ْعنه‬ adalah tempat untuk bersujud. Jika fungsi ini hilang, hilang pula hakikat ia
‫ف ْمل ْهينقمرأ ه ْفضُنيضُه‬
‫صمح ة‬‫صيلىَ ْفضُنيضُه ْموهم ن‬ ‫ح ْمل ْهينسمتنعممل ه ْموممنسضُجةد ْمل ْهي م‬ ‫ب ْمل ْهينقمبل ه ْموضُسمل ة‬ ‫صموا ة‬ ‫ي ْ م‬ ‫ضُبضُه ْمومرنأ ة‬ sebagai masjid. Keterangan ini juga bisa dimaknai masjid yang mulai
‫ب ْموضُعنلهم ْاليزنهضُد ْضُفىَ ْمبنطضُن ْممنن ْهيضُرنيهد ْاليدننمياَ ْموهعنمةر ْمطضُونيل ة ْمل‬
‫مومماَل ة ْمل ْهيننمفهق ْضُمننهه ْمومخنيل ة ْمل ْهتنرمك ه‬ dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan jangka pendek segelintir saja,
semisal politik praktis. Atau bisa pula dijadikan kritik terhadap keadaan ironis
‫سمفضُرضُه‬
‫ميمتمزلوهد ْفضُنيضُه ْلضُ م‬ masa kini, di mana masjid kian banyak dan dibangun secara megah namun tidak
kian menarik jamaah untuk lebih nyaman di dalamnya. Masjid menjadi tempat
yang kian asing. Aktivitas-aktivitas keagamaan semakin sepi.
Pertama, orang ‘alim yang tidak ditanya mengenai ilmunya. Tentang hal ini ada dua
kemungkinan, yakni karena orang alim itu enggan mensyiarkan ilmunya atau karena Keenam, Al-Qur’an yang tidak dibaca. Kitab suci sekadar menjadi kitab yang
orang-orang awam di sekitarnya menjadi orang alim sebagai sumber rujukan. disucikan, bukan sekaligus dibaca lalu diamalkan. Padahal, membaca Al-Qur’an
Kedua-duanya merupakan perilaku negatif karena ilmu seyogianya menjadi meski si pembaca tidak mengerti artinya bernilai pahala. Apalagi bila ia mau
pedoman agar tiap langkah dalam kehidupan ini berjalan sesuai dengan rel yang belajar kandungan makna di dalamnya untuk kemudian mengejawantahkannya
tepat. dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berkenaan dengan hubungan kepada
Allah maupun sesama makhluk.
Kedua, ilmu yang tak diamalkan. Senada dengan yang pertama tadi, ini adalah
gejala di mana orang-orang tak terlalu menghargai ilmu. Bukan saja pemilik ilmu, Jamaah shalat jum’at hadâkumullah,
bahkan juga ilmu itu sendiri. Ilmu diperoleh namun tidak dilaksanakan. Fenomena ini Hal sia-sia berkutnya, ketujuh, adalah harta yang tidak diinfakkan. Sayyidina
sangat sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Betapa banyak di antara kita Utsman secara tersirat hendak mengingatkan bahwa harta yang digunakan untuk
yang mengerti bahwa berbohong adalah dosa, namun di saat yang sama kita keperluan sehari-hari lantas lepas dari status sia-sia. Sebab, harta juga mesti
melanggarnya. Betapa banyak pejabat pintar yang korupsi. Dan betapa banya orang diinfakkan. Ketika tanggung jawab yang kedua ini hilang, maka hilang pula nilai
yang mengerti hukum yang terjerat kasus hukum. Semua ini dikarenakan ilmu yang kemanfaatan dari harta tersebut. Itulah alasan mengapa Islam mewajibkan zakat
ada dalam diri mereka sia-sia belaka, tak memberi kemanfaatan bagi kebaikan dan menekankan keutamaan bersedekah. Infak dari sebuah kekayaan sekecil
hidup mereka. apa pun jumlahnya bernilai berkah dan menyucikan harta secara keseluruhan.
Ketiga, pendapat yang benar namun ditolak. Islam sangat menganjurkan para
pemeluknya untuk bermusyawarah. Ajaran ini didorong oleh ajakan agar manusia Kedelapan, kendaraan yang tidak ditunggangi. Kendaraan adalah alat untuk
terbuka dengan pendapat orang lain. Ketika pendapat itu benar maka harus diakui menuju tujuan tertentu. Karena ia adalah wasilah (perantara). Di zaman
benar. Kebenaran tidak ada kaitannya dengan siapa yang mengatakannya. Karena serbacanggih ini wujud wasilah begitu banyak, mulai dari alat transportasi, media
itu menjadi salah bila kita menolak pendapat yang benar hanya karena yang sosial, alat komunikasi, dan lain-lain. Tingkat kemudahannya mungkin ratusan
mengemukakannya adalah orang yang kita benci. Kebenaran dan kebencian adalah kali lipat dari “kendaraan” yang ada pada era Nabi. Namun, apakah wasilah-
dua hal yang berbeda dan harus dipisahkan. wasilah di zaman sekarang lebih bermanfaat daripada zaman itu? Ini menjadi
bahan renungan kita bersama.
Keempat, senjata yang tidak digunakan. Senjata dalam pengertian hari ini bisa
dianalogikan sebagai kekuasaan. Ketika kita memiliki kewenangan untuk menekan, Kesembilan, ilmu zuhud di hati orang yang cinta dunia. Artinya, sia-sia seseorang
misalnya jabatan politik atau posisi strategis lainnya, dan tidak dimanfaatkan untuk berlajar ilmu tentang zuhud tapi hatinya belum bisa lepas dari cinta dunia. Sebab
kebaikan, maka kewenangan itu akan sia-sia. Senjata adalah simbol kekuatan dan zuhud bukan semata berurusan dengan pengetahuan, melainkan tentang olah
‫‪batin untuk mendudukkan segala hal selain Allah dalam posisi yang tidak prioritas.‬‬
‫حالحخاَإسإرحي ح‬
‫ن‪.‬‬ ‫ب اللناَإر‪ .‬حرلبحناَ حظلححمحناَ اححنفيحسحناَ حوُاإحن لححمْ حتحغإفحر لححناَ حوُحتحرحححمحناَ لححنيكحوُحنلن إمحن‬ ‫حعحذا ح‬
‫‪Kesepuluh, umur panjang yang tak dimanfaatkan untuk mencari bekal (ke akhirat).‬‬ ‫ا حيأحيميرحناَ إبحاَلحعحدإل حوُحالإحححساَإن حوُإإحيتآإء إذيِ حالقيحربحىَ حوُحيحنحهىَ حعإن حالحفححشآإء‬ ‫ا ! إإلن ح‬ ‫إعحباَحد إ‬
‫‪Ini namanya penyia-nyiaan kesempatan. Peluang hidup di dunia hanya sekali, dan‬‬
‫‪umur yang telah dilewati juga tak akan pernah kembali. Begitu usia kita habis hanya‬‬
‫ا حالحعإظحيحمْ حيحذيكحريكحمْ حوُاحشيكيرحوُهي‬
‫ظيكحمْ حلحعلليكحمْ حتحذلكيرحوُحن حوُاحذيكيروُا ح‬ ‫حوُحاليمحنحكر حوُحالحبحغي حيإع ي‬
‫إ‬
‫‪untuk perkara duniawi dan urusan diri sendiri, sia-sialah kita usia kita. Apalagi dalam‬‬ ‫ح‬
‫ا أحكحبحر‬ ‫حعلحىَ إنحعإمإه حيإزحديكحمْ حوُحلإذحكير إ‬
‫‪Al-Qur’an kita sudah dingatkan bahwa kehidupan di akhirat adalah lebih utama‬‬
‫‪ketimbang kehidupan di dunia. Wallahu a'lam bish shawab.‬‬

‫‪Semoga khatib pribadi dan jamaah sekalian diberikan kesanggupan untuk menjaga‬‬
‫‪segala karunia yang Allah berikan agar bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan.‬‬
‫‪Khutbah Jumat – Keistimewaan Gemar Menolong Orang Lain‬‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫ل حعلحىَ إإحححساَإنإه حوُاليشحكير حليه حعلحىَ حتحوُإفحيإقإه حوُإاحمإتحناَإنإه‪ .‬حوُأححشحهيد أححن لح إاحلحه إإلل اي‬ ‫اححلحححميد إ‬ ‫ضْلإإه الإمحدحراإر‪َ،‬‬ ‫ححيإمْ الحغلفاَإر‪ َ،‬أححححميدهي حتحعاَحلىَ حعحلىَ حف ح‬‫حإد الحقلهاَإر‪ َ،‬الحر إ‬ ‫ل الحوُا إ‬ ‫حالحححميد إ ر إ‬
‫ك حليه حوُأححشحهيد ألن حسبَيحدحناَ يمححلمةدا حعحبيدهي حوُحريسحوُلييه اللداإعىَ إلحىَ‬ ‫حوُاي حوُحححدهي لح حشإرحي ح‬ ‫ك حليه الحعإزحييز‬ ‫حوُأححشيكيرهي حعحلىَ إنحعإمإه الإغحزاإر‪ َ،‬حوُأححشحهيد أححن لل إإحلحه إإلل ا حوُحححدهي حلحشإرحي ح‬
‫صححاَإبإه حوُحسلبَحمْ حتحسلإحيةماَ إكثحيةرا‬ ‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححلمئد إوُحعحلىَ احلإإه حوُأح ح‬ ‫ضْحوُاإنإه‪ .‬الليهلمْ ح‬ ‫إر ح‬ ‫صللىَ اي‬ ‫صحطحفىَ اليمحخحتاَر‪ َ،‬ح‬ ‫الحجلباَير‪ َ،‬حوُأححشحهيد أحلن حنإبليحناَ يمححلمداة حعحبيدهي حوُحريسحوُلييه اليم ح‬
‫صححاَيبيه‬ ‫حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححلمد حوُحعحلىَ آلإإه الحطبَيإبحيحن الححطحهاَر‪ َ،‬حوُإإحخحوُإنإه الححبحراإر‪ َ،‬حوُأح ح‬
‫ا أححمحريكحمْ‬ ‫ا إفحيحماَ أححمحر حوُاحنحتيهحوُا حعلماَ حنحهىَ حوُاحعحليمحوُا أحلن ح‬ ‫س إالتيقوُا ح‬ ‫أحلماَ حبحعيد حفياَ ح احييحهاَ اللناَ ي‬ ‫ب اللححيحل حوُاللنحهاَر‪ َ،‬أماَ بعد ‪ َ،‬حفحياَاحييحهاَ‬ ‫الححخحياَإر‪ َ،‬حوُحمحن حتإبحعيهحمْ إبإإحححساَئن حماَ يتحعاَإق ي‬
‫صليحوُحن‬ ‫ا حوُحملَإئحكحتيه يي ح‬ ‫إبأ ححمئر حبحدأح إفحيإه إبحنحفإسإه حوُحثـحنىَ إبحملَ إئحكإتإه إبقيحدإسإه حوُحقاَحل حتعاَ ححلىَ إإلن ح‬ ‫ا ححلق يتحقاَإته حوُلححتيمحوُيتلن إالل حوُحأنحـيتحمْ يمحسلإيمحوُحن حفحقحد حقاَحل اي حتحعاَلحىَ إفي‬ ‫احليمحسلإيمحوُحن‪ َ،‬إالتقيحوُا ح‬
‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ‬ ‫صليحوُا حعحلحيإه حوُحسلبَيمحوُا حتحسلإحيةماَ‪ .‬الليهلمْ ح‬‫حعلحىَ اللنإبىَ يآ احييحهاَ اللإذحيحن آحمينحوُا ح‬ ‫إكحتاَإبإه احلحكإرحيإمْ‪ :‬حوُحتحعاَحوُينوُا حعحلىَ احلإببَر حوُاللتحقحوُىىَ حوُحل حتحعاَحوُينوُا حعحلىَ احلإحثإمْ حوُاحليعحدحوُاإن‬
‫ك حوُحملَإئحكإة‬ ‫ك حوُيريسلإ ح‬ ‫صللىَ اي حعحلحيإه حوُحسلبَحمْ حوُحعحلىَ آإل حسبَيإدناَ ح يمححلمئد حوُحعحلىَ اححنإبيآإئ ح‬ ‫يمححلمئد ح‬ ‫ا حشإدييد احلإعحقاَ إ‬
‫ب‬ ‫ا إإلن ل ح‬ ‫حوُالتيقوُا ل ح‬
‫ض اللريهلمْ حعإن حاليخلححفاَإء اللراإشإدحيحن أحإبىَ حبحكئر حوُيعحمر حوُيعحثحماَن حوُحعإلىَ حوُحعحن‬ ‫حاليمحقلرإبحيحن حوُاحر ح‬ ‫‪Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah‬‬
‫ض حعلناَ‬ ‫صححاَحبإة حوُاللتاَإبإعحيحن حوُحتاَإبإعي اللتاَإبإعحيحن حليهحمْ إبإاَحححساَئن إاحلىَحيحوُإمْ البَدحيإن حوُاحر ح‬ ‫حبإقليإة ال ل‬ ‫‪Alhamdulillah,.. puji dan syukur ke hadirat Allah swt yang tak henti-hentinya‬‬
‫حإمحيحن‬‫ك حياَ أححرحححمْ اللرا إ‬ ‫حمحعيهحمْ إبحرحححمإت ح‬ ‫‪mengalirkan rahmat dan inayah-Nya ke dalam sungai kehidupan ini. Sehingga kita‬‬
‫‪mampu melalui kehidupan kemaren, menjalani kehidupan sekarang dan mudah-‬‬
‫‪mudahan menapaki hari esok nanti.‬‬
‫ت احلحححيآيء إمحنيهحمْ حوُحالححمحوُا إ‬
‫ت‬ ‫ت حوُحاليمحسلإإمحيحن حوُحاليمحسلإحماَ إ‬ ‫حالليهلمْ احغإفحر لإحليم حؤإمإنحيحن حوُحاليم حؤإمحناَ إ‬ ‫‪Shalawat serta salam terlimpah ke haribaan junjungan Nabi Muhammad saw. manusia‬‬

‫الليهلمْ أحإعلز حالإحسلححمْ حوُحاليمحسلإإمحيحن حوُأحإذلل البَشحر ح‬


‫‪paling mulia di sisi-Nya dan penolong yang memiliki syafaat di hari kiyamat. Semoga kita‬‬
‫ك حاليمحوُبَحإدليحة‬ ‫صحر إعحباَحد ح‬ ‫ك حوُحاليمحشإرإكحيحن حوُاحن ي‬ ‫‪semua selaku umat dan pengagumnya menjadi manusia yang diprioritaskan‬‬
‫صحر البَدحيحن حوُاحخيذحل حمحن حخحذحل حاليمحسلإإمحيحن حوُ حدبَمحر أححعحداحء البَدحيإن حوُاحعإل‬ ‫صحر حمحن حن ح‬ ‫حوُاحن ي‬ ‫‪mendapatkan syafaatnya. Amien‬‬
‫‪Pada kesempat yang istimewa ini, tema khutba yang akan saya sampaikan yakni‬‬
‫حكلإحماَإتحك إإحلىَ حيحوُحمْ البَدحيإن‪ .‬الليهلمْ احدحفحع حعلناَ حالحبلححء حوُحالحوُحباَحء حوُاللزلحإزحل حوُحالإمحححن حوُيسحوُحء‬ ‫‪tentang‬‬
‫صةة حوُحساَإئإر حاليبحلحداإن‬ ‫حالإفحتحنإة حوُحالإمحححن حماَ حظحهحر إمحنحهاَ حوُحماَ حبحطحن حعحن حبلحإدحناَ إاحنيدوُإنحيإسلياَ خآ ل‬ ‫‪Keistimewaan Gemar Menolong Orang Lain‬‬
‫‪Jamaah shalat jumat rahimakumullah,‬‬
‫خحرإة حححسحنةة حوُإقحناَ‬ ‫ب حالحعاَلحإمحيحن‪ .‬حرلبحناَ آإتناَ ح إفىَ اليدحنحياَ حححسحنةة حوُإفىَ حال إ‬ ‫حاليمحسلإإمحيحن عآلمةة حياَ حر ل‬
Tak ada yang membantah bahwa menolong orang lain dalam kebaikan adalah sesuatu yang
mulia. Pesan ini terlalu sering kita dengar lewatceramah-ceramah, mimbar khutbah, atau Artinya: “Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
mungkin nasihat-nasihat bijak dari tokoh-cendekia. Saking seringnya kadang kepekaan atas “Siapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah
nilai positif tolong-menolong itu menjadi hal yang biasa. Tak lagi istimewa. Dalam khutbah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Siapa memudahkan (urusan) orang
kali ini, al-faqir mengajak dan berusaha mengingatkan kembali kepada diri al-faqir sendiri yang kesulitan, maka Allah memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.
secara khusus, dan jamaah sekalian secara umum. Siapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan
akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong
Jamaah shalat jumat rahimakumullah, saudaranya...” (HR Muslim)
Al-Qur’an telah menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan Jamaah shalat jumat rahimakumullah,
bentuk terbaik (ahsanu taqwim). Manusia memiliki keistimewaan dibanding ciptaan lain Hadits tersebut memuat pesan cukup spesial. Jika kita perhatikan secara seksama
seperti jin, setan, malaikat, juga binatang. Manusia dibekali tidak hanya panca indra dan redaksi hadits, kita segera tahu bahwa Allah melibatkan secara langsung seolah-olah
bentuk fisik yang indah, tapi juga akal pikiran yang membuatnya kreatif dan menjalani hidup berada di balik orang-orang susah dan siap memberi balasan setimpal bagi yang mau
dengan penuh makna. membantu orang-orang dalam kesulitan itu. Allah secara verbal berjanji akan
memudahkan dan menolong orang yang mau menolong hambanya.
Makna tersebut salah satunya bisa kita petik dari sikap baik kita terhadap orang lain. Kita
tahu, manusia merupakan makhluk individual sekaligus makluk sosial. Yang terakhir disebut Kerap kita dengar orang bilang, “Jika kau sampai sentuh si A maka kau akan berhadapan
ini adalah sebuah keniscayaan. Manusia ditakdirkan tidak bisa hidup sendirian. Ia pasti denganku.” Pernyataan ini tentu keluar dari mulut orang yang begitu sayang dengan si A.
membutuhkan yang lain, baik yang berkenaan dengan manusia maupun alam sekitar. Sampai-sampai berani pasang badan, memberi pembelaan ketika sesuatu tak
Karena itu menolong orang lain yang membutuhkan termasuk perbuatan yang sangat mengutungkan menimpa si A.
ditekankan. Tolong menolong menjadi ajakan utama yang diulang-ulang dalam Al-Qur’an Kasus ini bisa dianalogikan kepada hadits di atas. Pernyataan “Allah senantiasa
maupun hadits. menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya” adalah sinyal
tentang betapa sayangnya Allah kepada orang-orang susah, dan karenanya memberi
‫س حعحن‬ ‫اي حعحلحيإه حوُحسللحمْ حقاَحل حمحن حنـلف ح‬ ‫صللىَ ل‬ ‫اي حعحنيه حعإن اللنإببَي ح‬ ‫ضْحي ل‬‫حعحن أحإبحي يهحرحيحرحة حر إ‬ berjanji bakal pula menolong para penolong orang susah tersebut. Hal ini menegaskan
kebenaran bahwa “Allah hadir di tengah-tengah orang susah”.
‫س اي حعحنيه يكـحرحبةة إمحن يكـحر إ‬
‫َ حوُحمحن‬،‫ب حيحوُإمْ احلإقحياَحمإة‬ ‫يم حؤإمئن يكـحرحبةة إمحن يكحر إ‬
‫َ حنـلف ح‬، َ‫ب اليدحنحيا‬ Orang yang gemar mengulurkan tangan kepada orang lain juga akan memperoleh
‫َ حيلسـحر اي حعلححيإه إفـي اليدحنحياَ حوُاحل إ‬، ‫حيلسحر حعحلـىَ يمـحعإسئر‬
‫خحرإة‬ kedudukan yang istimewa di sisi Allah. Suatu ketika ada seorang laki-laki yang datang
kepada Rasulullah. Lalu ia bertanya: wahai Rasulullah, siapa orang yang paling dicintai
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, oleh Allah? Dan apa amalan yang paling dicintai oleh Allah? Rasulullah pun menjawab:
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh
melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Dalam sebuah hadits yang cukup “Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Dan
populer disampaikan: perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kegembiraan seorang mukmin,
menghilangkan salah satu kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan

‫س حعحن‬ ‫اي حعحلحيإه حوُحسللحمْ حقاَحل حمحن حنـلف ح‬‫صللىَ ل‬ ‫اي حعحنيه حعإن اللنإببَي ح‬ ‫ضْحي ل‬‫حعحن أحإبحي يهحرحيحرحة حر إ‬ rasa laparnya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu
lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan.” (HR ath-Thabrani)
‫س اي حعحنيه يكـحرحبةة إمحن يكـحر إ‬
‫َ حوُحمحن‬،‫ب حيحوُإمْ احلإقحياَحمإة‬ ‫يم حؤإمئن يكـحرحبةة إمحن يكحر إ‬
‫َ حنـلف ح‬، َ‫ب اليدحنحيا‬ Tidak ada yang paling beruntung dalam kehidupan manusia selain dicintai oleh
‫َ حسحتـحرهي‬، َ‫َ حوُحمحن حسحتـحر يمحسلإةمـا‬، ‫خحرإة‬ ‫َ حيلسـحر اي حعلححيإه إفـي اليدحنحياَ حوُاحل إ‬، ‫حيلسحر حعحلـىَ يمـحعإسئر‬ Sang Maha Mencintai, Allah azza wa jalla. Kecintaan-Nya adalah anugerah terbesar,
bahkan dibandingkan dengan kenikmatan surga sekalipun. Cinta adalah tanda keridlaah.
‫خيإه‬‫َ حوُاي إفـي حعحوُإن احلحعحبإد حماَ حكاَحن احلحعحبيد إفي حعحوُإن أح إ‬، ‫خحرإة‬ ‫اي إفـي اليدحنحياَ حوُاحل إ‬ Bukankah tujuan pokok manusia adalah mencari ridla Allah?
‫ض حعلناَ‬ ‫صححاَحبإة حوُاللتاَإبإعحيحن حوُحتاَإبإعي اللتاَإبإعحيحن حليهحمْ إبإاَحححساَئن إاحلىَحيحوُإمْ البَدحيإن حوُاحر ح‬ ‫حبإقليإة ال ل‬
‫‪Jamaah shalat jumat rahimakumullah,‬‬
‫‪Ternyata demikian besar yang kita dapat dari perbuatan gemar membantu orang lain. Kita‬‬ ‫ك حياَ أححرحححمْ اللرا إ‬
‫حإمحيحن‬ ‫حمحعيهحمْ إبحرحححمإت ح‬
‫‪melihat ada keselarasan pengaruh antara kesalehan kita secara sosial dengan kecintaan‬‬
‫‪Allah kepada hamba-Nya. Bahkan Rasulullah secara terang-terangan memandangnya lebih‬‬ ‫ت‬‫ت احلحححيآيء إمحنيهحمْ حوُحالححمحوُا إ‬ ‫ت حوُحاليمحسلإإمحيحن حوُحاليمحسلإحماَ إ‬‫حالليهلمْ احغإفحر لإحليم حؤإمإنحيحن حوُحاليم حؤإمحناَ إ‬
‫‪unggul daripada beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan.‬‬
‫‪Sasaran menolong itu sangatlah luas. Ia tak harus selalu berhadapa dengan‬‬
‫صحر إعحباَحد ح‬
‫ك‬ ‫ك حوُحاليمحشإرإكحيحن حوُاحن ي‬ ‫الليهلمْ أحإعلز حالإحسلححمْ حوُحاليمحسلإإمحيحن حوُأحإذلل البَشحر ح‬
‫‪masalah-masalah besar yang bahkan kita sendiri sukar mengatasinya. Memberi tempat‬‬ ‫صحر البَدحيحن حوُاحخيذحل حمحن حخحذحل حاليمحسلإإمحيحن حوُ حدبَمحر أححعحداحء‬ ‫صحر حمحن حن ح‬ ‫حاليمحوُبَحإدليحة حوُاحن ي‬
‫‪duduk kepada ibu hamil di kendaraam umum adalah menolong. Begitu pula memberi‬‬ ‫ك إإحلىَ حيحوُحمْ البَدحيإن‪ .‬الليهلمْ احدحفحع حعلناَ حالحبلححء حوُحالحوُحباَحء حوُاللزلحإزحل‬ ‫البَدحيإن حوُاحعإل حكلإحماَإت ح‬
‫‪makanan untuk anak-anak jalanan, membeli barang dagangan Pak Tua yang miskin,‬‬
‫‪menghibahkan mukena untuk dipakai umum di sebuah masjid, melapangkan hati orang‬‬ ‫صةة‬ ‫حوُحالإمحححن حوُيسحوُحء حالإفحتحنإة حوُحالإمحححن حماَ حظحهحر إمحنحهاَ حوُحماَ حبحطحن حعحن حبلحإدحناَ إاحنيدوُإنحيإسلياَ خآ ل‬
‫‪yang tertimpa musibah, dan lain-lain.‬‬ ‫ب حالحعاَلحإمحيحن‪ .‬حرلبحناَ آإتناَ ح إفىَ اليدحنحياَ حححسحنةة حوُإفىَ‬ ‫حوُحساَإئإر حاليبحلحداإن حاليمحسلإإمحيحن ‪ .‬عآلمةة حياَ حر ل‬
‫‪Semoga perintah Al-Qur’an dan sunnah Nabi yang ini dapat kita laksanakan dengan‬‬
‫‪baik. Apalagi seiring perkembangan teknologi informasi yangsemakin canggih, ada‬‬ ‫ب اللناَإر‪ .‬حرلبحناَ حظحلحمحناَ اححنفيحسحناَ حوُاإحن حلحمْ حتحغإفحر حلحناَ حوُحتحرحححمحناَ‬ ‫خحرإة حححسحنةة حوُإقحناَ حعحذا ح‬ ‫حال إ‬
‫‪kecenderungan masyarakat kian individualis, kepekaannnya memudar terhadap kondisi‬‬ ‫ا حيأحيميرحناَ إبحاَلحعحدإل حوُحالإحححساَإن حوُإإحيتآإء إذيِ‬ ‫ا ! إإلن ح‬ ‫حلحنيكحوُحنلن إمحن حالحخاَإسإرحيحن‪ .‬إعحباَحد إ‬
‫ظيكحمْ لححعلليكحمْ حتحذلكيرحوُحن حوُاحذيكيروُا ح‬ ‫حالقيحربحىَ حوُحيحنحهىَ حعإن حالحفححشآإء حوُحاليمحنحكر حوُحالحبحغي حيإع ي‬
‫‪orang-orang di sekitarnya. Wallahu a’lam bishshawab.‬‬
‫ا‬ ‫إ‬
‫ح‬
‫ا أكحبحر‬ ‫ح‬ ‫حالحعإظحيحمْ حيحذيكحريكحمْ حوُاحشيكيرحوُهي حعلحىَ إنحعإمإه حيإزحدكحمْ حوُلإذكير إ‬
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ي‬
‫ك ا إلي حوُحليكحمْ إفىَ حالقيحرآإن حالحعإظحيإمْ‪ ,‬حوُحنحفحعإني حوُإإلياَيكحمْ إبحماَإفحيإه إمحن آحيإة حوُإذحكإر احلححإكحيإمْ‬ ‫حباَحر ح‬
‫حوُحتحقلبحل اي إملناَ حوُإمحنيكحمْ إتلححوُحتيه حوُإإلنيه يهحوُ اللسإمحييع الحعلإحييمْ‪ َ،‬حوُأحقيحوُيل حقحوُإلي حهحذا حفأحسحتحغإفير ح‬
‫ا‬
‫الحعإظحيحمْ إإلنيه يهحوُ الحغفيحوُير اللر إ‬
‫ححيمْ‬

‫‪Khutbahْ II‬‬

‫ل حعلحىَ إإحححساَإنإه حوُاليشحكير حليه حعلحىَ حتحوُإفحيإقإه حوُإاحمإتحناَإنإه‪ .‬حوُأححشحهيد أححن لح إالححه إإلل اي‬ ‫اححلحححميد إ‬
‫ك حليه حوُأححشحهيد ألن حسبَيحدحناَ يمححلمةدا حعحبيدهي حوُحريسحوُلييه اللداإعىَ إلحىَ‬ ‫حوُاي حوُحححدهي لح حشإرحي ح‬
‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححلمئد إوُحعحلىَ احلإإه حوُأح ح‬
‫صححاَإبإه حوُحسلبَحمْ حتحسلإحيةماَ إكثحيةرا‬ ‫ضْحوُاإنإه‪ .‬الليهلمْ ح‬ ‫إر ح‬
‫ا أححمحريكحمْ‬ ‫ا إفحيحماَ أححمحر حوُاحنحتيهحوُا حعلماَ حنحهىَ حوُاحعحليمحوُا أحلن ح‬ ‫س إالتيقوُا ح‬ ‫أحلماَ حبحعيد حفياَ ح احييحهاَ اللناَ ي‬
‫صليحوُحن‬ ‫ا حوُحملَإئحكحتيه يي ح‬ ‫إبأ ححمئر حبحدأح إفحيإه إبحنحفإسإه حوُحثـحنىَ إبحملَ إئحكإتإه إبقيحدإسإه حوُحقاَحل حتعاَ ححلىَ إإلن ح‬
‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ‬ ‫صليحوُا حعلححيإه حوُحسلبَيمحوُا حتحسلإحيةماَ‪ .‬الليهلمْ ح‬
‫حعلحىَ اللنإبىَ يآ احييحهاَ اللإذحيحن آحمينحوُا ح‬
‫ك حوُحملَإئحكإة‬ ‫ك حوُيريسلإ ح‬‫صللىَ اي حعلححيإه حوُحسلبَحمْ حوُحعحلىَ آإل حسبَيإدناَ ح يمححلمئد حوُحعحلىَ اححنإبيآإئ ح‬ ‫يمححلمئد ح‬
‫ض اللريهلمْ حعإن حاليخحلحفاَإء اللراإشإدحيحن أحإبىَ حبحكئر حوُيعحمر حوُيعحثحماَن حوُحعإلىَ حوُحعحن‬ ‫حاليمحقلرإبحيحن حوُاحر ح‬ ‫‪Naskah Khutbah Jum’at:‬‬
‫”‪“MEMAKNAI ISRA’ MI’RAJ DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL‬‬
Tanggal 21 April 2017 M. / 25 Rajab 1438 H.) nas) yang rukun dan harmonis di tengah-tengah kehidupannnya. Karena
bukankah telah disebutkan sendiri oleh Nabi: al-dînu
mu’amalah (bahwa agama, salah satu inti ajarannya adalah bagaimana
َ‫َ أححححميدهي يسحبححاَحنيه حوُحتحعاَحلى‬،‫ححيإمْ اللرحححمإن‬
‫ اللر إ‬,‫ احلحكإرحيإمْ احلحملناَإن‬,‫ل احلحملإإك اللدلياَإن‬ ‫اححلحححميد إ ل إ‬ seseorang harus berinteraksi atau berhubungan baik dengan sesamanya).

‫َ أححشحهيد أححن لح إإلححه إإلل اي حوُحححدهي‬،ْ‫َ حوُأححشيكيرهي حعحلىَ احلحخحيإر حوُحالإحنحعاَإم‬،ْ‫حححمةدا حييدحوُيمْ حعحلىَ اللدحوُاإم‬
Dengan kata lain, kualitas keislaman seseorang tidak cukup hanya
diukur ketika ia berada di dalam masjid. Akan tetapi, bagaimana nilai-nilai
‫صبَل‬ ‫ حاللليهلمْ حف ح‬.‫َ حوُأححشحهيد أحلن حسبَيحدحناَ حوُحنإبليحناَ يمححلمةدا حعحبيدهي حوُحريسحوُلييه لح حنإبلي حبحعحدهي‬،‫ك حليه‬‫لح حشإرحي ح‬ ibadah dan kekhusyukan yang telah dilakukannya di dalam masjid itu,
diwujudkan pula di luar masjid, yakni ketika berada di lingkungan kerja
َ‫صلحةة حوُحسلحةماَ حداإئحمحيإن حميتلحإزحمحيحن حعحلى‬ ‫صححاَإبه ح‬ ‫حوُحسلبَحمْ حعحلىَ حسبَيإدحناَ حمححلمئد حوُحعحلىَ آلإإه حوُأح ح‬ maupun di tengah-tengah masyarakatnya, melalui jalinan interaksi,
‫ا حوُحطاَحعإتإه‬ ‫ا أ يحوُ إ‬
‫صحييكحمْ حوُحنحفإسحي إبحتحقحوُىَ إ‬ ‫َ أحلماَ حبحعيد؛ُ حفحياَ إعحباَحد إ‬،‫حمحمبَر الللحياَلإحي حوُاللزحماَإن‬ silaturahmi, dan komunikasi yang baik dengan sesama. Inilah yang disebut
dengan “kesalehan sosial”. Sebab, tidak jarang sewaktu berada di dalam masjid
‫حلحعلليكحمْ يتحفلإيححوُحن‬. seseorang tampak khusyuk beribadah, namun begitu keluar masjid, nilai-nilai
kekhusyukan ibadahnya itu ia tanggalkan. Akibatnya, di tempat kerja maupun
Hadirin sidang Jum’at rahimakumulllah, di lingkungan masyarakatnya ia masih kerap melakukan prilaku-prilaku yang
Tanpa terasa, saat ini kita telah berada di tengah bulan Rajab, bulan yang justeru bertentangan dengan nilai-nilai ibadah yang telah dilakukannya, seperti
di dalamnya terdapat sebuah peristiwa maha penting dalam catatan sejarah melakukan korupsi, kecurangan, penipuan, membicarakan aib dan kejelekan
peradaban umat manusia, yakni peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialami oleh Nabi orang lain, menebarkan fitnah, hingga memelihara perpecahan dan konflik
Muhammad SAW 1400-an tahun yang silam. Isra’ Mi’raj merupakan sebuah berkepanjangan. Model beragama seperti itu jelas merupakan
perjalanan spiritual yang luar biasa, di mana nilai-nilai luhur yang terkandung di wujud keberagamaan yang semu. Sebab salah satu wujud keberagamaan yang
dalamnya akan tetap aktual dan abadi sepanjang zaman. Oleh karenanya, adalah hakiki, ditandai dengan kemampuan seseorang menjalin komunikasi dan
hal yang wajar jika kemudian setiap tanggal 27 Rajab, peristiwa Isra’ Mi’raj itu interaksi sosial yang baik dengan sesamanya, sesuai dengan akhlak-akhlak
selalu diperingati oleh umat Islam di berbagai penjuru dunia, dan dijadikan luhur yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana hal ini telah
momentum untuk mengaktualisasikan kembali nilai-nilai penting di diajarkan pula oleh Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) dalam salah
dalamnya. Terlebih pada masa sekarang, di mana bangsa dan masyarakat kita satu “piwulang” nya kepada Raden Sa’id (Sunan Kalijaga): “(bahwa menjalin
terus menerus digoncang oleh berbagai kasus kejahatan, penyimpangan, dan hubungan baik dengan sesama, adalah wujud kematangan spiritual dan
sederet praktik de-moralisasi (kemerosotan moral), mulai dari aksi kekerasan atas kesempurnaan iman seseorang).
nama agama, terorisme, pembegalan, mafia hukum dan peradilan, korupsi,
konflik antar elite politik dan lembaga negara, hingga penistaan agama, dan lain Di samping itu, perisiwa Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha juga
sebagainya. memberi isyarat bahwa, mestinya antara satu masjid dengan masjid lainnya
harus ada sinergi atau kerjasama yang harmonis dalam membangun kegiatan
Jama’ah Jum’at hadaniyallahu wa iyyakum, dakwah dan pendidikan keagamaan kepada masyarakat secara luas. Jangan
Paling tidak, sedikitnya ada 4 (empat) nilai fundamental yang sangat sampai, masjid justeruhanya dijadikan sebagai ajang untuk membentuk
penting untuk kita maknai dari peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut: ideologi sektoral secara eksklusif dan sempit, yang justru
Pertama, peristiwa Isra’, yang berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW di merusak jalinan ukhuwwah antar umat Islam. Misalnya, dengan mudah orang
malam hari dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsha di Palestina. lalu mengkafirkan atau mem-bid’ah-kan kelompok lain yang berbeda, apalagi
Peristiwa itu memberikan isyarat kepada kita, bahwa manusia perlu membangun masjid lalu dijadikan sebagai tempat untuk menanamkan ideologi politik
komunikasi sosial/horizontal. Pada peristiwa Isra’, perjalanan Nabi SAW bersifat “keislaman sempit” yang anti-Pancasila dan NKRI sebagaimana yang saat ini
horizontal: dari bumi yang satu ke bumi lainnya, yang disimbolkan dari masjid ke marak di berbagai tempat.
masjid, yakni dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Maka, masjid yang
merupakan “simbol” pusat kegiatan keagamaan umat Islam, harus pula
ditransformasikan nilai-nilainya di tengah kehidupan sosial atau kemasyarakatan Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
secara nyata. Umat Islam harus mampu membangun relasi sosial (hablun minan- Kedua, peristiwa Mi’raj, di mana Nabi SAW dari Masjidil Aqsha
kemudian naik ke Sidratil Muntaha, berjumpa dengan Allah SWT. Perjalanan
spiritual itu memberikan pelajaran penting bagi kita bahwa manusia dalam yang harmonis dan seimbang: baik antara dirinya dengan Tuhannya (hablun
menjalani kehidupannya harus melakukan upaya “transedensi”, yakni min Allah); antara dirinya dengan sesamanya (hablun min al-nas); maupun
mendekatkan diri kepada Tuhannya: Allah SWT, sehingga terhindar dari jebakan- antara dirinya dengan alam dan lingkungan sekitarnya (hablun ma’a al-bi’ah).
jebakan materi-duniawi yang seringkali membuat manusia kalap dan lupa diri, Hadirin jama’ah Jum’at yang berbahagia,
hingga berani melakukan tindakan-tindakan penyelewengan atau pun Keempat, dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi SAW mendapat perintah
pelanggaran hukum yang banyak merugikan orang lain. yang sangat penting, berupa perintah shalat. Sedemikian pentingnya shalat,
sehingga perintah itu diterima langsung oleh Nabi
Sebagai makhluk yang disebut homo religius, manusia harus mampu tanpa melalui perantara Malaikat Jibril. “Shalat adalah tiang agama,
membangun relasi atau hubungan yang harmonis dengan Tuhan-nya. Dengan barang siapa yang menegakkan shalat berarti ia menegakkan agama,
begitu, maka sifat-sifat Tuhan sebagai Dzat yang barang siapa yang meninggalkan shalat berarti ia menghancurkan
Maha Pengasih dan Sumber Kebaikan, harus dapat diterjemahkan dalam agama.” Demikian sabda Nabi. Namun hal yang sesungguhnya paling
kehidupan nyata sehari-hari. Nilai-nilai kejujuran harus terus ditegakkan, untuk penting adalah bagaimana kita menjiwai dan menerapkan pesan-
melawan segala bentuk de-moralisasi. Kita tentunya sangat prihatin dan sedih, pesan moral yang terkandung dalam ritual shalat tersebut. Jangan sampai kita
ketika kejujuran tidak lagi dianggap penting. Fenomena seperti “nyontek massal” memahami shalat hanya sebatas rutinitas dan “seremonial” belaka,
yang masih sering dilakukan para pelajar pada saat Ujian Nasional, ataupun tanpa memahami makna apa-apa di dalamnya. Al-Qur’an mengkritik orang-
“budaya” korupsi yang dilakukan semakin terang-terangan, adalah potret buram orang yang melakukan shalat sebagai “pendusta agama” dan bahkan dianggap
bagi dunia pendidikan maupun birokrasi pemerintahan kita, bahkan fenomena ini celaka, manakala mereka melalaikan atau tidak melaksanakan pesan-pesan
telah menjalar ke tengah-tengah kehidupan masyarakat yang sarat dengan moral yang terkandung di balik shalat yang dilakukannya (sebagaimana
praktik-praktik manipulatif. Nilai falsafah menyatakan (orang yang jujur akan disebutkan dalam QS. al-Ma’un: 3-4).
beruntung) telah dicampakkan sedemikian rupa, dan diganti dengan slogan
“(orang yang jujur akan hancur). Padahal kita tahu, bahwa kejujuranlah Jama’ah Jum’at yang berbahagia,
yang akan membawa kita pada ketenangan dan kedamaian. Kita mungkin saja Shalat mengajarkan kita akan pentingnya disiplin dan
bisa membohongi puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang, namun, kita menghargai waktu. Maka, salah satu ciri dari kualitas shalat seseorang
tidak akan bisa membohongi hati nurani kita sendiri, apalagi membohongi Allah adalah sejauh mana ia disiplin dan menghargai waktu, yang kemudian
SWT. diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Di dalam shalat juga
terkandung pesan ke-tawadlu’-an (rendah hati), sebab betapa di dalam shalat
Kemudian yang Ketiga, dalam peristiwa Mi’raj dari Masjidil kita rela meletakkan kepala kita, yang merupakan mahkota atau anggota tubuh
Aqsha ke Sidratil Muntaha, Nabi SAW berjumpa langsung dengan Allah SWT. Ini yang paling mulia, merunduk ke tempat sujud, sejajar dengan kaki kita. Maka
merupakan puncak pengalaman spiritual sekaligus nikmat yang sangat indah dan kesombongan dan sikap kesewenang-wenangan jelas bukanlah sifat orang yang
tak tertandingi oleh nikmat-nikmat apapun. Namun, di sinilah nampak sifat baik shalatnya. Shalat juga mengajarkan kita akan pentingnya
keluhuran dan ke-luar biasa-an Rasulullah SAW, di mana setelah bertemu dengan menebarkan nilai-nilai kedamaian, keharmonisan, dan persaudaraan. Karena
Tuhannya, beliau justeru masih mau turun lagi ke dunia untuk menyampaikan bukankah setiap kali kita mengakhiri shalat, kita selalu mengucapkan salam
pesan-pesan Tuhan demi keselamatan umatnya. Seandainya Nabi (assalamu’alaikum warahmatullah) sambil menoleh ke kanan dan ke kiri?!.
SAW adalah orang yang egois dan hanya memikirkan kepentingan dan Maka indikator lain dari orang yang baik shalatnya adalah ia senantiasa
keselamatan dirinya sendiri, niscaya beliau enggan untuk turun lagi ke dunia. menebarkan rasa kedamaian, persaudaraan, dan kasih sayang di tengah-
Itulah cermin bahwa beliau adalah seorang manusia paripurna (insan kamil) tengah masyarakatnya. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan
sekaligus seorang sufi sejati, yang tidak hanya berpredikat shalih (berkepribadian berbagai pelajaran penting dari peristiwa Isra’ Mi’raj serta betul-betul
baik secara personal), tetapi juga seorang mushlih (menjadikan orang lain menjadi mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata. [ ]
baik). Khutbahْ Kedua:

Peristiwa ini mengandung pelajaran yang sangat penting, bahwa kita tidak
boleh terjebak pada kesalehan ritual-spiritual yang bersifat personal semata.
Sebab kesalehan yang sejati adalah manakala seseorang bisa membangun relasi
‫ أححشحهيد أححن لح‬.‫ حوُاليشحكير حليه حعحلىَ حتحوُإفحيإقإه حوُاحمإتحناَإنإه‬,‫ل حعحلىَ إإحححساَإنإه‬
‫اححلحححميد إ‬
‫إإحلحه إإلل اي حوُحححدهي لح حشإرحيحك حليه‪ ,‬حوُأححشحهيد أحلن حسبَيحدحناَ يمححلمةدا حعحبيدهي حوُحريسحوُلييه‬
‫صححاَإبإه‬ ‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححلمئد‪ ,‬حوُحعحلىَ آلإإه حوُأح ح‬ ‫ضْحوُاإنإه‪ .‬اللليهلمْ ح‬ ‫اللداإعىَ إإحلىَ إر ح‬
‫ا ححلق يتحقاَإتإه‪ ,‬حوُاحعحليمحوُا‬ ‫س‪ ,‬إالتيقوُا ح‬ ‫حوُحسلبَحمْ حتحسلإحيةماَ حكإثحيةرا‪ .‬أحلماَ حبحعيد‪ ,‬حفحياَ أحييحهاَ اللناَ ي‬
‫ا أححمحريكحمْ إبأ ححمئر حبحدأح إفحيإه إبحنحفإسإه حوُحثـلنىَ إبحملَإئحكإتإه إبقيحدإسإه‪ ,‬حوُحقاَحل حتحعاَحلىَ إإحلن‬ ‫أحلن ح‬
‫صليحوُا حعحلحيإه حوُحسلبَيمحوُا‬‫صليحوُحن حعحلىَ اللنإببَي حيآأحييحهاَ اللإذحيحن آحمينحوُا ح‬ ‫ا حوُحملَإئحكحتيه يي ح‬ ‫ح‬
‫ك‬‫صبَل حعحلىَ حسبَيإدحناَ يمححلمئد حوُحعحلىَ أححنإبحيآإئحك حوُيريسلإحك حوُحملَإئحكإت ح‬ ‫حتحسلإحيةماَ‪ .‬اللليهلمْ ح‬
‫ض اللليهلمْ حعإن احليخلححفاَإء اللراإشإدحيحن أحإبحي حبحكئر حوُيعحمحر حوُيعحثحماَحن‬ ‫احليمحقلرإبحيحن‪ ,‬حوُاحر ح‬
‫صححاَحبإة حوُاللتاَإبإعحيحن حوُحتاَإبإعي اللتاَإبإعحيحن حليهحمْ إبإإحححساَئن إإحلىَ حيحوُإمْ‬ ‫حوُحعلإيي حوُحعحن حبإقليإة ال ل‬
‫ك حياَأححرحححمْ اللراإحإمحيحن‪ .‬اللليهلمْ احغإفحر لإحليمحؤإمإنحيحن‬ ‫ض حعلناَ حمحعيهحمْ إبحرحححمإت ح‬ ‫البَدحيإن‪ ,‬حوُاحر ح‬
‫ت‪ ,‬إإلنحك حسإمحييع‬ ‫ت الححححيآإء إمحنيهحمْ حوُالححمحوُا إ‬ ‫ت حوُاحليمحسلإإمحيحن حوُاحليمحسلإحماَ إ‬‫حوُاحليمحؤإمحناَ إ‬
‫ت‪ .‬اللليهلمْ احدحفحع حعلناَ احلحبلححء حوُاحلحوُحباَحء حوُاللزلحإزحل حوُاحلإمحححن‬ ‫ب اللدحعحوُا إ‬ ‫ب حمإجحي ي‬ ‫حقإرحي ي‬
‫صةة حوُحعحن حساَإئإر‬ ‫حوُيسحوُحء احلإفحتحنإة حماَ حظحهحر إمحنحهاَ حوُحماَ حبحطحن حعحن حبلحإدناَ إإحنيدحوُإنحيإسحياَ حخآ ل‬
‫ب احلحعاَحلإمحيحن‬ ‫‪.‬احليبحلحداإن احليمحسلإإمحيحن حعآلمةة حياَ حر ل‬
‫ا!‬‫ب اللناَإر‪ .‬إعحباَحد إ‬ ‫حرلبحناَ آإتحناَ إفي اليدحنحياَ حححسحنةة حوُإفي الإخحرإة حححسحنةة حوُإقحناَ حعحذا ح‬
‫ا حيأحيمير إباَحلحعحدإل حوُالإحححساَإن حوُإإحيحتآإء إذيِ احلقيحرحبىَ حوُحيحنحهىَ حعإن احلحفحححشآإء‬ ‫إإحلن ح‬
‫ا احلحعإظحيحمْ حيحذيكحريكحمْ‬
‫ظيكحمْ لححعلليكحمْ حتحذلكيرحوُحن‪ ,‬حوُاحذيكيروُا ح‬ ‫حوُاحليمحنحكر حوُاحلحبحغي حيإع ي‬
‫إ‬ ‫إ‬
‫ا أحكحبير‪,‬‬ ‫ح‬ ‫ضْلإإه ييحعإطكمْ‪ ,‬حوُحلإذكير إ‬ ‫ي‬
‫حوُاحشيكيرحوُهي حعحلىَ إنحعإمإه حيإزحديكحمْ حوُاحسحئلحوُهي إمحن حف ح‬
‫صحنيعحوُحن‬‫‪.‬حوُاي حيحعلحيمْ حماَ حت ح‬
Rajab dan sebelum bulan Ramadhan. Secara bahasa Sya’ban berakar
dari kata Arab “syi‘âb” yang bararti jalan di atas bukit. Makna “jalan” ini
bisa dikiaskan dalam pengertian bahwa kita sedang menapaki jalan
menuju Ramadhan, bulan yang paling dimuliakan dalam ajaran Islam.

Posisi bulan Sya’ban yang terjepit di antara Rajab dan Ramadhan itu
rupanya membuat Sya’ban kalah populer dari keduanya. Kita tahu,
Rajab diyakini sebagai bulan yang di dalamnya terdapat peristiwa
dahsyat: Isra’ dan Mi’raj. Peristiwa yang dialami secara langsung oleh
Rasulullah ini begitu membekas di benak umat Islam, bukan saja karena
keajaibannya namun juga hasil dari peristiwa itu yang masih
berlangsung hingga sekarang, yakni kewajiban shalat 5 waktu. Rajab
adalah salah satu dari empat bulan mulia di luar Ramadlan, yakni
Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Disebut “bulan-bulan
haram” (‫الحرم‬ ‫)الشهر‬ karena pada bulan-bulan tersebut
umat Islam dilarang mengadakan peperangan.

Tentang bulan Ramadhan, tak perlu ditanya lagi. Bulan ini


mendapat tempat khusus dalam ajaran Islam. Pada bulan ini seluruh
Naskah Khutbah Jumat :
ganjaran amal kebaikan dilipatgandakan. Di dalam sebuah hadits
“ Yang Sering Dilupakan di Bulan Syaban “
dijelaskan bahwa kasih sayang Allah Swt ditumpahkan dalam sepuluh
Jum’at, 2 Syaban 1438H – 28 April 2017 M
pertama bulan ini, pintu pengampunan dibuka lebar pada sepuluh hari
Khutbah 1
kedua, dan pembebasan dari neraka diterapkan pada sepuluh hari
ketiga. Umat Islam diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh. Singkat
‫ض اليشيهحوُإر‬ ‫ص حبحع ي‬ ‫ض حفحخ ل‬ ‫ضْيه حعحلىَ حبحع ئ‬ ‫ضْحل حبحع ح‬ ‫ل اللإذحيِ حخلححق الرزحماَإن حوُحف ل‬ ‫الحححميد إ إ‬ kata, Ramadhan menjadi bulan spesial hubungan antara hamba dengan
Allah.
‫ أححشحهيد أححن لح إإلححه إإلل‬.‫ت‬ ‫ضْاَإئإل ييحعلظيمْ إفحيحهاَ الححجير وُالحححسحناَ ي‬ ‫حوُالحلياَإمْ حوُاحللحياَإلي إبحمحزاحياَ حوُحف ح‬
‫ك حليه حوُأححشحهيد أحلن حسبَيحدناَ يمححلمةدا حعحبيدهي حوُحريسحوُلييه اللداإعىَ إبحقحوُلإإه حوُإفحعلإإه‬ ‫اي حوُحححدهي لح حشإرحي ح‬ Terkait tak begitu populernya bulan Sya’ban, Rasulullah pernah
bersabda:
‫صححاَإبإه يهحداإة‬ ‫ك حوُحريسحوُلإحك يمححرمئد إوُحعحلىَ آإله وُأ ح‬ ‫صرل وُرسلبَحمْ عحلىَ حعحبإد ح‬ ‫ اللريهلمْ ح‬.‫إإحلىَ اللرحشاَإد‬
‫ت‬ ‫ا حتحعاَحلىَ إبإفحعإل اللطاَحعاَ إ‬ ‫س التيقوُا ح‬ ‫َ فحياَ أحييحهاَ اللناَ ي‬،‫ ألماَ بحعيد‬.‫الححناَإمْ في أححنححاَإء الإبلحإد‬ ‫عن أ يحساَحمية حبين حزحيئد حقاَحل قيحل ي‬
َ‫صوُيمْ حشحهةرا إمحن اليشيهوُإر حما‬ ‫ا لححمْ أححرحك حت ي‬
‫ت حياَ حريسوُحل ل إ‬
َ‫خحرةي حخحيير حوُأححبحقى‬ ‫َ حوُاحل إ‬،َ‫ حبحل يت حؤإثيروُحن احلحححياَحة اليدحنحيا‬:ْ‫حفحقحد حقاَحل اي حتحعاَلحىَ إفي إكحتاَإبإه احلحكإرحيإم‬ ُ‫ضْاَحن حوُيهحو‬
‫ب حوُحرحم ح‬ ‫س حعحنيه حبحيحن حرحج ئ‬ ‫صوُيمْ إمحن حشحعحباَحن حقاَحل حذلإحك حشحهير حيحغفييل اللناَ ي‬ ‫حت ي‬
Jamaah shalat Jum'at haafidhakumullah, ‫ب أححن ييحرحفحع حعحمإلي حوُأححناَ ح‬
ْ‫صاَإئيم‬ ‫ح ي‬‫ب احلحعاَلحإميحن حفأ ي إ‬
َ‫حشحهير يتحرحفيع إفيإه احلححعحماَيل إإحلىَ حر ب‬
Tidak terasa kita sudah berjumpa Sya’ban lagi, bulan yang menandai
bahwa kita semakin mendekati bulan suci Ramadhan. Sya’ban adalah ”Usamah bin Zaid berkata, ‘Wahai Rasululllah aku tidak pernah melihat
bulan kedelapan dalam hitungan kalender hijriah. Terletak setelah bulan engkau berpuasa sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban.
Nabi membalas, “Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang,
karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Dengan demikian, kita menyaksikan bahwa bukan hanya bulan Sya’ban
Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku yang dilupakan, bahkan makna bulan Sya’ban itu sendiri juga tak jarang
menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang diabaikan begitu saja. Kondisi duniawi kerap menyibukkan kita dengan
berpuasa.” (HR Nasa'i) hal-hal yang tak terlalu substansial. Tradisi atau “ritus” budaya tahunan
sering menjauhkan kita pada kedalaman rohani yang seharusnya
Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah, mendapat perhatian lebih dari kita.

Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyatakan, hari- hari utama (al- Yang tak kalah penting dicatat adalah bahwa bulan ini mengandung
ayyâm al-fâdlilah) ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan, dan pertengahan spesial yang dikenal dengan “Nisfu Sya’ban”. Secara
tiap minggu. Dalam siklus bulanan, Imam al-Ghazali berpendapat bahwa harfiah, Nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan
bulan Sya’ban merpakan bagian dari al-asyhur al-fâdlilah (bulan-bulan Sya'ban atau tanggal 15 Sya'ban. Imam Ghazali mengistilahkan malam
utama), sebagaimana bulan Rajab, Dzulhijjah, dan Muharram. Bobot nilai Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan).
puasa pada bulan-bulan utama lebih unggul dibanding pada bulan-bulan
biasa. Berpuasa juga menjadi amalan yang jelas-jelas dicontohkan oleh Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah,
Rasulullah sendiri.
Menurut Imam al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah SWT
Mengapa puasa? Puasa di bulan Sya’ban menandai tentang kesiapan kita menganugerahi sepertiga syafaat kepada hamba-Nya dan seluruh syafaat
dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Semakin intensif seseorang secara penuh pada malam ke-14. Dengan demikian, pada malam ke-15,
melaksanakan ibadah di bulan ini, semakin matang pula kesiapannya umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup
untuk memasuki bulan Ramadhan. Di sinilah relevansi makna “jalan di catatan amalnya selama satu tahun. Pada malam ke-15 bulan Sya’ban
atas bukit” bulan Sya’ban. Bulan Sya’ban menjadi jalan mendaki untuk inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke
meraih puncak kemuliaan yang tersedia di bulan Ramadhan. Rasulullah hadapan Allah SWT.
sendiri bersabda bahwa beliau ingin ketika amal kebaikan diangkat, beliau
sedang dalam kondisi berpuasa. Selain puasa, menghidupkan malam sya’ban juga sangat dianjurkan
khususnya malam Nisfu Sya’ban. Maksud menghidupkan malam di sini
Dengan demikian, kata kunci penting dalam hal ini adalah “kesiapan”. Kata adalah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam
ini pula yang sering diabaikan tatkala kita memasuki bulan Sya’ban. Nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan
Kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan rohani untuk menerima suasana bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam nisfu Sya’ban; Allah SWT
paling sakral dari bulan paling suci, yakni Ramadhan. Sehingga, kesiapan akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu,
lebih berorientasi spiritual, ketimbang material. mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang meminta,
melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok
Mungkin kita lihat perubahan suasana di sekeliling kita saat bulan Sya’ban orang dari neraka.
tiba. Pusat-pusat perbelanjaan kian ramai, tiket-tiket stasiun atau pesawat
dengan cepat ludes terbeli, jumlah belanja bahan pokok meningkat, dan Semoga kita semua dianugerahi umur panjang yang barokah; diberi
lain sebagainya. Semua ini mungkin bisa disebut persiapan, tapi dalam kesempatan berjumpa dengan bulan Ramadhan. Harapannya, kita
pemaknaan yang sangat material, bukan spiritual. semua dapat meningkatkan kualitas kehambaan kita dan merengkuh
kebahagiaan dunia dan akhirat. Amiiin. Wallahu a’lam bish shawab.
Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah,
‫ض اللَلهدلم حعلن مالدخلَححفاَلء اللرالشلدميحن أحلبى بحمكدر حودعحمر حودعمثِحماَن حوحعللَى‬ ‫مالدمقحلربلميحن حوامر ح‬
‫حباَحرحك ا إلي حوُلحيكحمْ إفىَ حالقيحرآإن حالحعإظحيإمْ‪ َ،‬حوُحنحفحعإني حوُإإلياَيكحمْ إبحماَإفحيإه إمحن آحيإة حوُإذحكإر احلححإكحيإمْ‬ ‫صححاَبحلة حواللتاَبللعميحن حوحتاَبللعيِ اللتاَبللعميحن لحهدمم بلاَ لمححساَدن الحلىَيحمولم اليدميلن حوامر ح‬
‫ض‬ ‫حوحعمن بحقليللة ال ل‬
‫حوُحتحقلبحل اي إملناَ حوُإمحنيكحمْ إتلححوُحتيه حوُإإلنيه يهحوُ اللسإمحييع الحعلإحييمْ‪ َ،‬حوُأحقيحوُيل حقحوُإلي حهحذا حفأحسحتحغإفير ح‬
‫ا‬ ‫ك حياَ أحمرحححم اللرالحلمميحن‬ ‫حعلناَ حمحعهدمم بلحرمححمتل ح‬
‫الحعإظحيحمْ إإلنيه يهحوُ الحغفيحوُير اللر إ‬
‫ححيمْ‬
‫ت احلحمحيآدء لممنهدمم حومالحممحوا ل‬
‫ت‬ ‫ت حومالدممسلَللمميحن حومالدممسلَلحماَ ل‬‫حاللَهدلم امغفلمر للملَدممؤلمنلميحن حومالدممؤلمحناَ ل‬
‫ك مالدمحويحلديلةح‬ ‫صمر لعحباَحد ح‬‫ك حومالدممشلرلكميحن حوامن د‬ ‫اللَهدلم أحلعلز ماللمسلححم حومالدممسلَللمميحن حوأحلذلل اليشمر ح‬
‫صحر اليدميحن حوامخدذمل حممن حخحذحل مالدممسلَللمميحن حو حديممر أحمعحداحء اليدميلن حوامعلل‬ ‫صمر حممن نح ح‬ ‫حوامن د‬
‫ك إلحلى يحموحم اليدميلن‪ .‬اللَهدلم امدفحمع حعلناَ مالبحلححء حومالحوحباَحء حواللزلحلزحل حوماللمحححن حودسموحء‬ ‫حكلَلحماَتل ح‬
‫صةد حوحساَئللر مالبدملَحدالن‬ ‫مالفلمتنحلة حوماللمحححن حماَ ظحهححر لممنحهاَ حوحماَ بحطححن حعمن بحلَحلدحناَ المنددونلميلسلياَ خآ ل‬
‫ب مالحعاَلحلمميحن‪ .‬حربلحناَ آلتناَ ح لفى الشدمنحياَ حححسنحةد حولفى مالْلخحرلة حححسنحةد‬ ‫مالدممسلَللمميحن عآلمةد حياَ حر ل‬
‫ب اللناَلر‪ .‬حربلحناَ ح‬
‫ظلَحممحناَ احمنفدحسحناَ حواإمن لحمم تحمغفلمر لححناَ حوتحمرححممحناَ لحنحدكمونحلن لمحن‬ ‫حوقلحناَ حعحذا ح‬
‫مالحخاَلسلرميحن‪ .‬لعحباَحدال ! إللن اح يحأمدمدرحناَ بلماَلحعمدلل حوماللمححساَلن حوإلميتآلء لذيِ مالقدمربحى حويحمنحهى‬
‫حعلن مالفحمحشآلء حومالدممنحكلر حومالبحمغيِ يحلعظددكمم لححعلَلدكمم تححذلكدرموحن حوامذدكدروا اح مالحعلظميحم يحمذدكمردكمم‬
‫حوامشدكدرموهد حعلَحى نلحعلمله يحلزمددكمم حولحلذمكدر ال أحمكبحمر‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫احملححممدد لل حعلَحى إلمححساَنلله حوالششمكدر لحهد حعلَحى تحموفلميقلله حوالممتلحناَنلله‪ .‬حوأحمشهحدد أحمن لح اللحهح إللل اد حواد‬
‫ك لحهد حوأحمشهحدد ألن حسييحدحناَ دمححلمددا حعمبددهد حوحردسمولدهد اللدالعى إلحى لر م‬
‫ضحوانلله‪.‬‬ ‫حومححدهد لح حشلرمي ح‬
‫صيل حعحلَى حسييلدحناَ دمححلمدد لوحعحلَى احللله حوأح م‬
‫صححاَبلله حوحسلَيمم تحمسلَلميدماَ لكثِميدرا‬ ‫اللَهدلم ح‬

‫س التلدقوااح فلميحماَ أححمحر حوامنتحهدموا حعلماَ نححهى حوامعلَحدمموا أحلن اح أححمحردكمم‬ ‫أحلماَ بحمعدد حفياَ ح احشيحهاَ اللناَ د‬
‫صلَشموحن‬ ‫بلأ حممدر بححدأح فلميله بلنحمفلسله حوحثـَحنى بلحملَ ئلحكتلله بلقدمدلسله حوحقاَحل حتعاَ ححلى إللن اح حوحملَئلحكتحهد يد ح‬
‫صيل حعحلَى حسييلدحناَ‬ ‫حعلَحى النللبى يآ احشيحهاَ الللذميحن آحمندموا ح‬
‫صلَشموا حعلَحميله حوحسلَيدمموا تحمسلَلميدماَ‪ .‬اللَهدلم ح‬
‫ك حوحملَئلحكلة‬ ‫ك حودردسلَل ح‬ ‫صللَى اد حعلَحميله حوحسلَيمم حوحعحلَى آلل حسييلدناَ ح دمححلمدد حوحعحلَى احمنلبيآئل ح‬ ‫دمححلمدد ح‬

Anda mungkin juga menyukai