Anda di halaman 1dari 10

KHUTBAH IDUL FITRI : Penguasa jagad raya.

Baru saja kami tundukkan diri-diri ini


TAUBAT DAN TAQWA PASCA RAMADHAN bersimpuh di depan pintu kebesaranMu yang Agung.

Assalaamu Alaykum Wr. Wb.


Semalaman hingga pagi ini, lantunan indah takbir,

9x ‫ُهللَا َأْك َبُر‬ tahlil dan tahmid kami memenuhi langitMu. Rasa syukur yang
‫ َال‬،‫ُهللَا َأْك َبُر َك ِبْيًرا َو اْلـَحْم ُد ِهلل َك ِثْيًرا َو ُسْبَح اَن ِهللا ُبْك َر ًة َو َأص ْيًال‬ tak terbilang memenuhi qalbu kami, mengisi pembuluh-
. ‫ َأُهلل َأْك َبُر َو ِهلل اْلَحْم ٌد‬،‫اَلَه ِإَّال ُهللا َو ُهللا َأْك َبُر‬ pembuluh darah kami, mengalir sejuk hingga ke pori-pori dan
, ‫ َو َقَّد َر اَأْلْح َك اِبَتْق ِد ْيِر ِه اْلَخ ِف ِّي‬. ‫َاْلَحْم ُد ِهلل اَّلِذ ى َد َّبَر اآْل َناَم ِبَتْد ِبْيِر ِه اْلَق ِو ِّي‬ urat kami. Suasana ini menambah kerinduan kami kepada
‫ِش‬ ‫ِل‬ ‫ِس ِة ِح ٍد‬ ‫ِد‬ ‫ِع‬
‫ َو َجَعَل َمَص ا َح َمَعا ِه ْم‬, ‫َو َه َد ى َباَدُه ِإَلى الَّر َش ا َو َأْنَطَق ُه ْم ِبَأْل َن َد ا‬ baginda Rasulullah Saw, Sang penyelamat kami. Tak terasa air
‫َأْش َه ُد َأْن َال ِإَل َه ِإَّال‬, ,‫ َو َم نَاِه َج َمَع اِدِه ْم ِب اْلِعْلِم َم ُنْو َط ًة‬,‫ِب اْلُعُقْو ِل َمُحْو َط ًة‬ mata bening membasahi wajah kami, wajah yang berlumuran

‫ َالَّلُه َّم َص ِّل‬,‫َو َأَش َه ُد َأَّن ُمَح َّم ًد ا َعْبُدُه َو َرُس ْو ُلُه‬, ‫ َو ْح َدُه َال َش ِر ْيَك َل ُه‬,‫اُهلل‬ aib dan dosa, berharap hari ini Engkau mengampuni dosa-
‫ِه‬ ‫ِتِه‬ ‫ِتِه‬ ‫ِج ِه‬ ‫ِلِه‬ ‫ٍد‬
‫َو َس ِّلْم َعَلى ُمَح َّم َو َعَلى آ َو َأْز َو ا َو ُذِّر َيا َو َقَر اَب َو َأْص َح اِب َو َمْن‬
dosa kami.

. ‫َتِبَعُه ْم ِبِإ ْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم الِّد ْيِن‬ Allahu Akbar..3x walillahil Hamd
Kaum Muslimin dan Muslimat Jamaah Idul Fitri yang
‫َأَّم ا َبْعُد َفَيا َأُّيَها اْلُم ْؤ ِم ُن ْو َن اْلَعاِب ُد ْو َن ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي ِبَتْق َو ى‬ Dirahmati Allah Swt
. ‫هللا َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن‬
Seiring gemuruh takbir yang membahana, di lubuk hati
kami ada kesedihan yang amat dalam. Bulan Ramadhan yang
Maha suci Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi
datang menemui kami, kini telah kembali kehadiratMu.
Penyayang. Segala Asma KebesaranMu kami Agungkan, segala
Laksana sebuah kapal yang datang berlabuh, Ramadhan kini
puja dan puji kami sanjungkan, segala syukur kami haturkan,
telah meninggalkan dermaga bergerak mengarungi lautan luas
diri dan tubuh kami, kami sujudkan, hanya untukMu Sang
sambil membawa amalan-amalan kita semua. Saat berpisah
magrib kemarin, Ramadhan seakan berpesan kepada kita Betapa beruntung mereka yang selama Ramadhan
semua, wahai orang-orang yang beriman terima kasih atas benar-benar khusyu menjalani ibadah, mereka yang diliputi
pelayanan kalian semua terhadapku. Kalian telah kekhawatiran dan ketakutan, jangan-jangan Ramadhan berlalu
memperlakukan aku istimewa, sabar melayaniku. Aku Allah tidak akan mengampuni dosa mereka. Untuk itu mereka
berhutang budi kepada kalian, biarlah nanti kita bertemu di rela menahan ngantuk, terus beribadah, ikhlas berdiri berjam-
padang mahsyar di hadapan Allahu Rabbul Jalil. Aku akan jam dalam ruku dan sujud, menjaga mata dari pandangan
bersaksi atas kalian. Selamat tinggal kuucapkan kepada kalian dosa, menjaga mulut dari omongan gibah, menyibukkan lidah
semua, aku belum tahu apakah tahun depan aku akan datang dengan firman suci Alquran dan berzikir di tengah lapar dan
lagi atau tidak, tergantung perintah Rabku. haus. Sekali lagi, beruntunglah kita bila kita termasuk orang-
Alangkah bahagianya hati seluruh umat Islam saat ini, orang dalam golongan ini. Sungguh Allah tidak akan menyia-
merayakan dan menikmati kebahagiaan Idul Fitri. Kebahagiaan nyiakan usaha dan pengorbanan kita.
ini seyogyanya tidak membuat lupa diri, apalagi sampai Bagi mereka yang tidak bersungguh-sungguh dengan
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat Allah. Ramadhan, malah menganggapnya sebagai beban, maka
Di momen perpisahan dengan Ramadhan ini justru kita perlu bersiaplah untuk terus berada dalam kubangan dosa,
bercermin, mengevaluasi diri, apa yang telah berubah dari kita kungkungan masalah dan siklus kehidupan yang sempit.
saat sebelum dan sesudah datangnya Bulan Ramadhan. Di hari ‫َو َم ْن َأْع َر َض َعن ِذ ْك ِر ى َفِإَّن َل ۥُه َم ِع يَش ًة َض نًك ا َو َنْح ُش ُر ۥُه‬
ini, satu hal yang paling kita harapkan adalah ampunan dari
‫َيْو َم ٱْلِقَٰي َم ِة َأْع َم ٰى‬
Allah Swt. Betapa celakanya kita, bila hingga Ramadhan
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
berlalu kita tidak mendapatkan ampunan Allah. Artinya, sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan
hingga Ramadhan kembali ke hadirat Allah kita masih Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta".
bergelimang dosa yang tak termaafkan.
Kaum Muslimin dan Muslimat Jamaah Idul Fitri yang Kaum Muslimin dan Muslimat Jamaah Idul Fitri yang
Dirahmati Allah Dimuliakan Allah
Mungkin kita telah merasakan betapa pengaruh dosa Berbekal ampunan Allah, selanjutnya kita akan
sangat membebani hidup kita. Seperti penyakit yang berusaha menjadi manusia yang baik, taat dan istiqomah. Kita
menggorogoti tubuh, dosa-dosa kita menjadi virus berbahaya berharap kehidupan kita setelah Ramadhan benar-benar
yang merusak hati dan kehidupan kita. Efek dosa dan maksiat berubah. Hari-hari yang akan kita lalui akan dipenuhi
benar-benar merusak, mengubah ketenangan batin dan kebahagiaan serta ketenangan. Kita ingin menikmati hari-hari
melahirkan ke was-wasan. Mengotori kesucian diri hingga yang baru, yang penuh berkah dan keridlaan Allah Swt.
membuat kita hina. Hati yang tadinya bahagia berubah
menjadi gelisah dan terus dihantui rasa bersalah. Dosa dan ‫َو ُتْو ُبْٓو ا ِاىَل الّٰلِه ِمَج ْيًعا َاُّيَه اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن َلَعَّلُك ْم ُتْف ِلُحْو َن‬
maksiat yang terus dipertahankan menjadikan batin tersiksa,
“Bertobatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-
pikiran kacau, fisik melemah, keluarga menjadi tidak orang yang beriman agar kamu beruntung.
harmonis, rezki menjadi sempit, masalah datang silih berganti, (QS. AnNur 31)

hubungan dengan orang lain dipenuhi kecurigaan.


Jamaah Idul Fitri yang dirahmati Allah, ada satu kisah
Dan lebih parahnya lagi, efek dosa ini tidak akan
menarik tentang keutamaan bertaubat kepada Allah, saya
berhenti, dia terus menerus dan sambung menyambung, satu
kutip dalam khutbah ini. Kisah ini menceritakan tentang
masalah selesai, datang masalah yang lain. Hanya satu yang
Sayidina Umar bin Khattab dengan seorang pemuda pemabuk
dapat menghentikannya, yaitu tobat kepada Allah. Selama
yang bertobat. Suatu hari Amirul Mukminin Sayyidina Umar bin
kita belum bertobat, maka selama itu pula kita akan tersiksa
Khattab melewati sebuah jalan di Kota Madinah. Ia berjumpa dengan
dan diliputi masalah. beberapa orang. Di suatu jalan ia berpapasan dengan seorang pemuda.
Pada diri pemuda itu, Amirul Mukminin melihat ada sebuah botol di mengganti khamarnya menjadi cuka. Allah mengabulkan doanya.
balik pakaiannya. Betapa Allah sangat mencintai orang-orang yang bertobat.

‫ِح‬ ‫ِب‬ ‫ِح‬


‫ِإَّن ال َّلَه ُي ُّب ال َّتَّو ا ي َن َو ُي ُّب اْل ُم َت َطِّه ِر ي َن‬
“Anak muda, apa yang kau bawa di balik pakaianmu?” tanya
Sayyidina Umar bin Khattab. Pemuda itu terdiam. Ia membawa
sebuah botol yang berisi khamar atau minuman keras. Ia panik dan
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bingung harus menjawab apa. Tetapi untuk menjawab dengan jujur, ia
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
merasa takut. sungkan dan malu. Ia lalu berdoa dalam hati. “Ya Allah, diri.
jangan Engkau permalukan aku di hadapan Amirul Mukminin. Jangan
Kau buka rahasiaku. Tutupi rahasiaku di hadapannya. Aku bersumpah Allahu Akbar 3x….Walillahil Hamd

tidak akan meminum khamar selamanya,” kata pemuda dengan hati


A’idhin wal A’idhaat Rahimakumullaah
penuh harapan.

Demikian pula dengan Idul Fitri yang kita rayakan,


Pemuda ini lalu menjawab pertanyaan Umar dengan penuh
makna terdalamnya sejalan dengan tujuan taubat. Idul Fitri
rasa ketakutan. “Wahai Amirul Mukminin, yang aku bawa adalah
cuka”. “Perlihatkan agar aku bisa melihatnya”, kata Sayyidina Umar. adalah kembali kepada fitrah atau kesucian. Fitrah adalah asal
Pemuda ini menyerah pasrah. Ia mengeluarkan botol dari balik kejadian manusia. Kullu mauluudin yuuladu alal fitrah, setiap
pakaiannya. Ia membukanya di hadapan Sayyidina Umar. Dan anak yang dilahirkan dalam keadaan suci. Perbuatan dosa dan
ternyata Sayidina Umar melihat yang keluar dari botol itu adalah
maksiatlah yang akan mencemari kefitrahan itu. Ketika
cuka, bukan khamar. Pemuda ini benar-benar kaget dan bersyukur
kefitrahan manusia sudah ternodai, maka cara satu-satunya
kepada Allah, Allah telah menyelamatkan wajahnya di hadapan
Sayyidina Umar. Kemudian ia pun menepati sumpahnya. Ia menjadi untuk mengembalikan kefitrahan itu adalah dengan
pemuda yang baik dan meninggalkan sama sekali minuman keras. melakukan Taubat.
Imam Al-Ghazali berkomentar tentang kisah ini; “Perhatikan
makhluk yang bertobat kepada Allah karena malu dan sungkan Fitrah sebagai hal yang sangat asasi dalam hidup
kepada makhluk lainnya. Karena keikhlasannya dalam bertobat, Allah
manusia akan senantiasa terus berusaha menjaga kesucian
manusia. Oleh karena itu, disaat kefitrahan manusia tercemar, tidak banyak yang akan berkumpul lagi di masjid ini, tidak ada
maka sewaktu-waktu naluri kefitrahan itu akan datang untuk lagi shalat tarwih dan witir, tidak ada lagi gemuruh shalawat
mengingatkan manusia. Mungkin kita sudah sering kita dan tidak ada lagi suara-suara tadarus Quran seperti yang
merasakan, pada saat kita dalam kesendirian, kadang-kadang kita dengar sebulan ini. Namun demikian Allah mengingatkan
ada suara halus yang berbisik dalam qalbu, mengapa belum kita:
juga berubah, mengapa masih terus bergelimang dosa,
mengapa belum juga sujud? Kapan engkau kembali ke jalan
“Dan janganlah kalian seperti seorang perempuan
Allah, kapan engkau bertaubat? Suara-suara ini sesungguhnya
yang menguraikan benangnya yang sudah dirajutnya dengan
adalah suara Fitrah, namun karena suara itu begitu halus,
kuat, menjadi cerai berai kembali”(QS.16:92)
sehingga suara-suara itu redup, lebur dan hilang, apalagi kita
sibuk dengan kemegahan dunia. Suara fitrah adalah panggilan Karena itu jamaah sekalian, mari kita pertahankan
suci untuk kembali ke jalan Allah. Hanya orang-orang tertentu kesucian yang telah kita peroleh di Ramadhan ini. Sudah
yang akan menangkap dan peduli dengan suara itu, yaitu saatnya kita taqarrub ilallah, mendekatkan diri kepada Allah.
orang-orang yang mendapat petunjuk. Bagi para pemuja Jangan terus membesar-besarkan pekerjaan, hanya terus
dunia, pengejar harta, suara-suara ini bukan tidak pernah ada, mengutamakan tugas-tugas duniawi. Ingat, umur kita terus
akan tetapi suara ini begitu lemah, tersamarkan oleh bertambah, tubuh kita terus melemah. Jangan tunggu saat
kebisingan dunia, tertutupi oleh suara nafsu. tangan dan kaki kita tak dapat digerakkan lagi, jangan tunggu
saat pinggang dan leher telah kaku. Mari kita bersegera
Ayyuhal Hadliruun A’idhin wal A’idhat
menuju Allah, menyembah dan menghamba hanya

Kini Ramadhan telah meninggalkan kita. Mulai hari ini tidak kepadaNya. Idul Fitri ini adalah momen terbaik untuk kita

ada lagi Ramadhan, tidak ada lagi sahur dan puasa, mungkin berubah. Kita tata kehidupan baru, kita jaga ibadah kita, kita
atur keluarga kita, kita muliakan orang tua kita, kita bawahan kepada atasan dan yang terutama adalah anak
bahagiakan istri atau suami kita, kita didik anak-anak kita. kepada orang tua. Lepaskan kesombongan dan egoisme jika
hari ini kita benar-benar ingin mensucikan diri kembali ke
Berusahalah menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi
fitrah. Datangi tetangga, keluarga, teman dan orang tua
manusia lain. peluklah mereka mohonlah ampun atas segala salah dan
khilaf.
Indahnya hidup bila kita bersama Allah. Batin kita
Kepada mereka yang sangat kita cintai, mereka yang
menjadi tenang, masalah kita akan terselesaikan karena telah berjasa dalam hidup kita namun tidak terlihat lagi di hari
campurtanganNya. Bila kita stres menghadapi hidup, ada ini, tidak bersama kita lagi, karena dipanggil menghadap ilahi,
setelah ini jiarahi kuburan mereka, kirimkan doa kepada
shalat penenang kita. Bila kita galau dengan masalah keluarga,
mereka. Semoga Allah mengampuni mereka. Durhakalah kita
ada Alquran tempat kita membagi rasa. Bila kesulitan ekonomi bila hanya dengan berbagai alasan hari ini kita tidak datang
melilit kita, ada tahajud tempat kita mengadu. Bila urusan kita menemui mereka memohon ampunan mereka atau
bersimpuh dipusara-pusara mereka, mendoakan mereka.
terasa dipersulit manusia, ada shalat dhuha senjata ampuh
Rabagfirliy wali walidayya warhamhuma kama rabbayani
kita. saghira.
Allahu Akbar 3x walillahil hamdu, Kaum muslimin dan
muslimat yang dirahmati Allah Swt. Allahumma Ya Allah ampunilah dosaku, dosa kedua
orang tuaku dan sayangilah mereka seperti mereka
Hari ini 1 Syawal 1445 H hari kesucian, Allah Membuka pintu menyayangiku waktu kecil.
ampunan selebar-lebarnya. Kita tidak akan kembali suci bila Jama’ah sekalian dirahmati Allah. Saat kita datang, saat
masih ada dengki di hati, masih ada dendam disanubari kita pulang menemui mereka dan orang tua kita bahagia,
terhadap manusia lain. Hari ini kita sempurnakan segalanya, tenang dan tersenyum melihat kedatangan kita , maka saat itu
jernihkan akal dan bukalah hati untuk meminta dan menerima pula Allah tersenyum melihat kita. Karena orang tua adalah
maaf orang-orang yang pernah kita salahi, sengaja maupun pintu surga yang tidak bisa ditukar dengan dengan amal
tidak. Agama mengajarkan, yang muda memohon maaf kebaikan lainnya.
kepada yang tua, yang adik kepada kakak, istri kepada suami,
Hadirin sekalian jama’ah Idul Fitri dirahamati Allah . . . punya pakaian agar tidak dihina teman-temannya. Ayah
menunda waktu istrahatnya hanya untuk anaknya bisa
Hari ini kita bahagia karena jasa mereka, kita tumbuh
istirahat, bahkan tidak jarang ada banyak ayah diluar sana
dewasa karena banting tulang mereka, kita berpendidikan
mengorbankan semuanya bahkan kehormatan dirinya, dia rela
karena pengorbanan mereka. Kita ingat dulu, mereka tidak
dibuat malu dihadapan manusia bahkan tidak hanya caci
makan jika kita belum makan, mereka belum bisa
maki , kata-kata kasar yang keluar bahkan sampai kekerasan
memejamkan mata bila kita sakit, mereka yang rela makan
fisik pun seorang ayah tetap bertahan demi satu hal ingin
apa adanya yang penting uang sekolah kita aman.
melihat senyum dari anak-anaknya, ingin melihat kesuksesan
Pertama adalah Ibu kita. Jangan pernah kita mengira bahwa anak-anaknya.
ada surga yang kita dapatkan kalau ibu kita tidak ridho dengan
Jama’ah Idul Fitri yang dimulian Allah SWT.
kita. Maka mumpung kita masih hidup dan mereka juga masih
hidup, mari kita ingat-ingat dan renungkan kembali jangan Ya Allah ampuni segala kezaliman kami kepada ibu
sampai kita pernah menyakiti hati ibu kita. Berapa banyak bapak kami ya Allah, ya Rab. Buatlah orang tua kami ridho dan
kata-kata kita mengiris hatinya, berapa banyak sorot mata kita mau memaafkan kami, jadikan hatinya hati yang terhibur oleh
yang menghujam melukai perasaannya, berapa kali kita akhlak kami ya Allah. Ya Allah selamatkanlah ibu bapak kami
memalingkan wajah darinya, berapa kali kita menghardik dan jadikan tetes air keringatnya ,matanya, darahnya menjadi
mendustakan padahal amal yang dicintai Allah sesudah shalat jalan kemuliaan dunia akheratnya. Sayangi ibu bapak kami ya
adalah Birrul wali daini memuliakan orang tua. Padahal Allah jadikan kami anak yang tau balas budi.
sembilan bulan kita menghisap darahnya, berdiri sulit,
Ya Allah lapangkan kuburnya bagi mereka yang telah
berbaring susah. Kita terlahir bersimbah darah, selama dua
mendahului kami, ringankan hisabnya. bagi orang tua kita
tahun kita hisap air susunya, belasan tahun kita hisap
yang masih hidup , kita tidak pernah tau berapa lama lagi kita
keringatnya, tenaganya. Apakah air susuh dibalas air tuba?
bisa menatap wajahnya andai kata ibu bapak kita terbungkus
Kedua adalah ayah kita. Ayah yang telah berjuang memberikan kain kafan tidak ada lagi wajah yang bisa ditatap, tidak ada lagi
semuanya. Ayah rela menukar kesenangannya dengan tangan yang bisa kita cium, tidak ada lagi oleh-oleh yang bisa
penderitaan demi anak-anaknya, menunda kebahagiaannya kita bawakan, tidak ada lagi suaranya yang bisa kita dengar,
demi membahagiakan anak-anaknya, menjual aset terbaiknya tidak ada lagi sapaan yang kita tunggu, tidak ada lagi doanya
hanya demi anaknya agar bisa sekolah atau pendidikan, bisa untuk kita. Andai kata ibu bapak kita sudah terbuju kaku, kita
tidak bisa lagi bercengkrama, andai ibu bapak kita sudah ‫ َف ِن ِإَّياُك ا ِف ِه‬، ‫ا َك ا لِي َلُك فِي ْالُق آِن ْالَك ِر ِم‬
berada diliang lahat, maka kita tidak pernah lagi melihatnya di ‫ْي َو َن َع ْي َو ْم ْبَم ْي‬ ‫ْر‬ ‫َب َر ُهلل َو ْم‬
‫ِم ِم‬ ‫ِم‬
‫ َو َتَق َّب َل اُهلل َّن ا َو ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه ِإَّن ُه‬، ‫َن ْاآلَي اِت َو الِّذ ْك ِر ْالَح ِكْيِم‬
rumah.

.‫ُه َو الَّس ِم ْيُع اْلَعِلْيُم‬


Jama’ah Sekalian. Jangan sia-siakan ibu bapak selagi masih ada
. Sampai kapankah kita masih melukai hatinya? Seburuk
apapun keadaannya darah dagingnya melekat pada kita ,
kitalah yang harus meminta kepada Allah agar orang tua kita
selamat dunia Akherat. Allahumma ya Allah terimalah doa Khutbah kedua
kami, terimalah shalat kami, puasa kami, ibadah kami,
pengabdian kami. Tuntunlah kami untuk senantiasa teguh
،‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َدُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‬، ‫َأْح َم ُد َر ِّبي َو َأْش ُك ُر ُه‬
dalam ibadah kepadaMU, jadikanlah kami hamba-hambaMU
yang lebih baik dari kemarin. Allahumma ya Allah, Engkau ‫َو َأْش َه ُد َأَّن َنِبَيَنا ُمَح َّم ٌد َعْبُدُه َو َرُسْو ُلُه‬
Maha Tahu keadaan kami dan masalah yang kami alami. Istri-
‫ِب ِبِإ اٍن ِإَلى ِم‬ ‫ِلِه‬ ‫ٍد‬ ‫ِب‬ ‫َّل‬
‫ال ُه َّم َص ِّل َعَلى َن ِّيَنا ُمَح َّم َو َعَلى آ َو َمْن َت َعُه ْم ْح َس‬
istri maupun suami-saumi kami yang kurang membahagiakan,
‫َيْو‬
anak-anak yang sering mengecewakan, hubungan
kekeluargaan kami yang retak dan sulitnya kehidupan yang
‫الِّد ْيِن‬
kami jalani. Kami mohon campurtanganMU, berilah kami jalan
keluar terhadap masalah hidup kami. Ya Allah ampunilah dosa ‫اُهلل َأْك َبُر اُهلل َأْك َبُر َال ِإَلَه ِإَّال اُهلل َو اُهلل َأْك َبُر اُهلل َأْك َبُر َو ِهلل الَحْم ُد‬
kami, dosa yang tampak maupun yang tersembunyi, yang kecil
maupun yang besar, serta dosa-dosa yang kami tidak ketahui. ‫َالَّلُه َّم َلَك اْل ُد ِباِإل ْس َالِم َلَك اْل ُد ِباِإل ْيِم اِن َلَك اْل ُد ِباْلُق آِن‬
‫ْر‬ ‫َحْم‬ ‫َو‬ ‫َحْم‬ ‫َو‬ ‫َحْم‬
Aamiin ya Mujibassailin ‫َو َلَك اْلَحْم ُد ِبَش ْه ِر َرَم َض اَن َو َلَك اْلَحْم ُد ِباَألْه ِل َو اْلَم اِل َو اْلُم َعاَفاِة َو َلَك‬
‫اْلَحْم ُد ِبُك ِّل ِنْع َم ٍة َأْنَعْم َت ِبَه اَعَلْيَنا‬

‫ِء ِم‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِلِم‬ ‫ِم ِت‬ ‫ِف ِل ِم ِن‬


‫َالَّلُه َّم اْغ ْر ْلُم ْؤ ْيَن َو اْلُم ْؤ َنا َو اْلُمْس ْيَن َو اْلُمْس َم ا اَألْحَيا ْنُه ْم‬
‫ْاَألْم اِت ِإَّنَك ِم َقِر ْي ِج ْي الَّد َع اِت‬
‫َو‬ ‫َس ْيٌع ٌب ُم ُب‬ ‫َو َو‬
‫َر َّبَنا اْغِف ْر َلَنا َو ِإل ْخ َو اِنَنا اَّلِذ ْيَن َس َبُقْو َنا ِباِإل ْيَم اِن َو َال َتْجَعْل ِفْي ُقُلْو ِبَنا ِغ ًّال‬ ‫ِك‬ ‫ِذ َّل‬ ‫ِلِم‬ ‫ِع‬
‫َاللُه َّم َأ َّز ْاِإل ْس َالَم َو اْلُمْس ْيَن ‪َ ،‬و َأ الِّش ْر َك َو اْلُمْس ِر ْيَن ‪َ ،‬و اْنُصْر‬
‫ِح‬ ‫ِل ِذ‬ ‫ِد‬ ‫ِع‬
‫َّل ْيَن آَم ُنْو ا َر َّبنَـا ِإَّنَك َر ُؤ ْو ٌف َر ْيٌم‬ ‫َباَد َك اْلُمَو ِّح ْيَن‬
‫ِس‬ ‫ِم‬ ‫َّل ِف‬ ‫َر َّبَنا َالُتِزْغ ُقُلْو َبَنا َبْع َد ِإذَه َد ْيَتَنا َو َه ْب َ َنا ِم ْن َلُد ْنَك َر ْح َم ًة ِإَّنَك َأْنَت‬
‫َر َّبَنا َظَلْم َناَأْنُفَس َنا َو ِإْن ْم َتْغ ْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن َن اْلَخ ا ِر ْيَن‬
‫ِم‬ ‫اْلَو َّهاُب‬
‫َقْو ٍل َو َعَم ٍل‬ ‫َالَّلُه َّم ِإَّناَنْس َأُلَك ِر َض اَك َو اْلَج َّنَة َو َم ا َقَّر َب ِإَلْيَه ا ْن‬
‫َقْو ٍل َو َعَم ٍل‬ ‫ِم‬ ‫ِط‬ ‫ِم‬ ‫َر َّبَنا آِتَناِم ْن َلُد ْنَك َر ْح َم ًة َو َه ِّيْئ َلَنا ِم ْن َأْم ِر َنا َر َشًد ا‬
‫َو َنُعْو ُذ ِبَك ْن َس َخ َك َو الَّناِر َو َم ا َقَّر َب ِإَلْيَه ا ْن‬

‫َالَّلُه َّم َأِع َّناَعَلى ِذ ْك ِر َك َو ُش ْك ِر َك َو ُحْس ِن ِع َباَدِتَك َيا َح ُّي َيا َقّيْو ُم َيا‬ ‫َر َّبَنا آِتَناِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر‬
‫َذااْلَج َالِل َو اِإل ْك اِم‬
‫َر‬ ‫ِل‬ ‫ِم‬ ‫ِم‬
‫َر َّبَنا َتَقَّبْل َّنا ِإَّنَك َأْنَت الَّس ْيُع اْلَع ْيُم َو ُتْب َعَلْيَنا ِإَّنَك َأْنَتالَّتَّو اُب‬
‫َالَّلُه َّم َأْص ِلْح َلَنا ِد ْيَنَنا اَّلِذ ْي ُه َو ِع ْص َم ُة َأْم ِر َنا َو َأْص ِلْح َلَناُدْنَياَنا اَّلِتْي ِفْيَه ا‬ ‫ِح‬
‫الَّر ْيُم‬
‫ِف‬ ‫َّلِت‬ ‫ِخ‬ ‫ِل‬
‫َمَعاُش َنا َو َأْص ْح َلَنا آ َر َتَنا ا ْي َإَلْيَه ا َمَعاُدَنا َو اْجَعِل اْلَحَياَة ِز َياَد ًة َلَنا ْي‬
‫َو َص َّلى اُهلل َعَلى ُمَح َّم ٍد َو َعَلى آِلِه َو َصْح ِبِه َأْج َم ِعْيَن ‪ُ.‬س ْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب‬
‫ُك ِّل َخ ْيٍر َو اْجَعِل اْلَمْو َت َر اَح ًة َلَنا ِم ْن ُك ِّل َشٍّر‬ ‫ِل ِه‬ ‫ِل‬ ‫ِع ِة ِص‬
‫ِم‬
‫اْل َّز َعَّم ا َي ُفْو َن ‪َ .‬و َس َالٌم َعَلى اْلُمْر َس ْيَن ‪َ .‬و اْلَحْم ُد ّل َر ِّب اْلَعاَل ْيَن‬
‫َالَّلُه َّم اْك ِف َنا ِبَح َالِلَك َعْن َح َر اِم َك َو ِبَطاَعِتَك َعْن َم ْع ِص َيِتَك َو ِبَف ْض ِلَك‬
‫َعَّم ْن ِس َو اَك َيا َح ُّي َيا َقّيْو ُم َيا َذا اْلَج َالِل َو اِإل ْك اِم‬
‫َر‬

‫َالَّلُه َّم اْنُصْر ِإْخ َو اَنَنا اْلُمْس ِلِم ْيَن اْلُمَج اِهِد ْيَن ِفي ِفِلْس ِط ْيَن ‪َ ،‬الَّلُه َّم ِإَّنا‬
‫ِلِم‬ ‫ِفِل ِط‬ ‫ِج‬
‫َنْس َأُلَك َأْن ُتَح ِّر َر اْلَمْس َد اَألْقَص ى َو َأْرَض ْس ْيَن َو ِإْخ َو اَنَنا اْلُمْس ْيَن‬
‫ِم‬ ‫ِهِد ِف ِئ ِب ِد‬
‫اْلُمَج ا ْيَن ي َس ا ِر َال اِإل ْس َالِم َيا َر َّب اْلَعاَل ْيَن‬

Anda mungkin juga menyukai