Anda di halaman 1dari 14

-1-

Kuliah VII
POKOK-POKOK MENCAPAI IMAN
Dimaksud dengan Pokok-Pokok Mencapai Iman ialah keterangan-keterangan yang sangat
diperlukan dalam usaha mencapai IMAN. Keterangan tentang usaha mencapai Iman ini kita bagi
menjadi sebagai berikut.

1. Garis IMAN

Istilah garis, menurut Ilmu Ukur, ialah jumlah titik-titik yang sambung menyambung hingga
membentuk garis dari A sampai Z. Dan dimaksud dengan Garis IMAN, ialah perlambang titik-titik
menjadi tindakan demi tindakan yang terus menerus dan sambung menyambung dari satu
permulaan hingga mencapai IMAN.

Keterangan-keterangan atau teori yang membentangkan Garis Iman ini bisa juga dikatakan
Strategi Iman. Pelaksanaannya setahap demi setahap dapat juga dikatakan Taktik Iman. Oleh
karena keterangan-keterangan atau teori Garis Iman ini tercantum didalam Al-Quran maka Al-
Quran msr adalah Strategi dan Taktik mencapai Iman.

2. Pokok-pokok Garis Iman


Surat Al-Baqarah ayat 285 membagi Pokok-Pokok Garis Iman, demikian.

“Rasul itu hidup berpandangan dan bersikap dengan apa 285 ‫ا ُأن‬ ‫َآ م ن َالّ ر ُس ُو ل َِبم‬
yang telah diturunkan menurut Sunnah kerasulan-nya َ
‫ه َواْل‬ ‫م َز ل إمَليم ه ممن َّربم م‬
(ajaran Allah msr) dari pembimbingnya, begitu semua mu- ْ
min, masing - masing hidup berpandangan dan bersikap
‫و َن‬ ‫م‬
menurut ajaran Allah, yaitu risalah malaikat, yakni yang ُ‫ُمْ ؤ من‬
telah dibukukan dalam berbagai Kitab menurut-Nya, yaitu ‫ل‬ ‫ُك‬
Sunnah Rasul Rasul. “Kami tidak memandang berbeda ‫ّ َآ م َن مِب ّمل َوَمآلئم َكتمم ه‬
diantara semua Sunnah Rasul”, yaitu kata mereka
seterusnya : “ Kami telah menanggapi dan kami hidup ‫َوُكُتبمم ه َ ُور ُسم لم ه الَ نَُ ف م ر‬
patuh menurut demikian, satu pembina kehidupan maha
revolusioner menurut-Mu, wahai pembimbing kami, yakni ‫ُق َب َْْي َأ َح ٍد م من ُّر‬
menurut ANDA jualah hidup ini berjalan”. ‫ُسم لم ه َوَقاُلوْا ََمس ْعَنا َو َأطَْ عَنا‬
‫غُْ َف راَن َك‬
‫َرب‬
َ
‫ري‬ ‫م‬ ‫م‬
ُ ‫ّنَ ا َوإ َْلي َك ْال َم ص‬
﴾٥٨٢﴿

‫عناَم‬
Surat Al Baqarah ayat 285 tersebut membagi Pokok-Pokok Garis Iman menjadi tahap ْ‫َس‬ َ
(penanggapan) dan tahap ‫ط عنَا‬
َْ ‫( َأ‬hidup patuh menurut yang ditanggapi).
Lain lagi surat Al Baqarah ayat 93 membagi Pokok - Pokok Garis Iman demikian.

”Yaitu satu ketika dikala mana KAMI atas pilihan Zhulumat


mssy telah merusak ikatan pergaulan hidup kalian yaitu
93
‫َوإم ْذ َأ َخ ْذَن‬
KAMI unggulkan atas kalian satu kehidupan yang bagaikan
-2-

‫ممَيثاقَ ُك ْم ََورَف ْعنَا َفْ وَق‬


gunung Tursina memberatkan bumi. “Terimalah apa yang
telah KAMI turunkan (Taurat ms Musa) untuk kalian
dengan sepenuh hati dalam arti tanggapilah!”, niscaya ‫ُك ُم‬
mereka berkata: “Kami telah menanggapi dan kami ُ‫الط‬
mengingkarinya“. Oleh karena hati mereka telah menda-
‫َّور ُخ ُذوْا َما آَتْ ي َنا ُكم‬
‫بُم َقّوةٍ َوا َْسَُعوْا َقاُلوْا َمَس ْعنَا‬
‫َو َع َصْي نَاَوُأ ْش مرُبوْا ِمف‬
‫ُق ُلوِمبم ُم الْم ع ْج َل‬
‫بم ُ ْك ف مرمه ْم ُق ْل بْمئ َس‬
‫َما ََُيْ ُم ُرك ْم بممه‬
pat kemantapan hidup musim-musiman menjadi keku- ‫إممَياُن ُك م إمن ُكُنت م ُّ ْم ؤممنم‬
furan mereka. Tegaskan: “Sejahat-jahat sesuatu yang ْ ْ
menggiring hidup kalian menjadi demikian adalah pandang- ﴾٣٩﴿ ‫َْي‬
an dan sikap hidup kalian dengan Zhulumat mssy, mudah-
mudahan kalian mau menjadi sebenar-benar mu-min”.

Disini pokok-pokok Garis Iman tersusun dari tahap “Menanggapi” dalam arti benar-benar
menanggapi sehingga jelas mengerti apa yang ditanggapi, dan tahap “Mengingkarinya”, dalam arti
juga jelas memahami apa yang diingkarinya.

Disamping itu surat Nisa ayat 46 mengajukan lagi satu model yang lain dari Pokok-Pokok Garis
Iman demikian.

“Sebagian Yahudi memutar balik ajaran Allah msr-Nya dari 46 ‫مم َن‬
yang sebenarnya dimana mereka menyatakan : “Kami
telah ‫َال‬
menanggapi dan kami mengingkarinya”, dalam arti ‫ّ م ذي َن َه ا ُدوْا َُي‬
dengar bukan benar-benar dengar, tetapi dalam arti
“Biarlah kami tetap dengan tiori gembala domba kami”, ‫مرُفو َن الْ َكم ل َمَعن‬
lidah biawak bercabang dua yakni tombak yang berbalut
sutera untuk menikam dari dalam terhadap penataan hidup ‫َّ َم وا مضم عم ه َوَيُ قوُل و‬
(Dinul Islam) dari Allah msr-Nya. Jikalaulah mereka bersikap: ‫م‬
“Kami menanggapi dan kami hidup patuh menurut demikian ‫صي نَ ا‬ ْ َ ‫َن ََس ْعَن اَو َع‬
“, yaitu menanggapi dalam arti “ Biarlah kami pikir-pikir dulu ‫َوا َْسَ ْع غَْيَ ر ُم ْس‬
“, sungguh yang demikian itu adalah lebih baik dalam arti
ketangguhan Ilmiah. Tetapi Allah, atas pilihan Zhulumat ‫َم ٍع‬
mssy, telah melaknat mereka menjadi bersikap kufur
(negatif), maka mereka tidak mau hidup berpandangan dan
‫ََورا معَنا َلي ًا مَِبْل مسَنتمم ه‬
bersikap dengan ajaran Allah msr-Nya kecuali segelintir ‫ْم َوطَْ عناً مِف‬
saja”.
‫ال مدي من َوَْل و‬
َ‫َأن‬
‫ّ ُه ْم َقاُلوْا ََمس ْعَنا‬
‫َوَأطَْ عَنا َوا َْسَ ْع‬
‫َوان ُْظ ََرن َل َكا َنَخ ْريًا‬
ََّّ
‫ْلُ م َوَأْقَ َو م َوَل مكن‬
‫َل‬
‫َّ عنَ ُه ُم‬
‫ا ُّل بم ُ ْك ف مرمه ْم َفاَل ي‬
‫ُْ ؤممُنو َن‬
‫إماَل‬
ّ
﴾٦٤﴿ ‫يال‬ً ‫َقلم‬
Disini pokok-pokok Garis Iman tersusun dari tahap “Menanggapi”, dalam arti asal sekedar
menanggapi dengan motivasi tertentu sehingga dapat dipastikan tidak akan menguasainya secara
obyektif Ilmiah. Dari itu maka tahap kedua, “Mengingkarinya”, menjadi mengingkari sesuatu yang
sebenarnya dia tidak menguasainya secara obyektif Ilmiah. Sehingga yang demikian ini bernilai
bajingan yang lebih Zhulumat dari Zhulumat yang sebenarnya ms Syayathin. Atau Ilmiah monyet
di belukar peradaban.

Model keempat dari Pokok-Pokok Garis Iman ialah Jahiliyah, yaitu yang hampir-hampir tidak
dapat memahami kalam Allah msr-NYA. Maka pokok-pokok Garis Iman disini menjadi bertahap
“Tidak bisa dan atau tidak mau menanggapi” , sehingga menjadi tidak memahami ajaran Allah
msr- NYA. Tetapi lucunya pada tahap kedua, mereka menjadi terbelah kedalam “Mau yang
mereka
sendiri tidak memahaminya” dan atau “Mengingkari”, yang sebenarnya mereka tidak
memahaminya.

Dengan demikian maka Pokok-Pokok Garis Iman kita susun menjadi seperti dalam sket sebagai
berikut.
Sket Garis Iman

Demikianlah Pokok-pokok Garis Iman secara umum. Dengan lain perkataan, kembali kepada sket
strutural Iman, maka “Sami’na” ialah D-B dan “Atha’na” ialah ABC.

Selanjutnya Sami’ina tahap menanggapi, menurut perbedaan sasarannya, kita bagi lagi menjadi
Rattil Satu Persiapan Iman dan Shalat Satu Pembinaan Iman.

1). Rattil Satu Persiapan Iman

Istilah “Rattil”, sama dengan “Qiraah”, ialah studi yaitu belajar yaitu membentuk pandangan
menurut yang dibaca. Jadi dimaksud disini “Rattil” atau “Qiraatul Quran” ialah studi yaitu belajar
yakni membentuk pandangan dengan Al Quran msr. Dilakukan sendiri-sendiri dengan tekun dan
penuh konsentrasi.

Dalam hubungan ini perlu diingatkan bahwa, seperti pengajian pengajian umum, sekolah,
ceramah-ceramah, seminar-seminar, diskusi-diskusi, kursus dsb, yaitu mimbar dimana berkumpul
sekelompok pendengar dan seorang guru / penceramah / protokol yang menerangkan sesuatu,
belumlah bisa dikatakan Rattil atau Qira-ah. Oleh karena yang demikian ialah sekedar pem-
bentukan dasar-dasar pengertian dan kunci-kunci persoalan yang merupakan kesulitan kesulitan
di dalam Rattil, maka yang demikian lebih tepat disebut Persiapan Rattil. Dalam hubungan ini
maka Rattil ialah mengulang kembali sendirian di rumah untuk menguasainya. Kadang-kala juga
disebut mengulang.

Singkatnya Rattil ialah pengembalian pandangan berikut kelincahan matan atau bacaannya
kepada Al Quran menurut Sunnah Rasul. Hatta Al Quran msr sudah mencapai demikian mantap,
oleh karena kesadaran Iman itu turun naik, maka Rattil ini adalah mutlak harus terus dilakukan
untuk membentuk pandangan dengan Al Quran msr. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bahwa
Rattil Al Quran msr adalah permulaan taubat.

Bila Rattil sudah menghasilkan satu pandangan, sekurang-kurangnya surat Al Fatihah sebagai satu
pandangan umum, maka ditingkatkanlah ke shalat satu Pembinaan Iman. Dari itu maka Rattil
dapat dikatakan Persiapan Iman atau Persiapan Shalat.

2). Shalat Satu Pembinaan Iman


Istilah Shalat ialah kaifiyat atau teknik pembinaan diri menjadi mu-min. Yaitu penanaman hasil
Rattil yakni pandangan Al Quran msr menjadi sikap hidup yang menghunjam dalam hati.
Dengan lain perkataan, Shalat ialah memahkotakan hati dengan Al Quran msr.
Singkatnya shalat ialah kelanjutan yaitu peningkatan rattil satu Persiapan Iman menjadi
Pembinaan Iman. Shalat sangat tergantung kepada hasil rattil. Tanpa hasil dari rattil, dari satu
sudut maka shalat menjadi tidak berfungsi, tidak akan menghasilkan apa-apa, kecuali hanya satu
demontrasi kaifiyat belaka. Dari itu agar rattil berhasil hingga memenuhi syarat bagi shalat dalam
mencapai tujuannya, maka rattil ini harus memenuhi satu prosedur dan titik tolaknya.

3. Prosedur dan titik Tolak Rattil

Dimaksud dengan “prosedur”, ialah jalannya rattil menurut satu tata tertib dan satu titik tolak
tertentu. Dan istilah titik tolak ialah titik pijak dari mana rattil itu dimulai dan ke mana mau
dituju serta apa yang mau dicapai. Surat Muzzammil ayat 1 – 19 menggambarkan Prosedur dan
Titik Tolak Ratil ini, demikian.

“Wahai dikau yang bersenandung harap”. (1) ‫ََي‬


‫َأُي‬
“Bangunlah diwaktu malam kecuali sedikit saja”. (2)
﴾١﴿ ‫ّ َها الْ ُ َمّزم م ُل‬
“Setengahnya atau kurangi sedikit saja”. (3)
‫ُقمم‬
“Atau lebihkan atasnya, maka ratillah [studilah] Al Quran (4) َ‫الل‬
﴾٢﴿ ً‫ّْي َل إ َمّال َقل ْميال‬
msr ini semantap mantapnya”.

“Sesungguhnya KAMI, dengan Rattil Al Quran msr ini akan


menancapkan menjadi pandangan hidup kalian satu kalam
(5) ‫ص فهُ أَ مو ْانُ ق ْص‬ َ ْ ‫نم‬
yang berbobot hebat”. ﴾٣﴿ ً‫م ْم نُه َقملْ يال‬

“Sesungguhnya kesegaran malam itu adalah semudah- (6). ‫َْأ و م ْز د َعلَْيم ه َوَرت مم ل‬
mudah pemantapan dan setangguh - tangguh
penanggapan”. ‫الُْ ْق رآ َن َتْ رتْمياًل‬
“Sebenarnya bagi kalian diwaktu siang itu adalah kesibukan (7) ﴾٤﴿
yang tidak habis-habisnya”.

“Maka dengan Rattil Al Quran msr ini, sadarkanlah diri : (8). ‫إمَّن َسنُْ لم ق ْي َعلَْي َك َق‬
“Semoga kalian hidup sadar dengan ILMU [ajaran] ‫ْ والً َثم ْق ياًل‬
pembimbing kalian”, dan lepaskanlah ikatan dengan selain-
﴾٥﴿
NYA selepas-lepasnya”.

[DIA] atas pilihan Zhlumat mssy, pembimbing Blok Timur (9) ‫إم َّن َن مشئََة‬
dan Blok Barat. Tidak ada pembina kehidupan apapun َ‫الل‬
kecuali DIA dengan satu ajaran msr-NYA, maka sanjungilah ‫ّْي مل مه َي أَ َش ُّد َو‬
DIA menjadi pembimbing kehidupan tiada tara”.
‫ْطءًا‬
﴾٦﴿ ‫َوَأْقَ ُو م ق ْمياًل‬

‫إم َّن َل َك مِف‬


َ‫َالن‬
‫ّ َها مر َسْ بحًا َط موْياًل‬
﴾٧﴿

‫وا ُْذ ك مر ا ْس م ربم‬


َ َ َ
‫َك َوَت َب‬
َ‫ت‬
‫ّ ْل إمَْليم ه‬
﴾٨﴿ ً‫َتْبتْميال‬

‫الْ َم ْش مرم ق‬ ‫َر ُّب‬


‫مر مب َال إمَل ه‬ ‫َواْل َمْغ‬
‫إ َمّال ُ َه و‬
‫َفاَّم‬
﴾٩﴿ ‫َوك ْمياًل‬ ُ‫ت ْذه‬
”Dan teguh bertahanlah kalian terhadap apa yang mereka,
atas pilihan Zhulumat mssy, melontarkan berbagai ocehan,
(10)
‫َوا ْصم ِْب َعَلى َما َيُ ْق وُْلو‬
dan tinggalkanlah mereka dengan sikap seindah-indahnya”.
‫َن َوا ْه ُجْ ُره ْم‬
﴾٠١﴿ ‫َه ْجرًا َمَْجياًل‬
”Dan biarkanlah menjadi urusan-KU, yaitu pelacur-pelacur (11)
ILMU yang memiliki serba kemewahan, dan biarkanlah me-
‫َ َو ذ ْرمِن َوالْ ُم َك مذب ْمَْي‬
reka menghabiskan waktunya sedikit lagi”.
‫ُْأ وِمل‬
‫الَن‬
‫م‬
‫ّ ْع َم ة‬
“Sungguh menurut KAMI, pilihan Zhulumat mssy itu adalah (12)
penghancur kehidupan yaitu kehidupan jahannam tiada ﴿ ‫ََوم م ْه ل ُه ْم َقملْياًل‬
tara”.
﴾١١
”Yaitu ibarat sejenis makanan penyumbat kerongkongan, (13)
sehingga merupakan bencana hidup luar biasa”.
‫َّن َل َدْي نَا َأن َكاالً َو‬ ‫إم‬
‫ح يمًا‬ ‫م‬ ‫َج‬
“Jalannya sejarah, dengan Al Quran msr ini, adalah ibarat (14) ْ
bumi dan gunung yang goncang segoncang-goncangnya, ﴾٢١﴿
sehingga gunung demi gunung menjadi hancur beterbangan
poraka poranda”. ‫َوطََ عامًا َذا ُغ َّصٍ ة َو َع‬
“Sebenarnyalah KAMI dengan pembuktian Al Quran msr (15). ً‫َذِاًب َألْميما‬
mengutus bagi kalian seorang rasul, yang memberikan satu ﴾٣١﴿
pembuktian atas hidup kalian, sebagaimana halnya KAMI,
dengan Taurat menurut Sunnah Musa, mengutus kepada
Fir’aun seorang rasul juga”. ‫َيْ َو م َتْ ر ُج ُف اَْْل ر ُض‬
‫َوا ْلمبَا ُل‬
”Maka Fir’aun mengingkari Taurat ms Musa, akhirnya (16)
Fir’aun, atas pilihan Zhulumat mssy, KAMI hancurkan men- ً‫ََوكاَن مت ا ْلمَبا ُل َكث ْميبا‬
jadi sehancur-hancurnya”.
﴾٤١﴿ ‫َّم م ْه ياًل‬
“Maka bagaimanakah kalian dengan Rattil Al Quran msr ini, (17)
bisa mencapai hidup patuh [Iman] jikalaulah kalian masih ‫إمَّن َْأ ر َ ْس لنَا إمَْلي ُك ْم‬
saja bersikap negatif terhadap jalannya sejarah dengan Al ‫َر ُ ْس وًال َشا مهدًاَعلَْي ُك‬
Quran msr ini yang akan membikin semua produk zhulumat
mssy itu menjadi bagaikan bayi beruban kepala”. ‫ْم َك َما َْأ ر َ ْس لَنا إمَل‬
‫ف ْم َر عْ و َن‬
“Sepertihalnya semesta angkasa pada sa’ah Kubra hancur (18).
berkeping-keping, begitulah janji-NYA dengan Al Quran msr ﴾٥١﴿ ‫َر ُ ْس وًال‬
ini terhadap Zhulumat mssy pasti terlaksana”.

‫َفَ ع َصى ف ْم َر ْع و ُن الَّر‬


‫ُ ْس َو ل َفَأ َخ ْ َذَنُه‬
﴾٦١﴿ ‫َأ ْخذًا َوبْمياًل‬

‫فَ َ ْكي َف َت‬


َ‫ت‬
‫م‬
ً‫ُّ ْق و َن إ ن َ َك ْف رُْت َيْ وما‬
‫َََْي ع ُل الْ موْل َدا َن م ْشيبًا‬
﴾٧١﴿
‫ُ ْم نَ ف م ٌط ر بمم ه‬ ‫َال َّس َماُء‬
ً‫ْع ُدهُ َ ْم ف ُْع وال‬ ‫َكا َن َو‬
﴾٨١﴿

”Sesungguhnya Al Quran msr ini adalah satu pembina kehi- (19) ‫إم َّن ٰه مذم ه َت ْذكَم رٌة‬
dupan sadar secara Ilmiah, maka siapa yang mau dipersilah- ‫ََف م ْن َشا َء‬
kan menata kehidupan menurut ajaran Pembimbingnya”. َّّ‫ا َم‬
‫تَ ذ إمَل‬
﴾٩١﴿ ‫َربم مه َسب ْمياًل‬

Surat Muzzammil ayat 2-4 adalah waktu dan penggunaannya dalam Garis Rattil. Ayat 6 adalah
alasan dan penjelasannya mengapa harus memakai waktu malam. Ayat 5 dan 8 menggambarkan
tujuan yang mau dicapai oleh Rattil yaitu Persiapan Iman yaitu Persiapan Shalat.
Ayat 10 dan 11 adalah tuntutan ketabahan bagi yang rattil dalam pertautannya dengan garis siang
mengenai ocehan-ocehan mereka yang positif dengan zhulumat mssy dan bersikap negatif
terhadap dakwah Al Quran msr. Sambil menyerahkan urusannya itu sepenuhnya menjadi urusan
Allah, pencipta dan pembimbing NUR dan zhulumat.

Ayat 12-14 adalah pandangan dan penilaian Al Quran msr terhadap nasib zhulumat mssy
selanjutnya sebagai tantangan bagi Sunnah Muhamad Qurun pertama, yang akan berulang
menjadi tantangan bagi Sunnah Muhammad Qurun kedua kelak. Dan ayat 15 dan 16 adalah
percontohan Sunnah Muhammad dan tantangannya, sebagai perulangan dari, dengan Taurat
menurut Sunnah Musa yang ditantang oleh Fir’aun. Dan atas kekufurannya terhadap ajaran Allah
msr akhirnya Fir’aun menjadi hancur musnah.

Ayat 17 memperingatkan yang rattil bahwa mencapai Muttaqin yaitu mu-min itu adalah proses
penjungkir-balikan yang bersifat historis. Yaitu ayat 18 seperti penjungkir balikan semesta angkasa
kehidupan ini kelak, pada Sa’ah Kubra, dalam rangka pembangunan Yaumil Akhir.

Akhirnya ayat 19 mencamkan para pelaku Rattil bahwa Al Quran msr ini adalah pembina
kehidupan sadar secara Ilmi-ah. Maka siapa yang mau, dipersilahkan menata kehidupan menurut
ajaran pembimbingnya.

Adapun surat Muzzammil ayat 20 adalah untuk meningkatkan hasil rattil dengan melakukan shalat
untuk mencapai IMAN, demikian.

“Sebenarnya pembimbing kalian-lah ayang meng-ILMU-inya 20 ‫إم َّن‬


[Al Quran msr-Nya] sehingga kalian menjadi tegak berdiri ‫َرَب‬
[dimalam hari melakukan shalat] hampir dua pertiga malam ‫ّ َك َي ْعَل ُم‬
atau setengahnya atau sepertiganya dan segolongan orang
yang mengikuti kalian. Yaitu Allah, dengan Al Quran msr-Nya َ‫َأن‬
memberikan pasangan rancangan hidup NUR msr dan ‫ّ َك َتُ ق ُو م َأ ْد ََن‬
‫ممن ثُلَُث مي‬
Zhulumat mssy, bagaikan siang dan malam dalam satu
peredaran. DIA telah meng-ILMU-i Al Quran msr-Nya,
dengan harapan sangat agar kalian tidak menyeleweng dan
َ‫الل‬
atau melacurkannya. Akhirnya DIA dengan Rattil satu َ ْ ‫ّْي مل َونم‬
‫ص فُه َوُث لَُثُه‬
persiapan Iman dan Shalat satu pembinaan Iman mengharap
satu perobahan revolusioner atas hidup kalian. Maka pela- ‫َوَطائَمفٌة م م َن‬
jarilah dalam arti membentuk menjadi pandangan seberapa َ‫ال‬
‫ّ مذي َن َ َم ع َك َوا َّّلُل‬
yang kalian sudah menguasai dari Al Quran msr ini. DIA
meng-ILMU-i Al Quran msr-Nya dengan harapan, melalui
Rattil satu Persiapan Iman dan Shalat satu Pembinaan Iman, ‫يَُ ق مد ُر‬
dapat membikin sebagian kalian menjadi orang yang maunya
padu dengan maunya Allah dengan Al Quran msr-NYA. Dan ‫الَل‬
sebagian lagi menjadi yang bergerak di bidang penataan ‫ّْي َل‬
hidup di permukaan bumi ini guna mencapai menurut nilai-
‫َوالَن‬
nilai yang telah ditentukan oleh Allah msr-NYA. Dan yang
terakhir menjadi yang bergerak di bidang pertahanan-kea- ‫ّ َهاَ ر َعلم َم َأن‬
manan untuk mempertahankan tatanan hidup dengan ajar-
an Allah msr-NYA. Akhirnya studilah dalam arti memben-tuk
َ‫ل‬
menjadi pandangan seberapa saja yang kalian sudah ‫ّن ُْت ُصوُه َف تَا َب َعلَْي‬
menguasainya. Dalam arti lakukanlah shalat satu pembinaan ‫ُك ْم‬
diri menjadi mukmin, selanjutnya lakukanlah zakat satu
‫اْقَ ُرؤوا َما َت َي َّسَ ر مم‬
‫َن الُْ ْق رآ من َعم ل‬
‫َم َأن َسيَ ُكو ُن‬
‫ممن ُكم‬
‫َّ ْم ر َضى َوآ َ ُخ رو َن‬
‫َي ْض مرُبو َن ِمف اَْْل ر مض‬
‫َيْ ب تَ ُغو َن ممن َف ْض مل‬
‫ا َّّمل َوآ َ ُخ رو َن يَُ قاتمُلو‬
‫َن ِمف َسبمي مل‬
‫م‬
‫ا َّّل َف اْقَ ُرؤوا َم ا َت يَ‬
‫س ر م ْم نُه‪.‬‬‫َّ َ‬
‫َوَأقمي ُم وا ال َّ َ‬
‫ص اَل ة‬
‫َوآتُوا‬
‫الََّزكاَ ة َوَأْق مر ُضوا‬
‫ا ََّّل َقْ رضًاَح َسنًا َوَم ا‬
‫ُتَ ق م دُ موا مَْلُن ف مس‬
‫ُكم م م ْن َخ ٍْري َمَت‬
‫ُدوُه معن َد ا َّمّل ُ َه و‬
‫َخ ْرياً َوَأ ْعظَ َم َأ ْجراً‬
‫َوا ْسَت ْغم ُف روا‬
pembinaan perekonomian. Akhir sekali, lempangkanlah ‫ا َّّلَ إم َّن ا َّّلَ َُغ فٌور‬
hidup kalian dengan ajaran Allah msr ini setahap demi seta-
hap hingga mencapai kehidupan Ihsan. Dan tidak adalah ‫َّرمحي ٌم‬
yang menjadi tujuan pribadi kalian kecuali satu model
kehidupan indah yang kalian akan menemuinya menurut ﴾٠٢﴿
ajaran Allah, DIA, dengan Al Quran msr ini, adalah Pembina
kehidupan maha indah lagi pemberi imbalan kehidupan tiada
tara. Dan akhir kalam, tuntutlah satu perobahan hidup
revolusioner menurut ajaran Allah. Sesungguhnya Allah
dengan Al Quran msr-NYA, adalah Pembina kehidupan maha
revolusioner lagi pemberi kepastian hidup tiada tanding”.

Demikianlah Prosedur dan Titik Tolak Rattil Satu Persiapan Iman dan Shalat Satu Pembinaan
Iman. Dengan lain perkataan prosedur dan titik tolak rattil dan shalat ini, dapat juga dikatakan
Disiplin Rattil dan Shalat yang harus mendapat perhatian serius kalau mau Rattil dan Shalat itu
benar-benar mencapai tujuannya. Rattil dan Shalat yang tidak berpedoman kepada surat
Muzzammil ini adalah membuang-buang waktu, malah merusak diri.
Akhirnya surat Muzzammil, ialah Prosedur dan Titik Tolak Rattil atau Disiplin Rattil dan Shalat, kita
ringkaskan dengan surat Muddatstsir ayat 1 – 8 demikian.

“Wahai yang kesasar Zhulumat menurut Sunnah Syayathin!”. [1] ‫ََي‬


“Bangkit, maka mawas dirilah”. [2] ‫َأي‬
‫ّ َها الْ ُم َّدثمُر‬
“Yaitu ajaran pembimbing kalian menurut Sunnah Rasul-NYA, [3]
maka tancapkanlah!”. ﴾١﴿
“Yakni diri pribadi kalian yang bertangggapan Zhulumat menurut [4]
Sunnah Syayathin, maka bersihkanlah”.
‫َوَرب‬
“Dan kekotoran hidup Zhulumat menurut Sunnah Syayathin, ma- [5]
ka singkirkanlah!”. ﴿ ‫ّ َك َف َكم ِْب‬
“Dan janganlah melamunkan hasil tanpa kerja keras!”. [6] ﴾٣
‫َوثميَاَب َك َفَطم ْه ر‬
﴾٤﴿

‫َوا ُلّر ْ َج ز َفا ْه‬


﴾٥﴿ ‫ُجْ ر‬
‫َوَال‬

﴿ ‫ْتُنن َت ْسَت ْكثُم ر‬


﴾٦
“Dan menurut ajaran pembimbing kalian [Al Quran menurut [7] ‫َولَمربم َك َفا ْصم ِْب‬
Sunnah Rasul-NYA], maka teguh bertahanlah!”.
﴾٧﴿
“Hingga dengan bagaikan tarikan napas yang akan menghembus [8] ‫فَمإ َذا ُنم َق ر مِف‬
dan membahanakan suara dalam terompet”.
َ‫الن‬
‫ّاُقومر‬
Surat Muddatstsir ayat 8 mengungkapkan Rattil dan shalat, Persiapan dan Pembinaan Iman, ialah
penancapan Ilmu atau Al Quran msr kedalam kesadaran hidup” yaitu satu input [satu pemasukan]
hingga menjadi ‫مب ِمبَْل ْق ل ٌد َعْ ق‬ adalah bagaikan tarikan nafas yang dimulai dari sudut D,
hingga
mencapai satu culminasi (puncaknya) tertentu [sudut B], ialah sudut Iman sebenarnya, yang
napas ‫ْمإقَ رٌا ر ِمب للم َسا من‬ dan ‫َع َم ٌل ِمبْ َْْل َركا من‬ ABC. sudut yaitu msr, Quran Al
menghembuskan
Lama masa tempuh Garis Iman ini, ْ‫عنَا َمَس‬ dan ‫َاطَْ عنا‬ dilihat dari sudut sistimatik Nuzul, dimulai dari
masa surat Al ‘Alaq ayat 1-5 hingga dengan Mi’iraj, kira-kira tahun 620 M, ialah 10 tahun. Dari
masa Shalat Satu Pembinaan Iman hingga Hijrah kira-kira tahun 623 M, 3 tahun. Dan Garis ‫َاطَْ عَنا‬
adalah 10 tahun.Jadi masa tempuh ‫َا َْط عنَا َو ْعنَا ََمس‬ menjadi 23 tahun.

Demikianlah Prosedur dan Titik Tolak Rattil atau Disiplin Rattil yang merupakan satu aspek yang
paling penting dalam persoalan Pokok-Pokok Mencapai Iman atau Strategi dan Taktik Iman. Dan
aspek lain lagi yang juga tidak kalah pentingnya adalah persoalan Subyek Studi.

====================

Anda mungkin juga menyukai