Anda di halaman 1dari 6

14 JURUS HEGEMONI KAPITALISME DUNIA

H. Dwi Condro Triono, M.Ag.,Ph.D. SwaraSenayan.com

Jurus 1
Sistem ekonomi kapitalisme telah mengajarkan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya akan
terwujud jika semua pelaku ekonomi terfokus pada akumulasi kapital. Mereka lalu
menciptakan sebuah mesin “penyedot uang” yang dikenal dengan lembaga perbankan. Oleh
lembaga ini, sisa-sisa uang di sektor rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan
“disedot”.

Lalu siapakah yang akan memanfaatkan uang di bank tersebut? Tentu mereka yang mampu
memenuhi ketentuan pinjaman (kredit) dari bank, yaitu: fix return dan agunan.
Konsekuensinya, hanya pengusaha besar dan sehat sajalah yang akan mampu memenuhi
ketentuan ini. Siapakah mereka itu? Mereka itu tidak lain adalah kaum kapitalis, yang sudah
mempunyai perusahaan yang besar, untuk menjadi lebih besar lagi. Nah, apakah adanya
lembaga perbankan ini sudah cukup? Bagi kaum kapitalis tentu tidak ada kata cukup. Mereka
ingin terus membesar. Dengan apa?
Jurus 2
Kaum kapitalis merasa perlu membuat mesin “penyedot uang” yang lebih ampuh lagi, yaitu
pasar modal. Dengan pasar ini, para pengusaha cukup mencetak kertas-kertas saham untuk
dijual kepada masyarakat dengan iming-iming akan diberi deviden.

Siapakah yang memanfaatkan keberadaan pasar modal ini? Dengan persyaratan untuk
menjadi emiten dan penilaian investor yang sangat ketat, lagi-lagi hanya perusahaan besar
dan sehat saja yang akan dapat menjual sahamnya di pasar modal ini. Siapa mereka itu?
Kaum kapitalis juga, yang sudah mempunyai perusahaan besar, untuk menjadi lebih besar
lagi. Adanya tambahan pasar modal ini, apakah sudah cukup? Bagi kaum kapitalis tentu tidak
ada kata cukup. Mereka ingin terus membesar. Dengan apa lagi?

Jurus 3
Kaum kapitalis lalu mengunakan jurus ketiga, yaitu “memakan perusahaan kecil”.
Bagaimana caranya? Menurut teori Karl Marx, dalam pasar persaingan bebas, ada hukum
akumulasi kapital (the law of capital accumulations), yaitu perusahaan besar akan
“memakan” perusahaan kecil. Contohnya, jika di suatu wilayah banyak terdapat toko
kelontong yang kecil, maka cukup dibangun sebuah mal yang besar. Dengan itu toko-toko itu
akan tutup dengan sendirinya.

Bagaimana perusahaan besar melakukan ekspansinya? Tentu dengan didukung oleh dua
lembaga sebelumnya, yaitu perbankan dan pasar modal.

Jurus 4
Agar perusahaan kapitalis dapat lebih besar lagi, mereka harus mampu memenangkan
persaingan pasar. Persaingan pasar hanya dapat dimenangkan oleh mereka yang dapat
menjual produk-produknya dengan harga yang paling murah. Bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan mengusai sumber-sumber bahan baku seperti: pertambangan,


bahan mineral, kehutanan, minyak bumi, gas, batubara, air dsb. Bagaimana perusahaan besar
dapat menguasai bahan baku tersebut? Tentu dengan dukungan permodalan dari dua
lembaganya, yaitu perbankan dan pasar modal.

Jurus 5
Jika perusahaan kapitalis ingin lebih besar lagi, maka jurus berikutnya adalah mencaplok
perusahaan milik negara (BUMN). Kita sudah memahami bahwa perusahaan negara
umumnya menguasai sektor-sektor publik yang sangat strategis, seperti: sektor
telekomunikasi, transportasi, pelabuhan, keuangan, pendidikan, kesehatan, pertambangan,
kehutanan, energi dsb. Bisnis di sektor yang strategis tentu merupakan bisnis yang sangat
menjanjikan, karena hampir tidak mungkin rugi. Lantas bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan mendorong munculnya Undang-Undang Privatisasi BUMN. Dengan


adanya jaminan dari UU ini, perusahaan kapitalis dapat dengan leluasa “mencaplok” satu-
persatu BUMN tersebut. Tentu tetap dengan dukungan permodalan dari dua lembaganya,
yaitu perbankan dan pasar modal.
Jurus 6
Jika pada jurus kelima kaum kapitalis sudah mulai bersinggungan dengan UU, maka sepak
terjangnya tentu akan mulai banyak menemukan hambatan. Bagaimana cara mengatasinya?
Jurusnya ternyata sangat mudah, yaitu dengan masuk ke sektor kekuasaan itu sendiri. Kaum
kapitalis harus menjadi penguasa, sekaligus tetap sebagai pengusaha.

Untuk menjadi penguasa tentu membutuhkan modal yang besar, karena biaya kampanye itu
tidak murah. Bagi kaum kapitalis hal itu tentu tidak menjadi masalah, sebab permodalannya
tetap akan didukung oleh dua lembaga sebelumnya, yaitu perbankan dan pasar modal.

Jika kaum kapitalis sudah mencapai 6 jurus ini, maka hegemoni ekonomi di tingkat nasional
hampir sepenuhnya terwujud. Hampir tidak ada problem yang berarti untuk dapat
mengalahkan kekuatan hegemoni ini. Namun, apakah masalah dari kaum kapitalis sudah
selesai sampai di sini? Tentu saja belum. Ternyata hegemoni ekonomi di tingkat nasional saja
belumlah cukup. Mereka justru akan menghadapi problem baru. Apa problemnya?

Problemnya adalah terjadinya ekses produksi. Bagi perusahaan besar, yang produksinya terus
membesar, jika produknya hanya dipasarkan di dalam negeri saja, tentu semakin lama akan
semakin kehabisan konsumen. Lantas, kemana mereka harus memasarkan kelebihan
produksinya? Dari sinilah akan muncul jurus-jurus berikutnya, yaitu jurus untuk melakukan
hegemoni di tingkat dunia.

Jurus 7
Jurus ketujuh adalah jurus untuk membuka pasar di negara-negara miskin dan berkembang
yang padat penduduknya. Caranya adalah dengan menciptakan organisasi perdagangan
dunia (WTO), yang mau tunduk pada ketentuan perjanjian perdagangan bebas dunia (GATT),
sehingga semua negara anggotanya akan mau membuka pasarnya tanpa halangan tarif bea
masuk, maupun ketentuan kuota impornya (bebas proteksi).

Dengan adanya WTO dan GATT tersebut, kaum kapitalis dunia akan dengan leluasa dapat
memasarkan kelebihan produknya di negara-negara “jajahan”-nya. Untuk mewujudkan
ekspansinya ini, perusahaan kapitalis dunia tentu akan tetap didukung dengan permodalan
dari dua lembaga andalannya, yaitu perbankan dan pasar modal.

Jurus 8
Jika kapitalis dunia ingin lebih besar lagi, maka jurusnya tidak hanya cukup dengan
mengekspor kelebihan produksinya. Mereka harus menggunakan jurus yang kedelapan, yaitu
membuka perusahaannya di negara-negara yang menjadi obyek ekspornya. Caranya adalah
dengan membuka Multi National Coorporations (MNC) di negara-negara sasarannya.

Dengan membuka langsung perusahaan di negara tempat pemasarannya, mereka akan


mampu menjual produknya dengan harga yang jauh lebih murah. Strategi ini juga sekaligus
dapat menangkal kemungkinan munculnya industri-industri lokal yang berpotensi menjadi
pesaingnya.
Untuk mewujudkan ekspansinya ini, perusahaan kapitalis dunia tentu akan tetap didukung
dengan permodalan dari dua lembaganya, yaitu perbankan dan pasar modal.

Jurus 9.
Apakah dengan membuka MNC belum cukup? Jawabnya tentu saja belum. Masih ada
peluang untuk menjadi semakin besar lagi. Caranya? Dengan jurus kesembilan. Jika kapitalis
dunia ingin menjadi besar lagi, caranya adalah dengan menguasai sumber-sumber bahan
baku yang ada di negara tersebut.

Untuk melancarkan jalannya jurus ini, kapitalis dunia harus mampu mendikte lahirnya
berbagai UU yang mampu menjamin kepentingan perusahaan asing agar dapat menguasai
sepenuhnya sumber bahan baku tersebut. Contoh yang terjadi di Indonesia adalah lahirnya
UU Penanaman Modal Asing (PMA), yang memberikan jaminan bagi perusahaan asing untuk
menguasai lahan di Indonesia sampai 95 tahun lamanya (itu pun masih bisa diperpanjang
lagi). Contoh UU lain, yang akan menjamin kebebasan bagi perusahaan asing untuk mengeruk
kekayaan SDA Indonesia adalah: UU Minerba, UU Migas, UU Sumber Daya Air, dsb.

Jurus 10
Menguasai SDA saja tentu belum cukup bagi kapitalis dunia. Mereka ingin lebih dari itu.
Dengan apa? Jurus kesepuluh adalah jurus untuk menjadikan harga bahan baku lokal menjadi
semakin murah. C aranya adalah dengan menjatuhkan nilai kurs mata uang lokalnya.

Untuk mewujudkan keinginannya ini, prasyarat yang dibutuhkan adalah pemberlakuan sistem
kurs mengambang bebas bagi mata uang lokal tersebut. Jika nilai kurs mata uang lokal tidak
boleh ditetapkan oleh pemerintah, lantas lembaga apa yang akan berperan dalam penentuan
nilai kurs tersebut?

Jawabannya adalah dengan Pasar Valuta Asing (valas). Jika negara tersebut sudah membuka
Pasar Valasnya, maka kapitalis dunia akan lebih leluasa untuk “mempermainkan” nilai kurs
mata uang lokal, sesuai dengan kehendaknya. Jika nilai kurs mata uang lokal sudah jatuh,
maka harga bahan-bahan baku lokal dijamin akan menjadi murah, kalau dibeli dengan mata
uang mereka.

Jurus 11
Jurus yang kesebelas adalah jurus untuk menjadikan upah tenaga kerja lokal bisa semakin
murah. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan melakukan proses liberalisasi
pendidikan di negara tersebut, yaitu dengan melakukan intervesi terhadap UU Pendidikan
Nasional dan kurikulumnya. Apa targetnya?

Jika penyelenggaraan pendidikan sudah diliberalisasi, berarti pemerintah sudah tidak


bertanggung jawab untuk memberikan subsidi bagi pendidikannya. Hal ini tentu akan
menyebabkan biaya pendidikan akan semakin mahal, khususnya untuk pendidikan di
perguruan tinggi. Akibatnya, banyak pemuda yang tidak mampu melanjutkan studinya di
perguruan tinggi.

Keadaan ini akan dimanfaatkan dengan mendorong dibukanya Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) sebanyak-banyaknya. Dengan sekolah ini tentu diharapkan akan banyak melahirkan
anak didik yang sangat terampil, penurut, sekaligus mau digaji rendah. Hal ini tentu lebih
menguntungkan, jika dibanding dengan mempekerjakan sarjana. Sarjana biasanya tidak
terampil, terlalu banyak bicara dan maunya digaji tinggi.

Jurus 12
Sebagaimana telah diuraikan di atas, jurus-jurus hegemoni kapitalis dunia di negara lain
ternyata banyak mengunakan intervesi UU. Hal ini tentu tidak mudah dilakukan, kecuali harus
dilengkapi dengan jurus yang keduabelas. Jurus inilah yang akan menjamin proses intervensi
UU akan dapat berjalan dengan mulus. Bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan menempatkan penguasa boneka. Penguasa yang terpilih di negara
tersebut harus mau tunduk dan patuh terhadap keinginan dari kaum kapitalis dunia.
Bagaimana strateginya?

Strateginya adalah dengan memberikan berbagai sarana bagi mereka yang mau menjadi
boneka. Sarana tersebut, mulai dari bantuan dana kampanye, publikasi media, manipulasi
lembaga survey, hingga intervensi pada sistem perhitungan suara pada Komisi Pemilihan
Umumnya.

Nah, apakah ini sudah cukup? Jika kaum kapitalis sudah mencapai 12 jurus ini, maka
hegemoni ekonomi di tingkat dunia nyaris terwujud. Hampir tidak ada problem yang berarti
untuk dapat mengalahkan kekuatan hegemoni ini. Namun, apakah masalah dari kaum
kapitalis sudah selesai sampai di sini? Tentu saja belum. Mereka tetap saja akan menghadapi
problem yang baru. Apa problemnya?

Jika hegemoni kaum kapitalis terhadap negara-negara tertentu sudah sukses, maka akan
memunculkan problem baru. Problemnya adalah “mati”-nya negara jajahan tersebut. Bagi
sebuah negara yang telah sukses dihegemoni, maka rakyat di negara tersebut akan semakin
miskin dan melarat. Keadaan ini tentu akan menjadi ancaman bagi kaum kapitalis itu sendiri.
Mengapa?

Jika penduduk suatu negeri itu jatuh miskin, maka hal itu akan menjadi problem pemasaran
bagi produk-produk mereka. Siapa yang harus membeli produk mereka jika rakyatnya miskin
semua? Di sinilah diperlukan jurus berikutnya.

Jurus 13
Agar rakyat negara miskin tetap memiliki daya beli, maka kaum kapitalis dunia perlu
mengembangkan Non Government Organizations (NGO) atau LSM. Tujuan pendirian NGO
ini adalah untuk melakukan pengembangan masyarakat (community development), yaitu
pemberian pendampingan pada masyarakat agar bisa mengembangkan industri-industri level
rumahan (home industry), seperti kerajinan tradisionil maupun industri kreatif lainnya.
Masyarakat harus tetap berproduksi (walaupun skala kecil), agar tetap memiliki penghasilan.

Agar operasi NGO ini tetap eksis di tengah masyarakat, maka diperlukan dukungan dana yang
tidak sedikit. Kaum kapitalis dunia akan senantiasa men-support sepenuhnya kegiatan NGO
ini. Jika proses pendampingan masyarakat ini berhasil, maka kaum kapitalis dunia akan
memiliki tiga keuntungan sekaligus, yaitu: masyarakat akan tetap memiliki daya beli, akan
memutus peran pemerintah dan yang terpenting adalah, negara jajahannya tidak akan
menjadi negara industri besar untuk selamanya.

Sampai di titik ini kapitalisme dunia tentu akan mencapai tingkat kejayaan yang nyaris
“sempurna”. Apakah kaum kapitalis sudah tidak memiliki hambatan lagi? Jawabnya ternyata
masih ada. Apa itu? Ancaman krisis ekonomi. Sejarah panjang telah membuktikan bahwa
ekonomi kapitalisme ternyata menjadi pelanggan yang setia terhadap terjadinya krisis ini.

Namun demikian, bukan berarti mereka tidak memiliki solusi untuk mengatasinya. Mereka
masih memiliki jurus pamungkasnya. Apa itu?

Jurus 14
Jurus pamungkas dari kaum kapitalis untuk menghadapi krisis ekonomi ternyata sangat
sederhana. Kaum kapitalis cukup “memaksa” pemerintah untuk memberikan talangan
(bailout) atau stimulus ekonomi. Dananya berasal dari mana? Tentu akan diambil dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sebagaimana kita pahami bahwa sumber pendapatan negara adalah berasal dari pajak rakyat.
Dengan demikian, jika terjadi krisis ekonomi, siapa yang harus menanggung bebannya.
Jawabnya adalah: rakyat, melalui pembayaran pajak yang akan terus dinaikkan besarannya,
maupun jenis-jenisnya.

Bagaimana hasil akhir dari semua ini? Kaum kapitalis akan tetap jaya dan rakyat selamanya
akan tetap menderita. Dimanapun negaranya, nasib rakyat akan tetap sama. Itulah produk
dari hegemoni kapitalisme dunia.

oOOo

Anda mungkin juga menyukai