Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang pencegahan.

Selama ini sudah banyak penelitian


Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang untuk mengkaji berbagai faktor yang berhubungan
air besar dengan konsistensi lembek atau cair, dengan kejadian diare pada anak. Namun pada
bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih kesempatan kali ini, penulis ingin meninjau lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu jauh dengan kasus yang ditemukan penulis di
hari (Kemenkes RI, 2011). Pada tahun 2000 wilayah kerja Puskesmas Satelit.
penyakit Diare 301/1000 penduduk dan meningat
tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk (Depkes, Tujuan Studi
2010). Penyakit diare hingga kini masih merupakan Teridentifikasinya faktor-faktor diare akut pada
salah satu penyakit utama pada bayi ataupun anak anak- anak serta penatalaksanaan berdasarkan
di Indonesia. Berdasarkan karakteristik penduduk, patient centered dan family approach.
kelompok umur balita adalah kelompok yang
paling tinggi menderita diare. Angka diagnosis dan Ilustrasi Kasus
gejala diare pada balita di lampung sebesar 3,9 % Pasien, seorang anak laki-laki An. D, 2 tahun,
(Riskesdas, 2013). datang diantar ibunya ke Puskesmas Satelit dengan
keluhan buang air besar cair seperti air, tidak
Etiologi untuk diare akut terdiri dari beberapa berlendir, tidak disertai darah, sejak 2 hari yang
faktor. Yang pertama yaitu faktor infeksi, baik lalu. Buang air besar cair terjadi 6-7 kali sehari. Ibu
enteral maupun parenteral. Penyebab infeksi utama pasien mengatakan anaknya tidak demam, muntah
timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, dan tidak sedang batuk pilek namun sering rewel.
bakteri dan parasit. Infeksi enteral paling sering Sebelumnya pasien pernah mengalami sakit seperti
disebabkan oleh inveksi Enterovirus (70%), ini sebelumnya. Keluarga tidak ada yang
Sedangkan untuk infeksi parenteral artinya infeksi mengalami keluhan seperti pasien. Untuk
terjadi di luar alat pencernaan, seperti otitis media mengobati pasien, dokter memberikan pengobatan
akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopnrumonia, berupa suplementasi zinc tablet 20 mg selama 10
dan sebagainya (Gaurino et al, 2008). hari dan oralit sachet 1 kali sehari.

Diare juga dapat disebabkan oleh karena faktor Metode


malabsorbsi, seperti malabsorbsi karbohidrat Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer
(intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), diperoleh melalui anamnesa (alloanamnesa) pada
malabsorbsi lemak terutama lemak jenuh, dan ibu pasien, pemeriksaan fisik, kunjungan rumah,
malabsorbsi protein. Faktor makanan juga melengkapi data keluarga, dan psikososial serta
berpengaruh, misalkan makanan yang sudah basi, lingkungan. Penilaian berdasarkan diagnosis
beracun, atau alergi terhadap makanan (Hassan R holistik dari awal, proses dan akhir studi secara
& Alatas H, 2010). Di Indonesia penyebab kuantitatif dan kualitatif.
tertinggi terjadinya diare akut baik dinegara
berkembang maupun negara maju disebabkan oleh HASIL
rotavirus pada anak yang dirawat di rumah sakit 1. Data Klinis
karena diare 60% disebabkan oleh Rotavirus Keluhan berupa buang air besar cair seperti air,
(Sonarto et al, 2009). tidak berlendir, tidak disertai darah, sejak 2 hari
yang lalu. Buang air besar cair terjadi 6-7 kali
Selain itu risiko terjadinya diare juga disebabkan sehari, kira-kira sebanyak setengah gelas. Ibu
oleh faktor yang dapat meningkatkan transmisi mengatakan anaknya suka rewel. Ibu
enteropatogen. Kontaminasi paling umum dari mengharapkan anaknya bisa sembuh kembali.
diare melalui makanan dan air minum, serta karena
kondisi kebersihan yang buruk (WHO, 2013). Pemeriksaan Fisik
Selain itu terdapat pula beberapa faktor risiko Penampilan cukup bersih, keadaaan umum: baik ,
seperti cara penyapihan bayi yang tidak baik sadar dan tidak rewel ; suhu: 36,7oC; frek. nadi:
(terlalu cepat disapih, terlalu cepat diberi susu 100x/menit; frek. nafas: 24x/menit; berat badan: 27
botol, dan terlalu cepat diberi makanan padat. pada kg; tinggi badan: 90 cm; status gizi: BB/Umur :
pejamu (host) yang dapat meningkatkan kerentanan percentil 50th, kesan baik. TB/umur: percentil 50th,
pejamu terhadap enteropatogen diantaranya adalah kesan baik. Pertumbuhan dalam batas normal.
malnutrisi dan bayi berat badan lahir rendah
(BBLR), imunodefisiensi atau imunodepresi, Kepala, hidung, dan mulut dalam batas normal.
rendahnya kadar asam lambung, dan peningkatan Mata tidak terlihat cekung, air mata ada, sklera
motilitas usus (Markum dkk, 2000). putih, konjungtiva kemerahan tidak pucat. Regio
coli tidak ditemukan adanya peningkatan Jugular
Penelitian mengenai faktor-faktor yang Venous Pressure (JVP), tidak ditemukan
berhubungan dengan kejadian diare akut pada anak pembesaran limfonodi di regio coli. Pada region
diperlukan agar dapat dilakukan tindakan pulmo secara inspeksi tidak tampak retraksi
interkostal, secara palpasi dalam batas normal, Pada pasien ini termasuk dalam jenis keluarga inti
secara perkusi ditemukan bunyi sonor pada kedua dimana dalam satu rumah terdiri sepasang suami
lapang paru, dan pada auskultasi ditemukan napas istri dan 2 orang anak.
vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-). Batas
jantung normal, tidak terlihat besar, S1-S2 normal,
tidak ditemukan murmur maupun gallop. Regio Hubungan Antar Keluarga
abdomen tidak ditemukan hepatomegali maupun
splenomegali, dan bising usus terdengar normal 8- Family Map
10x/menit. Ektremitas superior dan inferior dalam
batas normal. Turgor kulit normal, rasa haus biasa. Ayah
Ibu Pasien
Pasien
Status neurologis : Reflek fisiologis normal, Tn. M
Ny. D
reflekpatologis (-)

Motorik kekuatan otot ekstremitas: Kakak Pasien


pasien An.Na
5 5 An.I

5 5
Perempuan Dibuat tanggal 6/7/2015 oleh:
Sensorik sensasi taktil: Komang Indra SW, S.Ked
Laki-laki
+ +
Dekat dan berhubungan baik
+ +
Gambar 2. Hubungan antar keluarga An.Na

2. Data Keluarga
3. Data Lingkungan Rumah
Pasien adalah anak tunggal. Bentuk keluarga pasien
adalah keluarga besar yaitu terdiri dari orang tua Pasien tinggal di pemukiman padat, luas rumah
istri, suami, istri, seorang anak dan kakak dari istri 9x14 m2 dengan 1 lantai. Tinggal bersama orangtua
berjumlah 3 orang. Hubungan antar anggota dan satu kakak laki-laki. Jarak dari puskesmas 
keluarga baik, penyelesaian masalah dengan 700 meter. Dinding tembok, berlantaikan ubin,
diskusi keluarga. Sehari-hari pasien diasuh oleh memiliki 5 jendela di ruang tamu, memiliki 3
ibunya. kamar. Memiliki 2 kamar mandi dan cukup dekat
dengan dapur. Pencahayaan pada rumah,
Genogram khususnya kamar, kurang, dikarenakan jendela
jarang di buka. Jendela terdapat di ruang tamu, di
kamar pasien dan di kamar kakak pasien. Ayah
pasien memiliki 1 buat sepeda motor. Beberapa
barang elektronik seperti televisi dan VCD player
diletakkan di ruang keluarga. Terdapat satu ruang
gudang seluas 2x2 meter. Penerangan
menggunakan lampu listrik, sumber air berasal dari
sumur bor yang berjarak 5m dari septic tank.

4. Data Okupasi
Dibuat tanggal 19/10/2017
Perempuan
oleh: Asoly Giovano, S.Ked
Lokasi: rumah sendiri (orangtua pasien).
Laki-laki Pasien seorang anak dan belum menjalani
pendidikan formal maupun non-formal.
Tinggal dalam satu rumah
Diagnostik Holistik Awal
Pasien
1. Aspek Personal
Gambar 1. Genogram Keluarga An. D - Alasan kedatangan: buang air besar cair.
- Kekhawatiran: Ibu khawatir apabila sakit
apalagi sampai dirawat karena diare yang
berkelanjutan.
- Harapan: dapat sembuh dari penyakit
sehingga bisa anak bisa buang air
besartivitas dengan baik.
- Persepsi: anak sakit diare
2. Aspek Klinik
Diare (Gastroenteritis) Akut (ICD-X- A-09)
3. Aspek Risiko Internal
- usia bawah lima tahun, belum sekolah.
- Ayah memiliki kebiasaan merokok.
- Pengetahuan ibu mengenai faktor-faktor
yang dapat menimbulkan penyakit cukup.
4. Aspek Psikososial Keluarga
- Pasien tinggal bersama kedua orangtua
dan kakak sehingga pengawasan pada
pasien untuk menghindari faktor penyakit
cukup.
- Orangtua khawatir terhadap kesehatan
anaknya.
5. Derajat Fungsional :
- 3 (mampu berinteraksi tidak mampu
bermain seperti biasa)

Intervensi :

Non-medikamentosa:
- Edukasi dan konseling mengenai penyakit
diare pada ibu pasien dan keluarga.
- Edukasi dan konseling mengenai faktor-faktor
timbulnya penyakit diare pada pasien dan
keluarga.
- Edukasi untuk melasanakan pengobatan yang
maksimal, dan manfaat tiap-tiap pengobatan
- Edukasi dan konseling untuk melakukan
pencegahan perburukan penyakit.
- Konseling kepada keluarga pasien untuk tidak
khawatir berlebih dan mengalihkan stress
psikososial dengan hal-hal bersifat positif.

Medikamentosa:
- Zinc 20 mg 1x1, selama 10 hari
- Oralit sachet 1x1

Intervensi dalam 3 kali kunjungan rumah.


Tindakan: Behaviour Treatment: Edukasi mengenai
diare, mengenali tanda diare yang memburuk dan
dehidrasi dan cara mencegahnya, mengurangi
faktor yang menimbulkan diare seperti menjaga
kebersihan personal maupun lingkungan,
membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas, menjaga kebersihan alat
makan, menjauhi asap rokok, memberikan
makanan tambahan yang bergizi, dan segera
berobat apabila keluhan lain timbul.

Anda mungkin juga menyukai