Pertama-tama kami memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas
terwujudnya penyusunan Buku Panduan Praktik Klinis Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi
FKUP-RSHS. Buku Panduan Praktik Klinis ini diharapkan dapat memberikan arahan kepada staf medis
dan peserta didik PPDS I Obstetri dan Ginekologi dalam proses pelayanan kesehatan yang
dilakukan di Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi FKUP-RSHS. Selain itu juga diharapkan
dapat menjadi dasar untuk mengatur tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis (clinical
governance) yang baik, agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien dirumah sakit lebih
terjamin dan terlindungi serta dalam rangka peningkatan profesionalisme staf medis. Hal itu sejalan
dengan amanat Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
menerangkan tentang kewajiban menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya, serta Undang
Undang RI nomor 44 Tahun 2010 tentang Rumah Sakit pada pasal 33 menerangkan tentang
organisasi rumah sakit yang efektif, efisien, dan akuntabel, terkait dilaksanakannya sistem
pembiayaan (asuransi) kesehatan universal coverage bagi seluruh rakyat.
Sebagai salah satu rumah sakit pendidikan maka penyusunan Panduan Praktik Klinis (PPK)
berdasarkan pendekatan Evidence-basedMedicine ( EBM) dan atau Health Technology
Assessment ( HTA) tidak akan sulit dilakukan. Isi Panduan Praktik Klinis (PPK) itu dari terdiri
sekurang kurangnya dari Definisi/pengertian, Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Kriteria, Diagnosis,
Diagnosis Banding, Pemeriksaan Penunjang, Terapi, Edukasi, Prognosis dan Kepustakaan.
Penyusunan Panduan Praktik Klinis (PPK) ini mencakup Tatalaksana penyakit pasien dalam kondisi
tunggal dengan/tanpa komplikasi, dan atau Tatalaksana pasien berdasarkan kondisi. Panduan ini
akan di- review setiap 2 tahun sekali (Permenkes. No 1438 tahun 2010), sehingga secara tidak
langsung mutu pelayanan dan keselamatan pasien dapat dijaga agar sesuai dengan standar yang
diharapkan
(saat ini dengan menggunakan standar Joint Commission International Accreditation Standart
for Hospitals 5 edition).
Kepada tim penyusun dan staf medis Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi FKUP-RSHS,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas jerih payahnya. Akhir kata apa yang
kita perbuat ini adalah demi kepentingan seluruh stakeholder FKUP dan RSHS serta masyarakat
Indonesia pada umumnya. Kepada-Nyakita memohon untuk mendapat petunjuk dan pedoman hidup
yang sebesar-besarnya. Amin.
Divisi Uroginekologi
KATA PENGANTAR
KONTRIBUTOR PENYUSUNAN PPK i
DAFTAR ISI
BAGIAN I OBSTETRI
1. ASUHAN ANTENATAL...............................................................................................................1
2. HIPEREMIS GRAVIDARUM.......................................................................................................3
3. GRAVIDOGRAM.......................................................................................................................... 5
4. ASUHAN KALA I PERSALINAN...............................................................................................7
5. PARTOGRAF............................................................................................................................... 12
6. UJI TANPA BEBAN / NON STRESS TEST (NTS)...................................................................15
7. UJI BEBAN KONTRAKSI (CONRACTION STRESS TEST/CST) ATAU
UJI DENGAN OKSITOSIN (OXYTOCIN CHALLENGE TEST/OCT)............................................18
8. PEMANTAUAN DENYUT JANTUNG JANIN DALAM PERSALINAN
BAGIAN II GINEKOLOGI
ASUHAN ANTENATAL
sera n g ka ian k eg i a t p e m a n ta u a n ru
m la k u a a s uh a n ant en a t al y a n g b a ik ,
t in s e l a m a k e h m i l an . U nt k
p et u g a s pe l a s a na a s u h a n ha r u s memiliki
kompetensi untuk mengenali perubahan hormonal, anatomi, dan fisiologi
yang terkait dengan proses kehamilan. Pemahaman perubahan fisiologis
tersebut adalah dasar untuk mengenali kondisi patologis kesehatan ibu dan
bayi yang dikandungnya, termasuk melakukan rujukan optimal dan tepat
waktu.
2. Tujuan a. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas
kesehatan
b. Mengupayakan kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya
c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan
kehamilannya
d. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi
e. Memberikan edukasi untuk menjaga kualitas kehamilan
f. Menghindarkan masalah kesehatan yang dapat membahayakan ibu
hamil dan bayi yang dikandungnya.
3. Pengamatan Dan Agar dapat melakukan asuhan antenatal, petugas kesehatan harus
Pemeriksaan mengetahui hal-hal berikut ini:
Antenatal 1. Perubahan fisiologis hormonal pada kehamilan
2. Uji hormonal kehamilan
3. Perubahan anatomi dan fisiologi pada kehamilan
a. Pembesaran disertai penipisan dinding uterus
b. Deteksi DJJ
c. Gerakan janin
d. Palpasi bagian-bagian tubuh
e. Ballotement
4. Jadwal kunjungan asuhan antenatal
5. Pemeriksaan rutin dan penelusuran penyulit selama kehamilan
a. Pemeriksaan Umum (generalis)
b. Pemeriksaan Khusus (lokalis)
c. Pemeriksaan Abdomen
● Inspeksi
● Palpasi
● Auskultasi
d. Pemeriksaan laboratorium
e. Pemeriksaan tambahan (Ultrasonografi, Rontgen, Genetika, dsb)
6. Pemantauan gejala dan tanda bahaya selama kehamilan
a. Perdarahan pada kehamilan muda dan lanjut
b. Hipertensi atau Kejang
c. Nyeri perut menjelang persalinan
d. Beberapa gejala dan tanda Terkait dengan gangguan kehamilan
adalah:
● Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan
● Disuria
● Menggigil atau demam
● Ketuban Pecah Dini atau Sebelum Waktunya
● Uterus lebih besar/lebih kecil dari usia kehamilan yang
sesungguhnya.
e. Gangguan kesehatan dan penyakit berbahaya yang menyertai
kehamilan
● Tuberkulosis Paru
● Malaria
● Hepatitis B
● Infeksi Menular Seksual (IMS)
● Dekompensatio Kordis
● HIV/AIDS (Prevention of Mother to Child Transmission-
PMTCT)
7. Pemantauan pada kunjungan berkala asuhan antenatalAnjurkan ibu
untuk melakukan kunjungan antenatal secara berkala dan teratur.
Lakukan pemeriksaan dan pencatatan kesehatan ibu hamil dari satu
kunjungan ke kunjungan berikutnya, yaitu:
● Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil
● Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
● Menilai Kesejahteraan Janin
8. Edukasi kesehatan bagi ibu hamil
Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan
untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamil dan
keluarganya. Beberapa informasi penting tersebut adalah:
a. Nutrisi yang adekuat
Kalori
Protein
Kalsium
Zat besi
Asam folat
b. Perawatan payudara
c. Perawatan gigi
d. Kebersihan tubuh dan pakaian
HIPEREMIS GRAVIDARUM
1. Mual dan muntah hebat yang mungkin diikuti terjadinya dehidrasi.
Batasan Muntah persisten menyebabkan hipotensi postural, takikardi, gangguan
elektrolit, ketosis, dan kehilangan berat badan. Hiperemesis gravidarum
berat merupakan keadaan darurat yang harus segera ditangani.
2. Kriteria Diagnosis Kehamilan muda (4-16 minggu)
● Mual disertai muntah hebat dan berulang
● Semua yang di minum atau di makan kembali dimuntahkan
● Dapat disertai tanda dehidrasi ringan sampai berat
● Turgor kulit menurun
3. Diagnosis ● Dispepsia
Banding ● Migrain-vertigo
● Iritasi peritoneal, mis : pada Kehamilan Ektopik Terganggu
4. Penunjang Laboratorium
● Keton (+)
● USG
- Menentukan letak kantung kehamilan intra atau ekstrauterin
- Menentukan jumlah janin
- Menentukan usia kehamilan
GRAVIDOGRAM
1. Batasan Suatu rekam grafik/nomogram untuk memantau pertumbuhan Janin
dan keadaan ibu dalam kehamilan
Formulir status pemeriksaan kehamilan ibu yang memuat data tentang :
- Karakteristik pasien (umur, paritas, tinggi badan, berat
badan)
- Tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Tinggi fundus uteri (cm)
- Lingkaran perut (cm)
- Letak janin
- Bunyi jantung janin (TBBJ, BJJ)
- Pemeriksaan penunjang : Laboratorium
USG
Karditokografi
2. Penggunaan Dan • Pengisian dilakukan untuk setiap pasien yang datang untuk
Penilaian pemeriksaan kehamilan.
• Hari pertama haid terakhir harus jelas.
• Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan setelah kandung
kencing dikosongkan.
• Ukuran tinggi fundus uteri dari puncak pubis ke puncak fundus
(S-F).
• Penilaian ada tidaknya gangguan pertumbuhan janin secara
klinis dengan melihat tinggi S-F yang sesuai usia kehamilan
pada grafik.
Catatan : Bila tinggi fundus uteri sesuai dengan tuanya kehamilan
baik > 2 SD (< 90 persentil) maupun < 2 SD (< 10 persentil) harus
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, diantaranya :
1. Tanya ulang HPHT untuk penemuan ulang umur kehamilan.
2. USG
NAMA : HPHT :
ALAMAT : TAKSIRAN P ERSALINAN :
NO.Rekam Medik :
TGL PEMERIKSAAN
UMUR KEHAMILAN (Minggu) BERAT BADAN (Kg) TEKANAN DARAH (mmHg) TINGGI FUNDUS (Cm) LINGKA
BJJ
TBJJ Hb(Gr%)
URINE (Rutin)
GULA DARAH (N) > 20Mgg IMUNISASI
USG KTG
1. Asuhan Persalinan Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup
Normal dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang
seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat
terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).
Asuhan Persalinan Normal harus diterapkan sesuai dengan standar asuhan
bagi semua ibu bersalin di setiap tahapan persalinan oleh setiap
penolong persalinan yang kompeten dan dimanapun hal tersebut terjadi.
Penolong persalinan mungkin saja seorang bidan, perawat, dokter umum
atau spesialis obstetri tetapi mereka harus memahami dan mampu
melaksanakan praktik terbaik dalam APN.
2. Asuhan Kala I 1. Praktik terbaik dalam APN:
Persalinan
a. Pencegahan Infeksi
b. Memantau kemajuan dan membuat keputusan klinik
c. Asuhan Sayang Ibu
d. Persiapan dan merujuk secara tepat waktu dan optimal bagi ibu
dan bayi baru lahir.
e. Menghindarkan berbagai tindakan yang tidak perlu atau
berbahaya
f. Manajemen Aktif Kala III
g. Inisiasi Menyusu Dini dan Kontak Kulit Ibu-Bayi
h. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
i. Pemantauan kondisi optimal dan antisipasi komplikasi
j. Asuhan Nifas
k. Edukasi ibu dan keluarganya
l. Rekam Medik, Pencatatan dan Pelaporan
S y o k
● B e lu m in partu atau fase laten memanjang
● Partus lama
● Penyakit sistemik yang berat (ikterus, anemia, vitium cordis,
TBC, DM)
3. Persiapan Asuhan Persalinan
Dimanapun asuhan persalinan dilaksanakan, lakukan persiapan umum
berikut ini:
● Kamar bersalin bersih, suhu nyaman, sirkulasi baik dan
terlindung dari tiupan angin.
● Air bersih dan mengalir untuk 24 jam.
● Disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
● Larutan sabun, antiseptik, dekontaminan/DTT, deterjen, kain
pembersih, kain pel, sarung tangan, dan peralatan-bahan proses
peralatan pakai ulang
● Ruang inpartu/observasi dan kamar mandi
● Tempat tidur yang bersih untuk ibu dan rawat gabung BBL.
● Meja resusitasi dan asuhan BBL (dilengkapi radiant warmer) .
● Meja instrumen
● Wadah dan proses limbah
1. Persiapan Peralatan, Obat-Obatan dan Bahan yang
Diperlukan
Daftar perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan
untuk asuhan persalinan dan BBL diuraikan dalam Lampiran.
Pastikan semuanya lengkap tersedia dan peralatan harus dalam
keadaan siap pakai. Ketidakmampuan menyediakan semua peralatan,
obat, bahan dan pasokan pada saat diperlukan akan meningkatkan
risiko komplikasi dan membahayakan keselamatan jiwa ibu dan BBL.
2. Persiapan Rujukan.
Jika ibu datang hanya untuk mendapatkan asuhan persalinan dan
kelahiran bayi dan tidak memahami bahwa kondisinya mungkin akan
memerlukan upaya rujukan maka lakukan konseling terhadap ibu dan
keluarganya untuk membantu mereka membuat rencana. Sebelum
dirujuk, kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya.
Siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan/perawatan
yang telah diberikan dan kemajuan persalinan (partograf)
untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
3. Dukungan Emosional
Anjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama
persalinan dan proses kelahiran bayinya. Minta mereka berperan
aktif dalam mendukung dan mengenali berbagai upaya yang
mungkin sangat membantu kenyamanan ibu. Hargai keinginan
ibu untuk menghadirkan kerabat atau teman khusus untuk menemaninya.
4. Mengatur Posisi
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama
persalinan dan minta suami dan pendamping lainnya
untuk membantu ibu. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok,
berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak atau jongkok dapat
membantu turunnya kepala bayi dan dapat memperpendek waktu
persalinan. Beritahukan pada ibu untuk tidak berbaring telentang lebih
dari 10 menit.
5. Pemberian Cairan dan Nutrisi
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minum
air) selama persalinan. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase
laten tetapi setelah masuk difase aktif, mereka hanya ingin
mengkonsumsi cairan saja. Minta agar keluarganya menawarkan ibu
untuk minum dan makanan sesering mungkin selama persalinan.
6. Kamar Mandi
WHO dan Asosiasi Rumah Sakit Internasional tidak
merekomendasikan kamar mandi/toilet dikamar bersalin karena dapat
meningkatkan risiko infeksi nosokomial dan menurunkan tingkat
sanitasi kamar bersalin (tingginya frekuensi dan khalayak pengguna,
lalu lintas antar ruang, cemaran mikroorganisme, percikan air atau
sekret tubuh membasahi lantai yang basah dan meningkatkan risiko
infeksi
7. Pencegahan Infeksi
Menjaga sanitasi ruangan dan lingkungan harus pada tingkat tertinggi.
Kepatuhan dalam menjalankan praktik-praktik pencegahan infeksi,
akan melindungi penolong persalinan dan keluarga ibu dari infeksi.
Anjurkan ibu membersihkan diri di awal persalinan dan memakai
pakaian yang bersih. Praktik mencuci tangan, menggunakan peralatan
steril/DTT dan barier protektif akan menurunkan risiko infeksi ke
tingkat yang paling rendah.
8. Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan
penggunaan partograf adalah:
● Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
● Menilai persalinan berjalan normal atau abnormal
● Rekam medik kondisi awal ibu dan bayi, asuhan yang
diberikan, perubahan kondisi dan upaya koreksi kondisi ibu,
kondisi bayi, kemajuan proses persalinan, bahan dan
medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,
membuat keputusan klinik dan asuhan/tindakan yang
diberikan dan keluaran pelayanan ibu bersalin dan bayi baru
lahir.
Partograf digunakan untuk:
● Semua ibu dalam persalinan
● Persalinan fisiologis maupun patologis.
● Setiap fasilitas kesehatan baik pemerintah atau swasta
● Digunakan oleh semua penolong persalinan
3. Asuhan Kala II Kala II Persalinan
Persalinan Proses-proses fisiologis dengan adanya gejala dan tanda kala dua dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Penolong persalinan, harus memiliki
kompetensi untuk memfasilitasi berbagai proses tersebut, mencegah
terjadinya berbagai penyulit, mengenali gangguan atau komplikasi
sejak tahap yang paling dini, dan menatalaksana atau merujuk ibu
bersalin secara optimal dan tepat waktu. Persalinan kala dua dimulai
ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya
bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi.
Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah:
● Rasa ingin meneran bersamaan dengan kontraksi.
● Desakan/tekanan pada rektum atau vagina
● Perineum menonjol.
● Vulva dan sfingter ani membuka.
● Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
P Pastikan kala dua dengan menemukan tanda-tanda berikut ini:
● Pembukaan serviks telah lengkap
● Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
1. Persiapan Penolong Persalinan
● Sarung Tangan
● Pelindung Diri
● Persiapan Tempat Persalinan, Peralatan dan Bahan
● Penyiapan Tempat dan Lingkungan untuk Kelahiran Bayi
● Persiapan Ibu dan Keluarga
□ Asuhan sayang ibu
□ Membersihkan perineum
□ Mengosongkan kandung kemih
Amniotomi
2. Penatalaksanaan Fisiologis Kala Dua
● Membimbing ibu untuk meneran
● Pastikan kala dua dan membimbing ibu untuk meneran
● Membantu ibu memilih posisi saat meneran
□ Posisi duduk/setengah duduk
Jongkok/berdiri
□ Merangkak/miring ke kiri
● Menilai cara dan kemajuan proses meneran
● Memastikan ibu meneran efektif atau perlu bantuan
3 Menolong Kelahiran Bayi
● Mengatur posisi akhir untuk melahirkan bayi
● Pencegahan laserasi
● Episiotomi hanya dilakukan atas indikasi
□ Gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan
tindakan
□ Hambatan dan intervensi untuk segera melahirkan bayi
(sungsang, distosia bahu, ekstraksi cunam atau vakum)
□ Jaringan parut/rigiditas perineum memperlambat kelahiran
bayi
● Melahirkan kepala dan memeriksa kemungkinan lilitan tali pusat
● Melahirkan bahu
Antisipasi gejala dan tanda distosia bahu:
□ Kepala seperti tertahan didalam vagina.
□ Kepala lahir tetapi tidak terjadi putaran paksi luar.
□ Kepala sempat keluar tetapi tertarik kembali ke dalam vagina
(turtle sign).
● Melahirkan Seluruh Tubuh Bayi
● Mengeringkan tubuh bayi dan meletakkannya pada perut bawah
ibu
● Menyuntikkan oksitosin
● Menjepit tali pusat
Pemantauan Selama Kala Dua Persalinan
Selama berlangsungnya kala dua persalinan, lakukan pemantauan
sebagai berikut:
● Nadi setiap 30 menit
● Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
● DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit
● Penurunan kepala bayi setiap 30 menit (periksa luar)
● Selaput dan cairan ketuban (U/J/M/D/K)
● Kemungkinan presentasi majemuk atau tali pusat disamping atau
terkemuka
● Putaran paksi luar
● Kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelum bayi pertama lahir
● Catat semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada catatan
persalinan
4. Lakukan Tindakan ● Syok
Awal Dan Merujuk Ibu ● Dehidrasi berat
Apabila Ditemukan ● Infeksi atau sepsis
Gejala Dan Tanda ● Preeklampsia berat/Eklampsia
Berikut Ini ● Inersia uteri hipotonik
● Gawat janin (Fase kompensasi)
● Bagian terbawah janin masih tinggi setelah dipimpin meneran
● Ramalan atau dugaan distosia
● Keluar mekoneum kental disertai memburuknya kondisi bayi dalam
rahim
● Prolapsus funikili
● DJJ makin buruk dengan makin turunnya kepala (lilitan atau simpul
tali pusat)
● Kehamilan kembar yang tidak terdiagnosis sebelumnya
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
OBSTETRI 5
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG