| Pengaruh Herbisida Paraquat Dichlorida Oral terhadap Derajat Kerusakan pada Esofagus Tikus <9>
1 CM
1 CM 1 CM
JuKe Unila | Volume X | Nomor X | Maret 2015 | 1
Indri Windarti dkk. | Pengaruh Herbisida Paraquat Dichlorida Oral terhadap Derajat Kerusakan pada Esofagus Tikus <9>
paraquat dengan sembarangan dapat merusak diberi paraquat 100 mg/KgBB dan P4 yang
berbagai macam organ diantaranya adalah diberi paraquat 200 mg/KgBB.
jantung, ginjal, hati, otot, limfa, kelenjar Gambaran derajat kerusakan esofagus
suprarenal, susunan saraf pusat dan juga dapat dilihat melalui pengamatan mikroskopis
merusak traktus gastrointestinal.3 dengan pewarnaan Hematoxilin Eosin.
Traktus gastrointestinal merupakan Pengamatan dilakukan menggunakan
tempat awal kerusakan yang ditandai dengan mikroskop dengan perbesaran 10 kali dan 40
kerusakan permukaan mukosa usus oleh kali pada seluruh lapang pandang. Penilaian
karena paraquat. Toksisitas ini bermanifestasi kerusakan mukosa esofagus dengan
seperti mukosa yang edema dan membengkak menggunakan sistem skor berdasarkan skor
dan ulserasi pada mulut, faring, esofagus, sebagai berikut 1=Normal; 2=Deskuamasi
lambung dan usus yang sangat nyeri. 4 epitel; 3=Erosi permukaan sel; 4=Ulserasi.
Keracunan herbisida merupakan permasalahan Penilaian derajat kerusakan esofagus diambil
kesehatan masyarakat di negara berkembang dari kerusakan tertinggi kemudian dijumlahkan
dengan perkiraan sekitar 300.000 kematian di dan direratakan. Analisis data menggunakan uji
regio Asia Pasifik sendiri. Sebagai contoh, di Sri Shapiro-Wilk yang digunakan untuk uji
Lanka ada sekitar 300−400 orang yang normalitas data. Apabila sebaran data normal,
keracunan herbisida per−100.000 populasi maka digunakan uji One Way ANOVA. Apabila
setiap tahun. Paraquat merupakan agen sebaran data tidak normal, maka digunakan uji
penyebab kematian utama di Sri Lanka. Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann
Keracunan paraquat tidak hanya merupakan Whitney. Uji statistik dilakukan pada derajat
masalah di regio Asia Pasifik. Pada tahun kepercayaan 95% dengan α=0,05. Hasil uji
1986−1990, 63% dari seluruh percobaan bunuh dinyatakan bermakna apabila p<0,05.
diri di Trinidad−Tobago dikarenakan paraquat.5 Penelitian ini telah lolos kaji etik oleh
Sedangkan di Indonesia, Data keracunan sulit Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
didapatkan, hal ini dikarenakan banyak kasus Kedokteran Universitas Lampung dengan
yang tidak dilaporkan.6 Penelitian ini untuk nomor 2313/UN26/8/DT/2014.
mengetahui pengaruh peningkatan dosis <11>
pemberian herbisida paraquat diklorida Hasil
per−oral terhadap derajat kerusakan esofagus Pemberian herbisida paraquat diklorida
tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur dengan dosis bertingkat menunjukkan adanya
Sprague dawley. peningkatan derajat kerusakan esofagus.
<11> Rerata derajat kerusakan esofagus secara
Metode berurutan yaitu pada kelompok kontrol sebesar
Penelitian ini dilaksanakan di 1,2; kelompok perlakuan 1 sebesar 1,6;
Laboraturium Patologi Anatomi Fakultas kelompok perlakuan 2 sebesar 2,6; kelompok
Kedokteran Universitas Lampung pada bulan perlakuan 3 sebesar 2,8; kelompok perlakuan 4
Oktober sampai November 2014. Penelitian ini sebesar 3,0. Grafik perbandingan rerata derajat
merupakan penelitian eksperimental kerusakan esofagus pada Gambar 1, sedangkan
laboratorik, yaitu untuk mempelajari suatu histopatologi tersaji pada Gambar 2.
fenomena dalam korelasi sebab−akibat, dengan 3.5 <11>
Rerata derajat kerusakan esofagus
Hasil uji normalitas didapatkan nilai dua kelompok percobaan, sehingga dilanjutkan
p=0,006 (p<0,05) sehingga data berdistribusi dengan uji Mann Whitney untuk mengetahui
tidak normal. Karena data berdistribusi tidak hubungan antar tiap kelompok percobaan.
normal maka dilakukan transformasi data,
Bold, calibri Hasil uji Kruskal-Wallis tersaji pada tabel 1.
kemudian dilanjutkan kembali dengan Tabel 3
font 10ujirata <11>
normalitas Shapiro-Wilk. Hasil uji Shapiro-Wilk Tabel 1. Analisis Mann Whitney<10> garis, isi
tengah
didapatkan nilai p=0,006 (p<0,05). Sehingga Klp K P1 P2 P3 P4 font 10
distribusi data tetap tidak normal. Kemudian K - 0,221 0,011* 0,007* 0,007* calibri spasi
dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil uji P1 0,221 - 0,031* 0,014* 0,014*
P2 0,011* 0,031* - 0,513 0,513 1
Kruskal-Wallis menunjukan bahwa p=0,002
P3 0,007* 0,014* 0,513 - 1,00
(p<0,005). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
P4 0,007* 0,014* 0,513 1,00 -
terdapat perbedaan bermakna pada lebih dari *Hasil uji Mann Whitney bermakna jika p<0,05 <8>
<11>
A B C
D E
<11>
Gambar 2. Mikroskopis Esofagus Normal dan Esofagus yang Mengalami Kerusakan Akibat Pemberian
Herbisida Paraquat Diklorida Per-Oral. Esophagus Normal K (A); Esofagus Perlakuan P1 (B); Esofagus
Perlakuan P2 (C); Esofagus Perlakuan P3 (D); Esofagus Perlakuan P4 (E). <10>
<11>
Pembahasan pada kelompok perlakuan 4 didapatkan nilai
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kerusakan 3.
terdapat perubahan gambaran histopatologis Perubahan gambaran histopatologis tikus
mukosa esofagus yang berbeda pada setiap putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague
kelompok sesuai dengan dosis perlakuan yang dawley disebabkan oleh karena efek korosif
diberikan. Semakin besar dosis perlakuan yang herbisida paraquat diklorida secara langsung
diberikan maka semakin meningkat jumlah pada mukosa esofagus. Secara normal esofagus
rerata kerusakan mukosa esofagus. Pada memiliki mekanisme pertahanan yang dapat
kelompok kontrol didapatkan nilai rata-rata melindungi esofagus terhadap bahan−bahan
kerusakan 1,2; pada kelompok perakuan 1 yang dapat menyebabkan perlukaan pada
didapatkan nilai rata-rata kerusakan 1,6; pada mukosanya. Adapun mekanisme pertahanan
kelompok perlakuan 2 didapatkan nilai rata- mukosa esofagus secara normal terdiri dari
rata kerusakan 2,6; pada kelompok perlakuan 3 pertahanan preepitel esofagus yang terdiri dari
didapatkan nilai rata-rata kerusakan 2,8; dan lapisan mukus, unstirred water layer dan ion-
ion bikarbonat (HCO3-).8 Terdapat pertahanan
mekanis epitel esofagus yang terdiri dari Lampung. Jurnal Kedokteran dan
membran sel apikal dan intercellular junctional Kesehatan Universitas Lampung. 2011;
dan yang terakhir adalah pertahanan post 1(1):61-9.
epitel esofagus berupa aliran darah yang 3. Moon Y, Song Y, Moon HS. The potential
berfungsi untuk mensuplai ion bikarbonat ke acid producting capacity and factors
dalam ruang interseluler.8,9 controlling oxidation tailings in Guyong
Ketika herbisida paraquat diklorida mine. Korea: Environ Geol. 2008; 53:1787-
dimasukan melalui sonde, herbisida paraquat 97.
diklorida tersebut akan mengalir ke sekitar 4. Oliveira RJ. Paraquat poisonings:
mukosa esofagus dan terjadinya kontak secara Mechanism of lung toxicity, clinical
langsung antara herbisida paraquat diklorida features, and treatment. Critical Reveiws in
dengan esofagus akan mengakibatkan Toxicology. 2008; 38:13-71.
kerusakan pada mekanisme pertahanannya 5. Gamarammana IB, Buckley NA. Medical
tersebut.9,10 Mekanisme pertama yang terjadi management of paraquat ingestion. Br J
setelah terjadi kontak langsung antara Clin Pharmacol. 2011; 72(5):745-57.
paraquat dengan esofagus adalah tidak 6. Saftarina F. Hubungan pemaparan pestisida
terbentuknya gel viskoelastik yang secara terhadap jumlah leukosit dan trombosit
normal akan dihasilkan pada tahap pertahanan pada petani padi di desa RJ Bandar
esofagus preepitel. Tidak terbentuknya gel Lampung. Jurnal Kedokteran dan
viskoelastik tersebut mengakibatkan Kesehatan Universitas Lampung. 2011;
molekul−molekul paraquat yang berukuran 1(2):81−93.
besar tidak dapat tertahan dan akhirnya masuk 7. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian
kedalam epitel esofagus sehingga mengikis kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.
permukaan epitel mukosa esofagus secara 8. Orlando RC. Esophageal mucosal defense
bertahap dimulai dari deskuamasi epitel, erosi mechanism [internet]. GI Motility Online;
epitel, lalu sampai pada tahap ulserasi 2006 [Diakses tanggal 14 September 2014].
epitel.11,12 Tersedia dari:
Selain itu, paraquat memiliki kandungan http://www.nature.com/gimo/contents/pt
ion karbon, hidrogen, dan nitrogen. Akibat 1/full/gimo15.html.
adanya gangguan dari pertahanan mekanis 9. Sabzghabaee AM, Eizadi-Mood N,
esofagus, ion hidrogen tersebut dapat Montazeri K, Yaraghi A, Golabi M. Fatality in
melewati membran sel dalam jumlah yang paraquat poisoning. Singapore Med J.
cukup banyak sehingga terjadi penurunan pH 2010; 51(6): 496-500.
sitosol sel dan pH tersebut dapat 10. Backley NA, Karalliedde L, Dawson A,
dipertahankan keasamannya dalam waktu yang Senanayake N, Eddleston M. Where is the
lama sehingga mampu merusak proses evidence for treatments used in pesticide
respirasi sel.8,13 poisoning? Is clinical toxicology fiddling
<11> while the developing world burns? J Toxicol
Simpulan Clin. 2004; 4(1):113-6.
Terdapat pengaruh peningkatan dosis 11. Price S, Wilson L. Patofisiologi: Konsep
herbisida golongan paraquat diklorida klinis proses−proses penyakit. Edisi ke-6.
terhadap derajat kerusakan esofagus tikus Jakarta: EGC. 2005.
putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague 12. Dargan P, Shiew C, Greene S,
dawley. Gawarammana I, Jones A. Paraquat
Poisoning: Caution in interpreting
prognosis based on plasma paraquat
concentration. Clinical Toxicology.2006;
44:762−8.
Daftar Pustaka 13. Wilks MF, Tomenson JA, Fernando R,
1. Anwar R. Uji berbagai herbisida dalam Ariyananda PL, Berry DJ, Buckley NA et al.
pengendalian gulma tanaman karet. Formulation changes and time trends in
Bengkulu: Unihaz; 2009. outcome following paraquat ingestion in Sri
2. Saftarina F. Analisis keracunan pestisida Lanka. Clin Toxicol. 2011; 49(1):21−8.
pada petani padi di desa RJ Bandar