Anda di halaman 1dari 18

Data 1

Judul Lagu : Teluk Mandar


Cipt : A. Zulkifli Atjo. SH

A. Lirik Lagu Teluk Mandar

Kapal Ilai' matturang balango


Usanga i'omi kakau napole
Salili’u masae membolong
Dialle sasi dialle pulo

Tada suramu ubaca balisa rua


Saba karewao mambare saramu
Tania Suramu hara' napole
Salili sanna meloa sita rupa

Damo pettule asa'barangu tattanga


Rapang limbong sasi'na teluk mandar
Dao pettule maputena ateu
Rapang putena kasa pewalung

Mua tonganggo'o palla diwatangngu


Patua karewa mau nasappolonna
Anna'u mala namambayui
Salili'u mating di watammu

B. Terjemahan

Mata ini menyapu pandang pada sebuah awan


Kapal yang membuangkan jangkarnya dengan sebuah harap
engkaulah kanda yang hadir
Sungguh rindu ini membuatku resah
Dari luasnya sang laut dan pulau yang menghalangi kita

Bahkan sebuah surat yang kau kirim pun membuat masih dalam kegelisahan
Sebab tak lain surat ini hanya akan membuatku semakin memikirkanmu
Kanda, bukan surat ini yang aku harap
Aku hanya mengharapkan kau hadir dalam penuntasan rindu ini

Jangan pernah menanyakan kesabaran dalam penantianku


Penantian yang ibarat besarnya sang ombak di teluk mandar
Dan begitupun dengan kesucian hati ini padamu
Ibarat sehelai kafan yang begitu bersih dan suci
untuk dihadapkan kepada sang pencipta

Jika nanti rasa yang kau miliki padaku telah berubah


Jangan sungkan untuk menyampaikannya
Agar aku tahu kapan rindu ini
Untuk aku akhiri

C. Gaya Bahasa yang terdapat dalam lirik lagu Teluk Mandar

1. Personifikasi (Majas Perbandingan)


Gaya bahasa yang seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap
layaknya manusia.
 Kapal yang membungkan jaraknya dengan sebuah harapan
2. Hiperbola (Majas Perbandingan)
Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak
masuk akal.
 Sungguh rindu ini membuatku resah dari luasnya sang laut dan pulau yang
menghalangi kita.
3. Metafora (Majas Perbandingan)
Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin
disampaikan dalam bentuk ungkapan..
 Penantian yang ibarat besarnya sang ombak di Teluk Mandar
 Begitupun dengan kesucian hati ini padamu ibarat sehelai kain kafan yang
begitu bersih dan suci.

D. Pesan Moral Dalam Lirik Lagu Teluk Mandar


Pesan moral dalam lirik lagu Teluk Mandar adalah penantian akan
kehadiran kekasih yang tak kunjung datang. Dan akhirnya dia memberikan kabar
akan kepergiannya. Lagu ini mengajarkan kita arti sebuah kesabaran akan
penantian yang panjang dan kesetiaan cinta.
Data 2
Judul Lagu : Siwaliparri
Cipt : Drs. Sri Musdikawati, M. Hum

A. Lirik Lagu Siwaliparri

Towaine mandar nabalulu atauanganna


Mattior manette amala'bianna salilinna naandar
Bura' dibulang tiotto diwattu mattattangai
to sumombal Dalle' dipuang napole saba' sa'barna siwaliparri

Towaine mandar paindo mata allo


Membi'ar merakka' melamba mittu'galang diatonganang
Pammesa di puang naromai
Saba' akuanganna ma'ajappui

Diwattu mikke'de' tettongang


Dilalang mallete-letei dalle'na
Tambongi ta'allo siola sibaliparri

B. Terjemahan
Perempuan Mandar digulung sifatnya sendiri
Menenun kebijaksanaannya juga rindunya
Bunga menumpuk di bulan pada waktu menunggu seseorang merantau
Rezeki pada Tuhan akan datang karena kesabaran dalam bahu-membahu
Perempuan Mandar juga sinar matahari
Membungkuk dan merangkak berjalan memegang kebenaran
Kelak Tuhan akan menyambut menyatukan kembali
Sebab keakuannya merangkul
Pada saat berdiri memang benar
Di dalam menginjak-injak rezekinya
Saat malam juga siang bersama bahu-membahu
C. Gaya Bahasa yang terdapat dalam lirik lagu Siwaliparri

1. Personifikasi (Majas Perbandingan)


Gaya bahasa yang seakan menggantikan fungsi benda manti yang dapat bersikap
layaknya manusia.
 Bunga menumpuk di bulan pada waktu menunggu seseorang merantau
2. Hiperbola (Majas Perbandingan)
Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak
masuk akal.
 Perempuan mandar digulung sifatnya sendiri
 Menenun kebijaksanaannya juga rindunya
3. Klimaks (Majas Penegasan)
Yaitu mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi.
 Rezeki pada Tuhan akan datang karena kesabaran dalam bahu-membahu
4. Plenosme (Majas Penegasan)
Yaitu menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga terkesan tidak
efektif, namun memang sengaja untuk menegaskan suatu hal.
 Perempuan mandar juga sinar matahari
 Membungkak dan merangkak berjalan memang kebenaran
4. Litotes (Majas Pertentangan)
Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah perbandingan, litotes
merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, meskipun kenyataan yang
sebenarnya adalah yang sebaliknya.
 Pada saat berdiri memang benar
 Di dalam menginjak-injak rezekinya
5. Sinekdo (Majas Perbandingan)
Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan
sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang
menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda.
Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa
yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.
 Kelak Tuhan akan menyambut menyatuhkan kembali (Pars Pro Tato)
6. Antitesis (Majas Pertentangan)
Yaitu memadukan pasangan kata yang artinya bertentangan.
 Saat malam juga siang bahu-membahu

D. Pesan Moral Dalam Lirik Lagu Siwaliparri


Pesan moral dalam lirik lagu Siwaliparri adalah salah satu nilai-nilai
kearifan lokal masyarakat Polman. Siwaliparri terdiri dari tiga suku kata, si
(berhadapan), wali (lawan, musuh) dan parri (susah). Jadi secara sederhana
siwaliparri berarti saling membantu atau bergotong royong. Siwaliparri dari
konsep rumah tangga masyarakat mandar, selain sangat setia, juga pandai
menempatkan diri sebagai perempuan dan sebagai istri. Contohnya seperti
bapaknya yang memanjat kelapa lalu ibu yang membuat minyak dari kelapa dan
dijual kepasar untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya.
Data 3
Judul Lagu : Andiang Da’duammu
Cipt : Udin Kasim

A. Lirik Lagu Andiang Da’duammu


I’omo cinna mata’u
Sangga i’o dilalang diateu
Membolong tama di ate mapacinnu
Mokara namerasai panoso

Tenna nariandi da’duau di lalang di atemu


Bawama’ lao di lino tammembali
Sembangamma dau muingarang bomi

Okandi polemo’ mai


Bawama saliliu paulianna nyawau
Sawa’ sangga i’omo papperandanna nyawau
Andian.. Andian.. Da’duamu
B. Terjemahan
Kamulah yang diinginkan mataku
Cuma kamu yang ada dihatiku
Menetap di dalam hatiku yang bersih
Dan aku tidak akan merasakan penyesalan

Seandainya ada orang kedua selain aku


Bawalah aku kedunia yang tak bisa aku kembali,
Buanglah aku dan jangan ingat aku lagi

Wahai sayang, datanglah kemari


Bawa rasa rinduku sebagai obat dalam hatiku yang selama ini merindukanmu
Karna hanya kamu yang membuat hatiku menjadi tenang,
tidak ada, tidak ada selain dirimu
C. Gaya Bahasa yang terdapat dalam lirik lagu Andiang Da’duammu

1. Ironi (Majas Sindiran)


Yaitu menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada.
 Menetap didalam hatiku yang bersih dan aku tidak akan merasakan
penyesalan
2. Sinisme (Majas Sindiran)
Yaitu menyampaikan sindiran secara langsung.
 Kamulah yang diinginkan mataku
 Seandainya ada orang kedua selain aku
 Bawalah aku kedunia yang tak bisa aku kembali,
 Buanglah aku dan jangan ingat aku lagi
3. Repetisi (Majas Penegasan)
Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat.
 Kamulah yang diinginkan mataku Cuma kamu yang ada dihatiku

D. Pesan Moral Dalam Lirik Lagu Andiang Da’duammu


Pesan moral dalam lirik lagu Andiang Da’duammu adalah mengajarkan
kita dalam kesetiaan, mencintai dengan ketulusan dan kesabaran dalam
penantian yang panjang. Andiang da’duammu artinya tiada duamu didalam hati
ku ini.
Data 4
Judul Lagu : Usombalang Salili’u
Cipt : Kokang

A. Lirik Lagu Usombalang Salili’u

Sae alloma' iyau ditangngana lolangang


Siwali arus sialla kala-kala
Ditangnganama' lolangang nawua-wua lembong
Massombalang todzi' salili'u

Maloang sasi' todzi' ulimbangngi


Pitu ba'bana binanga ulandurri topa
Polema' mating kandi' mambawa salili'u I'dami todzi' ulle rundu-rundu pa'mai
Tenna' dadza' tallang buku saema' titalattang
Ma'ilalai batammu kandi'
B. Terjemahan

Sekian lama aku berada di tengah pengembaraan


Melawan arus dan berkelahi dengan cobaan
Aku berada di tengah pengembaraan yang dipermainkan ombak
Merantaukan belas kasih rinduku
Seluas laut aku arungi dengan seorang diri
Tujuh pintu hulu juga kulalui
Aku sudah datang kekasih membawa rinduku
Aku sudah tidak lagi kuat menahan sedihku
Jika tulangku tidak kuat, maka aku merapuh
Menyadari hadirmu kekasih

C. Gaya Bahasa yang terdapat dalam lirik lagu Usombalang Salili’u

1. Hiperbola (Majas Perbandingan)


Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak
masuk akal.
 Sekian lama aku berada di tengah pengembaraan
 Melawan arus dan berkelahi dengan cobaan
2. Klimaks (Majas Penegasan)
Yaitu mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi.
 Aku berada di tengah pengembaraan yang dipermainkan ombak
 Merantaukan belas kasih rinduku
3. Asosiasi (Majas Pebandingan)
Yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan
pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.
 Seluas laut aku arungi dengan seorang diri
 Tujuh pintu hulu juga kulalui
4. Repertis (Majas Penegasan)
Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat.

 Aku sudah datang kekasih membawa rinduku


 Aku sudah tidak lagi kuat menahan sedihku
5. Simile (Majas Sindiran)
Yaitu menyampaikan sindiran secara langsung.
 Jika tulangku tidak kuat, maka aku merapuh
 Menyadari hadirmu kekasih

D. Pesan Moral Dalam Lirik Lagu Usombalang Salili’u


Pesan moral dalam lirik lagu Usombalang Salili’u adalah ketika kita
mencintai dan menyanyangi seseorang, kita harus memperjuangkannya
walaupun kita berada jauh darinya Jika memang jarak dan waktu memisahkan
kita dengan seseorang yang kita cintai, maka rasa cinta kita juga kita bawa
bersama dengan pengembaraan, cobaan tidak jadi penghalang dalam mencintai
seseorang, tapi bagaimana dua hati saling menghargai dan menjalankan
komitmen yang telah disepakati sebelum cinta dihadapkan pada Tuhan.
Data 5
Judul Lagu : Accure Manere Sia
Cipt : Habib M / Baharuddin

A. Lirik Lagu Accure Manere Sia

Accura' marrere sia lolong di pinda-pindang


Mua' nadiang da'duammu diate
Peitamo dai' bulang tarrammi paindona
Sitteng tarranna elo'u dibatammu

Mua' melo'i muissang kalepunna cinnau


Peitamo' dai' bulang sappulo lima
Singali rindui bulang apper matanna allo
Anna murindui dilalang diateu
B. Terjemahan

Hancur aku seperti lelehnya garam menetes di piring kecil


Jika ada duaku di hatimu
Lihatlah ke atas rembulan
Begitu terangnya seperti terangnya keinginanku padamu

Jika kau ingin tahu baiknya rasaku


Lihatlah ke atas bulan ke lima puluh
Bulan kembar berdampingan dengan sinar matahari
Sehingga kau mirip dengannya dalam hatiku

C. Gaya Bahasa yang terdapat dalam lirik lagu Accure Manere Sia

1. Hiperbola (Majas Perbandingan)


Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak
masuk akal.
 Jika kau ingin tahu baiknya rasaku
 Lihatlah ke atas bulan ke lima puluh
 Bulan kembar berdampingan dengan sinar matahari
 Jika ada duaku di hatimu
 Lihatlah ke atas rembulan
 Bulan kembar berdampingan dengan sinar matahari
 Sehingga kau mirip dengannya dalam hatiku
2. Simile (Majas Sindiran)
Yaitu menyampaikan sindiran secara langsung.
 Hancur aku seperti lelehnya garam menetes di piring kecil

D. Pesan Moral Dalam Lirik Lagu Accure Manere Sia


Pesan moral dalam lirik lagu Accura Marrere Sia adalah ketika kita
merasa terpuruk dalam hal mencintai, kita harus bertahan sekali pun segala
macam cobaan menghampiri kita, kita seharusnya selalu berhati suci seperti
rembulan dan matahari tak pernah menuntut atas apa yang ke duanya berikan
kepada semesta.
Data 6
Judul Lagu : Patui Sallang
Cipt : Baharuddin Ekko

A. Lirik Lagu Patui Sallang

Suka' lessemu lumamba diwanuanna tau


Dinima' todzi balisa allo wongi
Mua' meitama naung' allo sambare tattambus
Dangnganambomi salili'u dziwatanmu

Sangga' wai mata papparare nyawau


Tambottu sangamu upodzi lawe-lawe
Bale' pole mo'o mai panawar salili'u
Pipimbalianga' sumanga'na nyawau

Opuappapoleanga' tau upomonge'


Tau upomonge' muanna tongamma' dini
Tuwo dzi sara nyawa takkarewamu
Tandiappatu sallammu
B. Terjemahan

Saat kepergianmu merantau di Negeri Asing


Aku di sini kian gelisah siang dan malam
Jika aku memandang matahari terbit setengah tak hilang
Akan muncul rinduku di hatimu
Hanya air mata penawar hatiku
Tak pernah berakhir namamu kusebut di bibirku
Cepatlah kau datang penawar rinduku
Sampaikanlah semangatnya hatiku
Tuhan bawakanlah aku orang yang sangat kudamba
Orang yang sangat kudamba kau tempatkan aku di sini
Hidup di gejolak batinku tanpa kabarmu
Belum ada kesucianmu

C. Gaya Bahasa yang terdapat dalam lirik lagu Patui Sallang

1. Hiperbola (Majas Perbandingan)


Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak
masuk akal.
 Jika aku memandang matahari terbit setengah tak hilang
 Akan muncul rinduku di hatimu
2. Antiklimaks (Majas Penegasan)
Berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk antiklimaks menegaskan
sesuatu dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi ke rendah.Aku berada di
tengah pengembaraan yang dipermainkan ombak
 Saat kepergianmu merantau di Negeri Asing
 Aku di sini kian gelisah siang dan malam
3. Ironi (Majas Sindiran)
Yaitu menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada.
 Hanya air mata penawar hatiku
 Tak pernah berakhir namamu kusebut di bibirku
4. Personifikasi (Majas Perbandingan)
Gaya bahasa yang seakan menggantikan fungsi benda manti yang dapat bersikap
layaknya manusia.
 Cepatlah kau datang penawar rinduku
 Sampaikanlah semangatnya hatiku
5. Repertis (Majas Penegasan)
Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat.

 Tuhan bawakanlah aku orang yang sangat kudamba


 Orang yang sangat kudamba kau tempatkan aku di sini
6. Metafora (Majas Perbandingan)
Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin
disampaikan dalam bentuk ungkapan..
 Hidup di gejolak batinku tanpa kabarmu

D. Pesan Moral Dalam Lirik Lagu Patui Sallang


Pesan moral dalam lirik lagu Patui Sallang adalah ketika seseorang yang
kita cintai berada jauh dari kita. Kita harus tetap menunggunya, meski pun hati
selalu memanggil namanya tapi tetap kesabaran harus dipelihara. Mintalah doa
kepada Tuhan, agar semuanya dapat kita lalui dengan hati yang tenang dan suci.
Data 7
Judul Lagu : Buraq Sendana
Cipt :

A. Lirik Lagu Buraq Sendana

Bura' sendana, bura' sendana


Lilio naung di kaeli
poleo naung, poleo naung
ko'bi-ko'bianda kaka'u
damo nadiong-damo nadiong
masae matturu' lawuang
kambang mata'u,kambang mata'u
meppatto sau di lawuang
jappo mi dini,jappomi dini
pasangan passinding dha-dha' u
najappo-jappo,najappo-jappo
uwai lolong di mata'u
bulan diaya-bulan diaya
meapa ami i kacicci
tumette ami-tumette ami
tumette jalepe bulawang
inai natannungan, inai natannungan
ana'na karaeng di tallo
pitu panona- pitu panona
mugette-gettel
di dha dhanna
uwala mesa-uwala mesa
upacco'boang na'iwaine
diang la'binna,diang la'binna
upacco'boang to mawuweng
B. Terjemahan

Bunga sendana, bunga sendana


Terbanglah turun ke kaili
Kau tiba di sana, kau tiba di sana
Tolong dendangkanlah kekasihku
Jangan ke sana, jangan ke sana
Sudah lama menuruti Lawuang
Mataku bengkak, mataku bengkak
Memagar menuju Lawuang
Sudah rapuh di sini, sudah rapuh di sini
Kesucian menempel di hatiku
Dirapuhkan, dirapuhkan
Air yang mengalir di mataku
Rembulan di atas, rembulan di atas
Sudah bagaimana keadaan perempuan itu
Juga menenun-juga menenun
Menenun kilau emas
Siapa yang menuntun-siapa yang menuntun
Anaknya raja di Tallo
Tujuh kebijaksanaan-tujuh kebijaksanaan
Yang kau tenteng di dadanya
Aku mengambil satu-aku mengambil satu
Untuk kuberi perempuan
Ada sisanya-ada sisanya
Untuk kuberi orang tua Analisis gaya
C. Gaya Bahasa yang terdapat dalam lirik lagu Patui Sallang

1. Tautologi (Majas Penegasan)


Yaitu menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi
atau ujaran.
 Bunga sendana, bunga sendana
 Terbanglah turun ke kaili
 Kau tiba di sana, kau tiba di sana
 Tolong dendangkanlah kekasihku
 Jangan ke sana, jangan ke sana
 Sudah lama menuruti Lawuang
 Mataku bengkak, mataku bengkak
 Memagar menuju Lawuang
 Sudah rapuh di sini, sudah rapuh di sini
 Kesucian menempel di hatiku
 Dirapuhkan, dirapuhkan
 Air yang mengalir di mataku
 Rembulan di atas, rembulan di atas
 Sudah bagaimana keadaan perempuan itu
 Juga menenun-juga menenun
 Menenun kilau emas
 Siapa yang menuntun-siapa yang menuntun
 Anaknya raja di Tallo
 Tujuh kebijaksanaan-tujuh kebijaksanaan
 Yang kau tenteng di dadanya
 Aku mengambil satu-aku mengambil satu
 Untuk kuberi perempuan
 Ada sisanya-ada sisanya
 Untuk kuberi orang tua Analisis gaya

D. Pesan Moral Dalam Lirik Lagu Patui Sallang


Pesan moral dalam lirik lagu Buraq Sendana adalah kita diajarkan
bagaimana selalu bersikap positif terhadap apa yang akan datang menghampiri
kita. Meski perbedaan selalu memecah, akan tetapi tekad untuk saling
menghargai selalu kita kedepankan.

Anda mungkin juga menyukai